• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penderita Hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2104.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Penderita Hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2104."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS A DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER TAHUN

2014

Rheza Ferdiansyah, 1210156.

Pembimbing I : Cindra Paskaria, dr.,MKM Pembimbing II : Sri Nadya Saanin, dr.,M.Kes

Latar Belakang Hepatitis A adalah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Terdapat sekitar 1,4 juta kasus baru infeksi virus hepatitis A per tahun, dengan angka kematian akibat hepatitis yaitu sekitar 1,5 juta kematian per tahun. Prevalensi hepatitis A adalah 19,3%. Di Jawa Barat prevalensi hepatitis pada tahun 2013 adalah 21,1%. Pada tahun 2011-2012, dilaporkan terjadi kejadian luar biasa hepatitis A di beberapa daerah seperti Bandung, Bogor, Lampung timur, Depok, dan Tasikmalaya.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran penderita Hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013–Desember 2014.

Metode Penelitian Penelitian ini adalah observasional deskriptif, desain ini dipilih untuk mengetahui gambaran penyakit hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

Hasil Penelitian Tercatat 142 orang penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014. Angka kejadian tertinggi terdapat pada kelompok usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 60 orang (42,25%). Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian tertinggi adalah pria (63,38%). Kelompok pelajar menjadi insidensi tertinggi yaitu sebesar 25,35%. Keluhan utama terbanyak adalah mual yaitu sebesar 47,88%. Berdasarkan pemeriksaan IgM anti-HAV yang terbanyak adalah reaktif (84,5%). Berdasarkan pemeriksaan SGOT:SGPT adalah 74,64%:47,88%. Berdasarkan pemeriksaan bilirubin total, direk, dan indirek yang terbanyak tidak normal yaitu 92,25% untuk bilirubin total dan direk, dan 78,16% untuk bilirubin indirek.

Simpulan Penderita Hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung ditemukan lebih sering pada kelompok usia 21-30 tahun, kelompok pria, kelompok pelajar, disertai keluhan mual, pemeriksaan SGOT, SGPT, bilirubin total, bilirubin direk, dan bilirubin indirek tidak normal.

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF HEPATITIS A PATIENTS IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG WITHIN JANUARY 2013 TO DECEMBER 2014

PERIOD

Rheza Ferdiansyah, 2015.

Tutor 1 : Cindra Paskaria, dr.,MKM Tutor 2 : Sri Nadya Saanin, dr.,M.Kes

Background Hepatitis A is a form of hepatitis caused by the infection of Hepatitis A virus (HAV). There were 1.4 million new cases of Hepatitis A viral infections each year, with the mortality rate of hepatitis at around 1.5 million deaths each year. The incidence of hepatitis A was 19.3%. In West Java, the incidence for hepatitis in 2013 was 21.1%. In the year 2011 to 2012, a hepatitis A outbreak was reported in several regions such as Bandung, Bogor, East Lampung, Depok and Tasikmalaya.

Objectives To know the description of Hepatitis A virus in Immanuel Hospital Bandung within January 2013 to December 2014 period.

Methods This study was descriptive observational research, this design was chosen to determine the description of hepatitis A disease in Immanuel Hospital Bandung.

Results There were 142 hepatitis A patients in Immanuel Hospital Bandung within January 2013 to Decemger 2014 period. The highest incidence was obtained from 21 to 30 years old age group with 60 patients (42.25%). Based on gender, the highest incidence was male (63.38%). Students group had the highest incidence with 25.35%. The most commonly found main complaint was nauseous with 47.88%. Based on IgM angi-HAV examination, the most commonly found result was reactive (84.5%). Based on SGOT:SGPT examination, the most commonly found result was 74.64%:47.88%> Based on total, direct, and indirect bilirubin examination, the most commonly found was abnormal with 92.25% for total and direct bilirubin, 78.16% for indirect bilirubin.

