• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN, ASET PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN, ASET PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN, ASET PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP

MANAJEMEN LABA

Solekhah

1

, Purwanto

2

Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak terhadap Manajamen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan sub sekor makanan dan minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak sebagai variabel independen dan Manajemen Laba sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis dan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2017-2020. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan dengan data akhir berjumlah 48 observasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diunduh melalui www.idx.co.id dan website perusahaan masing-masing berupa laporan keuangan tahunan perusahaan selama 4 tahun dalam periode 2017-2020. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial beban pajak tangguhan berpengaruh segnifikan terhadap manajemen laba dengan nilai pvalue sebesar 0.0364 lebih kecil dari a 0.05, sedangkan nilai pvalue asset pajak tangguhan sebesar 0.074 dan perencanaan pajak sebesar 0.1806 yang berarti tidak berpengaruh segnifikan terhadap manajemen laba.

Secara simultan beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan dan perencanaan pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minumjan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020 dengan perolehan nilai prob(F-statistic) sebesar 0.041413 lebih kecil dari a 0.05.

Kata Kunci : Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, Perencanaan

Pajak, Manajemen Laba.

(2)

2

PENDAHULUAN

Saat ini perkembangan usaha sangatlah pesat, para pelaku usaha berloma loma membawa perusahaanya menjadi yang terdepan. Salah satunya yaitu perusahaan sector makan dan minuman (food and baverage), adalah salah satu sub sector perusahaan yang sangat menjajikan.

Indonesia memiliki kurang lebih 271 juta penduduk (Kemendagri 2021) menjadi pangsa pasar yang sangat luas, mengingat produk makanan dan minuman adalah produk yang terus dikonsumsi dan tidak akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Perusahaan makanan dan minuman juga berkontribusi secara konsisten dan segnifikan memberi dampak baik dan menjadi perusahaan dengan penyumbang terbesar terhadap produk dometik bruto (PDB) industry non migas. Dalam makroekonomi, pertumbuhan ekonomi adalah indikator utama, peningkatan PDB yang berarti juga peningkatan nasional adalah faktor utama pertumbuhan ekonomi.

Berikut adalah strukur PDB menurut lapangan usaha kuartal I 2019 (Databox.katadata, 2019) :

Gambar 1 1 Struktur PDB

Struktur Produk Domestic Bruto Indonesi (PDB) pada kuartal I 2019 sekitar 20 persen berasal dari sector industri. Sector ini memberikan kontribusi terbesar dibandngkan dengan 15 sektor lain (Badan Pusat Statistik, 2019). Jadi sector industry merupakan sector yang menyumbang angka besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam makro ekonomi terdapat kebijakan fiskal yang merupakan kebijkan ekonomi yang berkaitan dengan penerimaan pemerintah, Bentuk penerimaan ini berupa pajak yang diperoleh dari wajib pajak. Pajak digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran yang disebabkan oleh kegiatan pemerintahan. Sedangakan tujun perusahaan besar atau kecil adalah untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya. Semakin besar laba yang diperoleh makan semakin besar pula pajak yang harus dibayarkan. Sehingga perusahaan harus tetap memperhatikan capaian laba perusahaan dengan melakukan analisis dan perencanaan atau manajemen laba yang tepat. Analisis laba merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Artinya analisis laba akan memberi manfaat dan akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba tersebut sehingga target tidak tercapai. Dengan demikian, analisis laba memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pihak manajemen.

Manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan pihak manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri, yaitu pihak perusahaan. Manajemen laba yang dilakukan perusahaan tidak hanya dengan menaikkan angka laba tetapi juga dengan menurunkan angka laba, karena laba merupakan hal sangat krusial bagi pihak pihak yang menggunakanya karena memiliki nilai yang prediktif . Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan, menentukan prestasi atau kinerja manajemen. Selain itu laba yang diperoleh atas kerugian usaha akan dikenakan pajak penghasilan badan yang diatur dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 Tentang Ketentuan Umun Dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib bagi orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa sesuai dengan Undang-Undang. Pajak merupakan beban yang sangat besar bagi perusahaan sehingga mendorong perusahaan untuk menekan dan membuat pajak seminim mungkin.

(3)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan pihak manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri, yaitu pihak perusahaan (Ferry,2014).

Menurut Sulistyanto (2014), beberapa definisi manajemen laba yang menggunakan terminologi berbeda namun secara garis besar definisi yang mempunyai pengertian serupa adalah sebagai berikut:

a. Davidson, Stickney, dan Weil (1987) Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan

b. Fisher dan Rosenzweig (1995) Manajemen laba adalah tindakan- tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka Panjang

c. Healy dan Wahlen (1999) Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu.

