• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. Dok. : DP 7.1 - 9 Edisi : A No. Revisi : 1 Dilarang menggandakan dokumen ini baik sebagian maupun keseluruhannya dalam bentuk apapun

DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI

AIR MINERAL SNI 3553 : 2015

Depok, 21 April 2017 Disahkan oleh,

Nurhayati Syarief

General Manager

(2)

TAHAP I : SELEKSI

1. Permohonan Sesuai Persyaratan Permohonan Sertifikat Produk Dalam Negeri ─ DP 7.2-2.a atau Luar Negeri ─ DP 7.2-3.a

2. Tipe Sertifikasi Tipe 5 3. Sistem Manajemen Mutu

yang diterapkan

 Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001 : 2008 atau revisinya dan CPPOB minimal level 2;

 SNI CAC/RCP 1 : 2011 tentang Rekomendasi Nasional Kode Praktis Prinsip Umum Higiene Pangan – HACCP, SNI ISO 9001 : 2008 atau SNI ISO 9001 : 2015;

 Sistem Manajemen Keamanan Pangan SNI ISO 22000 : 2009 atau revisinya; atau

 Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya yang diakui

4. Petugas Pengambil Contoh  Memahami cara pengambilan contoh dalam SNI 19-0429-1989 ─ Petunjuk Pengambilan Contoh Cairan dan Semi Padat

 Memahami persiapan contoh sesuai SNI 3554 : 2015 5. Cara Pengambilan Contoh  Sesuai Prosedur Pengambilan Contoh ─ PB 7.4; dan

 Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib ─ Bab D Butir 2 Tahap II No. 4

 Contoh uji yang diambil berasal dari jalur produksi

6. Jumlah Contoh  Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib ─ Bab D Butir 2 Tahap II No. 4

 Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian fisika dan kimia untuk setiap kemasan dengan ketentuan :

(3)

 Jumlah contoh untuk pengujian mikrobiologis minimal 2 liter

 1 (satu) contoh dapat mewakili maksimal 4 merek

 Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan jumlah untuk pengujian di laboratorium

7. Laboratorium Uji yang digunakan

 Laboratorium yang ditunjuk oleh Menteri Perindustrian, atau

 Laboratorium yang telah terakreditasi oleh KAN atau memiliki MRA dengan KAN dengan ruang lingkup air mineral

TAHAP II : DETERMINASI 1. Tinjauan Permohonan / Audit

Kecukupan

Sesuai Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0

 Dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen Sistem Manajemen, termasuk daftar informasi terdokumentasi, surat pernyataan penerapan CCPOB (produsen dalam negeri) atau GMP (produsen luar negeri / importir), daftar peralatan produksi dan daftar peralatan inspeksi atau pengujian laboratorium

 Dilakukan tinjauan permohonan dan Audit Kecukupan

2. Audit Lapangan Sesuai Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0

 Tim Auditor  Auditor memastikan rencana audit dan rencana pengambilan contoh yang disiapkan oleh Petugas Pengambilan Contoh

 Auditor memverifikasi lapangan terhadap penerapan CPPOB / GMP

 Auditor Memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001; atau Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000; atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya

 Auditor yang melakukan audit pada titik kritis harus memiliki pemahaman terkait produk air mineral

 Jika tidak ada Auditor yang memiliki bidang keahlian produk air mineral, maka harus menggunakan Tenaga Ahli yang memiliki bidang keahlian produk air mineral

(4)

 Area yang diaudit  Jika telah memiliki Sertifikat SMM SNI ISO 9001, atau SMKP SNI ISO 22000 atau Sistem Manajemen terkait Pangan dari Lembaga Sertifikasi yang telah terakreditasi KAN / PAC / IAF ─

Audit dilakukan pada titik / elemen kritis dan apabila diperlukan, klausul di dalam SNI ISO 9001 atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya dapat dilakukan audit

 Jika belum memiliki Sertifikat atau sebatas Surat Pernyataan Diri telah menerapkan SMM SNI ISO 9001, atau SMKP SNI ISO 22000 atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya ─

Audit dilakukan untuk keseluruhan bagian sesuai persyaratan SNI ISO 9001 atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya yang diakui

 Titik kritis yang harus diperhatikan

Penyediaan air baku, Filtrasi, Desinfeksi, Filling, dan Penyimpanan produk akhir

 Bahan baku Air Baku :

 Sesuai Lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib berkaitan dengan Persyaratan Kualitas Air Bersih; atau

 Sesuai Permenkes Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990

3. Laporan Audit Sesuai Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0 4. Pelaksanaan Pengambilan

Contoh

 Sesuai Prosedur Pengambilan Contoh ─ PB 7.4

 Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib ─ Bab D Butir 2 Tahap II No.

4 yang dilengkapi dengan Rencana Pengambilan Contoh ─ FR 7.4.9.a, Berita Acara Pengambilan Contoh ─ FR 7.4.9.b dan Label Contoh ─ FR 7.4.9.c

 Contoh uji yang diambil berasal dari jalur produksi

(5)

5. Pengujian Contoh  Sesuai dengan SNI 3553 : 2015 dan SNI 3554 : 2015

 Untuk pengujian CO2 dan Bromat Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib

─ Bab D Butir 2 Tahap II No. 5

 Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut maksimal 3 kali pengujian.

Apabila sampai 3 kali pengujian ulang masih belum memenuhi syarat, maka proses sertifikasi dihentikan.