Conclusion Hepatitis A patients in Immanuel Hospital was mainly aged between 21 to 30 years old, male, students, came with nauseous as the main complaint, and had abnormal SGOT, SGPT, total, direct, and indirect bilirubin examination.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 14

1.4.1 Manfaat Akademis ... 14

2.4 Faktor Risiko Hepatitis A ... 23

2.5 Patogenesis dan Patofisiologi Hepatitis A ... 23

2.6 Gejala Klinik Hepatitis A ... 26

2.7 Gejala Hepatitis A ... 27

2.8 Penatalaksanaan Hepatitis A ... 28

2.9 Pencegahan Hepatitis A ... 29

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.9.2 Upaya Preventif Khusus ... 30

BAB III ... 32

3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Metode Penelitian ... 32

3.4 Prosedur Kerja ... 32

3.5 Analisis Data ... 33

BAB IV ... 34

4.1 Pengumpulan Data ... 34

4.2 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Usia ... 34

4.3 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

4.4 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 37

4.5 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Keluhan Utama ... 38

4.6 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan IgM anti-HAV ... 39

4.7 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan SGOT ... 40

4.8 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan... 41

4.9 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan Bilirubin Total ... 42

4.10 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan Bilirubin Direk ... 43

4.11 Gambaran Kasus Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan Bilirubin Indirek ... 44

BAB V ... 45

SIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1 Simpulan ... 45

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 49

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Immanuel

Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 34 4.2 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit

Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 36 4.3 Hepatitis Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Rumah Sakit Immanuel

Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 37 4.4 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit

Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 38

4.5 Gambaran Hepatitis A Berdasarkan Pemeriksaan IgM anti-HAV di Rumah

Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 39 4.6 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan SGOT di Rumah

Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 40 4.7 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan SGPT di Rumah

Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-Desember 2014 ... 41 4.8 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan Bilirubin Total

di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-

Desember 2014 ... 42 4.9 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan Bilirubin Direk

di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-

Desember 2014 ... 43 4.10 Gambaran Hepatitis Berdasarkan Pemeriksaan Bilirubin

Indirek di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2013-

(6)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

12 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati yang sering disebabkan oleh infeksi virus. Ada tujuh virus hepatitis, yaitu virus hepatitis tipe A, B, C, D, E, F, dan G. Dan lima diantaranya merupakan virus hepatitis utama (A, B, C, D, dan, E). Kelima virus ini ditularkan melalui rute yang berbeda: Hepatitis A dan E melalui makanan dan air yang terkontaminasi; Hepatitis B melalui darah dan cairan tubuh lainnya; Hepatitis C sebagian besar melalui darah; dan Hepatitis D sebagai infeksi tambahan dari hepatitis B. Biasanya penderita hepatitis dapat benar-benar pulih, namun sebagian orang dapat meninggal karena hepatitis akut. Selain itu, hepatitis B dan C dapat menjadi penyakit sirosis kronis (jaringan parut pada hati) dan kanker hati (WHO, 2012).

Hepatitis A adalah salah satu jenis penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan tinja orang yang terinfeksi dan menyebar melalui makanan dan air minum, penyebaran juga bisa melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, maka dari itu penyebarananya secara fekal-oral hingga akhirnya memasuki tubuh penderita dan menyerang organ hati. Virus tersebut dapat menimbulkan gejala hepatitis akut yang ditandai dengan demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri pada perut kanan atas, disertai urin berwarna coklat yang kemudian diikuti dengan ikterus, yaitu warna kuning pada kulit dan atau sclera mata karena tingginya bilirubin dalam darah (WHO, 2012).

(9)

13 Universitas Kristen Maranatha ada di Indonesia, dengan kematian mencapai hingga 30.000-60.000 kasus (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

Pada tahun 2011-2012, dilaporkan terjadi kejadian luar biasa hepatitis A di beberapa daerah seperti Bandung, Bogor, Lampung timur, Depok, dan Tasikmalaya. Kejadian ini sering mengenai anak sekolah dan mahasiswa (DEPKES, 2012). Di Jawa Barat prevalensi pada tahun 2013 adalah 21,1%. Hasil tersebut menunjukkan angka kejadian yang cukup tinggi. Prevalensi ini dikaitkan dengan kebersihan dan sanitasi pribadi dari masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, angka kejadian hepatitis cukup sering di daerah dengan kondisi kebersihan dibawah standar (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran usia penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

2. Bagaimana gambaran jenis kelamin penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

3. Bagaimana gambaran jenis pekerjaan penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

4. Bagaimana gambaran keluhan utama penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

5. Bagaimana gambaran pemeriksaan IgM anti HAV penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014. 6. Bagaimana gambaran pemeriksaan SGOT penderita hepatitis A di Rumah

Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

7. Bagaimana gambaran pemeriksaan SGPT penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

(10)

14 Universitas Kristen Maranatha 9. Bagaimana gambaran pemeriksaan bilirubin direk penderita hepatitis A di

Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014. 10.Bagaimana gambaran pemeriksaan bilirubin indirek penderita hepatitis A di

Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit hepatitis A serta insidensinya pada Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2013-Desember 2014. Sehingga, dapat mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit hepatitis dengan cara meningkatkan kewaspadaan masyarakat agar lebih waspada khususnya bagi masyarakat yang hidup di lingkungan dengan kebersihan dan sanitasi yang kurang baik, serta menghimbau masyarakat melakukan vaksinasi hepatitis A sebagai pencegahan utama.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penderita Hepatitis A yang ditinjau dari beberapa faktor di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013–Desember 2014. Serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

(11)

15 Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Manfaat praktis

Memberikan informasi tentang penderita hepatitis agar dapat menambah wawasan pada masyarakat.

1.5 Landasan Teori

Hepatitis adalah penyakit inflamasi pada hati. Hati adalah organ multifungsi antara lain, bertanggung jawab untuk memproduksi zat yang akan memecah lemak dan lipid, membuat makanan lebih mudah dicerna. Hati juga menghasilkan beberapa asam amino, yang penting untuk produksi protein, tanpa hati tubuh tidak bisa berfungsi. Hati memproduksi banyak kolesterol dalam tubuh, apakah sehat atau tidak sehat. Selain dari kemampuan produksi, hati juga bertindak sebagai filter. Ketika zat berbahaya diambil ke dalam tubuh, hati adalah organ yang bertanggung jawab untuk penyaringan. Ketika hati mengalami peradangan atau inflamasi maka dapat mempengaruhi fungsinya. Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama pada orang yang tidak terinfeksi dan tidak mendapat vaksinasi sebelumnya yang masuk melalui makanan atau air yang terkontaminasi tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini berkaitan erat dengan air yang tidak bersih, sanitasi yang tidak memadai, dan kebersihan pribadi yang buruk (CDC, 2014).

Patogenesis hepatitis A dimulai dari Virus Hepatitis A (HAV) yang masuk melalui mulut (transmisi fecal-oral) dan bereplikasi di hati. Setelah 10-12 hari, virus berada dalam darah dan dikeluarkan melalui sistem bilier ke tinja. Titer puncak terjadi selama 2 minggu sebelum timbulnya penyakit. Meskipun virus berada dalam serum, konsentrasinya akan mengalami penurunan secara signifikan selama 7-10 hari setelah timbulnya gejala. Kebanyakan orang terinfeksi tidak lagi mengeluarkan virus dalam tinja pada minggu ketiga setelah menderita penyakit tersebut (CDC, 2014).

(12)

16 Universitas Kristen Maranatha (Davis, 2012). Adapula sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode Januari 2011–Desember 2011, kasus tertinggi terjadi pada usia 10-19 tahun sebanyak 39 kasus atau 41,05% dan 20-29 tahun sebanyak 30 kasus atau 31,58% (Paranatha, 2013). Jenis kelamin para penderita hepatitis A, ditemukan dalam penelitian yang dilakukan mengenai penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel periode April 2009–Mei 2009 kasus mengenai hepatitis A ini paling banyak diderita laki-laki sebanyak 66,67% (Susanto, 2009).

