Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
|
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penalaran Induktif ... 8
B. Discovery Learning ... 9
C. Problem Based Learning ... 12
D. Penelitian yang Relevan ... 15
E. Hipotesis Penelitian... 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 16
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16
C. Variabel Penelitian ... 16
D. Instrumen Penelitian ... 17
E. Pengumpulan Data... ... ...23
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
|
G. Prosedur Penelitian ... 27
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 28
B. Pembahasan ... 35
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 37
B. Implikasi ... 37
C. Rekomendasi ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... ...38
LAMPIRAN
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
|
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 14
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Validitas ... 18
Tabel 3.2 Data Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal ... 19
Tabel 3.3 Interpretasi Derajat Reliabilitas ... 20
Tabel 3.4 Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif ... 20
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... 21
Tabel 3.6 Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif... 21
Tabel 3.7 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 22
Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif ... 23
Tabel 3.9 Klasifikasi Gain (g) ... 27
Tabel 4.1 Data Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Eksperimen 1 dan 2... 29
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 30
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 31
Tabel 4.4 Data Statistik Deskriptif Hasil Postes Kelas Eksperimen 1 dan 2 ... 32
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Postes... 33
Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes ... 34
Tabel 4.7 Data Statistik Deskriptif Indeks Gain Kelas Eksperimen 1 dan 2 ... 34
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
1.1 RPP Kelas Eksperimen 1 1.2 RPP Kelas Eksperimen 2 1.3 LKK Kelas Eksperimen 1 1.4 LKK Kelas Eksperimen 2
Lampiran 2
2.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Induktif 2.2 Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Lampiran 3
3.1 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Induktif
3.2 Output Anates Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Lampiran 4
4.1 Data Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Eksperimen 1 4.2 Data Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Eksperimen 2 4.3 Pengolahan Data Pretes Kemampuan Penalaran Induktif 4.4 Pengolahan Data Postes Kemampuan Penalaran Induktif 4.5 Pengolahan Data Indeks Gain Kemampuan Penalaran Induktif
Lampiran 5
5.1 Contoh Hasil Uji Instrumen Kemampuan Penalaran Induktif 5.2 Contoh Hasil Pretes Kemampuan Penalaran Induktif
5.3 Contoh Hasil Postes Kemampuan Penalaran Induktif 5.4 Contoh Hasil Pengerjaan LKK
Lampiran 6
6.1 Surat Permohonan Izin Penelitian
6.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 6.3 Surat Tugas Dosen Pembimbing
6.4 Kartu Bimbingan Skripsi
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
|
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Matematika yang dipelajari di sekolah-sekolah berperan dalam pembentukan pola pikir. Hal ini sejalan dengan pendapat Suherman dkk. (2003, hlm.61) yang mengatakan bahwa “matematika yang dipelajari melalui pendidikan formal (matematika sekolah) mempunyai peranan penting bagi siswa sebagai bekal pengetahuan untuk membentuk sikap serta pola pikirnya”.
Tujuan pembelajaran matematika pada jenjang SMP menurut Kemendiknas (dalam Sadikin, 2013, hlm.1), yaitu:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola atau sifat, melakukan manipulasi matematika dan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
keterampilan bernalarnya dalam melakukan dugaan-dugaan berdasarkan pengalamannya sendiri maka siswa akan lebih mudah memahami konsep’.
Menurut Kusumah (dalam Hunaeni, 2013, hlm.13) penalaran terbagi menjadi dua macam yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan Sumarmo (dalam Sadikin, 2013, hlm.1) yang mengatakan bahwa ‘penalaran induktif sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, karena tanpa adanya penarikan kesimpulan ataupun pembuatan pernyataan baru yang bersifat umum ilmu pengetahuan tidak akan pernah berkembang’.
Diperlukan model pembelajaran yang tepat agar kemampuan-kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa dapat tercapai. Terdapat model-model pembelajaran yang telah ditemukan untuk memenuhi kemampuan penalaran induktif siswa SMP. Dari beberapa model pembelajaran tersebut, yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu model
discovery learning dan model problem based learning.
“Model discovery learning (pembelajaran penemuan) merupakan cara
penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi atau pengetahuan yang baru bagi dirinya dengan atau tanpa bantuan guru” (Sardiman, 1987, hlm.38). Langkah-langkah (prosedur) dalam discovery learning menurut Muhibbin (2004, hlm.244) ada enam, yaitu: (1) stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan, (2) problem statement (penyataan/identifikasi masalah), (3) data collection (pengumpulan data), (4)
data processing (pengolahan data), (5) verification (pembuktian) dan (6)
generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi).
Problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah
pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah. Problem
based learning melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui
3
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
orientasi siswa terhadap masalah, (2) mengorganisasikan siswa, (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Penelitian mengenai model discovery learning dan model problem
based learning telah dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian yang telah
dilakukan oleh Aulia Sthephani pada tahun 2015 dengan judul penelitian “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar antara Siswa yang Belajar dengan Problem Based Learning dan Discovery
Learning”. Penelitian tersebut mengenai materi himpunan untuk kelas VII
SMP. Kesimpulan penelitiannya yaitu tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh Problem Based
Learning dengan siswaa yang memperoleh Discovery Learning.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Ridha Zahratun (2014) dengan judul “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis antara Siswa yang Belajar dengan Discovery Learning dan Problem Based
Learning”. Penelitian tersebut untuk kelas X SMA. Kesimpulan penelitiannya
yaitu terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based
Learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
Discovery Learning.
Diharapkan setelah dilakukan pembelajaran tersebut sikap siswa terhadap matematika akan berubah dari negatif menjadi positif. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam menentukan cara pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penalaran induktif siswa. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat mengenai perbandingan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara discovery
learning dan problem based learning.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menerapkan model
discovery learning dan model problem based learning pada kelas yang
4
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
ini adalah “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Penalaran Induktif antara Siswa yang Mendapatkan Model Discovery Learning dan Model Problem
Based Learning.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam pengkajian materi ini yaitu: 1. Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang
mendapatkan model discovery learning?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang mendapatkan model problem based learning?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara siswa yang mendapatkan model discovery learning dan model
problem based learning?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui peningkatan penalaran induktif siswa yang mendapatkan
model discovery learning.
2. Mengetahui peningkatan penalaran induktif siswa yang mendapatkan model problem based learning.
3. Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara siswa yang mendapatkan model discovery learning dan model problem
based learning.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut.
a. Bagi Peserta Didik
Pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery
learning dan model problem based learning diharapkan dapat memberikan
5
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
b. Bagi Guru
Guru dapat menjadikan pembelajaran menggunakan model discovery
learning dan model problem based learning sebagai alternatif dalam
pembelajaran matematika guna meningkatkan kemampuan penalaran induktif siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian lain yang tentunya dengan variabel yang berbeda dan lebih kompleks.
E. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi perluasan makna dalam pengkajian materi, maka definisi dari istilah yang terkait dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan suatu kegiatan berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan beberapa pernyataan khusus yang diketahui kebenarannya. Indikator kemampuan penalaran induktif dalam penelitian ini adalah:
a. Transduktif : menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan pada kasus khusus lainnya.
b. Generalisasi : penarikan kesimpulan umum berasarkan sejumlah data yang teramati.
c. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan atau pola yang ada.
2. Model Discovery Learning
Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara
6
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
dilupakan siswa. Langkah-langkah dalam discovery learning menurut Muhibbin (2004, hlm.244) ada enam, yaitu:
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan,
2) Problem statement (penyataan/identifikasi masalah),
3) Data collection (pengumpulan data),
4) Data processing (pengolahan data),
5) Verification (pembuktian) dan
6) Generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi). 3. Model Problem Based Learning
Problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah dari problem based learning menurut Sugiyanto (dalam Hakim, 2012, hlm.25) ada lima, yaitu:
1) Orientasi siswa terhadap masalah, 2) Mengorganisasikan siswa,
3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab dalam skripsi, mulai dari bab I sampai bab V. Berikut ini rincian isi dari bab I sampai bab V.
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Bab I tersebut merupakan bagian awal skripsi yang terdiri dari:
7
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
6. Struktur Organisasi Skripsi
Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan landasan teori dalam penelitian ini. Bab II terdiri dari:
1. Penalaran Induktif 2. Discovery Learning
3. Problem Based Learning
4. Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis Penelitian
Bab III berisi uraian tentang metode penelitian. Bab III terdiri dari: 1. Desain Penelitian
2. Populasi dan Sampel Penelitian 3. Variabel Penelitian
4. Instrumen Penelitian 5. Prosedur Penelitian 6. Pengumpulan Data 7. Analisis Data
Bab IV berisi uraian tentang temuan dan pembahasan. Temuan-temuan selama penelitian dibahas pada bab ini. Bab IV terdiri dari:
1. Temuan 2. Pembahasan
Bab V berisi uraian tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi. Bab V terdiri dari:
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Daftar Pustaka
Agustian, Nosal. (2012). Model Pembelajaran Discovery Learning. [Online]. Diakses dari http://nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-discovey-learning.html?m=1/
Arianto, Y. (2010). Model Pembelajaran Osborn untuk Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Sarjana FPMIPA
UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hakim. (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran
Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hunaeni, Yunus. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nurhadi dan Agus, G.S. (2003). Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Malang: Penerbit Univrsitas Negeri Malang.
Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
Sadikin. E. (2013). Peningkatan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMP
Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing.
Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Saepulloh, M. N. (2014). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa SMP antara yang Mendapatkan Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif Piaget dan Hasweh. Skripsi Sarjana
FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Saparika, N. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Penalaran Induktif
Siswa SMP pada Pokok Bahasan Limas dan Prisma Tegak Melalui Penelitian Desain. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak
diterbitkan.
Sardiman. (1987). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sthephani, Aulia. (2015). Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar antara Siswa yang Belajar dengan Problem Based Learning dan Discovery Learning. Tesis Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak
39
Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman, E. dkk. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA
. (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA
Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yuliana, F. (2012). Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk
Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. Skripsi