• Tidak ada hasil yang ditemukan

REAKTOR BIOGAS SAMPAH ORGANIK UNTUK MENGHASILKAN GAS METANA (CH4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REAKTOR BIOGAS SAMPAH ORGANIK UNTUK MENGHASILKAN GAS METANA (CH4)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

REAKTOR BIOGAS SAMPAH ORGANIK UNTUK MENGHASILKAN GAS METANA (CH 4 )

Paulus L. Gareso

1,*

, S. Dewang

1

, S.P. Paembonan

1

dan Abd Wahid Wahab

2

1

Laboratorium Material dan Konversi Energi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanudin, Makassar 90245

2

Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanudin, Makassar 90245

*E-mail: [email protected]

Diterima 17 November 2009, disetujui untuk diterbitkan 21 Maret 2010

ABSTRACT

A simple desing of organic waste reactor has been done. Beside to design the biogas reactor, this research also aims to identify the gas content as well as to find the optimum temperature and pH in the production of methane. The result showed that the reactor was able to produce the methane with a concentration of 55% while the other gases found were H

2

S and CO. The flame test showed that the methane produced can be used for 28 min. with the volume burnt was 0.032 m

3

.

Keywords: biogas reactor, organic waste, methane

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang disain sederhana reaktor biogas sampah organik. Dalam penelitian ini, selain mendisain reaktor biogas, juga untuk mengidentifikasi kandungan gas serta mencari suhu dan pH optimal yang dapat menghasilkan gas metana yang baik. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa reaktor biogas dapat menghasilkan gas metana dengan konsentrasi sebesar 55% dan gas sisanya adalah H

2

S dan CO. Uji nyala menunjukkan bahwa gas metana dapat dibakar selama 28 menit dengan volume pembakaran gas sebanyak 0,032 m

3

.

Kata kunci : reaktor biogas, sampah organik, gas metana (CH

4

)

1. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengarahkan kehidupan untuk

dapat memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di alam semesta untuk dapat dikelolah demi untuk

kepentingan umat manusia

1,2)

. Bukan hanya potensi sumber alam yang dapat dikelolah oleh manusia, tetapi

juga termasuk sampah dapat dikelolah dan dimanfaatkan untuk menyediakan sumber energi bagi

kelangsungan kehidupan manusia

1,2)

. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi juga

akan semakin meningkat. Penyediaan sumber energi selama ini hanya bergantung pada minyak bumi yang

dari tahun ketahun semakin berkurang. Ditambah dengan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan bakar

ini yakni meningkatnya kandungan CO

2

di atmosfir hasil ini emisi karbon dari hasil pembakaran bahan bakar

ini, sehingga dapat membahayakan kelangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di bumiBerbagai

upaya telah digunakan manusia dalam mencari energi pengganti (alternatif) untuk menghindari manusia akan

kebergantungannya terhadap minyak bumi. Salah satunya adalah Biogas. Biogas adalah salah satu energi

yang dapat dikembangkan mengingat bahan bakunya sangat banyak tersedia

1-8)

. Umumnya bahan baku

biogas adalah berupa kotoran ternak dan sampah organik yang dihasilkan dari kegiatan manusia seperti

makanan sisa, sayur-sayuran, buah-buahan, jerami padi dan lain lain

1,2,7,8)

. Karena biogas tidak membakar

BBM atau kayu, maka sumber daya alam terutama hutan dapat diselamatkan. ini berarti, aspek hidrologi, iklim

mikro, penyelamatan sumber daya alam dan komponen-komponen lingkungan lainnya yang dibutuhkan

(2)

manusia dapat lebih dijamin. Selain itu, pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan dari kegiatan manusia.