6. Laporan Hasil Uji  Laporan Hasil Uji diterbitkan oleh Laboratorium Uji yang terakreditasi sesuai ISO / IEC 17025 : 2005

 Mencantumkan kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam pemenuhan SNI 3553 : 2015

TAHAP III : EVALUASI DAN KEPUTUSAN 1. Tinjauan terhadap Laporan /

Berita Acara Pengambilan Contoh, Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji dilakukan oleh Panitia Teknis

 Panitia Teknis ditunjuk oleh General Manager LSPro AGS

 Panitia Teknis terdiri dari satu atau lebih personil yang memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001; atau Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000; atau Sistem Manajemen lainnya terkait pangan dan produk air mineral

 Rapat Tinjauan Panitia Teknis dan cara mengambil keputusan mengacu pada Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0

2. Keputusan Sertifikasi Sesuai Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0 TAHAP IV : LISENSI

1. Penerbitan SPPT-SNI General Manager LSPro AGS menerbitkan SPPT SNI untuk produk yang memenuhi persyaratan sesuai keputusan dari hasil tinjauan 2. Penggunaan Lisensi Sesuai Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Tanda Kesesuaian SNI

─ DP 7.2-5

(6)

TAHAP V : SURVAILEN

1. Audit Sesuai Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0

 Dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun

 Jika telah memiliki Sertifikat SMM SNI ISO 9001, atau SMKP SNI ISO 22000 atau Sistem Manajemen terkait Pangan dari Lembaga Sertifikasi yang telah terakreditasi KAN / PAC / IAF ─

Audit dilakukan pada titik / elemen kritis dan apabila diperlukan, klausul di dalam SNI ISO 9001 atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya dapat dilakukan audit

 Jika belum memiliki Sertifikat atau sebatas Surat Pernyataan Diri telah menerapkan SMM SNI ISO 9001, atau SMKP SNI ISO 22000 atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya ─

Audit dilakukan untuk keseluruhan bagian sesuai persyaratan SNI ISO 9001 atau Sistem Manajemen terkait Pangan lainnya yang diakui

2. Pengambilan Contoh  Sesuai Prosedur Pengambilan Contoh ─ PB 7.4

 Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib ─ Bab D Butir 2 Tahap II No.

4 yang dilengkapi dengan Rencana Pengambilan Contoh ─ FR 7.4.9.a, Berita Acara Pengambilan Contoh ─ FR 7.4.9.b dan Label Contoh ─ FR 7.4.9.c

 Contoh uji yang diambil berasal dari jalur produksi dan gudang 3. Pengujian Contoh  Sesuai dengan SNI 3553 : 2015 dan SNI 3554 : 2015.

 Untuk pengujian CO2 dan Bromat Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Perindustrian No. 78/M-IND/PER/11/2016 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Air Mineral, Air Demineral, Air Mineral Alami dan Air Minum Embun Secara Wajib

─ Bab D Butir 2 Tahap II No. 5

 Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut maksimal 3 kali pengujian.

(7)

4. Laporan Hasil Uji  Laporan Hasil Uji diterbitkan oleh Laboratorium Uji yang terakreditasi sesuai ISO / IEC 17025 : 2005

 Mencantumkan kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam pemenuhan SNI 3553 : 2015

TAHAP VI : TINJAUAN DAN KEPUTUSAN SURVAILEN 1. Tinjauan terhadap Laporan /

Berita Acara Pengambilan Contoh, Laporan Audit dan Laporan Hasil uji dilakukan oleh Panitia Teknis

 Panitia Teknis ditunjuk oleh General Manager LSPro AGS

 Panitia Teknis terdiri dari satu atau lebih personil yang memahami Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000, atau Sistem Manajemen lainnya terkait pangan dan produk air mineral

 Rapat Tinjauan Panitia Teknis dan cara mengambil keputusan mengacu pada Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0

2. Keputusan Survailen Sesuai Prosedur Proses Sertifikasi ─ PB 7.0 TAHAP VII : PERUBAHAN LISENSI

1. Penambahan, Pengurangan, Penangguhan, Pembatalan, Perubahan Data Ruang Lingkup SPPT SNI atau Perubahan Peraturan Menteri Perindustrian

Sesuai Prosedur Penambahan, Pengurangan, Penangguhan dan Pembatalan Ruang Lingkup Sertifikat ─ PB 7.11

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan sistem manajemen keamanan pangan sebaiknya dilakukan dengan mendasarkan pada dokumentasi sestem manajemen mutu ISO 9001 yang sudah diterapkan perusahaan dengan

Standar Internasional ISO 22000:2005 menetapkan persyaratan- persyaratan untuk sistem manajemen keamanan pangan dimana sebuah organisasi dalam rantai pangan perlu

Hasil audit internal ISO 9001 dan sistem HACCP yang terkait manajeman mutu dan keamanan pangan menunjukan peningkatan temuan yang tidak sesuai (non conformance)

Tim Teknis terdiri dari satu atau lebih personel yang memahami Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001) dan bahan kimia, produk kimia & serat..  Semua personel Tim Teknis

Sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan HACCP dan ISO 22000 sangat urgen untuk disosialisasikan dan diterapkan padaindustriperikanan Indonesia untuk mengurangi

Personil-personil yang ada sebagian besar (60%) merupakan personil pada SKPD lama yang telah menjalankan sistem manajemen mutu ISO 9001, sehingga sudah familiar terhadap

Dokumen ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai persyaratan tambahan bagi lembaga sertifikasi yang melaksanakan sertifikasi sistem HACCP atau sistem manajemen keamanan pangan

Persyaratan sistem manajemen mutu yang tidak relevan ☐ Semua persyaratan ISO 9001 relevan dan dapat diterapkan dalam Organisasi ☐ Beberapa persyaratan ISO 9001 ada yang tidak relevan