• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Konformitas pada Mahasiswa yang Menjadi Anggota Aktif di Komunitas Himasri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Tipe Konformitas pada Mahasiswa yang Menjadi Anggota Aktif di Komunitas Himasri."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penulisan ini menggunakan teori Konformitas (Robert A. Baron dan Donn Byrne, 2005) untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai tipe konformitas pada mahasiswa yang menjadi anggota komunitas di komunitas HIMASRI.

Terdapat 50 siswa yang berpartisipasi di dalam penulisan ini yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Adapun karakteristik sampel yaitu anggota komunitas HIMASRI yang dinyatakan aktif oleh ketua Komunitas HIMASRI, anggota komunitas HIMASRI yang berusia antara 18 sampai 20 tahun. Setiap partisipan melengkapi kuesioner tipe konformitas yang dimodifikasi oleh penulis, dan terdiri dari 36 item. Kemudian skor dari masing-masing tipe akan dibandingkan untuk mengetahui tipe akhir. Hasil akhir yang didapat dari penulisan ini diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, sebanyak 80% mahasiswa yang menjadi anggota aktif di HIMASRI tergolong ke dalam tipe akhir Informational Social Influence, sedangkan 20% tergolong ke dalam tipe akhir Normative Social Influence.

(2)

iii Universitas Kristen Maranatha

Abstract

This study use theory of Conformity (Robert A. Baron and Donn Byrne, 2005) to determine a clear picture of the type of conformity to students who are members of community HIMASRI.

There are 50 students who participated in this study were selected based on purposive sampling technique. The characteristics of the sample are members of the community expressed HIMASRI active by the chairman of the Community HIMASRI, HIMASRI community members aged between 18 and 20 years. Each participant completed the questionnaire types of conformity modified by researchers, and consists of 36 items. Then the score of each type will be compared to determine the final type. The final results obtained from this study were analyzed using descriptive techniques and presented in the form of a frequency distribution.

Based on statistical analyzed, 80% students active members in HIMASRI belong to Informational Social Influence type, while 20% belong to the final Normative Social Influence type.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...……….………..………...i

ABSTRAKSI...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR….……….……...iv

DAFTAR ISI..…...………...vi

DAFTAR BAGAN...ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN……….….………...…....xi

BAB I PENDAHULUAN…...………1

1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Identifikasi Masalah………...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan………...6

1.3.1 Maksud Penulisan……….6

1.3.2 Tujuan Penulisan………..6

1.4 Kegunaan Penulisan……….…..7

1.4.1 Kegunaan Teoritis………...7

1.4.2 Kegunaan Praktis……..………7

1.5 Kerangka Pemikiran………..7

1.6 Asumsi Penulisan………...………..13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..……….14

(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Sifat-Sifat Konformitas………...14

2.1.2 Perilaku Non Konformitas………..14 2.1.3 Tipe Konformitas………15

2.1.4 Aspek-Aspek Konformitas………..16 2.1.5 Faktor-faktor yang memengaruhi Konformitas………..19

2.2 Masyarakat Papua………19

2.3 Masyarakat Manokhwari….………..……...21

2.4 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja………21

2.4.1 Pengertian Remaja………..21

2.4.2 Definisi Peer Group………...….…22

2.4.3 Manfaat Peer Group………...22

2.4.4 Karakteristik Remaja………..23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……....………..25

3.1 Rancangan Penelitian……….………...……...25

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………25

3.3 Variabel Penulisan dan Definisi Operasional………..25

3.3.1 Variabel Penelitian………..25

3.3.2 Definisi Operasional……...……….26

3.4 Alat Ukur………..28

3.4.1 Alat Ukur Tipe Konformitas...28

3.4.2 Data Pribadi dan Penunjang……...31

3.4.3 Validitas Alat Ukur……….31

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.4.5 Sampel Peneliti………....33

3.4.6 Teknik Penarikan Sampel...34

3.4.7 Teknik Analisis Data………...34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENULISAN...36

4.1 Gambaran Responden...36

4.2 Hasil Penelitian...37

4.3 Pembahasan...41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...45

5.1 Kesimpulan...45

5.2 Saran...45

5.2.1 Saran Teoritis...45

5.2.2 Saran Praktis...45

DAFTAR PUSTAKA………...……….46

DAFTAR RUJUKAN………....47

(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Kerangka Pikir...13

(7)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran Alat Ukur...29

Tabel 3.2 Skoring Alat Ukur Tipe Konformitas………...30

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia...36

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...36

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bergabung...37

Tabel 4.4 Tipe Konformitas...37

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Tipe Konformitas dengan Usia...38

