• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS XD SMA NEGERI 1 KINTAMANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS XD SMA NEGERI 1 KINTAMANI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA

KELAS XD SMA NEGERI 1 KINTAMANI

Ni Kadek Ariustini, I Nengah Martha, I Nyoman Seloka Sudiara

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {dekyus23@yahoo.co.id,nengahmartha@yahoo.com, seloka_sudiara@yahoo.co.id}

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung pada siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani; (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung pada siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani; dan (3) mendeskripsikan respons siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani yang berjumlah 29 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi, langkah-langkah pembelajaran, dan respons siswa terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, angket kuesioner, dan wawancara. Data yang didapatkan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat beberapa langkah yang efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa; (2) pemanfaatan objek langsung dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa hal ini dapat dilihat dalam perbandingan skor rata-rata klasikal yang diperoleh sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II, yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 70 {cukup}, siklus I memperoleh skor rata klasikal 76,7 {cukup}, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 82,6 {baik}; (3) siswa memberikan respons sangat positif terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi siswa. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Kintamani agar menerapkan model pembelajaran pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa sesuai dengan langkah yang ditemukan dalam penelitian.

Kata kunci : objek langsung, menulis paragraf deskripsi

ABSTRACT

This classroom action research is aimed at (1) describing the learning

steps in writing descriptive paragraph using direct object at grade XD

(2)

of students in SMA Negeri 1 Kintamani; (2) describing the students’

improvement in writing descriptive paragraph by using direct object at

grade XD of in SMA Negeri 1 Kintamani; (3) describing the students’

responses toward the use of direct object in writing descriptive

paragraph. The subjects in this research were the teacher and 29 of

students at grade XD of SMA Negeri 1 Kintamani. The objects of this

research were students’ abilities in writing descriptive paragraph, the

learning steps, and the students’ responses toward the use of direct

object in writing descriptive paragraph. The methods of this research

were observation, test, questionnaire, and interview. The data analysis

used were descriptive-qualitative and descriptive-quantitative analysis.

The result of this research showed that (1) there were some effective

steps to improve students’ skill in writing descriptive paragraph; (2) the

use of direct object could improve students’ ability in writing descriptive

paragraph. This can be seen from the classical average score before

the implementation of the strategy, cycle I, and cycle II, in which, in

pre-implementation, the classical average score was 70 {enough}, in

cycle I the classical average score was 76,7 {enough}, meanwhile in

cycle II the classical average score was 82,6 {good}; (3) the students

gave positive responses toward the use of direct object in writing

descriptive paragraph. Therefore, the researcher suggests to the

Indonesian language and literature teacher in SMA Negeri 1 Kintamani

to apply the direct object learning model to improve the students’ skill

in writing descriptive paragraph based on the steps which were found

in this research.

Key words: direct object, writing descriptive paragraph

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan sumber atau salah satu alat dalam proses pendidikan. Pemerintah melalui Departemen Pen-didikan Nasional telah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang pendidikan secara serentak di seluruh wilayah In-donesia mulai tahun 2007. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pe-ngetahuan, keterampilan dan pengalaman belajar. KTSP dapat dikembangkan pada setiap sekolah sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Hal ini di-lakukan pemerintah berdasarkan pemi-kiran bahwa setiap sekolah memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda dan hanya sekolah itu sendiri yang dapat mengetahui secara pasti hal yang di-butuhkan oleh para siswanya.

Selain itu, kurikulum merupakan se-perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pe-doman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum dalam pendidikan sangat memegang peranan penting. Dikatakan demikian, karena pada hakikatnya pendidikan ber-langsung dalam suatu proses. Proses tersebut berupa trasformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar, yang menerima proses pembelajaran adalah siswa yang sedang tumbuh dan ber-kembang menuju arah pendewasaan ke-pribadian dan penguasaan pengetahuan (Arsjad dan Mukni, 1991:12). Demi tercapainya hal tersebut, kurikulum yang berlaku harus mampu memberikan pe-doman agar bisa mencapai tujuan. Melalui

(3)

kurikulum inilah akan diturunkan SI (Standar Isi), SK (Standar Kompetensi), dan KD (Kompetensi Dasar).

