commit to user
STUDI DISKRIPTIF KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PKN) YANG DIGUNAKAN
SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR1
Oleh:
Tri Wiyanti, Muh. Hendri N, Dewi G2
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta sudah tercapai belum dengan adanya peran sumber belajar untuk siswa di SMK Wikarya karanganyar; (2) Untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi siswa dalam mendapatkan sumber belajar; (3) Untuk mengetahui solusi atau pemecahan masalah dengan masalah kurangnya sumber belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Wikarya Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, tempat, peristiwa dan dokumen. Teknik sampling yang di gunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan wawancara, observasi serta analisis dokumen. Guna memperoleh validitas data di gunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut: (1) Pengumpulan Data, (2) Reduksi Data, (3) Sajian Data, (4) Pengambilan Kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tahap Pra Penelitian, (2) Tahap Pekerjaan Lapangan, (3) Tahap Analisis Data, (4) Tahap Penyusunan Laporan Penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Pentingnya sumber belajar PKn untuk peganggan siswa guna belajar secara otodidak, di karenakan belajar tidak harus di bawah bimbingan guru seperti di sekolahan. (2) Adanya permasalahan beberapa siswa yang tidak mempunyai LKS, buku pendamping dan komputer khusus siswa brosing sebagai alternative lain dalam mencari materi PKn di luar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) membuat siswa yang tidak mempunyai LKS bertambah sulit dalam mencari sumber belajar (3) adanya permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn yang digunakan siswa karena masalah administrasi membuat siswa harus mencari solusi dengan jalan meminjam buku temannya, meminjam LKS kakak kelas untuk belajar, meminjam buku di perpustakaan luar sekolah serta mencari materi dengan brosing sendiri di warnet.
Artikel Penelitian
2 Mahasiswa PPKn Angkatan 2012 dan Dosen Pembimbing
commit to user ABSTRACT
Tri Wiyanti. An descriptife study about availability of civic education learning
resources that students use in SMK Wikarya Karanganyar. Skripsi. The faculty of
Teacher Training and Education, Sebelas Maret University. Surakarta, July 2016.
The objectives of this research : (1) To find out the learning objectives of Civics Education as well as already been reached with the role of learning resources for students in SMK Wikarya karanganyar; (2) To know the problems faced by students in obtaining learning resources; (3) To find solutions or solving problems about the lack of learning resources Pancasila and Civics Education in SMK Wikarya Karanganyar.
This study used a qualitative research approach. The form of research used a qualitative descriptive study. Data source was obtained from informants, places, events and documents. The sampling technique used was purposive sampling. The data collection techniques used to obtain and to organize the data of research were through interview, observation and document analysis. Data validation was carried out using data and methods triangulations. Technique of analyzing data used an interactive model of analysis encompassing : (1) Data Collection, (2) data reduction, (3) Data Display, (4) Conclusion Drawing. The procedure of research included : (1) Pre-research activity, (2) Field Work, (3) Data Display, (4) Collating Research Report.
The result of research are as follows : (1) The importance of learning resources Civics Education is helping the students to learn autodidact, because learning is not only under the guidance of a teacher, like in school but also everywhere. (2) The problems of some students who do not have LKS, a companion book and a computer, student can do “browsing” as an alternative in the search for material Civics outside learning process (KBM) make the students who do not have LKS increasingly difficult in the search for learning resources (3) The problem of the inadequate learning resources used by students because of administrative matters make students should looking a solution by borrowing his friend's book, borrow LKS seniors to learn, borrow books at the library outside the school or they search for material by “browsing” in the internet cafe.
commit to user PENDAHULUAN
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan salah satu usaha sadar dan
terencana dalam membentuk sikap warga negara. Sebagaimana yang telah
dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 3 tentang
fungsi pendidikan nasional yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab.
Pendidikan terdapat adanya kegiatan pembelajaran yang menimbulkan
komunikasi antara guru dengan siswa secara tatap muka atau dengan menggunakan
suatu sumber belajar yang bertujuan dalam rangka memberikan bantuan terhadap
perkembangan siswa supaya dapat meningkatkan potensinya semaksimal mungkin.
Sujana dan Rivai (1989: 77) dalam bukunya Teknologi Pengajaran menuliskan
bahwa:
Pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit dimaksudkan misalnya buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya, sedang secara luas itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian, atau keseluruhan.
Masalah sumber belajar memang masih belum banyak menarik perhatian,
sehingga sebagian besar dalam proses pembelajaran bagi peserta didik, guru masih
merupakan sumber belajar yang paling utama dan dilain pihak peserta didik masih
enggan memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitarnya untuk disajikan dalam
proses pembelajaran. Terkait hal tersebut peneliti melakukan sebuah analisis
penggunaan sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014: 58), Analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang
commit to user
sebaik-baiknya, pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan sangat membutuhkan
suatu sumber belajar siswa seperti buku yang dijadikan peganggan oleh siswa
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis sewaktu pra-observasi di SMK
Wikarya Karanganyar, peneliti menyimpulkan beberapa penyebab tidak
memadainya sumber belajar:
1. Adanya permasalahan ketidak mampuan siswa membayar tunggakan LKS
semester terdahulu, yang berdampak siswa menjadi tidak mempunyai LKS PKn
sebagai sumber belajar;
2. Jumlah buku yang tersedia di perpustakaan sedikit.
3. Tidak tersedianya sarana komputer khusus siswa untuk brosing mencari materi
lewat internet diluar jam sekolah atau saat istirahat, walaupun fasilitas wifi. Hal
tersebut menjadikan wifi tidak dapat digunakan semaksimal mungkin bagi siswa
dalam mencari materi PKn bagi siswa yang tidak mempunyai LKS.
Mencermati uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang sumber belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya yang
kurang memadai. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi
yang berjudul “Studi analisis ketersediaan sumber belajar Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar”
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, hal ini
dikarenakan hasil penelitian ini akan memaparkan obyek yang diteliti yang meliputi
orang, lembaga atau peristiwa yang berdasarkan fakta. Satori dan Komariah (2011:
28) menjelaskan bahwa:
commit to user
Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMK Wikarya Karanganyar
yang berada di Kabupaten Karanganyar, Penelitian ini dilaksanakan selama kurang
lebih 6 bulan (Januari 2016 sampai Juni 2016) yang dimulai dari tahap pengajuan
judul, penyusunan proposal, ijin penelitian, pengumpulan data, analisa data sampai
pada penyusunan laporan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2007: 6) adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif
kualitatif, hal ini dikarenakan hasil penelitian ini memaparkan obyek yang diteliti
(orang, lembaga atau yang lainnya) yang berdasarkan fakta. H. B Sutopo (2002: 51)
menyatakan bahwa “Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa
mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan
sendiri secara langsung”. Peristiwa dalam penelitian ini adalah kurang memadainya
sumber belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaan yang digunakan siswa dan
penelitian ini dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar pada saat Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. terkait penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumen.
Iqbal Hasan (2002: 16) menyatakan “Data adalah bentuk jamak dari datum. Data
merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau yang dianggap
Terkait dalam mengkaji dokumen, peneliti tidak hanya mencatat apa yang
tertulis, tetapi juga memahami, menggali, dan menganalisis serta menangkap makna
yang tersirat dari dokumen tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam
penelitian ini menggunakan sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Jadi dalam penentuan sampel merupakan keputusan subjektif
peneliti sendiri berdasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. “Purposive
commit to user
keputusan subyektif peneliti yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu” (Sandjaja dan Heriyanto, 2011: 187). Dalam purposive sampling, selain
pengambilan sampel didasarkan dengan pertimbangan tertentu, tetapi juga didasarkan
dengan tujuan tertentu. Arikunto (2010: 183) menyatakan bahwa “Purposive
sampling atau sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Ada beberapa macam teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan dokumen. lalu
terkait degngan wawancara, sumber data yang sangat penting adalah manusia sebagai
narasumber atau informan. Untuk mendapatkan informasi dari sumber data ini, maka diperlukan teknik wawancara yang mendalam. “Teknik wawancara ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif
Penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan serta atau partisipasif,
karena peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
digunakan sebagai sumber data penelitian. Basrowi dan Suwandi (2008: 93)
menyatakan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mangamati individu atau kelompok secara langsung. “Dengan observasi partisipan
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2010: 310)”. Peneliti
dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi. Lexy J. Moleong (2000: 178)
menyatakan bahwa “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluaan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. H. B Sutopo (2002: 78-82) menyebutkan
bahwa “Ada empat trianggulasi yaitu trianggulasi data, trianggulasi metode,
trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teori”. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode dalam melakukan penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain. Kegiatan penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu: “(1)
commit to user HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis sumber belajar PKn yang digunakan siswa di SMK Wikarya
Karanganyar.
Analisis dalam pendidikan sangat diperlukan agar kita dapat mengetahui
dengan benar apakah terdapat masalah atau tidak dalam dunia pendidikan,
sehingga kita dapat mengatasi masalah tersebut dan dapat segera menanganinya.
Terkait hal ini peneliti menganalisis hambatan penggunaan sumber belajar yang
digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar, sumber belajar adalah unsur
utama dalam kegiatan belajar yang digunakan dalam setiap pembelajaran,
termasuk dalam pembelajaran PKn dan sumber belajar sangat penting dalam
kelangsungan kegiatan belajar mengajar PKn, untuk itu perlu adanya sumber
belajar yang memadai agar tidak terhambat dalam penerimaan ilmu Pendidikan
Kewarganegaraan. Terkait penelitian ini, peneliti menganalisis adanya sumber
belajar yang digunakan siswa di SMK Wikarya Karanganyar apakah sudah dapat
dikatagorikan memadai atau belum, melalui studi analisis deskriptif, peneliti
melihat secara langsung dan menemukan fakta yang ada di lingkungan SMK
Wikarya Karanganyar mengenai sumber belajar apa yang digunakan dan apakah
terdapat hambatan dalam hal sumber belajar yang digunakan siswa di SMK
Wikarya Karaganyar,
Adanya sumber belajar membuat kita dapat memahami suatu pengetahuan
lewat informasi yang siswa dapat melalui sumber belajar. Teori Belajar menurut
Bruner Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa mata pelajaran
dapat diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, serta untuk mengembangkan program pengajaran yang lebih
efektif adalah dengan mengoordinasikan model penyajian bahan dengan cara
dimana anak dapat mempelajari bahan itu sesuai dengan tingkat kemajuan anak,
Berhubungan dengan teori belajar menurut brunner Dalam hal ini Bruner
membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah: (1) tahap informasi,
commit to user
transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan
baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk
hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil
tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak, Bruner mempermasalahkan
seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat ditransformasikan.
Teori tersebut relevan dengan hasil penelitian yang ditemukan di SMK
Wikarya Karanganyar bahwa adanya sumber belajar siswa akan mendorong
peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi pembelajaran PKn. Adanya
ketersediaan sumber belajar, maka para peserta didik juga seharusnya mempunyai
banyak alternative dalam mencari sumber belajar yang mereka butuhkan, baik
yang ada di kelas, sekolah ataupun di lingkungan mereka. Akan tetapi, jika
pemenuhan kebutuhan akan sumber belajar tidak tercapai maka akan terjadi
ketimpangan dan ketidak seimbangan dalam proses pembelajaran khususnya
dalam memanfaatkan sumber belajar seperti apa yang diungkapkan oleh Sri
Haryati selaku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMK Wikarya
Karanganyar. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sumber belajar PKn dalam
proses belajar siswa sangat penting dan siswa diharapkan mampu menggunakan
sumber belajar sebaik-baiknya agar medapat ilmu yang benar-benar bermanfaat
dari sumber belajar tersebut.
2. Permasalahan yang dihadapi siswa yang menyebabkan siswa tidak
mempunyai sumber belajar PKn yang memadai.
Ketersediaan sumber belajar untuk siswa sangatlah penting, namun jika
ketersediaan sumber belajar yang diharapkan kurang memadai maka akan terjadi
masalah. Beberapa masalah yang dapat dirumuskan oleh peneliti kaitannya
dengan masalah sumber belajar PKn yang digunakan siswa di SMK Wikarya
Karanganyar yang dapat dikatakan sangat memadai, sebagai berikut:
a) Masalah pertama, di SMK Wikarya Karanganyar sumber belajar PKn
yang dijadikan peganggan siswa hanyalah LKS dan jika terdapat siswa yang
belum membayar LKS semester yang lalu, maka siswa tidak dapat
mengambil LKS semester berikutnya. Jadi dikarenakan faktor administrasi
commit to user
sebagai sumber belajar terkait masalah tersebut, bahwasanya sumber belajar
yang dimiliki siswa hanyalah LKS sebagai buku peganggan, selain LKS
tidak ada lagi.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Sri Hartanti, selaku
guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) beliau mengungkapkan semenjak,
beliau melihat adaanya perbedaan pengetahuan PKn antara siswa yang satu
dengan yang laiinya lewat nilai siswa ternyata dampak dari perbedaan
kepemilikan sumber belajar yang siswa miliki.
b) Masalah kedua, yang berkaitan dengan kurang memadainya sumber
belajar PKn yang dimiliki siswa di SMK Wikarya Karanganyar adalah buku
di perpustakaan disana hanya terdapat enam buah buku PKn dengan tiga
jenis buku, setiap jenis berjumlah dua biji, bagi siswa yang tidak mempunyai
LKS sebenarnya bisa dengan meggunakan buku dari pinjaman Perputakaan
tetapi hal tersebut menjadi tidak dapat dilakukan karena kurangnya buku PKn
di pepustakaan.
masalah sumber belajar pertama, anak diharapkan memiliki sumber belajar
untuk belajar mereka leawat jalur yang berbeda, seperti adanya peran
perpustakaan, akan tetapi fasilitas perpustakaan yang ada di SMK Wikarya
Karanganyar juga kurang menunjang.
c) Masalah ketiga yang ditemui oleh peneliti adalah kurang
dimanfaatkannya sarana internet untuk siswa, seperti adanya sarana wifi
gratis yang disediakan oleh SMK Wikarya tidak dapat digunakan dengan
maksimal mungkin dikarenakan sekolah tidak menyediakan komputer untuk
siswa di SMK Wikarya Karanganyar brosing internet untuk mencari materi
pelajaran PKn diluar jam pelajaran atau disaat jam istirahat, tetapi hambatan
disini sekolah tidak menyediakan komputer khusus siswa dalam memakai
komputer diluar jam pelajaran atau sewaktu isirahat dikarenakan kurangnya
fasilitas yang memadai menjadi hambatan lagi untuk siswa dalam mencari
sumber belajar PKn.
3. Solusi atau pemecahan masalah kurang memadainya sumber belajar PKn
commit to user
Berdasarkan analisis dokumen jika dilihat dari permasalahan kurang
memadainya sumber belajar PKn siswa di SMK Wikarya Karanganyar, hal ini
merupakan permasalahan yang serius dalam dunia pendidikan, karena menjadikan
anak terhambat dalam menerima suatu pengetahuan PKn yang seharusnya anak
wajib mempelajarinya karena PKn merupakan mata pelajaran wajib karena
Pendidikan Kewarganengaraan merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat
penting bagi warga negara didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Menghadapi suatu permasalahan pastinya ada sebuah solusi atau pemecahan
masalah, dalam hal menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sumber
belajar PKn yang digunakan siswa. Terkait adanya tiga kasus, yaitu:
Dalam hasil wawancara mulai dari guru pkn, petugas perpustakan, petugas
koperasi serta peserta didik, maka solusi yang didapat dari hasil wawancara,
mereka hendaknya mencari sumber belajar diluar sekolahan, dikarenaskan sumber
belajar yang disediakan dari pihak sekolahan tidak memadai/
Ada beberapa solusi atau pemecahan masalah menurut peneliti, yaitu:
a) Masalah pertama, dikarenakan faktor administrasi siswa di SMK Wikarya
Karanganyar menjadi tidak memiliki buku LKS sebagai sumber belajar terkait
masalah tersebut, bahwasanya sumber belajar yang dimiliki siswa hanyalah
LKS sebagai buku peganggan, selain LKS tidak ada lagi. Adanya LKS yang
dimiliki siswa sebenarnya dapat digunakan siswa untuk belajar secara
otodidak di rumah, karena belajar bukan hanya dilakukan di sekolahan tetapi
di rumah dan dimana saja anak berada, ini menyebabkan terhambatnya
pengetahuan PKn yang dikuasai oleh siswanya dan anak jadi hanya terpaku
pada belajaran yang diberikan gurunya di sekolah tanpa dapat
mengembangkan materi PKn tersebut.
b) Masalah kedua, yang berkaitan dengan kurang memadainya sumber belajar
PKn yang dimiliki siswa di SMK Wikarya Karanganyar adalah buku di
perpustakaan disana hanya terdapat enam buah buku PKn dengan tiga jenis
buku, setiap jenis berjumlah dua biji, bagi siswa yang tidak mempunyai LKS
commit to user
hal tersebut menjadi tidak dapat dilakukan karena kurangnya buku PKn di
pepustakaan.
c) Masalah ketiga yang ditemui oleh peneliti adalah tidak adanya sarana
komputer untuk siswa brosing internet, padahal diketahui terdapatnya fasilitas
wifi di SMK Wikarya Karanganyar, seandainya terdapat komputer maka
siswa dapat menggunakan komputer sebagai alternative lain untuk mencari
materi pelajaran PKn diluar jam pelajaran atau disaat jam istirahat.
Sujana dan Rivai dalam bukunya Teknologi Pengajaran (2007: 137)
menuliskan bahwa: Pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan
secara luas; 1) Dalam arti sempit, sumber belajar hanya terkait dengan buku dan
bahan-bahan cetak untuk memperlancar kegiatan proses belajar mengajar yang
didominasi oleh pendidik 2) Dalam arti luas, sumber belajar adalah segala apa
yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Jika
terdapatnya masalah kurang memadainya sumber belajarPKn siswa, maka proses
pembelajaran siswa akan terganggu pula.
Terkait teori yang disampaikan oleh Robert Mills Gagne, secara sederhana
pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi,
dalam teori ini seperti psikologi kognitif, bagi sibernetik mengkaji proses belajar
penting dari hasil belajar, namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu
sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan
menentukan proses belajar. Asumsi ini didasarkan pada suatu pemahaman yaitu
cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Terkait penjelasan saat
seorang siswa dapat memperoleh informasi dengan satu proses dan siswa yang
lain juga dapat memperoleh informasi yang sama namun dengan proses belajar
yang berbeda. Contoh kongkrit dalam penelitian ini, terdapat siswa yang
mempunyai LKS sebagai sumber belajar PKn dan terdapat siswa yang tidak
mempunyai sumber belajar LKS diharapkan mampu mempunyai pengetahuan
yang sama meskipun dengan cara berbeda. Terkait hal tersebut ada tidaknya LKS
untuk peganggan belajar siswa, siswa diharapkan mampu memeroleh
pengetahuan yang sama sekalipun jalan memperoleh pengetahuan PKn mereka
commit to user
dengan cara lain, tetapi hasil yang diharapkan akan sama, sama dalam arti
memiliki pemahaman materi PKn yang telah di ajarkan.
Terkait wawancara yang didapat, guru memberikan solusi agar siswa di SMK
Wikarya mencari sumber belajar lain, selain yang ada di sekolah, dikarenakan
fisilitas dan sarana di sekolahan kurang medukung ketersediaan bahan ajar demi
pembelajaran yang efektif hasil wawancara kepada siswa, solusi yang diberikan
adalah meminjam buku temannya.
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti di lapangan dan analisis yang
telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis yang dilakukan peneliti mengenai ketersediaan sumber belajar
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) di SMK Wikarya
Karanganyar terdapat permasalahan kurang memadainya sumber belajar PKn,
seperti: (1) masalah administrasi siswa yang menyebabkan siswa tidak memiiki
LKS sebagai sumber belajar peganggan siswa (2) Buku PKn yang hanya
terdapat enam buku diperpustakaan, serta (3) Terdapat wifi gratis tetapi tidak
adanya sarana komputer untuk brosing siswa dalam mencari materi PKn di
waktu seggang. Terkait adanya permasalahan sumber belajar yang digunakan
siswa tersebut, dapat menyebabkan terhambatnya proses belajar siswa.
2. Anak yang tidak mempunyai sumber belajar peganggan LKS seharusnya
mencari sumber belajar PKn di perpustakaan, akan tetap karena di perpustakaan
SMK Wikarya Karanganyar hanya terdapat enam buah buku Pkn menjadikan
anak sulit mendapat bahan pembelajaran, perpustakaan yang diharapkan
menjadi alternative terpaksa tidak dapat menjadikan solusi bagi siswa yang
tidak mempunyai LKS sebagai sumber belajar mereka dan Wifi yang disediakan
oleh sekolah belum mampu memenuhi kebutuhan sumber belajar siswa,
dikarenakan pemanfaatannya tidak dapat digunakan semaksimal mungkin oleh
siswanya, sehingga fasilitas wifi yang tersedia seakan-akan sia-sia karena tidak
commit to user
3. Solusi atau pemecahan masalah adanya ketersediaan sumber belajar, seperti
halnya mencari materi PKn di warnet, meminjam buku temannya. Dikarenakan
keadaan dana sekolah yang dapat dikategorikan sedikit, sekolah tidak mampu
berbuat terlalu banyak, hanya terdapat bantuan, yang walaupun diberikan kepada
siswa yang kurang mampu, masih belum dapat mengatasi permasalahan kurang
memadainya sumber belajar membuat pengajar PKn prihatin melihat
permasalahan tersebut.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti dapat mengemukakan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Adanya dana BOS Sebelum disalurkan, seharusnya setiap sekolah perlu
menyerahkan kebutuhan sarana dan prasarananya yang masih kurang dan
benar-benar perlu. Hal itu dimaksudkan agar nantinya dana BOS tidak
digunakan untuk kebutuhan yang sebenarnya kurang perlu.
2. Bagu Guru
a. Sebaiknya Guru membantu siswa daam menanggani kasus kurang
memadainya sumber belajar yang ada dengan jalan memberikan
sumbangan buku PKn karena hanya sedikit buku PKn di perpustakaan
SMK Wikarya Karanganyar.
b. Bagi Pelajar
a. Sebaiknya siswa menabung uang sedikit demi sedikit untuk meringankan
beban orang tua dalam membayar uang pembayaran buku LKS mereka,
jadi mereka tidak akan kesusahan dikarenakan tidak mempunyai LKS
PKn untuk penganggan belajar mereka.
b. Seharusnya siswa mencoba mencari materi PKn sendiri dengan
commit to user DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Satori dan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Moleong, L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya.
Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sutopo, H. B. (2002). Pengantar Penelitian Kualitaitf. Surakarta: UNS Press.