• Tidak ada hasil yang ditemukan

berturut-turut diuraikan tentang : Metode Penelitian,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "berturut-turut diuraikan tentang : Metode Penelitian,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III Metodologi Penelitian ini,

berturut-turut diuraikan tentang : Metode Penelitian,

Sampel Penelitian, Prosedur Analisis Data, dan

Signifikansi Hasil Penelitian.

A. Metode Penelitian

Seperti dijelaskan pada bab I bahwa tujuan pokok dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis kreativitas Kepala Sekolah dalam mengem bangkan kegiatannya sebagai administrator pada Seko lah Dasar dalam Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru Propinsi Riau. Dengan kata lain bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pengertian tentang suatu peristiwa atau perilaku manusia yang berperan sebagai administrator pendidikan dalam mengembangkan kegiatannya pada Sekolah Dasar tersebut. Untuk menca pai tujuan semacam itu, maka penelitian ini paling

cocok menggunakan pendekatan kualitatif ( lihat Cook

dan Reichardt, 1982:10); atau Bogdan dan Biklem,

1982:31).

Penelitian kualitatif sering disebut dengan

metode etnografik, metode fenomenologis atau metode naturalistik. Metode penelitian semacam ini mempunyai

110

(2)

lima karakteristik utama yang dijadikan acuan bagi

seluruh proses penelitian ini. Kelima karakteristik yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982:27-28)

sebagai berikut :

1. Qualitative research has the natural setting

as he direct source of data and the resear

cher is the key instrument.

2. Qualitative research is decriptive

3. Qualitative reaserch are concerned with

process rather than simply with outcomes or

products.

4. Qualitative researchers tend to analyze their

data inductively.

5. Meaning is of essential concern to the quali

tative approch.

Dengan karakteristik pertama, peneliti

sendiri menggali data atau informasi secara langsung

dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan suatu "perlakuan" seperti pada penelitian eksperimen.

Maksud pendekatan semacam ini adalah agar dapat

diperoleh suatu gambaran tentang fenomena perilaku

peranan seseorang dalam pengembangan kegiatannya.

Karakteristik ini menempatkan peneliti sebagai

instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Rasional dari karakteristik ini adalah karena manusi

(peneliti) mempunyai adaptabilitas yang tinggi,

senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah, dan dapat senantiasa memperhalus

pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data yang

a

(3)

112

terinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. (Nasution, 1988, 1988:54-55).

Karakteristik kedua, mengisyaratkan bahwa data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung dalam. bentuk kata-kata daripada angka-angka, dan

hasil analisisnyapun berupa uraian (Miles dan Huberman, 1984:15). Jadi laporan penelitian kualitatif kaya dengan deskripsi dan penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus pene litian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam penelitian kualitatif sama sekali bebas dari laporan

yang berbentuk angka-angka tadi.

Karakteristik ketiga, menunjukkan bahwa pen gambilan sampel harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian jumlah sampel tergantung pada pertimbangan kelengkapan informasi yang

diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988: 32-33)

menjelaskan bahwa untuk memperoleh informasi tertentu, sampling dapat diteruskan sampai dicapai taraf "redundancy", ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informan baru yang berarti. Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah ditemukan pola

tertentu dari informasi yang dikumpulkan.

(4)

113

Karakteristik keempat dan kelima, berimplikas- ikan bahwa analisis dalam penelitian kualitatif ini bukan bertujuan untuk memperoleh generalisasi, tetapi data dianalisis secara induktif untuk dicari

"keajengan" atau polanya; untuk selanjutnya dicari

makna dari pola tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian ini bersifat idiografik, lebih mementing-

kan makna dalam konteks ruang dan waktu.

B. Sampel Penelitian

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu responden atau informan disesuaikan dengan tujuan penelitian dan dilakukan dengan cermat. Sesuai dengan tujuan peneli tian, maka yang dijadikan informan utama adalah para kepala sekolah yang tidak mengikuti Pelatihan Jabatan Calon Kepala SD dan telah diangkat sebagai Kepala SD di Kotamadya Pekanbaru. Kepala SD yang dimaksud adalah Kepala SD Negeri 002 Cinta Raja - Kecamatan Sail, Kepala SD Negeri 013 Wonorejo - Kecamatan Sukajadi, Kepala SD Negeri 015 Meranti Pandak - Kecamatan Rumbai, Kepala SD Negeri 016 Sekip - Kecamatan Limapuluh dan Kepala SD Negeri 021 Kampung

Baru - Kecamatan Senapelan.