Beban pajak tangguhan diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan.

Menurut (Phillips, Pincus, & Rego, 2002) beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak).

Perbedaan antara laporan keuangan akuntansi dan perpajakan disebabkan karena

dalam penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan estimasi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan perpajakan. Semakin besarnya motivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba akan menyebabkan semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba perpajakan (Irreza &

Yulianti, 2012).

Aset pajak tangguhan merupakan aset yang terjadi apabila terdapat perbedaan waktu yang menyebabkan koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi komersial lebih kecil dari beban pajak menurut Undang-Undang pajak (Waluyo,2008:217) dalam (Fatchan Achyani,2019). Menurut (Timuriana &

Muhamad, 2015) dalam Lutfi M Baradja (2017) aktiva pajak tangguhan terjadi dikarenakan adanya PPh di masa yang akan datang namun dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat digandakan pada periode yang akan datang.

Menurut (Timuriana & Muhamad, 2015) aktiva pajak tangguhan adalah dampak akibat yang terjadi dikarenakan adanya PPh di masa yang akan datang namun dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat digandakan pada periode yang akan datang. Dampak dari PPh di masa yang akan datang itu sebaiknya dapat diakui, dihitung, disajikan dan dapat diungkapkan dalam laporan keuangan, baik dalam neraca maupun laba rugi. Suatu perusahaan dapat saja membayar pajaknya lebih kecil pada waktu sekarang ini, namun sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih besar di masa yang akan datang. Atau sebaliknya, suatu perusahaan dapat membayar pajak lebih besar sekarang ini, namun sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil di masa yang akan datang.

Menurut (Suandy, 2011) perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning)

(4)

4 adalah untuk meminimumkan kewajiban

pajak. Tujuan perencanaan pajak merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang- undang, maka perencanaan pajak disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak karena pajak merupakan unsur pengurangan laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali. Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi kewajiban perpajakan maupun yang melanggar ketentuan pajak.

Perencanaan pajak merupakan usaha yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar beban pajak yang harus dibayarkan tidak terlalu tinggi. Perencanaan pajak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pengurangan beban pajak, selain itu aktifitas perencanaan pajak juga diperbolehkan dan tidak melanggar Peraturan Perundang- undangan (Randi febrian, Tertiarto wahyudi dan Ahmad subeki, 2018). Perencanaaan pajak (Tax planning) merupakan Tindakan legal selama dalam koridor undang-undang perpajakan yang berlaku di Indonesia (Randi Febrian, 2018). Sedangkan menurut Widayat (2013) Perencanaan pajak (Tax planning) merupakan proses pengambilan tax factor yang relevan dan material non tax factor untuk menentukan kapan, bagaimana dan dengan siapa untuk melakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang memungkinkan terjadinya beban pajak serendah rendahnya.

HIPOTESIS

Hipotesis Pertama : dinyatakan bahwa Beban pajak tangguhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Hipotesis Kedua : dinyatakan bahwa Aset pajak tangguhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Hipotesis Ketiga : dinyatakan bahwa Aset pajak tangguhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Gambar 2 1 Model Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggumakan statistik. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah unuk menunjukan hubungan antar variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang bernilai prediktif.

Berdasarkan jenis investigasinya, penelitian ini masuk kedalam kategori penelitian kausal karena penelitian ini ingin menemukan penyebab atau hubungan sebab akibat antara variabel independent terhadap variabel dependen.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2019.

Penelitian ini menggunakan metode pourposive sampling. Purposive sampling adalah Teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan sebelumnya (Randi Febrian, 2018).

Sampel yang diperoleh adalah 12 perusahaan sehingga total data penelitian selama periode 2017-2020 adalah 4 x 12 = 48 data observasi. Berikut adalah sampel perusahaan sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020 yang memenuhi kriteria sampel penelitian :

(5)

5 Tabel 3 3 Sampel Penelitian

Sumber : www.idx.co.id

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi.

Sumber data dalam penelitian ini berupa laporan keungan dan laporan tahunan perusahaan sub sector makanan dan minuman (food and baverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

Teknik pengumpulan data alam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, dimana data dikumpulkan dengan mengunduh dokumen berupa laporan keungan melalui website www.idx.co.id.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji deskriptif statistik dapat dilihat dalam tampilan tabel 4.1 berikut.

Tabel 4 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Berdasarkan output diatas maka dapat disimpulkan :

1. Jumlah data pengmatan sebanyak 48 data observasi

2. Variable Manajemen laba (Y) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48, nilai minimum sebesar 0.000574 sedangkan untuk nilai maksimum 0.976959. Nilai rata-rata (mean) Manajemen laba (Y) pada perusahaan makanan dan minuman periode 2017-2020 adalah sebesar 0.277037 dengan nilai standar devisiasi sebesar 0.293323.

