PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
ANGGITA LOYE APRIYANI 1005782
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
ANGGITA LOYE APRIYANI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
disetujuidandisahkanoleh:
Pembimbing
Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001
Mengetahui, Ketua Program Studi
PendidikanManajemenPerkantoran FPEB UPI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Oleh
AnggitaLoyeApriyani
Sebuahskripsi yang
diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanaPendidikanpadaF akultasPendidikanEkonomidanBisnis
© AnggitaLoyeApriyani 2014 UniversitasPendidikan Indonesia
Februari 2014
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
oleh:
Anggita Loye Apriyani 1005782
Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Budi Santoso, M.Si.
Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 2 Cimahi. Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi kerja guru. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya nilai evaluasi kinerja guru dalam kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran yang disebabkan oleh rendahnya motivasi kerja guru. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (X) dan Motivasi Kerja Guru (Y). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah, untuk mengetahui gambaran motivasi kerja guru, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru.
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SITUATIONAL LEADERSHIP STYLE OF
PRINCIPAL ON WORKING MOTIVATION OF TEACHERS AT
SMK PGRI 2 CIMAHI
by:
Anggita Loye Apriyani 1005782
This Script is guided by: Drs. Budi Santoso, M.Si.
This research was conducted at SMK PGRI 2 Cimahi. The problems that were analyzed in this research is the low motivation of teachers' work. It is characterized by the low value in the evaluation of teachers performance in learning to activities, implement and evaluating learning caused by low working motivation of teachers. The research consisted of two variables: The Situational Leadership Style of Principal (X) and Working Motivation of Teachers (Y). The purpose of this research is to describe the principal situational leadership style, to reveal the working motivation of teachers, to determine how much influence of situational leadership style of principal on working motivation of teachers.
judul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN,
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kepemimpinan ... Error! Bookmark not defined.
judul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.1.4 Teori KepemimpinanError! Bookmark not defined.
2.1.1.5 Gaya Kepemimpinan SituasionalError! Bookmark not defined. 2.1.1.6 Indikator Gaya Kepemimpinan SituasionalError! Bookmark not defin 2.1.2 Konsep Motivasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Pengertian Motivasi Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Teori-teori Motivasi Error! Bookmark not defined.
2.1.2.3 Prinsip-prinsip Motivasi KerjaError! Bookmark not defined.
2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi KerjaError! Bookmark n 2.1.2.5 Indikator Motivasi KerjaError! Bookmark not defined.
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan .. Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional
... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Operasional Variabel Motivasi Kerja . Error! Bookmark not
defined.
judul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data . Error! Bookmark not defined. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Uji Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1 Analisis Data Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2 Analisis Data Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1. Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark 4.1.1.2 Karakteristik Responden berdasarkan UsiaError! Bookmark not defin 4.1.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang
Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1.4 Karakteristik Responden berdasarkan Masa KerjaError! Bookmark not 4.1.2 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... Error! Bookmark
not defined.
4.1.2.1 Deskripsi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (Variabel X)Error! Bookmark not defined.
judul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data .. Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.3 Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.1 Hipotesis Statistik ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X
dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.3 Analisis Regresi Linier SederhanaError! Bookmark not defined. 4.1.4.4 Koefisien DeterminasiError! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah di SMK
PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi... Error!
Bookmark not defined.
4.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined.
judul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, suatu organisasi, perusahaan,
instansi pemerintahan maupun lembaga pendidikan haruslah mempunyai terobosan baru dalam menjalankan dan mengelola sumber daya manusia. Hal ini menjadi sebuah keharusan untuk organisasi dalam memanfaatkan sumber daya
manusia yang telah tersedia jika ingin organisasinya berkembang.
Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan
pencapaian tujuan lembaga pendidikan/sekolah adalah mengenai motivasi kerja guru. Salah satu sekolah yang diduga motivasi kerja gurunya belum maksimal
adalah SMK PGRI 2 Cimahi.
SMK PGRI 2 Cimahi adalah sekolah swasta kejuruan yang dibina oleh Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Bidang Pendidikan Dasar dan
Menengah PGRI Propinsi Jawa Barat. SMK PGRI 2 Cimahi merupakan sekolah kejuruan dengan Bidang Keahlian Bisnis Manajemen dan Kesehatan, yang
mempunyai 4 (empat) program keahlian/kompetensi keahlian yaitu: 1) Program Keahlian Administrasi Perkantoran; 2) Program Keahlian Akuntansi; 3) Program Keahlian Penjualan/Pemasaran; 4) Program Keahlian Farmasi. SMK PGRI 2
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cimahi menjadi salah satu pilihan sekolah menengah kejuruan yang mempunyai
peminat yang cukup banyak dan dituntut untuk bisa menghasilkan kualitas peseta didik yang mempunyai keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang
dipilih.
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1) ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Fenomena yang terjadi adalah tidak semua guru mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja guru yang kurang akan mempengaruhi kualitas
lulusan peserta didik SMK PGRI 2 Cimahi. Kurang optimalnya motivasi kerja guru juga akan mengakibatkan seringnya ketidakhadiran guru untuk mengajar,
atau kurangnya antusias dan kekreatifan guru dalam membuat dan menggunakan teknik mengajar yang baik dan tepat. Secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut juga menyebabkan kualitas peserta didik kurang optimal
dikarenakan motivasi guru pun rendah.
Menurut Marjohan (2009:3), “Secara mayoritas, guru terlihat kurang
termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri. Mereka tidak banyak membaca, walaupun sebatas membaca koran dan majalah. Jadilah, ilmu pengetahuan mereka sempit dan dangkal. Artinya guru tidak melakukan upaya untuk mendongkrak potensi diri masing-masing.”
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tergambarkan pada tindakan yaitu tingkat absensi guru yang tinggi. Dapat dilihat
juga dari rendahnya tanggung jawab guru dalam mengajar, dan tidak disiplin waktu. Peneliti menduga, bahwa salah satu hal yang mempengaruhi motivasi
kerja guru adalah kurangnya pemberian motivasi dari atasan atau pimpinan (Kepala Sekolah).
Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan adanya upaya
peningkatan motivasi kerja guru terutama motivasi dari Kepala Sekolah karena pada dasarnya guru akan peka dan merespon tindakan dan sikap yang
ditunjukkan pimpinannya atau dalam hal ini Kepala Sekolah.
Marjohan (2009:104) mengatakan bahwa: “Maju mundurnya kualitas
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja guru, maka terlebih dahulu yang perlu ditingkatkan adalah motivasi kerja gurunya. Motivasi akan meningkat manakala adanya dorongan dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri sesorang (ekstrinsik).”
Upaya tersebut salah satunya adalah dengan cara komunikasi dengan
pimpinan, karena guru sebagai karyawan dan Kepala Sekolah sebagai pimpinan merupakan dua faktor yang penting yang paling banyak berperan dalam kegiatan
di sekolah untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah.
Kepemimpinan mempunyai banyak definisi yang berasal dari berbagai sumber yang berbeda. Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan
oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung dalam wadah tertentu untuk
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Ulber Silalahi (2011:310), kepemimpinan adalah tindakan mempengaruhi seseorang atau kelompok orang ke arah pencapaian tujuan-tujuan. Ia juga berpendapat bahwa kepemimpinan menunjukkan suatu hubungan pengaruh antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan bersama dalam situasi tertentu.
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengatur dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lainnya yang tergabung dalam wadah atau organisasi tertentu untuk mencapai
tujuan individu atau kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya.
Suatu lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta, pasti akan bergantung kepada guru, karena baik secara langsung maupun tidak langsung,
guru ikut berperan aktif dalam mengembangkan lembaga pendidikan dengan harapan untuk menghasilkan kualitas peserta didik yang baik. Oleh sebab itu,
Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam memberikan motivasi kepada guru, misalnya dengan cara mengontrol atau mengawasi guru dalam bekerja. Jika pengawasan yang dilakukan pemimpin (Kepala Sekolah) terhadap guru
kurang, hal tersebut akan membuat motivasi kerja guru pun akan rendah.
Peneliti memilih objek penelitian pada guru di SMK PGRI 2 Cimahi,
berdasarkan pertimbangan data yang muncul, yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan dan motivasi kerja.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di SMK PGRI 2 Cimahi
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cimahi relatif rendah, adapun guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi,
jumlahnnya kurang dari setengah dari jumlah guru yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi. Beliau juga menambahkan bahwa penambahan atau peningkatan
honorarium yang diberikan juga tidak membuat motivasi kerja guru meningkat secara signifikan.
Rendahnya motivasi juga dapat disebabkan karena kurang tegasnya
sanksi dan gaya kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah yang menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pengabaian terhadap peraturan. Sering kali
telat masuk ke kelas untuk mengajar, tetapi selalu lebih cepat untuk pulang sebelum jam pelajaran selesai.
Meskipun gaya kepemimpinan menjadi salah faktor dari banyak faktor
yang mempengaruhi motivasi kerja, tingkat motivasi kerja guru dapat terlihat dari rekapitulasi kehadiran guru di sekolah. Berikut data rekapitulasi kehadiran
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi (Data sudah diolah) Gambar 1.1
Diagram Rekapitulasi Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Periode Bulan Juli-Oktober 2013
Berdasarkan data tersebut, jika dilihat dari rekapitulasi kehadiran guru, dimana tingkat kehadiran guru pada bulan Juli sebesar 91%, kemudian turun
sebesar 6% pada bulan Agustus menjadi 85%. Pada bulan Sepetember mengalami penurunan kembali sebesar 6%, menjadi 79%, kemudian pada bulan
Oktober mengalami kenaikan sebesar 6% menjadi 85%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kehadiran guru menurun dari bulan Juli hingga September sebesar 12%, dan tingkat kehadiran guru tertinggi terjadi pada bulan
Juli sebesar 91% dan tingkat kehadiran guru terendah terjadi pada bulan September 2013 sebesar 79%.
Rekapitulasi kehadiran guru ini tidaklah mutlak, artinya terkadang apabila guru yang bersangkutan sedang dibutuhkan baik untuk keperluan mengajar ataupun kegiatan lainnya, ternyata guru tersebut tidak berada di
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tempat, padahal dalam daftar kehadiran tersebut tercatat hadir. Hal ini
dikarenakan kurang ketatnya pengawasan terhadap absensi guru dan kurangnya kedisiplinan kerja guru dalam mentaati waktu jam kerja. Kurang tingginya
motivasi kerja guru yang tercermin dari tingkat kehadiran dalam bekerja dapat menyebabkan pekerjaan yang telah dibebankan menjadi kurang optimal
hasilnya.
Motivasi sebagai akibat adanya dorongan yang terjadi pada diri seseorang bisa disebabkan dari beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja. Menurut Wahjosumidjo (1994:444), faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu faktor intrinsik: kecemasan, frustasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi kerja
adalah kompetisi, konflik, dan gaya kepemimpinan atasan.
Tinggi rendahnya motivasi kerja guru juga dapat dilihat dari kinerja
gurunya. Dimana kinerja guru table 1.2bisa menggambarkan tingkat motivasi kerja guru dalam menjalankan kewajibannya. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (20) ayat (1), berbunyi: “Dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran.”
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, seperti yang terlihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 1.1
Kriteria Penilaian Kinerja Guru
KOMPONEN KRITERIA PENILAIAN RENTANG SKOR
Perencanaan
Penilaian komponen perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, mempunyai aspek-aspek tertentu yang menjadi acuan untuk menilai kinerja guru, seperti yang terlihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1.2
Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelaaran
KOMPONEN
ASPEK YANG DINILAI
Perencanaan Pembelajaran
1. Merumuskan silabus dan RPP dengan indikator 2. Memperbaiki silabus dan RPP
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Kehadiran melaksanakan tugas 2. Menggunakan RPP
3. Menggunakan sumber belajar yang variatif 4. Melakukan kegiatan pendahuluan
5. Penyampaian konsep materi sesuai RPP
6. Menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas 7. Menggunakan alat peraga
8. Mendayagunakan teknologi informasi
9. Menggunakan bahasa asing dalam pembelajaran 10.Membangun pengalaman peserta didik
11.Peserta didik aktif 12.Peserta didik interaktif 13.Melakukan penilaian proses
14.Membangun suasana kelas yang menyenangkan 15.Melaksanakan tes akhir kegiatan pembelajaran 16.Memenuhi target ketuntasan
17.Mendesain remidial dan pengayaan
18.Memiliki data penilaian hasil belajar peserta didik 19.Memiliki catatan kehadiran peserta didik
20.Mendokumentasikan bukti keberhasilan belajar peserta didik
5. Menyusun laporan kinerja belajar peserta didik Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi
Berdasarkan kriteria penilaian kinerja guru SMK PGRI 2 Cimahi
tersebut, di bawah ini merupakan rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2010
Baik 36 67 40 74 12 22
Cukup 17 31 14 26 33 61
Kurang 1 2 0 0 9 17
Jumlah 54 100 54 100 54 100
2011
Baik 32 70 35 76 11 24
Cukup 14 30 11 24 33 72
Kurang 0 0 0 0 2 4
Jumlah 46 100 46 100 46 100
2012
Baik 31 67 35 76 10 22
Cukup 15 33 11 24 33 72
Kurang 0 0 0 0 3 7
Jumlah 46 100 46 100 46 100
Sumber : SMK PGRI 2 Cimahi (Data sudah diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil kinerja guru dalam kegiatan
perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “baik” di tahun 2010
sebesar 67% dari total guru sebanyak 54 orang, lalu mengalami kenaikan sebesar
3% menjadi 70% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 3% menjadi 67% dari total guru sebanyak 46 orang. Sementara itu, hasil kinerja guru dalam kegiatan
perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “cukup” sebesar 31% dari
total guru sebanyak 54 orang di tahun 2010, lalu mengalami penurunan sebesar
1% menjadi 30% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3% menjadi 33% dari total guru sebanyak 46 orang. Sedangkan hasil kinerja guru dalam kegiatan perencanaan
pembelajaran yang mempunyai kriteria “kurang” hanya terdapat 1 orang guru
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang
mempunyai kriteria “baik” sebesar 74% dari total guru sebanyak 54 orang di
tahun 2010, lalu mengalami kenaikan sebesar 2% menjadi 76% dari total guru
sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yakni tetap pada persentase sebesar 76% dari total
guru sebanyak 46 orang. Sementara itu, hasil kinerja guru dalam kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “cukup” di tahun 2010
sebesar 26% dari total guru sebanyak 54 orang, lalu mengalami penurunan
sebesar 2% menjadi 24% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yakni tetap
pada persentase sebesar 24% dari total guru sebanyak 46 orang. Sedangkan hasil kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria
“kurang” tidak terdapat pada tahun 2010 hingga 2012 atau sebesar 0% dari total
guru yang ada.
Hasil kinerja guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang
mempunyai kriteria “baik” di tahun 2010 sebesar 22% dari total guru sebanyak
54 orang, lalu mengalami kenaikan sebesar 2% menjadi 24% dari total guru
sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 2% menjadi 22% dari total guru sebanyak 46 orang. Sementara itu, hasil kinerja guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang mempunyai kriteria
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kenaikan sebesar 11% menjadi 72% dari total guru sebanyak 46 orang pada
tahun 2011, dan di tahun 2012 tidak mengalami penurunan maupun kenaikan yakni tetap pada persentase sebesar 72% dari total guru sebanyak 46 orang.
Sedangkan hasil kinerja guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang
mempunyai kriteria “kurang” sebesar 17% dari total guru sebanyak 54 orang,
lalu mengalami penurunan sebesar 13% menjadi 4% dari total guru sebanyak 46 orang pada tahun 2011, dan di tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3%
menjadi 7% dari total guru sebanyak 46 orang.
Berdasarkan rekapirulasi hasil kinerja guru dalam kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
menunjukkan bahwa jumlah guru yang mempunyai kinerja “baik” terbesar,
terdapat pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu, jumlah guru
yang mempunyai kinerja “baik” terendah, terdapat pada kegiatan evaluasi
pembelajaran. Hal ini menunjukkan kinerja guru dalam kegiatan mengevaluasi pembelajaran relatif rendah. Sementara itu, persentase untuk kegiatan perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sedang karena besaran persentasenya
berada di antara persentase kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan persentase kegiatan evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan data yang telah dijabarkan di atas, dapat menunjukkan motivasi kerja guru yang relatif kurang optimal, mengingat hasil penilaian kinerja guru yang mengacu pada kewajiban guru dalam bekerja (merencanakan
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Perlu adanya dorongan dari Kepala
Sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru.
Sondang P. Siagian (2008:287) menyatakan: “... bahwa dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan
terpelihara pula”.
Dari uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan
judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah terhadap
Motivasi Kerja Guru”.
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1)
ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Dalam melaksanakan kewajiban guru seperti yang telah dijelaskan di atas, guru harus mempunyai motivasi kerja yang tinggi sebagai wujud profesionalitasnya sebagai seorang guru. Untuk menjaga motivasi kerja guru
agar tetap tinggi, perlu adanya pemenuhan hak guru seperti yang tertuang pada Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal (14) ayat (1)
huruf (a) yaitu, memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimun dan jaminan kesehatan sosial.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru, di antaranya
honor, kebijakan organisasi, lingkungan kerja serta gaya kepemimpinan. Sementara itu, penghasilan yang didapat guru tidaklah cukup untuk
meningkatkan motivasi kerja guru, tetapi juga harus ada perhatian Kepala Sekolah terhadap guru dalam melakukan pengawasan terhadap pekerjaan guru, dan perlunya gaya kepemimpinan yang baik dan efektif yang diterapkan Kepala
Sekolah dalam memotivasi guru sebagai bawahannya.
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi kerja guru di
SMK PGRI 2 Cimahi, khususnya motivasi kerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut diduga sebagai aspek yang paling penting yang perlu
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
visi, misi dan tujuan SMK PGRI 2 Cimahi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu
pendekatan tertentu terhadap guru untuk meningkatkan motivasi kerjanya.
Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan di atas, maka untuk
memperjelas dan mempermudah pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti, maka terlebih dahulu perlu mengindentifikasi masalah yang dirasa penting untuk diteliti serta merumuskan masalah kedalam pernyataan sebagai
berikut: “Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMK PGRI
2 Cimahi, belum menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat, dan hal ini
menyebabkan motivasi kerja guru relatif kurang optimal”.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu
mengenai pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru dan dari latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah
di SMK PGRI 2 Cimahi.
2. Bagaimanakah gambaran motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Analisis
tersebut dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah di SMK PGRI 2 Cimahi.
2. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang baik bagi instansi atau lembaga pendidikan maupun pihak-pihak yang terkait dengan hasil
penelitian ini. Manfaat penelitian ini, antara lain:
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen
sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan situasional dan motivasi kerja.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak SMK PGRI 2
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan situasional yang terdiri dari empat indikator, yaitu: mengarahkan (Telling), menjajakan (Selling),
mengikutsertakan (Participating) dan mendelegasikan (Delegating). Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah motivasi kerja, yang indikatornya
adalah kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan
pengahargaan/prestise (esteem needs), dan kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization).
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 2 Cimahi
(SMK PGRI 2 Cimahi) yang beralamat di Jalan Encep Kartawiria No. 153, Kota Cimahi. Adapun yang menjadi responden ini adalah semua guru di SMK PGRI 2
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Metode Penelitian
Metode peneltian bagi peneliti merupakan suatu alat yang dapat membantu peneliti untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan dari masalah yang sedang diteliti. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan kesimpulan yang tepat
dan benar pula, termasuk untuk pengujian hipotesis yang diajukan peneliti.
Menurut Sugiyono (2011:1), “Metode merupakan suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian Survey Eksplanasi (Explanatory
Survey). Seperti yang dikemukakan oleh Sofian Effendi (dalam Kania Nurul
Falah, 2013:51), bahwa: “Metode Explanatory Survey yaitu metode untuk
menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan
hipotesis”.
Kerlinger (dalam Sugiyono, 2011:7), juga mengungkapkan bahwa:
“Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.
Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dijadikan kedalam indikator yang dapat diukur secara kuantitatif untuk
dapat digunakan model uji hipotesisnya dengan statistika.
Dengan digunakannya metode dan pendekatan yang telah disebutkan di
atas, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran antara dua variabel yaitu variabel gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah dan variabel motivasi kerja guru. Apakah terdapat pengaruh dari gaya kepemimpinan situasional Kepala
Sekolah terhadap motivasi kerja guru dan seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru.
3.3 Operasional Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yaitu
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.1 Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional
Menurut Stephen P. Robbins (dalam Diana Angelica, 2008:64), bahwa:
“Gaya kepemimpinan situasional adalah teori kemungkinan yang berfokus pada
kesiapan pengikut”.
Indikator dari Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional dalam menelitian ini adalah: mengarahkan (Telling), menjajakan (Selling), mengikutsertakan
(Participating) dan mendelegasikan (Delegating). Secara rinci, operasional variabel gaya kepemimpinan situasional dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional
Variabel Indikator Ukuran Skala
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu participating, dan
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.1 Operasional Variabel Motivasi Kerja
Motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
kebutuhan individual (Sedarmayanti, 2009:233).
Operasional Variabel Motivasi Kerja dapat dilihat lebih jelas dari tabel
berikut ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Motivasi Kerja
Variabel Indikator Ukuran Skala
Motivasi adalah Kerja sama antar guru
dalam bekerja
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Variabel Y)
Sumber : Teori Abraham Maslow (Wahjosumidjo, 1994:409-413)
3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Dalam suatu penelitian sudah tentu akan memerlukan data yang akan
diteliti, baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, sumber
data penelitian yang ada adalah:
3.4.1 Data Primer
Data primer menurut M. Burhan Bungin (2010:122), adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh dari para guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Data diperoleh dari kuesioner
dan wawancara.
3.4.2 Data Sekunder
Sedangkan data sekunder menurut M. Burhan Bungin (2010:122), adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita
butuhkan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis mengumpulkan data
sekunder melalui studi kepustakaan. Dengan adanya studi kepustakaan ini diharapkan penulis dapat lebih memahami konsep-konsep yang terkandung di
dalam penelitian ini.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Untuk mengumpulkan data yang akan diolah dan dianalisis, kita perlu
menentukan populasi terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut Sambas Ali Muhidin (2010:1), adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit
analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, dan sikap hidup, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Penggunaan populasi
atau sensus ini dikarenakan jumlah populasi hanya 54 orang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010:101) yaitu:
“Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian,
pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian, ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek penelitian yang kecil ini disebut sebagai sampel total atau sensus, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel
penelitian”.
Berdasarkan beberapa definisi populasi di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK PGRI 2 Cimahi yang berjumlah 54
orang.
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengumpulan data yang diperlukan dalam membahas
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengadakan tanya jawab dengan pihak sekolah untuk mengetahui profil sekolah, gambaran gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah dan
gambaran motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
2) Angket (kuesioner) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang sudah disiapkan sebelumnya dan diberikan kepada responden untuk dijawab.
Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden mengenai gaya kepemimpinan situasional Kepala Sekolah
dan motivasi kerja guru yang berlangsung pada saat itu. Peneliti menggunakan teknik ini karena teknik ini memiliki beberapa kelebihan
seperti yang dikemukakan oleh M. Burhan Bungin (2010:125), antara lain: a) Metode angket membutuhkan biaya yang relatif lebih murah
b) Pengumpulan data lebih mudah, terutama pada responden yang terpencar-pencar
c) Berkaitan dengan kebaikan-kebaikan di atas, metode ini relatif membutuhkan waktu yang sedikit.
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data penelitian, haruslah diuji
kelayakannya, agar data yang didapatkan adalah data yang akurat. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu harus valid dan reliabel. Seperti yang
diungkapkan oleh Sugiyono (2011:137), bahwa: “Valid berarti berarti instrumen
yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila
digunakan beberapa kali untuk mengukur suatu objek yang sama, maka data yang
dihasilkan adalah sama”. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel, maka hasil dari penelitian yang dilakukan akan menjadi valid dan reliabel.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden, yaitu kepada 20
guru di SMK Pasundan 3 Bandung. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Jumlah Angket Uji Coba
No. Variabel Jumlah Item Angket
1. Gaya Kepemimpinan Situasional (X) 14
2. Motivasi Kerja (Y) 16
Total 30
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.1 Uji Validitas
Sugiyono (2013:267), validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat atau tidaknya angket yang tersebar. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir
item dengan skor total.
Rumus ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010:26), seperti berikut:
= ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]
Keterangan:
= koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N = Jumlah responden
X = jumlah skor item
Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010:26-30), adalah sebagai berikut:
1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = N-2, dimana N merupakan jumlah responden yang dilibarkan dalan uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan = 5%.
8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika > , maka instrumen dinyatakan valid. Jika < , maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Jika instrumen tersebut valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada
kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2007. Maka akan diperoleh nilai hitung
kemudian dibandingkan dengan nilai dengan N = 20 dengan taraf nyata ( )
= 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Jika > maka item tersebut
dinyatakan valid, dan sebaliknya jika < maka item tersebut
dinyatakan tidak valid. Berikut rekapitulasi perhitungannya:
Tabel 3.4
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 0,750 0,444 Valid Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah (Variabel X),
menunjukkan sebanyak 2 item tidak valid. Sebanyak 12 item dinyatakan valid. Dengan demikian, item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan
data Variabel Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah berjumlah 12 item.
Tabel 3.5
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13 0,561 0,444 Valid
14 0,414 0,444 Tdk Valid
15 0,473 0,444 Valid
16 0,570 0,444 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Responden
Selanjutnya, pengujian validitas terhadap 16 item untuk variael motivasi kerja guru (Variabel Y), menunjukkan sebanyak 4 item tidak valid. Sebanyak 12
item dinyatakan valid. Dengan demikian, item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data Variabel Motivasi Kerja Guru berjumlah 12 item.
Dengan demikian, secara keseluruhan rekapitulasi jumlah angket hasil uji coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.6
Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba
No. Variabel
Jumlah Item Angket Sebelum
Uji Coba
Setelah Uji Coba Valid Tidak Valid 1. Gaya Kepemimpinan
Situasional Kepala Sekolah (X) 14 12 2
2. Motivasi Kerja Guru (Y) 16 12 4
Total 30 24 6
Sumber : Hasil Pengolah Data
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010:31), menyatakan bahwa:
“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten
dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas istrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di disaantara hasil beberapa kali pengukuran.”
Sugiyono (2011:137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama”.
Dalam uji reliabilitas ini, menurut Suharsimi Arikunto (Sambas Ali
Muhidin, 2010:31) menyatakan bahwa: Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien alfa ( ) dari
Cronbach (1951), yaitu:
= ∑
Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:
= ∑
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha k = Banyaknya bulir soal
∑ = Jumlah varians bulir
= Varians total N = Jumlah Responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin (2010:31-35), adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil iju coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = N–2.
9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya:
Jika nilai > nilai , maka instrumen dinyatakan reliabel.
Jika nilai < nilai , maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabelitas angket terhadap Variabel
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007, rekapitulasi perhitungannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y
No. Variabel
Hasil
Ket
1. Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala
Sekolah (X) 0,858 0,444 Reliabel
2. Motivasi Kerja Guru (Y) 0,770 0,444 Reliabel
Sumber : Uji Coba Angket
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan reliabilitas terhadap Variabel X (Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah) dinyatakan reliabel karena
> yaitu : 0,884 > 0,444 . Selanjutnya, hasil perhitungan reliabilitas terhadap Variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dinyatakan reliabel karena >
yaitu: 0,770 > 0,444.
1.7 Uji Persyaratan Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Syarat yang harus dipenuhi adalah dengan melakukan beberapa
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai syarat dilakukannya uji parametrik. Apabila uji parametik tidak terpenuhi maka analisis data harus dilakukan dengan uji non parametrik. Uji normalitas ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah data yang dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas, diuji dengan menggunakan Liliefors test dengan bantuan Microsoft
Office Excel 2007. Menurut Harun Al-Rasyid (Sambas Ali Muhidin, 2010:93), kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta
cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil.
Langkah–langkah pengujian normalitas data dengan Liliefors (Sambas Ali Muhidin, 2010:93-95), adalah sebagai berikut:
a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.
b) Periksa data beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
d) Berdasarkan frekuensi kumulatif hitunglah proporsi empirik (observasi).
e) Hitung nilai Z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel Z. f) Menghitung theoritical proportion.
g) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsisi.
h) Buat kesimpulan dengan kriteria uji, tolak jika D hitung > D tabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05)
i) Memasukkan besaran seluruh angka tersebut ke dalam tabel distribusi berikut:
Tabel 3.8
Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:94) Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari terkecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. fk = f + fk sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formla, Sn( = fki : n Kolom 5 : Nilai Z, formula, Z = = ̅,
dimana ̅ = ∑ dan S = √∑
(∑ )
Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi kumulatif luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical Propotion dengan
cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).
Kolom 8 : Nilai Mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D
hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada = 0,05 dengan cara √ . kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D hitung D tabel, maka ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
3.8.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk kepentingan akurasi data dan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Pengujian homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians
kelompoknya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen (Sambas Ali Muhidin, 2010:96).
Uji statistika yang akan digunakan adalah uji Barlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Kriteria yang digunakannya adalah apabila
nilai hitung 2 > nilai tabel 2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen
ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus :
∑
(Sambas Ali Muhidin, 2010 : 96)
Dimana :
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi= n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
S2gab = Varians gabungan
∑
∑
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians ini (Sambas Ali Muhidin, 2010:97), adalah:
a) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
b) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.9
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010:97) c) Menghitung varians gabungan.
d) Menghitung log dari varians gabungan. e) Menghitung nilai Barlett.
f) Menghitung nilai .
g) Menentukan nilai dan titik kritis.
h) Membuat kesimpulan, dengan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai hitung < dari nilai tabel, maka diterima atau variasi data dinyatakan homogen.
Jika nilai hitung dari nilai tabel, maka diterima atau variasi data dinyatakan tidak homogen.
3.8.3 Uji Linieritas
Uji linieritas menjadi salah satu syarat untuk analisis data yang menggunakan uji parametrik. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:99)
menyatakan bahwa:
“Teknik analisis data yang didasarkan pada asumsi linieritas adalah
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terkait dengan korelasi, khususnya korelasi Product Moment, termasuk di dalamnya teknik analisis regresi dan analisi jalur (path analysis)”.
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran
regresi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.
Sambas Ali Muhidin (2010:99-101), mengatakan bahwa pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier
melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah sebagai berikut:
a) Menyusun tabel kelompok data Variabel X dan Variabel Y b) Menghitung jumlah kuadrat regresi ( dengan rumus: kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. i) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok ( ) dengan rumus:
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (R ) dengan rumus:
k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error ( dengan rumus:
l) Mencari nilai uji F dengan rumus: F =
m) Menentukan kriteria pengukuran : Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
n) Mencari nilai pada taraf signifikansi 95% atau = 5% menggunakan rumus: dimana db TC = k-2 dan db E = n-k
o) Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
Jika < , maka dinyatakan berpola linier.
Jika , maka dinyatakan tidak berpola linier.
1.8 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin
(2011:158), yaitu: “Upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian”.
udul tulisan, 2014
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Smk Pgri 2 Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi data
deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.9.1 Analisis Data Deskriptif
Salah satu teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Sugiyono (2011:169), mengungkapkan bahwa:
“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau genaralisasi.”
Analisis data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan rumusan masalah nomor 2, maka teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran efektivitas gaya kepemimpinan Kepala Sekolah, dan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Termasuk dalam teknik analisis data
statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan