• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONPADA MATERI POKOK HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONPADA MATERI POKOK HIDROKARBON."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Student Teams Achievement Division pada

Materi Pokok Hidrokarbon” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan (FMIPA UNIMED).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.

Ratu Evina Dibyantini, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Ibu Dra. Anna Juniar,

M.Si, dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si., M.Si, selaku dosen penguji yang

telah banyak memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si,

selaku Dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Dosen beserta staff pegawai

Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

H. Ali Masran Daulay, S.Pd. MA., selaku Kepala Sekolah MAN 1 Medan yang

telah memberikan izin penelitian, dan juga kepada Ibu Dra. Uzma selaku guru

Kimia Kelas X di MAN 1 Medan yang telah membantu peneliti dalam

melaksanakan penelitian di sekolah tersebut serta Bapak dan Ibu Guru di MAN 1

Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa saya

sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Kadirun

dan Ibunda Juwariah yang telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah

lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis, buat kakandaku

Agus Setiawan dan Indra kesuma serta buat Bang Yusrifin, S.Pd.I., terima kasih

atas semua do’a, bantuan dan nasehatnya yang tidak pernah saya lupakan. Terima

(3)

Oktavio Dutra kalian telah menjadi semangat untuk penulis selama ini. Terima

kasih juga disampaikan kepada sahabatku Triani Sasmi dan Siti Patimah, Bapak

dan Ibu kostku serta teman-teman satu kostku Sulasmi, Kiki Rizky Fatmala,

Yunda rahmatin, dan Yodia Utami, serta teman-teman seperjuanganku Jiwa Dash,

Joko Cahyono, Asrina Nasution dan Sapnita Idamarna Daulay juga teman-teman

sekelas di Pendidikan Kimia’A 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penulisan skripsi ini

baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata,

penulis berharap kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah

ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2014

Penulis,

Eli Yusnita

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Ruang Lingkup 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Aktivitas Belajar 9

2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 10

2.1.4. Model Pembelajaran 11

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 11

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) 12 2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achivement Division (STAD) 16

2.1.8. Media Pembelajaran 19

2.1.8.1. Pengertian Media Pembelajaran 19

2.1.8.2. Media Power Point 20

2.1.8. Materi Hidrokarbon 22

2.2. Kerangka Konseptual 36

2.3. Hipotesis Penelitian 37

2.3.1. Hipotesis Verbal 37

2.3.2. Hipotesis Statistik 37

BAB III METODE PENELITIAN 38

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Populasi dan Sampel 38

3.2.1. Populasi 38

3.2.2. Sampel 38

(5)

3.3.1. Variabel Terikat 39

3.3.2. Variabel Bebas 39

3.3.3. Variabel Kontrol 39

3.4. Instrumen Penelitian 40

3.4.1. Uji Validitas Butir Tes (Item) 40

3.4.2. Uji Reliabilitas 41

3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal 42

3.4.4. Uji Daya Beda 43

3.5. Rancangan Penelitian 44

3.6. Prosedur Penelitian 45

3.7. Teknik Analisis Data 46

3.7.1. Menghitung Rata-rata 47

3.7.2. Menghitung Median dan Modus Data Penelitian 47

3.7.3. Uji Normalitas 48

3.7.4. Uji Homogenitas 49

3.7.5. Uji Hipotesis 50

3.7.6. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 50

3.7.7. Uji Analisis Korelasi 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52

4.1. Hasil Penelitian 52

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 52 4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 54

4.1.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa 54

4.1.2.2. Aktivitas Siswa 56

4.1.2.3. Ranah Kognitif 57

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 58

4.2.1. Uji Normalitas 59 4.2.2. Uji Homogenitas 60

4.2.3. Pengujian Hipotesis 61

4.2.4. Uji Korelasi 62

4.2.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 64

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69

5.1. Kesimpulan 69

5.2. Saran 70

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Alur Kunjungan Siswa Tamu Pada Strategi Pembelajaran TSTS 15

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 46

Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Eksperimen I dan II 55 Gambar 4.2. Grafik Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa 56 Gambar 4.3. Grafik Perbedaan Ranah Kognitif yang Terkembangkan pada

Diri Siswa Eksperimen I dan Eksperimen II 58

Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Kimia Siswa 52

Gambar 4.5. Grafik Harga Koefisien Korelasi Kelas Eksperimen I dan II 63 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Aktivitas dengan

Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 63

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

peranan penting bagi kehidupan manusia, karena kimia merupakan ilmu dasar

untuk tumbuh dan berkembangnya teknologi, namun dari hasil wawancara penulis

kepada beberapa siswa pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan

Terpadu (PPLT), mereka beranggapan bahwa pelajaran kimia itu sulit dan

membosankan, karena banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak dan harus

dihapalkan serta terdapat perhitungan-perhitungan yang sangat rumit. Hal ini

disebabkan proses pembelajaran kimia selama ini cenderung kurang menarik,

siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, suasana

kelas cenderung pasif dimana siswa yang bertanya pada guru sangat sedikit

meskipun materi yang diajarkan belum dapat dipahami. (Sunyono, dkk. 2005)

Adanya kesulitan atau kekurangsenangan siswa terhadap pelajaran kimia

dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri

siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan

belajar adalah faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. (Slameto, 2003).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MAN 1 Medan,

pada hari Kamis tanggal 30 Januari 2014 dengan mewawancarai salah seorang

guru bidang studi kimia kelas X (sepuluh) diketahui bahwa guru kimia disekolah

tersebut sebagian masih mengajar menggunakan metode konvensional dengan

sesekali mengadakan praktikum di laboratorium dan mengerjakan LKS, hal ini

menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga

mengakibatkan nilai ulangan harian siswa kurang memuaskan, setiap kali

dilakukan ulangan dari 40 orang siswa kelas X hanya sekitar 25% saja yang

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), KKM untuk mata pelajaran kimia

(8)

Hidrokarbon merupakan materi pokok yang dipelajari dikelas X SMA/MA

semester genap dan merupakan materi yang cukup penting dalam mempelajari

ilmu kimia serta berkelanjutan dikelas XII. Materi pokok Hidrokarbon merupakan

salah satu materi kimia yang bersifat observasi sehingga membutuhkan

kemampuan berkreativitas yang tinggi dan merupakan salah satu dasar dari

mempelajari ilmu kimia. Hal ini disebabkan materi ini memuat hal-hal yang

sifatnya mendasar dalam ilmu kimia, seperti bagaimana menuliskan rumus kimia

dan bagaimana memberi nama pada senyawa kimia. Materi Hidrokarbon juga

memberikan pengetahuan tentang nama-nama trivial (nama dagang)

senyawa-senyawa kimia, yaitu nama-nama senyawa-senyawa yang lazim digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga materi ini sedikit banyak dapat memberikan

manfaat pada masyarakat, namun siswa kerap mengalami kesulitan dalam

menentukan struktur maupun nama kimia dari suatu senyawa. (Diana, dkk. 2013)

Berdasarkan hal tersebut untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa

dalam mempelajari materi hidrokarbon, guru perlu melakukan upaya peningkatan

kualitas pembelajaran melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif agar penyajian

materi pelajaran kimia menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Salah satu

model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan

hasil belajarnya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif dikembangkan dalam usaha meningkatkan aktivitas bersama sejumlah

siswa dalam satu kelompok dalam proses belajar mengajar. (Isjoni, 2009)

Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis tipe, saat ini

model pembelajaran kooperatif yang sedang dikembangkan adalah tipe Two Stay

Two Stray (TSTS). Dalam tipe ini, terdapat pemberian peran sebagai tuan rumah dan tamu. Peran ini digunakan saat diskusi antar kelompok. Adanya peran yang

diberikan kepada siswa akan memotivasi siswa untuk memahami apa yang akan

disampaikan pada saat diskusi antar kelompok berlangsung sehingga kemampuan

berkomunikasi siswa dapat dikembangkan. (Darmawan, dkk. 2013)

Selain penggunaan model pembelajaran TSTS, guru juga dapat

menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Model

(9)

yang terdiri atas empat orang yang berbeda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan

latar belakang etniknya. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi

siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain. (Slavin,

2005).

Selain model pembelajaran aktif, penggunaan media juga sangat

membantu siswa dalam menerima materi pelajaran. Salah satu media yang sering

digunakan adalah media power point. Media power point ini dapat meningkatkan

motivasi dan interaksi siswa dalam belajar karena di dalamnya tidak hanya

ditampilkan teks, tetapi juga gambar, grafik, animasi, suara, dan obyek lain

sehingga pelajaran kimia yang sebelumnya membosankan dapat dikemas menjadi

lebih menarik. Penggabungan media power point kedalam pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dan tipe STAD diharapkan dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga materi

hidrokarbon mudah dipahami oleh siswa. (Ghufroni, dkk. 2013)

Penelitian sebelumnya mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

telah dilakukan oleh Nurkhasanah, dkk (2012) pada penelitiannya yang berjudul

efektivitas pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan TPSq pada materi koloid

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa lebih tinggi menggunakan TSTS

daripada TPSq dengan selisih prestasi kognitif siswa sebesar 32,28 dan 28,56

sedangkan nilai rata-rata prestasi afektif siswa sebesar 71,34 dan 69,03. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni dan Ni Wayan (2013) pada

penelitiannya yang berjudul pengaruh penerapan model pembelajaran TSTS

terhadap hasil belajar kimia kelas XI ditinjau dari gaya berpikir menunjukkan

bahwa model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran

guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMAN 1 Selemadeg. Selanjutnya

menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Diky Z (2014) dengan

judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada pokok bahasan

hidrokarbon menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

sebesar 72,1% sedangkan pada kelas kontrol hanya 64,7%.

Penelitian sehubungan dengan STAD telah banyak dilakukan diantaranya

(10)

pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan tipe TAI terhadap prestasi dan

motivasi belajar siswa pada materi koloid, diperoleh selisih nilai siswa pada kelas

STAD yaitu sebesar 35,447 untuk pretest dan 79,775 untuk posttest, sedangkan pada kelas TAI sebesar 35,103 dan 73,866. Nilai motivasi untuk kelas STAD

sebesar 93,594 dan kelas TAI sebesar 89,656 maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar dan motivasi siswa menggunakan model STAD lebih efektif daripada

model TAI. Hasil penelitian Hidayati, dkk (2012) pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi

belajar siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia disimpulkan bahwa model

STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari 45% pada kondisi awal menjadi 69,17% pada siklus 1 dan 71,67% pada siklus 2 serta dapat meningkatkan

kualitas hasil belajar kognitif siswa dari 40% menjadi 70%. Selanjutnya penelitian

Rosmalinda (2010) pada pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan

hidrokarbon menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 87%.

Penelitian mengenai media power point sebelumnya juga telah dilakukan

oleh Ghufroni, dkk (2013) pada penerapan metode pembelajaran problem posing

dilengkapi media power point di kelas X dapat meningkatkan hasil belajar dan

interaksi sosial siswa pada materi stoikiometri, untuk peningkatan interaksi sosial

dapat dilihat dari observasi langsung dan angket interaksi sosial. Persentase hasil

tes kognitif, afektif, observasi langsung dan angket interaksi sosial siswa pada

siklus I berturut-turut 37,14%; 67,91%; 64,36%; dan 64,93%. Untuk hasil yang

diperoleh pada siklus II secara berturut-turut yaitu 71, 43%; 72,83%; 70,79%; dan

74,40%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media power point dalam

pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,

penelitian menggunakan media Power Point juga telah dilakukan oleh Sianturi

(2012) pada pokok bahasan hidrokarbon mengalami peningkatan hasil belajar

sebesar 65%.

Berdasarkan fakta dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

(11)

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia siswa dan aktivitas

belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

menggunakan media power point dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa

dan aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD menggunakan media power point pada materi pokok hidrokarbon kelas

X di MAN 1 Medan.

1.3. Batasan Masalah

Dari ruang lingkup penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

penelitian ini dibatasi pada :

1. Perbedaan hasil belajar kimia siswa kelas X semester genap MAN 1

Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Perbedaan aktivitas belajar siswa kelas X semester genap MAN 1 Medan

Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan media power point

4. Materi kimia yang diberikan adalah hidrokarbon.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon di

kelas X MAN 1 Medan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TSTS dan tipe STAD menggunakan media power point?

2. Bagaimanakah nilai aktivitas belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD

(12)

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan

media power point pada materi pokok hidrokarbon?

4. Bagaimanakah korelasi antara nilai aktivitas dengan hasil belajar siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan

tipe STAD di kelas X MAN 1 Medan pada materi pokok hidrokarbon dan

seberapa besarkah kontribusi aktivitas terhadap hasil belajar siswa?

5. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi

pokok hidrokarbon di MAN 1 Medan?

6. Ranah kognitif apakah yang terkembangkan pada siswa kelas X MAN 1

Medan dari instrument test yang digunakan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hasil belajar kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon di kelas X MAN

1 Medan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

dengan tipe STAD menggunakan media power point.

2. Nilai aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan media power point

pada materi pokok hidrokarbon di kelas X MAN 1 Medan.

3. Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan media

power point pada materi pokok hidrokarbon.

4. Korelasi antara nilai aktivitas dengan hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan tipe STAD di

kelas X MAN 1 Medan pada materi pokok hidrokarbon dan mengetahui

besarnya kontribusi aktivitas terhadap hasil belajar siswa.

5. Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok

hidrokarbon di MAN 1 Medan.

6. Ranah kognitif yang terkembangkan pada siswa kelas X MAN 1 Medan

(13)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan

minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru dalam memilih model

pembelajaran, bahan ajar dan media pengajaran yang efektif digunakan

dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan

kondisi pembelajaran bidang studi kimia kelas X di MAN 1 Medan.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan

pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil

dan informasi dengan kelompok lain. (Nurkhasanah, dkk. 2013)

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran

dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap

kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. (Slavin, 2009)

3. Media Power Point merupakan software yang memiliki kemampuan untuk

menggabungkan berbagai unsur media. (Nurjannah, 2012).

4. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperlihatkan oleh siswa

setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses

belajar-mengajar). (Sudjana, 2009).

5. Hidrokarbon merupakan materi pokok pelajaran kimia yang dipelajari di

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon di kelas X MAN 1

Medan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS

memperoleh rata-rata nilai postest sebesar 85,050, sedangkan yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebesar 80,850.

Sehingga diperoleh persentase siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (80)

sebesar 10% untuk kelas eksperimen I dan 30% untuk kelas eksperimen II.

2. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon di kelas

X MAN 1 Medan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS yaitu sebesar 84,000, sedangkan nilai rata-rata aktivitas

siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yaitu sebesar 80,167.

3. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS menggunakan media power point dengan

hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD menggunakan media power point pada materi pokok

hidrokarbon di kelas X MAN 1 Medan.

4. Korelasi antara nilai aktivitas dengan hasil belajar siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS yaitu sebesar 0,879

dan kontribusinya sebesar 77,264%, sedangkan korelasi antara nilai aktivitas

dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yaitu sebesar 0,748 dan kontribusinya sebesar 55,950%

5. Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS yaitu sebesar 75,919%. Sedangkan persen

peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran

(15)

6. Ranah kognitif yang paling banyak terkembangkan pada diri siswa yaitu ranah

kognitif C2 (pemahaman) dengan jumlah rata-rata gain kelas eksperimen I

sebesar 80,41% dan kelas eksperimen II yaitu sebesar 78,95%.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru, diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran

kooperatif terutama tipe TSTS dengan media power point sehingga dapat

mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil

belajar kimia siswa dan aktivitas siswa, khususnya dalam mata pelajaran

kimia.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan model pembelajaran kooperatif tipe

tipe STAD dengan media power point, sebaiknya memperhatikan

kelemahan-kelemahan dalam menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini agar

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT Bumi

Aksara, Jakarta.

Darmawan, F.T., Wahyu, W., dan Halimatul, H.S., (2013), Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap

Kemampuan Berkomunikasi Siswa pada Topik Aplikasi Reaksi Reduksi

Oksidasi, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, Vol.1 No.1: 12

Diana, N.R., Sukardjo, J.S., dan Martini, K.S., (2013), Pengaruh Metode Jigsaw

Disertai Media LKS dan Power Point pada Pembelajaran Kimia Ditinjau

dari Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok

Hidrokarbon Kelas X Semester Genap di SMA Negeri 1 Ponorogo T.A.

2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3: 50

Dimyanti dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Djamarah, B., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta

Eralita, N., Redjeki, T., dan Hastuti, B., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran

Kooperatif Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan

Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi LKS Terhadap Prestasi

dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid Kelas XI SMA N

Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1

No. 1: 60

Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti, B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi

Belajar Dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode

Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada Materi

Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran

2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 3: 117

(17)

Hasibuan, F.N., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran dalam Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Di MAN 1 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hidayat, J., (2007), Pelajaran Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Arya Duta,

Depok.

Hidayati, I.N.A., Redjeki, T., dan Hastuti, B., (2012), Penerapan Model

Pembelajran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada

Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI MAN Kelaten Tahun

Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2: 92

Indri, (2012), Media Pembelajaran Power Point,

http://indri220410.blogspot.com/2012/12/media-pembelajaran-power-point.html

Isjoni, (2009), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok,

Alfabeta, Bandung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Referensi Guru dalam

Menentukan Model Pembelajaran, Penerbit Media Persada, Medan.

Mahyuni, S., dan Wayan, N., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar

Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Selemadeg Ditinjau Dari Gaya

Berpikir, Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha

Pasca Sarjana.

Nurjannah, I., (2012), Hubungan Penggunaan media Power Point,

http://ikanurjanah-ikanurjanah.blogspot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media-power-point.html.

Nurkhasanah, L., Mulyani, B., dan Utomo, S.B., (2013), Efektivitas

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Think

Pair Square (TPSq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4

Magelang Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol.

(18)

Purba, M., (2007), Kimia SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Silitonga.P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, UNIMED,

Medan.

Silitonga.P.M., (2011), Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian Edisi

Pertama, FMIPA, UNIMED, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Slavin, R.E,. (2009), Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Nusa

Media, Bandung.

Sudijono, A., (2004), Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Sugiono, (2007), Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sumiati dan Asra, (2008), Metode Pembelajaran, CV. Wacana Prima, Bandung.

Sunyono, Maryatun, S., dan Luke, I.N., (2005), Identifikasi Masalah Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X Di Propinsi Lampung,

Jurnal Pendidikan MIPA–FKIP Universitas Lampung. http://www.maindexchange.com/index2.php?option=com_docman&

task=doc_view&gid=99&Itemid=28

Sutresna, N., (2008), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah, Grafindo Media Utama, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada

Media Group, Jakarta.

Uno, H.B,. (2012), Teori Motivasi dan Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta.

http://strategibelajarmengajar.blogspot.com/

Gambar

Gambar 2.1. Alur Kunjungan Siswa Tamu Pada Strategi Pembelajaran TSTS  15 Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian  46

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Jatiroto ini bertujuan untuk : (1) mengetahui besar dan agihan erosi tanah, serta (2) melakukan evaluasi

[r]

[r]

Toko Benang-benang Hobi yang bergerak dalam bidang kerajinan kristik mempunyai lebih dari 75 pelanggan tetap yang berada di luar daerah, maka dibutuhkan sistem

(3) To find out whether or not learning motivation and vocabulary knowledge simultaneously has a positive correlation with students’ reading competence of the

9) Mengambil tindakan untuk mencegah, merawat dan mengontrol penyakit- penyakit yang berkaitan dengan air, khususnya menjamin adanya sanitasi yang layak. Dengan berpedoman

Peneliti dalam melakukan penelitian ini hendak membatasi penelitian ini hanya dengan melihat peran semua akun komunitas Ketimbang Ngemis Solo di media sosial dalam membentuk