3. Variabel independen pertama yaitu beban pajak tangguhan sebagai (X1) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48, nilai minimum sebesar -0.015207 sedangkan untuk nilai maksimum 0.016474. Nilai rata-rata (mean) beban pajak tangguhan (X1) pada perusahaan makanan dan minuman periode 2017- 2020 adalah sebesar 0.001742 dengan nilai standar devisiasi sebesar 0.005144.

4. Variabel independen kedua yaitu aset pajak tangguhan sebagai (X2) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48, nilai minimum sebesar --1.348940 sedangkan untuk nilai maksimum 2.144674. Nilai rata-rata (mean) aset pajak tangguhan (X1) pada perusahaan makanan dan minuman periode 2017- 2020 adalah sebesar 0.035000 dengan nilai standar devisiasi sebesar 0.307131.

5. Variabel independen ketiga yaitu perencanaan pajak sebagai (X3) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 48, nilai minimum sebesar 0.000750 sedangkan untuk nilai maksimum 5883467. Nilai rata-rata (mean) perencanaan pajak (X3) pada perusahaan makanan dan minuman periode 2017-2020 adalah sebesar 0.919213 dengan nilai standar devisiasi sebesar 0.824684.

Hasil pengujian data panel dengan Common Effect Model dijelaskan dalam table 4.2 berikut ini :

(6)

6 Tabel 4 2 Hasil Uji Common Effect Model

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Hasil pengujian data panel dengan Fixed Effect Model dijelaskan pada table 4.3, sebagai berikut :

Tabel 4 3 Hasil Fixed Effect Model

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Hasil pengujian data panel dengan Random Effect Model dijelaskan pada table 4.4, sebagai berikut :

Tabel 4 4 Hasil Random Effect Model

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah)

Tabel 4 5 Hasil Uji Chow

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) H1 = Nilai prob. Kurang dari 0.05 Model yg terpilih FEM

H0 = Nilai prob. lebih dari 0.05 Model yg terpilih CEM

Uji chow digunakan untuk memilih antara model CEM atau FEM, pada penelitian ini hasil uji chow memiliki nilai probabilitas F Sebesar 0,4244 artinya Model yang terpilih adalah model Common Effect Model (Prob > 0,05) artinya H0 diterima Dan H1 ditolak, maka dari uji Chow teknik regresi yang digunakan adalah Common Effect Model. Apabila H0 diterima maka selanjutnya akan dilakukan Uji Lagrange Multiplier untuk menentukan Common Effect Model atau Random Effect Model yang akan digunakan.

Tabel 4 6 Hasil Uji Lagrange Multiplier

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) H1 = Nilai Prob. kurang dari 0.05 Model yg terpilih REM

H0 = Nilai Prob. lebih dari 0.05 Model yg terpilih CEM

Uji LM digunakan untuk memilih antara model CEM atau REM, Pada penelitian ini hasil uji LM memiliki nilai probabilitas Breusch-Pagan Sebesar 0,00 karena kurang dari 0,05 artinya Model yang terpilih Random

Dependent Variable: LOGMANAJEMENLABA_Y Method: Panel Least Squares

Date: 10/09/21 Time: 22:06 Sample: 2017 2020 Periods included: 4 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.023822 0.318638 -6.351477 0.0000

BPT_X1 -122.3120 56.58021 -2.161745 0.0361

APT_X2 -1.709806 0.947173 -1.805167 0.0779

LOGPP_X3 0.337731 0.247824 1.362786 0.1799

R-squared 0.168969 Mean dependent var -2.427926 Adjusted R-squared 0.112307 S.D. dependent var 2.094491 S.E. of regression 1.973376 Akaike info criterion 4.277024 Sum squared resid 171.3454 Schwarz criterion 4.432957 Log likelihood -98.64858 Hannan-Quinn criter. 4.335951 F-statistic 2.982086 Durbin-Watson stat 0.854509 Prob(F-statistic) 0.041413

Dependent Variable: LOGMANAJEMENLABA_Y Method: Panel Least Squares

Date: 10/09/21 Time: 22:07 Sample: 2017 2020 Periods included: 4 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.969196 0.326205 -6.036688 0.0000

BPT_X1 -139.2614 63.37015 -2.197587 0.0337 APT_X2 -1.710029 1.114489 -1.534361 0.1326 LOGPP_X3 0.402326 0.255050 1.577438 0.1224

Effects Specification Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.223093 Mean dependent var -2.427926 Adjusted R-squared 0.109399 S.D. dependent var 2.094491 S.E. of regression 1.976606 Akaike info criterion 4.334678 Sum squared resid 160.1859 Schwarz criterion 4.607561 Log likelihood -97.03226 Hannan-Quinn criter. 4.437801 F-statistic 1.962224 Durbin-Watson stat 0.756628 Prob(F-statistic) 0.093572

Dependent Variable: LOGMANAJEMENLABA_Y Method: Panel EGLS (Period random effects ) Date: 10/09/21 Tim e: 22:08

Sam ple: 2017 2020 Periods included: 4 Cros s -s ections included: 12 Total panel (balanced) obs ervations : 48 Swam y and Arora es tim ator of com ponent variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

C -2.023822 0.319160 -6.341097 0.0000

BPT_X1 -122.3120 56.67282 -2.158212 0.0364

APT_X2 -1.709806 0.948724 -1.802217 0.0784

LOGPP_X3 0.337731 0.248230 1.360558 0.1806

Effects Specification

S.D. Rho

Period random 0.000000 0.0000

Idios yncratic random 1.976606 1.0000

Weighted Statis tics

R-s quared 0.168969 Mean dependent var -2.427926 Adjus ted R-s quared 0.112307 S.D. dependent var 2.094491 S.E. of regres s ion 1.973376 Sum s quared res id 171.3454 F-s tatis tic 2.982086 Durbin-Wats on s tat 0.854509 Prob(F-s tatis tic) 0.041413

Unweighted Statis tics

R-s quared 0.168969 Mean dependent var -2.427926 Sum s quared res id 171.3454 Durbin-Wats on s tat 0.854509

Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEM Test period fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Period F 0.952102 (3,41) 0.4244

Period Chi-square 3.232629 3 0.3571

Period fixed effects test equation:

Dependent Variable: LOGMANAJEMENLABA_Y Method: Panel Least Squares

Date: 10/09/21 Time: 22:10 Sample: 2017 2020 Periods included: 4 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 48

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.023822 0.318638 -6.351477 0.0000

BPT_X1 -122.3120 56.58021 -2.161745 0.0361 APT_X2 -1.709806 0.947173 -1.805167 0.0779 LOGPP_X3 0.337731 0.247824 1.362786 0.1799

R-squared 0.168969 Mean dependent var -2.427926 Adjusted R-squared 0.112307 S.D. dependent var 2.094491 S.E. of regression 1.973376 Akaike info criterion 4.277024 Sum squared resid 171.3454 Schwarz criterion 4.432957 Log likelihood -98.64858 Hannan-Quinn criter. 4.335951 F-statistic 2.982086 Durbin-Watson stat 0.854509 Prob(F-statistic) 0.041413

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 13.81544 0.146373 13.96182 (0.0002) (0.7020) (0.0002)

Honda 3.716913 -0.382587 2.357724

(0.0001) (0.6490) (0.0092)

King-Wu 3.716913 -0.382587 1.381469

(0.0001) (0.6490) (0.0836)

Standardized Honda 4.224022 0.072595 -0.214688 (0.0000) (0.4711) (0.5850)

Standardized King-Wu 4.224022 0.072595 -0.899088 (0.0000) (0.4711) (0.8157)

Gourieroux, et al. -- -- 13.81544

(0.0004)

(7)

7 Effect Model (Prob < 0,05) artinya H0

ditolak. karena H1 diterima, maka teknik regresi yang digunakan adalah Random Effect Model dibanding Common Effect Model dikarenakan telah terkorelasi dengan satu atau lebih variabel bebas.

Eliminasi model dilakukan untuk melihat lebih jelas dan ringkas model yang tepat digunakan dalam peelitian ini ;

Tabel 4 7 Eleminasi Model Terpilih

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Random Effect Model adalah model yang tepat untuk digunakan dalam penelitia ini.

Tabel 4 8 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Dari tabel 4.8 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam variable independen pada penelitian ini memiliki besar nilai probability pada resiko perusahaan adalah 0,417417 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal dan berarti data variable manajemen laba memiliki distribusi yang normal.

Tabel 4 9 Hasil Uji Muktikolinieritas

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Hasil pengujian multikolonearitas dapat melihat matriks korelasi dari variabel bebas,jika terjadi koefisien korelasi lebih dari 0,90 maka terdapat masalah

multikolonearitas. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar variabel independen dibawah 0,90. Dengan demikian data dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolonearitas.

Tabel 4 10 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Uji autokolerasi merupakan kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Breusch-Godfrey, dimana jika nilai prob < 0,05 maka terjadi gejala autokorelasi sedangkan jika nilai prob > 0,05 maka tidak terjadi gejala autokorelasi adalah pengujian yang digunakan untuk menguji ada atau tidak adanya korelasi serial dalam model regresi atau untuk mengetahui apakah di dalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Dari hasil uji autokorelasi di atas dapat dilihat bahwa prob 0,0772 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam model penelitian.

Tabel 4 11 Hasil Uji Heteroskedestisitas

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik. Heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Jika nilai prob nya < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian sedangkan jika nilai prob >

0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.

Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode white, nilai prob nya sebesar 0.2099 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam modl penelitian.

0 2 4 6 8 10

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Series: Standa rdized Res idua ls Sa mpl e 2017 2020 Obs erva ti ons 48

Mea n 1.38e-15 Medi a n -0.124356 Ma xi mum 3.008481 Mi ni mum -3.967088 Std. Dev. 1.627464 Skewnes s -0.450301 Kurtos i s 2.749833

Ja rque-Bera 1.747337 Proba bi l i ty 0.417417

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags

F-statistic 2.840926 Prob. F(2,41) 0.0799

Obs*R-squared 5.720574 Prob. Chi-Square(2) 0.0772

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 10/09/21 Time: 22:56 Sample: 2 48 Included observations: 47

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.006730 0.041979 -0.160313 0.8734

D(BPT_X1) -1.746528 7.180644 -0.243227 0.8090 D(APT_X2) -6.67E-05 0.096395 -0.000692 0.9995 D(PP_X3) -0.009043 0.046402 -0.194893 0.8464 RESID(-1) -0.331456 0.157564 -2.103628 0.0416 RESID(-2) -0.266958 0.161360 -1.654430 0.1057

R-squared 0.121714 Mean dependent var -1.42E-17 Adjusted R-squared 0.014606 S.D. dependent var 0.289120 S.E. of regression 0.287000 Akaike info criterion 0.460077 Sum squared resid 3.377136 Schwarz criterion 0.696266 Log likelihood -4.811798 Hannan-Quinn criter. 0.548956 F-statistic 1.136370 Durbin-Watson stat 1.910105 Prob(F-statistic) 0.356739

Heteroskedasticity Test: White Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 1.215626 Prob. F(9,37) 0.3152

Obs*R-squared 10.72597 Prob. Chi-Square(9) 0.2950 Scaled explained SS 12.06092 Prob. Chi-Square(9) 0.2099

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/09/21 Time: 22:51 Sample: 2 48 Included observations: 47

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.080691 0.026841 3.006287 0.0047

D(BPT_X1)^2 508.0309 364.4069 1.394131 0.1716 D(BPT_X1)*D(APT_X2) -20.72383 13.35587 -1.551665 0.1293 D(BPT_X1)*D(PP_X3) -3.135380 12.80478 -0.244860 0.8079 D(BPT_X1) 1.897060 3.554000 0.533782 0.5967 D(APT_X2)^2 -0.048678 0.044086 -1.104174 0.2766 D(APT_X2)*D(PP_X3) 0.088521 0.154074 0.574534 0.5691 D(APT_X2) -0.061679 0.055464 -1.112050 0.2733 D(PP_X3)^2 -0.018435 0.024387 -0.755932 0.4545 D(PP_X3) 0.020201 0.043131 0.468355 0.6423 R-squared 0.228212 Mean dependent var 0.081812 Adjusted R-squared 0.040480 S.D. dependent var 0.135551 S.E. of regression 0.132779 Akaike info criterion -1.013964 Sum squared resid 0.652316 Schwarz criterion -0.620316 Log likelihood 33.82816 Hannan-Quinn criter. -0.865832 F-statistic 1.215626 Durbin-Watson stat 1.553826 Prob(F-statistic) 0.315205

(8)

8 Tabel 4 12 Hasil Data Panel

Sumber : Output Eviews 12 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi data panel sebagai berikut:

Y = βo +βìBPT + β2APT + β3PP + €it Y = -2.023822 + -122.3120X1+- 0.709806X2+0.337701X3 +€it

Persamaan tersebut dapat dijelaskan apabila konstanta sebesar -2.023822 artinya apabila variabel X1 sampai X3 bernilai nol (0) atau nilainya tetap, maka maka variabel Y memiliki nilai sebesar -2.023822.

a. Beban Pajak Tangguhan (X1)

Koefisien regresi beban pajak tangguhan (X1) sebesar -122.3120 artinya terjadi peningkatan beban pajak tangguhan (X1) sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan peningkatan terhadap manajemen laba (Y) sebesar - 122.3120 satuan. Koefisien bernilai negatif yang berarti bahwa apabila beban pajak tangguhan (X1) turun maka manajemen laba (Y) turun,dan begitu juga sebaliknya.