Sampel dipilih sesuai dengan masalah peneli

tian ini adalah lima orang Kepala SD dan tiga orang

(5)

114

Guru pada tiap-tiap sekolah tersebut sebagai memb chek,sehingga jumlahnya 20 orang (5 Ka SD dan 15Gr)

C. Teknik Pengumpulan Data

e r

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah; Wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Ketiga teknik tersebut digunakan

untuk memperoleh informasi yang saling menunjang atau

melengkapi tentang kreativitas kepala sekolah dalam

mengembangkan kegiatannya sebagai administrator di

sekolah dasar. Adapun instrumen penelitiannya adalah

diri peneliti sendiri (human instrument).

Dalam wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

terbuka. Pedoman ini dimaksudkan untuk menjaga agar

wawancara dapat berlangsung tetap pada konteks

permasalahan penelitian.

Untuk melengkapi informasi dari wawancara tadi, dan sekaligus untuk melakukan recheck atau triangulasi, maka dilakukan pula observasi dan studi' dokumentasi dengan melihat peristiwa-peristiwa dan catatan-catatan atau laporan tentang kreativitas kegiatan yang dilakukan oleh sampel penelitian.

Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 73-74),

"keberhasilan suatu penelitian naturalistik atau

(6)

kualitatif sangat tergantung kepada ketelitian dan kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun peneliti, peneliti melengkapi diri dengan buku catatan. Buku catatan tersebut digunakan agar

dapat mencatat hasil wawancara selengkap mungkin".

D. Pelaksanaan Penelitia n

Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif secara

garis besarnya dibedakan atas tiga tahap, yaitu : 1) tahap orientasi, 2) tahap eksplorasi, dan 3) tahap

memberchek (Nasution,1988: 33-34). Untuk itu peneli

tian ini mengikuti ketiga tahap tersebut.

1- Tahap Orientasi

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai masalah yang hendak diteliti. Hal ini sekali gus untuk memantapkan disain dan menentukan fokus penelitian berikut nara- sumbernya. Pada tahap ini peneliti mengadakan Persiapan pengumpulan data dengan menempuh langkah-

langkah sebagai berikut :

a- Melakukan pendekatan terhadap lembaga dan instansi terkait yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh informasi dan' gambaran yang jelas

mengenai lokasi penelitian.

(7)

116

b. Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi

untuk responden yang tentu saja telah dikonsul-

tasikan dengan pembimbing terlebih dahulu.

c Menghubungi setiap Kepala SD dan guru-guru yang

menjadi obyek penelitian untuk mengadakan -negosiasi dan mendapatkan persetujuan mengenai jadwal pelaksanaan wawancara, observasi dalam

rangka pengumpulan data.

2. Tahap Eksplorasi

tahap ini merupakan implementasi kegiatan Penelitian yang sesungguhnya, yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap ini dilaksanakan setelah diberi rekomendasi atau izin penelitian dari instansi yang berwenang, yakni mulai dari bulan Mei s/d Juli igg4.

Pengumpulan data atau informasi dilakukan melalui wawancara dengan nara sumber yang representa-

tif sebagaimana telah ditentukan pada sub-bab(III, B)

di atas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan

Pedoman sebagaimana terlampir (lihat lampiran) agar

Pembicaraan dapat berlangsung terarah dan tetap pada

konteks yang menjadi fokus penelitian. Selain itu

untuk melengkapi data yang terkumpul sekali gus untuk

mengecek atau triangulasi, peneliti melakukan

(8)

observasi dan studi dokumentasi ; dan. untuk dapat

merekam data atau informasi selengkap mungkin

digunakan buku catatan lapangan.

Dalam tahap ini juga dilakukan analisis dengan cara mereduksi data atau informasi, yakni dengan menyeleksi catatan lapangan yang ada dan merangkum

hal-hal yang penting secara lebih sistematis agar

dapat ditemukan tema atau polanya. Dengan cara ini dapat mempermudah peneliti untuk mempertajam gambaran

tentang fokus penelitian.

3. Tahap Member Chek

Tahap ini merupakan kegiatan pengecekan kebe-

naran dari data dan informasi yang telah dikumpulkan, agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya. Pengece kan data dan informasi ini dilakukan setiap kali peneliti selesai wawancara , yakni dengan mengkonfir- masikan kembali catatan-catatan hasil wawancara dan setelah disetujui oleh responden, langsung mendanda- tanganinya di kertas catatan hasil wawancara tersebut. Selain itu, untuk mendukung hasil wawancara dilakukan lagi observasi beserta studi dokumentasi yang kemudian dilanjutkan lagi melakukan triangulasi kepada responden maupun nara sumber lain yang ber- korapeten. Dengan demikian waktu pelaksanaan member

(9)

118

check ini dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.

