• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisa Variasi Kekeruhan

Setelah melakukan penyaringan dengan menggunakan horizontal flow roughingfilter dengan ukuran gravel pertama (19 ; 15.8 ; 11.1) mm, dan gravel kedua dengan ukuran (11.1 ; 6.3 ; 2.3)mm dan dengan variasi kecepatan aliran yaitu

0.3m/jam, 0.6m/jam, 0.9m/jam dalam waktu pengoperasian selama 8 kali pengambilan sampel yang disesuaikan dengan waktu detensi, sampel untuk selanjutnya diujikan, pengujian sampel untuk kekeruhan di laboratorium Biomanajemen, Atmajaya Yogyakarta. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan tingkat kekeruhan pada outlet setelah air baku melewati

horizontalflow roughingfilter.

a. Pengaruh ukuran gravel kecepatan 03 mfjam terhadap efisiensi penurunan

tingkat kekeruhan.

Untuk variasi pertama dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8;

1l.l)mm dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm kecepatan 0.3 m/jam, maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada (lampiran A) tabel 4.1. Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar 4.1

', , , i is

/

(2)

70

3- 60 -mpa., —m ~\

| 50

•2 40 ig E 30

^~^^%,_. r

J»- V^ *=--=^~-1

^_y ^^-*-_

—• 1

20 1 !

1 2 3 4 5 6 7 8

Waktu Operasi (jam)

-«— kekeruhan gravel I-m— kekeruhan gravel I

Gambar 4.1 Efesiensi Kekeruhan Pada Variasi Gravel

Efesiensi kekeruhan pada kecepatan 0.3 m/jam variasi gravel pertama (19;

15.8; ll.l)mm diperoleh tingkat efesiensi yaitu 29.04-57.98% dan gravel kedua (H.l; 6.3; 2.3)mm 46.03- 61.75%. dari uji statistik diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara ukuran gravel terhadap efisiensi penurunan

tingkat kekeruhan (lampiran C) nomor 1

b. Pengaruh ukuran gravel kecepatan 0.6 mfjam terhadap efisiensi penurunan

tingkat kekeruhan.

Untuk variasi kedua dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8; 11.1 )mm

dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm kecepatan 0.6 m/jam maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada (lampiran A) tabel 4.2. Efesiensi penurunannya dapat dilihat pada

gambar 4.2 dibawah ini:

(3)

' ^ 3 4 5 6 7 8 Waktu Operasi (jam)

-♦—kekeruhan gravel I —•_ kekeruhan gravel II

Gambar 4.2 Efesiensi Kekeruhan Pada Variasi Gravel

Tingkat kekeruhan pada kecepatan 0.6 m/jam variasi gravel pertama (19;

15.8; ll.l)mm diperoleh tingkat efesiensinya yaitu 31.23-59.08% dan gravel kedua

(H.l; 6.3; 2.3)mm 17.46-36.76%. Dari uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara ukuran gravel terhadap efisiensi penurunan tingkat

kekeruhan (lampiran C) nomor 2.

c Pengaruh ukuran gravel kecepatan 0.9 nVjam terhadap efisiensipenurunan

tingkat kekeruhan.

Untuk variasi ketiga dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8; 11.1)mm dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm kecepatan 0.9 m/jam dari hasil yang diperoleh

dapat dilihat pada (lampiran A) tabel 4.3. Efesiensi penurunannya dapat dilihat pada

gambar 4.3 dibawah ini:

(4)

2 3 4 5 6 7 8 Waktu Operasi (jam)

—•—kekeruhan gravel I —m— kekeruhan gravel II

Gambar 4.3 Efesiensi Kekeruhan Pada Variasi Gravel

Tingkat kekeruhan pada kecepatan 0.9 m/jam variasi gravel pertama (19;

15.8; ll.l)mm diperoleh tingkat efesiensi yaitu 45.23-61.29% dan gravel kedua (H.l; 6.3; 2.3)mm 66.76-72.43%. Dari hasil Uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ukuran gravel terhadap efisiensi penurunan

tingkat kekeruhan (lampiran C) nomor 3.

d. Pengaruh kecepatan aliran, gravel pertama terhadap efisiensi penurunan

tingkat kekeruhan.

Untuk variasi keempat dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8; 11.1)

kecepatan pertama 0.3 m/jam, kedua 0.6 m/jam, ketiga 0.9 m/jam dari hasil uji yang dilakukan dapat dilihat pada (lampiran A) tabel 4.4. Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

(5)

2 3 4 5 6 7 Waktu Operasi (jam)

-kekeruhan kecepatan I _•_ kekeruhan kecepatan II

kekeruhan kecepatan III

8

Gambar 4.4 Efesiensi Kekeruhan Pada Variasi kecepatan

Untuk kekeruhan pada variasi gravel pertama (19; 15.8; 1l.l)mm kecepatan pertama 0.3 m/jam diperoleh tingkat efesiensi yaitu 29.04-57.69% kecepatan kedua

0.6 m/jam 31.23-59.08% dan kecepatan ketiga 0.9 m/jam 45.23-61.29 %. Dari uji

statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecepatan aliran

terhadap efisiensi penurunan kekeruhan (lampiran C) nomor 4

Pengaruh kecepatan aliran, gravel kedua terhadap efisiensi penurunan

tingkat kekeruhan.

Untuk variasi kelima dengan menggunakan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm

kecepatan pertama 0.3 m/jam, kedua 0.6 m/jam, ketiga 0.9 m/jam dari hasil uji yang dilakukan dapat dilihat pada (lampiran A) tabel 4.5. Efesiensi penurunannya dapat

dilihatpada gambar dibawah ini:

(6)

Waktu Operasi 0am)

-♦—kekeruhan kecepatan I -m— kekeruhan kecepatan

kekeruhan kecepatan III

Gambar 4.9 Efesiensi Kekeruhan Pada Variasi Kecepatan

Untuk kekeruhan pada variasi gravel pertama (19; 15.8; 1l.l)mm kecepatan pertama 0.3 m/jam diperoleh tingkat efesiensinya yaitu 46.03-61.75% kecepatan kedua 0.6 m/jam 17.46-36.76% dan kecepatan ketiga 0.9 m/jam 66.76-72.43 %. Dari

hasil uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecepatan

aliran terhadap efisiensi penurunan kekeruhan (lampiran C) nomor 5

4.1.2 Analisa Variasi TSS

Setelah melakukan penyaringan dengan menggunakan horizontal flow roughingfilter dengan ukuran gravel pertama (19 ;15.8 ;11.1) mm, dan gravel kedua

dengan ukuran (11.1 ; 6.3 ; 2.3)mm dan dengan variasi kecepatan aliran yaitu

0.3m/jam, 0.6m/jam, 0.9m/jam dalam waktu pengoperasian selama 8 kali pengambilan sampel yang disesuaikan dengan waktu detensi, sampel untuk selanjutnya diujikan, pengujian sampel TSS di laboratorium air, UII Yogyakarta. Dari

(7)

hasil pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan tingkat TSS pada

outlet setelah air baku melewati horizontalflow roughingfilter.

a. Pengaruh ukuran gravel kecepatan 0.3 mfjam terhadap efisiensi penurunan

tingkat TSS.

Untuk variasi pertama dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8;

1l.Dmm dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm kecepatan 0.3 m/jam, maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada (lampiran B) tabel 4.6.Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar 4.6

100

0s

"55

c 0)

1Ui 80

60 40 20 0

-m—=-• 5^ I

-~*^~]^. ♦—Bi—B^lL _^___-£__

1

— *

!

— — - — f

1 2 3 4 5 6 7 8

Waktu Operasi (jam)

—♦—TSS gravel I —•— TSS gravel II

Gambar 4.6 Efesiensi TSS Pada Variasi Gravel

Tingkat efesiensi TSS pada variasi ini, untuk gravel pertama (19; 15.8;

1l.Dmm 45.21-76.06% dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm 60.94-85.88%. Dari uji

statistik diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara ukuran gravel

terhadap efisiensi penurunan tingkat TSS (lampiran D) nomor 1

(8)

b. Pengaruh ukuran gravel kecepatan 0.6 mfjam terhadap efisiensi penurunan

tingkat TSS.

