PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DENGAN MEDIA eXe LEARNING TERHADAP
KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Anita Debora Simangunsong NIM: 8136142002
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Anita Debora Simangunsong. NIM.8136142002. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Kolaboratif dengan Media eXe Learning Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana UNIMED, 2015.
ABSTRACT
Anita Debora Simangunsong. NIM.8136142002. The Effect Model Problem Based Learning (PBL) Based Collaborative Media eXe Learning Against Creativity and Learning Outcomes At the high school student Highlights salt hydrolysis. Thesis. Terrain: Chemistry Graduate Study Program UNIMED, 2015.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun judul tesis ini adalah ”Pengaruh Model Problem Based Learming Berbasis Kolaboratif dengan Media eXe Learning Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Dalam menyelesaikan tesis ini penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak yang disebabkan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.
ketulusan hati telah memberikan pengetahuan dan ilmunya kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, para Asisten Direktur, Ketua Sekretaris Program Pendidikan Kimia, para staf administrasi Program Pascasarjana terkhusus ibu Desi Yulian, S.Pd yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk kelancaran studi dan administrasi dalam menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah dan Guru Kimia SMA KHATOLIK TRISAKTI Medan yang bersedia memberikan ijin dan membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya tesis ini. Penulis mengharapkan tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah pendidikan.
Medan, Juni 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 8
1.7 Definisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 11
2.1.1. Pengertian Belajar 11
2.1.2. Hasil Belajar 12
2.1.3. Model Pembelajaran 13
2.1.3.1 Hakikat Model Problem Based Learning 14 2.1.3.2 Karakteristik Problem Based Learning 14 2.1.3.3 Langkah Proses Model Promblem Based Learning 16 2.1.3.4 Problem Based Learning berbasis Kolaboratif 18 2.1.3.5 Tata Cara Pembelajaran PBL Berbasis Kolaboratif 20
2.1.4. Media Pembelajaran 22
2.1.5. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 25
2.1.6 Kreativitas Siswa 26
2.1.7 Hasil Penelitian Yang Relevan 29
2.2 Kerangka Berpikir 30
2.3 Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 33
3.2. Populasi dan Sampel 33
3.3. Variabel Penelitian 34
3.4. Metode Penelitian 34
3.6. Instrumen Penelitian 38
3.7. Teknik Analisis Data 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 46
4.2 Analisis Data 50
4.2.1 Uji Normalitas Data 50
4.2.2 Uji Homogenitas Data 51
4.2.3 Pengujian Hipotesis 52
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 62
5.2 Saran 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel2.1. Sintaks Model Problem Based Learning 17 Tabel 2.2 Sintaks Model Direct Instruction 26
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 36
Tabel 4.1. Dekripsi Data Pretes dan Postes Siswa 46 Berdasarkan Model Pembelajaran
Tabel 4.2 Deskripsi Data Gain Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran 47 Tabel 4.3. Deskripsi Persentase Tingkat Pemahaman Siswa 48
Berdasarkan Model Pembelajaran
Tabel 4.4. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia Siswa Berdasarkan 49 Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Kreativitas Siswa
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 68
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model 70
Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif dengan
Media eXe Learning
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model 82
Direct Instruction tanpa Media
Lampiran 4.Lembar Kerja Siswa 90
Lampiran 5.Materi Hidrolisis Garam 91
Lampiran 6. Kisi – kisi Soal Instrumen Tes 97
Lampiran 7. Instrumen Tes 98
Lampiran 8. Kunci Jawaban 102
Lampiran 9. Lembar angket untuk mengukur Nilai Kreativitas Siswa 103
Lampiran 10.Lembar Observasi Pembelajaran Kolaboratif 105
Lampiran 11.Tabulasi Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen 106
Lampiran 12. Tabulasi Data Pretes Siswa Kelas Kontrol 107
Lampiran 13. Tabulasi Data Postes Siswa Kelas Eksperimen 108
Lampiran 14. Tabulasi Data Postes Siswa Kelas Kontrol 109
Lampiran 15. Tabulasi Data Angket Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen 110
Lampiran 16. Tabulasi Data Angket Kreativitas Siswa Kelas Kontrol 111
Lampiran 17. Tabulasi Data Observasi Kreativitas Kelas Eksperimen 112
Lampiran 18. Tabulasi Data Observasi Kreativitas Kelas Kontrol 113
Lampiran 19.Rekapitulasi Data Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen 114
Lampiran 20. Rekapitulasi Data Kreativitas Siswa Kelas Kontrol 115
Lampiran 21.Data Hasil Belajar Kimia Siswa 116
Lampiran 22.Perkembangan Ranah Kognitif Siswa Kelas Eksperimen 117
Lampiran 23.Kategori Data Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen 119
Lampiran 24.Kategori Data Kreativitas Siswa Kelas Kontrol 120
BAB I PENDAHUUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap
aspek organisasi atau pribadi (Djamarah, 2006).
Cahyana (2005) “Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan,
kmposisi, struktur, sifat-sifat, dan perubahan materi serta perubahan energi yang
menyertai perubahan tersebut” Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu
pengetahuan alam(IPA) yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran yang dirasakan sulit oleh siswa.
Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri ilmu kimia itu sendiri.
Adapun ciri-ciri ilmu kimia tersebut adalah: (1) sebagian besar ilimu kimia itu
bersifat abstrak, (2) sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang pesat, (3) bahan
atau materi yang dipelajari sangat banyak.
(http:/adesanjaya.blogspot.com/2011/01/kesulitan-belajar-siswa.html).
Membelajarkan ilmu kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan
tantangan yang menarik sebab bukan hanya karena sebagian besar bahan kajian
konsepmatematika yang kadang-kadang tidak sederhana (Nakleh, 1992 dalam
Nazriati dkk, 2007).
Dari beberapa materi kimia yang diajarkan di kelas XI IPA, salah satu
materi kimia yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi hidrolisis garam.
Kesulitan tersebut dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa terhadap materi
sebelumnya, yakni materi larutan asam-basa dan titrasi asambasa yang masih
kurang. Selain itu, pola pembelajaran yang dilakukan selama ini masih berpusat
pada guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan
kreativitasnya dan terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Siswa
selanjutnya cenderung pasif menerima begitu saja materi yang disampaikan oleh
guru sehingga pembelajaran menjadi membosankan, tidak bermakna dan mudah
dilupakan. (Muslimah, 2012)
Siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30%
dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang
dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan (De Porter,2007). Ini
menunjukkan guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat dan
menguasai hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru
meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka akan
mengingat dan menguasai sebanyak 90%.
Guru harus berusaha menanamkan dan menumbuhkan kreativitas anak
didik. Setiap orang memiliki kreativitas dan kreativitas itu dapat dikembangkan.
Menurut Sipayung (2009), siswa yang memiliki kreativitas tinggi dalam belajar
dalam wacana peningkatan mutu pembelajaran. Hingga kini kreativitas telah
diterima baik sebagai kompetensi yang melekat pada proses dan hasil belajar.
Torrance dalam Munandar (2009), menyatakan kreativitas adalah proses yang
mengandung kepekaan terhadap masalah-masalah dan kesenjangan-kesenjangan
(gaps) di bidang tertentu, kemudian membentuk beberapa pikiran atau hipotesis
untuk menyelesaikan masalah tersebut, menguji kesahihan hipotesis ini dan
menyampaikan hasilnya kepada orang lain.
Jika seorang guru harus memberikan bimbingan secara individu kepada
semua anak tentunya hal tersebut tidaklah mungkin. Menurut Masaaki (2012),
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berkomunikasi dengan anggota lain.
Seorang siswa bertukar pendapat mengenai permasalahannya dengan siswa lain
maka melalui kolaborasi yaitu kerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan
suatu permasalahan sehingga mereka akan menghargai keberadaan satu sama lain
secara terorganisir melaksanakan suatu kegiatan dengan memadukan pikiran yang
tadinya terasa asing bagi dirinya. Istarani (2012), mengemukakan bahwa proses
belajar secara kolaborasi bukan sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok,
tetapi penekanannyalebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan
proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas.
Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan guru dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model
Problem Based Learning (PBL) yang merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan
keterampilan. Kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa mengembangkan
kemampuan berfikir, memecahkan masalah dan keterampilan intelektual berupa
belajar berbagai peran orang dewasa dan pelibatan dalam pengalaman nyata atau
simulasi menjadi siswa yang otonom (Rahayu, 2012).
Menurut Moffit (Ratnaningsih, 2003), salah satu model pembelajaran yang
dapat melatih keterampilan proses sains tersebut adalah model pembelajaran
berbasis masalah (PBM). Model pembelajaran memuat komponen sistem
pembelajaran dan unsur kegiatan yang dilakukan baik oleh guru dan siswa, yang
menekankan keaktifan belajar siswa melalui guru yang aktif pula
(Hakim,2008).Etherington (2011) menyimpulkan dalam hasil penelitiannya
bahwa model PBL untuk mata pelajaran sains memiliki dampak positif dalam
hasil pembelajaran siswa karena dapat memotivasi untuk mengajarkan ide-ide
dalam konteks dunia nyata bagi siswa. Pembelajaran yang dikaitkan dalam dunia
nyata dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran karena dekat
dengan kehidupan sehari-hari.
Hamizul dan Abbas (2012) menyatakan juga bahwa model PBL lebih
efektif dalam meningkatkan nilai-nilai moral daripada pembelajaran secara
individual yang ditinjau dari segi jenis kelamin, usia serta keadaan keluarga.
Sehingga selain meningkatkan hasil belajar, PBL juga dapat meningkatkan sikap
moral yang lebih baik. Dalam penelitian yang selanjutnya juga dikemukakan oleh
Hamizul dan Abbas (2012) menyatakan bahwa PBL dengan pembelajaran secara
individu secar signifikan dapat menurunkan sikap yang baik bagi siswa. Hal ini
berhasil meningkatkan sikap moral siswa dibandingkan jika dilakukan secara
individual.
Di lain pihak, tidak dapat terelakkan lagi bahwa akhir-akhir ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, sehingga memberi
kesempatan pada siswa untuk semakin leluasa mengakses informasi yang relevan
sesuai kebutuhan dan tuntutan. Su (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang
menggunakan ICT terintegrasi lingkungan memiliki efek yang signifikan pada
hasil belajar, kesadaran dan sikap siswa. Tidak hanya model PBL yang dapat
meningkatkan karakter siswa tetapi dengan didukung media yang berbasis ICT
dapat juga meningkatkan karakter siswa. Dimana media tersebut harus
menimbulkan motivasi siswa.
Hasil penelitian Agustina (2010) penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah menggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa
dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktivitas siswa secara
signifikan sebesar 57,4%. Saragih (2012) menunjukkan dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan model pembelajaran yang efektif adalah problem based learning yang
diintegrasikan dengan media komputer.
Hasil penelitian Zebua (2010), penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah menggunaakan media eXe-Learning lebih tinggi 21% dari hasil belajar
siswa tanpa menggunakan media eXe-Learning dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktivitas siswa
eXe-Learningdalam penyusunan media pembelajaran di sekolah menarik minat dan
meningkatkan pemahaman kimia siswa serta menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Keunggulan media eXe-Learning, eXe merupakan salah satu
program aplikasi opensource yang dipergunakan untuk pembuatan bahan ajar
berbasis e-learning. Bahan ajar yang disusun dengan eXe, tersusun secara hirarki
yang benar mencakup topik, section dan unit. Susunan yang demikian akan
memudahkan siswa untuk lebih memahami materi kimia.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Berbasis Kolaboratif Dengan Media eXe LearningTerhadap Kreativitas dan Hasil Belajar SiswaSMA Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sudah layak dalam
kegiatan pembelajaran?
2. Apakah media belajar komputer dapat mendukung kegiatan pembelajaran
kimia di kelas?
3. Apakah penggunaan model Problem Based Learning(PBL) berbasis
kolaboratif dengan media eXe-Learning dapat meningkatkan hasil belajar
4. Apakah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
kolaboratif dengan media eXe-Learning dapat meningkatkan nilai karakter
siswa di kelas?
1.3Batasan Masalah
Peneliti memberi batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini difokuskan pada aspek studi Penerapan model Problem Based
Learning (PBL) berbasis kolaboratif untuk kelas eksperimen sedangkan
pembelajaran direct instruction untuk kelas kontrol.
2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media komputer dengan
menggunakan program eXe-Learning, power point yang dilengkapi video,
soal-soal.
3. Hasil belajar siswa yang diamati adalah pada aspek kognitif dan karakter
kreaivitas siswa.
4. Materi pembelajaran adalah Hidrolisis garam.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif dengan mediaeXe
Learning dengan siswa yang dibelajarkan dengan Direct Instructiontanpa
media?
2. Apakah terdapat pengaruh tingkat kreativitas terhadap hasil belajar kimia
3. Apakah terdapat interaksi antara masing-masingmodel pembelajaran dengan
tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa?
4. Ranah kognitif apa terkembang setelah dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning (PBL) berbasis kolaboratifdengan media eXe Learning?
1.5Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif dengan media eXe Learning
dengan siswa yang dibelajarkan dengan direct instruction.
2. Pengaruh tingkat kreativitas terhadap hasil belajar kimia siswa
3. Interaksi antara masing-masing model pembelajaran dengan tingkat
kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa
4. Ranah kognitif terkembangkan setelah dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif dengan media eXe Learning.
1.6Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai masukan kepada para guru khususnya guru kimia dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan.
2. Menambah khazanah data ilmiah.
3. Sebagai masukan bagi para peneliti dalam rangka mengembangkan
penelitian-penelitian yang relevan.
1.7Definisi Operasional
1. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna
kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk
investigasi dan penyelidikan. PBL membantu peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan
menyelesaikan masalah (Arends, 2008).
2. Program eXe-Learningmerupakan piranti lunak yang digunakan untuk sistem
pembelajaran yang menggunakan komputer. Program eXe merupakan
singakatan dari elearning XHTML editor, yaitu sebuah program yang
digunakan untuk membuat bahan ajar menjadi lebih mudah dan menarik
(Purnomo, 2008).
3. Media adalah komponensumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar (Gagne dalam Arsyad, 2011).
4. Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang
baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang
dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang sudah ada
sebelumnya (Munandar, 2009).
5. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
kogniti, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), applikasi (menerapkan), analisis (menguraikan,
menentukan hubungan), sintesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) berbasis kolaboratif dengan media eXe
Learning dengan siswa yang dibelajarkan dengan direct instruction tanpa media.
2. Terdapat pengaruh antara tingkat kreativitas terhadap hasil belajar kimia
siswa.
3. Terdapat interaksi antara masing-masing model pembelajaran dengan tingkat
kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.
4. Ranah kognitif yang terkembang untuk kelompok siswa yang dibelajarkan
dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dengan media
eXe Learning yaitu C4 dengan persentase sebesar 74% (tinggi). Hasil tersebut memberi indikasi bahwa penerapan model Problem Based Learning berbasis
kolaboratif dengan media eXe Learning memberikan pengaruh positif
terhadap peningkatan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan – kesimpulan di atas, maka
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada guru kimia diharapkan untuk lebih inovatif dan kreatif dalam
memilih dan menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan atau
digunakan dalam menyampaikan materi dengan menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih nyaman, menyenangkan dan dapat melibatkan siswa
secara aktif dan kreatif dalam belajar. Oleh karena itu disarankan kepada guru
untuk dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) berbasis kolaboratif dengan media eXe Learning dalam menyampaikan
konsep – konsep kimia agar siswa lebih berperan aktif dan kreatif dalam
proses pembelajaran sehingga dapat menghapus mindset siswa bahwa
pelajaran kimia sulit atau membosankan serta dapat meningkatkan hasil
belajar siswa jadi lebih optimal.
2. Sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi
diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan penyediaan
fasilitas pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menjalankan
tugasnya dengan baik, terutama fasilitas komputer di skolah sebagai alat dan
media pembelajaran. Peneliti juga menyarankan kepada kepala sekolah untuk
dapat mengikutsertakan para guru dalam seminar maupun pelatihan-pelatihan
komputer agar guru dapat mengoperasikan program-program komputer
dengan baik termasuk dalam merancang media-media pembelajaran di dalam
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh
hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian
ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model dan media
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, K., Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Dalam Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Pada Topik Rumus Kimia Terhadap Aktivitas Dan Hasil
Belajar Kimia Siswa SMP/MTs, Tesis, PPs Unimed Medan.
Arends, (2008), Learning to Teach, Jilid 2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arsyad, (2007), Media Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.
Astuti, I., (2010), Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash dalam Pembelajaran
Kimia Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa di SMA pada Pokok Bahasan Asam Basa, Tesis, PPs, Unimed.
Budiman, A., (2012), Penggunaan Macromedia Flash yang Diintegrasikan
dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Asam Basa, Tesis, PPS, Medan.
Daryanto, (2007), Belajar dan Mengajar, Yrama Widia, Bandung.
Deporter, B., Reardon, M, dan Singer-Norie Sarah, 2007, Quantum Teaching, Kaifa, Bandung.
Dimyati dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah,S.B., dan Zain, A., 2006, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,Jakarta.
Cahyana, U., 2005, Sains Kimia, Piranti Darma Kalokatama, Jakarta.
Etherington, M., (2011), Investigative Primary Science : A Problem Based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education36:36-57.
(http:/adesanjaya.blogspot.com/2011/01/kesulitan-belajar-siswa.html)
(http://pndkarakter.wordpress.com/category/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/)
Hakim, L., (2008). Perencanaan Pembelajaran, Wacana Prima Bandung.
Hallinger, O., (2005), Integrating Learning Technologies and Problem Based
Learning, Proseedings of The Second International Conference on
Hamizul dan Abbas, M., (2012) Problem Based Learning With Cooperative Learning on Performance in Solving Moral Dilemmas Among From Four Students That Different Gender,Birth Order, and Family Size, International Journal Of Scientific & Engineering Research3 : 1 – 5.
Ibrahim, dkk, (2000), Pembelajaran Koperatif, Universitas Negeri Surabaya.
Istarani, (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada Medan.
Masaaki, A., (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama Praktek “Learning Community” Pelita Kerjasama Diknas, Kemenag dan Jica.
Munandar, U.,(2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Muslimah, Yuliatun., (2012)., Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Melalui Model Student Teams Achievement
division (STAD). JURNAL VIDYA KARYA I JILID 27 No. 01, Kabupaten
Tabalong.
Ngatino, (2011), Pembelajaran Berbasis Masalah yang Diintegrasikan dengan Media Animasi dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa, Tesis, PPS, Unimed, Medan.
Nasution, R., (2009), Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Komputer Terhadap Motivasi Intrinsik dan Hasil Belajar Siswa, Tesis, PPS, Unimed.
Nazriati dan Fazaroh, F., (2007), Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle Dalam Pembelajaran Kimia Berbahan Ajar Terpadu (Makroskopis Mikroskopis) Terhadap Motivasi, Hasil Belajar Dan Retensi Kimia SMA,
Jurnal Penelitian Kependidikan. 2:90-108.
Pratiwi, Yussi., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 3(3):40-48.
Rahayu, Indah Puji, dkk., (2012), Penerapan Model PBL Berbantuan Media
Transvisi Untuk Meningkatkan KPS dan Hasil Belajar, Journal Chemistry
in EducationI.2(1).
Ratnaningsih, N. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa
Sekolah Menengah Umum Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah, Tesis,
Sani, A.R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Perpustaaan CSIS, Jakarta.
Saragih, M., (2012). Efektivitas Pembelajaran Inquiri dan Problem Based Learning dengan Media Berbasis Komputer dan Praktikum Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Tesis, PPS Unimed, Medan.
Sipayung, V.N., (2009), Pengaruh Kreativitas dalam Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid,
Tesis, Program Pascasarjana Unimed, Medan.
Su, K.D., (2010),An Intensive ICT – Integrated Environmental Learning Strategy
For Enhancing Student Performance, International Journal Of
Environmental and Science Education, 6: 39 – 58.
Suprijono, A., (2009), Cooperatif Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Wena,M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, BumiAksara, Jakarta.
Winkel, W.S., (1996), Psikologi Pengajaran, PT. Gramedia, Jakarta.
Zebua, S.R.W.,(2010), Pengaruh Media eXe Learning dalam Pembelajaran