• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan bagi orang banyak. Sebagaimana tempat kerja pada umumnya, rumah sakit juga memiliki potensi bahaya yang perlu dikenali dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit adalah pelayanan radiologi yang dilakukan oleh sebuah unit instalasi radiolog. Instalasi radiologi merupakan tempat penyelenggaraan pelayanan radiologi dan atau radioterapi kepada pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan menegakan diagnosa dengan cepat dan tepat. Instalasi radiologi menggunakan teknologi radiasi untuk pemeriksaan diagnostik seperti memberikan pelayanan mammografi, Dental, CT Scan, pelayanan pemeriksaan khusus (pemeriksaan dengan menggunakan bahan kontras media) serta pemeriksaan konvensional biasa.

Penggunaan teknologi radiasi tersebut, bila tidak secara dini diperhatikan dan dipelihara dengan baik akan menimbulkan resiko dan bahaya seperti kebocoran pesawat radiasi, kecelakaan kontaminasi, kebakaran dan sebagainya yang dapat berdampak pada pekerja sehingga berdampak pula pada produktivitas dan kinerja kerjanya.

Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang menjurus timbulnya dampak radiasi, kondisi paparan radiasi dan

(2)

atau kontaminasi yang melampaui batas keselamatan.Pekerja radiasi merupakan pekerja / tenaga kesehatan yang selalu berada didalam medan radiasi pengion.

Kepatuhan dalam menggunakan alat pelindung diri dapat meminimalisasi pemaparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi.

Kepatuhan merupakan salah satu bentuk perilaku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Kepatuhan menggunakan alat pelindung diri sangat penting dalam menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja.

Ada beberapa faktor yang memungkinkan pekerja radiasi tidak patuh dalam menggunakan alat pelindung diri diantaranya adalah kurangnya pengetahuan pekerja radiasi terhadap resiko bahaya radiasi, alat pelindung diri dirasa kurang nyaman, serta sistem pengawasan yang buruk terhadap penggunaan alat pelindung diri.

Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan kerja pasal 164, upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Jika memperhatikan isi dari pasal tersebut maka jelaslah bahwa rumah sakit (RS) termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit (RS), tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung rumah sakit (RS).

Sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit (RS) menerapkan upaya kesehatan kerja di rumah sakit (RS).

(3)

Mengingat kerugian yang diakibatkan oleh pemaparan radiasi, maka banyak usaha yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi dan meminimalisasi pemaparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tersebut. Salah satunya adalah kebijakan dalam penggunaan alat pelindung diri yang dibuat oleh pemerintah ataupun perusahaan itu sendiri, dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) atau peralatan proteksi radiasi dan personal monitor radiasi, sehingga dapat mengurangi dan melindungi radiografer dan pekerja radiasi lainya di rumah sakit (RS) dari bahaya kesehatan baik efek stokastik, non stokastik maupun infeksinasokimia dalam menjalankan tugasnya, selain itu diharapkan juga adanya pengenalan ataupun pemberian informasi kepada para pekerja radiasi mengenai resiko potensi bahaya radiasi yang ada di bagian radiologi.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara pengetahuan tentang resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja radiasi di bagian radiologi.

B. Identifikasi Masalah

Dalam setiap tindakan pekerjaan yang dilakukan di bagian radiologi yang dilakukan oleh petugas radiasi selalu mempunyai potensi bahaya didalamnya baik itu dari manusia, alat yang digunakan maupun tempat kerja.

Salah satu potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan radiasi pengion adalah timbulnya efek radiasi baik yang bersifat non stokastik, stokastik dan efek genetik yang mungkin timbul akibat pekerja

(4)

radiasi mendapat paparan radiasi. Efek tersebut dapat berupa Radiation Sicknes, penyakit keganasan sampai timbul penyakit yang timbul pada keturunannya ( akibat timbulnya efek Genetik ) yang disebabkan adanya penerimaan paparan radiasi eksterna dalam jumlah kecil namun diterima dalam jangka waktu yang lama.

Penggunaan APD yang tepat dan benar merupakan salah satu cara untuk mengendalikan resiko tersebut, bila pengendalian secara teknis dan administratif belum dapat mengurangi dampak resiko yang ada.

Resiko potensi bahaya radiasi adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu yang disebabkan oleh paparan radiasi. Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan karena tidak menggunkan alat pelindung diri (APD) pada saat melakukan tindakan pekerjaan dapat merugikan pekerja itu sendiri dan pihak rumah sakit, oleh karena itu pihak rumah sakit perlu menyediakan alat pelindung diri (APD) yang dibutuhkan bagi pekerja radiasi yang dibutuhkan pada saat melakukan pekerjaan. Sebaliknya para pekerja pada umumnya belum terbiasa menggunakan alat pelindung diri, sehingga enggan untuk memakainya walaupun sudah disediakan.

