• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) SKIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INTERNAL

IPTEK TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGBM)

PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN SEKOLAH (uks)

Tim :

H. Kamil Roesman B NIDN 04-2111-5301 Iseu Siti Aisyah NIDN 04-2607-8001

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI

JULI 2017

(2)
(3)

PRAKATA

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kemajuan 70 persen penelitian dosen madya yang berjudul ”ITgBM Pembentukan Dokter Cilik Sebagai Bagian dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS)”

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada :

1. Edi Hernawan, Drs., M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah mendorong penyelesaian pembuatan laporan penelitian

2. Kepala sekolah SDIT At-Taufik Islamy dan SDIT Ibadurrohman.

3. Iseu Siti Aisyah, SP., M.Kes sebagai tim peneliti yang berkejasama dalam penelitian 4. Rekan-rekan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu

5. Staf kesekretariatan yang telah mendukung dan membantu administrasi

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya laporan penelitian ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda.

Terakhir, kami berharap semoga laporan kemajuan penelitian ini bisa diterima dengan baik.

Tasikmalaya, 20 Juli 2017

Tim Penyusun

(4)

RINGKASAN

Implementasi program pemberdayaan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah merupakan upaya penanaman perilaku hidup sehat kepada peserta didik sejak dini. Pelatihan dokter cilik sebagai bagian dari UKS memiliki beberapa tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan tentang hidup sehat kepada siswa SD, memberikan keterampilan melakukan upaya pertolongan pertama pada siswa yang sakit, mengajak dan mempromosikan hidup sehat kepada teman sebayanya.

Kegiatan ini memberikan solusi kepada sekolah dasar yang belum mengadakan UKS.

Target dari kegiatan ini adalah SDIT At-Taufiq Al Islamy dan SDIT IBadurrahman yang belum memiliki UKS. Luaran yang dihasilkan yaitu terbentuknya dokter cilik di sekolah tersebut, meningkatnya pemahaman tentang pentingnya UKS dan adanya media promosi kesehatan tentang pentingnya UKS.

Kata Kunci: dokter cilik, Unit Kesehatan Sekolah, Pelatihan, Pembentukan

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Daftar Isi ………. i

Ringkasan ……….. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi ... 2

B. Permasalahan Mitra dan Solusi………. 5

BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN A. Solusi ... 6

B. Target dan Luaran ...………. 6

BAB III METODE PELAKSANAAN A. Metode Pendekatan ………. 14

B. Tahapan Rencana Kegiatan……….. 14

C. Kontribusi dan Partisipasi Mitra... ………. 14

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI... 15 BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI...

BAB VI RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA...

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah dengan pendidikan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki jasmani dan rokhani yang sehat.

Upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Program UKS dilaksanakan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, termasuk sekolah. Sekolah sudah mempunyai prinsip bahwa kebersihan itu adalah bagian dari iman, jadi kalau ada sekolah kurang bersih maka kita patut bertanya imannya itu seperti apa? Komunitas sekolah pada umumnya manusia yang mencintai keshatan salah satunya adalah menekankan pentingnya gaya hidup sehat, bersih, indah dan teratur. Oleh karena itu sekolah perlu menemukan model pembentukan lingkungan sehat, yang didukung dengan pengetahuan teknis, dan akses informasi tentang kesehatan yang memadai.

Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan sebagainya.

Apalagi sebelum makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan mengakibatkan penyakit degeneratif.

Perilaku tidak sehat lainnya yang mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan

bebas, sehingga terjerumus ke dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau

tindakan kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak sehat,

seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya. Tantangan lain

(7)

tentang perilaku tidak sehat muncul dari diri peserta didik sendiri. Aktifitas fisik mereka kurang bergerak, olahraga pun kurang, malas sehingga tidak bergairah baik di rumah maupun atau di sekolah. Peserta didik pun cenderung lebih menyukai dan banyak menonton televisi, bermain videogames, dan play station, sehingga mengakibatkan fisiknya kurang bugar.

Akibatnya mereka rentan mengalami sakit dan beresiko terhadap berbagai penyakit degeneratif di usia dini. Untuk itu diperlukan fasilitas dan program pendidikan jasmani atau olah raga memadai dan terprogram dengan baik, di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini sangat mendukung dan memungkinkan peserta didik untuk bergerak, berkreasi, dan berolah raga dengan bebas, menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran fisiknya.

Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi positif terhadap kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu memberikan bekal yang penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan emosi-sosialnya agar dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress tidak dikendalikan akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan menjadi kendala untuk keberhasilan belajarnya.

Implementasi program pemberdayaan UKS disekolah merupakan upaya penanaman perilaku hidup sehat kepada peserta didik sejak dini. Proposal ini disusun dengan maksud sebagai dukungan atas pelaksanaan pelatihan doker cilik sebagai bagian dari UKS baik berupa dukungan moril, sarana prasana maupun dukungan dana, sehingga kegiatan yang dimaksudkan dapat bejalan dengan maksimal.

Pelatihan dokter cilik UKS disekolah memiliki beberapa tujuan, yaitu memiliki

pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup

sehat, memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan,

memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik

tumbuh kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit,

memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki kesegaran jasmani dan

kesehatan yang optimal Tujuan pendidikan kesehatan tersebut akan tercapai dengan

melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah dengan pelatihan petugas

UKS.

(8)

Pelaksanaan pelatihan UKS di sekolah dilakukan melalui penyajian dan penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran aktif peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan, permainan, dan penugasan. Cara penanaman kebiasaan dilakukan melalui penugasan untuk melalukan cara hidup sehat sehari- hari dan pengamatan terus menerus oleh guru dan kepala sekolah. Keberhasilan pendidikan kesehatan ditentukan dengan adanya keteladanan dan dorongan dari kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orang tua. Keberhasilan itu juga ditentukan adanya hubungan guru dengan orang tua peserta didik, apa yang diberikan oleh guru di sekolah hendaknya juga didukung oleh orang tua di rumah.

B. Permasalahan Mitra dan Solusi

a. Permasalahan mitra 1 (SDIT At-Taufiq Al-Islamy) dan solusi yang disepakati Tabel 1.1 Permasalahan dan solusi untuk mitra 1

No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang

disepakati 1. Banyak Siswa yang sakit Pengetahuan dan

perilaku sehat yang kurang

Pembentukan dan pelatihan dokter cilik untuk membantu teman sebayanya

2. Rendahnya Pengetahuan tentang hidup sehat

Tidak adanya Unit Kesehatan

Sekolah

Pembentukan Unit Kesehatan sekolah

b. Permasalahan mitra 1 (SDIT Ibadurrahman) dan solusi yang disepakati Tabel 1.2 Permasalahan dan solusi untuk mitra 2

No Permasalahan Akar Masalah Solusi yang

disepakati 1. Banyak Siswa yang sakit Pengetahuan dan

perilaku sehat yang kurang

Pembentukan dan

pelatihan dokter

cilik untuk

(9)

membantu teman sebayanya

2. Rendahnya Pengetahuan tentang hidup sehat

Tidak adanya Unit Kesehatan

Sekolah

Pembentukan Unit

Kesehatan sekolah

(10)

BAB II

SOLUSI DAN TARGET LUARAN A. Solusi

Pada kegiatan ItGbM yang ditawarkan oleh tim pengusul adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan Unit Kesehatan sekolah (UKS) 2. Pelatihan dokter cilik

3. Pembuatan Leaflet tentang pentingnya Unit Kesehatan Sekolah bagi Civitas akademika

B. Target dan Luaran Target

Target bina UKS (Unit Kesehatan Sekolah) adalah SDIT At-Taufiq Islamy dan SDIT Ibadurrahman.

Jenis Luaran yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pemahaman mengenai pentingnya Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah Dasar Islam Terpadu

2. Terbentuknya dokter cilik yang terlatih di lingkungan SDIT at-taufiq Islamy dan

SDIT Ibadurahman kota Tasikmalaya

(11)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pendekatan

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi tentang dokter cilik bagi siswa di SDIT At-Taufiq Al- Islamy dan SDIT Ibadurahman.

B. Tahapan Rencana Kegiatan

Langkah 1: Penyusunan materi pelatihan dan media promosi kesehatan Tujuan: menyediakan materi pelatihan dan media promosi kesehatan Materi pelatihan yang disusun meliputi:

1. Buku saku Menjadi dokter cilik di sekolah 2. Leaflet tentang pentingnya UKS di sekolah

Langkah 2: Penyuluhan tentang pentingnya pembentukan UKS di sekolah Tujuan: memberikan pemahaman tentang pentingnya UKS

Langkah 3: Pelatihan dan Pembentukan dokter cilik sebagai kelanjutan UKS Tujuan: Membentuk dokter cilik di sekolah

Langkah 4: Evaluasi Hasil Pelatihan Tujuan:

1. Mengevaluasi pengetahuan civitas akademika mengenai UKS.

2. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan skor jawaban soal pre test dan post test kemudian dianalisis secara statistik.

C. Kontribusi dan Partisipasi Mitra

Mitra 1 adalah SDIT At-Taufiq Al-Islamy dan mitra 2 adalah SDIT Ibadurahman

merupakan sekolah dasar Islam terpadu yang merupakan sekolah swasta dengan

konsep full day school. Kedua mitra ini merupakan sekolah yang mulai berkembang

dan banyak peminatnya karena menawarkan konsep pembentukan akhlak Islam, tetapi

disayangkan belum dibentuknya Unit Kesehatan Sekolah dan terbentuknya dokter

cilik.

(12)

Partisipasi mitra dengan memberikan keleluasaan tempat acara dan pemilihan siswa

untuk menjadi dokter cilik.

(13)

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

A. Kinerja LP2M-PMP

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (LP2M-PMP) Universitas Siliwangi pada satu tahun ini, telah berhasil melakukan banyak sekali kegiatan pengabdian pada masyarakat, baik yang didanai melalui DIPA, DIKTI, LIPI. Seperti KKN PPM yang berkenaan dengan peningkatan potensi aerowisata melalui pemberdayaan masyarakat di desa Cibeureum. Pengembangan pariwisata pedesaan dan arotourism di Kabupaten Tasikmalaya. Pembentukan Posdaya dan Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.

B. Kelayakan Pengusul

1. Tim pelaksana dari perguruan tinggi terdiri dari staf pengajar dari bidang promosi kesehatan dan administrasi kesehatan.

2. Komposisi keanggotaan tim terdiri dari:

1. Staf Pengajar Perguruan Tinggi : 1 Orang ahli bidang Promkes dan 1 orang dokter 2. Mahasiswa : 2 Orang

3. Mitra : SDIT At-Taufiq Al-Islamy dan SDIT Ibadurahman

Ketua dan anggota tim merupakan dosen di Faluktas Ilmu Kesehatan Universitas

Siliwangi yang berpengalaman dalam bidang Promosi Kesehatan.

(14)

BAB V

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

A. Pelatihan dokter cilik

Sebelum diadakan pelatihan, pihak sekolah menjaring dulu siswa yang layak mengikuti pelatihan dokter cilik. Dengan mempertimbangkan persyaratan pemilihan dokter cilik akhirnya dipilih 25 orang untuk tiap sekolah. Pelatihan dokter cilik diadakan pada tanggal 21 Juli 2017 di SDIT IBbdurohman dan tanggal 28 Juli 2017 di SDIT At-Taufik Al-Islamy. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan dilaksanakan pre test dan post test untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa mengenai dokter cilik. Materi pelatihan yang diberikan adalah dokter cilik, Unit Kesehatan Masyarakat, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan prakteknya.

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata skor pretest siswa adalah 81, 2 dan hasil rata- rata post test siswa adalah 89,5. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan siswa mengenai dokter cilik.

B. Pembentukan Dokter Cilik sebanyak 25 orang di SDIT Ibadurrohman dan SDIT At- Taufik Al-Islamy

Setelah diberikan pelatihan dokter cilik, maka siswa kelas 4, 5 dan 6 diberikan piagam penghargaan dan dilantik menjadi dokter cilik. Tugas dokter cilik adalah para siswa menjadi contoh dalam berperilaku sehat, menangani kalau ada yang membutuhkan pertolongan pertama dan memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa yang lainnya.

C. Penyampaian pentingnya Unit Kesehatan sekolah dan program Dokter Cilik kepada para orangtua siswa, guru, pihak yayasan dan ada petugas Puskesmas.

Acara pertemuan dengan orangtua diadakan hari esoknya sesudah pelatihan sekalian

pelantikan dokter cilik. Dengan adanya penjelasan ini kepada orangtua diharapkan

orangtua memahami apa itu UKS dan dokcil serta mendukung anaknya pada kegiatan

dokcil.

(15)

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Adapun tahapan selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis dan pembahasan dari hasil temuan

2. Melakukan evaluasi mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan dan menentukan

rencana tindak lanjut.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ananto, p.2006. usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.Bandung:

yrama widya.

Departemen kesehatan republik indonesia.2003.pedoman untuk tenaga kesehatan, usaha kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar.jakarta:depkes RI.

Tim pembina UKS pusat.1996. pedoman pengembangan pembinaan UKS. Jakarta:depkes RI.

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

a. Kesimpulan

1. Telah dilaksanakan kegiatan pelatihan dokter cilim bagi 25 siswa di SDIT Ibadurrohman dan 25 orang di SDIT At-taufik Al-Islamy.

2. Telah dibentuknya 50 siswa sebagai dokter cilik.

3. Telah disampaikannya kepada orangtua siswa tentang Unit Kesehatan Sekolah dan Program Dokcil.

b. Saran

1. Adanya pelatihan lanjutan untuk siswa yang sudah dijadikan dokter cilik.

2. Pihak mitra selanjutnya mempersiapkan sarana dan prasarana untuk Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

3. Pembagian jadwal piket di sekolah untuk dokter cilik.

Referensi

Dokumen terkait

Harjono (2008) menambahkan, pada kategori fixed line (PSTN) Telkom menguasai 90 persen pasar, sedangkan pasar telepon seluler dan broadband, persentase pasar Telkom mencapai

Prototipe yang dirancang akan bertindak sebagai sebuah web server yang menampilkan sebuah halaman web kepada client yang berisi status peralatan listrik dan

Jenis-jenis bilah yang digunakan pada bioreaktor akan menghasilkan pola aliran yang berbeda-beda, dimana bergantung dari sifat-sifat fluida, geometri tangki, jenis

(4) Setiap orang atau badan yang memerlukan informasi tentang peruntukan lokasi atau ketentuan Tata Bangunan dan Lingkungan pada setiap persyaratan permohonan

Berdasarkan hasil penelitian ini variabel jumlah pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit Pundi Bali Dwipa, karena

Untuk mengetahui pengaruh penambahan katalis terhadap konsentrasi produk yang dihasilkan Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan

Tahap penelitian pada kelompok eksperimen meliputi : penunjukan Ibu pemasang live trap, memberi intervensi cara memasang live trap , kemudian setelah mendapat

Tujuan dari diadakannya Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar guru dapat membuat PTK berkualitas secara berkesinambungan, dengan cara workshop yaitu pelatihan