• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris

Disusun oleh :

Nama :

NPM :

Program Studi Fakultas Universitas

2015/2016

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam kehidupan sehari-hari dan disegala aktivitasnya tidak pernah lepas dari proses berfikir di mana di dalamnya ada proses berfikir secara logis. Dalam berfikir/bernalar manusia selalu mengeksplisitkan apa yang mereka pikirkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau bahasa yang juga dapat disebut dengan Logika.

Ilmu Logika ini mempelajari mengenai kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Berpikir secara logis adalah berpikir secara rasional atau masuk akal yang dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan tertentu dan diwujudkan kedalam suatu tindakan.

Hal yang sangat penting juga adalah belajar membuat deduksi yang berani dengan salah satu cara untuk melahirkannya adalah silogisme. Hal ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat melihat konsekwensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan yang apabila ditelaah lebih lanjut, kebenaran pendirian atau pernyataan itu tadi.

Mungkin hal itu bisa terjadi karena tidak mau menghargai kebenaran dari sesuatu tradisi atau tidak dapat menilai kegunaannya yang besar dari sesuatu yang berasal dari masa lampau, ada juga sebagian orang yang mengatakan atau menganggap percuma mempelajari seluk beluk silogisme. Tetapi mungkin juga anggapan itu didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya dalam proses penulisan atau pemikiran hanya sedikit orang yang dapat mengungkapkan pikirannya dalam bentuk silogisme.

Kata logika juga sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisnya. didalam percakapan sehari-hari kita biasanya mengunakan penalaran akal atau menururt akal. Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketetapan penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk pikiran. Didalam penalaran terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana arti proposisi adalah sebuah pernyataan. Pernyataan

(3)

pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan, perintah, harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif maupun bentuk negatif.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian silogisme ? 2. Apa pengertian proposisi ?

3. Apa pengertian proposisi kategoris?

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI SILOGISME

Dilihat dari bentuknya silogisme adalah contoh yang paling tegas dalam cara berpikir deduktif yakni mengambil kesimpulan khusus dari kesimpulan umum.

Silogisme merupakan suatu pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan (yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal) suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.

Dengan kata lain silogisme adalah merupakan pola berpikir yang di susun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Contoh:

Keputusan 1 Semua makhluk mempuyai mata, Keputusan 2 Reni adalah seorang mahluk Kesimpulan Jadi Reni mempuyai mata.

Pada contoh diatas kita melihat adanya persamaan antara keputusan pertama dengan keputusan kedua yakni sama-sama mahkluk dan salah satu dari keduanya universal (Keputusan pertama) oleh karena itu nilai kebenaran dari keputusan ketiga sama dengan nilai kebenaran dua keputusan sebelumnya. Kesimpulan yang diambil bahwa Si Reni mempuyai mata adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar maka hal ini harus di kembalikan kepada kebenaran premis yang mendahuluinya. Sekiranya kedua premis yang mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar.

Dengan demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor dan keabsahan pengambilan kesimpulan. Dan ketika salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak di penuhi maka kesimpulan yang ditariknya akan salah.

Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif, Argumentasi matematik seperti: a sama dengan b dan bila b sama dengan c maka a sama dengan c hal ini merupakan penalaran deduktif, Kesimpulan yang berupa pengetahuan baru bahwa a sama dengan c pada hakekatnya bukan merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya, melainkan sekedar konsekwensi dari dua pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya, yakni bahwa a sama dengan b dan b sama dengan c.

BAGIAN-BAGIAN SILOGISME

1. Bagian pertama adalah keputusan pertama, yang biasanya disebut premis mayor. Premis mempuyai arti kalimat yang di jadikan dasar penarikan

(5)

kesimpulan, ada juga yang mengatakan premis adalah kata-kata atau tulisan sebagai pendahulu untuk menarik suatu kesimpulan atau dapat juga diartikan sebagai pangkal pikiran. Mayor artinya besar. Primis mayor artinya pangkal pikir yang mengandung term mayor dari silogisme itu, dimana nantinya akan muncul menjadi predikat dalam konklusi (kesimpulan)

2. Bagian kedua adalah keputusan kedua, yang umumnya di sebut dengan premis minor. Premis minor artinya pangkal pikiran yang mengandung term minor (Kecil) dari silogisme itu, dimana nantinya akan muncul menjadi subjek dalam konklusi.

3. Bagian ketiga adalah keputusan ketiga yang disebut konklusi atau kesimpulan, adalah merupakan keputusan baru (dari dua keputusan sebelumnya) yang mengatakan bahwa apa yang benar dalam mayor, juga benar dalam term minor.

Bila dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

a) Keputusan 1: (M=P)

Semua manusia bernapas dengan paru-paru (Premis Mayor) b) Keputusan 2: (S=M)

Mahasiswa adalah manusia (Premis Minor) c) Keputusan 3: (S=P)

Mahasiswa bernapas dengan paru-paru (Kesimpulan)

Silogisme dibedakan menurut bentuknya, berdasarkan pada kedudukan term tengah (M) di dalam proposisi. Terdapat empat bentuk silogisme, yaitu:

1. Bentuk I

Term tengah (M) berkedudukan sebagai subyek di dalam premis mayor, dan berkedudukan sebagai predikat dalam premis minor.

Maka bentuknya adalah : M=P

S=M S=P

S : Term Mayor misal : Kantor Pajak P : Term Minor misal : Pelayan Publik M : Term Tengah misal : birokrasi

(6)

Contoh:

Premis Mayor (M=P : Semua birokrasi adalah pelayan publik Premis Minor (S=M) : Kantor pajak adalah birokrasi

Silogisme (S=P) : Kantor pajak adalah pelayan publik 2. Bentuk II :

Term tengah (M) berkedudukan sebagai predikat baik, di dalam premis mayor maupun di dalam premis minor.

Maka bentuknya adalah:

P=M S=M S=P Contoh:

Premis Mayor (P=M) : Semua pelayan public adalah aparatur birokrat Premis Minor (S=M) : Zahra adalah aparatur birokrat

Silogisme (S=P) : Zahra adalah pelayan publik 3. Bentuk III :

Term tengah (M) berkedudukan sebagai subyek, baik di dalam premis mayor maupun di dalam premis minor.

Maka bentuknya adalah : M=S

M=P S=P Contoh:

Premis Mayor (M=S) : Pembuat kebijakan adalah administrator publik Premis Minor (M=P) : Pembuat kebijakan adalah pelayan publik Silogisme (S=P) : Administrator public adalah pelayan publik 4. Bentuk IV :

Term tengah (M) berkedudukan sebagai predikat di dalam premis mayor, dan berkedudukan sebagai subyek dalam premis minor.

Maka bentuknya adalah : S=M

M=P

(7)

S=P Contoh:

Premis Mayor (S=M) : Semua koruptor adalah orang tidak beretika.

Premis Minor (M=P) : Orang yang tidak beretika adalah pelaku kejahatan publik

Silogisme (S=P) : Semua koruptor adalah pelaku kejahatan publik Dari masing-masing bentuk ini jika diterapkan dengan perubahan kualitas dan kuantitas dari premis-premisnya akan timbul 16 macam kemungkinan bentuk silogisme baru. Sehingga bentuk silogisme ada 4x16 = 64 macam. Namun bentuk silogisme yang benar harus sesuai dengan hukum silogisme sebagai mana diterangkan di muka. Dari 64 bentuk silogisme yang mungkin timbul hanya 19 macam yang ternyata sesuai dengan syarat-syarat (hukum silogisme) yang dikehendaki oleh silogisme.

DEFINISI PROPORSISI

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya. Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran dalam buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab- babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya pada unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu sendiri masih bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.

Dalam logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah predikatnya sudah mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.

Contoh : Mangga adalah buah-buahan Kuda adalah hewan

Ayah adalah orang laki laki

Kata ‘hewan’ pada contoh ‘kuda adalah hewan’ pengertian sudah tergantung pada subyek ‘kuda’. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kita lihat ada

(8)

tidaknya pertentangan dalam diri pernyataan itu, sebagai mana yang telah pelajari tentang ukuran kebenaran pada bab lalu. Proposisi analitik disebut juga proposisi a priori.

Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.

Contoh : Pepaya ini manis Gadis itu gendut Oasis adalah kaya raya

Kata ‘manis’ pada proposisi ‘gadis ini manis’ pengertiannya belum terkandung pada subyeknya, yaitu ‘gadis’. Jadi kata ‘manis’ merupakan pengetahuan baru yang dapat melalui pengalaman. Proposisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya. Proposisi ini di sebut juga proposisi a posteriori.

Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan. Secara subyektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu;

misalnya: kusni kasdut adalah penjahat ulung; wanita itu bukan pacarku. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat di benarkan (affirmed) atau disangkal.

Jadi , bisa benar atau salah. Logika, seperti juga yang kita katakan tentang ide atau konsep, pertama-tama hanya membicarakan keputusan objektif, hanya secara tidak langsung membicarakan keputusan aksi intelek.

Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu kepautusan Selalulah hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat berwujud:

1. Hubungan identitas atau kebedaan atau juga bisa terdapat

2. Bentuk bentuk hubungan lainya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-lain.

Proposisi sendiri secara umum dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disyungtif, pertama kita akan membahas tentang proposisi kategorik.

(9)

PROPOSISI KATEGORIK

Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti :

Hasan sedang sakit

Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa

Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier

Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek, predikat, kopula, dan quantifier.

Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu mengenai subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk

1 2 3 4

Quantifier term subyek kopula term predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada kalanya menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier tidak dinyatakan.

Apabila quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan disebut proposisi partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.

Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:

Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air

Proposisi partikular = Sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru

(10)

Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air

Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru

Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas proposisinya.

Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya tidak dinyatakan, yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa membutuhkan air. Pada proposisi ‘Manusia dapat menerima pendidikan tingi’ yang dimaksud adalah sebagian manusia, karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi. Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah seorang, bukan beberapa orang.

Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari. Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.

Proposisi positif : hasan adalah guru Proposisi negatif : budi bukan seniman

Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu :

Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu

Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A.

Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang proposisi universal positif dan

(11)

partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.

Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E.

Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau mengingkari.

Lambang Permasalahan Rumus

A Universal Positif Semua S adalah P

I Partikular positif Sebagian S adalah P

E Universal negatif Semua S bukan P

O Partikular negatif Sebagian S bukan P

(12)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

1. Silogisme adalah suatu cara untuk melahirkan deduksi. Silogisme mengajarkan pada kita merumuskan, menggolongkan pikiran sehingga kita dapat melihat hubungannya dengan mudah. Dengan demikian kita belajar berfikir tertib, jelas, tajam. Ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat melihat akibat dari suatu pendirian atau pernyataan yang telah kita lontarkan.

2. Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.

3. Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Jalil, mat. Mantiq/Logika: Berfikir Logis. Lampung: CV. Citra Rafitama Production Mundiri, 2001, Logika, RajaGrafindo Persada: Jakarta

Mundiri, 2001, Logika, RajaGrafindo Persada: Jakarta Surajiyo, dkk, dasar-dasar logika, Jakarta, bumi aksara, 2006

W.Poespoprodjo,1999,LOGIKA SCIENTIFIKA,Pustaka Grafika.Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Alfian terdapat empat faktor yang dapat menjadikan suatu ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni (1) bahwa ideologi tersebut berisi nilai

Pengertian jembatan secara umum adalah bagian dari jalan yang merupakan bangunan layanan lalu lintas (untuk melewatkan lalu lintas), keberadaannya sangat diperlukan untuk menghubungkan

Walaupun pada dasarnya ilmu adalah bagian dari filsafat

Immanuel kant lahir di Jerman pada tahun 1724 M. Banyak ahli yang mengatakan bahwa Kant adalah filsuf yang membawa filsafat ke dalam abad baru. Ia merupakan filsuf terbesar

Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia

Sebagai salah satu perangkat teknologi terbaru 2012 yang tidak hanya digunakan sebagai alat bantu navigasi, tetapi juga dapat sebagai alat pemindai, LG Mouse

-Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam raya berproses menuju suatu tujuan,

Dua hal yang penting dari e-business adalah yang pertama, teknologi informasi atau sering disebut internet, yang memungkinkan kita untuk melakukan transaksi bisnis secara