Penyediaan alat pelindung diri (APD) terkait dengan pemberian pelatihan/penyuluhan bagi para pekerja radiasi untuk memberikan informasi apa kegunaan dan bagaimana penggunaan alat pelindung diri (APD) secara benar dan baik terhadap karyawan lama atau karyawan baru. Dengan kata lain bagaimana pekerja radiasi dapat bekerja dengan aman, dan alat pelindung diri (APD) dapat digunakan sebagaimana mestinya.

(5)

Menurut buku pedoman ILO Geneva, bahwa dari seluruh kecelakaan kerja yang diakibatkan kondisi tidak aman diperkirakan 15%, sedangkan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak aman sebesar 85%.

Dengan demikian perhatian yang lebih diperhatikan adalah pada tindakan manusia yang tidak aman sebagai penyebab terjadinya kecelakaan maupun penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Tindakan tidak aman tersebut disebabkan karena tidak adanya pengetahuan akan resiko bahaya radiasi serta manfaat dari penggunaan alat pelindung diri. Ada beberapa hal yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri, yaitu :

1. Umur Pekerja 2. Tingkat pendidikan 3. Lama bekerja

4. Pengetahuan tentang alat pelindung diri (APD) 5. Sikap terhadap alat pelindung diri (APD) 6. Sanksi

7. Ketersediaan alat pelindung diri(APD)

Dari hasil observasi ke beberapa rumah sakit, meskipun pihak rumah sakit telah menyediakan alat pelindung diri (APD) masih banyak para pekerja radiasi yang tidak menggunakan menggunakan alat pelindung diri (APD), hal ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan pekerja tentang resiko potensi bahaya radiasi. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja radiasi di bagian radiologi yang dijadikan tempat penelitian.

(6)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilaksanakan pada pekerja radiasi di bagian radiologi, yang bekerja dekat dengan sumber radiasi, dimana penelitian ini dibatasi pada :

1. Pengetahuan pekerja radiasi terhadap resiko potensi bahaya radiasi Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan pekerja terhadap resiko potensi bahaya radiasi sehubungan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) berdasarkan kemampuan pekerja radiasi dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan resiko potensi bahaya radiasi.

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Untuk mengetahui sejauh mana alat pelindung diri (APD) yang digunakan oleh pekerja radiasi berdasarkan frekuensi dan kelengkapan alat pelindung diri (APD).

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas dapat diambil sebagai rumusan masalah yaitu “ Adakah hubungan antara pengetahuan tentang resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas radiasi di bagian radiologi.

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja radiasi di bagian radiologi.

(7)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan pekerja radiasi terhadap resiko potensi bahaya radiasi pada pekerja radiasi di bagian radiologi

b. Mengetahui kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja radiasi di bagan radiologi dalam pencegahan terhadap risiko potensi bahaya radiasi

c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja radiasi di bagian radiologi.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa :

a. Sarana dalam menerapkan dan mengaplikasikan teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna dalam penerapan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah.

2. Bagi rumah sakit :

Sebagai masukan dan informasi dari pihak luar (akademis) untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja radiasi

(8)

3. Institusi pendidikan :

Memberikan tambahan khasanah pengetahuan dan keputusan dalam ilmu keselamatan dan kesehatan kerja khusunya mengenai hubungan antara pengetahuan resiko potensi bahaya radiasi dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD).

4. Bagi Pekerja radiasi :

Dapat memberikan informasi kepada pekerja radiasi akan pentingnya sikap penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan pekerjaan yang memiliki resiko bahaya yang tinggi sehingga dapat mengurangi efek dari paparan radiasi tersebut.

           

       

Referensi

Dokumen terkait

Pada hakekatnya Notaris selaku Pejabat Umum, hanyalah mengkonstatir atau merelateer atau merekam secara tertuiis dan otentik dari perbuatan hukum pihak-pihak yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan analisis dan uji laboratorium di perairan perencanaan pembangunan Pelabuhan Marunda, Jakarta

Pasal tersebut mengatur tentang pidana denda dalam hukum materil yang dijatuhkan kepada terpidana anak haruslah diganti dengan pidana pelatihan kerja, karena anak

Pneumotoraks spontan primer terjadi pada paru yang sebelumnya tidak memiliki gangguan klinis, sedangkan pneumotoraks spontan sekunder adalah pneumotoraks spontan

pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan kepramukaan

cakada yang telah mendafar di ;idak signifikan. Ini menja_ Partai Gerindra ini. Kita target di catatir bagi partai untuk rampung }ebruari.. a.

Untuk melakukan penyeleksian objek, dilakukan dengan menggunakan Arrow Tool yang terdapat dalam Tools Box, kemudian tinggal di klik fill atau stroke dari objekyang akan

01 Untuk mencegah kemungkinan bagi debitur melakukan tindakan terhadap kekayaan debitur sehingga dapat merugikan kepentingan kreditur dalam rangka