6 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. KECEMASAN 1.1. Pengertian
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Cemas berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon emosional terhadap yang penilaian intelektual akan bahaya. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat cemas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Suliswati, 2005). Menurut nanda 1994 kutipan dari Taylor (1997) kecemasan merupakan suatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah atau tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui seseorang.
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup (Suliswati, 2005) .
Kecemasan juga didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas sistem saraf otonom (Hudak & Gallo, 1997). Sedangkan
menurut Smeltzer dan Bare (2002) kecemasan merupakan reaksi yang normal terhadap stres dan ancaman bahaya, kecemasan juga dapat dikatakan sebagai reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata maupun yang dibayangkan.
Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologis terhadap stres yang mengandung komponen fisiologis dan psikologi (Long, 2002). Respon fisiologis terhadap ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Manifestasi yang khas pada ansietas tergantung pada masing-masing individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh, dan menangis.
Respon psikologi secara umum berhubungan adanya ansietas menghadapi anestesi, diagnose penyakit yang belum pasti, keganasan, nyeri, ketidaktahuan tentang prosedur operasi dan sebagainya.
1.2. Faktor predisposisi dan presipitasi kecemasan
Faktor predisposisi dan presipitasi kecemasan, menurut Stuart & Sundeen ( 1998 ) meliputi :
1.2.1. Faktor predisposisi
Dalam pandangan psikoanalitik kecemasan, konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian (id dengan superego), dimana id mewakili dorongan insting sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya, ego memenuhi tuntutan ke dua elemen (mengingatkan adanya bahaya).
Dalam pandangan interpersonal kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal, kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.
Dalam pandangan perilaku kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines, reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan dan penghambat asam aminobutirik-gamma neuroregulator (GABA) mungkin memainkan peranan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan kecemasan.
1.2.2. Faktor presipitasi
Stressor pencetus kecemasan mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
a. Ancaman terhadap integritas seseorang
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang
Ancaman terhadap sistem diri seseorang yang dapat membahayakan identitas, harga diri, fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
1.3. Tingkat kecemasan
Tingkat kecemasan menurut Stuart & Sudden (1998) adalah sebagai berikut:
a. Kecemasan ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Kecemasan ini normal dalam kehidupan karena meningkatkan motivasi dalam membuat individu siap bertindak stimulus dari luar siap untuk di internalisasi dan pada tingkat individu mampu memecahkan masalah secara efektif.
b. Kecemasan sedang
Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami rentang perhatian yang lebih selektif namun masih dapat melakukan sesuatu lebih terarah. Kecemasan sedang ditandai dengan lapangan presepsi mulai menyempit. Pada kondisi ini masih bisa belajar dari arahan orang lain.
c. Kecemasan berat
Kecemas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang terhadap suatu objek, seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memuasatkan pada suatu area lain. Lapangan presepsi individu sempit. Pusat perhatian pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain.
d. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror, perhatian terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali sehingga orang mengalami kepanikan dan tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik disertai dengan dengan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung dan waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.Individu hilang kendali diri dan detail perhatian hilang, karena hilang kontrol, maka tidak dapat melakukan apapun meskipun dengan perintah, terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurang kemampuan dengan orang lain, penyimpanan presepsi dan hilangnya pemikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.
Ringan Sedang Berat Panik
Gambar 2.1 Rentang respon kecemasan (Stuart & Sundeen, 1998)
1.4. Penilaian Tingkat Kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS)
Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada pasien yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan (Z ung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell, 2006). Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :
Skor 20-44 : kecemasan ringan Skor 45-59 : kecemasan sedang Skor 75-80 : kecemasan panik Skor 60-74 : kecemasan berat
Respons adaptif Respons maladaptif
2. PRE OPERATIF 2.1. Pengertian
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi suatu pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien di pindahkam di meja operasi ( Smeltzer and Barre, 2002 ).
2.1.1.Tipe Pembedahan
a. Menurut fungsinya ( tujuannya ), Pottter & Perry ( 2006 ) membagi menjadi:
1) Diagnostik
Biopsi, laparatomi eksporasi untuk memperkuat diagnosisi dokter. 2) Kuratif ( ablatif )
Eksisi atau pengangkatan bagian tubuh yang menderita penyakit seperti, pengangkatan tumor, appendiktomi, amputasi.
3) Paliatif
Menghilangkan atau mengurangi intensitas gejala penyakit tidak menghilangkan penyakit, kolonostomi, debridemen jaringan nekrotik. 4) Rekontruktif
Mengembalikan fungsi atau penampilan jaringan yang mengalami trauma atau malfungsi, seperti; fiksasi internal pada fraktur, perbaikan jaringan parut.
5) Transplantasi
Dilakukan penggantian organ atau struktur yang mengalami malfungsi. b. Menurut Smeltzer and Barre ( 2002 ), membagi operasi menurut tingkat
urgensi dan luas atau tingkat resiko. 1. Kedaruratan
klien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang di akibatkannya di perkirakan dapat mengancam jiwanya ( kematian atau kecacatan fisika), tidak dapat di tunda.
2. Urgen
klien membutuhkan perhatian dengan segera, dilaksanakan dalam 24- 30 jam
3. Diperlukan
Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan.
4. Operasi Elektif ( Terpogram )
Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak dilakukan.
Menurut Ester 2001 Operasi elektif operasi yang sehari sebelumnya telah didaftarkan ke IBS (Instalasi Bedah Sentral) dengan ACC dari dokter anestesi. Semua prosedur operasi sudah memenuhi syarat termasuk persiapan pasien puasa, laboratorium.
5. Operasi Cyto (emergency)
Operasi segera atau mendadak (emergency) dimana pasien harus di operasi segera dengan alasan medic misalnya SC dengan perdarahan, placenta previa dan lain-lain. Fraktur terbuka dengan perdarahan hebat dan lain-lain.
c. Klasifikasi tindakan operasi
a. Sederhana meliputi operasi ringan
1). Incici adalah membuka kulit/ organ tanpa mengambil organ atau kulit tersebut.
2). Cateterisasi lesi kecil adalah pemasangan selang kedalam jaringan yang fungsinya terganggu karena penyakit atau cedera, seperti tumor, ulkus, atau abses.
3). Menjahit luka < 5 cm
Menjahit luka adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai luka tersebut dapat tersambung.
4). Exterpasi tumor kulit superfisial diameter kecili adalah tindakan pengangkatan seluruh massa tumor beserta kapsulnya.
5). Wound toilet luka kecil adalah membersihkan luka kecil dengan teknik steril
6). Exterpasi klavus adalah pengangkatan massa karena ada penebalan dibawah kulit
b. Sedang
1). Herniorapy reponible adalah pemasangan mesh graf
2). Apendectomy simple tanpa penyulit adalah pengangangkatan apendik tanpa ada komlikasi
3). Incici abses dengan anestesi ringan c. Besar
1). Laparatomy explorasi (Lilies, peritonitis) merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke peritonium abdomen
2). Apendiksitis dengan penyulit (perforasi,infiltrat) 3). Thiroidectomy para anal
4). Amputasi extremitas superior atau external d. Canggih
1. Prostatectomy terbuka adalah pengangkatan prostat 2. Urectrolitotomy adalah pengangkatan uretro
e. Khusus
1. Laparatomy explorasi reseksi dan anastomosis usus 2. Laparatomy coloctomi
f. Pilihan
Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien ( pilihan pribadi klien)
d. Menurut luas atau tingkat resiko 1. Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.
2. Minor
Operasi sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih kecil dibandingkan operasi mayor.