KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Student Teams Achievement Division pada
Materi Pokok Hidrokarbon” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan (FMIPA UNIMED).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.
Ratu Evina Dibyantini, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Ibu Dra. Anna Juniar,
M.Si, dan Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si., M.Si, selaku dosen penguji yang
telah banyak memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si,
selaku Dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Dosen beserta staff pegawai
Jurusan Kimia FMIPA UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
H. Ali Masran Daulay, S.Pd. MA., selaku Kepala Sekolah MAN 1 Medan yang
telah memberikan izin penelitian, dan juga kepada Ibu Dra. Uzma selaku guru
Kimia Kelas X di MAN 1 Medan yang telah membantu peneliti dalam
melaksanakan penelitian di sekolah tersebut serta Bapak dan Ibu Guru di MAN 1
Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa saya
sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Kadirun
dan Ibunda Juwariah yang telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah
lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis, buat kakandaku
Agus Setiawan dan Indra kesuma serta buat Bang Yusrifin, S.Pd.I., terima kasih
atas semua do’a, bantuan dan nasehatnya yang tidak pernah saya lupakan. Terima
Oktavio Dutra kalian telah menjadi semangat untuk penulis selama ini. Terima
kasih juga disampaikan kepada sahabatku Triani Sasmi dan Siti Patimah, Bapak
dan Ibu kostku serta teman-teman satu kostku Sulasmi, Kiki Rizky Fatmala,
Yunda rahmatin, dan Yodia Utami, serta teman-teman seperjuanganku Jiwa Dash,
Joko Cahyono, Asrina Nasution dan Sapnita Idamarna Daulay juga teman-teman
sekelas di Pendidikan Kimia’A 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penulisan skripsi ini
baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah
ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2014
Penulis,
Eli Yusnita
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Aktivitas Belajar 9
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 10
2.1.4. Model Pembelajaran 11
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 11
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
(TSTS) 12 2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achivement Division (STAD) 16
2.1.8. Media Pembelajaran 19
2.1.8.1. Pengertian Media Pembelajaran 19
2.1.8.2. Media Power Point 20
2.1.8. Materi Hidrokarbon 22
2.2. Kerangka Konseptual 36
2.3. Hipotesis Penelitian 37
2.3.1. Hipotesis Verbal 37
2.3.2. Hipotesis Statistik 37
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Populasi dan Sampel 38
3.2.1. Populasi 38
3.2.2. Sampel 38
3.3.1. Variabel Terikat 39
3.3.2. Variabel Bebas 39
3.3.3. Variabel Kontrol 39
3.4. Instrumen Penelitian 40
3.4.1. Uji Validitas Butir Tes (Item) 40
3.4.2. Uji Reliabilitas 41
3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal 42
3.4.4. Uji Daya Beda 43
3.5. Rancangan Penelitian 44
3.6. Prosedur Penelitian 45
3.7. Teknik Analisis Data 46
3.7.1. Menghitung Rata-rata 47
3.7.2. Menghitung Median dan Modus Data Penelitian 47
3.7.3. Uji Normalitas 48
3.7.4. Uji Homogenitas 49
3.7.5. Uji Hipotesis 50
3.7.6. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 50
3.7.7. Uji Analisis Korelasi 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52
4.1. Hasil Penelitian 52
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 52 4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 54
4.1.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa 54
4.1.2.2. Aktivitas Siswa 56
4.1.2.3. Ranah Kognitif 57
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 58
4.2.1. Uji Normalitas 59 4.2.2. Uji Homogenitas 60
4.2.3. Pengujian Hipotesis 61
4.2.4. Uji Korelasi 62
4.2.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 64
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69
5.1. Kesimpulan 69
5.2. Saran 70
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Alur Kunjungan Siswa Tamu Pada Strategi Pembelajaran TSTS 15
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 46
Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Eksperimen I dan II 55 Gambar 4.2. Grafik Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa 56 Gambar 4.3. Grafik Perbedaan Ranah Kognitif yang Terkembangkan pada
Diri Siswa Eksperimen I dan Eksperimen II 58
Gambar 4.4. Grafik Hasil Belajar Kimia Siswa 52
Gambar 4.5. Grafik Harga Koefisien Korelasi Kelas Eksperimen I dan II 63 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Aktivitas dengan
Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 63
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai
peranan penting bagi kehidupan manusia, karena kimia merupakan ilmu dasar
untuk tumbuh dan berkembangnya teknologi, namun dari hasil wawancara penulis
kepada beberapa siswa pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
Terpadu (PPLT), mereka beranggapan bahwa pelajaran kimia itu sulit dan
membosankan, karena banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak dan harus
dihapalkan serta terdapat perhitungan-perhitungan yang sangat rumit. Hal ini
disebabkan proses pembelajaran kimia selama ini cenderung kurang menarik,
siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, suasana
