• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGELOLA STRES DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN PANTAI LABU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGELOLA STRES DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN PANTAI LABU."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGELOLA STRES DAN

MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

SD NEGERI KECAMATAN PANTAI LABU

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh GelarMagister Pendidikan Pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

YUNIARTI

NIM. 8136132056

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Yuniarti, 8136132056. Hubungan Kemampuan Mengelola Stres dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Pantai Labu. Tesis. Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan kemampuan mengelola stres dengan kinerja guru, (2) Hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru, (3) Hubungan kemampuan mengelola stres dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru berstatuskan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SD Negeri Kecamatan Pantai Labu yang berjumlah 178 guru. Sampel penelitian diambil secara random berstrata berjumla 112 guru. Pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan instrumen model Likert. Dilanjutkan dengan analisis korelasi regresi sederhana dan korelasi regresi ganda 2 prediktor dengan hasil sebagai berikut: hubungan kemampuan mengelola stres dengan kinerja guru sebesar 0,30. Hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 0,18. Selanjutnya tidak terjadi hubungan multikolinieritas antara variabel kemampuan mengelola stres dengan motivasi kerja. Hubungan kemampuan mengelola stres dan motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar (R) 0,12. Kemudian diperoleh juga koefisien determinasi sebesar 12%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan mengelola stres, maka semakin tinggi pula kinerja guru SD Negeri Kecamatan Pantai Labu.

(5)

ABSTRACT

Yuniarti, 8136132056. The correlation of Ability to Manage Stress and work motivation on teacher’s job performance in SD Negeri subdistric of Pantai Labu. Thesis.Graduate of State University of Medan. 2015. This study aims to determine: (1) The correlation ability to manage Stress on teacher’s performance of SD Negeri subdistric of Pantai Labu , (2) The correlation motivation to work with teacher’s performance of SD Negeri subdistric of Pantai Labu, (3) The correlation ability to manage Stress and motivation to work on teacher’s performance of SD Negeri subdistric of Pantai Labu.The method used is the quantitative method. The population in this research are all teachers of Civil Servant was the 178 teachers in Elementary School of Pantai Labu District. Samples were randomly stratified 112 teachers. The data collection in researching using a Likert’s instrument. Through a simple regression correlation analysis and multiple regression correlation 2 predictors with the following results consist of: The ability to manage stressful relationship with teacher performance 0.30, Work motivation relationship with teacher performance 0.18. Then, there arenot occur multikolinieritas relationship between the variables ability stress with work motivation. to manage the Relationship ability to create stress and work motivation work with the power of the job’s teacher perfomance of (R) 0,12. Then also obtained determination coefficient of 12%.finally it can be concluded, that the higher of ability to manage stress so the higher that teacher’s performance of the District elementary school of Pantai Labu.

(6)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat dan izin Allah Yang Maha Kuasa, Alhamdulillah penulisan proposal tesis ini dapat saya selesaikan setelah melalui proses yang panjang serta menyita waktu, biaya dan tenaga. Penulis menyadari jika tanpa Ridho Allah SWT. Mustahil proposal tesis ini dapat saya selesaikan dengan segala keterbatasan dan kelemahan penulis.

Slawat beriring salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini. Penulis banyak mendapatkan inspirasi dari pengalaman hidup Rasulullah SAW dalam berjuang menuntut ilmu tanpa kenal lelah dan pantang menyerah. Inspirasi dan motivasi penulis peroleh juga dari almarhumah Ibunda tercinta yang telah mendukung penulis untuk melanjutkan studi ini. Ucapan terima kasih juga penulis peruntukkan khusus buat ananda tercinta Aqila Fakhri, yang setia menemani bunda dalam suka maupun duka dengan keceriannya.

Dalam upaya memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Studi Administrasi pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang kinerja guru di Kecamatan tempat dimana penulis bekerja. Dengan melihat fenomena yang terjadi mendengarkan opini masyarakat serta berdasarkan pengamatan penulis, maka penulis tertarik meneliti “Hubungan Kemampuan mengelola Stres, Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Pantai Labu”. Hal ini dianggap penting karena peran guru yang sangat menentukan kualitas pendidikan yang berarti menentukan generasi masa depan bangsa.Harapan penulis, semoga penelitian ini nantinya akan memberikan kontribusi pada dunia pendidikan umumnya dan Dinas Pendidikan Kecamatan Pantai Labu khususnya. Serta dapat memberikan masukan pada penelitian/kajian selanjutnya.

(7)

penelitian ini berkualitas dan memberi manfaat dalam dunia pendidikan. Selanjutnya ucapan terima kasih saya kepada Bapak Direktur Pasca sarjana Prof.Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Bapak Dr.Darwin,M.Pd selaku Kaprodi Administrasi Pendidikan. Kepada Bapak Tikwan Siregar, M.Pd selaku Ka.UPT Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kec. Pantai Labu. Kepada Bapak Julkarnain, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 105343 Ramunia I/II Kec. Pantai labu beserta dewan guru. Dan tak lupa terima kasih yang sedalam-dalamnya khusus buat keluarga tercinta yang tak berhenti mendukung penulis. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya yang melimpah bagi kita semua. Amin

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan, kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang akan berkontribusi untuk menjadikan tesis yang bermanfaat.

Medan, Agustus 2015 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ... i

ABSTRAK ... ii A. Diskriptif Teoritis ……… 11

1. Kinerja Guru ……….. 11

2. Kemampuan Mengelola Stres ……….… 22

3. Motivasi Kerja ……… 30

B. Penelitian Yang Relevan ……….. 39

C. Kerangka Berpikir ………. 40

D. Hipotesis ………... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian………... 45

(9)

C. Populasi dan Sampel ……….….. 46

D. Defenisi Oprasional ……… 51

E. Teknik Pengumpulan Data ……… 53

F. Uji Coba Instrumen ……… 54

G. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Sederhana … 59 H. Pengujian Hipotesis ………... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……….. 63

B. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian ………. 69

C. Pengujian Persyaratan Analisis ……….. 72

D. Pengujian Hipotesis ………... 78

E. Temuan Penelitian ………. 85

F. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 88

G. Keterbatasan Penelitian ………...………… 90

BAB V SIMPULAN, IMPIKASI DAN SARAN A. Simpulan ………. 92

B. Implikasi Hasil Penelitian ……… 93

C. Saran ………. 95

Daftar Pustaka ……….. 97

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Sebaran Populasi Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Perolehan Besaran Sampel ... 49

Tabel 3.3 Perolehan Jumlah Sampel ... 51

Tabel 3.4 Penilaian Skala Likert ... 54

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 54

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen ... 56

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji reliabelitas Butir Instrumen ... 58

Tabel 3.8 Interprestasi Nilai Korelasi ... 60

Tabel 4.1 Tabel Belanja Hasil Skor Variabel Penelitian ... 63

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel X1 ... 64

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel X2 ... 66

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 68

Tabel 4.5 Tingkat Kecendrungan Varibel Y ... 70

Tabel 4.6 Tingkat Kecendrungan Variabel X1 ... 70

Tabel 4.7 Tingkat Kecendrungan Variabel X2 ... 71

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 72

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data ... 73

Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Persamaan Regresi Y atas X1 ... 75

(11)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 6

Gambar 2.1 Dimensi Kerja Robbins ... 12

Gambar 2.2 Hubungan antara Stres dengan Kinerja ... 25

Gambar 2.3 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja ... 34

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian ... 43

Gambar 4.1 Histogram X1 ... 65

Gambar 4.2 Histogram X2 ... 67

(12)

LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Variabel Y ...………... 100

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Variabel X1 ....………... 102

Lampiran 3 Instrumen Penelitian Variabel X2 ….……….. 104

Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen ...……….. 106

Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen ....……….. 107

Lampiran 6 Uji Validitas Instrumen ... 108

Lampiran 7 Perhitunngan Validitas Instrumen ... 108

Lampiran 8 Data Hasil Penelitian ... 111

Lampiran 9 Perhitungan Statistik Dasar Variabel X1 ... 114

Lampiran 10 Perhitungan Statistik Dasar Variabel X2... 115

Lampiran 11 Perhitungan Statistik Dasar Variabel Y ... 116

Lampiran 12 Uji Kecendrungan Data ... 117

Lampiran 13 Uji Normalitas Variabel X1 ... 119

Lampiran 14 Uji Normalitas Variabel X2... 121

Lampiran 15 Uji Normalitas Variabel Y ... 123

Lampiran 16 Perhitungan Uji Homogenitas Y berdasarkan X1... 125

Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas Y berdasarkan X2 ... 128

Lampiran 18 Uji Linieritas dan Regresi X1 atas Y... 131

Lampiran 19 Uji Linieritas dan Regresi X2 atas Y... 135

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. (UU No. 20 tahun 2003 tentang

sisdiknas:pasal 39 ayat 2). Konsep ini mengandung arti bahwa guru

merupakan kunci dari pendidikan. Proses awal dalam mendidik adalah

merencanakan. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan.

Sementara itu evaluasi merupakan bagian dari proses untuk mengetahui

keberhasilan dari perencanaan tersebut.

Guru merupakan tenaga pendidik yang berperan sebagai motor

penggerak pendidikan yang secara langsung merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran, mengevaluasi, menilai dan menganalisis hasil pembelajaran,

serta melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Bukan itu saja guru juga

merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan menilai

hasil pembimbingan, menganalisis hasil pembimbingan, serta tindak lanjut

hasil pembimbingan.

Hal itu tidaklah mudah ketika guru harus memenuhi tugasnya untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik. Mereka

harus memiliki kemampuan sebagai guru profesioanal. Guru profesional

(14)

sehingga menghasilkan peserta didik yang sesuai diharapkan. Peserta didik

yang berkualitas merupakan bibit pemimpin dimasa yang akan datang.

Berkualitas tidaknya proses pembelajaran sangat bergantung pada

kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Guru merupakan perencana,

pelaksana sekaligus sebagai evaluator pembelajaran. Peserta didik merupakan

objek sekaligus subjek yang terlibat langsung dalam mencapai sasaran

pembelajaran. Kinerja guru menjadi titik awal keberhasilan peserta didik

dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Komponen lain seperti kurikulum,

sarana prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan berarti tanpa kehadiran

guru. Tidak ada guru tidak ada pendidikan formal.

Salah satu indikator keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan

tugas keprofesiannya adalah mampu membuat dengan baik program

pembelajaran yang meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

pelaksanaan proses pembelajaran serta menilai dan menindaklanjuti hasil

pembelajaran (evaluator). Begitu pentingnya guru dalam mentranformasikan

ilmu kepada peserta didiknya. Sehingga timbul persepsi dikalangan

mansyarakat menyatakan bahwa disekolah tidak akan ada perubahan atau

peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kinerja guru.

Kinerja guru merupakan hasil atau tingkat keberhasilan yang dicapai

seorang guru secara keseluruhan selama priode tertentu didalam melaksanakan

tugasnya. Seperti target kerja atau sasaran kerja atau kreteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama yang tercantum

(15)

bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam mengemban

tugasnya.

Paparan menteri berdasarkan data (1) Pemetaan Kemendikbud

terhadap 40.000 sekolah pada tahun 2012 menunjukan 75% sekolah di

indonesia tidak memenuhi standar pelayanan minimal, (2) Hasil Uji

Kompetensi Guru pada tahun 2012 terhadap 460.000 guru terlihat nilai

rata-rata uji kompetensi guru 44,5 sedangkan Standar nilai yang diharapkan yaitu

70. (Baswedan, 2014). Data ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum

memenuhi harapan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Selanjutnya berdasarkan hasil survey sementara melalui instrumen

penilaian kinerja guru Sekolah Dasar Negeri Kec. Pantai Labu, Kab. Deli

Serdang, diambil sampel sebanyak 20 guru dari total jumlah 178 guru

bersastatuskan PNS, terlihat rendahnya kinerja guru. Sesuai konvesi nilai

kinerja di skala 100% s.d 125% terlihat kinerja guru rata-rata kurang dari

50% yang artinya berada pada posisi kurang. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya. Konversi nilai kinerja minimal harus berada pada posisi Baik

(100%).

Guru kurang menyadari bahwa dirinya sangatlah penting. Seyogyanya

guru adalah seseorang yang diguguh dan ditiru. Namun hasil observasi awal

masih ditemukan beberapa guru terlambat masuk ke dalam kelas,

meninggalkan kelas pada jam pelajaran untuk hal diluar pembelajaran.

(16)

membuat rencana program pembelajaran (RPP) cenderung menyalin dari

guru yang lain mungkin juga ada yang mengcopy dari internet, tidak sedikit

dari mereka yang belum mampu mempersentasekan media pembelajaran

dengan menggunakan komputer, dan juga kurang kreatif dalam membuat

alat peraga agar bisa menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Siswa

cenderung kurang bersemangat bahkan data dilapangan dan pada laporan

bulanan ada beberapa siswa yang drop out.

Kesalahan perspektif guru dalam memahami profesinya akan

mengakibatkan pergeseran tugas dan fungsi guru secara perlahan-lahan.

Seyogyanya antara guru dan siswa saling membutuhkan berubah menjadi

saat-saat yang membosankan dan jauh dari kesan menyenangkan. Dari sinilah

berawal konflik demi konflik dalam proses pembelajaran, sehingga

pihak-pihak yang terlibat didalamnya menjadi lebih mudah stres dan pada akhirnya

melampiaskan perasaan kacaunya pada cara-cara yang tidak benar.

Stres akan dialami oleh setiap individu tanpa pandang usia, jabatan dan

pekerjaan. Pada guru bisa terjadi dengan alasan perilaku negatif siswa, beban

kerja berlebih, konflik dengan sesama rekan guru, sulit menerima kebijakan

atasan, konflik peran kerja, lingkungan kerja tidak nyaman akibat sarana

prasarana yang belum memenuhi standar. Belum lagi persoalan keluarga. Hal

ini mungkin juga manjadi faktor yang mempengaruhi kinerja. Untuk itu guru

perlu mengelola stres agar stres tidak bersifat negatif atau merusak pada diri,

kesehatan dan sudah tentu akan berimbas pada kinerja guru itu sendiri.

Persoalan yang sering timbul didalam kelas dimana tempat

(17)

ada yang positif ada pula yang negatif. Persoalan inilah yang menuntut peran

guru dalam pengelolaan stres untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Stres

tidak selamanya diasumsikan negatif. Stres yang timbul akibat dari interaksi

guru dengan siswa dapat dimaknai positif, apabila guru mampu

menyikapinya.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

kinerja guru. Mulai dari pemberian tunjangan sebesar gaji pokok melalui

program sertifikasi, melakukan penilaian kinerja guru (PKG) setiap tahun.

Hasil PKG diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai

kebijakan yang terkait dengan kinerja guru sebagai ujung

tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang

cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi.

Hal senada diungkapkan Rivai dalam Ambarita (2014:192) bahwa

tujuan penilaian kinerja karyawan adalah: a). Untuk mengetahui tingkat

prestasi karyawan; b). Pemberian imbalan yang serasi; c). Mendorong

pertanggungjawaban dari karyawa; d). Meningkatkan motivasi kerja; e).

Meningkatkan etos kerja; f). Memperkuat hubungan antara karyawan dan

supervisor melalui diskusi kemajuan kerja mereka; g). Sebagai alat untuk

memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain

pekerjaan, lingkungan kerja; h). Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan;

i). Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja; j). Untuk mengembangkan dan

menetapkan kompensasi pekerjan; dan k). Pemutus hubungan kerja,

(18)

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja seseorang,

seperti yang diutarakan Colquitt, Lipine, dan Wesson (2009:203) bahwa yang

mempengaruhi kinerja (job performance) adalah individual outcomes, hal ini

dipengaruhi oleh mekanisme individu (individual mechanisms), mekanisme

kelompok (group mechanisms), mekanisme organisasi (organizational

mechanisms), dan karakteristik individu (individual characteristics). Menurut

konsep diatas, kinerja dipengaruhi oleh perilaku individu, karakter individu,

mekanisme mesin dan mekanisme organisasi. Lebih jelasnya terlihat pada

gambar faktor yang mempengaruhi kinerja dibawah ini:

Gambar 1.1 : faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

sumber; Colquitt, Lipine, and Wesson. Organization Behavior, Improving

(19)

Gibson, Ivancevich dan Donney (2012:194) mengemukakan model

partner-lawyer yang menyatakan bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh

beberapa faktor (a) harapan mengenai imbalan, (b) dorongan, (c)

kemampuan, kebutuhan dan sifat, (d) persepsi terhadap tugas, (e) imbalan

internal dan eksternal, (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan

kerja.

Bila dikaitkan dengan fenomena yang ada dengan teori yang

berkembang maka, kinerja guru dapat dipengaruhi oleh kemampuan

mengelola stres menjadi tindakan yang positif dan motivasi kerja. Akibat dari

kondisi kinerja guru di SDN Kec. Pantai Labu tersebut berdampak negatif

pada kualitas pendidikan di daerah ini terlihat dari hasil UN yang relatif

rendah. Dari kenyataan di atas menunjukkan bahwa kinerja guru belum

memiliki kinerja yang baik dan dapat dikatakan bahwa penyebabnya adalah

karena kemampuan mengelola stres dan motivasi kerja guru masih rendah.

Dengan menemunakan berbagai masalah yang mempengaruhi kinerja

baik secara empirik maupun konseptual, maka hal ini digunakan untuk

memahami, memprediksi dan menemukan alternatif fenomena permasalahan

kinerja seperti di SD Negeri Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli

Serdang. Dari uraian diatas maka kemampuan mengelola stres dan motivasi

kerja sangat penting diteliti untuk mengetahui hubungan ketiga variabel

tersebut terhadap peningkatan kinerja guru. Beranjak dari pemikiran inilah,

maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul Hubungan Kemampuan

Mengelola Stres dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SD Negeri

(20)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan

permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Berdasarkan hasil survey sementara melalui instrumen Penilaian Kinerja

Guru (PKG) Sekolah Dasar Negeri Kec. Pantai Labu, Kab. Deli

Serdang, terlihat rendahnya kinerja guru. Sesuai konvesi nilai kinerja di

skala 100% s.d 125% terlihat kinerja guru rata-rata kurang dari 50%

yang artinya berada pada posisi kurang.

2. Guru belum sepenuhnya mampu membuat rencana program

pembelajaran (RPP) cenderung menyalin dari guru yang lain. Hal ini

mengidentifikasikan kinerja guru rendah.

3. Masih ada guru terlambat masuk ke dalam kelas, meninggalkan kelas

pada jam pelajaran untuk hal diluar pembelajaran. Ini juga

mengidentifikasikan motivasi kerja rendah.

4. Kondisi guru dan siswa yang seyogyanya saling membutuhkan berubah

menjadi saat-saat yang membosankan dan jauh dari kesan

menyenangkan. Ini awal terjadinya konflik demi konflik dalam proses

pembelajaran, sehingga pihak-pihak yang terlibat didalamnya menjadi

lebih mudah stres.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan ldentifikasi masalah, kinerja dapat dipandang dari sudut

proses, hasil, kompetensi, maupun prestasi, maka peniliti membatasi masalah

(21)

dalam kurun waktu tertentu. Selanjutny berdasarkan identifikasi masalah

peneliti beranggapan bahwa yang paling penting dalam kinerja guru yaitu

kemampuan guru mengelola stres serta motivasi kerja guru. Kemudian

dengan mempertimbangkan defenisi operasional, keahlian penelitian, tingkat

ketelitian, waktu, tenaga, tempat serta biaya penelitian untuk mendapatkan

hasil penelitian yang bermanfaat, maka peneliti membatasi penelitian pada

variabel korelasi kemampuan mengelola stres serta motivasi kerja terhadap

kinerja guru SD Negeri Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat hubungan kemampuan mengelola stres dengan kineja

guru SD Negeri Kec. Pantai Labu?

2. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru SD Negeri

Kec. Pantai Labu?

3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan mengelola stres dan

motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SD Negeri Kec.

Pantai labu?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan mengelola

(22)

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi kerja dengan

kinerja guru SD Negeri Kec. Pantai Labu.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi kerja dan

kemampuan mengelola stres secara bersama-sama dengan kinerja guru SD

Negeri Kec. Pantai labu.

F. Manfaat Penelitian

Upaya untuk mengungkap, menganalisa, dan menguji permasalahan di

atas, untuk mengetahui tingkat korelasi Kemampuan Mengelola Stres dan

Motivasi Kerja terhadap Kinerja guru Sekolah Dasar Negeri di Kec. Pantai

Labu Kabupaten Deli Serdang. Secara Khusus, manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis:

a. Menambah pengetahuan tentang hubungan kemampuan mengelola

stres dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

b. Sebagai bahan masukan pada kajian atau penelitian yang relevan di

masa yang akan datang.

2. Secara praktis:

a. Sebagai bahan masukan bagi Unit pelaksana Tekhnis (UPT) Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Pantai Labu dalam

meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Kec. Pantai Labu dalam

pemenuhan tuntutan UU Sisdiknas tahun 2003.

b. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah Dasar Negeri

Kecamatan Pantai Labu dalam meningkatkan Kinerja Guru SD

(23)

c. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk

meneliti permasalahan yang lain yang berhubungan dengan penelitian

(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengajuan hipotesis, maka dapat dikemukakan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan Mengelola Stresdengan

Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Pantai Labu. Hubungan ini dapat dilihat dari

hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara Kemampuan Mengelola

Stres(X1) dengan Kinerja Guru (Y) sebesar r = 0,30. Hasil ini menunjukkan bahwa

terjadi hubungan dalam kategori rendah antara kedua variabel. Artinya semakin baik

Kemampuan Mengelola Stres guru, maka semakin baik pula kinerjanya.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja dengan kinerja guruSD

Negeri Kecamatan Pantai Labu. Hubungan ini dapat dilihat dari hasil analisis korelasi

sederhana (r) didapat korelasi antara Motivasi Kerja (X2) dengan Kinerja Guru (Y)

sebesar r = 0,18. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang juga rendah

antara kedua variabel. Artinya semakin tinggi Motivasi Kerja guru, maka akan

semakin baik pula kinerjanya.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kemampuan Mengelola

Stresdan Motivasi Kerja dengan kinerja guruSD Negeri Kecamatan Pantai Labu. Dari

hasil analisis korelasi ganda diperoleh koefisien korelasi simultan (R) = 0,12. Nilai

ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

berada pada level rendah. Selain itu dapat diketahui pula informasi berapa koefisien

determinasi adalah (0,12) x 100% = 12%. Nilai ini menunjukkan bahwa kontribusi

semua variabel bebas terhadap variabel terikat hanya sebesar 12% sisanya sebesar

(25)

hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara variabel Kemampuan Mengelola Stres dan Motivasi Kerja dengan kinerja guru

SD Negeri Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang dapat diterima dan teruji

kebenarannya.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan

penelitian, antara lain:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka dapat dipahami bahwa variabel

Kemampuan Mengelola Stres mempunyai korelasi positif dengan Kinerja Guru. Stres

merupakan respon phisikologis dikarenakan, tuntutan, peluang serta kendala yang

timbul akibat dari interaksi dengan lingkungan. Kemampuan guru dalam mengelola

stresnya dengan baik yang timbul akibat dari interaksi dengan lingkungannya, maka

kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupannya bahkan akan menjadi guru

yang profesional seperti amanat UUGD. Seperti yang telah dijabarkan dibab

sebelumnya, guru adalah orang yang mudah stres karna menghadapi berbagai macam

sikap siswanya, tugas-tugas administratifnya serta lingkungan sekolahnya. Guru yang

memiliki Kemampuan Mengelola Stresrendah akan mengalami kesulitan dalam

menghadapi segala tuntutan kerjanya yang berdampak pada penurunan kinerjanya.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka dapat dipahami bahwa unsur Motivasi

Kerja mempunyai korelasi positif dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Pantai

Labu. Jika guru memiliki Motivasi Kerja tinggi, maka secara otomatis dapat

meningkatkan kinerjanya. Perilaku pantang menyerah, sabar menghadapi tantangan,

ketekunan, serta rela berkorban untuk mencapai tujuan perlu dipertahankan bahkan

(26)

jaman membutuhkan kesabaran, ketekunan dan pantang menyerah. Motivasi juga bisa

ditimbulkan dari sisi external guru. Motivasi dari keluarga, lingkungan serta

organisasi juga akan berpengaruh dalam meningkatkan Kinerja Guru. Motivasi Kerja

meningkat, maka kinerja akan semakin baik pula.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni, Kemampuan Mengelola Stresdan

Motivasi Kerja secara bersama-sama menunjukkan hubungan yang positif dan

signifikan dengan Kinerja Guru. Upaya meningkatkan Kinerja Guru adalah dengan

meningkatkan Kemampuan Mengelola Stres dan peningkatan Motivasi Kerja. Banyak

hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja melalui pelatihan, sosialisasi

tentang bagaimana mengatasi masalah-masalah yang biasa timbul dilingkungan

sekolah terutama pada siswa. Mempelajari phisikologi serta latar belakang siswa juga

membantu guru menyikapi persoalan yang timbul.

Selalu berpikir positif, bersikap tenang dalam menghadapi persolan yang timbul

serta memperioritaskan hal yang mampu dikerjakan juga mampu membantu guru

dalam mengelola stresnya. Robbins (2008:189) membagi empat tingkatan dalam stres.

Dalam kata lain stres yang cukup bahkan dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Artinya stres bukanlah hal yang secara keseluruhan harus dihindari, namun

kemampuan pengelolaan stres sangatlah penting untuk dapat meningkatkan kinerja.

Pemberian motivasi juga hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan

kinerja. Colquitt, Lipine, dan Wesson (2009:203) mengemukakan bahwa; motovation

has strong positive effect on job performance. People who experience higher levels of

motivation tend to have higher levels of task performance. Hal ini sejalan dengan hasil

analisis penelitian ini sebesar 0,12. Bahwa motivasi memberikan kontribusi yang

sangat dalam peningkatan kinerja. Peningkatan kedua variabel ini bermuara pada

(27)

Dengan demikian Kinerja Guru adalah hal yang urgen untuk diperbaiki bahkan

ditingkatkan.

C. Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka dapat

diberikan beberapa saran, antara lain:

1. Untuk meningkatkan Kinerja Guru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki

kepentingan dalam memajukan pendidikan. Dalam penelitian ini terutama

ditujukan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Pantai Labu sebagai

perpanjangan tangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten agar lebih memperhatikan

phikologis tenaga pendidik khususnya guru SD di Kecamatan Pantai Labu dalam

mengelola stres serta bagaimana memotivasi mereka untuk meningkatkan

kinerjanya.

2. Kepala sekolah agar lebih memperhatikan Kemampuan Mengelola Stres serta

Motivasi Kerja para guru di sekolah dengan memberikan pembinaan dan

memberikan bantuan pemecahan persoalan yang timbul demi tercapainya

peningkatan kinerjanya.

3. Bagi peneliti selanjutnya bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti, khususnya

yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda namun memliki tujuan yang

sama yakni meningkatkan Kinerja Guru. Sehingga diharapkan aspek lain yang

diduga memiliki hubungan dengan penelitian ini dapat dianalisis untuk

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita.dkk 2014. Perilaku organisasi. Bandung: Alfabeta

……….. 2012. Manajemen Dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anwar Prabu Mangkunegara.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Graha Ilmu: Yokyakarta

Atkinson, RL, Atkinson, RC and Hilgard. 1991. Pengantar Psikologi. Jakarta:

Bina Aksara.

Colquitt,Lipine, and Wesson.2009.Organization Behavior Internatioanl Edition.

New York. The McGraw-Hill.

Cushway Barry.2002. Human Resource Management. Jakarta: Gramedia

Priyatno Duwi.2014.SPSS 22 Pengolahan Data Praktis. Yokyakarta. C.V Andi

Offset

Depdikbud.1994. Kamu s Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Departemen Pendidikan Nasioanal.2008.Penilaian Kinerja Guru.Jakarta:

Depdiknas

Demsey, H, Kethleen.1982. Final Report to The National Institute of Education,

Nashville: George Peahody College

Fabella, Armand.T.1993. Anda Sanggup Mengatasi Stres.Penterjemah,

C.Z.Panjaitan dan L.J Lintong, Bandung; Indonesia Publishin House

Gibson, Ivancevich, and Donnely.1997. Organization Behavior, Structure,

Processes. New York. The McGraw-Hill.

Ivancevich,John M.Robert Konopaske & Michhael T.Matteson. (2008).

Organizational Behavior and Management. Eighth Edition. New York:

McGraw-Hill Education.

Hasibuan, Malayu.S.P. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.

Jakarta. Bumu Aksara.

Lubis.2009. Depresi Tinjauan Phisikologis. Jakarta: Kencana

Luthan,F.2008. Perilaku Organisasi.Edisi kesepuluh Alih Bahasa; Andika

(29)

Lumban Gaol Masdiana.2010. Pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, pengendalian stres dan motivasi kerja terhadap komitmen

guru di Sub Rayon SMPN 41 Medan.

Mathis, Robert L and John.H.Jackson terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu

Prawira.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid I. Salemba:

Jakarta.

Mifthu A’la. 2010. Quantum Teaching. Jokjakarta. Diva Press

Mulyadi.2014.Anakku, Sah abat dan Guruku.Yayasan Mutiara Indonesia; CV.

Farishma Indonesia Solo

Muhammad Erman Sikumbang. 2012. Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional kepala sekolah, kepuasan kerja guru dan motivasi kerja

terhadap kinerja guru. Jurnal edisi Maret 2012 Vol.3. Unimed

Newstrom.JW, and Davis,K. 1997. Organization Behavior, Human Behavior At

Work.100 Edition. New York. The McGraw-Hill

Pidarta . 2014. Supervisi Kontekstual. Bandung. Alfabeta

Permendiknas No.35 Tahun 2010. Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan

Fungsinal dan Angka Kreditnya. Jakarta. Kemndiknas

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011. Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS. Jakarta. Presiden Republik Indonesia

R.Ibrahim dkk.1993. Pendekatan dan Model pembelajaran.Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Robbins,Stephen.P.2007. Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh Alih Bahasa;

Benyamin Molan. Indonesia. Macanan Jaya Cemerlang

Robbins, Stephen. P & Timothy A. Judge. 2008. Essential of Organizational

Behavior.

Ninth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Robbins, Stephen.P.2003. Organization Behavior (10th.ed). New Jersey: Pearson

Education.

Robbins, Stephen.P.2002. Prinsip-Prinsip Prilaku Organisasi. Terjemahan.

(30)

Radarwan Saragih. 2014. Hubungan pengembangan karir dan pengembangan profesional dengan kinerja guru SMP Negeri Kecamatan Kutalimbaru

Kabupaten Deli Serdang.

Sagala.2007. Desain Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi

Daerah Bandung: Alfabeta

……… 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Sugiono.2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung. Alfabeta

……... 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung. Alfabeta

Siagian, Sondang P. 2004. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara

Simamora.2008. Manajemen Sumber daya Manusia. Yokyakarta.Adi Citra Karya

Nusa

Stone, Raymond J. (2005). Human Resource Management. Fifth Edition. Milton:

John Wiley & Sons Australia.

Undang-Undang N0.20 Tahun 2001.Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas. Jakarta: Kemendikbud

(http://pemerintah.net/penilaian-prestasi-kerja-pns ) diakses pada Maret 2015 (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19918/4/Chapter%2011.pdf)

Di akses pada Januari 2015.

(http://falfakhri.blogspot.com/2012/02/teori-motivasi-html.) Di akses pada Januari 2015.

(ejournal.undip.ac.id/index.php/berkala_fisika/article/download/.../2760.pdf) diakses pada Februari 2015.

Gambar

Gambar Halaman
gambar faktor yang mempengaruhi kinerja dibawah ini:

Referensi

Dokumen terkait

dijalankan. Dilihat dari aspek pasar, usaha ini memiliki peluang pasar yang cukup besar karena permintaan ikan maanvis di Vizan Farm cukup tinggi. Berdasarkan

host acara juga dapat membangun komunikasi yang baik dengan

Dengan banyaknya pengertian yang diberikan oleh pakar tersebut maka untuk penelitian ini diambil satu pengertian yang dirasa tepat, yaitu yang menyatakan bahwa rework

[r]

Mata kuliah ini membahas berbagai macam pengukuran,yaitu: pengukuran poligon sebagai kerangka peta, pengukuran detail situasi sebagai isi peta, perhitungan dan

Sesuai hasil evaluasi Panitia Pengadaan barang/Jasa Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kolaka, Perusahaan Saudara merupakan calon pemenang untuk

■ Aktivitas kedua dalam siklus manajemen sumber daya manusia / penggajian adalah memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya.. ■ Perubahan tersebut

Yang dimaksud dengan asas "tanggung jawab" adalah bahwa Pemerintah Daerah mempunyai tanggung jawab pengelolaan sampah dalam. mewujudkan hak masyarakat terhadap