Umumnya biogas yang dihasilkan dari proses pembusukan ini terdiri dari : CH

4

(metana) sebesar 60- 70%, CO

2

(karbon dioksida) sebesar 20-30%, O

2

(oksigen) sebesar 1-4%, N

2

sebesar 0,5-3%, CO (karbon monoksida) sebanyak 1%, dan H

2

S (kurang dari 1%)

3,5)

. Campuran biogas ini menjadi mudah terbakar jika memiliki kandungan gas metana lebih dari 50%

3)

. Apabila gas ini dibakar maka akan berwarna biru dan menghasil banyak energi panas. Satu meter kubik biogas setara dengan 5.200-5.900 Kcal atau apabila dipakai untuk memanaskan air dapat meningkatkan 130 Kg air dari 20 derajat sampai mendidih atau menyalakan lampu 50-100 watt selama 6 jam

5)

. Pada penelitian ini bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan biogas adalah sampah organik seperti sayur-sayur dan jerami padi. Bahan baku ini masih sangat sedikit yang diteliti oleh para peneliti bila dibandingkan dengan bahan kotoran ternak. Sekalipun proses pembentukan biogas yang dihasilkan dari bahan sampah organik relatif lebih lama dibandingkan dengan kotoran ternak, akan tetapi bahan baku ini sangat penting untuk diolah menjadi biogas mengingat sampah perkotaan banyak yang berasal dari sampah organik. Dengan demikian pengelolahan sampah ini akan sangat berguna bagi kehidupan kota terutama lingkungan kota semakin bersih, bebas dari bau yang tidak sedap serta dapat membunuh berbagai macam penyakit yang terdapat pada sampah. Juga pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi gas dari hasil biogas, mencari temperatur dan pH yang optimum untuk menghasilkan gas metana yang baik. Selain itu akan dilakukan uji nyala.

2. METODE PENELITIAN

Disain reaktor biogas yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari dari air gallon dengan volume 20 L. Galon ini diperlengkapi dengan pipa paralon (d = 20 mm), termometer, selang, kran air dan bola plastik sebagai gas storage. Untuk penyiapan bahan, sebelum dimasukkan ke dalam reaktor, sampah organik harus dipotong kecil-kecil, dengan ukuran ± 3 cm. Bila sampah organik yang digunakan masih dalam keadaan segar, bahan ini dimasukkan ke dalam plastik selama kurang lebih 48 jam. Hal itu bertujuan agar proses pembusukan bisa lebih cepat sehingga proses penguraian sampah bisa lebih cepat.

Sampah yang sudah disiapkan tersebut, kemudian dicampur dengan air. Ada 5 komposisi campuran bahan dengan air adalah berturut-turut 12:0, 12:1, 12:2, 9:3 dan 6:12. Agar campurannya homo-gen, maka campuran ini kemudian diaduk dan berikutnya dimasukkan ke dalam reaktor dan pada inlet rekator ditutup agar tidak terjadi interaksi dengan udara luar (anaerob environment)

3,4)

. Bahan yang sudah dimasukkan ke dalam reaktor/digester kemudian diamati temperaturnya setiap hari. Hal ini sangat penting mengingat temperatur sangat menentukan dalam pembentukan gas metana. Oleh karena itu, pengamatan temperatur juga dilakukan pada malam hari. Seperti diketahui bahwa malam hari temperatur reaktor menurun secara signifikan, sehingga perlu dilakukan pemanasan pada reaktor untuk menjaga kestabilan suhu dalam reaktor.

Bila dalam beberapa hari (7 hari) belum nampak gas bio, maka perlu untuk dimasukkan stater (lumpur) yang berfungsi sebagai bakteri yang membantu proses pembentukan gas bio dalam reaktor. Setelah beberapa hari (9-10 hari) sudah nampak adanya kandungan gas dalam tempat penyimpanan gas. Hasil gas ini kemudian dilakukan uji kandungan gas. Selain itu sampel diambil untuk diukur kadar pHnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan yang dimasukkan kedalam reaktor setelah beberapa hari dilakukan pemanasan, penampung

gas (gas storage)

3,4)

. Beberapa hari berikut plastik penampung semakin besar. Hal ini menandakan bahwa

gas yang dihasilkan semakin banyak. Bahan yang ada dalam reaktor akan terdorong ke atas akibat tekanan

gas lebih besar pada bagian bawah dibandingkan dengan diatas. Dengan demikian proses pencampuran

bahan dengan air tidak lagi homogen, sehingga perlu diaduk lagi agar sampah dan air bisa bercampur

homogen. Tujuan dari pengadukan adalah untuk menyeragamkan suhu dalam reaktor. Penyeragaman suhu

dalam reaktor sangat penting agar pertumbuhan bakteri bisa lebih merata dan cepat. Semakin cepat bekteri

anaerob berkembang akan menyebabkan produksi gas metana juga akan semakin cepat. Selain berfungsi

untuk menyeragamkan suhu dalam reaktor, pencampuran tersebut bertujuan untuk mencegah agar air tidak

(3)

mengalir ke penampungan gas. Bila itu tidak dilakukan, gas yang tercampur dengan air tidak dapat menyalah secara maksimal.

Proses pembentukan gas sudah mulai terjadi pada hari keempat hingga hari ketujuh akan tetapi gas yang dihasilkan masih mengandung lebih banyak CO

2

. Hal ini dapat diketahui dengan cara melakukan uji nyala

4)

. Apabila dalam uji nyala, gas yang dihasilkan belum bisa terbakar, maka ini menunjukkan kadar CO

2

masih lebih besar dari CH

4

. Pada hari ke – 8 dan ke – 9 kandungan CO

2

mulai lebih kecil dari CH

4

. Hal itu dapat diketahui karena pada saat dilakukan uji nyala dimana gas yang dikeluarkan masing – masing ± 30%

hanya terjadi semburan. Pada hari ke-10 kandungan CH

4

sudah lebih banyak dari CO

2

. Pembentukan gas metana menjadi maksimum pada hari ke-11 sampai ke-13. Setelah itu pembentukan gas akan berkurang pada hari ke-14 sampai ke-16 hingga akhirnya reaktor tidak lagi menghasilkan gas pada hari ke-17 dimana pada saat itu bahan sudah tidak dapat lagi digunakan. Pada hari terakhir, sampah yang ada dalam reaktor telah berubah warna menjadi agak hitam dan telah hancur. Bahan sudah tidak mengandung zat – zat yang dapat diurai oleh bakteri metanaogen. Dengan demikian dapat diketahui bahwa wakrtu yang diperlukan mulai dari penyediaan bahan sampai terbentuknya gas adalah sekitar 16 hari. Berarti waktu tersebut lebih cepat dibandingkan waktu pembentukan gas secara teori. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal diantaranya adalah komposisi bahan, suhu, keasaman (pH) dan jenis bahan organik yang digunakan.

Tabel 1. Kandungan gas dalam reaktor biogas yang didisain

No. Para- meter

Perbandingan Vol sampah dan air

Konsentrasi (%)

1. (CO) 12 : 0 31,8

12 : 1 15,2

12 : 2 11,4

9 : 3 9,1

6 : 12 2,5

2. (H

2

S) 12 : 0 1,44

12 : 1 0,6

12 : 2 0,35

9 : 3 0,3

6 : 12 0,2

3. (CH

4

) 12 : 0 < 55 12 : 1 < 55 12 : 2 < 55 9 : 3 < 55

6 : 12 60

Dari hasil pengukuran yang ditunjukkan pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa perbedaan perbandingan komposisi bahan menyebabkan perbedaan komposisi gas yang dihasilkan. Pada komposisi 12 : 0 (liter) diperoleh kandungan CO dan H

2

S adalah masing-masing sebesar 31,8 % dan 1,44 %. Pada komposisi 12 : 1 diperoleh kandungan CO sebesar 15,2 % dan H

2

S sebesar 0,6 %. Pada Komposisi 6 : 12 diperoleh kandungan CO sebesar 2,5 % dan H

2

S sebesar 0,2 %. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kandungan gas CO dan H

2

S dapat dikurangi dengan pengelolaan sampah secara tepat untuk menghasilkan metana.

Selain, suhu dan pH, perbandingan bahan baku dengan air juga sangat berpengaruh pada pembentukan gas

dan kandungan gas yang dihasilkan. Dari data diatas dapat diketahui bahwa pada keadaan dimana komposisi

bahan lebih besar dari air, tidak terbentuk gas metana. Dan dilain pihak dengan komposisi air lebih besar dari

bahan maka terbentuk gas. Kemungkinan penjelasan dari hasil ini adalah dengan relatif banyaknya air, maka

(4)

proses perkembang biakan bakteri lebih mudah karena air yang berfungsi sebagai medium dapat membantu terbentuknya gas metana.

Gambar 1 memperlihatkan grafik konsentrasi (%) kandungan gas terhadap komposisi bahan yang diperoleh berdasarkan pada Tabel 1. Seperti yang diamati pada grafik ini, nampak sangat jelas bahwa untuk kandungan gas CO mengalami penurunan yang relatif signifikan dalam konsentrasi dari 33% pada komposisi 12:0 menjadi 0,6 % pada komposisi 6:12. Sebaliknya pada gas metana hal ini memperlihatkan trend peningkatan dari 0% menjadi 55%. Hasil ini menunjukkan bahwa pembentukan gas CO lebih optimal pada komposisi tersebut dibandingkan dengan metana sehingga pada uji nyala tidak nampak terbentuknya pembakaran saat gas bio dinyalakan.

Gambar 1. Grafik perbandingan komposisi bahan (liter) terhadap konsentrasi gas CH

4

, CO dan H

2

S.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan proses pembentukan gas metana dalam reaktor tidak terbentuk. pH, suhu dalam reaktor, ratio C/N dan nutrisi, merupakan faktor yang cukup menentukan untuk pembentukan gas metana. Studi sebelum-nya telah melaporkan bahwa nilai pH dan suhu yang optimal berkisar pada 7,2-7,5 dan 35-40

o

C. Pada kisaran ini bakteri anaerob dapat hidup dan berkembang dengan optimal. Bila nilai ini dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada penelitian sebelumnya

9)

terlihat bahwa pH optimal yang diperoleh sedikit lebih besar dengan studi tersebut yakni berkisar 1, sedangkan untuk suhu optimal berada pada range yang telah ditetapkan, yakni pada suhu 36

o

C. Nilai perbedan pH (sekitar 1) yang diperoleh dari penelitian ini, tidak mempengaruhi secara signifikan pembentukan gas metana.

Tabel 2. pH dan suhu yang terukur untuk masing-masing komposisi bahan dan air.

No.

Perbandingan Volume sampah

dan air (ltr)

pH Suhu

(°C)

1 12 : 0 6,2 29

2 12 : 1 5,8 30

3 12 : 2 5,4 32

4 9 : 3 6,3 33

5 6 : 12 7,5 36

Selanjutnya apabila ditelaah lebih jauh lagi mengenai hasil yang didapat (lihat Tabel 2) untuk

keempat komposisi, nilai pH dan suhu reaktor lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil studi sebelumnya.

(5)

Kondisi dari keempat komposisi ini tidak mendukung sebagai syarat terbentuknya gas metana. Hasil yang diperoleh ini juga sesuai dengan uji nyala yang dilakukan. Dalam uji ini, terlihat bahwa empat komposisi yang diperlihatkan dalam tabel yang pH dan suhu tidak berada dalam nilai optimal, tidak terbakar saat dilakukan test. Akan tetapi, untuk komposisi 6:12 dengan dengan pH =7.5 dan suhu 36

o

C, gas bio yang dihasilkan dapat dengan mudah terbakar (lihat Tabel 3).

Tabel 3. Hasil uji nyala

No.

Vol sampah :

air (ltr)

Terbakar

Durasi (menit) Tidak Ya

1 12 : 0 √ 0

2 12 : 1 √ 0

3 12 : 2 √ 0

4 9 : 3 √ 0

5 6 : 12 √ 28

Untuk pengujian nisbah C/N, dalam penelitian ini tidak dilakukan penghitungan dikarenakan keterbatasan peralatan yang digunakan untuk identifikasi gas lainnya seperti Oksigen dan Nitrogen. Akan tetapi hasil yang diperoleh sudah menunjukkan adanya konfirmasi tentang nilai optimal untuk pH dan suhu reaktor yang sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.

4. KESIMPULAN

Disain sederhana reaktor biogas sampah organik untuk menghasilkan gas metana (CH

4

) telah dilakukan. Hasil identifikasi gas menunjukkan bahwa komposisi bahan sampah organik dan air (6:12) menghasilkan gas metana (CH

4

) sekitar 55%. Sedangkan untuk 4 komposisi lainnya hanya memproduksi gas H

2

S dan CO. Suhu dan pH optimal dalam reaktor berada pada 36

o

C dan 7.6. Berdasarkan uji nyala, gas metana dapat dibakar selama 28 menit dengan volume 0,032 m

3

.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan rasa penghargaan yang tinggi kepada Pendidikan Tinggi (DIKTI)-DP2M yang atas dukungan dana pada penelitian Biogas dengan bahan baku sampah-organik

DAFTAR PUSTAKA

1. Demirbas, A. 2006. Biogas production from the organic fraction of municipal solid waste. Energ. Sourc.

Part A: Recov., Utiliz., Environmen. Effects, 28 (12), 1127 – 1134.

2. Lastella, G., Testa, C., Cornacchia, G., Notornicola, M., Voltasio, F. and Sharma, V.K. 2002. Anaerobic digestion of semi-solid organic waste: biogas production and its purification. Energy Conv. Manage., 43 (1), 63-75.

3. Forst, C. 2002, Biogas digester horizontal, Echo Appropriate Technologi, USA.

4. Gerardy, M.H. 2003. The microbiology of anaerobic digesters, John Wiley and Sons, Inc, New Jersey.

5. Hermawan, B., Qadariah, L., Candrarini, P. dan Putra, S.E. 2008. Sampah organik sebagai bahan baku

(6)

biogas. Available from:http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=31. Diakses 4 Februari 2008.

6. Wahyuni, S. 2009. Biogas. Penebar Swadaya, 96 hal.

7. Sahlström, L. 2003. A review of survival of pathogenic bacteria in organic waste used in biogas plants.

Bioresour. Technol., 87 (2), 161-166.

8. Van Herle, J., Membres, Y. and Bucheli, O. 2004. Biogas as a fuel source for SOFC co-generators. J.

Power Sourc., 127 (1-2), 300-312.

9. Hanton, S.L., Chatre, L., Renna, L., Matheson, L.A. and Brandizzi, F. 2007. De novo formation of plant

endoplasmic reticulum export sites is membrane cargo-induced and signal-mediated. Plant Physiol.,

143, 1640–1650.

Gambar

Tabel 1. Kandungan gas dalam reaktor biogas yang didisain
Gambar 1. Grafik perbandingan komposisi bahan (liter) terhadap konsentrasi gas CH 4 , CO dan H 2 S
Tabel 3. Hasil uji nyala

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perbedaan antara rantai pasokan nelayan tangkap di Kota Manado dan Kota Bitung seperti hasil observasi yang didapat adalah kelompok nelayan tangkap di Kota Manado bisa menjual

Kata kunci : Daya ingat, Layanan Penguasaan Konten dengan media mind map Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap siswa dan guru kelas IV di SD IV Bae

Jika ada yang membantah pernytaan tersebut, juga tidak bisa ada salahnya dengan pandangan bahwa tidak semua pejabat publik yang memiliki mental untuk melakukan

Keluarga merupakan suatu sistem, maka jika terdapat gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga maka dapat menyebabkan gangguan jiwa pada anggota keluarga

Foto/Gambar Jenis Jenis Nama Nama Produk Produk Harga Harga Shower Shower Cebok Cebok ONDA S 75 ONDA S 75 MCS MCS Rp.A. Shower Shower Cebok Cebok ONDA S 75 ONDA S 75 WCS

Menurut Dwi Prasetyo Utomo (Utomo, 201) Virtualisasi adalah sebuah teknologi, yang memungkinkan anda untuk membuat versi virtual dari sesuatu yang bersifat

Jawaban: tujuan customer relationship management yang kita terapkan ya lebih kepada melayani buyer itu sendiri dengan sebaik mungkin, sekarang kan pesaing kita makin