kelas cenderung pasif dimana siswa yang bertanya pada guru sangat sedikit
meskipun materi yang diajarkan belum dapat dipahami. (Sunyono, dkk. 2005)
Adanya kesulitan atau kekurangsenangan siswa terhadap pelajaran kimia
dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri
siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan
belajar adalah faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. (Slameto, 2003).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MAN 1 Medan,
pada hari Kamis tanggal 30 Januari 2014 dengan mewawancarai salah seorang
guru bidang studi kimia kelas X (sepuluh) diketahui bahwa guru kimia disekolah
tersebut sebagian masih mengajar menggunakan metode konvensional dengan
sesekali mengadakan praktikum di laboratorium dan mengerjakan LKS, hal ini
menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga
mengakibatkan nilai ulangan harian siswa kurang memuaskan, setiap kali
dilakukan ulangan dari 40 orang siswa kelas X hanya sekitar 25% saja yang
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), KKM untuk mata pelajaran kimia
Hidrokarbon merupakan materi pokok yang dipelajari dikelas X SMA/MA
semester genap dan merupakan materi yang cukup penting dalam mempelajari
ilmu kimia serta berkelanjutan dikelas XII. Materi pokok Hidrokarbon merupakan
salah satu materi kimia yang bersifat observasi sehingga membutuhkan
kemampuan berkreativitas yang tinggi dan merupakan salah satu dasar dari
mempelajari ilmu kimia. Hal ini disebabkan materi ini memuat hal-hal yang
sifatnya mendasar dalam ilmu kimia, seperti bagaimana menuliskan rumus kimia
dan bagaimana memberi nama pada senyawa kimia. Materi Hidrokarbon juga
memberikan pengetahuan tentang nama-nama trivial (nama dagang)
senyawa-senyawa kimia, yaitu nama-nama senyawa-senyawa yang lazim digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga materi ini sedikit banyak dapat memberikan
manfaat pada masyarakat, namun siswa kerap mengalami kesulitan dalam
menentukan struktur maupun nama kimia dari suatu senyawa. (Diana, dkk. 2013)
Berdasarkan hal tersebut untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa
dalam mempelajari materi hidrokarbon, guru perlu melakukan upaya peningkatan
kualitas pembelajaran melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif agar penyajian
materi pelajaran kimia menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan
hasil belajarnya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif dikembangkan dalam usaha meningkatkan aktivitas bersama sejumlah
siswa dalam satu kelompok dalam proses belajar mengajar. (Isjoni, 2009)
Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis tipe, saat ini
model pembelajaran kooperatif yang sedang dikembangkan adalah tipe Two Stay
Two Stray (TSTS). Dalam tipe ini, terdapat pemberian peran sebagai tuan rumah dan tamu. Peran ini digunakan saat diskusi antar kelompok. Adanya peran yang
diberikan kepada siswa akan memotivasi siswa untuk memahami apa yang akan
disampaikan pada saat diskusi antar kelompok berlangsung sehingga kemampuan
berkomunikasi siswa dapat dikembangkan. (Darmawan, dkk. 2013)
Selain penggunaan model pembelajaran TSTS, guru juga dapat
menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Model
yang terdiri atas empat orang yang berbeda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan
latar belakang etniknya. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi
siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain. (Slavin,
2005).
Selain model pembelajaran aktif, penggunaan media juga sangat
membantu siswa dalam menerima materi pelajaran. Salah satu media yang sering
digunakan adalah media power point. Media power point ini dapat meningkatkan
motivasi dan interaksi siswa dalam belajar karena di dalamnya tidak hanya
ditampilkan teks, tetapi juga gambar, grafik, animasi, suara, dan obyek lain
sehingga pelajaran kimia yang sebelumnya membosankan dapat dikemas menjadi
lebih menarik. Penggabungan media power point kedalam pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dan tipe STAD diharapkan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga materi
hidrokarbon mudah dipahami oleh siswa. (Ghufroni, dkk. 2013)
Penelitian sebelumnya mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
telah dilakukan oleh Nurkhasanah, dkk (2012) pada penelitiannya yang berjudul
efektivitas pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan TPSq pada materi koloid
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa lebih tinggi menggunakan TSTS
daripada TPSq dengan selisih prestasi kognitif siswa sebesar 32,28 dan 28,56
sedangkan nilai rata-rata prestasi afektif siswa sebesar 71,34 dan 69,03. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni dan Ni Wayan (2013) pada
penelitiannya yang berjudul pengaruh penerapan model pembelajaran TSTS
terhadap hasil belajar kimia kelas XI ditinjau dari gaya berpikir menunjukkan
bahwa model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran
guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa di SMAN 1 Selemadeg. Selanjutnya
menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Diky Z (2014) dengan
judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada pokok bahasan
hidrokarbon menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
sebesar 72,1% sedangkan pada kelas kontrol hanya 64,7%.
Penelitian sehubungan dengan STAD telah banyak dilakukan diantaranya
pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan tipe TAI terhadap prestasi dan
motivasi belajar siswa pada materi koloid, diperoleh selisih nilai siswa pada kelas
STAD yaitu sebesar 35,447 untuk pretest dan 79,775 untuk posttest, sedangkan pada kelas TAI sebesar 35,103 dan 73,866. Nilai motivasi untuk kelas STAD
sebesar 93,594 dan kelas TAI sebesar 89,656 maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar dan motivasi siswa menggunakan model STAD lebih efektif daripada
model TAI. Hasil penelitian Hidayati, dkk (2012) pada penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia disimpulkan bahwa model
STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari 45% pada kondisi awal menjadi 69,17% pada siklus 1 dan 71,67% pada siklus 2 serta dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar kognitif siswa dari 40% menjadi 70%. Selanjutnya penelitian
Rosmalinda (2010) pada pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan
hidrokarbon menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 87%.
Penelitian mengenai media power point sebelumnya juga telah dilakukan
oleh Ghufroni, dkk (2013) pada penerapan metode pembelajaran problem posing
dilengkapi media power point di kelas X dapat meningkatkan hasil belajar dan
interaksi sosial siswa pada materi stoikiometri, untuk peningkatan interaksi sosial
dapat dilihat dari observasi langsung dan angket interaksi sosial. Persentase hasil
tes kognitif, afektif, observasi langsung dan angket interaksi sosial siswa pada
siklus I berturut-turut 37,14%; 67,91%; 64,36%; dan 64,93%. Untuk hasil yang
diperoleh pada siklus II secara berturut-turut yaitu 71, 43%; 72,83%; 70,79%; dan
74,40%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media power point dalam
pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
penelitian menggunakan media Power Point juga telah dilakukan oleh Sianturi
(2012) pada pokok bahasan hidrokarbon mengalami peningkatan hasil belajar
sebesar 65%.
Berdasarkan fakta dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia siswa dan aktivitas
belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
menggunakan media power point dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa
dan aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menggunakan media power point pada materi pokok hidrokarbon kelas
X di MAN 1 Medan.
1.3. Batasan Masalah
Dari ruang lingkup penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka
penelitian ini dibatasi pada :
1. Perbedaan hasil belajar kimia siswa kelas X semester genap MAN 1
Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Perbedaan aktivitas belajar siswa kelas X semester genap MAN 1 Medan
Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan media power point
4. Materi kimia yang diberikan adalah hidrokarbon.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon di
kelas X MAN 1 Medan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TSTS dan tipe STAD menggunakan media power point?
2. Bagaimanakah nilai aktivitas belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan
media power point pada materi pokok hidrokarbon?
4. Bagaimanakah korelasi antara nilai aktivitas dengan hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan
tipe STAD di kelas X MAN 1 Medan pada materi pokok hidrokarbon dan
seberapa besarkah kontribusi aktivitas terhadap hasil belajar siswa?
5. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi
pokok hidrokarbon di MAN 1 Medan?
6. Ranah kognitif apakah yang terkembangkan pada siswa kelas X MAN 1
Medan dari instrument test yang digunakan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Hasil belajar kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon di kelas X MAN
1 Medan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
dengan tipe STAD menggunakan media power point.
2. Nilai aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan media power point
pada materi pokok hidrokarbon di kelas X MAN 1 Medan.
3. Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan tipe STAD menggunakan media
power point pada materi pokok hidrokarbon.
4. Korelasi antara nilai aktivitas dengan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan tipe STAD di
kelas X MAN 1 Medan pada materi pokok hidrokarbon dan mengetahui
besarnya kontribusi aktivitas terhadap hasil belajar siswa.
5. Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok
hidrokarbon di MAN 1 Medan.
6. Ranah kognitif yang terkembangkan pada siswa kelas X MAN 1 Medan
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan
minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru dalam memilih model
pembelajaran, bahan ajar dan media pengajaran yang efektif digunakan
dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan
kondisi pembelajaran bidang studi kimia kelas X di MAN 1 Medan.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil
dan informasi dengan kelompok lain. (Nurkhasanah, dkk. 2013)
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran
dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. (Slavin, 2009)
3. Media Power Point merupakan software yang memiliki kemampuan untuk
menggabungkan berbagai unsur media. (Nurjannah, 2012).
4. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperlihatkan oleh siswa
setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses
belajar-mengajar). (Sudjana, 2009).
5. Hidrokarbon merupakan materi pokok pelajaran kimia yang dipelajari di
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Hasil belajar kimia siswa pada materi pokok hidrokarbon di kelas X MAN 1
Medan yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
memperoleh rata-rata nilai postest sebesar 85,050, sedangkan yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebesar 80,850.
Sehingga diperoleh persentase siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (80)
sebesar 10% untuk kelas eksperimen I dan 30% untuk kelas eksperimen II.
2. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon di kelas
X MAN 1 Medan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS yaitu sebesar 84,000, sedangkan nilai rata-rata aktivitas
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yaitu sebesar 80,167.
3. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS menggunakan media power point dengan
hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD menggunakan media power point pada materi pokok
hidrokarbon di kelas X MAN 1 Medan.
4. Korelasi antara nilai aktivitas dengan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS yaitu sebesar 0,879
dan kontribusinya sebesar 77,264%, sedangkan korelasi antara nilai aktivitas
dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD yaitu sebesar 0,748 dan kontribusinya sebesar 55,950%
5. Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS yaitu sebesar 75,919%. Sedangkan persen
peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran
6. Ranah kognitif yang paling banyak terkembangkan pada diri siswa yaitu ranah
kognitif C2 (pemahaman) dengan jumlah rata-rata gain kelas eksperimen I
sebesar 80,41% dan kelas eksperimen II yaitu sebesar 78,95%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif terutama tipe TSTS dengan media power point sehingga dapat
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar kimia siswa dan aktivitas siswa, khususnya dalam mata pelajaran
kimia.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan model pembelajaran kooperatif tipe
tipe STAD dengan media power point, sebaiknya memperhatikan
kelemahan-kelemahan dalam menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini agar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Darmawan, F.T., Wahyu, W., dan Halimatul, H.S., (2013), Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap
Kemampuan Berkomunikasi Siswa pada Topik Aplikasi Reaksi Reduksi
Oksidasi, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, Vol.1 No.1: 12
Diana, N.R., Sukardjo, J.S., dan Martini, K.S., (2013), Pengaruh Metode Jigsaw
Disertai Media LKS dan Power Point pada Pembelajaran Kimia Ditinjau
dari Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok
Hidrokarbon Kelas X Semester Genap di SMA Negeri 1 Ponorogo T.A.
2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3: 50
Dimyanti dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, B., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta
Eralita, N., Redjeki, T., dan Hastuti, B., (2012), Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan
Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi LKS Terhadap Prestasi
dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid Kelas XI SMA N
Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1
No. 1: 60
Ghufroni, M.Y., Haryono, dan Hastuti, B., (2013), Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar Dan Interaksi Sosial Siswa Melalui Penerapan Metode
Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi Media Power Point Pada Materi
Pokok Stoikiometri Kelas X SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 3: 117
Hasibuan, F.N., (2012), Pengembangan Model Pembelajaran dalam Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Di MAN 1 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Hidayat, J., (2007), Pelajaran Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Arya Duta,
Depok.
Hidayati, I.N.A., Redjeki, T., dan Hastuti, B., (2012), Penerapan Model
Pembelajran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada
Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI MAN Kelaten Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2: 92
Indri, (2012), Media Pembelajaran Power Point,
http://indri220410.blogspot.com/2012/12/media-pembelajaran-power-point.html
Isjoni, (2009), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok,
Alfabeta, Bandung.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Referensi Guru dalam
Menentukan Model Pembelajaran, Penerbit Media Persada, Medan.
Mahyuni, S., dan Wayan, N., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar
Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Selemadeg Ditinjau Dari Gaya
Berpikir, Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha
Pasca Sarjana.
Nurjannah, I., (2012), Hubungan Penggunaan media Power Point,
http://ikanurjanah-ikanurjanah.blogspot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media-power-point.html.
Nurkhasanah, L., Mulyani, B., dan Utomo, S.B., (2013), Efektivitas
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Think
Pair Square (TPSq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4
Magelang Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol.
Purba, M., (2007), Kimia SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Silitonga.P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, UNIMED,
Medan.
Silitonga.P.M., (2011), Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian Edisi
Pertama, FMIPA, UNIMED, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Slavin, R.E,. (2009), Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Nusa
Media, Bandung.
Sudijono, A., (2004), Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sugiono, (2007), Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sumiati dan Asra, (2008), Metode Pembelajaran, CV. Wacana Prima, Bandung.
Sunyono, Maryatun, S., dan Luke, I.N., (2005), Identifikasi Masalah Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X Di Propinsi Lampung,
Jurnal Pendidikan MIPA–FKIP Universitas Lampung. http://www.maindexchange.com/index2.php?option=com_docman&
task=doc_view&gid=99&Itemid=28
Sutresna, N., (2008), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, Grafindo Media Utama, Bandung.
Trianto, (2009), Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada
Media Group, Jakarta.
Uno, H.B,. (2012), Teori Motivasi dan Pengukurannya, Bumi Aksara, Jakarta.
http://strategibelajarmengajar.blogspot.com/