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Tipe Konformitas dengan Jenis Kelamin...38

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Tipe Konformitas dengan lama bergabung...39

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Tipe Konformitas dengan Kohesivitas...39

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Tipe Konformitas dengan Norma Deskriptif...40

(8)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kisi-kisi Alat Ukur Tipe Konformitas

Lampiran II Kuesioner Data Sebelum Try Out

Lampiran III Validitas Alat Ukur

Lampiran IV Reliabilitas Alat Ukur

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia,

baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di

Indonesia menjadi tanggung jawab Kementrian Pendidikan dan Keebudayaan Republik

Indonesia. Saat ini pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-undang nomor 20 tahun

2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Wikipedia.org). Sebagai salah satu wahana

pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah lokasi penting dimana para “Nation Builders”

Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa bersaing di kancah global. Seiring dengan

derasnya tantangan global, tantangan dunia pendidikan pun menjadi semakin besar, hal ini

yang mendorong para siswa mendapatkan prestasi terbaik. Namun, dunia pendidikan di

Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan

diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata,

serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang (www.prestasi-iief.org).

Menurut Staff Khusus Presiden RI Lenis Kogoya mengatakan bahwa program 1500

pelajar Papua akan mengenyam pendidikan di Pulau Jawa sejak bangku SMA hingga sarjana,

salah satunya adalah Kota Bandung. Ridwan Kamil selaku walikota Bandung akan menjadi

wali murid dari 70 orang siswa asal Papua, selain mengenyam pendidikan formal, para siswa

Papua di Bandung juga akan mendapat kursus teknologi tepat guna (Dendi Ramdhani, 2015).

Menurut Santrock usia siswa tersebut termasuk dalam tahap perkembangan remaja.

Santrock mengartikan masa remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha (Santrock, 2003). Perubahan kognitif yang terjadi pada remaja adalah remaja secara aktif

mengkonstruksikan dunia kognitifnya sendiri, tidak lagi sekedar menuangkan

informasi-informasi ke dalam pikiran mereka, melainkan mulai mengorganisasikan

pengalaman-pengalamannya. Sedangkan perubahan sosial emosional ini mencakup meningkatnya usaha

untuk memahami diri sendiri serta pencarian identitas, disertai dengan transformasi yang

berlangsung di dalam relasi dengan keluarga dan teman sebaya di dalam konteks budaya.

Perubahan kognitif dan perubahan sosial emosional memungkinkan terjadinya dua bentuk

integrasi yang terjadi pada kepribadian remaja yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi

dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara

menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan

peran yang dituntut dari remaja (Santrock, 2003).

Tuntutan peran membuat remaja berupaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi. Beberapa remaja memilih kuliah dengan cara merantau keluar daerah, salah

satunya adalah Bandung. Oleh karena itu, remaja dari luar pulau Jawa yang merantau ke

Bandung memiliki tujuan untuk menuntut ilmu, pada umumnya memiliki kesulitan dalam hal

bahasa maupun dalam hal penyesuaian diri seperti menyesuaikan diri pada kebiasaan

masyarakat Bandung, menyesuaikan diri dengan cuaca dan iklim di Bandung. Salah satu cara

untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Bandung antara lain dengan mencari suatu

komunitas untuk menjadi wadah bertukar informasi, dan biasanya mereka mencari suatu

komunitas satu daerah agar mereka mudah untuk menyesuaikan diri. Sebagian remaja asal

daerah dari luar pulau Jawa yang merantau ke Bandung adalah remaja dari Papua.

Menurut ketua dari salah satu komunitas Papua yang berada di Bandung, remaja di

Papua yang tergolong ke dalam perekonomian menengah ke atas, biasanya memutuskan

(11)

3

juta (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Papua). Papua memiliki rumah adat yang dinamakan

Honai, pakaian adat berupa hiasan kepala, kalung yang terbuat dari gigi dan tulang hewan,

kalung dari kerang, ikat pinggang, dan sarung yang berumbai-rumbai. Tari-tarian daerah

Papua yaitu tari selamat datang, tari musyoh, tari mbes, senjata tradisionalnya adalah pisau

belati dan senjata utamanya adalah busur dan panah. Suku yang mendiami Pulau Papua

adalah suku asmat, dani dan yang tergolong suku Rumpu Melanisia. Lagu daerahnya adalah

Apuse, Yamko Rambe Yamko

(www.kebudayaanindonesia.com/2014/kebudayaan-papua.html?m=1). Papua memiliki dua provinsi yaitu daerah khusus papua yang ibukotanya

Jayapura dan daerah khusus papua barat yang ibukotanya Manokhwari.

Manokhwari adalah sebuah kabupaten di provinsi Papua Barat yang masih hidup dalam

kebudayaan dan adat istiadat yang tinggi. Papua barat memiliki potensi yang luar biasa baik

dalam pertanian, pertambangan, hasil hutan, maupun pariwisata

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/papua_barat). Wisata alam di Manokhwari adalah pegunungan

arfak, pantai pasir putih dan lain-lain. Suku asli yang mendiami Kabupaten Manokhwari

adalah suku besar arfak, suku wamesa, suku samuri, sebyar, irarutu dan Numfor Doreri

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Manokwari). Salah satu komunitas Manokhwari

di Bandung adalah HIMASRI.

HIMASRI adalah suatu komunitas beranggotakan remaja yang berasal dari

Manokhwari yang berdiri pada tahun 2009. Anggota yang bergabung ke dalam komunitas

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha atau tempat untuk berkumpul bersama dan saling berbagi pengalaman. Sebelum mereka

menjadi anggota aktif HIMASRI, calon anggota harus mengikuti kegiatan orientasi yang telah

ditetapkan. Selama masa orientasi tersebut, remaja Manokhwari dianggap sebagai calon

anggota, orientasi yang dilakukan adalah dengan mengikuti acara malam kebersamaan untuk

membangun keakraban antara calon anggota dan anggota aktif di HIMASRI. Setelah

melewati masa orientasi, mereka dapat naik jenjang menjadi anggota aktif HIMASRI.

Menurut ketua HIMASRI, HIMASRI sekarang memiliki anggota aktif sejumlah 70

orang. HIMASRI sendiri adalah organisasi yang sering mengadakan kegiatan, namun

kegiatan yang paling sering dilakukan adalah main futsal dan menonton film bersama.

HIMASRI selalu membawa nama besar Papua di dalam setiap kegiatannya. Misalnya pada

saat mengadakan kegiatan liga futsal, HIMASRI selalu mengumumkan bahwa HIMASRI

adalah himpunan yang berasal dari Papua yang bertujuan untuk memperkenalkan salah satu

komunitas Papua yang ada di Bandung. HIMASRI sering melakukan kerja sama dengan

komunitas lain yang berada di Bandung seperti komunitas anak Sumatera. HIMASRI dan

komunitas anak Sumatera secara bersama-sama mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk

mempererat hubungan antar komunitas, salah satu kegiatannnya adalah secara bersama-sama

mengadakan liga futsal.

Setelah menjadi anggota aktif HIMASRI, mereka mempunyai seragam komunitas dan

kartu keanggotaan, mereka diwajibkan untuk membayar iuran bulanan, wajib untuk mengikuti

setiap kegiatan yang diadakan oleh HIMASRI dan mereka diharapkan untuk mematuhi

aturan-aturan yang ada di dalam komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa anggota HIMASRI

telah conform terhadap komunitas, namun pada kenyataannya ada beberapa anggota yang

melakukan konformitas setelah ketua mempertegas aturan, misalkan dalam hal mematuhi

aturan untuk membayar iuran bulanan, memakai seragam komunitas dalam setiap acara dan

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha melakukan penyesuaian tingkah laku agar sesuai dengan peraturan yang ada dan agar diterima

oleh anggota komunitas lainnya, namun pada kenyataannya terdapat anggota yang mematuhi

aturan karena adanya keinginan untuk diterima oleh anggota lain dalam komunitas dan

terdapat anggota yang mematuhi peraturan dengan anggapan aturan yang berlaku tersebut

benar atau sesuai dengan yang ia butuhkan.

Penyesuaian tingkah laku dalam komunitas disebut Konformitas. (Sheriff 1936, dalam

Robert A. Baron dan Donn Byrne 2005), mengatakan bahwa perilaku konformitas terjadi

apabila keadaan ambigu dalam norma-norma sosial, dimana konformitas diperlukan untuk

mengurangi keadaan yang tidak pasti. Tujuan awal anggota aktif HIMASRI merantau ke

Bandung adalah untuk menuntut ilmu dan melatih kemandirian, namun dalam mencapainya

terdapat kendala berupa kesulitan bahasa dan penyesuaian diri, sehingga anggota aktif

memutuskan bergabung dengan HIMASRI untuk mendapatkan support dalam mengatasi

kendala tersebut, meskipun pada kenyataannya HIMASRI menuntut untuk adanya

kebersamaan sehingga terbentuklah konformitas di antara anggota aktif HIMASRI.

Konformitas terdiri dari 2 tipe yaitu tipe Normative Social Influence dan Informational Social

Influence. Individu yang termasuk ke dalam tipe Normative Social Influence akan memiliki pengaruh sosial yang didasarkan pada keinginan individu untuk disukai dan diterima oleh

orang lain dengan tujuan menghindari penolakan dan mendapatkan penerimaan, sedangkan

individu yang termasuk ke dalam tipe Informational Social Influence akan memiliki pengaruh

sosial yang didasarkan pada keinginan individu untuk menjadi benar dan untuk memiliki

persepsi yang tepat mengenai dunia sosial.

Peneliti melakukan survey awal melalui wawancara terhadap 10 anggota aktif

HIMASRI. Dari sini dapat diketahui bahwa 3 dari 10 (30%) anggota HIMASRI memberi

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha dapat menyesuaikan perilakunya dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku secara umum di

HIMASRI dengan tujuan agar dapat diterima oleh anggota lain dalam komunitas HIMASRI.

Sedangkan sisanya, yaitu 7 dari 10 (70%) anggota aktif menyatakan bahwa perilaku

untuk dapat menyesuaikan perilakunya dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku secara

umum selama berada di komunitas HIMASRI adalah sepenuhnya keputusan mereka pribadi

dengan anggapan aturan yang berlaku tersebut benar atau sesuai dengan yang ia butuhkan.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pada komunitas HIMASRI terdapat 2 tipe

konformitas yang berbeda. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tipe

konformitas pada anggota HIMASRI (Himpunan Mahasiswa Manokwari).

1.2Identifikasi Masalah

Ingin memeroleh gambaran yang jelas mengenai tipe konformitas pada mahasiswa yang

menjadi anggota komunitas di komunitas HIMASRI.

1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Peneliti ini bermaksud memeroleh gambaran tipe konformitas pada mahasiswa yang

menjadi anggota aktif di komunitas HIMASRI.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Peneliti ini bertujuan memeroleh gambaran tipe konformitas pada mahasiswa yang

menjadi anggota aktif di komunitas HIMASRI melalui tiga aspeknya yaitu kekompakan,

kesepakatan, dan ketaatan yang mengarah pada salah satu tipe konformitas yaitu Normative

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambahkan informasi pada bidang

Psikologi Sosial khususnya mengenai variabel Konformitas.

2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan rujukan kepada

peneliti lain yang ingin meneliti variabel Konformitas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai tipe konformitas kepada

ketua komunitas HIMASRI yang berguna untuk menjadi masukan dalam

mengembangkan komunitas, dan untuk membantu pencapaian visi dan misi

HIMASRI agar lebih efektif dan efisien.

2. Untuk meningkatkan konformitas pada mahasiswa yang menjadi anggota aktif di

komunitas HIMASRI yang akan dilihat melalui tiga aspek yaitu kekompakan,

kesepakatan dan ketaatan.

1.5Kerangka Pikir.