Pada KTSP, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk dapat mengusai empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, membaca, ber-bicara, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting un-tuk dikuasai. Sebagai salah satu kom-ponen keterampilan berbahasa dan bersastra, menulis memiliki kedudukan yang strategis dalam pendidikan dan pe-ngajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah banyak ditentukan oleh keterampilan menulis. Selain dapat memudahkan siswa berpikir secara kritis, menulis juga dapat di-gunakan siswa untuk mengomunikasikan perasaan, pendapat, dan pengalaman kepada orang lain. Pada era globalisasi yang serba modern ini, keterampilan me-nulis dapat meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pem-binaan yang intensif terhadap kemam-puan menulis dengan tidak mengabaikan aspek bahasa yang lain. Hal ini senada dengan pernyataan Tarigan (1986:1), ba-hwa keterampilan menulis bersifat fungsional terhadap pengembangan diri siswa, baik untuk studi maupun untuk te-rjun di masyarakat. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam ke-hidupan sehari-hari.

Keraf (2001:34) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan fakta-fa-kta, perasaan, sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif. Weaver (dalam Tarigan, 1986:27) mengklasifikasikan menulis men-jadi empat bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Keterampilan menulis paragraf deskripsi merupakan sa-lah satu keterampilan yang penting dikuasai karena melalui deskripsi se-seorang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan, peristiwa atau kejadian.

Salah satu keterampilan menulis yang sangat penting adalah keterampilan me-nulis paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi

adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan (Marahimin, 2005:45). Tujuan penulisan paragraf de-skripsi adalah memaparkan atau meng-gambarkan suatu benda, tempat, su-asana, atau keadaan. Seorang penulis de-skripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ sesuatu yang dilihatnya dan dapat ‘mendengar’ sesuatu yang didengarnya. Melalui pem-belajaran tentang menulis paragraf deskripsi, siswa diharapkan dapat meng-embangkan keterampilannya dalam me-nulis paragraf karena hal tersebut sangat bermanfaat baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun dalam peng-embangan diri siswa. Kenyataan di lapangan siswa cenderung enggan meng-embangkan kemampuannya dalam men-ulis paragraf dan siswa masih mengalami kesulitan menyampaikan gagasan dalam bahasa tulis. Hal itu bisa terjadi karena dalam penggunaan bahasa tulis banyak hal yang perlu dipertimbangkan. SK kete-rampilan menulis deskripsi yang muncul dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X adalah “mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi)”.

Pembelajaran menulis dianggap se-bagai keterampilan yang sangat sulit bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001:294), bahwa dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kete-rampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini di-sebabkan oleh kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga meng-hasilkan karangan yang runtut dan padu. Hal ini juga diungkapkan oleh Tarigan (1986:8) bahwa menulis menuntut ga-gasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata secara menarik.

Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia yang me-ngajar di kelas XD SMA Negeri 1

(4)

Kin-tamani diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan pada saat menulis paragraf deskripsi. Skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam menulis paragraf deskripsi adalah 70, namun KKM yang telah ditetapkan oleh guru adalah 78. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala yang dialami oleh siswa. Kendala-kendala tersebut antara lain dari segi kejelasan tulisan, pengungkapan ide atau pokok piki-ran dengan kupiki-rang jelas, dan organisasi ide belum logis dan belum sistematis. Kenyataan ini tidak sesuai dengan standar penulisan paragraf deskripsi bahwa da-lam menulis deskripsi dituntut adanya cara berpikir yang logis dan sistematis. Selain itu, tulisan yang dibuat siswa juga belum dilengkapi dengan adanya penyajian fakta untuk memperkuat ide. Padahal, dalam menulis paragraf deskripsi dituntut pem-berian gambaran untuk memperkuat ide atau gagasan.

Kesulitan yang dialami dalam menulis paragraf deskripsi di kelas XD SMA Ne-geri 1 Kintamani disebabkan oleh tidak tepatnya strategi yang digunakan guru dalam mengajar. Dengan strategi pem-belajaran monoton yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, tentu siswa cenderung bosan dan kurang mem-perhatikan materi yang disampaikan sehingga mengakibatkan aktivitas belajar-mengajar kurang memadai karena tidak adanya variasi yang dilakukan oleh guru saat mengajar di kelas. Jadi, untuk men-capai tujuan tertentu dalam pembelajaran perlu dilakukan sesuatu yang dapat mem-bantu proses pembelajaran agar berjalan dengan lancar.

Penelitian mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Pura Lasmini pada tahun 2013 dengan judul “Penerapan Model Pem-belajaran Kontekstual Bermedia Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskriptif Siswa kelas VIII3 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran konte-kstual dapat meningkatkan kemampuan

menulis karangan deskriptif siswa kelas VIII3 SMP Laboratorium Undiksha.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Made Weda Satwika pada tahun 2012. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemam-puan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan teknik semiterpimpin dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja.

Penelitian-penelitan di atas memang sejenis dengan penelitian yang penulis lakukan. Namun, penelitian-penelitian ter-sebut memiliki nuansa yang berbeda dengan penelitian yang penulis lak-sanakan ini, terutama dari segi media, subjek, ataupun tempat penelitian. Untuk melengkapi sisi lain penelitian-penelitian tersebut, sangatlah perlu dilakukan penelitian dengan fokus yang berbeda. Untuk itulah, peneliti melakukan penelitian tentang pemanfaatan objek la-ngsung untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi. Penelitian ini, difokuskan pada kemampuan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung, langkah-langkah pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung, serta respons siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung.

Pemanfaatan objek langsung dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi. Melalui objek langsung, siswa dapat melihat objek tulisan secara langsung sehingga mempermudah siswa untuk menulis paragraf deskripsi. Selain itu, pemanfaatan objek langsung di-pandang sebagai langkah terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini juga dipertegas oleh Rohani (1997:17). Menurutnya, cara terbaik dan termudah dikerjakan untuk mendeskripsikan objek tertentu adalah dengan berhadapan langsung, karena dengan media ini siswa dapat mendengar, melihat, merasakan

(5)

secara langsung objek yang akan dibicarakan.

Berpijak pada uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengaji lebih luas permasalahan ini, yaitu dengan penelitian yang berjudul “Pe-manfaatan Objek Langsung untuk Me-ningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani”.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas (1) langkah-langkah pe-mbelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung, (2) peningkatan keterampilan menulis pa-ragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung, dan (3) respons siswa terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi. Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah (1) me-ndeskripsikan la-ngkah-langkah pembe-lajaran menulis paragraf deskripsi de-ngan pemanfaatan objek langsung pada siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani, (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pa-ragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung pada siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani, dan (3) mendes-kripsikan respons siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani terhadap pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi peneliti lain, bagi guru bahasa Indonesia, dan bagi siswa. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pe-ngalaman dan pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan menulis, serta model pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik minat siswa dalam me-ningkatkan prestasi belajar. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan dan sebagai referensi yang membantu peneliti lain dalam melakukan penelitian sejenis. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk memilih model pembelajaran yang sesuai agar mampu menarik minat siswa dan dapat menjadi masukan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang lebih

bervariasi. Bagi siswa, Penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususya dalam menulis paragraf deskripsi.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau sering disebut dengan classroom

action research. Artinya, penelitian yang

dilakukan di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu cara seseorang atau kelompok dalam me-ngorganisasikan kondisi tertentu untuk mempelajari pengalaman dan membuat pengalaman itu dapat diakses oleh orang lain (Sukardi, 2007:210). Sesuai dengan pernyataan tersebut, dalam penelitian ini, peneliti melakukan suatu tindakan baru dalam rangka memecahkan masalah yang ada di dalam kelas dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi, rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian, prosedur penelitian, rincian prosedur penelitian, in-strumen dan metode pengumpulan data, teknik analisis data dan kriteria ke-berhasilan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa In-donesia dan siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani. Siswa tersebut dipilih sebagai subjek penelitian karena pada kenyataannya siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf deskripsi. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XD, peneliti memperoleh informasi bahwa skor siswa dalam menulis paragraf deskripsi rata-rata 70, padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang se-mestinya diperoleh siswa dalam pem-belajaran menulis karangan deskripsi adalah 78. Objek penelitian ini adalah pe-nelitian yang dibedakan atas dua macam, yaitu objek yang mencerminkan proses dan objek yang mencerminkan produk. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, objek proses dalam penelitian ini adalah pemanfaatan objek langsung untuk

(6)

me-ningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi dan respons siswa terhadap pemanfaatan objek langsung untuk me-ningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi. Objek yang berkaitan dengan produk adalah kemampuan atau hasil belajar siswa dalam menulis paragraf deskripsi.

Setelah terkumpul, selanjutnya akan data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Teknik analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Analisis data penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif adalah teknik analisis data yang menggunakan paparan sederhana yang berwujud kata-kata, sedangkan, teknik an-alisis kuantitatif adalah teknik anan-alisis data dengan mendeskripsikan data yang ber-wujud angka-angka.