b. Aset Pajak Tangguhan (X2)

Koefisien regresi aset pajak tangguhan (X2) sebesar -0.709806 artinya terjadi peningkatan aset pajak tangguhan (X2) sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan peningkatan terhadap manajemen laba (Y) sebesar -

0.709806 satuan. Koefisien bernilai negatif yang berarti bahwa apabila beban pajak tangguhan (X1) turun maka manajemen laba (Y) turun,dan begitu juga sebaliknya.

c. Perencanaan Pajak (X3)

Koefisien regresi perencanaan pajak (X3) sebesar positif 0.337701 artinya terjadi peningkatan perencanaan pajak (X3) sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan peningkatan terhadap manajemne laba (Y) sebesar 0.337701 satuan. Koefisien bernilai positif yang berarti bahwa arah hubungan perencanaan pajak (X3) terhadap manajemen laba (Y) searah yang dimana apabila perencanaan pajak (X3) naik maka manajemen laba (Y) naik begitu juga sebaliknya.

Uji t merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat. Ditentukan dengan membandingkan p-value dengan tingkat segnifikasi (5%).

a. Beban Pajak Tangguhan

Berdasakan tabel uji t diatas nilai pvalue manajemen laba sebesar 0.0364 lebih kecil dari α 0.05. dimana H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Beban pajak tangguhan berpengaruh secara segnifikan terhadap manajemen laba

b. Aset Pajak Tangguhan

Berdasakan tabel uji t diatas nilai pvalue manajemen laba sebesar 0.0784 lebih besar dari α 0.05. dimana H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti aset pajak tangguhan tidak berpengaruh secara segnifikan terhadap manajemen laba

c. Perencanaan Pajak

Berdasakan tabel uji t diatas nilai pvalue manajemen laba sebesar 0.1806 lebih kecil dari α 0.05. dimana H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti perencanaan pajak tidak berpengaruh secara segnifikan terhadap manajemen laba.

Dependent Variable: LOGMANAJEMENLABA_Y Method: Panel EGLS (Period random effects ) Date: 10/09/21 Tim e: 22:08

Sam ple: 2017 2020 Periods included: 4 Cros s -s ections included: 12 Total panel (balanced) obs ervations : 48 Swam y and Arora es tim ator of com ponent variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

C -2.023822 0.319160 -6.341097 0.0000

BPT_X1 -122.3120 56.67282 -2.158212 0.0364

APT_X2 -1.709806 0.948724 -1.802217 0.0784

LOGPP_X3 0.337731 0.248230 1.360558 0.1806

Effects Specification

S.D. Rho

Period random 0.000000 0.0000

Idios yncratic random 1.976606 1.0000

Weighted Statis tics

R-s quared 0.168969 Mean dependent var -2.427926 Adjus ted R-s quared 0.112307 S.D. dependent var 2.094491 S.E. of regres s ion 1.973376 Sum s quared res id 171.3454 F-s tatis tic 2.982086 Durbin-Wats on s tat 0.854509 Prob(F-s tatis tic) 0.041413

Unweighted Statis tics

R-s quared 0.168969 Mean dependent var -2.427926 Sum s quared res id 171.3454 Durbin-Wats on s tat 0.854509

(9)

9 Uji F merupakan uji statistik yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara bersama-sama (Simultan) terhadap variabel terikat.

Ditentukan dengan membandingkan nilai p- value dengan tingkat segnifikasi (5%). Dari table hasil model terpilih diatas dapat nilai prob(F-statistic) atau pvalue sebesar 0.041413 lebih kecil dari α 0.05 artinya variabel beban pajak tangguhan, asset pajak tangguhan dan perencanaan pajak secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap manajemen laba.

Dari tabel hasil REM diatas dapat terlihat nilai R Adjust Squared 0.168969 atau 16.89%. Angka tersebut menunjukkan besar pengaruh beban pajak tangguhan, asset pajak tangguhan dan perencanaan pajak sedangkan sisanya 83.11% dipengaruhi oleh faktor variabel lain di luar penelitian ini atau nilai error.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka akan dilakukan pembahasan terkait hasil analisis tersebut sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas bagaimana pengaruh yang terjadi antar variabel dalam penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah Beban Pajak Tangguhan sebagai X1, Aset Pajak Tangguhan sebagai variabel X2 , dan Perencanaan Pajak sebagai X3, serta Manajemen Laba sebagai variabel Y.

Hipotesis Pertama : dinyatakan bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan secara parsial berpengaruh segnifikan terhadap manajemen laba dengan nilai p-value sebesar 0.0364 lebih kecil dari α 0.05. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Marista Winanti(2019) yang menyatakan bahwa variabel beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa segnifikanya beban pajak tangguhan menunjukkan taxation motivation yang mendorong perusahaan sampel melakukan Tindakan manajemen laba. Yaitu perusahaan berusaha mengurangi tingkat laba bersih yang dilaporkan agar nilai pajak yang ditanggung dapat diperkecil.

Hipotesis Kedua : dinyatakan bahwa aset pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba

Hasil penelitian ini menolak hipotesis kedua yaitu aset pajak tangguhan tidak berpengaruh sevara segnifikan terhadap manajemen laba dengan nilai pvalue sebesar 0.0784 lebih besar dari α 0.05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatchan Achyani (2019) yang menyatakan bahwa aset pajak tangguhan tidak berpengaruh secara segnifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak berpengaruh dikarenakan adanya risiko ketika perusahaan ingin memanfaatkan aset pajak tangguhan sebagai sarana untuk melakukan manajemen laba. Risiko tersebut yaitu transaksi akan menggantung dan menumpuk. Apabila nantinya benar-benar timbul perbedaan yang mengakibatkan kewajiban PPh menurun atau setelah pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak menghasilkan ketetapan pajak yang lebih kecil tidak akan menjadi masalah, tetapi jika sebaliknya maka bisa menggantung bertahun-tahun. Dan apabila pada tahun- tahun berikutnya ada pengakuan aset pajak tangguhan yang baru, maka akan semakin terjadi penumpukan. Sehingga laporan keuangan menjadi diragukan dan tidak kredibel yang akan menjadi perhatian pengguna yang mempunyai kepentingan, seperti kreditur atau pemegang saham.

Sehingga akan mengurangi tingkat kepercayaan kreditur atau pemegang saham terhadap laporan keuangan yang disajikan (Fatchan Achyani, 2019) Sehingga ada tidaknya aset pajak tangguhan tidak mempengaruhi manajemen dalam melakukan praktik manajemen laba.

Hipotesis Ketiga : dinyatakan bahwa perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba

Hasil penelitian ini menolak hipotesis ketiga, yaitu perencanaan pajak tidak berpengaruh segnifikan terhadap manajemen laba dengan nilai pvalue sebesar 0.1806 lebih besar dari α 0.05. Hasil penelitian ini tidak berpengaruh dikarenakan di dalam perusahaan manufaktur terdapat beberapa divisi atau departemen dengan masing-masing manajemen. Hal ini akan membuat kecenderungan bahwa manajemen

(10)

10 akan mementingkan kepentingannya masing-

masing dalam hal untuk memperoleh bonus atau reward apabila menunjukkan kinerja yang baik. Sehingga manajemen laba yang dilakukan cenderung terjadi karena self interest manajemen bukan karena perencanaan pajak yang menjadi kepentingan principal (pemilik perusahaan) (Fatchan Achyani, 2019). Karena perencanaan pajak merupakan keinginan pemilik perusahaan.

Dimana pemilik perusahaan menginginkan deviden yang tinggi, dengan mengeluarkan biaya-biaya seminimal mungkin. Sehingga ada tidaknya perencanaan pajak, tidak mempengaruhi manajemen dalam melakukan manajemen laba.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban pajak tangguhan, asset pajak tangguhan dan perencanaan pajak terhadap manajemen laba pada perusahaan sub sector makanandan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020. Berdasarkan dengan analisis yang telah dilakukan terhadap 48 sampel, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hipotesis pertama (H1) diterima, Variabel Beban Pajak Tangguhan (X1) berpengaruh secara segnifikan terhadap Manajemen Laba (Y) pada perusahaan sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

2. Hipotesis kedua (H2) ditolak, Variabel Aset Pajak Tangguhan (X2) tidak berpengaruh secara segnifikan terhadap Manajemen Laba (Y) pada perusahaan sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

3. Hipotesis ketiga (H3) ditolak, Variabel Perencanaan Pajak (X3) tidak berpengaruh secara segnifikan terhadap Manajemen Laba (Y) pada perusahaan sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

SARAN

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka

penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Dari tiga variabel yang di teliti hanya variabel beban pajak tangguhan yang berpengaruh terhadap manajemen laba, variabel asset pajak tangguhan dan perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, oleh karena itu peneliti selanjutnya agar menambah periode penelitian lebih dari 4 tahun.

2. Nilai koefisien determinasi hanya sebesar 16% artinya masih sangat rendah pengaruhnya, sehingga peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang diteliti.

