• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Larvasida Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Larvasida Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes sp."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

EFEK LARVASIDA EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes sp.

Traxie Axelia Tanzil, 1310087; Pembimbing I: Prof.Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes

Nyamuk Aedes sp. vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD),

Yellow fever, dan Zika virus memiliki berbagai upaya pemberantasan, salah

satunya dengan menggunakan temefos, namun penggunaan temefos berdampak negatif pada lingkungan, sehingga dibutuhkan alternatif larvasida alami seperti seledri (Apium graveolens L.) yang memiliki kandungan kimia flavonoid, saponin, dan tanin yang berefek larvasida. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui apakah ekstrak etanol seledri memiliki efek larvasida terhadap larva nyamuk Aedes sp. dan menilai potensinya dibandingkan dengan temefos.

Desain penelitian ini bersifat laboratorium eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Efek larvasida Ekstrak Etanol Seledri (EES) diuji terhadap 6 kelompok (n=30, r=4) larva Aedes sp. Kelompok I (EES 250 ppm), II (EES 500 ppm), III (EES 1000 ppm), IV (EES 2000 ppm), V (temefos sebagai control positif), dan VI (akuades sebagai control negatif). Data yang diukur ialah jumlah larva yang mati dalam 24 jam setelah pemberian bahan uji. Analisis data dengan ANAVA dilanjutkan dengan uji Fisher’s LSD. Kemaknaan

berdasarkan nilai p<0,05, menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian berupa persentase larva yang mati pada kelompok I (53,3%), II (82,5%), III (97,5%), IV (100%) menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) terhadap kelompok VI (0,8%) dan hasil non signifikan antara kelompok III dan IV dengan kelompok V (100%).

Simpulan penelitian ini ialah EES berefek larvasida terhadap larva nyamuk

Aedes sp. dan EES 1000 ppm dan 2000 ppm memiliki potensi setara dengan

temefos.

(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

LARVICIDAL EFFECT OF CELERY ETHANOL EXTRACT (Apium graveolens L.) AGAINST Aedes sp. MUSQUITO LARVAE

Traxie Axelia Tanzil, 1310087; 1st Tutor : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. 2nd Tutor : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Aedes sp. mosquito primary vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Yellow fever, and zika virus has various effort of eradication. One of those method is by using temephos, however temephos use has negative impact on environment, that need other alternative by using natural larvacide such as celery (Apium randomized design. Larvacidal effect of celery ethanol extract (CEE) were tested on 6 groups (n=30, r=4) Aedes sp. larvae. Group I (CEE 250ppm), II (CEE 500ppm), III (CEE 1000ppm), IV (CEE 2000ppm), V (Temephos as positive control), and VI (aquadest as negative control). The measured data is the number of death larvae 24 hours after the substance administration. Data was analyzed

(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

2.3 Penyakit Yang Disebarkan Nyamuk Aedes aegypti...12

(4)

ix

2.7 Resistensi Terhadap Insektisida...19

2.8 Seledri (Apium graveolens L.) ...19

2.8.1 Taksonomi Seledri...20

2.8.2 Seledri Sebagai Larvasida...20

(5)

x

Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...27

4.2 Pembahasan...31

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian...32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...33

5.2 Saran ...33

DAFTAR PUSTAKA ………....34

LAMPIRAN ………...37

(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Table 2.1 Perbedaan gejala klinik virus zika, dengue, dan chikunguya ….……...15 Tabel 4.1 Jumlah Larva yang Mati Setelah Diberikan Perlakuan …….…….…...27

Tabel 4.2 Persentase jumlah larva yang mati setelah 24 jam ……….…….. 28 Tabel 4.3 Hasil uji ANAVA larva yang mati setelah 24 jam ………….….……. 28 Tabel 4.4 Uji Beda Rerata Fisher LSD Jumlah Larva yang Mati Dalam Persen

Antar Kelompok Perlakuan ………...29

(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Nyamuk dewasa ………....7

Gambar 2.2 Siklus hidup Aedes sp. ..………...….8

Gambar 2.3 Telur Aedes sp. ………...9

Gambar 2.4 Larva Aedes sp. ………...……....10

Gambar 2.5 Berbagai instar larva Aedes aegypti ………....10

Gambar 2.6 Pupa Aedes sp. ……….………....11

Gambar 2.7 Nyamuk dewasa Aedes aegypti ……….………..12

Gambar 2.8 Semua stadium perkembangan nyamuk Aedes sp. .……….12

Gambar 2.9 Perjalanan penyakit dengue ………..…………...14

Gambar 2.10 Struktur kimia Temephos ……….………...19

Gambar 2.11 Tanaman Seledri ……….……...20

Gambar L 4.1 Larva nyamuk Aedes sp. ……….……...43

Gambar L 4.2 Ekstrak Etanol Seledri berbagai konsentrasi ………...43

(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ……….. 37

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ……….. 39

Lampiran 3 Data Hasil Pengolahan SPSS ………. 41

(9)

Universitas Kristen Maranatha

saat ini demam berdarah masih merupakan masalah kesehatan global, khususnya

di daerah tropis beriklim hangat dan lembab seperti di Indonesia (Achmadi, 2012;

Putri, 2015). Tercatat jumlah kasus DBD di seluruh Indonesia pada tahun 2009

mencapai 158.912 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.420. Data lima

tahun terakhir, kasus demam berdarah di Jawa Barat terus mengalami peningkatan.

Di Bandung sendiri, jumlah kasus demam berdarah pada periode tahun 2009-2013

adalah 24.491 kasus (Depkes, 2014).

Variasi musim memegang peranan penting dalam penyebaran kasus demam

berdarah di Indonesia. Peningkatan jumlah kasus terjadi pada musim penghujan

yaitu pada bulan Desember sampai Maret dan penurunan jumlah kasus terjadi

pada bulan Juni sampai September (Candra, 2010; Jovita, 2015).

Demam berdarah disebabkan oleh 4 serotipe virus Dengue. Vektor utama

demam berdarah di Indonesia adalah Aedes aegypti serta Aedes albopictus sebagai

vektor potensial. Nyamuk ini, selain bertidak sebagai vektor utama demam

berdarah juga berperan dalam penyebaran penyakit lain seperti virus zika dan

Yellow fever. Aedes aegypti dapat ditemukan di daerah pemukiman dan

berkembang biak di tempat-tempat dengan air bersih, seperti di kamar mandi dan

tempat penampungan air (Hayes, 2009; WHO, 2015).

Dengan banyaknya habitat yang memungkinkan untuk perkembangan spesies

nyamuk ini serta ancaman penyakit yang dapat disebarkannya, maka tidak heran

(10)

Universitas Kristen Maranatha

2

strategi pemerintah ini di masyarakat antara lain kegiatan pengasapan yang

dilakukan guna membunuh larva serta nyamuk dewasa. Upaya pengendalian yang

dapat dilakukan meliputi 1) Perlindungan individu dari gigitan nyamuk dewasa

dengan menggunakan repelen, memasang kelambu, dan menggunakan pakaian

berlengan panjang, 2) Pengendalian lingkungan dengan kegiatan 3M (menguras

tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan menimbun

barang bekas) atau kegiatan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk), 3)

Pengendalian populasi larva secara kimiawi misalnya dengan menggunakan

temefos, dan 4) Pengendalian biologis dengan bakteri dan predator larva (Dinata,

2008).

Pengendalian larva dengan cara kimiawi dengan menggunakan temefos

merupakan cara tersering yang digunakan saat ini karena paling efektif, hasilnya

cepat, toksisitas pada manusia cukup rendah, dan tidak mempengaruhi rasa air

(WHO, 2011), namun timbul efek buruk seperti pencemaran lingkungan dan

resistensi vektor sehingga perlu dilakukan peralihan jenis larvasida kimia menjadi

larvasida organik dari bahan tumbuhan yang mudah terurai (biodegradable) di

alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan

ternak peliharaan karena residunya mudah hilang (Toxicology Data Network,

2011; Kinanda, 2013).

Apium graveolens L., di Indonesia dikenal dengan nama seledri (Thomas,

2012), dikenal sebagai rempah untuk bumbu masakan di Indonesia, selain

kegunaannya untuk menambah rasa makanan, bibitnya telah lama terbukti sebagai

alternatif larvasida serta repelen untuk nyamuk Aedes aegypti (Kumar et al, 2014).

Hal inilah yang mendasari keinginan penulis untuk meneliti bagian lain dari

seledri, yaitu daun dan batangnya. Pada bagian daun terkandung flavonoid, tannin,

dan saponin; batangnya terkandung flavonoid yakni apiin dan apigenin yang

mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti (Rian, 2013; Jovita, 2015).

Penelitian Kumar et al (2014) menyatakan bahwa minyak esensial bibit seledri

(Apium graveolens L.) dapat membunuh larva instar IV awal nyamuk Aedes

(11)

Universitas Kristen Maranatha

3

Penelitian Jovita (2015) yang menyimpulkan bahwa ekstrak etanol daun seledri

(Apium graveolens L.) memiliki efek larvasida terhadap larva instar III-IV awal

nyamuk Aedes aegypti dengan LC50=639,3086ppm dan LC90=2822,273ppm

dengan jumlah larva yang mati meningkat seiring dengan penambahan dosis.

Penelitian Rian (2013) menyimpulkan bahwa ekstrak etanol batang seledri

(Apium graveolens L.) berefek LC50 dan LC90 secara berturut-turut adalah

369,9576 ppm dan 605,3115 ppm dengan selisih LC50 dan LC90 sebesar

235,3539 ppm.

Atas dasar penelitian diatas, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai

efek larvasida tanaman seledri, khususnya untuk seledri hasil petikan daerah

Bandung, Jawa Barat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini

adalah:

Apakah ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.) berefek sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp.

Apakah ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.) memiliki potensi yang setara dengan temefos.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif penggunaan

larvisida berbahan alami yang lebih aman dan efektif untuk Aedes sp.

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

(12)

Universitas Kristen Maranatha

4

Menilai apakah ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.) memiliki potensi yang setara dengan temefos.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan mengenai

efek larvisida alami dari ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.).

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada

masyarakat tentang alternatif penggunaan larvisida yang lebih aman dan efektif

untuk menekan populasi jumlah nyamuk Aedes sp.

1.5 Kerangka Penelitian

Demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang melibatkan vektor

berupa nyamuk. Nyamuk aedes sp. betina merupakan vektor dari penyakit ini,

nyamuk ini ditemukan di seluruh Indonesia (Putri, 2015). Sekarang penggunaan

temefos merupakan cara tersering dan terampuh untuk membunuh larva nyamuk

sebab temefos (C16H20O6P2S3) merupakan salah satu larvasida yang relatif

aman sekalipun dimasukkan ke dalam air bersih (Kinanda, 2013) temefos

merupakan insektisida organofosfat non-sistemik. Organofosfat yang terkandung

di dalam temefos merupakan kompetitif inhibitor dengan pseudocholinesterase

dan acetylcholinesterase sehingga hidrolisis dan inaktivasi acetylcholine dihambat,

hal ini, menyebabkan acetylcholine berakumulasi di dalam nerve junctions.

Akumulasi acetylcholine yang berlebihan dapat menyebabkan malfungsi simpatik,

parasimpatik, sistem saraf tepi, dan sistem saraf pusat larva (Toxicology Data

(13)

Universitas Kristen Maranatha

5

beberapa efek samping yang tidak diinginkan berupa mual, muntah, serta kasus

resistensi sehingga penulis terdorong untuk meneliti sumber larvasida alami yaitu

seledri (Ridha & Nisa, 2011).

Daun dan batang seledri memiliki kandungan flavonoid berupa apiin dan

apigenin yang menghambat makan larva (Antifedant) dan dapat bersifat racun

terhadap sistim pernafasan serangga dewasa. Selain itu dalam daun juga terdapat

kandungan Saponin dan Tanin. Saponin merupakan glikosida dalam tanaman

yang dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan mengganggu penyerapan

makanan Tanin dapat menurunkan aktivitas enzim protease dan amylase yang

berperan pada pencernaan larva. Senyawa-senyawa tersebut berefek larvasida dan

dapat menyebabkan kematian larva (Dinata, 2008; Rian, 2013; Jovita, 2015).

Ekstraksi dilakukan dengan pelarut Etanol karena sediaan bersifat selektif.

Bakteri sulit hidup di sediaan etanol, mudah diabsorbsi, sediaan tidak beracun,

netral, dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan, dan panas yang

dibutuhkan untuk pemekatan lebih sedikit (Jovita, 2015).

Karena rincian kerangka pemikiran diatas, peneliti ingin mengetahui lebih

lanjut mengenai efek larvasida ekstrak etanol seledri sebagai larvasida nyamuk

Aedes sp.

1.6 Hipotesis Penelitian

Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) berefek sebagai larvasida nyamuk Aedes sp.

(14)

33

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.) berefek larvasida terhadap larva

nyamuk Aedes sp.

Ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.) konsentrasi 1000ppm dan

2000ppm memiliki potensi yang setara dengan Temefos

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai efek samping ekstrak etanol seledri

(Apium graveolens L.) sebagai larvasida.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas ekstrak etanol seledri (Apium graveolens L.).

3. Perlu dilakukan penelitian menggunakan tanaman lain untuk dibandingkan

dengan seledri (Apium graveolens L.).

4. Perlu dilakukan penelitian menggunakan genus nyamuk lain seperti

Anopheles dan Mansonia menggunakan ekstrak etanol seledri (Apium

(15)

EFEK LARVASIDA EKSTRAK ETANOL

SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP

LARVA NYAMUK Aedes sp.

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

TRAXIE AXELIA TANZIL

1310087

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(16)

vi

Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR

Puji syukur kepda Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan

karunia-Nya yang begitu besar sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efek

Larvasida Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Larva Nyamuk

Aedes sp.” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak jarang menjumpai

adanya hambatan dan kesulitan, namun dengan bantuan dan dukungan berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu

penulis berterimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes selaku pembimbing utama Karya Tulis

Ilmiah ini yang telah memberikan perhatian, waktu, tenaga, pikiran, dan

kesabaran serta dukungan moral kepada penulis dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Ellya Rosa Delima M.kes selaku pembimbing pendamping Karya Tulis

Ilmiah ini yang telah memberikan perhatian, waktu, tenaga, pikiran, dan

kesabaran serta dukungan moral kepada penulis dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

3. Pak Nana dan Pak Mumuh yang sudah membantu pembuatan ekstrak

etanol seledri yang digunakan dalam penelitian ini.

4. Pak Suyotno serta segenap staf Laboratorium Toksikologi Sekolah Tinggi

Ilmu Hayati ITB yang sudah membantu menyediakan larva yang

digunakan dalam penelitian ini.

5. Bu Lily yang telah membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman penulis Annisa Nurhidayati, Nathania G.H, Maria Alfiani,

Evelyn Nathania, Dhara Alifa, Dinar Sarayini, Amelinda Nathania,

(17)

vii

Universitas Kristen Maranatha

namanya satu-persatu atas semua perhatian, bantuan, dan dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Ayah penulis, Hent Tanzil, ibu penulis, Agnes Ismail, dan segenap

keluarga besar yang telah memberikan doa, cinta, perhatian, dan dukungan

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan

berguna bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Terimakasih.

Bandung, November 2016

(18)

34

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Achmadi U. F. 2012. Dasae-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali pres.

Agoes R. 2014. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang. Jakarta: EDC.

Candra A. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Diseases

Studies, II(2).

Center of Disease Control and Prevention. 2012. Mosquito Life Cycle. Dipetik September 21, 2016, dari CDC: http://www.cdc.gov

Depkes. 2014. Naskah Laporan Tahun Program Pemberntasan Demam Berdarah

Dengue Tahun 2013. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Dinata A. 2008. Ekstrak Kulit Jengkol Atasi Jentik DBD. Majalah Inside, III(2).

Djojosumarno P. 2008. Panduan Lengkap Pestisida dan Aplikasinya. Armando, R. & Astutiningsih (Penyunt.) 207-8. Jakarta Selatan. PT Agromedia Pustaka

Gama Z., Yanuwiadi B., & Kurniat T. 2010. Strategi Pemberantasan Nyamuk Aman Lingkungan: Potensi Bacilus thurigensis Iaolat Madura Sebagai Musuh Alami Nyamuk Aedes Aegypty. Jurnal Pembangunan dan Alam

Lestari, I, 1-10.

Gubler D. J. 2011. Dengue, Urbanization and Globalization : The Unholy Trinity of the 21st Century. Tropical Medicine and Health, 39(4s), 3-11.

Hastuti H. 2008. Daya Bunuh Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus

amaryllifolius Roxb.) terhadap Larva Anopheles aconitus donitz.

Surakarta : Universitas Negeri Semarang, Fakultas Kedokteran.

Hayes E. B. 2009. Zika Virus Outside Africa. Emerging Infectious Dissease,

(19)

35

Universitas Kristen Maranatha

Hirani S. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Mundu (Garcinia dulcis) sebagai

Larvasida Nyamuk Culex quinquefactinatus dan Aedes aegypti. Bogor :

Institut Pertanian Bogor.

Jovita M. A. V. 2015. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium graveolens)

sebagai Larvasida untuk Larva Nyamuk Aedes aegypti. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran.

Kemas A. H. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kinanda M. O. 2013. Efek Ekstrak Etanol Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

sebagai Larvasida. Bandung : Universitas Kristen Maranatha, Fakultas

Kedokteran.

Kumar S., Mishra M., Wahab N. & Warikoo R. 2014. Larvicidal, Repellent, and Irritant Potential of the Seed-Derived Essential oil of Apium graveolens Against Dengue Vector, Aedes aegypti L. (Diptera: Culicidae). Frontiers

in Public Health, II

Notoprawiro N. C. 2015. Efek Larvasida Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera

Linn.) terhadap Aedes sp. Bandung: Universitas Kristen Maranatha,

Fakultas Kedokteran.

Orange Country Vector Disease. 2012. http://www.ocvector.org/ (diunduh October 2016)

Pratiwi A. 2012. Penerimaan Masyarakat terhadap Larvasida Alami. Kesehatan

Masyarakat, VIII(1), 88-93.

Putri N. A. L. 2015. Efek Larvasida Infusa Daun Pepaya (Carica papaya L.)

terhadap Larva Aedes aegypti. Bandung: Universitas Kristen Maranatha,

Fakultas kedokteran.

Rian S. V. 2013. Ekstrak Etanol Batang Seledri (apium Graveolens) Sebagai

Larvasida Terhadap Larva Aedes Aegypti. Yogyakarta: Universitas

Kristen Duta Wacana, Fakultas Kedokteran.

(20)

36

Universitas Kristen Maranatha

Rudolfo S. L. 2014. Efek Larvasida Infusa Daun Gandarusa (Justiia gendarussa

Burm. f.) terhadap Aedes sp. sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue.

Bandung: Universitas Kristen Maranatha, Fakultas Kedokteran.

Shapshak P., Sinnott J., Somboonwit C., & Kuhn J. 2015. Global Virology I -

Identifying and Investigating Viral Diseases. New York.

Soegijanto S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga University Press.

Thomas A. N. 2012. Tanaman Obat Tradisional 1. Yogjakarta: Kanisius.

Toxicology Data Network. 2011. Temephos. https://toxnet.nlm.nih.gov/ (diunduh Oktober 2016)

World Health Organization. 2009. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment,

Prevention, and Control. Geneva: World Health Organization.

World Health Organization. 2011. Temephos. WHO Pesticide Evaluation Scheme Geneva: World Health Organization. http://www.who.int/ (diunduh 21 September 2016)

World Health Organization. 2012. Mosquito and Other Biting Diptera. Geneva : World Health Organization.

World Health Organization. 2015. Dengue Fever Factsheets.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/ (diunduh 22 September 2016)

World Health Organization. 2016. Yellow Fever Factsheets

Gambar

Tabel L 2.1 Jumlah larva mati pada pemberian EES 250 ppm setelah 24 jam

Referensi

Dokumen terkait

Ambarwati, Denny Ramdhany, Rina Rusman, Hukum Humaniter Internasional Dalam Studi Hubungan Internasional, Rajawati Pers, Jakarta,2009.. Effendi, Masjur, Moh Ridwan, Muslich

Dalam Melakukan Pelayanan Terhadap Pengguna Pada Perpustakaan Universitas. Muhammadiyah

Adalah lulusan Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun, atau S2 dengan pengalaman 5 tahun dibidang perencanaan jaringan irigasi, Bertanggung jawab atas

Konsep kearifan lokal juga terdapat dalam seni aksitektur rumah adat suku-suku Indonesia. Biasanya rumah adat dibangun dengan menyelaraskan alam sekitarnya. Bentuk rumah

Penelitian ini merupakan salah satu langkah penting dalam pemanfaatan mikroba lokal asal Jambi khususnya Azospirillum, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) berbasis kurikulum 2013 yang akan diterapkan pada siswa kelas

Sosial Facebook”, menunjukkan: (1) Waktu 6 bulan dan 12 bulan menjadi saat-saat “booming” para mahasiswa dalam menampilkan diri di Facebook; (2) Para mahasiswa yang

Pengujian ini dilakukan karena pengujian hipotesis mensyaratkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, (2) uji persyaratan homogenitas varians