Teknik yang digunakan peneliti adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kua-litatif digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara yang dii-nterprestasikan menggunakan kata-kata. Data yang diperoleh dari hasil observasi, penilaian kemampuan menulis siswa, dan respons siswa dianalisis dengan me-nggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian tindakan kelas yang digunakan bersifat penelitian kolaborasi. Dalam hal ini, peneliti dan guru secara bersama-sama mempersiapkan ranc-angan pembelajaran. Guru bertindak la-ngsung dalam proses pembelajaran untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dalam mengikuti pe-mbelajaran. Sementara itu, peneliti se-bagai pengamat dan bersama guru melakukan refleksi guna melihat kelebihan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan pem-belajaran pada siklus berikutnya. Secara umum, penelitian ini bertujuan me-ningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung dan hasil wawancara. Data kuantitatif berupa tingkat kemampuan siswa yang di-tunjukkan dengan skor tes menulis paragraf deskripsi, aktivitas, dan respons siswa. Sesuai dengan data tersebut, penelitian ini menggunakan empat metode, yakni metode tes, observasi, me-tode angket/kuesioner, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung peng-gunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik menulis paragraf deskripsi, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar angket/kuesioner respons siswa, dan pedoman wawancara tak terstruktur. Instrumen tes praktik menulis paragraf deskripsi digunakan dalam metode tes. Instrumen lembar observasi digunakan dalam metode observasi, instrumen lem-bar angket digunakan dalam metode angket/kuesioner, sedangkan pedoman wawancara digunakan dalam metode wawancara.

Kriteria keberhasilan yang diguna-kan sebagai patokan dalam mengakhiri pe-nelitian ini adalah sebagai berikut. Pe-rtama, Kriteria keberhasilan pelaksanaan tindakan (yang menggambarkan per-baikan kualitas pembelajaran) adalah 75% tindakan yang dilaksanakan sudah tercapai. Kedua, Kriteria respons siswa terhadap pemanfaatan objek langsung dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi dianggap berhasil apabila 80% dari jumlah siswa memberikan respons positif. Ketiga, sta-ndar keterampilan menulis paragraf deskripsi 78% siswa mampu memproleh nilai 78-100, yaitu sesuai de-ngan standar ketuntasan minimal pel-ajaran bahasa Indonesia yang ditetapkan di kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani.

(7)

Pembahasan ini difokuskan pada temuan yang dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan pemanfaatan objek langsung, yaitu (1) terdapat beberapa langkah pembelajaran dalam model pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi (2) tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menulis paragraf deskripsi siswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani dengan model pembelajaran pemanfaatan objek lang-sung, dan (3) siswa memberikan respons sangat positif terhadap model pem-belajaran dengan pemanfaatan objek langsung. Temuan-temuan tersebut di-uraikan sebagai berikut.

Pemanfaatan objek langsung dapat memberikan peluang kepada siswa untuk menuangkan ide atau gagasan. Dalam m-enulis siswa lebih bebas dan tidak terbebani sehingga aktivitas menulis me-njadi aktivitas yang menyenangkan. Pemanfaatan objek langsung menjadikan siswa tidak malas dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. Rohani (1997:17) mengemukakan bahwa cara terbaik dan termudah dikerjakan untuk me-ndeskripsikan objek tertentu adalah de-ngan berhadapan langsung, karena dengan media ini siswa dapat mendengar, melihat, merasakan secara langsung objek yang akan dibicarakan. Pernyataan tersebut menandakan bahwa pem-belajaran menulis paragraf deskripsi de-ngan pemanfaatan objek langsung dapat merangsang dan memudahkan dalam menulis.

Temuan pertama adalah terdapat beberapa langkah pembelajaran yang ditempuh guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan ke-terampilan menulis paragraf deskripsi. Adapun beberapa langkah utama yang ha-rus ditempuh oleh guru dalam pe-manfaatan objek langsung untuk me-ningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi, antara lain terletak pada (1) ke-giatan awal, (2) keke-giatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Pemanfaatan objek la-ngsung diaplikasikan pada saat siswa

mengikuti kegiatan inti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Pada kegiatan awal, guru melakukan tanya jawab bersama siswa terkait dengan materi dan aspek penilaian yang belum dipahami siswa. Guru juga memaparkan secara jelas pembuatan kerangka tulisan kepada siswa sebelum siswa diminta untuk membuat paragraf deskripsi. Setelah itu, langkah yang dilakukan guru adalah mem-bangkitkan semangat belajar siswa, memfasilitasi kegiatan siswa menemukan ide/gagasan berdasarkan objek yang di-pilh, memfasilitasi siswa berdiskusi untuk mengembangkan topik/gagasan, mem-fasilitasi siswa dengan lebih menekankan pada penyusunan kerangka paragraf deskripsi, memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas tentang paragraf deskripsi, mem-fasilitasi siswa untuk membacakan hasil paragraf deskripsi mereka (satu kelompok satu orang), dan membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari itu.

