UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA
4–5 TAHUN MELALUI PENERAPAN TEKNIK
SCAFFOLDING DI PAUD CEMERLANG
DELI SERDANG T.A 2012/2013
SKRIPSI
Oleh:
RINA PUSPOWATI
NIM 109113050
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dantepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul: “Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak usia 4-5
Tahun Melalui Penerapan Teknik Scaffolding Di PAUD Cemerlang Deli Serdang
T.A 2012/2013”, di susun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan anak usia
dini, Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis dapat memperoleh bantuan dan
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku dekan FIP UNIMED
2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S dan
Bapak Drs. Edidon HutasuhuT, M.Pd selaku pembantu dekan FIP UNIMED
3. Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku ketua prodi PAUD FIP UNIMED
4.
Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telahbanyak memberikan bimbingan, saran dan pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
5.
Ibu Dra. Rosdiana,M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telahii
6. Ibu Kamtini S.Pd, ibu Dra. Hj Rosdiana M.Pd dan ibu Dra. Ratna Uli
Gultom, selaku dosen penyelaras yang telah banyak memberikan masukan
demi kesempurnaan skripsi ini
7. Ibu Ulfa Wulandari, S.Pd selaku kepala sekolah PAUD Cemerlang serta
seluruh guru-guru PAUD Cemerlang (ibu Ika dan ibu Ely) yang telah
memberikan izin dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen dan staf pegawai Jurusan PG-PAUD Unimed yang
telah memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
9. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda Effendi dan ibunda Marmiati
yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, dorongan, motivasi,
semangat serta dukungan moral maupun moril kepada penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan di Unimed.
13.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat di sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan motivasinya.
Semoga bantuan dan jasa baik yang telah di berikan kepada penulis
iii
masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan pada penulisan
skripsi dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua khususnya para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Penelitian ... 5
1.6 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori... 8
2.1.1 Konsep Kemandirian Anak Usia Dini ... 8
2.1.1.1 Pengertian Kemandirian Anak Usia Dini ... 8
ii
2.1.1.3 Jenis-jenis Kemandirian Anak Usia Dini ... 12
2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 14
2.1.1.5 Pengembangan Kemandirian... 17
2.1.2 Konsep Scaffolding ... 20
2.1.2.1 Pengertian Scaffolding ... 20
2.1.2.2 Karakteristik Scaffolding ... 23
2.1.2.3 Keuntungan dan Kelemahan Scaffolding ... 25
2.1.2.4 Scaffolding Sebagai Bagian dari Teori Konstruktivisme ... 27
2.2 Kerangka Konseptual ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 42
iii
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 49
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V KES IMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 58
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 60
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema PTK Model Kemmist dan Tanggart ... 32
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian ... 42
Gambar 4.2 Grafik Kemandirian Anak Pada Siklus I ... 47
Gambar 4.3 Grafik Kemandirian Anak Pada Siklus II ... 53
Gambar 4.4 Grafik Anak yang Mengalami Perkembangan ... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan
dasar-dasar kepribadian anak yang akan menjadi pembentukan kepribadian anak
di masa dewasa. Bloom (dalam Santrock 2007:36) menyebutkan “masa usia dini
disebut juga masa keemasan bagi anak (golden age) dimana perkembangan otak
pada anak sangat berkembang pesat yaitu sekitar 50% pada usia 0-5 tahun,
sehingga dapat menerima berbagai macam pembelajaran dan stimulasi yang
diberikan”.
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
berkualitas. Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (sisdiknas) disebutkan dalam pasal 1 ayat 14, bahwa
“Pendididkan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak
didik dalam rangka menjebatani pendidikan dalam keluarga dan pendidikan
2
kepribadian, psikomotor, kognitif dan sosialnya yang diperlukan oleh anak didik
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.
Salah satu aspek kepribadian yang harus dikembangkan pada Anak Usia Dini
adalah kemandirian. Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian
manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, hal ini berarti bahwa kemandirian terkait
dengan aspek kepribadian yang lain seperti aspek sosial, aspek emosional, aspek
fisik dan fsikis. Kemandirian harus dilatih dan dikembangkan pada anak sedini
mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya.
Anak memerlukan orangtua atau orang dewasa serta lingkungan yang
mendukung untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Seiring dengan
berjalannya waktu serta bertambahnya usia, anak perlahan-lahan akan melepaskan
ketergantungannya pada orangtua atau orang lain di sekitarnya dan belajar untuk
mandiri.
Dalam memperoleh kemandirian baik secara sosial, emosi, maupun
intelektual, anak harus diberikan kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap
apa yang dilakukannya. Anak mandiri biasanya mampu mengatasi persoalan yang
dihadapi pada masa perkembangannya seperti dapat mengatur dirinya sendiri dan
tidak tergantung kepada orang lain. Yamin (2010:80) mengemukakan bahwa
“kemandirian sangat erat kaitannya dengan anak sebagai individu yang
mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem), dan
mengatur diri sendiri (self regulation)”. Kemandirian harus dilatih sejak dini dan
perkembangan kemandirian anak usia dini dapat di deskripsikan dalam bentuk
3
Kemandirian bukanlah keterampilan yang muncul tiba-tiba tetapi perlu
diajarkan pada anak sejak usia dini, apabila anak tidak belajar mandiri sejak usia
dini akan sangat memungkinkan anak merasa bingung bahkan tidak tahu
bagaimana harus membantu dirinya sendiri, pada usia 4-5 tahun idealnya anak
sudah mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri, mampu untuk memakai
sepatu sendiri tanpa bantuan, mencuci tangan sendiri, toilet training (membuka
celana, memakai celana, membersihkan diri, dan menyiram kloset secara
mandiri), membersihkan tumpahan makanan secara mandiri, serta membereskan
mainan setelah selesai bermain.
Berdasarkan analisis fakta yang peneliti lakukan di PAUD Cemerlang,
kemandirian anak usia 4-5 tahun di PAUD Cemerlang belum berkembang secara
optimal, hal ini dapat terlihat ketika anak cenderung sering meminta bantuan saat
menemukan kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, meminta atau dibantu ketika
memakai dan melepas sepatu saat tiba atau pulang sekolah, saat toilet training pun
masih di bantu sepenuhnya oleh guru. Sebagian besar anak-anak kurang memiliki
kemampuan untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
Beberapa faktor penyebab kurangnya kemandirian anak, antara lain adalah:
(1)Kurangnya pengenalan, stimulasi dan pembiasaan aktivitas yang berkaitan
dengan kemandirian, yang seyogyanya dikenalkan dan dikembangkan sejak dini
pada anak yang dimulai dari lingkungan rumah sebagai lingkungan pertama bagi
anak dan sikap orangtua yang selalu membantu dan melayani anak; (2)Strategi
pembelajaran yang digunakan guru masih kurang tepat sehingga menghambat
kemandirian anak. Karena guru lebih menekankan pada kemampuan akademik
4
kemandirian dan anak kurang mendapat kebebasan dalam menentukan pilihan
sehingga anak menjadi kurang mandiri.
Oleh karena itu, lingkungan sekolah dalam hal ini PAUD Cemerlang, yang
memiliki peranan sebagai lingkungan kedua bagi anak setelah lingkungan rumah,
diperlukan untuk memberi fasilitas dan bimbingan bagi anak untuk menumbuhkan
kemandiriannya.
Berbagai strategi yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan
kemandirian anak usia dini salah satunya adalah dengan scaffolding. Scaffolding
merupakan pemberian sejumlah bantuan atau dukungan dan fasilitas kepada anak
yang dilakukan oleh guru sebagai orang yang lebih dahulu tahu atau orang dewasa
dan menarik kembali sejumlah bantuan tersebut ketika anak telah mampu
melakukan aktivitasnya sendiri secara mandiri dalam proses perkembangannya.
Scaffolding atau pemberian bantuan yang diberikan kepada anak dapat berupa
petunjuk, dorongan, peringatan, pemberian contoh, gambar dan tindakan-tindakan
lain yang memungkinkan anak belajar mandiri. Pemberian bantuan ini bertujuan
agar anak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan secara mandiri.
Pemberian bantuan dalam pendekatan scaffolding ini dapat berupa kelompok
maupun individual. Bantuan diberikan berkelompok apabila siswa menemukan
masalah dan kesulitan yang sama. Sedangkan bantuan individual diberikan
apabila permasalahan yang ditemukan berbeda dengan anak yang lain.
Melalui penerapan scaffolding yang sesuai bagi setiap kebutuhan anak, hal ini
dapat mengembangkan kemandirian anak karena anak memperoleh
pengetahuannya langsung melalui proses bimbingan yang dilakukan guru dan
5
anak secara mandiri. Oleh karena itu, pendidik seyogyanya memiliki pemahaman
dan pengetahuan mengenai tahapan dan perkembangan anak serta memiliki
kemampuan untuk mengenal karakteristik setiap individu anak, sehingga dapat
menerapkan scaffolding pada pelaksanaan aktivitas di sekolah untuk mencapai
kemandirian anak sesuai dengan perkembangan usianya.
Mengingat pentingnya mengembangkan kemandirian pada anak usia dini
maka penulis akan melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan
kemampuan kemandirian anak usia 4-5 tahun melalui penerapan teknik
scaffolding. Judul penelitian ini adalah “Upaya Mengembangkan Kemandirian
Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Penerapan Teknik Scaffolding di PAUD Cemerlang
Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Perkembangan kemandirian anak usia 4-5 tahun di PAUD Cemerlang terlihat
belum berkembang secara optimal.
2. Motivasi anak untuk melakukan tugas-tugas secara mandiri dirasa masih
kurang karena anak lebih memilih untuk langsung meminta bantuan kepada
orang dewasa untuk melakukannya.