Untuk variasi pertama dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8;

1l.Dmm dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm kecepatan 0.6 m/jam, maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada (lampiran B) tabel 4.7.Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar 4.7 Efesiensi penurunan TSS dapat dilihat dibawah ini:

3 4 5 6 7

Waktu Operasi (jam) -TSS gravel I —m— TSS gravel I

Gambar 4.7 Efesiensi TSS Pada Variasi Gravel

Tingkat efesiensi TSS pada variasi ini, untuk gravel pertama (19; 15.8;

1l.Dmm 44.21-75.26% dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm 36.47-56.47%. dari hasil uji ctatistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ukuran gravel terhadap efisiensi penurunan tingkat TSS (lampiran D) nomor 2

c Pengaruh ukuran gravel kecepatan 0.9 m/jam terhadap efisiensi penurunan

tingkat TSS.

Untuk variasi pertama dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8;

1l.Dmm dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm kecepatan 0.9 m/jam, maka hasil yang

(9)

diperoleh dapat dilihat pada (lampiran B) tabel 4.8.Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar 4.8 Efesiensi penurunan TSS dapat dilihat dibawah ini:

2 3 4 5 6 7

Waktu Operasi (jam)

- TSS gravel II -♦—TSS gravel I

Gambar 4.8 Efesiensi TSS Pada Variasi Gravel

Tingkat efesiensi TSS pada variasi ini, untuk gravel pertama(19; 15.8;

ll.Dmm 73.03-84.27% dan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm 71.71-94.68%. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ukuran gravel terhadap efisiensi penurunan tingkat TSS (lampiran D) nomor 3

d. Pengaruh kecepatan aliran, gravel pertama terhadap efisiensi penurunan

tingkat TSS.

Untuk variasi keempat dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8; 11.1)

kecepatan pertama 0.3 m/jam, kedua 0.6 m/jam, ketiga 0.9 m/jam dari hasil uji yang dilakukan dapat dilihat pada (lampiran B) tabel 4.9. Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

(10)

2 3 4 5 6 7 Waktu Operasi (jam)

-TSS kecepatan I —•_ TSS kecepatan II

TSS kecepatan III

8

Gambar 4.9 Efesiensi 7X5 Pada Variasi kecepatan

Tingkat efesiensi TSS pada variasi ini, untuk gravel pertama dengan kecepatan

pertama 0.3 m/jam 45.21-76.06% kecepatan kedua 0.6m/jam 44.21-75.26% dan kecepatan 0.9 m/jam 73.03-84.27%. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecepatan aliran terhadap efisiensi penurunan

TSS (lampiran D) nomor 4

e. Pengaruh kecepatan aliran, gravel kedua terhadap efisiensi penurunan

tingkat TSS.

Untuk variasi keempat dengan menggunakan gravel pertama (19; 15.8; 11.1)

kecepatan pertama 0.3 m/jam, kedua 0.6 m/jam, ketiga 0.9 m/jam dari hasil uji yang dilakukan dapat dilihat pada (lampiran B) tabel 4.10. Efesiensi penurunannya dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

(11)

3 4 5 6 7 Waktu Operasi (jam)

i— TSS kecepatan II

-♦—TSS kecepatan I TSS kecepatan III

8

Gambar 4.10 Efesiensi TSS Pada Variasi Kecepatan

Tingkat efesiensi TSS pada variasi ini, untuk gravel kedua dengan kecepatan

pertama 0.3 m/jam 60.94-85.88% kecepatan kedua 0.6 m/jam 36.47-56.47% dan kecepatan 0.9 m/jam 71.71-94.68%. Dari hasil uji statistik diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kecepatan aliran terhadap efisiensi penurunan

TSS (lampiran D) nomor 4

(12)

4.2 Pembahasan 4.2.1 Kekeruhan

Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan air sampel air selokan

Mataram, maka dapat diketahui variasi penggunaan gravel dan kecepatan yang paling

baik untuk pengolahan pretreatment sebelum air masuk kesaringan pasir lambat.

Dengan melihat gambar 4.1 sampai 4.5 maka terlihat bahwa tingkat kekeruhan dan dalam air permukaan akan semakin mengalami penurunan setelah melewati saringan dengan semakin bertambahnya waktu pengoperasian, hal ini

disebabkan partikel-partikel yang terkandung dalam permukaan akan tersaring

terutama partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari pori kerikil, sedangkan partikel-partikel yang berukuran sama atau mendekati pori akan mengendap disela- sela pori kerikil dengan sendirinya, dengan adanya benturan antara partikel air

permukaan dengan butiran kerikil juga akan mengendapkan partikel-partikel yang

akhirnya tertahan pada permukaan butiran kerikil.

Melekatnya partikel-partikel yang lebih halus pada permukaan butiran kerikil.

Dapat disebabkan oleh adanya ikatan fisik dan kimia antara partikel-partikel air sungai dan adanya gerak brown akan menyebabkan lerjadinya tumbukan antar

partikel, sehingga diameter bertambah besar dan dapat ditahan oleh celah penyaring

yang ada didalamnya. Menurut (Metcalfdan Eddy, 1991) proses filtrasi pada saringan

terdiri dari beberapa mekanisme yaitu proses straining (penyaringan), sedimentation (pengendapan), impaction (benturan), interception (penahanan), adhesion (pelekatan), chemical andphysical adsorption, flocculation, dan biologicalgrowth.

(13)

Pada variasi gravel pertama (19; 15,8; 11,1) mm dan gravel kedua (11,1; 6,3;

2,3) pada kecepatan 0,3 m/jam didapat efesiensi penurunan kekeruhan. Pada gravel

pertama dapat dilihat dari gambar 4.1 bahwa tingkat kekeruhan terjadi pada waktu 1

jam hingga 5jam yaitu efesiensi kekeruhan yang dihasilkan 29.04-57.98%. Pada jam ke 6sampai 8terjadi penurunan kekeruhan penurunannya masih signifikan sehingga

filter masih dikatakan baik untuk beroperasi.

Pada gravel kedua dapat dilihat pada gambar 4.1 tingkat kekeruhan terjadi pada jam pertama hingga 5jam berikutnya untuk kekeruhan efesiensinya 46.03- 61.75%. Untuk gravel kedua setelah melewati waktu operasi 6jam terjadi penurunan

kualitas efesiensi secara drastis. Perubahan ini disebabkan lerjadinya penurunan

kemampuan saringan kerikil dalam menyaring partikel-partikel kasar dan halus dalam air permukaan. Seperti yang dinyatakan oleh (Brault &Monod,1991 ) bahwa penurunan kemampuan pasir untuk menyaring disebabkan adanya proses

penghalangan secara bertahap dari celah media filter.

Penurunan kemampuan kerikil juga disebabkan lerjadinya pengikisan material pada permukaan media kerikil karena partikel dan flokulan belum terikat secara kuat pada permukaan media penyaring, sehingga kikisan tersebut jatuh dan terdorong kelapisan kerikil yang lebih dalam karena adanya kecepatan air. Ketika

lapisan kerikil tersumbat, kecepatan pengikisan permukaan memaksa peningkatan kekeruhan hingga tidak ada material tambahan yang dapat disisihkan, sehingga beberapa material dapat lolos melewati lapisan kerikil yamg menyebabkan

penampilan kekeruhan pada pengeluaran. Seperti yang diungkapkan dalam salah satu

(14)

mekanisme penyisihan partikel dalam media granular terdapat proses adhesion

(pelekatan).

Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan diketahui bahwa pada

gravel kecepatan 0.3 m/jam penurunan kekeruhan tidak mengalami pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi penurunan tingkat kekeruhan (analisa kekeruhan sub a).

Akan tetapi ada perbedaan nilai efesiensi antara gravel pertama dan gravel kedua,

sehingga dapat diketahui bahwa efesiensi yang tinggi diperoleh oleh gravel kedua hal ini disebabkan ukuran gravel kedua lebih kecil dari pada gravel pertama.