Temuan kedua adalah hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ke-mampuan menulis paragraf deskripsi siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata hasil menulis paragraf deskripsi siswa 76,7 sedangkan rata-rata hasil me-nulis paragraf deskripsi siswa pada siklus II adalah 82,6. Peningkatan yang terjadi sebesar 5,9.

Tabel 1. Perbandingan antara skor rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II

Pelaksanaan Skor rata-rata kelas Kategori Pratindakan Siklus I Siklus II 70 76,7 82,6 Cukup Cukup Baik

Temuan di atas sejalan dengan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Made Weda Satwika pada tahun 2012. Penelitian tersebut berjudul “Pe-nggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin dengan Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi

(8)

Siswa Kelas XD.7 SMA Negeri 2 Sing-araja”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan teknik semiterpimpin dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja.

Faktor lainnya adalah pemberian bimbingan dan penghargaan oleh guru dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif. Guru memiliki peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pem-belajaran. Upaya guru dalam membimbing siswa harus didasari dengan kesabaran dan keiklhasan. Guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum berhasil maupun yang sudah berhasil. Bimbingan yang diberikan guru dalam menulis paragraf deskripsi dapat mempermudah siswa, dalam memahami pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat segera teratasi karena bimbingan yang diberikan oleh guru. Guru adalah orang yang mampu memotivasi siswanya untuk belajar. Djamarah (2002:182) menyatakan “motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar”. Maka dari itu, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa selama proses belajar berlangsung.

Selain itu, guru juga memegang peranan penting dalam memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Motivasi belajar oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dapat mening-katkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mengemukakan pendapat secara lisan. Mudjiono (2006:85) menyatakan bahwa motivasi memiliki manfaat untuk membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam penelitian ini, guru mulai memberikan motivasi kepada siswa saat siswa mengalami hambatan. Motivasi yang diberikan guru, tidak hanya di depan kelas, melainkan langsung mendekati dan berkomunikasi dengan siswa. Dari pe-laksanaan langkah-langkah yang di-terapkan, guru telah berupaya semaksimal

mungkin untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Temuan ketiga, yaitu siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Ini merupakan temuan yang terakhir dalam penelitian ini. Rasa senang dan aktif tersebut dapat dilihat dari rata-rata respons yang diberikan oleh siswa dalam pembelajaran ini. Sebagian besar siswa memberikan respons yang positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pe-mbelajaran. Pada siklus I skor rata-rata respons siswa adalah 43 (positif), ke-mudian skor rata-rata respons siswa me-ningkat menjadi 46 (sangat positif) pada siklus II. Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran ini karena divariasikan. Apabila individu berada dalam situasi yang betul-betul bebas dari berbagai bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu sikapnya, dapat diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku yang ditampakkannya merupakan eks-presi sikap yang sebenarnya (Azwar, 2003:18).

Jadi, pemanfaatan objek langsung dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan menulis pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Untuk me-ngatasi beragam permasalahan yang ditemukan oleh guru ataupun siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, guru dapat mengaplikasikan pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung yang dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan (alternatif) dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini.

(9)

Pertama, langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung untuk meningkatkan ke-terampilan menulis paragraf deskripsi sangat efektif. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.

Pertama, guru melakukan apersepsi

terkait dengan materi yang diajarkan.

Kedua, guru memfasilitasi siswa dengan

memberikan umpan balik terkait dengan materi yang belum mereka pahami.

Ketiga, guru menjelaskan kembali materi

pelajaran yang belum dipahami siswa.

Keempat, guru tidak hanya menjelaskan

materi pelajaran, tetapi juga mengajak siswa menganalisis ejaan dan tata bahasa yang belum dipahami siswa. Kelima, guru mengelompokkan siswa dengan ke-mampuan bervariasi dalam satu kelompok (masing-masing kelompok berjumlah 5--6 orang). Keenam, guru menjelaskan kepada siswa bahwa mereka ditugaskan untuk mendeskripsikan objek yang berada di sekitar kelas. Ketujuh, guru memfasilitasi siswa berdiskusi untuk mengembangkan ide atau gagasan yang akan dideskripsikan. Kedelapan, guru me-mfasilitasi siswa dengan lebih me-nekankan pada penyusunan kerangka paragraf deskripsi. Kesembilan, selama proses pembelajaran, guru mengamati aktivitas belajar siswa (kedisiplinan, tanggung jawab). Kesepuluh, guru mem-fasilitasi siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas tetang paragraf deskripsi. Kesebelas, guru memfasilitasi siswa untuk membacakan hasil paragraf deskripsi mereka (satu kelompok satu orang). Keduabelas, guru menugaskan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari itu. Ketigabelas, guru mengadakan refleksi.