Latar belakang para penderita hepatitis A berbeda-beda, untuk status pekerjaan penderita hepatitis A sendiri insidensi terbanyak hepatitis A ditemukan pada penduduk sipil anak sekolah (Noer & Julitasari, 2007). Hal ini mungkin dikarenakan pelajar banyak mengonsumsi makanan tanpa memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan. Selain kebersihan makanan dan lingkungan menjadi sangat penting untuk diperhatikan, vaksinasi juga perlu dilakukan agar penyebaran virus tidak menyebar. Semua orang yang belum mendapat vaksinasi sangat berisiko untuk terinfeksi hepatitis, begitu pula dengan orang yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, kekurangan air bersih, tinggal bersama penderita hepatitis, serta berpergian ke daerah dengan endemisitas tinggi. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah penyebaran hepatitis adalah dengan memperbaiki sanitasi lingkungan, makan makanan yang bersih, dan imunisasi adalah cara paling efektif untuk mencegah hepatitis A (WHO, 2012).

Penderita hepatitis A biasanya menunjukkan gejala-gejala ringan sampai berat, seperti demam, lemas, kehilangan nafsu makan, diare, mual, perut tidak nyaman, urin berwarna gelap, dan warna kekuningan pada kulit dan bagian putih pada mata. Tidak semua orang yang terinfeksi akan memiliki semua gejala tersebut (WHO, 2012).

(13)

17 Universitas Kristen Maranatha hidup. Pemeriksaan untuk anti-HAV total sebaiknya digunakan untuk menyaring infeksi lama dan pembuktian adanya imunitas pada orang yang mengunjungi daerah berisiko tinggi atau melakukan pekerjaan berisiko tinggi (CDC, 2014). Diagnosis pasti ditegakkan melalui IgM anti HAV yang positif reaktif (Davis, 2012).

(14)

18 Universitas Kristen Maranatha 1.6 Hipotesis

1. Penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 yang berkisar pada usia 15-29 tahun, terutama pada usia diatas 19 tahun.

2. Terdapat perbedaan penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 berdasarkan jenis kelamin.

3. Penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 berasal dari kalangan pelajar.

4. Keluhan utama penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 adalah mual.

5. IgM anti HAV penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 reaktif.

6. Kadar SGOT penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 tidak terlalu tinggi

7. Kadar SGPT penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 tidak terlalu tinggi.

8. Kadar bilirubin total penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 tinggi.

9. Kadar bilirubin direk penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013-Desember 2014 tinggi.

(15)

45 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada penelitian mengenai gambaran penderita hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 didapatkan hasil :

1. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan usia yang terbanyak di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah pada usia 21-30 tahun. 2. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan jenis kelamin yang

terbanyak di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah pria.

3. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan jenis pekerjaan yang terbanyak di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah pelajar. 4. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan keluhan utama yang

terbanyak di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah mual.

5. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan IgM anti-HAV yang terbanyak di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah reaktif. 6. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan SGOT yang terbanyak di

Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah <30x

7. Gambaran kasus hepatitis A berdasarkan SGPT yang terbanyak di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah <30x

(16)

46 Universitas Kristen Maranatha 5.2Saran

1. Penelitian ini mengungkapkan gambaran tentang penyakit hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung, untuk itu perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang menekankan pada pencegahan penyakit Hepatitis A. 2. Perlu adanya kelengkapan data pada pencatatan rekam medik yang lebih

baik agar mempermudah penelitian.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan data rekam medik yang lebih lengkap (pekerjaan, sumber air minum, sumber makanan, kebiasaan makan, vaksinasi, dan sanitasi) sehingga dapat mengetahui penyebaran dan pencegahan lebih lanjut.

4. Dalam melakukan analisis data diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat lebih lengkap mendapatkan hasil analisis data dari penelitian lain atau penelitian sebelumnya.

(17)

47 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P. S. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Penerbit Buku Kedokteran.

Apriadji, W. H. (1986). Gizi Keluarga: Seri Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, D. K. (2013). RISKESDAS. Retrieved from Riset Kesehatan Dasar.

Brooks, G. F., Butel, J. S., & Morse, S. A. (2005). Jawetz, Melnick & Adelbergh's Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.

Crawford, J. M. (2007). Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7. (H. Hartanto, Trans.) Jakarta: EGC.

Davis, C. (2012). Hepatitis A. Retrieved November 28, 2015, from http://www.emedicinehealth.com/hepatitis_a/article_em.htm DEPKES. (2012). Pedoman Hepatitis .

Diesntag, J. (2008). The Principles of Internal Medicine. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Fischbach, F. (2009). A Manual of Laboratory and Diagnostic Test, 8th Edition. Philadelphoa Baltimore New York: Wolter Kluwer / Lippincott Williams & Wilkins.

Hunt, R. (n.d.). Hepatitis A. Retrieved November 25, 2015, from http://www.emedicinehealth.com/hepatitis_a/article_em.htm

Janeway. (2008). Janeway's Imunobiology. New York: Garland Scienc Publ. Levinson, W. (2008). Review of Medical Microbiology and Immunology 10th

edition. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Martin, A., & Lemon, S. M. (2006). From Discovery To Vaccinnes, pp. 164-172. Noer, S., & Julitasari. (2007). Buku Ajar Penyakit Hati. Jakarta: Percetakan Jaya

(18)

48 Universitas Kristen Maranatha Paranatha, D. (2013). Gambaran Hepatitis A di Rumah Sakit Hasan Sadikin

Bandung Periode Januari 2011 - Desember 2011.

Richard, K. G. (n.d.). Hepatitis A Virus. Online: Medscape. Retrieved November 13, 2015, from

http://emedicine.medscape.com/article/177484-overview#a3

Sanityoso, A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Sanityoso, A. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing. Soemohardjo, & Soewignjo. (1983). Tes Faal Hati. Bandung: Alumni.

Stefhanie, S. (2012). Gambaran Penderita Hepatitis A di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2010-2011.

Sulaiman, A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati edisi 1. Jakarta: Jayabadi. Susanto, A. (2009). Gambaran Serum Transiminase Pada Penderita Hepatitis

Virus A di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2008 - Desember 2008.

WHO. (2012). Hepatitis A. Retrieved November 24, 2015, from

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data untuk uji hipotesis dengan rumus uji-t diperoleh t hitung = Hasil penelitian menunjukkan besarnya nilai koefisien korelasi (r = 0,447) dan

EKF103 KOMUNIKASI DAN PRESENTASI BAHASA INGGRIS Sem II/EMA6 Citra Amelia, , S.S, Meil 40 A1.2 EKF103 KOMUNIKASI DAN PRESENTASI BAHASA INGGRIS Sem II/EMA5 Citra Amelia, , S.S, Meil

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dengan

Media yang akan dirancang: buku cerita gambar (aplikasinya bisa berupa komik atau buku cerita, dengan format bentuk yang beragam)2. Pertanyaan: Apa yang akan anda lakukan dari

Pemeriksaan sarana produksi pangan oleh BB/Balai POM di 26 Propinsi secara keseluruhan, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dilakukan terhadap 11,144 sarana produksi

because the data are taken from The Very Best of Donald Duck Comics 7th Bilingual Edition , and the comic has eight chapters, the researcher took sample of analysis

Selanjutnya, kebahagiaan juga dapat membantu permasalahan yang dialami oleh remaja karena kebahagiaan dapat menjadi anteseden stimulus berbagai keuntungan, contoh:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1