Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aktivitas kehidupan, mencakup bidang sosial kemasyarakatan, perekonomian dan
pemerintahan;
Pemerintah berkewajiban untuk menjamin akan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dengan
keberlangsungan kegiatan perekonomian dan sosial budaya dalam bentuk adaptasi kebiasaan baru;
Upaya terpadu, mencakup peningkatan kesadaran masyarakat, penanganan kerentanan sosial budaya, dan kerentanan ekonomi dengan melibatkan peran serta masyarakat;
Aspek perumusan kebijakan penanganan covid-19 : a) Analisa Epidemologi, b) Sistem Kesehatan, dan c) Tingkat Kepatuhan Masyarakat;
Latar Belakang
PERDA AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19)
1. Instruksi Presiden mengamanatkan Kepala Daerah agar melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan dalam bentuk Perkada
2. Pada UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dalam Pasal 15 Ayat (1) materi muatan mengenai ketentuan pidana dapat diatur dalam Peraturan Daerah
3. Perda AKB bersifat Mandatory, berlaku bagi Provinsi dan Kabupaten Kota
• UU 23 tahun 2014 pasal 13, urusan pemerintahan yang manfaatnya /dampak negatif lintas Kabupaten Kota, yang pengelolan sumberdayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
4. Memperhatikan ketentuan pasal 4 ayat (5) Permendagri Nomor 80 Tahun 2015, Perda ini dapat mengatur langsung Kabupaten/Kota. Dengan demikian, Kabupaten/Kota tidak perlu lagi membuat Perda yang sama.
5. Sesuai arahan pada konsultasi dengan Direktorat Produk Hukum Daerah Ditjen Otonomo Daerah Kemendagri
Pada pasal 3 dan 7 Perda AKB ditegaskan:
• Menjadi pedoman untuk penyelengaraan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Kabupaten /Kota:
✓Bagi Kabupaten Kota yang belum menyusun perkada, maka perda ini dapat langsung diterapkan
✓Bagi Kabupaten Kota yang sudah menyusun Perkada untuk mempedomani Perda AKB ini
• Bagi pemerintahan nagari/desa/kelurahan Perda ini dapat menjadi
acuan untuk penyelenggaran pencegahan dan pengendalian
COVID-19
TUJUAN
• Melindungi masyarakat dari Covid-19 dan/atau faktor resiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat;
• Melindungi masyarakat dari dampak Covid-19;
• Mewujudkan kesadaran bersama dalam rangka mencegah dan mengendalikan penularan Covid-19 didaerah dengan melibatkan peran aktif masyarakat;
• Memberikan kepastian hukum pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam
Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 bagi aparatur pemerintah daerah,
pemerintah kabupaten/kota, penanggungjawab kegiatan/usaha dan
masyarakat.
Substansi Perda AKB (10 BAB dan 117 Pasal)
A. Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 bagi Perorangan
B. Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 bagi pelaksana kegiatan/usaha C. Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 bagi Pimpinan Perangkat
Daerah/Lembaga/Instansi pemerintahan dan Pemerintah Kabupaten /Kota
D. Peran serta dan partisipasi masyarakat E. Sosialisasi
F. Koordinasi dan kerjasama penegakan hukum G. Penghargaan
H. Pendanaan
A. Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Bagi Perorangan
• Kewajiban:
a.Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam beraktivitas b.Menjaga daya tahan tubuh
c. Melakukan wudhu bagi yang beragama Islam
d.Menerapkan perilaku disiplin protokol kesehatan :
▪ cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan lainnya,
▪ wajib menggunakan masker diluar rumah,
▪ menjaga jarak fisik,
▪ mengucapkan salam dengan tidak berjabat tangan.
e. Menerapkan karantina mandiri selama 14 hari atau sampai dengan keluarnya hasil pemeriksaan bagi :
▪ orang yang berdasarkan hasil pelacakan memunyai kontak erat dengan hasil terkonfirmasi positif
▪ orang yang terkomfirmasi Covid-19 tapi tidak bergejala.
(lanjutan)
• Sanksi Administrasi
➢ Kerja Sosial dengan membersihkan fasilitas umum
➢Dendan Administratif sebesar Rp. 100.000,- , untuk orang yang berdasarkan hasil pelacakan mempunyai kontak erat dengan dan/atau terkomfirmasi positif tidak menerapkan karantina atau isolasi mandiri dikenakan Rp. 500.000,-.
➢Daya Paksa Polisional, dilakukan dalam hal pelanggar tidak melaksanakan sanksi administratif kerja sosial atau denda administratif.
• Sanksi Pidana
➢ Setiap orang yang tidak menggunakan masker diluar rumah dikenakan pidanan kurungan paling lama 2 (dua) atau denda paling banyak Rp. 250.000,-
➢Tindak pidana dikenakan apabila sanksi administrasi yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali.
B. Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 bagi Penanggung Jawab Kegiatan/Usaha
Pada aspek:
- Keagamaan
- Sosial budaya, terdiri dari kesehatan, pendidikan, kepemudaan dan olahraga, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta sosial budaya lainnya
- Ekonomi, terdiri dari penanaman modal, pariwisata, pertanian,
peternakan, perindustrian dan perdagangan, pemberdayaan dan
perlindungan usaha kecil, perlindungan tenaga kerja dan
transportasi
(lanjutan)
Kewajiban:
• melakukan pembersihan dan disinfeksi tempat pelaksanaan kegiatan;
• menyediakan fasilitas tempat cuci tangan yang memadai dan mudah diakses;
• melakukan pengecekan suhu badan bagi seluruh orang/pengunjung yang datang pada kegiatan/tempat usaha;
• mewajibkan setiap orang/pengunjung/peserta kegiatan menggunakan masker;
• memasang media informasi yang berisi ketentuan menjaga jarak fisik (physical distancing), mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan pencuci tangan berbasis alkohol serta kedisiplinan menggunakan masker;
• melakukan pembatasan jarak fisik paling kurang 1 (satu) meter; dan
• mencegah kerumunan orang.
(lanjutan)
• Sanksi Administratif
➢Teguran lisan
➢Teguran Tertulis
➢Denda Administratif sebesar Rp. 500.000,-
➢Pembubaran Kegiatan
➢Penghentian Sementara Kegiatan
➢Pembekuan Sementara Izin
➢Pencabutan Izin
• Sanksi Pidana berupa :
➢Dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp.
15.000.000,-
➢Tindak pidana dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari 1 (satu) kali.
C
.
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 bagi Pimpinan Perangkat Daerah/Lembaga/Instansi pemerintahan dan Pemerintah Kabupaten/KotaKewajiban:
❑ Pelayanan publik meliputi:
• optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi, percepatan penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik
• peningkatan keamanan siber pada fasilitas pelayanan publik milik Pemerintah Daerah
• penyesuaian pelayanan pada masyarakat;dan
• sosialiasi penyesuaian penyelenggaraan pelayanan
❑ Pola kerja ASN pada Pemda:
• pencegahan penyebaran wabah di kantor atau tempat kerja (protokol kesehatan, pencegahan penyebaran wabah di kantor/tempat kerja);
• penyesuaian sistem kerja (ketentuan masuk kerja dan jam kerja, pelaksanaan tugas kedinasan di kantor, dirumah, penylenggaraan kegiatan perjalanan dinas);
• manajemen sumber daya manusia (penilaian kinerja, pemantauan dan pengawasan dan disiplin pegawai); dan
• dukungan infrastruktur (penyediaan sarana prasarana, penerapan teknologi informasi, penyesuaian lingkungan kerja)
(lanjutan)
• Sanksi Administratif:
➢Teguran lisan
➢Teguran Tertulis
➢Sanksi Kepegawaian lainnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-udangan
D. Peran Serta Masyarakat
a. Kabupaten/Kota menfasilitasi
• pembentukan kelompok masyarakat kelompok masyarakat tangguh dan sadar pencegahan dan pengendalian wabah COVID-19 ;
• nagari/desa tangguh dan sadar pencegahan dan pengendalian wabah COVID-19.
b. Peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat Daerah yang berada di perantauan;
c. melibatkan niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan sosialisasi, penyuluhan dan penyebarluasan informasi pencegahan dan pengendalian COVID-19;
E. Sosialisasi
• ditujukan untuk memberikan edukasi COVID-19 pada masyarakat serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam rangka mewujudkan kesadaran bersama untuk melakukan pencegahan dan
pengendalian COVID-19
• dapat membentuk tim sosialisasi pencegahan dan pengendalian COVID-19, yang terdiri dari:
1. unsur pemerintahan daerah;
2. unsur masyarakat yang meliputi niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, akademisi/pakar/ahli, pers, dan tokoh masyarakat
lainnya.
• Pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah nagari/desa dapat membentuk tim sosialisasi pencegahan dan penanggulangan COVID-19 tingkat kabupaten/kota dan tingkat nagari/desa.