Kedua, adanya peningkatan hasil belajar siswa hingga ter-capainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada kegiatan menulis paragraf deskripsi sisiswa kelas XD SMA Negeri 1 Kintamani dengan pemanfaatan objek langsung terlihat pada perolehan skor tes menulis paragraf deskripsi siswa pada siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan dan mencapai KKM, yaitu 78. Pada setiap tahap pembelajaran skor siswa selalu

mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal , siklus I, dan siklus II. Perolehan skor rata-rata yang dicapai siswa pada refleksi awal adalah 70, skor rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I meningkat menjadi 76,7, dan perolehan skor rata-rata pada siklus II menjadi 82,6. Ketiga, model pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung dalam menulis paragraf deskripsi ternyata menumbuhkan respons positif siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa memberikan respons yang positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I skor respons siswa adalah 43 yang tergolong positif, kemudian skor rata-rata respons siswa meningkat menjadi 46 yang tergolong sangat positif pada siklus II. Siswa merasa senang melakukan ke-giatan pembelajaran karena ditera-pkannya model pembelajaran dengan pemanfaatan objek langsung.

Dalam pembelajaran menulis pa-ragraf deskripsi, guru hendaknya me-nerapkan model pembelajaran dengan pe-manfaatan objek langsung. Model pem-belajaran ini dapat memberikan ke-sempatan berdiskusi yang baik bagi siswa, merangsang siswa lebih peka terhadap objek yang ada di sekitar, memberi siswa kesenangan dalam pembelajaran, dan dapat dijadikan strategi mengajar yang efektif. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif, tertarik dan lebih memahami paragraf deskripsi yang akan dibuat.

Masih banyak hal yang belum dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia;

Teori dan Pengukurannya (Edisi ke 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(10)

Arsjad, Maidar. G. dan Mukti U.S. 1991.

Pembinaan Kemampuan

Ber-bahasa Indonesia Jakarta: Erlaga.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Keraf, Gorys. 2001. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa

Indah

Lasmini, Nyoman Pura .2013. “Penerapan Model pembelajaran Kontekstual Bermedia Gambar untuk Me-ningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskriptif Siswa kelas VIII3 SMP Laboratorium Un-diksha Singaraja”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan PBSI, FBS, Undiksha.

Marahimin. 2005. Menulis Secara Populer. Bandung: Dunia Pustaka Jaya. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian

dalan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:

BPFE.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional

Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Satwika, Made Weda. 2012. “Penggunaan Teknik Menulis Semiterpimpin dengan Kartu Kata untuk Me-ningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas XD.7 SMA Negeri 2 Singaraja”.

Skripsi (tidak diterbitkan).

Ju-rusan PBSI,FBS,Undiksha. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian

Pendidikan Kompetensi dan Pra-ktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis

Sebagai Keterampilan Berbahasa.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan antara skor rata- rata-rata kelas  sebelum dilakukan  tindakan, pada siklus I, dan pada  siklus II

Referensi

Dokumen terkait

membutuhkan bantuannya di bagian- bagian tertentu kelas, maka guru bergerak dan menghampiri secara berimbang dan tidak terfokus hanya pada beberapa gelintir siswa

Imam Suprayogo melihat bahwa pendidikan tinggi Islam dimulai dari Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) yang memiliki misi sederhana yaitu menyiapkan tenaga adminsitrasi di

Mobil Xenia memiliki banyak sistem pendukung, salah satunya adalahsistem pendingin engine.Sistem pendingin (cooling system) adalah suatu rangkaian untukmengatasi

Investments in the capital of banking, financial and insurance entities that are outside the scope of regulatory consolidation, net of eligible short positions, where the bank

[r]

Pada periode penelitian di poliklinik anak RSUP Dr.Kariadi Semarang diperoleh 23 sampel yang terdiri atas penderita sindroma nefrotik resisten steroid sebanyak 6

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kedudukan dan kewenangan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pemerintahan desa serta untuk

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah senyawa kimia apakah yang terkandung dalam ekstraksi etanol bunga kecubung (Datura metel Linn) di Bali yang