E. Prosedur Analisis Data

Untuk memberikan makna terhadap data dan infor ms! yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan interpretasi. Kegiatan ini dilakukan .secara terus-

menerus semenjak awal data dikumpulkan sampai akhir Penelitian. Analisis dan interpretasi atau penafsiran ini dilakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis

yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

berdasarkan consensus jugment.

Pelaksanaan analisis data dalam penelitian

kualitatif memang belum ada prosedur yang baku untuk dijadikan pedoman oleh para peneliti. Hal ini ter- ungkap dalam pernyataan Subino Hadisubroto (1988:20)

berikut ini :

nya' sudth ^el^V^* kuantitatif itu metode-

anaii^sahdaJt:la^ua?a?atPastiet Sedangkan dalam

belum tersedia PenelitiLh de seperti itu menciptakannya sendiri niS y!"S •berkewa^ib™

dan ketepatL* anali^is^^r'kta^L^6^^ —

o'JX^sftT"^?^;^-"™i;"s;' da"a

Pengetahuan yang^e^ JSSJ5 p^f^" «™

Sungguhpun demikian, dalam penelitian ini . Peneliti mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan oleh Miles dan Huberman (1984:21) dan Nasution

(1988: 129-130),j, yaituyaitu . (l)• a s reduksi,,,•_,data, (2)

^s.

(10)

display data, dan (3) pengambilan kesimpulan dan

verifikasi.

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum kembali catatan-catatan lapangan dengan memilih hal- hal pokok dan difokuskan kepada hal-hal penting yang berhubungan dengan masalah kreativitas kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatannya sebagai administrator Pada sekolah dasar. Rangkuman catatan lapangan itu disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil yang diperoleh serta mempermudah pelacakan kembali terhadap data yang

diperoleh bila diperlukan.

Setelah data yang terkumpul itu dirangkum dan direduksi, maka untuk mempermudah melihat hasil rangkuman itu dibuat dalam bentuk matriks dan Pengkodean. Dalam pola bentuk matriks dan pengodean itu dapat dilihat gambaran seluruhriya- atas bagian- bagian tertentu dari hasil penelitian. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data berdasarkan display itu. Dari pola yang tampak dalam display data itu selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan

sehingga data yang dikumpulkan mempunyai makna.

Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa proses

analisis ini dilakukan semenjak data awal dikumpul

kan. Oleh karena itu kesimpulan yang ditarik pada

(11)

120

awalnya bersifat sangat tentatif atau kabur. Untuk menetapkan kesimpulan tersebut agar lebih

"grounded"

maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian tersebut. Verifikasi ini dimaksudkan untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil penelitian, sehingga

Prosesnya berlangsung sejalan dengan member check,

triangulasi dan "audit trail".

F. Signifikansi Hasil Penelitix a n

Untuk mencapai tingkat kebermaknaan proses

maupun produk suatu penelitian kualitatif ditentukan

oleh : a) kredibilitas (validitas internal), b) transferabilitas (validitas eksternal), c) dependabi- litas (reliabilitas) dan c) konfirmabilitas (obyekti- vitas). (Nasution, 1988: 114-124; Muhadjir, 1990:

150-159). Untuk itu penelitian ini diusahakan dapat

memenuhi kriteria-kriteria tersebut.

1- Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebena- ran data yang dikumpulkan, yang dalam penelitian

kualitatif disebut validitas internal. Kredibiltas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber. Untuk mencapai hal tersebut dalam

penelitian ini dilakukan, antara lain :

(12)

121

a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data dari sumber lain, yaitu

guru-guru, penilik sekolah dan pihak lain dari Dinas

P dan K. Selain pengecekan kebenaran data dari sumber berbeda, juga dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda terhadap responden yang sama. Misalnyadi samping dilakukan wawancara dengan kepala sekolah, juga dilakukan pengecekan melalui guru dan melalui observasi dan studi dokumentasi mengenai kreativitas kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatannya sebagai administrator. Proses triangulasi ini tidak hanya sekedar menilai kebenaran data, tetapi .juga

menyelidiki validitas tafsiran mengenai data itu serta melengkapi kekurangan dalam informasi pertama.

b. Membicarakan dengan kolega (peer debriefing), yakni dalam hal ini peneliti membahas ca.tatan-catatan lapangan dengan kolega di Dinas P dan K Propinsi Daerah Tingkat I Riau. Mereka tidak terlibat dalam penelitian ini, sehingga diharapkan dapat memberikan pandangan atau pendapat secara obyektif dan netral.

Pembicaraan ini bertujuan untuk memperoleh kritik, pertanyaan-pertanyaan tajam yang menentang tingkat kepercayaan hasil penelitian. Mereka berperan sebagai deteksi kelemahan, bias dan penafsiran yang kurang

jelas.

(13)

122

c Penggunaan bahan referensi,

yakni dengan meng

gunakan hasil catatan. Dengan cara ini peneliti dapat

memperoleh gambaran yang lengkap tentang informasi yang diberikan oleh nara sumber sekaligus dapat memahami konteks pembicaraannya, sehingga kemungkinan

kekeliruan dapat diperkecil.

d. Mengadakan member check, yakni pada setiap akhir

wawancara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber

sehingga apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian data yang diperoleh sesuai

dengan yang dimaksudkan oleh nara sumber.

2. Transferabilitas

Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut validitas eksternal, yakni hingga manakah hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi lain. Dengan kata lain transferabilitas ini berkaitan dengan generalisasi. Menurut Nasution (1988: 118), bagi peneliti kualitatif, transferabi lity bergantung pada sipemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu. Oleh karena itu trans ferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada

para pemakai. Apabila pemakai melihat ada situasi

(14)

.yang identik dengan permasalahan kreativitas kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatannya sebagai administrator yang dibahas dalam penelitian ini, maka pemakai dipersilahkan mengaplikasikannya.

3. Dependabilitas dan Konfirnabilitas

Dependabilitas (reabilitas) berhubungan dengan konsistensi suatu hasil penelitian apabila penelitian yang sama diulangi atau direplikasi oleh peneliti

lain. Adapun konfirmabilitas berhubungan dengan obyektivitas suatu hasil penelitian - artinya bila hasil penelitian itu dapat dibenarkan atau

dikonfirmasi oleh peneliti lain.

Seperti diketahui bahwa suatu interaksi sosial selalu berubah-ubah dan tidak dapat direkonstruksi

sepenuhnya seperti semula. Oleh sebab itu upaya replikasi terhadap suatu penelitian yang sama oleh peneliti yang berbeda, tidaklah mungkin menghasilkan

penelitian yang konsisten dan persis sama dengan penelitian pertama. Untuk itu agar obyektivitas hasil

penelitian dapat diterima, maka dilakukan upaya menyatukan dependabilitas dengan konfirmalitas, yaitu

melalui "audit trail". Audit trail ini dilakukan dengan memeriksakan kegiatan penelitian ini, baik proses penelitian, kebenaran data maupun tafsirannya

(15)

124

kepada pembimbing. Untuk keperluan itu peneliti

melakukan antara lain :

a. Mencatat selengkap mungkin hasil wawancara, obser

vasi maupun studi dokumentasi sebagai data mentah untuk kepentingan analisis selanjutnya.

b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentah di atas, kemudian merangkum atau

menyusunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang

lebih sistematis;

c Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil

sintesa data; dan

d. Melaporkan seluruh proses penelitian, dari sejak

prasurvey dan penyusunan disain sampai pengolahan

data sebagaimana digambarkan dalam laporan

penelitian ini.

^ Demikianlah beberapa ketentuan dan cara-cara yang telah digunakan dalam pelaksanaan penelitian

ini. Dengan demikian kebermaknaan data yang terkumpul sudah selayaknya terbatas dalam penelitian ini.

Batas-batas kebermaknaan tersebut dapat dilampaui atau berlaku pula pada lingkup yang lain, tetapi tetap tergantung kepada kesamaan situasi dan kondisi

yang ada.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan ternak sapi sangat menunjang kegiatan budidaya jambu mete karena memberikan beberapa keuntungan seperti tambahan pendapatan (dari proses produksi), sumber tenaga

Zeorin, senyawa yang diisolasi dari Aegle marmelos Correa, mampu menunjukkan efek penghambatan terhadap pelepasan mediator sel mast yaitu enzim -hexosaminidase dengan

4,7,8 berdasarkan kuesioner responden paling banyak memiliki lama menyirih 6-10 tahun sebanyak 17 orang (40,4%).Berdasarkan uji korelasi menggunakan chi-square test,

Faktor yang menyebabkan mahasiswa PPL mengalami kesulitan saat melaksanakan ouyou renshuu adalah maha- siswa PPL memberikan masukan dan ungkapan baru yang bisa digunakan

Penyiapan personel, perlengkapan, dan peralatan unit KBR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b dilakukan oleh Kanit KBR disesuaikan dengan eskalasi

Dati penjelasan di atas bahwa hadis ini merupakan seruan kepada hamba Allah yang saat berpuasa manusia tidak hanya sekedar berpuasa dari makan dan minum saja, “ tapi

Kenyataan yang ada AKI tidak turun sesuai target yang telah ditetapkan, bahkan pada survey-survey tahun 2012 justru AKI makin tinggi, sehingga banyak pertanyaan yang mun-

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan