• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN METODE THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE CERPEN : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN METODE THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE CERPEN : Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN METODE THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE CERPEN

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Maesyaroh Dewi Pertiwi

NIM 1002712

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X MA Al-Ihsan

Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Maesyaroh Dewi Pertiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Maesyaroh Dewi Pertiwi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MAESYAROH DEWI PERTIWI

1002712

KEEFEKTIFAN METODE THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN

MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE CERPEN

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X MA Al-Ihsan Baleendah

Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. H. E.Kosasih, M.Pd.

NIP 197304262002121001

Pembimbing II,

Drs. Wawan Hermawan, M.Pd.

NIP 196003071987031003

Mengetahui,

KetuaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.

(4)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR DIAGRAM x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian 4

C. Rumusan Masalah Penelitian 5

D. Tujuan Penelitian 5

E. Manfaat Penelitian 6

BAB II PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE CERPEN

MENGGUNAKAN METODE TTW 7

A. Mengonversi Sebagai Suatu Keterampilan Menulis 7

1. Menulis 7

a. Ragam Tulisan 8

b. Langkah-langkah Menulis 11

2. Teks Anekdot 12

a. Struktur dan kaidah Teks Anekdot 13

3. Cerpen 14

a. Struktur dan Kaidah Cerpen 15

b. Unsur-unsur cerpen 19

1) Alur 19

2) Tema 21

(5)

vi

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4) Latar 23

4. Mengonversi 23

5. Mengonversi Teks Anekdot ke Cerpen 24

B. Think Talk Write Sebagai Metode Pembelajaran 24

1. Pengertian Metode 24

2. Metode TTW 25

C. Langkah-langkah Mengonversi Teks Anekdot ke Cerpen dengan

Menggunakan Metode TTW 27

D. Asumsi 28

E. Hipotesis 28

BAB III METODE PENELITIAN 30

A. Metode dan Desain Penelitian 30

B. Populasi dan Sampel 32

1. Populasi 32

2. Sampel 32

C. Definisi Operasional 32

D. Prosedur Penelitian 33

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 34

1. Teknik Pengumpulan Data 34

a. Portofolio 34

b. Observasi 34

c. Angket 34

2. Teknik Analisis Data 34

a. Menganalisis Data dan Penskoran 35

b. Mendeskripsikan Hasil Prates dan Pascates Kelas Eksperimen

dan Pembanding 35

c. Memeriksa dan Menganalisis Hasil Prates dan Pascates Kelas

Eksperimen dan Pembanding 35

d. Mengubah Skor Mentah 35

e. Uji Reliabilitas Antarpenimbang 35

(6)

g. Uji Homogenitas Data 39

h. Uji Hipotesis 39

i. Mengolah Hasil Penilaian Sikap (Afektif) 41

j. Mengolah Hasil Penilaian Pengetahuan (Kognitif) 41

k. Mengolah Hasil Observasi Guru dan Siswa 41

l. Mengolah Hasil Angket 42

F. Instrumen Penelitian 43

1. Lembar Tugas Portofolio 43

2. Rubrik Penilaian Portofolio 44

3. Penilaian Sikap (Afektif 47

4. Penilaian Pengetahuan (Kognitif) 48

5. Penilaian Observasi Guru dan Siswa 49

6. Angket 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

A. Hasil Penelitian 53

1. Deskripsi Proses Penelitian 53

2. Deskripsi Hasil Analisis Data 56

a. Analisis Hasil Data dan Penskoran 56

b. Analisis Hasil Keterampilan (Psikomotor) Mengonversi Teks

Anekdot ke Cerpen 60

c. Analisis Hasil Penilaian Sikap (Afektif) 79

d. Analisis Hasil Penilaian Pengetahuan (Kognitif) 84

e. Analisis Data Hasil Observasi Guru dan Siswa 85

f. Analisis Hasil Angket 88

g. Uji Statistik Hasil Analisis Data Prates dan Pascates

Mengonversi Teks Anekdot ke dalam Cerpen 90

1) Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Prates

dan Pascates 91

2) Uji Normalitas Data Prates dan Pascates 105

3) Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates 120

(7)

viii

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan Hasil Analisis Data 125

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 129

A. Simpulan 129

B. Saran 130

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3

Tabel 3.1 Desain Penelitian 30

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian 33

Tabel 3.3 Tabel ANAVA 47

Tabel 3.4 Tabel Guilford untuk Reliabilitas Antarpenimbang 36

Tabel 3.5 Interval Penilaian Guru dan Siswa 41

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Mengonversi Teks Anekdot ke Cerpen 45

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Mengonversi Teks Anekdot ke dalam Cerpen 46

Tabel 3.8 Format Penilaian Sikap (Afektif) 47

Tabel 3.9 Format Penilaian Pengetahuan (Kognitif) 48

Tabel.3.10 Kategori Penskoran 48

Tabel 3.11 Instrumen Penilaian Observasi Guru 49

Tabel 3.12 Instrumen Penilaian Observasi Siswa 50

Tabel 3.13 Format Angket 51

Tabel 4

Tabel 4.1 Data dan Penskoran Hasil Prates dan Pascates Kelas Eksperimen 56

Tabel 4.2 Data dan Penskoran Hasil Prates dan Pascates Kelas Pembading 57

Tabel 4.3 Data Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen 58

Tabel 4.4 Data Nilai Prates dan Pascates Kelas Pembanding 59

Tabel 4.5 Penilaian Kognitif atau Pengetahuan Siswa 84

Tabel 4.6 Penilaian Observasi Guru 85

(9)

x

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.8 Hasil Angket Siswa 89

Tabel 4.9 Nilai Prates Kelas Eksperimen 91

Tabel 4.10 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen 94

Tabel 4.11 Nilai Prates Kelas Pembanding 94

Tabel 4.12 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen 97

Tabel 4.13 Nilai Pascates Kelas Eksperimen 98

Tabel 4.14 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen 100

Tabel 4.15 Nilai Pascates Kelas Pembanding 101

Tabel 4.16 Format ANAVA Data Prates Kelas Eksperimen 102

Tabel 4.17 Distribusi Data Prates Kelas Eksperimen 105

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas Chi Kuadrat

Data Prates Kelas Eksperimen 107

Tabel 4.19 Distribusi Data Prates Kelas Pembanding 108

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas Chi Kuadrat

Data Prates Kelas Pembanding 110

Tabel 4.21 Distribusi Data Pascates Kelas Eksperimen 112

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas Chi Kuadrat

Data Pascates Kelas Eksperimen 114

Tabel 4.23 Distribusi Data Pascates Kelas Pembanding 115

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Uji Normalitas Chi Kuadrat

Data Pascates Kelas Pembanding 117

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2

Gambar 2.1 Alur Cerpen 20

Gambar 3

Gambar 3.1 Lembar Tugas Portofolio 42

(11)

xii

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4

Diagram 4.1 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen 119

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

(13)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN METODE THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE CERPEN

(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

oleh

Maesyaroh Dewi Pertiwi 1002712

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan yang ada selama pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen yang dilaksanakan di kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung. Tujuannya adalah (1) mendeskripsikan kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas eksperimen sebelum dan setelah menggunakan metode TTW, (2) mendeskripsikan kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas pembanding sebelum dan setelah menggunakan metode inkuiri, dan (3) menemukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas eksperimen danpembanding dalam mengonversi teks anekdot ke cerpen sebelum dan setelah diberikan metode pembelajaran. Cara pengumpulan data adalah dengan penilaian portofolio, observasi, dan angket. Data yang diperoleh berupa hasil prates dan pascates siswa dalam mengonversi teks anekdot ke cerpen, hasil penilaian observasi guru dan siswa, hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung (5.16) > ttabel (2,021) dalam taraf

signifikansi α = 0,05. Artinya, hipotesis yang diajukan penulis (H1) diterima atau metode

TTW efektif digunakan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. Peningkatan nilai rata-rata prates siswa kelas eksperimen dari sebesar 53 menjadi 78 dan kelas kontrol dari rata-rata prates 50 menjadi 63.

(14)

THE EFFECTIVENESS OF THINK TALK WRITE METHOD IN CONVERTING ANECDOTS TEXTS INTO SHORT STORIES LEARNING

(Quasi Experimental of Student’s X Grade Class MA Al-Ihsan Baleendah Bandung 2014/2015)

Maesyaroh Dewi Pertiwi 1002712

ABSTRACK

This research is motivated by the existing problems during converting anecdote texts into short stories learning in X-grade class MA Al-Ihsan Baleendah Bandung. The purposes are: (1) To describe the ability in converting anecdote texts into short stories of the X-grade class MA Al-Ihsan Baleendah Bandung students in the experiment and control class before implementing the TTW method. (2) to describe the ability in converting anecdote texts into short stories of the X-grade class MA Al-Ihsan Baleendah Bandung students in the experiment and control class after implementing the TTW method. (3) To find whether there is significant difference ability of X-grade class MA Al-Ihsan Baleendah Bandung students in converting anecdote texts into short stories before and after implementing the TTW method in the experiment and control class. The data collection methods are portfolios assessment, observation and questionnaires. The obtained data come from the students’ pretest and posttest results of converting anecdote texts into short stories, the assessment results of teachers and students observations, behavior assessment results, knowledge and questionnaires. The research result showed that tcount (5.16) > ttable (2,021) in theα = 0,05 significance level. This means that the researcher’s proposed hypothesis (H1) is accepted or that the TTW method is effectively used in the converting anecdote texts into short stories learning. It is shown from the increasing of students’ average mark. The increasing of experiment class students’ pretest average mark is about 53 and 78 in posttest, while in the control class the increasing pretest average mark about 50 and 63 for posttest.

(15)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran bahasa Indonesia pada masa ini menerapkan pendekatan

berbasis teks. Pendekatan berbasis teks ini bukan hanya mengajarkan bahasa

sebagai pengetahuan, tetapi juga sumber aktualisasi diri penggunanya pada

konteks sosial-budaya akademis. Sesuai dengan pernyataan Kemendikbud (2013)

bahwa “dalam pembelajaran bahasa berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan

bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang

mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada

konteks sosial-budaya akademis. Teks dimaknai sebagai satuan bahasa yang

mengungkapkan makna secara kontekstual”.

“Teks dapat diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat,

iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah.

Semua jenis teks itu dapat dikelompokkan ke dalam teks cerita, teks faktual, dan

teks tanggapan”. (Kemendikbud, 2013).

Salah satu jenis teks yang wajib dipelajari oleh siswa, khususnya kelas X

adalah teks anekdot. Teks anekdot adalah teks lucu yang dibuat berdasarkan

kehidupan bermasyarakat yang di dalamnya mengandung pesan. Hal ini sejalan

dengan penjelasan mengenai anekdot menurut E. Kosasih (2013, hlm. 7) bahwa

anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu-lucu, guyonan, ataupun

humor. Akan tetapi, terdapat pula tujuan lain dibalik cerita lucu itu, yakni berupa

pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak. Sebagai

contoh, dalam kehidupan sehari-hari, manusia menerapkan teks anekdot untuk

mengkritisi pejabat maupun politikus yang bertindak sesuka hati tanpa

memikirkan kesejahteraan rakyat melalui tulisannya yang menyindir dan lucu.

Di sekolah, pembelajaran anekdot terbagi ke dalam beberapa kompetensi

(16)

suatu bentuk, rupa, dan sebagainya ke dalam bentuk atau rupa yang lain (KBBI,

2008:74) Suatu teks anekdot dapat dikonversikan baik ke dalam puisi, prosa

ataupun drama. (E. Kosasih, 2013, hlm. 38).