Pada masa remaja yaitu dari usia 18 hingga 20 tahun dapat muncul suatu bentuk

perilaku tertentu yang sejalan dengan tuntutan kelompok (Santrock,2003). Sebagian remaja

beranggapan bila dirinya berperilaku sama dengan kelompok yang diminati, maka timbul rasa

percaya diri dan kesempatan diterima kelompok lebih besar. Menurut Floyd dan South (dalam

Santrock,2003) umur merupakan faktor yang berperan dalam menentukan pilihan referensi

pada remaja. Pada remaja terdapat indikasi bahwa seiring dengan meningkatnya umur

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha pergantian orientasi secara bertahap pada diri remaja yang asalnya berorientasi pada pendapat

orang tua menjadi pendapat teman sebaya.

Remaja lebih memiliki keberanian untuk beremansipasi, bersikap mandiri,

independence, dan mampu menyelesaikan permasalahan secara pribadi. Posisi ini menyebabkan remaja memiliki dorongan alamiah untuk menolak campur tangan orangtua dan

lebih memilih peer groupnya. Peer group adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia

atau tingkat kedewasaan yang sama. Fenomena remaja lebih memilih peer groupnya

dibandingkan orangtuanya disebut sebagai peer orientation. Remaja berusaha untuk

menyesuaikan perilakunya agar diterima oleh peer group. Perilaku tersebut merupakan

indikasi dari adanya konformitas pada diri remaja. Konformitas merupakan suatu keadaan

seseorang mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan norma sosial yang berlaku

dengan tujuan agar mendapatkan penerimaan oleh kelompok sosial (Baron dan Byrne, 2005).

Anggota aktif HIMASRI (Himpunan Mahasiswa Manokwari) termasuk dalam masa

perkembangan remaja. Anggota aktif tergabung dalam kelompok yang menuntut konformitas

di dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada. Hal ini terlihat jelas dari syarat-syarat yang

ada dalam jenjang keanggotaan HIMASRI. Sebelum seseorang tergabung dalam anggota

HIMASRI sebagai anggota, anggota aktif harus melalui dua jenjang keanggotaan terlebih

dahulu yaitu calon anggota setelah itu menjadi anggota muda. Setiap jenjang memiliki syarat

seperti harus mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di dalam HIMASRI.

Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (2005), konformitas adalah suatu keadaan

dimana seseorang mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan norma sosial yang

berlaku dengan tujuan agar mendapatkan penerimaan oleh kelompok sosial. Konformitas

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha aturan-aturan yang ada di dalam komunitas serta untuk mendapatkan penerimaan dalam

komunitas HIMASRI.

Menurut Sears (dalam Baron dan Byrne, 2005). Konformitas memiliki 3 aspek yaitu

kekompakan, kesepakatan dan ketaatan. Kekompakan merupakan kekuatan yang dimiliki

kelompok acuan (HIMASRI) yang menyebabkan individu (dalam hal ini anggota aktif

HIMASRI) tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Hubungan yang erat antar

anggota HIMASRI disebabkan oleh perasaan cocok dan perasaan tertarik antara anggota

kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa cocok

dan rasa tertarik terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh

manfaat dari keanggotaan kelompok, serta semakin besar kesetiaan yang ada, maka akan

semakin kompak kelompok tersebut. Kekompakan dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan

bersama-sama oleh anggota aktif, yang dalam hal ini adalah kegiatan bermain futsal dan

nonton film.

Kekompakan terdiri atas dua hal yang mendasarinya, yaitu penyesuaian diri dan

perhatian terhadap kelompok. Penyesuian diri pada anggota aktif HIMASRI, mereka berusaha

untuk merubah dan menyamakan diri dengan anggota lainnya. Dalam proses ini, anggota aktif

HIMASRI mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi anggota HIMASRI. Perhatian

terhadap kelompok pada anggota aktif HIMASRI akan semakin serius tingkat rasa takut

terhadap penolakan, dan semakin kecil kemungkinan untuk tidak menyetujui kelompok

karena anggota aktif HIMASRI enggan disebut sebagai orang yang menyimpang.

Kesepakatan mengarah pada tekanan pendapat kelompok yang ada (dalam hal ini

adalah HIMASRI), karena memiliki tekanan kuat sehingga individu (dalam hal ini anggota

aktif HIMASRI) harus setia dan menyamakan pendapatnya dengan pendapat kelompok (Sears

(18)

10

Universitas Kristen Maranatha para anggota aktif HIMASRI dengan aturan atau tujuan kelompok dan juga melalui adanya

persamaan pendapat dalam HIMASRI serta melalui menghindari adanya perbedaan pendapat

dengan anggota HIMASRI lainnya karena dianggap menyimpang.

Ketaatan adalah tekanan atau tuntutan kelompok acuan (HIMASRI), pada individu

(anggota aktif HIMASRI) membuatnya rela melakukan tindakan apapun meskipun individu

tidak menginginkannya (Sears dalam Baron dan Byrne, 2005). Bila ketaatannya tinggi maka

konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan dalam HIMASRI dapat muncul dari adanya

hukuman berupa pengasingan atau pengucilan oleh anggota kelompok lainnya dan juga

karena adanya harapan dari sesama anggota aktif HIMASRI. Anggota aktif HIMASRI dapat

mentaati tuntutan dari kelompok karena anggota aktif lainnya berharap agar dirinya bertindak

sesuai dengan aturan yang ada.

Tiga aspek ini menentukan konformitas yang ada pada anggota HIMASRI. Tujuan

dari konformitas berdasarkan ketiga aspek ini akan mengarah pada salah satu dari dua tipe

konformitas yang ada. Tipe konformitas yang dimaksudkan adalah Normative Social

Influence dan Informational Social Influence (Baron dan Byrne, 2005). Normative Social Influence adalah konformitas yang didasarkan pada keinginan anggota aktif HIMASRI untuk disukai dan diterima oleh kelompok dengan tujuan menghindari penolakan dan mendapatkan

penerimaan. Normative Social Influence didasari oleh beberapa hal, antara lain keinginan

untuk disukai, rasa takut terhadap penolakan, dan melakukan apa yang dianggap pantas oleh

anggota kelompok lain.

Informational Social Influence adalah konformitas yang didasarkan pada keinginan anggota HIMASRI untuk menjadi benar menurut kelompoknya, dalam hal ini HIMASRI,

(Baron dan Byrne, 2005). Informational Social Influence didasari oleh beberapa hal, antara

(19)

11

Universitas Kristen Maranatha berpendapat, bergantung pada anggota HIMASRI lainnya sebagai sumber informasi, terjadi

saat seseorang merasa tidak pasti mengenai apa yang tepat untuk dilakukan dalam situasi dan

berperilaku sebagaimana anggota HIMASRI lainnya agar merasa benar.

Ketiga aspek dalam konformitas dapat mengarahkan anggota aktif HIMASRI, untuk

memiliki salah satu dari dua tipe konformitas yang ada. Pada saat kekompakan yang ada pada

anggota aktif lebih berpusat pada melaksanakan suatu kegiatan karena anggota aktif lainnya

bertindak demikian, maka hal ini lebih mengarah pada Informational Social Influence.

Anggota aktif HIMASRI yang turut serta dalam suatu kegiatan kelompok dan berusaha untuk

menyesuaikan diri dalam kegiatan tersebut guna menjadi dekat dengan anggota aktif lainnya

mengarahkan anggota aktif terkait pada tipe konformitas Normative Social Influence.

Kesepakatan anggota aktif HIMASRI yang didasari dengan tujuan untuk menyamakan

pendapat dirinya dengan anggota aktif lainnya dapat membentuk tipe konformitas

Informational Social Influence. Normative Social Influence dapat terbentuk pada anggota aktif HIMASRI bila dirinya sepakat terhadap suatu pendapat atau tujuan HIMASRI dikarenakan

anggota aktif tersebut percaya dan meyakini pendapat atau tujuan HIMASRI.

Ketaatan anggota aktif HIMASRI dapat mempengaruhi pembentukan tipe konformitas

yang ada pada dirinya. Anggota aktif HIMASRI yang menaati aturan dan kebiasaan yang

berlaku dalam HIMASRI hanya karena ingin menghindari hukuman-hukuman yang ada

seperti pengucilan dan pengasingan dari kelompok dapat mengarahkan anggota aktif tersebut

pada tipe Informational Social Influence. Anggota aktif HIMASRI yang mengikuti aturan

kelompok dikarenakan untuk memenuhi harapan atau permintaan langsung dari anggota aktif

kelompok lainnya mengarahkan pembentukan tipe konformitas Normative Social Influence.

Tipe konformitas yang muncul dipengaruhi oleh 2 faktor. Faktor berpengaruh pada

(20)

12

Universitas Kristen Maranatha Kohesivitas merupakan derajat ketertarikan yang dimiliki oleh individu terhadap suatu

kelompok. Bila anggota aktif HIMASRI memiliki ketertarikan yang besar terhadap kelompok,

maka keinginan untuk bergabung dengan kelompok tersebut akan lebih besar mengarah pada

tipe Normative Social Influence dibandingkan Informational Social Influence. Hal ini

dikarenakan keinginan dari pribadi anggota aktif untuk bergabung sepenuhnya dengan

HIMASRI, bukan karena hanya ingin dianggap benar oleh anggota aktif kelompok lainnya.

Norma sosial merupakan norma yang ada pada suatu kelompok (Baron dan Byrne,

2005). Terdapat dua jenis norma sosial yaitu norma sosial deskriptif dan norma sosial

injungtif. Norma sosial deskriptif merupakan norma yang berlaku di dalam komunitas

HIMASRI yang mendeskripsikan hal-hal yang sebagian besar anggota lakukan dalam sebuah

situasi tertentu, dalam hal ini seperti himbauan untuk berpartisipasi di dalam acara perayaan

ulangtahun setiap anggota komunitas, dan perayaan lainnya yang tidak termasuk ke dalam

daftar kegiatan tetap di HIMASRI. Norma injungtif atau perintah menetapkan apa yang harus

dilakukan (tingkah laku yang diterima atau tidak diterima dalam situasi tertentu) oleh anggota

HIMASRI, dalam hal ini seperti kegiatan futsal, perayaan keagamaan. Ketika norma injungtif

lebih banyak dihayati oleh para anggota HIMASRI, kemungkinan untuk terbentuknya tipe

Informational Social Influence akan membesar. Sebaliknya, jika norma deskriptif lebih banyak dihayati oleh para anggota HIMASRI, maka kemungkinan terbentuknya tipe

Normative Social Influence akan lebih besar pada anggota HIMASRI.

(21)

13

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.5 Kerangka Pemikiran

1.6Asumsi Penelitian

- Anggota aktif HIMASRI memiliki konformitas.

- Konformitas anggota aktif dapat terlihat dari tiga aspek yaitu kekompakan,

kesepakatan dan kepatuhan

- Konformitas pada HIMASRI terbagi menjadi dua tipe yaitu Normative Social

(22)

14

Universitas Kristen Maranatha - Tipe konformitas pada anggota HIMASRI dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

(23)

45 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tipe konformitas pada mahasiswa yang menjadi

anggota aktif di HIMASRI, terdapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Sebanyak 80% mahasiswa yang menjadi anggota aktif di HIMASRI memiliki tipe

Informational Social Influence. Sedangkan sebanyak 20% mahasiswa yang menjadi anggota aktif di HIMASRI memiliki tipe Normative Social Influence.

2. Tidak terdapat kecenderungan keterkaitan antara faktor yang memengaruhi yaitu

kohesivitas, norma deskriptif, norma injungtif dengan tipe konformitas

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan beberapa hal yang

diharapkan mampu memberi manfaat berdasarkan hasil penelitian yaitu:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan meneliti kontribusi faktor kohesivitas, norma

sosial deskriptif dan norma sosial injungtif pada tipe konformitas.

2. Alat ukur dalam penelitian belum reliable sehingga tidak disarankan untuk digunakan di

dalam penelitian selanjutnya. Untuk penelitian tipe konformitas, selanjutnya disarankan

untuk tidak menggunakan item negatif.

(24)

46

Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi mahasiswa yang menjadi anggota aktif di HIMASRI yang melakukan

penyamaan perilaku didasari oleh opini dan tindakan orang lain yang dijadikan acuan

untuk berperilaku dan berpendapat, serta bergantung pada orang lain sebagai sumber

informasi, disarankan untuk meningkatkan kekompakkan, ketaatan dan kepatuhan

terhadap HIMASRI dengan cara mengikuti setiap aturan yang telah ditetapkan,

meningkatkan kepercayaan dan menjunjung tinggi aturan, visi dan misi HIMASRI.

2. Bagi ketua HIMASRI, diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat menjadi masukan

untuk dapat memberikan atau menerapkan cara yang berbeda dalam menghadapi

anggota aktif HIMASRI yang memiliki tipe Normative Social Influence dengan cara

menghimbau kembali aturan yang telah ada, sedangkan untuk tipe Informational

(25)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KONFORMITAS

PADA MAHASISWA YANG MENJADI ANGGOTA AKTIF DI

KOMUNITAS HIMASRI

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh:

Immanuel Zaluchu

1130157

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(26)
(27)
(28)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat

dan kasih-Nya yang besar, penulis mampu menyelesaikan skripsi Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari tugas akhir ini adalah

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan yang berjudul STUDI

DESKRIPTIF MENGENAI TIPE KONFORMITAS PADA ANGGOTA AKTIF

DI KOMUNITAS HIMASRI pada waktu yang ditentukan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir yang telah disusun ini belum

sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk

memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan tugas

akhir ini.

Dalam melakukan penyusunan tugas akhir ini, penulis menerima bantuan,

bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama

pengerjaan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Irene Prameswari Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Cindy Maria, M.Psi., Psikolog dan Ira Adelina., M.Psi., Psikolog selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan laporan ini.

3. Komunitas HIMASRI yang telah bersedia berpartisipasi di dalam

(29)

4. Ayah, Ibu, Abang, Adik yang selalu mendukung dan selalu mendoakan

penulis dalam studinya..

5. Anandita Ratna Riasari yang setia menemani dalam perjalanan

menempuh Skripsi dan selalu memberikan dorongan kepada penulis

6. Benny Taribaba, Kristian Paulus, Edgardo, Bagus Mabruri, Claudia

Febriani, Kezia, Andreas Pujianto, Matthew, James Jonathan teman

terkasih yang selalu mendukung dan membantu dalam penyusunan

laporan.

7. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha, khususnya angkatan 2011, terimakasih atas bantuan, saran,

dan dorongannya kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

ini. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima kritik, saran, dan

masukkan yang disampaikan demi perbaikan di kesempatan mendatang.

Bandung, Mei 2016

(30)

46 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Baron dan Byrne. 2005. Psikologi sosial Jilid 2 (10th ed.). Jakarta: Erlangga.

Chaplin, James P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan: Dr. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. 2009. Departemen Pendidikan Nasional.

Santrock, J.W. 2003. Adolescence, Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Adelar, S.B & Saragih, S. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. 2007. Remaja Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. 2011. Life-Span Development Jilid 1 (13th ed.). Jakarta: Erlangga.

(31)

47 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Budiharto. 2014. Studi Deskriptif tentang Tipe Konformitas pada Anggota Aktif GPA-PL Jakarta. Skripsi: Bandung

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Manokwari_(kota)

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia

www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendidikan-di-indonesia)

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Papua)

www.kebudayaanindonesia.com/2014/kebudayaan-papua.html?m=1)

http://id.m.wikipedia.org/wiki/papua_barat)

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Manokwari)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan keefektifan yang signifikan untuk kedua kelom- pok eksperimen, maka tidak dilakukan uji lanjut mengenai model pembelajaran

Dari hasil perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit jantung koroner menggunakan metode perceptron maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model program Pembelajaran PAUD fullday sebagai model hipotetik dan menghasilkan panduan PAUD fullday dengan komponen rencana

Berkaitan dengan pemberian bimbingan yaitu; (1) memberikan nasihat jika anaknya berbuat salah dengan tingkat porsentase 67%, (2) pemberian sanksi jika berbuat yang

• Air asam tambang adalah salah satu dampak penting dari kegiatan pertambangan (batubara & bijih) yang sekali terbentuk akan sulit menghentikannya dan dapat berlangsung

Aiming at the shortcomings of Gaussian mixture model background method, a moving object detection method mixed with adaptive iterative block and interval frame difference method in

Hasil penangkapan nyamuk yang dilakukan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi juga mendapatkan spesies nyamuk yang paling banyak tertangkap adalah Mansonia uniformis.. Nyamuk

Dengan demikian dapat pipahami bahwa pencegahan secara preventif merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan orang tua untuk mencegah remaja sebelum