3. Strategi yang dilakukan guru kurang menggiring anak untuk melakukan
6
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah “Mengembangkan kemandirian
anak usia 4-5 tahun melalui penerapan teknik scaffolding di PAUD Cemerlang
Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013“.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana yang diuraikan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan teknik
scaffolding dapat mengembangkan kemandirian anak usia 4-5 tahun di PAUD
Cemerlang Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang T.A
2012/2013?”
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan kemandirian anak usia 4-5
tahun melalui penerapan teknik scaffolding di PAUD Cemerlang Desa Paya Geli
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang T.A 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun
praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat bagi bidang keilmuan
pendidikan anak usia dini sebagai sumbangan pikiran dalam dunia pendidikan
7
pengetahuan dalam pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak usia
dini khususnya pada perkembangan kemandirian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi anak, mengenalkan kemandirian sebagai dasar kepribadian dan
menjadikan anak pribadi yang mandiri.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru-guru untuk menerapkan
teknik scaffolding bagi anak, khususnya dalam hal mengembangkan
kemandirian anak.
c. Bagi lembaga PAUD, sebagai bahan masukan bagi lembaga
(pimpinan/guru-guru) bahwa teknik scaffolding dapat mengembangkan
kemandirian anak.
d. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini bisa menjadi bahan acuan,
pedoman atau pertimbangan dalam melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan kemandirian anak.
e. Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk mengenali perkembangan
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah di lakukan peneliti
selama 2 siklus di peroleh beberapa kesimpulan yaitu :
a. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah penerapan teknik scaffolding
dilakukan terdapat 3 orang anak (20%) tergolong mandiri, 8 orang anak
(53%) tergolong cukup mandiri dan 4 orang anak (27%) tergolong kurang
mandiri. Hal ini menunjukan bahwa penerapan teknik scaffolding melalui
kegiatan memakai kaos kaki dan menggosok gigi yang dilakukan pada siklus
I dapat mengembangkan kemandirian anak namun kurang optimal karena
masih terdapat 4 orang anak yang tergolong kurang mandiri, sehingga perlu
dilakukan pembelajaran pada siklus II
b. Pada siklus II menunjukkan adanya perubahan pengembangan kemandirian
anak dibandingkan pada siklus I, yaitu terdapat 5 orang anak (33%) tergolong
sangat mandiri, 8 orang anak (53%) tergolong mandiri, dan 2 orang anak
(14%) tergolong cukup mandiri.
c. Penerapan teknik scaffolding selain dapat mengembangkan kemandirian
anak, penerapan scaffolding juga dapat mengembangkan aspek
perkembangan lain pada diri anak yaitu aspek perkembangan sosial
2
d. Penerapan teknik scaffolding melalui kegiatan memakai kaos kaki dan
menggosok gigi dapat mengembangkan kemandirian anak usia 4-5 tahun di
PAUD Cemerlang Deli Serdang.
e. Anak terlihat senang dan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu:
a. Bagi guru PAUD diharapkan agar dapat menerapkan teknik scaffolding dan
menggunakan media pada saat proses pembelajaran, sehingga anak dapat
memahami makna atau inti dari setiap kegiatan yang diberikan.
b. Bagi sekolah terutama kepala sekolah diharapkan untuk dapat menyediakan
sarana dan prasarana dan media yang sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan kemandirian
anak.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini,
sehingga di peroleh hasil ynag menyeluruh dan dapat dijadikan bahan
referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas.
d. Bagi peneliti, diharapkan untuk dapat menerapkan teknik scaffolding dalam
1
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, L. 2011. Deskripsi Proses Scaffolding dalam Pembelajaran untuk
Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Playgroup (online), dalam
(http://repository.upi.edu/ diakses pada tanggal 22 Desember 2012)
Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Asrori, M. Ali, M. 2011. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara.
Ayuningsih, Diah. 2012. Psikologi Perkembangan anak Pola Pendidikan Sesuai
Karakter dan Kepribadian Anak. Jogyakarta: Pustaka Larasati.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Harjanigrum, A.T et.al. 2007. Peranan Orangtua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Isabella, U. 2007. Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini, (online), dalam (http://www.Jurnal.Pendidikan.penabur-08/th.VI.html,M diakses 9 Januari 2013).
Keong, Yew Kam. 2006. 30 Kiat Mencetak Anak Kreatif Mandiri. Bandung: Nuansa.
Mashar, R. 2009. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana.
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
bkkl///2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional RI.
Rini, 2004. Pola Asuh Orangtua dalam Menumbuhkan Sikap Mandiri pada Balita
Jakarta : Elex Media Komputindo.
2
Stuyf, R. 2002. Scaffolding as a Teaching Strategy, (online), dalam (http://condor.admin.ccny.edu/group4/van%20der%20stuyf/van%20der%2 0paper.doc. Diakses 20 Januari 2013)
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Sumantri, M. & Nana, S. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Triton P.B. dan Novaria A.I. 2011. Cara Pintar Mendampingi Anak. Jakarta: Suka Buku.
Yamin, M. dan Jamilah, S.S. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada Press.
Yus, Anita. 2009. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Medan: Pascasarjana Unimed
Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: