PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN KEMAMPUAN NUMERIK SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA PADA SISWA
SMP NEGERI 9 TEBING TINGGI
TESIS
OLEH
RUSTI LUMBAN GAOL
NIM. 8126122041
Tesis Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
DAN KEMAMPUAN NUMERIK SISWA TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA PADA SISWA
SMP NEGERI 9 TEBING TINGGI
TESIS
OLEH
RUSTI LUMBAN GAOL
NIM. 8126122041
Tesis Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Lumban Gaol Rusti. (2014). The Effect of Implementation Instructional Strategy and Numeric Ability to Students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi. Thesis, State University Medan Of Pasca Sarjana.
The aims of this research is to find of : (1) the difference of instructional result of physics stundents taught by using the strategy computer simulation learning base on laboratory to the students by using strategy laboratory experiment instructional, (2) the interaction between instructional strategy and numerical ability to physics learning outcomes from the students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi, (3) the students with high numerical competence which are taught by computer simulation learning base on laboratory instructional strategy have difference in taught to the students who are taught by strategy laboratory experiment instructional strategy, (4) the students who have low numerical competence which are taught by computer simulation learning base on laboratory instructional strategy have difference in taught to the students who are taught by strategy laboratory experiment instructional strategy.
The research was conducted to the students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi class for second semester in 2013/2014 period to the result physic learning. The way to taking sample is used cluster Random Sampling base on student’s numeric ability, so this sample research to each learning group consists of 28 for experiment group and 31 students for control group. The method used in this study is a quasi experimental treatment by level with 2 x 2 factorial . The analysis technique used is a two-track analysis of variance with a significance level α = 0.05 by F test , the continuity test used the Scheffe test. The research method uses experiment quasi treatmeny by level with desain factor 2 x 2.
Finding research show (1) physic learning outcomes between the strategy computer simulation learning base on laboratory is more clever than the students that follow laboratory experiment learning at significance level α = 0,05 Fh is
17,40 and Ftable= 4,02 for significancei 5 % Fhitung > Ftable = 17,40 > 4,02. At the
continuon test Scheefe is gotten Fh is 11,62 dan Ftable= 4,00 for significancy 5 %
Fhitung > Ftable = 8,61 > 4,00. For significance level 5 % Fcount > Ftable = 8,60 >
4,02 So all of student of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi that follow the strategy computer simulation learning base on laboratory get better mark than students are taught use strategy laboratory experiment learning, (2) the average amount of physics learning outcomes for each learning group is as follows , to XsimKT = 34.57 and 28.57 , while XsimKT = 34,57 dan XsimKR = 28,57 sedangkan XPlabKT =
28,25 XlabPR = 32,00 the results of calculations 2x2 factorial ANOVA with
ii be stated Fh( 182.34 ) > Ft( 4.02 ) , then the hypothesis is formulated , there was
an interaction between learning strategies and numerical abilities against the learning outcomes of the physics students of SMP Negeri 9 Tebing Tinggi been verified at the significance level of 0.05 thus, Hais accepted and Hois rejected at
the 0.05 confidence level, (3) that the results of analysis of variance on differences in learning outcomes between students who have the physical ability of a high numerical simulation with the application of computer based learning strategies laboratory average of 34.57 and laboratory experiments for learning strategies average was 28.25. The results of calculations using Scheffe Test Fh= 24.57 and
F table = 4.17, then Fh ( 24.57 ) > Ft ( 4.17 ). Thus the findings of the study
iii ABSTRAK
Lumban Gaol Rusti. (2014). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Numerik Pada Siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium dengan siswa yang mengikuti strategi pembelajaran eksperimen laboratorium, (2) interaksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika dari siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi, (3) siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi, yang diberi strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium memiliki perbedaan hasil belajar fisika dengan siswa yang diberikan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium, dan (4) siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah, yang diberikan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium memiliki perbedaan hasil belajar fisika dengan siswa yang diberikan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi kelas IX semester genap tahun ajaran 2013/2014 terhadap hasil belajar Fisika. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan kemampuan numerik siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 28 untuk eksperimen dan 31 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen
treatment by leveldengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Scheffe.
Temuan penelitian menunjukkan (1) hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran eksperimen laboratorium pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fhsebesar 17,40
dan Ftabel = 4,02 untuk taraf signifikansi 5 % Fhitung > Ftabel = 17,40 > 4,02.
Dengan Uji lanjut Scheefe diperoleh Fhsebesar 11,62 dan Ftabel= 4,00 untuk taraf
signifikansi 5 % Fhitung > Ftabel = 11,62 > 4,00. Maka secara keseluruhan siswa
SMP Negeri 9 Tebing Tinggi yang mengikuti strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium, (2) besarnya rata-rata hasil belajar fisika untuk setiap kelompok pembelajaran adalah sebagai berikut, untuk XsimKT =
34,57 dan XsimKR = 28,57 sedangkan XPlabKT = 28,25 XlabPR = 32,00 Hasil
iv perhitungan Fh= 182,34 dan harga tabel Ft= 4,02 pada taraf kepercayaan α = 0,05
dengan dk = (1,57) adalah Ft(0,05)(1,57) = 4,02 sehingga dapat dinyatakan
Fh(182,34) > Ft(4,02), maka hipotesis yang dirumuskan, terdapat interaksi antara
strategi pembelajaran dan kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika dari siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi telah teruji kebenarannya pada taraf signifikansi 0,05 dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 0,05, (3) hasil perhitungan analisis varians tentang perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi dengan penerapan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium rata sebesar 34,57 dan untuk strategi pembelajaran eksperimen laboratorium rata-rata adalah 28,25. Hasil perhitungan menggunakan Uji Scheffe Fh = 24,57 dan Ftabel = 4,17, maka Fh(24,57) > Ft(4,17). Dengan demikian temuan penelitian
menyimpulkan, bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi hasil belajar fisika siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi, yang diberi strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium lebih tinggi dengan siswa yang diberikan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium, telah teruji kebenarannya sehingga hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak., (4) hasil perhitungan analisis varians tentang perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah dengan penerapan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium rata-rata sebesar 28,57 dan untuk strategi pembelajaran eksperimen laboratorium adalah rata-rata 32,00. Hasil perhitungan menggunakan Uji Scheeffe Fh = 12,70 dan Ftabel = 4,18, maka Fh(12,70) > Ft(4,17). Dengan demikian temuan penelitian menyimpulkan, bahwa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala karuniaNya
sehingga proposal penelitian yang berjudul Penerapan Peranan Strategi
Pembelajaran Dan Kemampuan Numerik Siswa Terhadap Hasil Belajar
Fisika Pada Siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi berhasil diselesaikan,
Dalam menyusun penelitian ini, peneliti menghadapi berbagai kesulitan,
di antaranya literatur dan pengetahuan peneliti sendiri, oleh karena itu penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun bahasanya.
Untuk itu peneliti mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Dosen pembimbing I yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan
dosen Pembimbing II yaitu Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.
2.
Bapak Ketua Prodi Teknologi Pendidikan yaitu Prof. Dr. Harun Sitompul,
M.Pd dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd juga Bapak Dr. Hamonangan
Tambunan, M.Pd yang turut membantu peneliti
3.
Bapak/Ibu Nara sumber yaitu Prof Dr. Nurdin Bukit, M.Pd, Prof. Dr.
Harun Sitompul, M.Pd dan Dr. Betty M. Turnip, M.Pd yang telah banyak
memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini.
4.
Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Medan yang telah mendidik dan mengajari peneliti.
5.
Kepala Sekolah Dra Elly Agustini, M.M dan Guru-guru SMP Negeri 9
Tebing Tinggi
6.
Ayahanda dan Bunda : Purn. Piama Lumban Gaol/Mariani Manullang,
Suami tercinta Monang Simbolon, juga putri tersayang Sarah Gytha
Patricia Simbolon yang telah telah memberikan bantuan bimbangan moral
dan moril serta Abanganda alm. Drs. Maju Lumban Gaol, M.Pd yang telah
memotivasi penulis untuk kuliah progam magister teknologi pendidikan.
7.
Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas
Akhir kata peneliti mengucapkan semoga tulisan ini bermanfaat
bagi kita semua.
Medan, Maret 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...
i
KATA PENGANTAR ...
iii
DAFTAR ISI ...
v
DAFTAR TABEL ...
vii
DAFTAR GAMBAR ...
viii
DAFTAR LAMPIRAN
……….
ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 7
C.
Batasan Masalah ... 7
D.
Rumusan Masalah ... 8
E.
Tujuan Penelitian ... 9
F.
Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kerangka Teoritis ... 11
1.
Hakikat Belajar... ... 11
1.1.Defenisi Belajar ... 11
1.2.Hasil Belajar ... 13
1.3.Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
1.4.Hakekat Pembelajaran Fisika ... 19
2.
Hakikat Strategi Pembelajaran ... 28
2.1. Strategi Pembelajaran Simulasi Komputer
Berbasis Laboratorium ... 34
2.2. Strategi Pembelajaran Eksperimen Laboratorium ... 49
3.
Kemampuan Numerik ... 55
iv
C. Kerangka Berpikir ... 63
D. Perumusan Hipotesis ... 72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 74
B.
Populasi Subjek Penelitian ... 74
C.
Variabel Penelitian...
75
D.
Defenisi OperasionaL...
76
E.
Desain Penelitian...
77
F.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen...
80
G.
Hasil Uji Coba Instrumen...
85
H.
Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan...
86
I.
Perlakuan Pada Setiap Strategi Pembelajaran...
87
J.
Teknik Analisa Data ... ... ... 89
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi data ... 92
B.
Pengujian Persyaratan Analisis ... 106
C.
Pengujian Hipotesis... 112
D.
Pembahasan Hasil Penelitian... 117
E.
Keterbatasan Penelitian... 127
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Kesimpulan ...
129
B.
Implikasi...
129
C.
Saran...
132
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 : Diagram Belajar ...
13
Gambar 2.2 : Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar,
Dan Hasil Belajar ...
14
Gambar 2.3. : Taksonomi Variabel Pembelajaran ...
32
Gambar 2.4. : Strategi Pembelajaran Laboratorium ...
51
Gambar 2.5. : Proses Penyelesaian Masalah Saintifik ...
58
Gambar 2.6. : Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Strategi Pembelajaran
dan Kemampuan Numerik Siswa...
80
Gambar 3.1 : Lembar Kerja Software Edison V.4.0 ...
86
Gambar 3.2 : Perlakuan Pada Strategi Pembelajaran Psim...
88
Gambar 3.3 : Perlakuan Pada Strategi Pembelajaran Psim...
89
Gambar 4.1. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Simulasi Komputer
Berbasis Laboratorium………
93
Gambar 4.2. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi
Pembelajaran Eksperimen Laboratorium ……
95
Gambar 4.3. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Kemampuan
Numerik Tinggi……… ………
97
Gambar 4.4. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Kemampuan
Numerik Rendah
………
98
Gambar 4.5. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Simulasi Komputer
Berbasis Laboratorium dengan Kemampuan Numerik
Tinggi
………..
100
Gambar 4.6. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Simulasi Komputer
Berbasis Laboratorium dengan Kemampuan Numerik
Rendah
………..
102
Gambar 4.7. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Kemampuan Numerik Tinggi………..
104
Gambar 4.8. : Histogram Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Eksperimen Laboratorium
dengan Kemampuan Numerik Rendah………..
106
Gambar 4.9. : Interaksi Strategi Pembelajaran dan Kemampuan
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 : Komponen Strategi Pembelajaran...
34
Tabel 3.1 : Distribusi Siswa SMP Negeri 9 T.Tinggi ...
74
Tabel 3.2 : Rancangan Analisis Faktorial 2 x 2 ...
78
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Numerik ...
82
Tabel 3.4 : Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ...
83
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi
Pembelajaran Simulasi Komputer Berbasis Laboratorium
…………
92
Tabel 4.2. : Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi
Pembelajaran Eksperimen Laboratorium
………..
94
Tabel 4.3 : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Kemampuan
Numerik Tinggi……… ………
96
Tabel 4.4. : Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Kemampuan
Numerik Rendah
………
98
Tabel 4.5. : Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan dengan
Strategi Pembelajaran Simulasi Komputer Berbasis
Laboratorium
dengan Kemampuan Numerik Tinggi …………..
99
Tabel 4.6. : Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran
Simulasi Komputer Berbasis Laboratorium dengan Kemampuan Numerik
Rendah………..
101
Tabel 4.7 : Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan dengan
Strategi Pembelajaran Eksperimen Laboratorium dengan
Kemampuan Numerik Tinggi……….………..
103
Tabel 4.8 : Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Eksperimen Laboratorium
dengan Kemampuan Numerik Rendah………..
105
Tabel 4.9. : Hasil
Analisis UJi Normalitas Psim dan Plab………
107
Tabel 4.10. : Hasil
Analisis UJi Normalitas Kt dan Kr………
107
Tabel 4.12 :
UJi Homogenitas Psim dan Plab ………….………..……
109
Tabel 4.13 :
UJi Homogenitas PsimKt dan PlabKt ………….………..
109
Tabel 4.14 :
UJi Homogenitas PsimKt dan PlabKt ………….………..
110
Tabel 4.15 : UJi Homogenitas
PsimKr dan PlabKr ………….………..
111
Tabel 4.16 : Rangkuman Data Hasil Perhitungan Deskriptif... 112
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran ...
138
Lampiran 2 : RPP Strategi Pembelajaran Simulasi Komputer
Berbasis Laboratorium. ... 140
Lampiran 3 : RPP Strategi Pembelajaran Eksperimen Laboratorium ... 160
Lampiran 4 : Test Pilihan Berganda ... 178
Lampiran 5 : Instrumen Kemampuan Numerik ... 186
Lampiran 6 : Hasil Uji Instrumen Penelitian, Uji Validitas
Dan Reliabilitas ... 187
Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Penelitian ...
198
Lampiran 8 : Tabel Statistik ... 230
Lampiran 9 : Pedoman Penggunaan Strategi ... 234
Lampiran 10 : Dokumentasi...
271
Lampiran 11 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 272
Lampiran 12 : Surat Keputusan Seminar Proposal ... 273
Lampiran 13 : Seminar Proposal... 274
Lampiran 14 : Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 275
Lampiran 15 : Surat izin melakukan Uji Coba Tes Hasil Belajar ...
276
Lampiran 16 : Surat penelitian dari Pasca Sarjana ...
277
Lampiran 17 : Surat izin melakukan Penelitian ke Tempat yang Di tuju
Yang Di tuju ...
278
Lampiran 18 : Surat keterangan telah melaksanakan Penelitian ...
279
Lampiran 19 : Undangan Ujian Tesis ...
280
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang tidak mengabaikan hakikat
fisika sebagai sains.Hakikat sains yang dimaksud meliputi produk, proses, dan
sikap ilmiah, dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau
metode pembelajaran yang sesuai yang salah satunya melalui kegiatan
demonstrasi dan kerja laboratorium.Hal ini dikarenakan melalui kegiatan
demonstrasi, siswa memperoleh penjelasan tentang konsep yang abstrak. Melalui
kegiatan praktikum, siswa melakukan olah pikir dan tangan, dalam pembelajaran
yang menggunakan kerja laboratorium siswa akan lebih aktif dalam kegiatan
eksperimen atau praktikum, siswa akan langsung berinteraksi dengan alam dan
siswa dapat memperoleh konsep fisika yang dipelajarinya melalui kegiatan
eksperimen tersebut.
Pembelajaran fisika seharusnya dapat memberikan pengalaman langsung
pada siswa sehingga menambah kemampuan dalam mengkonstruksi, memahami,
dan menerapkan konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian, siswa akan
terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistik, bermakna, otentik
serta aplikatif untuk kepentingan pemecahan masalah.
Tujuan mata pelajaran IPA SMP yang ingin dicapai menurut
Depdiknasagar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)
meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya, (2) mengembangkan
2
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat, (4) melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan serta sumber daya alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7)
meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada jenjang
pendidikan dasar. Survei “The Trend International Mathematics and Science
Study (TIMSS)” tentang penilaian kemampuan matematika dan sains bagi siswa
Indonesia kelas VIII, yang dilaksanakan pada tahun 1999, 2003, dan 2009
rata-ratanya masing-masing yaitu 435, 420, dan 427 dari rata-rata internasional 500
(NCES 2009 : 62). Hasil ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan prestasi
siswa negara tetangga misalnya Malaysia dengan rata-rata masing-masing 492,
510, dan 471 pada tahun yang sama. Padahal pendidikan IPA atau Sains,
berperan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Pembelajaran Fisika tidak
lain merupakan proses konstruksi pengetahuan melalui aktivitas berfikir anak.
Dalam keadaan ini anak diberi kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuannya secara mandiri melalui proses komunikasi yang menghubungkan
pengetahuan awal yang dimiliki dengan pengetahuan yang akan atau harus
3
kegiatan yang dialami siswa melalui interaksi dengan lingkungan dalam
menguasai konsep fisika melalui penerapan aktivitas siswa itu sendiri.
Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran tersebut maka pada
setiapakhir program pengajaran dilakukan evaluasi.Indikator keberhasilan dari
pencapaiantujuan pengajaran tersebut adalah kemampuan belajar siswa yang
diwujudkan dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS) dan Ujian Nasional
(UN).Dari 3 tahun terakhir yaitu tahun ajaran 2010/2011, 2011/2012 dan
2012/2013, diperoleh rata-rata nilai UAS IPA, 60, 58 dan 60 (DKN SMP Negeri 9
Tebing Tinggi). Hasil UAS siswa masih berada di bawah KKM yang ditetapkan
70.Hal ini menandakan kualitas pendidikan IPA masih rendah.Penyebab universal
atas masih rendahnya mutu pendidikan IPA yang secara umum diterima oleh para
pendidik IPA adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurang
memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki siswa.Penyebabnya mungkin karena
para guru fisika mengajar berdasarkan asumsi tersembunyi bahwa pengetahuan
dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa.Dengan asumsi
tersebut mereka memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan ke dalam
kepala para siswanya.Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus menerus
dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak
memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akan
bermuara pada rendahnya prestasi belajar mereka.
Berdasarkan observasi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran
Fisika kurang disukai oleh siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi.Hal ini
dimungkinkan oleh beberapa faktor, siswa kesulitan memahami konsep-konsep
4
sehari-hari dan siswa beranggapan pembelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit
dikuasai dari segi konsep dan penguasaan matematikanya. Sumber kesulitan
tersebut disebabkan oleh sebahagian besar guru menggunakan metode ceramah
dan penguasaan media Informasi digital (internet, multimedia, E-learning) masih
sangat rendah, sehingga pengetahuan mereka tentang IPA kurang kreatif dalam
mencari sumber belajar dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).Akibatnya Pembelajaran Fisika cenderung materi sentris sehingga terpisah
dengan kenyataan di lapangan. Pembelajaran Fisika siswa mendapat nilai baik,
namun di rumah bila lampu mati, kabel setrika putus, siswa tidak bisa berbuat
apa-apa. Jika siswa disuapi saja, maka kreativitasnya tidak muncul. Tidak ada
minat, rasa tertarik, kreativitas dalam pembelajaran. Wawasan siswa
terpotong-potong atau mati atau menjadi dead knowledge.Praktek harus diadakan dan tidak
harus di dalam kelas, bisa juga dalam bentuk tugas, atau proyek. Untuk
meminimalisasi kesalahan konsep, guru dapat mengembangkan media bahan ajar
yang di dalamnya terdapat konsep dan visualisasi bahan ajar sehingga mudah
dipahami siswa dengan benar. Optimalisasi penggunaan bahan ajar berbasis
multimedia semacam ini akan menyenangkan siswa dan berpeluang
mendatangkan hasil belajar yang meningkat baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Sekolah kurang memfasilitasi siswa dengan sarana belajar atau
praktik laboratorium yang mendukung sesuai dengan perkembangan jaman.
Eksperimen berperan dalam meningkatkan hasil belajar fisika, terbatasnya alat
dan bahan, terbatasnya pendanaan menyebabkan sekolah tidak mampu
menyediakan sarana belajar praktik laboratorium yang memadai. Akibatnya, mutu
5
Pengembangan pengalaman belajar perlu untuk dikembangkan melalui
upaya penyediaan sarana pendidikan, metode pengajaran yang relevan serta
strategi pembelajaran yang lebih tepat. Proses pembelajaran yang dirancang
dengan baik akan meningkatkan kualitas hasil belajar. Variabel yang
mempengaruhi perilaku belajar adalah kondisi pembelajaran, metode
pembelajaran dan hasil pembelajaran (Reigeluth, 1983:18). Konsekuensinya
adalah perlu dipikirkan pemanfaatan komputer tersebut untuk keperluan
peningkatan proses belajar mengajar. Belajar dengan memanfaatkan software
komputer akan lebih efektif dibanding dengan alat bantu lainnya. Ini selaras
dengan pandangan Heinich (1993:215) yang mengatakan bahwa komputer dapat
memperkaya teknik pengajaran, dan melalui komputer sebagai pelengkap dalam
penyampaian pengajaran yang berkesan dan bermutu. (Sharon, 2012 : 7)
mengatakan komputer bisa membantu baik pengajar maupun para siswa untuk
menjaga informasi mereka dan memandu pengajaran. (Demirci, 2005:1)
menyatakan pembelajaran gaya dan gerak dengan berbasis Web dapat menimalisir
miskonsepsi siswa dan berpengaruh terhadap prestasi siswa.Salah satu cara untuk
membuat proses pembelajaran menjadi menarik, siswa aktif, tidak membosankan,
penyajian konsep jelas, dapat diulang-ulang sendiri, dilengkapi dengan latihan
soal dan pembahasan yaitu menggunakan media komputer. Komputer mampu
menggambarkan fenomena fisika mendekati kejadian sesungguhnya, Bayrak
(2007), menemukan bahwa pembelajarankomputer berbasis laboratorium sangat
efektif dalam meningkatkan prestasi siswa.
Pada umumnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada
6
dalam kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai
akibat dari pengalaman atau pelatihan.Pola pikir pembelajaran pun perlu diubah
dari sekedar memahami menuju pada penerapan konsep dan prinsip
keilmuwan.Dalam pilar-pilar pembelajaran dari UNESCO, selain terjadi learning
to know (pembelajaran untuk tahu), juga harus terjadi learning to do (kemampuan
untuk berbuat).Pembelajaran terfokus pada siswa, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan mediator (Depdiknas, 2001:2).Dalam menjalankan
fungsinya sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran, pada saat munculnya
miskonsepsi, guru menyajikan konflik kognitif sehingga terjadi
ketidakseimbangan (disekualibrasi) pada diri siswa.Konflik kognitif yang
disajikan guru, diharapkan dapat menyadarkan siswa atas kekeliruan konsepsinya
dan pada akhirnya mereka merekonstruksi konsepsinya menuju konsepsi ilmiah.
Dengan demikian, selain harus mempertimbangkan miskonsepsi
yangdimiliki siswa sebelum mendapatkan pembelajaran, guru juga
harusmempertimbangkan kemampuan numerik yang berbeda-beda yang dimiliki
oleh siswa.Kemampuan numerik merupakan bagian dari sistem operasi hitung
dalam matematika, dengan kemampuan numerik siswa dapat menyelesaikan
persoalan-persoalan fisika dengan mudah dan lancar.Perbedaan kemampuan yang
menyolok dalam pembelajaran fisika dapat menimbulkan permasalahan pada
tingkat kesulitan siswa dalam menguasai materi pelajaran fisika. Hal ini
disebabkan kemampuan mengoperasikan bilangan berbeda di kalangan siswa.
Siswa yang kemampuan numerik baik cenderung lancar dalam menghitung
menggunakan bilangan dan sekaligus mendukung dalam meningkatkan hasil
7
Dari uraian di atas, terlihat bahwa kesalahan konsep yang dialami siswa
bersifatresisten dalam pembelajaran mengakibatkan rendahnya hasil belajar fisika,
sedangkan di sisi lain siswa memiliki kemampuan numerik yang berbeda-beda.
Dalam hal ini, siswa membutuhkan suatu strategi pembelajaran yang tepat agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna.Dengan demikian strategi pembelajaran
simulasi komputer berbasis laboratorium dipilih sebagai suatu studi eksperimental
dalamupaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari
kemampuan numerik siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : (1) terbatasnya alat-alat
laboratorium, (2) rendahnya hasil belajar fisika siswa, (3) siswa tidak termotivasi
untuk belajar fisika, (4) faktor kemampuan numerik siswa, (5) rendahnya
kemampuan guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi, (6)
kesalahan konsep fisika siswa, (7) belum memanfaatkan software pembelajaran
yang ada, (8) belum memanfaatkan lingkungan untuk belajar, (9) rendahnya
keinginan guru untuk mendisain pembelajaran yang menyenangkan, (10)
pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah, dan (11)
penggunaan media pembelajaran masih terbatas
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada : (1) strategi
pembelajaran yang terdiri dari strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis
laboratorium dan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium, (2) kemampuan
8
belajar fisika siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi IX semester II, pokok bahasan
listrik dinamis yaitu alat ukur listrik, Hukum Ohm, hambatan listrik, rangkaian
hambatan seri dan paralel, hukum Kirchoff, GGL dan tegangan jepit.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta
pembatasan masalah yang telahdikemukakan, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajarfisika siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium dengan
siswa yang diajarkan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium?
2. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan
kemampuan numerik terhadaphasil belajar fisika dari siswa SMP Negeri 9
Tebing Tinggi?
3. Apakah siswayang memiliki kemampuan numerik tinggi, yang diberikan
strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium memiliki
perbedaan hasil belajar fisika dengan siswa yang diberikan strategi
pembelajaran eksperimen laboratorium?
4. Apakah siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah, yang diberikan
strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium memiliki
perbedaan hasil belajar fisika dengan siswa yang diberikan strategi
pembelajaran eksperimen laboratorium?
9
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaanhasil belajarfisika antara siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran eksperimen laboratorium.
2. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan
kemampuan numerik terhadap hasil belajarfisika dari siswa SMP Negeri 9
Tebing Tinggi.
3. Untuk mengetahuisiswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi, yang
diberi strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium
memiliki perbedaan hasil belajar fisika dengan siswa yang diberikan
strategi pembelajaran eksperimen laboratorium.
4. Untuk mengetahuisiswa yang memiliki kemampuan numerik rendah,
yang diberikan strategi pembelajaran eksperimen laboratoriummemiliki
perbedaan hasil belajar fisika dengan siswa yang diberikan strategi
pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis.
Manfaat secara teoretis adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memanfaatkan media komputer
untuk mengatasi keterbatasan alat dan bahan di laboratorium.
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengetahui pondasi psikolog
siswa menyangkut kemampuan numerik siswa.
3. Sumbangan pemikiran untuk dilaksanakan bagi kemajuan pendidikan
10
4. Ditinjau dari sisi kemampuan numerik siswa dapat digunakan sebagai
landasan dalammenerapkan pendidikan IPA yang dinamis dan fleksibel.
Manfaat secara praktis adalah :
1. Bagi guru dalam upayanya mengembangkan pembelajaran simulasi
komputer berbasis laboratorium yang yang tepat guna mengubah
miskonsepsi siswa tersebut menuju konsep ilmiah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
2. Strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium yang
dikembangkan dan dicobakan disini diharapkan dapat menambah
129 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
1. Hasil belajar Fisika siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi yang diajar dengan
strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar Fisika dengan menggunakan strategi pembelajaran
eksperimen laboratorium.
2. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan numerik
siswa terhadap hasil belajar Fisika dari siswa SMP Negeri 9 Tebing Tinggi.
3. Siswa yang memilki kemampuan numerik tinggi, penerapan strategi
pembelajaran simulas komputer berbasis laboratorium memberi hasil belajar
lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran eksperimen
laboratorium.
4. Penerapan strategi pembelajaran eksperimen laboratorium lebih tepat bagi
siswa yang memilki kemampuan numerik rendah.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa
implikasi dari hasil penelitian ini yaitu, hasil belajar fisika yang diajar dengan
strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis laboratorium lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan strategi
130
simulasi komputer berbasis laboratorium lebih tepat untuk diterapkan dari pada
strategi pembelajaran eksperimen laboratorium.. Penerapan strategi pembelajaran
simulasi komputer berbasis laboratorium dalam pembelajaran fisika yang
berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran
fisika. penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi merupakan salah satu
strategi untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih berrmakna, kreatif dan
menarik, sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran.Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh keterampilan guru
dalam merancang pembelajaran.
Melalui penerapan strategi pembelajaran simulasi komputer berbasis
laboratorium siswa diberikan kesempatan untuk mengulang materi dengan
software yang ada. dan siswa akan aktif membentuk pengetahuan sendiri dengan
latihan-latihan yang ada, siswa juga akan merekontruksi pengetahuan yang
mengakibatkan hasil belajar siswa akan meningkat.dalam pembelajaran proses
menyesuaiikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada
dalam pikiran mereka dan siswa bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Siswa
membawa pengertian yang lama dalam situasi belajar yang baru. Mereka sendiri
yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan cara mencari
makna, membandingkannya dengan apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia
perlukan dalam pengalaman yang baru.
Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang
kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai
fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilittaor dan mediator
131
mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara
belajar menghafal. Dengan penerapan strategi pembelajaran simulasi komputer
berbasis laboratorium siswa akan lebih mudah untuk mengubah konsepsinya
menjadi konsep ilmiah.
Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan
strategi pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer yang interaktif
dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan
strategi pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya
untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang
dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusanan skenario dan pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan membuat
tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.
C. Saran
Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,
maka disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Para guru fisika disarankan untuk menggunakan strategi pembelajaran
simulasi komputer berbasis laboratorium. strategi pembelajaran simulasi
komputer berbasis laboratorium dalam menanggulangi keterbatasan sarana
dan prasarana laboratorium yang memadai.
2. Pembelajaran fisika merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah
132
3. Penerapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka
guru perlu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran yang
berkaitan dengan fisika.
4. Sekolah dapat menyediakan sarana dan prasaranan yang lebih baik untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran fisika. Guru perlu dibekali dengan
kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dan informasi yang ada di dalam
pembelajaran, dengan pelatihan dan sosialisasi penggunaan media.
5. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain
seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah
populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat
133
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T. (1994). Multiple Intelligences In The Classroom. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Aufschnaiter, C. V and Christian Rogge. (2010). Misconceptions or Missing Conceptions?. Justus Liebig University Giessen, Giessen, GERMANY Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(1), 3-18
Arends, R.I. (2009). Learning to Teach 7th.ed. Singapore: Mc Graw Hill.
Bakac, M. (2011). The Effect of Computer Assisted Instruction with Simulation in Science and Physics Activities on the Success of Student: Electric Current. Eurasian J. Phys, Chem. Educ.,Jan (Special Issue):34-42,2011
Baser, M. (2010). The effectiveness of Computer Supported Versus Real Laboratory Inquiry Learning Environments on The Understanding of Direct Current Electricity among Pre-Service Elementary School Teachers. University of Mustafa Kemal, Antakya Turkey. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(1), 47-61
Bayrak, B. The Compare the Effects of Computer Based Learning and The Laboratory Based Learning on Students Achievement Regarding Electric Circuits. Gazi University.The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET January 2007 ISSN : 1303-6521 volume 6 Issue 1 Article 2
Betty, T. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Numerik Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA. UNJ : Jakarta. Disertasi
Bruce Joyce and Marsha Weil. (1992). Models of Teaching. United States of America: Prentice Hall
Bruner, J.(2001). Constructivist Theory.
http://www.instructionaldesign.org/theories/constructivist.html
Bull, Susan and Tim J. Jackson. Students' interest in their misconceptions in first year electrical circuits and mathematics courses. Electronic, Electrical and
Computer Engineering, University of Birmingham, UK International
134
Budiyono. (2009). Penerapan Laboratorium Riil dan Virtual Pada Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Ditinjau dari Gaya Belajar (Studi Kasus Pada Madrasah Tsanawiyah Negeri karangmojo I Kelas II Tahun Ajaran 2008-2009). Masters Thesis, Universitas Sebelas Maret.
Chiappetta, E. L., & Collette, A. T. (1978). Secondary science teacher skills identified by secondary science teachers. Science Education, 62 (1): 73-78.
Carter, P., (2010). Tes IQ dan Tes Bakat. Alih bahasa Desi Arysanty. Jakarta : PT Indeks
Djamarah, Bahri, B,. (2010). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
Demirci, Neset (2005). A Study About Students’ Misconceptions In Force And Motion : The Turkish Online Journal Of Educational Technology – TOJET ISSN: 1303-6521 Volume 4 Issue 3 Article 740.
Dick, W., & Carey, L. (2005). The Systematic design of Instruction. 6thedition. Pearson :Amerika
Dinar, M., (2013). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) Terhadap Penurunan Miskonsepsi Pada Materi Listrik Dinamis Kelas X SMAN 2 Jombang. Jurusan Fisika : UNESA. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No.02 Tahun 2014, 24-29.
Gardner, H. (2011). The Theory Of Multiple Intelligences. New York : Basic Books
Haron, Saharudin. Numerical Methods for Chemical Engineers. Course Material for Chemical Engineering Numerical Method. PSE – FKKKSA, Universiti Teknologi Malaysia.
Hergenhahn, B.R. dan Matthew, H. Olson., (2009). Theories of Learning. Jakarta : Kencana.
Heinich, Molenda and Russel (1993). Instructional Media. Macmillan Publishing Company.
135
Ferguson, George A., Stastical AnalysMcGraw - H is in Psychology and Education, Auckland: Mc Graw – Hill Book Company.
Krathwohl, D. R., (2002). A revision of Bloom's Taxonomy: An Overview Theory Into Practice, Volume 41, Number 4, Autumn. The Ohio State Universit.
Kemp, Morison and Ross., (1994). Designing Effective Instruction. Macmillan College Publishing Company : New York
Klymkowsky, M. W., Taylor, L. B., Spindler, S. R., Garvin-Doxas, R. K. (2006). Two-dimensional, implicit confidence tests as a tool for recognizing student misconceptions. J. Coll. Sci.Teach. 36, 44 – 48.
K.Perkins, W. Adams, M. Dubson, N. Finkelstein, S. Reid, and C. Wieman. 2006. “PhET: Interactive simulations for Teaching and Learning Physics”. The
Physics Teacher Vol. 44 Januari 2006.
http://prst-per.aps.org/abstract/PRSTPER/v1/i1/e010103
Lumban Gaol. Maju (2004). Pembuatan software simulasi Komputer dalam pengendali motor listrik pada fakultas teknik unimed. Medan : Unimed.
Mayer, R.E. (2009). Multimedia Learning. Prinsip-prinsip Aplikasi. Pustaka Belajar : Yogyakarta
Maghfuroh, Anik.,2008. Kontribusi Kemampuan Awal, Kemampuan Numerik dan Persepsi Siswa Pada Kegiatan Tutorial Terhadap Penguasaan Materi Listrik Dinamis Siswa Kelas X SMA Kolombo Yogyakarta. Dipublikasikan. UIN Sunan Kalijaga.
Moreno, N.P. (2002). K-12 Science Education Reform – A Primer for Scientists. Bio Science, 49
Mursalin, (2013). Model Remediasi Materi Rangkaian Listrik dengan Pendekatan Simulasi PheT.Jurusan Fisika : Universitas Negeri Gorontalo. ISSN : 1693-1246 Jurnal Pendidikan Indonesia 9 (2014) 1-7
NCES. (2001). Highlights from the Third International Mathematics and Science Study–Repeat (TIMSS–R) 1999. Washington, DC: Office of Educational Research and Improvement, U.S. Department of Education
Novak, J.D and Bob Gowin. (1985). Learning How to Learn. Cambridge University Press.
N.D. Finkelstein, K.K. Perkins, W. Adams, P. Kohl, and N. Podolefsky. 2004.
136
Laboratories?”, Physics Education Research Conference Proceedings. http://www.colorado.edu/physics/EducationIssues/papers/Finkelstein_P ERC1.pdf
N. D. Finkelstein, W.K.Adam, C.J. Keller, P.B.Kohl, N.S. Podolefsky, and S. Reid. 2005. “When learning about the real world is better done virtually: A Study of substituting computer simulation for laboratory equipment”. Physical Review Special Topics-Physics Education Research. i http://prst-per.aps.org/abstract/PRSTPER/v1/i1/e010103
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.: PT Rineka Cipta.
Piaget. J., 2003. The Psychology of Intellegency. New Jersey : This edition published in the Taylor & Francis e-Library.
Reigeluth, C.M. (Ed.) (1983). Instructional-Design Theories and Models: An Overview of their Current Status. Hillsdale .
Schunk, H., Dale. Learning Theories ( Teori-teori Pembelajaran), Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sardiman. A. M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Pt Raja Grafindo Persada
Sharon, E., Smaldino, Deborah Lowter dan James, D. Russel. (2012).
Instructiaonal Technology dan Media for Learning (Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta
Slavin, Robert E. (2006). Educational Psychology : Theory And Practice 8th. USA : Pearson Education, Inc.
Sudjana, M.A., (2005). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
137
Sund, R. B., dan Trowbridge, L. M. (1973). Teaching Science by inquiry in the secondary school 2nd ed. Columbia, Ohio: Charles E. Merril Publishing Company.
Suparno, P., (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, Jakarta : PT Gramedia.
Suparman, Atwi. (2004). Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga.
Sutjipto, (2006), Kurikulum Pendidikan Teknologi Suatu Kebutuhan yang Tidak Pernah Terlambat, http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/28/ 14 September 2006.
Suyanto, Asep Herman. Mengenal e-Learning. www.asep-hs.web.ugm.ac.id; 2005
Sridadi, B., (2005). Orasi ilmiah disampaikan pada acara wisuda sarjana STMIK-IM / STIE STAN - STMIK-IM tanggal 30 November Staf Pengajar (Dosen) Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Indonesia Mandiri (STMIK - IM), Bandung.
Tim LAD. (2001). LAD Tujuan dan Sasaran.
http://arsitekuajy.tripod.com/lad_intro.html diunduh tanggal 15 Oktober 2013.
Trowbridge, L.W. dan Bybee, R.W. (1986) Teaching Secondary School Science: Strategies for developing Scientific Literacy (6th ed). Merill Publishing Company.
Tomczak, Matthias. (2005). The important of Being Quantitative. Oceanography, Volume 18, Number 4, a quarterly journal of The Oceanography Society. USA
Tuysuz, C., The Effect of the Virtual Laboratory on Students’ Achievement and Attitude in Chemistry, International Online Journal of Educational Science, 2010, 2 (1), 37-53
Uno, B., hamzah. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.
138
Wina, Sanjaya. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.