Mengonversi teks anekdot ke dalam prosa seperti cerpen salah satunya,

bukan suatu hal yang mudah. Siswa dihadapkan pada sebuah teks anekdot dengan

tema yang telah ditentukan. Berdasarkan teks tersebut, siswa dituntut untuk

mengembangkan sebuah teks menjadi cerita pendek yang menarik. Dalam

mengembangkan sebuah teks, diperlukan ide, wawasan, kemampuan menentukan

pokok-pokok pikiran dan kemampuan mengolah kalimat.

Adanya kurikulum baru yang belum terlaksana dengan baik, dirasa

membingungkan siswa dan guru. Siswa dituntut untuk lebih kreatif dan lebih

berkembang daya nalarnya. Sedangkan, pengetahuan dan kreativitas siswa itu

terbatas. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya arahan yang jelas maupun

informasi yang diperoleh siswa, bisa melalui bacaan ataupun lingkungan. Sesuai

dengan ungkapan yang dikemukakan oleh Ibu Luthfiati Ulfah, salah seorang guru

MA Al Ihsan Baleendah Bandung, “Kurikulum 2013 itu baru disosialisasikan di

sini, jadi masih membingungkan guru dan siswa, makanya pelaksanaannya belum

sesuai. Terlebih MA tidak seperti SMA yang bisa mendapatkan informasi dengan

mudah, di MA santri atau siswa tidak diizinkan membawa telepon genggam,

menonton televisi apalagi keluar tanpa seiizin ustad.”.

Selain dari pengetahuan, terhambatnya kreativitas siswa dapat disebabkan

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemilihan metode pengajaran. Salah

satu komponen pengajaran yang sangat berpengaruh kepada prestasi belajar ialah

cara pengajaran di dalam kelas. Cara, metode atau teknik pengajaran merupakan

komponen proses belajar mengajar yang banyak menentukan keberhasian

pengajaran. Guru harus dapat memilih, mengkombinasikan, serta mempraktikkan

berbagai cara penyampaian bahan yang sesuai dengan situasi. Keberhasilan dalam

melaksanakan suatu pengajaran sebagian besar ditentukan oleh pilihan bahan dan

pemakaian teknik yang tepat. (Tarigan, 1986, hlm. 9).

Penggunaan metode seperti metode TTW dapat menjadi alternatif dalam

(17)

3

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

cerpen. Metode TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian

menuliskan suatu topik tertentu. Metode ini digunakan untuk mengembangkan

tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Metode TTW

memperkenankan siswa untuk memengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum

menuangkannya dalam bentuk tulisan. Ia juga membantu siswa dalam

mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.

(M.Huda, 2013, hlm. 218).

Penelitian dengan menggunakan metode TTW telah banyak dilakukan.

Seperti pada penelitian Nur Ratifah (2011) “Efektivitas Think Talk Write (TTW)

terhadap Kemampuan Menyimak Teks Berita untuk Menemukan Pokok-pokok

Berita pada Siswa Kelas VIII B MTs NU 09 Gemuh Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011”. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nur Ratifah, metode tersebut

terbukti dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa dalam menemukan

pokok-pokok berita.

Penelitian dengan metode yang sama juga dilakukan oleh Wita Ratna

Puspita (2012) “Efektivitas Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan

Think Pair Share (TPS) pada Materi pembelajaran Segi Empat Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 2 BERBAH” dan Kristi Herdiyanti

(2013) dengan judul penelitian “Efektivitas Penggunaan Metode Think Talk Write

Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa SMK

Rekayasa Perangkat Lunak”. Dari kedua penelitian tersebut, metode TTW dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi, baik itu materi

pembelajaran segi empat maupun dalam analisis rekayasa perangkat lunak.

Selain itu, penelitian dengan menggunakan metode TTW pernah ditulis

oleh Junasih, Jampel dan Setuti melalui jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran

Think Talk Write (TTW) Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SD”. Hal ini dapat membuktikan pula bahwa penggunaan metode

TTWdapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran IPA.

Hasil dari beberapa penelitian di atas dapat dibuktikan dari adanya

peningkatan nilai hasil rata-rata tes awal (prates) dan tes akhir (pascatest) siswa.

(18)

simpulan bahwa penelitian dengan menggunakan metode TTW dalam suatu

pembelajaran dapat memberikan hasil yang baik. Metode TTW digunakan untuk

memudahkan siswa dalam memahami dan mengerjakan tugas materi yang

diberikan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai keefektifan metode TTW dalam pembelajaran mengonversi teks

anekdot ke dalam cerpen pada siswa kelas X MA Al Ihsan Baleendah Bandung.

Penulis memberi judul “Keefektifan Metode Think Talk Write dalam

Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot ke dalam Cerpen (Eksperimen Kuasi

terhadap Siswa Kelas X MA Al Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran

2014/2015)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi adanya

beberapa masalah, diantaranya.

1. Keterbatasan tema membuat siswa terbatas dalam mengembangkan

kreativitasnya.

2. Kurangnya kemampuan mengolah kalimat membuat siswa kesulitan dalam

mengembangkan ide-ide yang dimilikinya.

3. Kurangnya arahan yang jelas dan informasi yang diperoleh membuat siswa

terbatas dalam menyampaikan ide-ide yang dimilikinya.

4. Penggunaan metode yang kurang tepat mempengaruhi minat dan kreativitas

siswa dalam menulis.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini, penulis rumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa kelas

X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas eksperimen sebelum dan setelah

(19)

5

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa kelas

X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas pembanding sebelum dan setelah

menggunakan metode inkuiri?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa kelas X

MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas eksperimen dan pembanding dalam

mengonversi teks anekdot ke cerpen antara sebelum dan setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode TTW dan inkuiri?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penulisan ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa

kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas eksperimen sebelum dan

setelah menggunakan metode TTW.

2. Mendeskripsikan kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa

kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung di kelas pembanding sebelum dan

setelah menggunakan metode inkuiri.

3. Menemukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan

mengonversi teks anekdot ke cerpen siswa kelas X MA Al-Ihsan Baleendah

Bandung di kelas eksperimen dan pembanding sebelum dan setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode TTW dan inkuiri.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memilih metode

pembelajaran yang tidak hanya menarik, tetapi juga tepat sasaran sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan

menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu kesulitan siswa.

(20)

Penelitian ini memberikan pengalaman, pengetahuan, serta memperluas

wawasan peneliti untuk mengoptimalkan metode pembelajaran yang menarik

dan tepat bagi siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi Skripsi digunakan untuk mempermudah dalam memahami

penulisan skripsi adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

Bab II Landasan Teori, pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang

berkaitan dengan judul skripsi, yaitu pembelajaran mengonversi, teks anekdot,

cerpen, dan metode pembelajaran. Dalam bab ini juga diuraikan kerangka

pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini diuraikan tentang lokasi, subjek

populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data,

serta teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini diuraikan tentang

deskripsi data, uji reabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, dan

pembahasan.

Bab V Penutup, pada bab ini berisi simpulan dan saran.

(21)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh peerlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan (Sugiyono, 2012, hlm. 72). Maman dkk (2011, hlm. 17)

mengemukakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan

dengan menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi. Pada

umumnya riset ini menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai

objek studinya. Kelompok pertama merupakan kelompok yang diteliti sedang

kelompok kedua sebagai kelompok pembanding (control group). Penelitian

dengan metode eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas

hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang

signifikan pada kemampuan siswa dalam mengonversi teks menggunakan metode

TTW.

Bentuk desain eksperimen dalam penelitian ini, menggunakan Quasi

Experimental Design atau desain eksperimen kuasi dengan The Pretest - Posttest

Control Group Design (rancangan tes awal-tes akhir kelompok pembanding

dengan sampel acak) (Sugiyono, 2012, hlm. 76). Di dalamnya, terdapat sampel

yang merupakan kelas eksperimen (kelas yang pembelajarannya memakai metode

TTW) dan kelas pembanding (kelas yang pembelajarannya tidak memakai metode

TTW).Berikut merupakan desain penelitian yang akan penulis lakukan:

Tabel 3.1 Desain penelitian

R O1 X O2

(22)

Keterangan :

R : penentuan sampel secara acak (random)

X : perlakuan

O1 : tes awal pada kelompok eksperimen

O2 : tes akhir pada kelompok eksperimen

O3 : tes awal pada kelompok pembanding

O4 : tes akhir pada kelompok pembanding

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi tes awal untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding. Hasil awal yang baik bila

nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan

adalah (O2-O1)-(O4-O3) (Sugiyono, 2012, hlm. 76).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012, hlm. 80). Jadi,

populasi adalah subjek yang dilteliti dan segala karakteristik yang terdapat di

tempat penelitian. Berdasarkan pendapat di atas, makan populasi yang dijadikan

subjek penelitian ini adalah keseluruhan kelas X MA Al-Ihsan Baleendah

Bandung tahun ajaran 2014/2015.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2012, hlm. 81). Jadi, sampel adalah bagian dari

jumlah populasi yang ada di tempat penelitian. Berdasarkan penelitian di atas,

(23)

30

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D sebagai kelas pembanding. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

C. Definisi Operasional

Berikut ini adalah definisi operasional dari kata-kata kunci yang digunakan

dalam penulisan.

1. Metode TTW adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk

berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Metode ini

digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa

sebelum dituliskan atau memperkenankan siswa untuk memengaruhi dan

memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. (M.

Huda, hlm. 218).

2. Pembelajaran mengonversi teks anekdot adalah suatu kegiatan produktif

dengan mengubah suatu bentuk teks anekdot ke dalam bentuk yang lain

seperti puisi, cerpen ataupun drama sehingga menghasilkan teks anekdot yang

baru sesuai dengan struktur serta kaidah penulisannya. (E. Kosasih, 2013:

hlm. 38).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus

dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian. Adapun prosedur penelitian yang

(24)

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian

(Eka, 2010)

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini

diperoleh dengan menggunakan teknik portofolio, observasi, dan angket. Teknik

analisis data menggunakan analisis deskriptif dan statistika.

Prosedur Penelitian

Merumuskan masalah

Melakukan studi kepustakaan

Merumuskan hipotesis

Menentukan model atau desain penelitian

Mengumpulkan data

Mengolah dan menyajikan

informasi

Menganalisis data

(25)

32

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Portofolio

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa

yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio ini dimaksudkan untuk

memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta

memberikan gambaran mengenai sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran

mengonversi teks anekdot ke cerpen berdasarkan hasil prates, setiap perlakuan

dan pascates.

b. Observasi

Observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode TTW dalam

pembelajaran mengonversi teks anekdot ke dalam cerpen.

c. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh respon siswa setelah mengikuti

pembelajaran mengonversi teks anekdot ke dalam cerpen menggunkan metode

TTW. Angket yang dibagikan berupa angket terstruktur, yaitu siswa tinggal

memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini digunakan setelah semua data terkumpul.

Data-data yang ditemukan diklasifikasikan berdasarkan variabel yang sesuai.

Setelah itu, dilaksanakan pengolahan data berdasarkan pengklasifikasian tersebut

dengan cara menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis

yang telah dirumuskan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah

sebagai berikut.

a. Menganalisis data penelitian berupa:

1) Hasil portofolio kemampuan awal dan akhir siswa

(26)

3) Hasil penilaian afektif atau sikap

4) Hasil penilaian kognitif atau penngetahuan

5) Hasil angket.

b. Mendeskripsikan beberapa hasil prates dan pascates kelas eksperimen dan

pembanding.

c. Memeriksa dan menganalisis hasil prates dan pascates, selankutnya memberi

penilaian sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

d. Mengubah skor mentah menjadi nilai dengan rumus.

Hasil prates dan pascates tersebut akan dirata-ratakan dari tiga penilai.

Nilai akhir= p1+p2+p3 3

e. Uji reliabilitas antarpenimbang

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan

menggunakan rumus tabel ANAVA. Uji reliabilitas antarpenimbang dilakukan

untuk mengetahui tingkat penilaian antara satu dengan penilai lainnya.

Perhitungan reliabilitas ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu:

1) Menghitung jumlah kuadrat siswa (testi) : SSt∑dt2 = ∑(∑X)2 _ (∑X)2

K K.N

2) Menghitung jumlah kuadrat penimbang :

SSp∑d2

p = ∑(∑Xp)2 _ (∑X)2

N K.N

3) Menghitung jumlah kuadrat total :

SStot∑x2

t = ∑X2 - (∑X)2

K.N

4) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan :

SSkk∑d2

kk = SStot∑x2t - SSt∑dt2 - SSp∑d2p

Setelah data dihitung, lalu data dimasuka ke dalam tabel ANAVA

(Analysis of Varians).

(27)

34

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Tabel ANAVA Setelah itu, dilakukan perhitungan reliabilitas antarpenimbang dengan

rumus berikut: r11 =

Keterangan

r11 = reliabilitas yang dicari

Vt = variansi dari siswa

Vkk = variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan

tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.4

Tabel Guilford untuk Reliabilitas Antarpenimbang

Rentang Kriteria

0,80 - 1,00 Korelasi sangat tinggi

0.60 - 0,80 Korelasi tinggi

0,40 - 0,60 Korelasi sedang

0,20 - 0,40 Korelasi rendah

<0,20 Korelasi sangat rendah

f. Uji normalitas data

Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul

tersebar secara normal atau tidak. Peneliti melakukan uji normalitas dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menghitung mean dengan menggunakan rumus.

(28)

Keterangan:

X = rata-rata nilai

∑fx = jumlah seluruh nilai

f = jumlah siswa

2) Menghitung modus dengan rumus.

Mo = b + p [

]

Keterangan :

Mo = modus

b = batas kelas interval

p = panjang kelas interval

b1 = frekuensi pada kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

terdekat

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval

berikutnya

3) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

4) Menentukan daftar frekuensi

Rentang skor (R) = skor terbesar - skor terkecil

Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

Panjang kelas (P)

Z untuk batas kelas = batas kelas – nilai rata-rata

standar devisiasi

Ei (frekuensi diharapkan) = Luas i x ∑f

Oi (frekuensi pengamatan)

(29)

36

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

= nilai chi kuadrat

Oi = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris

Ei = frekuensi yang diharapkan teoretis

Rumus untuk mencari frekuensi teoretis yaitu:

∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan :

∑f = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoretis)

∑fk = jumlah frekuensi pada kolom

∑fb = jumlah frekuensi pada baris

∑T = jumlah keseluruhan baris atau kolom

6) Menentukan derajat kebebasan (dk)

dk = K – 3

K = banyaknya kelas

7) Menentukan nilai X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2 dengan

tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05).

8) Menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagai berikut.

Jika X2hitung < X2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

Jika X2hitung < X2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.

(Subana, 2011, hlm. 123-132)

g. Menghitung uji homogenitas

Tujuan dari uji homogenitasini adalah untuk mengetahui homogen atau

tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama dan homogen atau tidaknya

data berdasarkan kriteria berikut ini.

(30)

Jika Fhitung > Ftabel data tidak homogen

(Subana, 2011, hlm. 171)

h. Uji hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya perubahan

yang signifikan antarvariabel. Uji hipotesis ini menggunakan ruus uji t. Dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

4) Menghitung derajat kebebasan (dk)

(31)

38

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

5) Menentukan ttabeldengan taraf signifikan 95% (α = 0,05)

ttabel = t (1 – a) (db)

Berdasarkan nilai db, mencari harga t dari tabel dengan taraf signifikan 1%

dan 5% dengan ketentuan berikut ini.

Jika thitung< ttabel maka H0 atau hipotesis nol ditolak dan H1 atau hipotesis

penelitian diterima.

Jika thitung > ttabel maka H0 atau hipotesis nol diterima dan H1 atau hipotesis

penelitian ditolak.

Jika thitung lebih besar dari ttabel, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel

mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun, jika thitung lebih kecil atau sama

dengan ttabel, maka kedua variabel tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.

(Subana, 2011, hlm. 173)

i. Mengolah hasil penilaian afektif atau sikap

j. Mengolah hasil penilaian kognitif atau pengetahuan

St = S1 + S2

(Subana, 2005, hlm. 64)

k. Mengolah hasil observasi guru dan siswa dengan merata-ratakan hasil

perolehan nilai yang diberikan oleh kedua penimbang menggunakan rumus

berikut.

Rata-rata = Jumlah seluruh data Jumlah aspek

Setelah itu, peneliti menghitung skor dari seluruh penimbang denga rumus

berukut ini.

(32)

St = skor total

S1 = skor dari penimbang 1

S2 = skor dari penimbang 2

(Subana, 2005, hlm. 64)

Selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan interval penilaian sebagai

berikut.

Tabel 3.5

Interval Penilaian Guru dan Siswa

Nilai Kriteria Penilaian

3,33 < Skor < 4,00 Sangat Baik

2,33 < Skor < 3,33 Baik

1,33 < Skor < 2,33 Cukup Baik

0 < Skor < 1,33 Kurang Baik

l. Mengolah hasil angket

Pengolahan data angket, menggunakan rumus berikut.

P = FO x 100 N

Keterangan:

Fo = frekuensi jawaban setiap responden

N = jumlah responden

% = persentase frekuensi tiap jawaban responden

Penafsiran nilainya sebagai berikut.

0% = tidak ada

1% - 5% = hampir tidak ada

6% - 25% = sebagian kecil

26%-49% = hampir setengahnya

50% = setengahnya

51% - 75% = lebih dari setengahnya

76% - 95% = sebagian besar

96% - 99% = hampir seluruhnya

(33)

40

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Lembar Tugas Portofolio

Lembar tugas portofolio adalah petunjuk latihan yang digunakan siswa untuk

mengonversi dari teks anekdot ke cerpen.

Gambar 3.1 Lembar Portofolio

MARI MENGONVERSI TEKS ANEKDOT !

Petunjuk.

Kerjakanlah soal berikut dengan sebik-baiknya.

1. Baca dan cermati teks anekdot yang berjudul “Sopir Taksi dan Kemacetan

Jakarta: Anekdot Jokowi” berikut ini.

Sopir Taksi dan Kemacetan Jakarta: Anekdot Jokowi

Dalam perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke rumah beberapa hari

lalu, seorang warga Jakarta iseng-iseng mengobrol dengan sopir taksi yang ia

tumpangi. Tentu saja obrolan ini dimulai dari cerita ngalor ngidul hingga akhirnya

(34)

Saya : “Ha ha ha ha. Jadi, bukan karena kerjaan Jokowi?”

Warga : “Gimana, Pak, setelah Jokowi dilantik jadi gubernur? Apakah sudah ada

perbaikan soal kemacetan? Maksud saya, apakah soaal macet ada

perubahan?”

Sopir : “Biasalah, Pak. Soal macet sama saja. Di mana-mana masih saja macet,

„kan? Jakarta sudah terkenal dengan kemacetannya. Jadi, tidak aneh kalau soal macet ini. Saya yang hampir separuh hidup saya di jalanan merasakan

hal itu semua.”

Warga : ”Jadi, tidak ada perubahan sama sekali?”

Sopir : “Tidak ada, Pak. Cuma memang beberapa hari setelh Jokowi dilantik,

jalan-jalan di Jakarta sepi dan tidak macet.”

Saya : “Wow! Hebat dong. Ada „magnet‟ Jokowi itu artinya?”

Sopir : “Saya kira juga begitu, Pak. Tapi ternyata tidak juga. Jakarta sepi dan

tidak macet itu karena Iduladha.”

Sopir : “Emangnya Pak Jokowi itu jin yang bisa nyulap kemacetan Jakarta

dalam lima tahun? Selama puluhan tahun juga Jakarta masih begitu-begitu

saja. Apalagi ini Pak Jokowi yang baru beberapa bulan bekerja. Ya, tidak

bisa simsalabim-lah.”

2. Konversikan teks anekdot di atas ke dalam sebuah cerpen.

3. Tulis di lembar jawaban yang telah disediakan. Jangan lupa perhatikan hal-hal

berikut.

a. Kesesuaian antara cerpen dengan isi teks anekdot

b. Daya tarik

c. Kreativitas mengembangkan alur, penokohan dan latar

d. Ketepatan pemilihan kata, ketepatan EYD dan tanda baca

e. Kerapian tulisan.

SELAMAT MENULIS, SEMANGAT!

(35)

42

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Penilaian portofolio digunakan untuk mengetahui nilai psikomotor siswa atau

hasil prates, setiap perlakuan dan pascates siswa. Adapun beberapa aspek yang

dinilai dalam tes mengonversi teks anekdot ke dalam cerpen antara lain: (1)

kesesuaian antara cerpen dengan isi teks anekdot, (2) daya tarik (3) kreativitas

mengembangkan alur, penokohan dan latar, (4) jumlah kata, ketepatan pemilihan

kata, ketepatan EYD dan tanda baca, (5) kerapian tulisan.

Tabel 3.6

Rubrik Penilaian Mengonversi Teks Anekdot ke dalam Cerpen

Nama

Rata-rata Keseluruhan

(36)

Kriteria Penilaian Mengonversi Teks Anekdot ke dalam Cerpen

Aspek Skor Kriteria

Kesesuaian antara Cerpen

dengan Isi Teks Anekdot

20-25

Antara cerpen dengan isi teks

anekdot sangat sesuai bila

memiliki inti cerita yang sama

sebanyak 80-100%

14-19

Antara cerpen dengan isi teks

anekdot sudah sesuai bila

memiliki inti cerita yang sama

sebanyak 60-79%

8-13

Antara cerpen dengan isi teks

anekdot cukup sesuai bila

memiliki inti cerita yang sama

sebanyak 30-59%

<7

Antara cerpen dengan isi teks

anekdot kurang sesuai bila

memiliki inti cerita yang

kurang dari 30%

Daya Tarik

16-20

Cerpen sangat memiliki daya

tarik bila memiliki judul yang

menarik, gaya bahasa dan

unsur kelucuan

11-15

Cerpen memiliki daya tarik

bila terdapat dua dari tiga

kategori di atas

6-10

Cerpen cukup memiliki daya

tarik bila terdapat salah satu

dari kategori di atas

<5

Cerpen kurang memiliki daya

tarik bila tidak terdapat

ketegori di atas

20-25

Cerpen dinilai sangat kreatif

bila terdapat 30% atau lebih

(37)

44

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kreativitas

Cerpen dinilai kreatif bila

terdapat 15% atau lebih

pengembangan dalam alur,

penokohan dan latar

8-13

Cerpen dinilai cukup kreatif

dalam bila terdapat 5% atau

lebih pengembangan alur,

penokohan dan latar

<7

Cerpen dinilai kurang kreatif

bila terdapat kurang dari 5%

pengembangan alur,

penokohan dan latar

13-15

Tepat dalam memilih kata,

kesalahan EYD dan tanda baca

antara 1-10

9-12

Tepat dalam memilih kata,

kesalahan EYD dan tanda baca

antara >11

5-8

Kurang tepat dalam memilih

kata, kesalahan EYD dan tanda

baca antara 1-10

<4

Kurang tepat dalam memilih

kata, kesalahan EYD dan tanda

baca antara 1-10

Kerapian Tulisan

13-15

Tulisan sangat mudah dibaca,

sangat rapi dan jelas

maksudnya

9-12 Tulisan mudah dibaca, rapi dan jelas maksudnya

5-8

Tulisan cukup dapat dibaca,

cukup rapi dan jelas

maksudnya

(38)

kurang rapi dan kurang jelas

maksudnya

3. Penilaian Sikap (Afektif)

Penilaian sikap digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa dalam

pembelajaran. Adapun format penilaian sikap adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Format Penilaian Afektif atau Sikap

No Kategori

Disiplin Tanggung

jawab Jujur Peduli Responsif Aktif

Kerja

4. Penilaian Kognitif atau Pengetahuan

Penilaian kognitif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

memahami dan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran. Adapun format

penilaian kognitif adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Format Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

(39)

46

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian

aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 4 = sangat

baik; 3 = baik; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Tabel. 3.11

Instrumen Penilaian Observasi Guru

Tabel 3.12

Instrumen Penilaian Observasi Siswa

No Aspek yang diamati Skor

1 Kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran.

2 Siswa menerima sebuah teks anekdot dan kertas

kosong yang dibagikan guru

3 Siswa membaca dan mencermati teks anekdot yang

dibagikan guru

4 Siswa merespon pertanyaan guru tentang isi teks

anekdot

5

Siswa menanggapi penjelasan guru tentang langkah-langkah mengonversi teks anekdot ke cerpen dengan metode TTW

6 Siswa berpindah tempat duduk sesuai dengan

kelompoknya

7

Siswa kembali mencermati teks dan memikirkan ide-ide tentang pengembangan yang akan dibuat

(Think)

No Aspek yang diamati Skor

1 Siswa mampu menentukan ide-ide pokok dari isi

teks anekdot

2 Siswa mampu mengemukakan ide-ide yang

dimilikinya dengan jelas

3 Siswa mampu mengonversi teks anekdot ke

cerpen dengan baik

4 Siswa mampu menanggapi hasil mengonversi

temannya dengan alasan yang jelas dan santun

5. Siswa mampu menyimpulkan hasil

(40)

8

Siswa mampu berinteraksi dan berkolaborasi dengan baik bersama teman kelompoknya

membahas ide-ide dan pengembangan yang akan dibuat(Talk)

9

Siswa merumuskan wawasan dan ide yang didapatkannya dari hasildiskusi kemudian mengonversikannya ke dalam cerpen (Write)

10 Siswa mampu mempresentasikan hasil

mengonversinya dengan baik

11 Siswa mampu menanggapi hasil presentasi

temannya dengan santun

12 Siswa merespon pertanyaan guru tentang hal-hal

yang belum dimengerti

13 Siswa dan guru saling menyimpulkan hasil

pembelajaran

Tabel 3.10 Kategori Penskoran

Terdapat empat kategori penilaian dengan menggunakan sistem acuan

penilaian kurikulum 2013 berdasarkan peraturan pemerintah Kemendikbud

nomor 66 tahun 2013 sebagai berikut.

1. Nilai kategori A yang meliputi A dan A-

A =

A- =

2. Kategori Nilai B yang meliputi B+, B dan B-

(41)

48

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B+ =

B =

B- =

3. Kategori Nilai C yang meliputi C+, C dan C-

C+ =

C =

C- =

4. Kategori Nilai D yang meliputi D+ dan D

D+ =

D =

6. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 3.13 Format Angket

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan pilihan jawaban yang telah disediakan.

1. Apakah kamu menyukai pokok

bahasan mengonversi?

A. Iya

B. Tidak

keterangan : ....

2. Apakah kamu pernah belajar

mengonversi?

A. Iya

B. Tidak

keterangan : ....

3. Apakah kamu pernah belajar

mengonversi teks anekdot ke dalam

cerpen?

A. Iya

B. Tidak

keterangan : ....

4. Apa pendapatmu mengenai

pembelajaran mengonversi teks

anekdot dengan menggunakan

metode TTW?

(42)

B. Lebih sulit dan tidak menarik

5. Bagaimana perasaanmu setelah

belajar mengonversi teks anekdot ke

dalam cerpen dengan menggunakan

metode TTW?

A. Senang

B. Tidak senang

6. Apakah mengonversi teks anekdot ke

dalam cerpen menggunakan metode

TTW dapat meningkatkan motivasimu?

A. Iya

B. Tidak

keterangan : ....

7. Apakah kamu menemui kesulitan

dalam pembelajaran mengonversi teks

anekdot ke dalam cerpen dengan

menggunakan metode TTW?

A. Iya

(43)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pembahasan mengenai

pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen dengan menggunakan metode

TTW terhadap siswa kelas X MA Al-Ihsan Baleendah Bandung, diperoleh

simpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam mengonversi teks anekdot ke

cerpen saat prates atau sebelum menggunakan metode TTW diperoleh nilai

rata-rata sebesar 53. Nilai termasuk ke dalam kategori kurang. Pada saat

pascates, kemampuan siswa di kelas eksperimen dalam mengonversi teks

anekdot ke cerpen mendapat peningkatan yang lebih baik dibandingkan

dengan kelas pembanding. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh

saat pascates, yaitu sebesar 78 yang termasuk ke dalam kategori baik.

2. Kemampuan siswa di kelas pembanding dalam mengonversi teks anekdot ke

cerpen saat prates atau sebelum menggunakan metode inkuiri diperoleh nilai

rata-rata sebesar 50. Nilai termasuk ke dalam kategori kurang. Pada saat

pascates, kemampuan siswa di kelas pembanding dalam mengonversi teks

anekdot ke cerpen mendapat peningkatan yang cukup. Hal ini terbukti dari nilai

rata-rata sebesar 63 yang termasuk ke dalam kategori cukup baik.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam

mengonversi teks anekdot ke cerpen sebelum dan setelah mengikuti

pembelajaran yang menggunakan metode TTW dibandingkan dengan

kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot ke cerpen menggunakan

metode inkuiri. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis, yakni thitung = 5,16 dan

ttabel = 2,021. Artinya, thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan

H1 penelitian diterima atau terdapat perbedaan yang signifikan pada

kemampuan mengonversi teks anekdot ke cerpen pada siswa kelas eksperimen

(44)

4. Selain dapat meningkatkan kemampuan, penggunaan metode TTW dalam

pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen dapat menarik dan

membangkitkan motivasi siswa. Hal ini terbukti dari jumlah persentase pada

angket.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukan di atas, maka

saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian membuktikan metode TTW efektif diterapkan dalam

pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen. Dengan demikian, metode

TTW dapat dijadikan salah satu alternatif metode dalam pembelajaran bahasa

Indonesia sehingga membuat siswa senang dan termotivasi untuk belajar

mengonversi teks anekdot ke cerpen.

2. Hendaknya dalam menerapkan metode TTW pada pembelajaran kurikulum

2013, guru lebih lengkap dalam memberi penjelasan, baik mengenai metode

ataupun pembelajarannya karena metode TTW tidak cukup mudah untuk

diterapkan pada materi yang baru dikenal siswa.

3. Pada kegiatan berdiskusi atau bertukar pikiran diharapkan guru dapat ikut

berdiskusi ke dalam kelompok dan memberi pertanyaan-pertanyaan yang

merangsang siswa agar tidak malu- malu saat berdiskusi bersama teman

lawan jenisnya.

4. Penulis mengharapkan pada penelitian menggunakan metode TTW

selanjutnya, guru lebih kreatif dalam menerapkan metode ini agar lebih

menarik minat siswa untuk produktif dan menumbuhkan rasa cinta pada

pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

(45)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Maman, Sambas dan Ating. (2011). Dasar-dasar metode

statistika untuk penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ali, Hasan. (2012). Penilaian Portofolio. [Online]. Tersedia di:

http://pekalonganbatikcommunity.blogspot.nl/2012/06/penilaian-portofolio.html. [Diakses 24 September 2014].

Alwasilah, Chaedar dan Senny. (2012). Pokoknya menulis. Bandung: PT

Kiblat Buku Utama.

Emilia, E. (2011). Pendekatan (Genre-Based) dalam pengajaran bahasa

inggris: Petunjuk untuk Guru. Bandung: Rizqi Press.

Junasih, dkk. (2012). Pengaruh model pembelajaran think talk write (TTW)

berbantuan media kongkret terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD.

[Jurnal].

Kemendikbud. (2013). Bahasa indonesia: ekspresi diri dan akademik kelas X.

Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Kemendikbud. (2013). Buku guru bahasa indonesia: ekspresi diri dan

akademik kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Kemendikbud. (2013). Pembelajaran teks dalam kurikulum 2013. [Artikel].

Tersedia di:

http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum-mahsun.htm

Kemendikbud. (2014). Bahasa indonesia: ekspresi diri dan akademik

SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

berbukuan, Balitbang, kemendikbud.

(46)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Kosasih, E. (2011). Ketatabahasaan dan kesusastraan cermat berbahasa

indonesia. Bandung: CV Yrama Widya.

Kosasih, E. (2013). Cerdas berbahasa indonesia untuk SMA/MA kelas X.

Jakarta: Erlangga.

Kosasih, E. (2013). Kreatif berbahasa indonesia untuk SMK/MAK kelas XI.

Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan pembelajaran bahasa dan sastra

indonesia. Bandung: CV Bangkit Citra Persada.

Marahimin, Ismail. (2009). Menulis secara populer. Jakarta: PT Dunia

Pustaka Jaya.

Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran: isu-isu metodis

dan paradigmatis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Nasional, Departemen Pendidikan. (2008). Kamus besar bahasa indonesia

pusat bahasa: edisi keempat. Jakarta: Gramedia.

Puspita, WR. (2012). Efektivitas metode pembelajaran think talk write (TTW)

dan think pair share (TPS) pada materi pembelajaran segiempat terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 2 berbah. (Skripsi).

Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Ratifah, Nur. (2011). Efektivitas penggunaan metode think talk write (TTW)

terhadap kemampuan menyimak teks berita untuk menemukan

pokok-pokok berita pada siswa kelas VIII B MTs NU 09 gemuruh kendal tahun

pelajaran 2010/2011. (Skripsi). IKIP PGRI, Semarang.

Subana, M dan Sunarti. Strategi belajar mengajar bahasa indonesia: berbagai

pendekatan, metode, teknik dan media pengajaran. Bandung: Pustaka

(47)

Maesyaroh Dewi Pertiwi, 2014

Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Subana, Meosetyo dan Sudrajat. (2005). Statistika pendidikan. Bandung:

Pustaka Setia.

Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: PT Tarsito

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, E. (2010). Prosedur penelitian. [Online]. Tersedia di:

http://kazzuya.wordpress.com/2010/03/09/prosedur-penelitian.htm

[Diakses 24 September 2014].

Tarigan, Djago dan Henry. (1986). Teknik pengajaran keterampilan

berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. (1994). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Zulkarnaini. (2011). Model kooperatif tipe think talk write (TTW) untuk

meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis.

Jurnal. Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 144ISSN 1412-565X .

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Prosedur Penelitian
Tabel ANAVA
Tabel 3.5
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar siswa dari pre test dan post test secara keseluruhan mengalami peningkatan, kecuali pada siklus II pertemuan 1.. Pada akhir siklus II

Bagi peserta pengadaan barang dan jasa yang keberatan atas hasil tersebut dapat mengajukan sanggahan kepada :. Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Empat

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG. UNIT

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report

yong diselenggorckan di Lembogo Penelifion Universitos Negari Yogyokarto tanggal 14 Agustus 2008,

The role of reading identities and reading abilities in students’ discussions about texts and comprehension strategies.. Main idea identification: instructional explanation