3. Penelitian ini hanya menggunakan 12 perusahaan dari sub sector makanan dan minuman. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ke sector yang lebih luas.

4. Penelitian ini di uji menggunakan software Eviews 12, peneliti selanjutnya dapat mencoba menguji menggunakan software lain seperti Statistical product and service solutions (SPSS).

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, F., & Febrianti, M. (2015). Analisis Pengaruh Beban Pajak Kini, Beban Pajak Tangguhan, Dan Basis Akrual Terhadap Manajemen Laba. Jurnal ULTIMA Accounting, 7(1), 70–86.

https://doi.org/10.31937/akuntansi.v7i 1.83

Astutik, R. E. P., & Mildawati, T. (2016).

Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Beban Pajak Tangguhan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5, 1–17.

Baraja, L. M., Basri, Y. Z., & Sasmi, V.

(2019). Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Perencanaan Pajak Dan Aktiva Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi

Trisakti, 4(2), 191.

https://doi.org/10.25105/jat.v4i2.4853 Dewi, D. R., & Nuswantara, D. A. (2021).

Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia, 4(3), 305–315.

https://doi.org/10.31842/jurnalinobis.v

(11)

11 4i3.185

Ekonomika, F., Bisnis, D. A. N., &

Diponegoro, U. (2015). Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei). Diponegoro Journal of Accounting, 4(2), 700–708.

Fitriany, L. C. (2016). Pengaruh aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan, dan perencanaan pajak terhadap manajemen laba. JOM Fekon, 3(1), 1150–1163.

Hakim, L., & Pratama, G. A. (2019). The Influence of the Tax Charges, Tax- Defered and Planning, Againt Earnings Management (Case Studies to the Property and Real Estate Listed at the Indonesian Stock Exchange 2016-2018 period). KnE Social Sciences, 2019, 727–743.

https://doi.org/10.18502/kss.v3i26.541 1

Junior Sibarani, T., Hidayat, N., & Surtikanti, S. (2015). Analisis Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Discretionary Accruals, dan Arus Kas Operasi terhadap Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP),

2(01), 19–31.

https://doi.org/10.35838/jrap.v2i01.90 Purnamasari, D., Hadi, D. A., & Sukmawati,

F. (2020). The Effect of Deferred Tax Expenses on Earnings Management.

International Journal of Psychosocial Rehabilitation, 24(02), 2966–2976.

https://doi.org/10.37200/ijpr/v24i2/pr2 00597

Tarigan, L. Y. P. (2019). Deferred Tax Expenses as Earning Management Indicator. Journal of Accounting and Management Innovation, 3(2), 117–

130.

Timuriana, T., Rezwan, D., & Muhamad, R.

(2015). ) Describe the effect of deferred tax expense on earnings management in manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange. Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi, 1(2), 12–

20.

Utara, U. S. (2020). Universitas sumatera utara.

Wang, Y., Butterfield, S., & Campbell, M.

(2016). Deferred Tax Items as Earnings Management Indicators. International Management Review, 12(2), 37.

Widiatmoko, J., & Mayangsari, I. (2016). the Impact of Deferred Tax Assets , Discretionary Accrual , Leverage , Company Size and Tax Planning Onearnings Management Practices Pengaruh Aset Pajak Tangguhan , Discretionary Accrual , Leverage , Ukuran Perusahaan , Dan Perencanaan Pajak. Jurnal Dinamika Manajemen, 7(1), 22–31.

Yuliza, A., Fitri, R., Keuangan, J. A., & Vol, P. (2020). Akpem: Jurnal Akuntansi Keuangan dan Pemerintahan Vol. 1 No.

2 Tahun 2020. Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Pemerintahan Vol. 1 No. 2 Tahun 2020, 1(2), 2–6.

Gambar

Gambar 1 1 Struktur PDB
Gambar 2 1 Model Penelitian
Tabel 4 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak terhadap manajemen laba apabila tidak terjadi

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial beban pajak tangguhan berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba dengan persentase

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Aset pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba untuk menghindari laporan rugi pada perusahaan dengan nilai

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh aset pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan

Dari fenomena dan hasil penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Beban Pajak Kini dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba

Model pengaruh perencanaan pajak (tax planning), beban pajak tangguhan (deffered tax expense) dan profitabilitas terhadap manajemen laba dengan sampel perusahaan manufaktur

penelitian ini menguji kembali pengaruh kemampuan aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak dalam memprediksi manajemen laba dimana dalam

Variabel beban pajak tangguhan memiliki nilai koefisien regresi (β) yang menunjukkan nilai positif sebesar 0,001 yang berarti bahwa semakin tinggi beban pajak