Seperti halnya pada variasi gravel kecepatan 0,9 m/jam. Untuk gravel pertama (19; 15,8; 11,1) mm tingkat efesiensi penurunan kekeruhannya 45.23-61.29%. Pada gravel kedua (11,1; 6,3; 2,3) mm tingkat efesiensi penurunan kekeruhannya 66.76-

ia variasi

72.43%

Dari hasil uji statistik yang dilakukan pada analisa kekeruhan (lihat sub c), diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap efesiensi tingkat penurunan

kekeruhan. Penurunan yang paling efektif dicapai pada gravel kedua hal ini

disebabkan ukuran kerikil yang lebih kecil dari pada ukuran kerikil pada gravel

pertama.

Untuk Variasi gravel kecepatan 0.6 m/jam. Gravel pertama (19; 15.8;

1l.Dmm penurunan kekeruhan 31.23-59.08% sedangkan gravel kedua (11.1; 6.3;

2.3)mm diperoleh efesiensi 17.46-36-76%

(15)

Dari hasil uji statistik yang dilakukan diketahui ada pengaruh yang signifikan terhadap efesiensi tingkat penurunan kekeruhan (analisa kekeruhan sub b).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada kecepatan 0.3 m/jam dan 0.9 m/jam

dapat diketahui bahwa gravel kedua adalah gravel yang terbaik, tetapi pada kecepatan

0.6 m/jam didapat gravel pertama adalah gravel yang paling baik Hal ini disebabkan

pada gravel kedua, inlet kekeruhannya sedang, kurang dari 150, untuk inlet kurang

dari 150 NTU hasil yang dicapai akan baik bila kecepatannya semakin kecil dan inlet keruh (150-500 NTU) akan mencapai hasil yang baik bila kecepatannya semakin

besar (Martin W, 1996).

Dari variasi gravel yang telah diuji dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh variasi gravel terhadap penurunan kekeruhan. Dan gravel yang paling baik diperoleh pada gravel kedua. Seperti yang diungkapkan oleh (Huisman, 1975) bahwa

semakin kecil butiran penyaring maka kualitas effluen menjadi lebih baik.

Untuk variasi gravel pertama (19;15.8;1 l.l)mm dengan perbedaan kecepatan

aliran untuk kecepatan 0.3 m/jam efesiensi kekeruhan 29.04-57.98%, kecepatan 0.6

m/jam efesiensi kekeruhan 31.23-59.08%, kecepatan 0.9 m/jam efesiensi kekeruhan 45.23-61.29%. Pada Variasi ini inlet lebih dari 150 NTU sehinga kekeruhan mengalami peningkatan nilai efesiensi hal ini disebabkan dengan semakin bertambahnya kecepatan maka efesiensi yang diperoleh akan semakin tinggi.

Dari hasil uji statistik yang dilakukan bahwa ada pengaruh variasi kecepatan aliran terhadap penurunan kekeruhan hal ini terlihat pada analisa kekeruhan (lihat sub d) dan kecepatan yang efektifdiperoleh oleh kecepatan dan 0.9 m/jam.

(16)

Untuk variasi gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm dengan perbedaan kecepatan aliran untuk kecepatan 0.3 m/jam efesiensi kekeruhan 46.03-61.75%, kecepatan 0.6 m/jam efesiensi kekeruhan 17.46-36.76%, kecepatan 0.9 m/jam efesiensi kekeruhan 66.76-72.43%. Pada variasi ini diketahui bahwa ada pengaruh antara kecepatan 0.3

m/jam dengan 0.6 m/jam, hal ini disebabkan pada kedua inlet tesebut kurang dari 150. Dan ada pengaruh antara 0.6 m/jam dengan 0.9 m/jam hal ini disebabkan pada

kecepatan 0.9 m/jam inlet lebih dari 150.

Dari hasil uji statistik diketahui ada pengaruh yang signifikan antara variasi

kecepatan aliran terhadap penurunan kekeruhan terlihat pada analisa kekeruhan (lihat sub e). Pencapaian hasil yang baik di capai oleh kecepatan 0.3 m/jam dan 0.9 m/jam.

Dari variasi-variasi yang telah dilakukan kecepatan aliran berpengaruh

terhadap penurunan kekeruhan. Dan efesiensinya yang paling baik diperoleh

kecepatan aliran 0.3 m/jam dan 0.9 m/jam, Hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi

sungai yang ada.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa efesiensi dari

horizontalflow roughingfilter tidak seperti penelitian sebelumnya. Untuk penelitian sebelumya efesiensi untuk kekeruhan mencapai 90% (Martin, W1996). Hal ini

terjadi karena pada penelitian sebelumnya, penggunaan pretreatment horizontalflow

roughingfilter ada dua unit seperti yang telah dilakukan oleh pabrik penanganan air

La Javeriana's memulai di sungai Pance, menggunakan 2 unit horizontal flow

roughingfilter dengan kecepatan pretreatment pertama 1.3 m/jam dan pretreatment

kedua 0.6 m/jam . Kemudian penelitian kedua di Bangkok, Thailand menggunakan

(17)

horizontalflow roughingfilter dengan tujuh lapis saringan kerikil, yang ketiga pabrik di laka-laka didaerah Andean dengan kekeruhan sedang menggunakan satu unit horizontal flow roughing filter akan tetapi tiap-tiap kompartemen diberi tambahan

tawas sehingga air yang keluar dari effluent jernih. Disamping itu horizontal flow roughingfilter tidak dapat menyaring koloid dengan baik sehingga perlu penambahan koagulan atau saringan pasir cepat untuk mengurangi kekeruhan. (Martin W,1996).

4.2.1 TSS

Penurunan konsentrasi TSS dapat terjadi karena didalam horizontal flow roughingfilter terjadi proses mekanisme fisik yairu penyaringan. Proses penyaringan ini akan meremoval partikel-partikel yang lebih besar dari pori atau celah media filter. Ketika air permukaan melewati media gravel maka TSS akan tertahan pada pori

atau celah- celah gravel. Menurut (Metcalf dan Eddy, 1991) proses filtrasi pada saringan terdiri dari beberapa mekanisme yaitu proses straining (penyaringan), sedimentation (pengendapan), impaction (benturan), interception (penahanan), adhesion (pelekatan), chemical and physical adsorption, flocculation, dan biological growth. Penurunan konsentrasi TSS akan menyebabkan penurunan kekeruhan.

Pada variasi gravel pertama (19; 15,8; 11,1) mm dan gravel kedua (11,1; 6,3;

2,3) pada kecepatan 0,3 m/jam didapat efesiensi penurunan TSS. Pada gravel pertama dapat dilihat dari grafik 4.6 bahwa tingkat TSS terjadi pada waktu 1jam hingga 5jam yaitu efesiensi TSS yang dihasilkan 45.21-76.06%. Pada jam ke 6 sampai 8 terjadi

(18)

penurunan TSS penurunannya masih signifikan sehingga filter masih dikatakan baik untuk beroperasi.

Pada gravel kedua dapat dilihat pada grafik 4.6 tingkat kekeruhan terjadi pada jam pertama hingga 5 jam berikutnya untuk TSS efesiensinya 60.94-85.88%. Untuk gravel kedua setelah melewati waktu operasi 6 jam terjadi penurunan kualitas efesiensi secara drastis. Perubahan ini disebabkan terjadinya penurunan kemampuan saringan kerikil dalam menyaring partikel-partikel kasar dan halus dalam air

permukaan. Seperti yang dinyatakan oleh (Brault & Monod,1991 ) bahwa penurunan kemampuan pasir untuk menyaring disebabkan adanya proses penghalangan secara

bertahap dari celah media filter.

Penurunan TSS juga disebabkan adanya pengikisan material pada permukaan media kerikil karena partikel dan flokulan belum terikat secara kuat pada permukaan media penyaring, sehingga kikisan tersebut jatuh dan terdorong kelapisan kerikil yang

lebih dalam karena adanya kecepatan air.

Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan diketahui bahwa pada variasi gravel kecepatan 0.3 m/jam penurunan TSS tidak mengalami pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi penurunan tingkat TSS (analisa TSS sub a). Akan tetapi ada perbedaan nilai efesiensi antara gravel pertama dan gravel kedua, sehingga dapat diketahui bahwa efesiensi yang tinggi diperoleh oleh gravel kedua hal ini disebabkan ukuran gravel kedua lebih kecil dari pada gravel pertama.

(19)

Seperti halnya pada variasi gravel kecepatan 0.9 m/jam gravel pertama (19;

15.8; ll.l)mm penurunan TSS 73.03-84.27%) sedangkan gravel kedua (11.1; 6.3;

2.3)mm diperoleh efesiensi 71.71-94.68%.

Dari hasil uji statistik yang dilakukan pada analisa TSS (lihat sub c) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara gravel pertama dan gravel kedua. Dan hasil yang paling baik dicapai pada gravel kedua karena ukuran gravel kedua lebih kecil dari

pada gravel pertama.

Untuk Variasi gravel kecepatan 0.6 m/jam. Gravel pertama (19; 15.8;

ll.l)mm penurunan TSS 44.21-75.26% sedangkan gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm

diperoleh efesiensi 31.23-59.08%

Dari hasil uji statistik terlihat pada analisa TSS (lihat sub b) bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan TSS. Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada kecepatan 0.3 m/jam dan 0.9 m/jam dapat diketahui bahwa gravel kedua adalah gravel yang terbaik, tetapi pada kecepatan 0.6 m/jam didapat gravel pertama adalah gravel yang paling baik Hal ini sama seperti pada pembahasan kekeruhan variasi kedua karena sebagian besar kekeruhan pada umumnya ditimbulkan oleh zat tersuspensi dan koloid. Sehingga jika zat tersuspeni turun

kekeruhanpun akan turun.

Dari variasi gravel yang telah diuji dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh variasi gravel terhadap penurunan TSS. Dan gravel yang paling baik diperoleh pada gravel kedua. Seperti yang diungkapkan oleh (Huisman, 1975) bahwa semakin kecil butiran penyaring maka kualitas effluen menjadi lebih baik

(20)

Untuk variasi gravel pertama (19;15.8;1 l.l)mm dengan perbedaan kecepatan aliran untuk kecepatan 0.3 m/jam efesiensi TSS 45.21-76.06%), kecepatan 0.6 m/jam efesiensi T1SS 44.21-75.26%), kecepatan 0.9 m/jam efesiensi TSS 73.03-84.27%.

Dari hasil uji statistik yang dilakukan bahwa ada pengaruh variasi kecepatan aliran terhadap penurunan TSS hal ini terlihat pada analisa TSS (lihat sub d) dan kecepatan yang efektif diperoleh oleh 0.9 m/jam.

Untuk variasi gravel kedua (11.1; 6.3; 2.3)mm dengan perbedaan kecepatan aliran untuk kecepatan 0.3 m/jam efesiensi TSS 60.94-85.88%, kecepatan 0.6 m/jam efesiensi TSS 36.47-56.47%), kecepatan 0.9 m/jam efesiensi TSS 71.71-94.68%.

Dari hasil uji statistik diketahui ada pengaruh yang signifikan antara variasi kecepatan aliran terhadap penurunan TSS terlihat pada analisa TSS (lihat sub e).

Pencapaian hasil yang baik di capai oleh kecepatan 0.3 m/jam dan 0.9 m/jam.

Dari variasi-variasi yang telah dilakukan kecepatan aliran berpengaruh terhadap penurunan TSS. Dan efesiensinya yang paling baik diperoleh kecepatan aliran 0.3 m/jam dan 0.9 m/jam. Pada penelitian ini TSS tidak mencapai penurunan sebesar 97.5% atau sekitar 3-5 mg/l (Martin W, 1996).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menggunakan 60 ekor ayam pedaging, dua puluh ekor ayam di awal penelitian diambil darahnya untuk pengamatan titer antibodi asal induk terhadap infeksi virus

Peningkatan hasil belajar peserta didik diduga krena siswa sudah terbiasa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal lain adalah motivasi guru

Pengaruh Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Selai Lembaran Nanas, Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian

Skripsi yang berjudul “ Perbandingan Metode Pembukuan dan Norma dalam Penghitungan Penghasilan Neto serta Faktor-faktor Penghambat Penggunaan Pembukuan bagi Wajib

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah jenis, indeks kekayaan jenis, indeks keanekaragaman, dan indeks kemerataan tumbuhan bawah yang ditemukan pada

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

MORAL adalah ajaran yang berisi nilai dan norma untuk mengatur sikap dan tingkah laku manusia agar dapat.. melaksanakan perbuatan baik