• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Kepribadian, dan Lingkungan terhadap Keinginan untuk Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Kepribadian, dan Lingkungan terhadap Keinginan untuk Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH HARGA, PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MI INSTAN MEREK INDOMIE

PADA MASYARAKAT KOMPLEK TAMORA INDAH TANJUNG MORAWA

OLEH

INDIRA WIJAYA PUTRI NASUTION 110502070

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA, PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MI INSTAN MEREK INDOMIE

PADA MASYARAKAT KOMPLEK TAMORA INDAH TANJUNG MORAWA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, produk dan citra merek terhadap loyalitas konsumen mi instan merek indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa.

Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa.Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui.Berdasarkan rumus Supramono diperoleh sampel sebanyak 85 orang dengan menggunakan teknik accidental samplingyang didukung teknik purposive sampling.Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa; produk berpengaruh positif dan signif ikan terhadap loyalitas konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa; citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa;.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRICE, PRODUCT, AND BRAND IMAGE TOWARDS CONSUMER LOYALTY INDOMIE INSTANT NOODLE IN TAMORA

INDAH TANJUNG MORAWA PEOPLES

This research aims to know and analyze the influence of price, product, and brand image towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples.

Primary data were collected through questionnaires distributed toTamora Indah Tanjung Morawa peoples. The population in this research is unidentified population. Based on Supramono formula sample obtained 85 peoples by used accidental sampling technique and supported by purposive sampling technique. Hypothesis tested using multiple regression analysis.

The results showed that price havepositive influence and significant towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples; product havepositive influence and significant towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples; brand image havepositive influence and significant towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples.

(4)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Kepribadian, dan

Lingkungan terhadap Keinginan untuk Berwirausaha pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”. Penulis telah

banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., MEc, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi da n

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Liasta Ginting SE, MSi., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

(5)

7. Ibu dan Bapak Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

8. Keluargaku tercinta: Bapak, Mamak, Kak Eka, Kak Yuyun yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, dukungan baik moral maupun materil, motivasi, dan doa sehingga penulis semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku tersayang: Indah, Uti, Resti, Ayu, Riska, Dira. Terima kasih untuk semua bantuan tenaga, waktu, dukungan, semangat, dan doa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak, rekan, dan sahabat yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pengertian Bauran Pemasaran ... 8

2.1.1 Harga ... 9

2.1.1.1 Strategi Penyesuaian Harga ... 11

2.1.1.2 Faktor Penetapan Harga ... 12

2.1.2 Produk... 14

2.1.2.1 Tingkatan Produk ... 15

2.1.2.2 Bauran Produk ... 16

2.2 Citra Merek ... 16

2.3 Loyalitas Konsumen ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ... 26

2.5 Kerangka Konseptual ... 28

2.6 Hipotesis Penelitian... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional ... 31

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.6.1 Populasi ... 32

3.6.2 Sampel ... 32

3.7 Jenis Data ... 34

(7)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas... 35

3.9.1 Uji Validitas ... 35

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 38

3.10 Metode Analisis ... 39

3.10.1Metode Analisis Deskriptif ... 39

3.10.2Metode Linier Berganda ... 39

3.10.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.10.3 Pengujian Hipotesis ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 45

4.1.2 Visi dan Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ... 46

4.1.3 Produk Perusahaan ... 46

4.2 Hasil Penelitian... 47

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 47

4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 56

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

4.3 Pembahasan ... 66

4.3.1 Pengaruh Harga terhadap Loyalitas Konsumen... 66

4.3.2 Pengaruh Produk terhadap Loyalitas Konsumen ... 67

4.3.3 Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen.... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Top Brand Award Kategori Mi Instan Tahun 2012-2014 ... 4

1.2 Volume Penjualan Indomie di Tanjung Morawa Tahun 2013-2014 ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31

3.2 Pengukuran Skala Likert ... 32

3.3 Uji Validitas ... 37

3.4 Uji Reliabilitas ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 48

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Indomie ... 49

4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Harga (X1) .. 50

4.5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Produk (X2) 51 4.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel CitraMerek (X3) ... 53

4.7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Loyalitas Konsumen (Y) ... 54

4.8 Uji Multikolinieritas ... 58

4.9 Uji Glejser ... 59

4.10 Hasil Analisis Regresi Liner Berganda ... 61

4.11 Uji Simultan (Uji F) ... 62

4.12 Uji Parsial (Uji t) ... 63

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 9

2.2 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Produk Indofood ... 47

4.2 Uji Normalitas ... 57

4.3 Uji Normalitas ... 57

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 75

2 Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas ... 78

3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 79

4 Kuesioner Penelitian ... 80

5 Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitian ... 84

(11)

ABSTRAK

PENGARUH HARGA, PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MI INSTAN MEREK INDOMIE

PADA MASYARAKAT KOMPLEK TAMORA INDAH TANJUNG MORAWA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, produk dan citra merek terhadap loyalitas konsumen mi instan merek indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa.

Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa.Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui.Berdasarkan rumus Supramono diperoleh sampel sebanyak 85 orang dengan menggunakan teknik accidental samplingyang didukung teknik purposive sampling.Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa; produk berpengaruh positif dan signif ikan terhadap loyalitas konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa; citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah Tanjung Morawa;.

(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRICE, PRODUCT, AND BRAND IMAGE TOWARDS CONSUMER LOYALTY INDOMIE INSTANT NOODLE IN TAMORA

INDAH TANJUNG MORAWA PEOPLES

This research aims to know and analyze the influence of price, product, and brand image towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples.

Primary data were collected through questionnaires distributed toTamora Indah Tanjung Morawa peoples. The population in this research is unidentified population. Based on Supramono formula sample obtained 85 peoples by used accidental sampling technique and supported by purposive sampling technique. Hypothesis tested using multiple regression analysis.

The results showed that price havepositive influence and significant towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples; product havepositive influence and significant towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples; brand image havepositive influence and significant towards consumer loyalty Indomie instant noodle in Tamora Indah Tanjung Morawa peoples.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam era globalisasi ini perkembangan dunia usaha juga semakin meningkat. Disatu sisi era globalisasi akan meluaskan pasar yang ada namun disisi lain akan memunculkan persaingan yang sangat ketat. Perusahaan dituntut harus mampu mengimbangi persaingan tersebut untuk bertahan dipasar yang semakin kompetitif.

Tujuan utama dalam mendirikan usaha adalah untuk mendapatkan laba dan untuk kelangsungan hidup usaha.Setiap usaha harus memikirkan misi bisnis dan strategi pemasaran untuk memasarkan produk yang dimiliki.Salah satunya adalah dengan menjalankan bauran pemasaran dengan tepat. Menurut Fuad dkk (2000 : 128) bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan dibidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang cepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua ini ditujukan untuk memberi kepuasan terhadap segmen pasar atau konsumen.

(14)

dapat memberi kepuasan kepada konsumen, hal ini agar konsumen dapat memberikan penilaian positif dan tetap menjadikan konsumen tersebut tetap bertahan menjadi konsumen yang setia.Mempertahankan konsumen jauh lebih sulit dibandingkan dengan mencari konsumen yang baru. Untuk itu tentunya diperlukan strategi agar pelanggan atau konsumen suatu produk tidak mudah beralih ke merek lain dan mempertahankan pelanggan yang ada. Penting bagi suatu perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada, karena biaya untuk menarik pelanggan baru jauh lebih besar dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Tanpa citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada.

Rangkuti (2004 : 244) menyatakan citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra merek.Kuatnya citra merek di benak konsumen akan menyebabkan semakin kuat rasa percaya diri yang dirasakan oleh konsumen dalam menggunakan produk yang dibelinya. Rasa percaya diri yang tinggi ini menandakan bahwa konsumen tersebut merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya.

(15)

konsumen akan suatu merek tertentu akan menciptakan minat beli konsumen dan bahkan meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk tertentu. Karena pada dasarnya setiap konsumen akan cenderung memilih produk yang mereka yakini mampu memenuhi kebutuhan mereka. Begitu bernilainya kesetiaan pelanggan terhadap merek yang merupakan salah satu dari aset merek.Ini tentunya amat mahal nilainya karena untuk membangunnya banyak tantangan yang harus dihadapi serta membutuhkan waktu yang sangat lama.

Salah satu produk yang sangat banyak memiliki saingan adalah industri makanan mi instan. Berbagai macam merek mi instan telah beredar di pasaran, ini mengakibatkan konsumen memiliki berbagai alternatif pilihan dalam menentukan produk mi instan yang akan dibeli oleh konsumen. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan agar konsumen bisa menentukan pilihannya untuk membeli produk mi instan tertentu. Indomie adalah merek produk mie instan yang sudah ada sejak lama, bahkan merek ini juga sudah melekat dibenak para konsumen mie instan sehingga seringkali dijumpai bahwa merek Indomie ini bukan lagi hanya sebuah merek namun bergeser menjadi nama kategori sebuah produk (dalam hal ini adalah produk mie instan). Hal seperti ini bisa dijadikan bukti bahwa Indomie juga merupakan merek yang kuat dan dengan begitu akan sangat mudah menarik konsumen untuk membeli produknya.

(16)

Indomie dan mie Sedaap. Sementara merek-merek yang lain menduduki peringkat di bawah mereka. Dengan semakin banyaknya pesaing, maka Indomie sebagai sebuah merek yang sudah ada sejak lama, dituntut untuk lebih meningkatkan kinerja dan kualitas produknya untuk tetap dapat mempertahankan loyalitas dari pelanggannya.Menurut Griffin (2005 : 5) loyalitas pelanggan sebagai wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.

Merek Indomie, seperti yang sudah dijelaskan mempunyai brandawareness yang sangat tinggi. Namun hal ini tidak cukup untuk membentuk loyalitas pelanggan (customer loyalty).Hingga saat ini, Indomie telah memiliki 36 varian rasa yang masuk dalam Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, dan Taste of Asia.

[image:16.595.106.517.588.733.2]

Hasil sebuah lembaga survei brand index terbaik tahun 2012-2014 untuk kategori Mie Instan, menyatakan Indomie pada tahun 2012 hingga 2014 berada di posisi pertama (TOP). Berikut Tabel 1.1 yang menunjukan hasil survei Top Brand Award tahun 2012-2014 untuk kategori produk Mi Instan.

Tabel 1.1

Top Brand Award Kategori Mi Instan Tahun 2012-2014

No Merek Top Brand Indeks (%)

2012 2013 2014

1 Indomie 77,5% 80,6% 75,9%

2 Mie Sedaap 15,7% 13,5% 14,4%

3 Supermie 2,5% 2,1% 2,8%

4 Sarimi 0,8% 1,2% 2,2%

5 Lain-lain 3,5% 2,6% 4,7%

(17)

Top Brand Index pada mi instan merek Indomie diukur berdasarkan tiga parameter, yaitu top of mind share, top of market share dan top of commitment share (www.kompas.com).Top of mind share mengindikasikan bahwa kekuatan merek dari suatu produk atau jasa dalam benak konsumen. Kemudian top of market share mengindikasikan kekuatan merek di pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen. Sedangkan top of commitment share mengindikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek tersebut di masa mendatang.

(18)
[image:18.595.108.519.123.207.2]

Tabel 1.2

Volume Penjualan Indomie di Tanjung Morawa Tahun 2013-2014

Tahun Bungkus (bag/cup) Perubahan (Naik/Turun)

(%)

2013 2,087,484 -

2014 1,840,031 -13,4%

Sumber: PT. Alamjaya Wirasentosa

Berdasarkan data tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 volume penjualan mi instan merek Indomie di Tanjung Morawa mengalami penurunan sebesar 13,4% dibanding tahun 2013. Hal ini diduga karena masih rendahnya tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen, sehingga konsumen menjadi tidak loyal dan beralih untuk menggunakan produk mi instan lainnya.Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Komplek Tamora Indah dikarenakan peneliti mendapat rekomendasi dari PT. Alamjaya Wirasentosa selaku distributor Indofood.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Harga, Produk dan Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah, Tanjung Morawa”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah harga, produk, dan citra merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

“Pengaruh harga, produk, dan citra merek terhadap loyalitas konsumen mi instan

merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah, Tanjung Morawa”.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Indofood

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola dan mempertahankan merek agar tetap menjadi pilihan pelanggan mengingat persaingan antar merek yang semakin meningkat.

2. Bagi Departemen

Sebagai bahan referensi yang memberikan informasi serta pengetahuan dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah dan menambah wawasan penulis dalam bidang pemasaran khususnya kepuasan konsumen.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bauran Pemasaran

Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Fuad dkk (2000 : 128) menyatakan bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang cepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif”. Sunarto (2004 : 42) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.

Menurut Kotler (2008 : 62) bauran pemasaran adalah “kumpulan alat pemasaran taktis terkendali –produk, harga, tempat, dan promosi– yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran”. Ada empat variabel dalam bauran pemasaran, yaitu produk (product),

harga (price), tempat (place), promosi (promotion).

(21)
[image:21.595.113.520.109.416.2]

Sumber: Kotler (2008 : 62)

Gambar 2.1Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

2.1.1 Harga

Harga merupakan variabel atau faktor penting dalam bauran pemasaran yang dialokasikan oleh suatu perusahaan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya suatu barang dan jasa.Dari keempat variabel dalam bauran pemasaran, harga merupakan satu-satunya unsur yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Pengertian harga menurut Kotler (2008 : 62) harga adalah “jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk”. Fuad dkk (2000 : 129)

menyatakan bahwa harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.

(22)

Sunarto (2004 : 43) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Simamora (2001 : 30) mengemukakan harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk.

Bagi perusahaan harga jelas mempengaruhi keuntungan.Harga tidak boleh lebih rendah dari biaya rata–rata per produk kalau perusahaan ingin memperoleh keuntungan.Bagi pembeli, harga memberikan dampak ekonomis.Dampak ekonomisnya adalah pada daya beli, sebab harga merupakan biaya (cost) bagi pembeli. Semakin tinggi harga semakin sedikit produk yang bisa mereka beli sebaliknya, semakin rendah harga semakin banyak produk yang bisa mereka beli (Simamora, 2001 : 196). Jika ini berlaku untuk suatu produk maka penurunan harga dapat menciptakan peningkatan permintaan.Itulah sebabnya penetapan harga yang tepat membutuhkan pemikiran dan sangat tergantung pada sensitivitas konsumen.

Lebih lanjut, Tjiptono (dalam Dinawan, 2010 : 34) mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi keputusan beli, yaitu :

(23)

barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari beberapa alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

2.1.1.1 Strategi Penyesuaian Harga

Perusahaan biasanya tidak menetapkan satu harga, tetapi suatu struktur harga yang mencerminkan keragaman permintaan geografis dan biaya, tuntutan-tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, dan faktor-faktor lain. Terdapat beberapa strategi penyesuaian harga (Kotler dan Keller, 2008 : 102) yaitu sebagai berikut:

1. Penetapan Harga Geografis (Geographical Pricing)

Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan tersebut memutuskan bagaimana cara menetapkan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di lokasi dan negara yang berbeda. Apakah perusahaan tersebut menetapkan harga secara tunai ataupun secara imbal dagang yang meliputi beberapa bentuk seperti: barter, kesepakatan kompensasi, persetujuan beli kembali dan imbal beli. 2. Diskon dan Potongan Harga (Price Discount and Allowances)

(24)

lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian di luar musim.

3. Penetapan Harga Promosi (Promotional Pricing)

Perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik penetapan harga untuk merangsang pembelian awal yaitu:

a. Penetapan harga pemimpin-rugi. b. Penetapan harga peristiwa khusus. c. Rabat tunai.

d. Pembiayaan bunga rendah.

e. Masa pembayaran yang lebih lama. f. Garansi dan kontrak perbaikan. g. Diskon psikologis.

4. Penetapan Harga Diskriminatif (Diskriminatory Pricing)

Diskriminasi harga terjadi apabila suatu perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proposional.

2.1.1.2 Faktor Penetapan Harga

Ada 5 faktor yang mempengaruhi penetapan harga menurut Sastradipoera (2009 : 143). Kelima faktor tersebut adalah:

(25)

Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang bervariasi apabila dihitung dari keseluruhan produksi, tetapi mungkin konstan, progresif atau degresif jika dihitung per satuan produk yang dihasilkan.

2. Faktor permintaan. Penentuan harga yang efektif selalu menuntut pertimbangan terhadap pola permintaan yang cermat dan berhati-hati. Pada saat barang-barang langka dipasar, seperti terjadi pada saat perang, permintaan melebihi penawaran. Apabila terjadi perang, maka akan berpengaruh terhadap kondisi makro suatu Negara. Selain perlu memperhatikan perekonomian makro, perlu juga dilihat elastisitas permintaan barang yang akan dijualnya. Permintaan mungkin akanelastic, inelastic atau unitas terhadap harga.

3. Faktor persaingan. Ketika menetapkan harga, kita perlu membuat suatu pertimbangan khusus terhadap derajat persaingan yang terjadi di pasar barang dan jasa yang dipasarkannya. Pasar mungkin berstruktur pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli ataupun pasar monopoli.

(26)

menetapkan harga minimum. Misalnya penetapan upah minimum regional. Selain itu pemerintah juga memberlakukan pajak. Pajak dikenakan kepada mereka yang telah memenuhi persyaratan wajib pajak.

5. Faktor pertanggung jawaban sosial. Social responsibility (pertanggungjawaban sosial) menjadi hal terakhir yang harus di perhatikan oleh marketing ketika hendak menentukan harga barang yang akan dijualnya dipasar. Seorang marketing melayani banyak masyarakat, diluar konsumen yang menjadi sasarannya. Mereka meliputi pemasok, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan, dll. Penetapan harga yang efektif perlu memahami kebutuhan masyarakat di luar konsumen tersebut. dengan kata lain, manajer marketing yang dalam hal ini si penjual, bukanlah satu-satunya yang dapat mempengaruhi tingkat harga. Semua kepentingan itu perlu diperhatikan sehingga diperoleh titik keseimbangan yang optimum.

2.1.2 Produk

Menurut Kotler (2008 : 62) produk adalah “segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akusisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan”.

(27)

ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keiniginan atau kebutuhan. Menurut Sunarto (2004 : 42) produk adalah “kombinasi barang dan jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran”.

2.1.2.1 Tingkatan Produk

Adapun lima tingkat produk menurut Tjiptono (2009 : 41) terdiri dari:

1. Core benefit (Manfaat inti)

Tingkat paling dasar adalah jasa/manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan.Pemasar harus memandang dirinya sebagai pemberi manfaat bagi konsumen.

2. Product (Produk dasar)

Tingkat kedua, produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3. Expected Product (Produk yang diharapkan)

Tingkat ketiga, produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan konsisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

4. Augmented Product (Produk pelengkap)

(28)

5. Potential Product (Produk potensial)

Tingkat kelima, produk potensial yakni segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.Klasifikasi produk bisa dilakukan berbagai macam pandangan.

2.1.2.2 Bauran Produk

Sistem produk (product system) adalah sekelompok barang berbeda, tetapi saling berhubungan yang berfungsi dengan cara yang saling melengkapi. Kotler dan Armstrong (2008 : 234) menjelaskan bahwa bauran produk terdiri atas keanekaragaman produk (product variety), kualitas produk (quality), rancangan produk (design), ciri-ciri produk (features), merek produk (brand name), kemasan produk (packaging), tingkat pelayanan (service), garansi (warranties), ukuran produk (size), dan pengembalian (return).

2.2 Citra Merek

Fenomena persaingan yang terjadi semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar.Salah satu aset yang menjadi kekuatan dalam mencapai keadaan tersebut adalah merek.Merek dapat mencapai bermacam–macam konsumen secara luas hingga akhirnya dapat diterima oleh pelanggan dan merasa akrab dengannya.

(29)

Kotler (2008 : 375) merek adalah “sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau

desain, atau kombinasi semua ini yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk dan jasa”.

Adapun elemen–elemen merek menurut Durianto dkk (2004 : 165) memiliki tiga bagian penting, yaitu:

1. Brand Platform

Brand Platform adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis yang meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu merek dan lain-lain.

2. Identitas merek (Brand identity and naming)

Brand identity mengidentifikasikan keunikan dan differensiasi suatu merek, sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing. Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity:

a. Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda dan mencerminkan strategi.

b. Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yang meliputi grafik, lingkungan dan produk.

c. Mengembangkan brand identity dalam proses pembedaan dengan merek pesaing terutama dikaitkan dengan brand association.

3. Komunikasi merek (Brand Communication)

(30)

mereknya.Jadi, komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek, bukan produknya sehingga tercipta brand differentiation, bukan product differentiation.

Menurut Kotler & Pfoertsch (2006 : 198) “brand image is created by

marketing programs that link strong, favorable, and unique associations to the brand in the customer’s memory”. Hal ini menunjukan bahwa citra merek yang

diciptakan oleh program komunikasi pemasaran menghubungkan asosiasi yang menciptakan merek yang kuat, disukai, dan memiliki keunikan dalam memori pelanggan.

Menurut Keller (2008 : 51) citra merek atau brand image adalah “the perception and beliefs held by the consumer, as reflected in the association held inconsumer memory”. Berdasarkan pendapat ini citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.

Menurut Hogan (dalam Lutiary Eka Ratri 2007 : 52) citra merek merupakan asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa dan perusahaan dari merek yang dimaksud. Informasi ini didapat dari persepsi yang dibentuk oleh perusahaan dari merek tersebut melalui berbagai macam bentuk komunikasi, seperti iklan, promosi, hubungan masyarakat (public relations), logo, fasilitas retail, sikap karyawan dalam melayani penjualan, dan performa pelayanan.

(31)

dapat berperan dalam membina hubungan dengan konsumen. Penting demi kesuksesan sebuah merek, jika semua faktor ini dapat berjalan sejajar atau seimbang, ketika nantinya akan membentuk gambaran total dari merek tersebut. Gambaran inilah yang disebut citra merek atau reputasi merek dan citra ini bisa berupa citra yang positif atau negatif atau bahkan diantaranya.brand image (citra merek) merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih penting daripada keadaan sesungguhnya (Ferrinadewi, 2008 : 166).

Menurut Shimp (2000 : 2) “citra merek (brand image) adalah jenis

asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu”. Menurut Kartajaya (2005 : 6) “citra merek (brand image) adalah gebyar

dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada dibenak konsumen”.

Rangkuti (2004 : 244) menyatakan citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra merek.indikator-indikator yang membentuk citra merek adalah :

a. Citra Korporat

(32)

b. Citra Produk / konsumen

Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupunnegatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari merek tersebut.

c. Citra Pemakai

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merektersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.

Schiffman dan Kanuk (dalam Iqbal dan Yulfrita, 2013 : 87) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

(33)

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

Brand image yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu : 1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para pesaingnya.

3. Memberi kekuatan emosional dari kekuatan rasional.

Keller (2008 : 56) menyebutkan pengukuran citra merek (brand image) dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu: strength, uniqueness, dan favorable.

1. Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of brand association)

Semakin dalam individu berfikir tentang informasi produk dan menghubungkannya dengan pengetahuan merek yang ada, maka semakin kuat asososiasi merek yang akan dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi hal ini adalah program komunikasi pemasaran yang diciptakan dapat menumbuhkan brandimage dalam benak khalayak (personal relevance) dan merupakan program komunikasi pemasaran yang konsisten (consistency) pada suatu waktu dan sepanjang waktu (Keller 2008 : 56).

(34)

Asosiasi yang menguntungkan bagi merek adalah asosiasi yang diinginkan untuk konsumen, seperti bentuk kenyamanan, produk yang handal, pesan dapat disampaikan oleh produk atau program komunikasi pemasaran yang mendukung.Favourable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat oleh konsumen.Favorable adalah asosiasi-asosiasi yang dapat diharapkan oleh khalayak sasaran (desirable) dan disampaikan (delivered) secara sukses oleh sebuah produk melalui program komunikasi pemasaran yang mendukung merek produk tersebut (Keller, 2008 : 58).

3. Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of brand association)

Inti dari asosiasi ini adalah merek harus memiliki keunggulan yang berkelanjutan atau memiliki proposisi penjualan yang unik untuk memberikan alasan mengapa konsumen harus membelinya. Aspek uniqueness bergantung pada dua faktor yaitu sejauh mana asosiasi merek produk yang dibawakan oleh program komunikasi pemasaran memiliki unsur kesamaan/keseimbangan jika dibandingkan dengan asosiasi merek produk lainnya (point of parity) dan sejauh mana programkomunikasi pemasaran memiliki unsur perbedaan (point ofdifference) jika dibandingkan dengan asosiasi merk produk lainnya (Keller, 2008 : 58).

2.3 Loyalitas Konsumen

(35)

tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang”.Sikap positif pembelian ulang padapelanggan yang loyal diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan perusahaan.

Adanya pembelian ulang pada pelanggan yang loyal juga dikuatkan oleh pernyataan Sheth dan Mittal dalam Tjiptono (2009:187) loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Dan menurut Griffin (2005:5) loyalitas pelanggan sebagai wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.

Griffin (2005:31) menyatakan pelanggan yang loyal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Melakukan pembelian ulang secara teratur

Pelanggan akan membeli kembali produk yang sama yang ditawarkan oleh perusahaan.

2. Melakukan pembelian diluar lini produk dan jasa.

Pelanggan melakukan pembelian antarlini produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

3. Menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.

Pelanggan menolak produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan lain. 4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.

(36)

5. Menarik pelanggan baru untuk perusahaan

Pelanggan akan secara tidak sengaja menarik pelanggan baru untuk perusahaan yang biasanya terjadi karena informasi dari mulut ke mulut.

6. Kelemahan atau kekurangan akan diberitahukan kepada perusahaan

Pelanggan akan memberikan informasi mengenai kelemahan produk sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan lain.

Menurut Griffin (2005:35) pelanggan akan melalui beberapa tahapan dalam proses menjadi loyal. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan penekanan dan perhatian yang berbeda untuk masing-masing tahap karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang berbeda. Dengan memperhatikan masing-masing tahapan dan memenuhi kebutuhan dalam tiap tahapan tersebut, perusahaan memilki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan loyal dan klien perusahaan.Tingkatan loyalitas terdiri dari: 1. Suspects

Suspects adalah semua orang yang mungkin akan membeli produk barang atau jasa. Disebut sebagi suspects karena yakin bahwa mereka akan membeli tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.

2. Prospects

(37)

menyadari keberadaan perusahaan, barang/jasa karena seseorang telah merekomendasikan kepadanya.

3. Disqualified prospect

Disqualified prospect adalah prospect yang telah mengetahui keberadaan barang/jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa tersebut.

4. First time customer

First time customer adalah pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya, mereka masih menjadi pelanggan yang baru.

5. Repeat customer

Repeat Customer adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak 2 (dua) kali atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam 2 (dua) kesempatan atau lebih.

6. Clients

Clients adalah pelanggan yang membeli apapun barang/jasa yang ditawarkan perusahaan dan mereka butuhkan, mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat, dan berlangsung lama yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh tarikan pesaing produk lain.

7. Advocates

(38)

secara teratur sebagai tambahan mereka mendorong teman-teman mereka yang lain agar membeli barang/jasa tersebut. Ia membicarakan tentang barang/jasa tersebut, melakukan pemasaran untuk perusahaan tersebut dan membawa pelanggan untuk perusahaan tersebut.

Griffin (2005:22) menyatakan ada empat cara meningkatkan loyalitas pelanggan, yaitu:

1. Mempermudah pelanggan untuk memberi umpan balik kepada perusahaan. 2. Bila pelanggan membutuhkan bantuan, berikanlah dengan segera.

3. Mengurangi kejengkelan atas reparasi, pembayaran kembali dan pemberian jaminan reparasi, pembayaran kembali dan pemberian jaminan sering menjadi sumber kekecewaan para pelanggan.

[image:38.595.108.518.464.672.2]

4. Mempelajari cara menghibur pelanggan yang marah. 2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Fozia Malik,

Sara Yaqoob, dan Abid Samih Aslam (2012)

The Impact of Price Perception, Service Quality, and Brand Image on Customer Loyalty

(Study of

Hospitality Industry in Pakistan).

Variabel independen: Price Perception (X1), Service Quality (X2), Brand Image (X3)

Variabel dependen: Customer Loyalty (Y)

(39)

Lanjutan Tabel 2.1 Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Nila Kasuma

Dewi, Gus Andri,dan Sepris Yonaldi (2012)

Pengaruh Iklan, Citra Merek, dan Kepuasan

Konsumen

terhadap Loyalitas Konsumen dalam Menggunakan Vaseline Hand And Body Lotion di Kota Padang ( Studi Kasus di PT. Unilever Cabang Padang ).

Variabel Independen: Iklan(X1), Citra Merek(X2), Kepuasan Konsumen(X3) Variabel dependen: Loyalitas Konsumen (Y)

Variabel Iklan, Citra Merek, Kepuasan Konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Konsumen Vaseline

Hand and Body Lotion di kota Padang. Variabel Citra Merek berpengaruh paling dominan. Budi Susdiarto, Adi Eko Priyono, dan Endang Swastuti (2013) Pengaruh Produk dan Harga terhadap Loyalitas Konsumen dengan Keputusan Pembelian sebagai Variabel Mediasi Pada PT.Pertani (Persero) Cabang Pekalongan. Variabel independen: Produk (X1), Harga (X2) Variabel dependen: Keputusan Pembelian (Y) Variabel intervening: Loyalitas Konsumen (Y) Variabel produk, harga, dan keputusan pembelian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen pada PT.Pertani (Persero) Cabang Pekalongan. Melysa Elisabeth Pongoh (2013) Kualitas Pelayanan,

Kualitas Produk

dan Harga

Pengaruhnya terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu As Telkomsel di Kota Manado. Variabel Independen: Kualitas Pelayanan (X1), Kualitas Produk (X2), Harga (X3) Variabel

dependen: Loyalitas Pelanggan (Y)

Kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga secara simultan berpengaruh

(40)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau disebut juga kerangka teoritis menurut Erlina (2011 : 33) adalah “suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu

teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat”.

Menurut Setiadi (2010 : 238) pemasar diharuskan menawarkan produk yang benar-benar berkualitas, sehingga konsumen akan mempunyai respon positif. Maka dari itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang berkualitas agar mendapatkan respon yang positif dari konsumen sehinggameningkatkan loyalitas konsumen.

Citra yang positif dapat menimbulkan perilaku yang positif terhadap konsumen (Durianto dkk, 2004 : 88). Citra merek sering digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian.Persepsi merek yang baik dan kepercayaan konsumen akan suatu merek tertentu akan menciptakan minat beli konsumen dan bahkan meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsu men terhadap produk tertentu.

(41)
[image:41.595.145.518.113.265.2]

Sumber: Setiadi (2010), dan Durianto dkk (2004), data diolah peneliti (2015). Gambar 2.2Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Supranto (2003 : 327) adalah “pernyataan tentang

sesuatu yang untuk sementara waktu dianggap benar, bisa juga diartikan yang akan diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah”.

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Produk,harga, dan citra merek berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas

konsumen”.

Harga (X1)

Produk (X2)

Citra Merek (X3)

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif.Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2004 : 11) merupakan “penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, produk dan citra merek terhadap loyalitas konsumen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Komplek Tamora Indah, Tanjung Morawa. Waktu penelitian ini mulai dari bulan Juni 2015 hingga Juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:

1. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen, atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2011 : 37). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Harga (X1), Produk (X2), dan Citra Merek (X3).

(43)

2011 : 36). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Loyalitas Konsumen (Y) pada masyarakat di Komplek Tamora Indah, Tanjung morawa.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Erlina (2011 : 48) adalah “menjelaskan

karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”.

[image:43.595.114.516.323.698.2]

Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Harga (X1)

Jumlah uang yang dibayarkanoleh pelanggan untuk memperoleh produk pada konsumen mi instan merek Indomie.

1. Harga terjangkau. 2. Kesesuaian harga

dengan kualitas. 1. Kesesuaian harga

dengan manfaat.

Likert

Produk (X2)

Mi instan merek Indomie yang ditawarkan kepada konsumen untuk menarik perhatian, akusisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan.

1. Kualitas produk. 2. Variasi rasa. 3. Kemasan produk.

Likert

Citra Merek (X3)

Sekumpulan asosiasi merek dari mi instan Indomie yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen.

1. Mudah diingat. 2. Mudah dicapkan 3. Memiliki kesan

dibenak konsumen

Likert

Loyalitas Konsumen (Y)

Loyalitas yang diberikan oleh konsumen kepada merek mie instan Indomie.

1. Tidak terpengaruh terhadapproduk perusahaan lain. 2. Merekomendasikan

kepada orang lain. 3. Frekuensi pembelian.

Likert

(44)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert menurut Erlina (2011 : 51) yaitu “skala yang digunakan untuk

[image:44.595.166.456.283.419.2]

mengukur respons subjek berupa sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok kejadian atau gejala sosial ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama”.

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang setuju (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Erlina (2011)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2004 : 72) adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah

masyarakat Komplek Tamora Indah, Tanjung Morawa yang mengkonsumsi mi instan merek Indomie, sehinggapopulasi tidak diketahui.

3.6.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2004 : 73) adalah “bagian dari jumlah

(45)

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus (Supramono, 2003) sebagai berikut:

� = (Z∝)2 (p)(q) d2

Dimana:

n = Ukuran sampel

Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 maka Z = 1,67

Bila α = 0,1 maka Z = 1,96

p = Estimator proporsi populasi q = 1- p

d = Penyimpangan yang ditolerir = 10%

Berhubung p belum diketahui, maka peneliti mengadakan pra survey secara acak pada 30 orang masyarakat Komplek Tamora Indah, Tanjung Morawa.Para masyarakat yang memenuhi kriteria mengkonsumsi mi instan merek Indomie adalah 20 orang dan 10 orang yang tidak mengkonsumsi mi instan merek Indomie. Jadi, p = 0,67 dan q = 0,33. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi adalah:

n = Zα 2 p q d2

n = , 2 , ,

, 2

n = , = Orang

(46)

sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini didukung metode purposive sampling, purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011 : 68). Adapun kriterianya adalah: 1. Berusia diatas 17 tahun.

2. Konsumen mi instan merek Indomie yang mengkonsumsiproduk tersebut sebanyak 2 kali atau lebih dalam seminggu.

3.7 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sebagai berikut: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data (Erlina, 2011 : 31). Data primer ini diperoleh dengan memberikan daftar pernyataan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2011 : 31). Data sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

(47)

1. Angket (Kuesioner)

Merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008 : 49). Jawaban dari setiap responden tersebut akan diberi skor dengan menggunakan skala likert.

2. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

(48)

menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut (Rochaety dkk, 2009 : 57).

Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Kriterianya sebagai berikut:

1. Jika rhitung> rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung< rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. 3. Korelasi tiap faktor positif.

4. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361.

(49)
[image:49.595.148.514.111.491.2]

Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 54.28 142.135 .805 .918

P2 54.72 143.135 .793 .918

P3 54.34 150.520 .668 .922

P4 54.48 148.973 .567 .924

P5 55.07 149.281 .570 .924

P6 54.21 154.027 .594 .924

P7 54.24 144.047 .714 .920

P8 54.31 148.079 .624 .923

P9 54.38 153.815 .522 .925

P10 54.10 156.525 .450 .926

P11 55.14 148.195 .623 .923

P12 54.41 152.751 .526 .925

P13 54.14 139.623 .800 .918

P14 53.52 151.687 .541 .925

P15 54.14 146.195 .699 .921

P16 53.97 149.677 .653 .922

P17 54.69 146.222 .547 .926

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Pada tabel 3.3 di atas dapat dilihat seluruh pernyataan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan dinyatakan valid. Interpretasi Item-Total Statistics, yaitu:

(50)

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variable (pernyataan) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar

142.135. Jika pertanyaan (butir) item 2 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 143.135dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan nilai rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Nilai rtabel pada uji validitas ini adalah sebesar 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang dimiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik (Rochaety dkk, 2009 : 49-50).

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel, pernyataan dinyatakan reliabel. 2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

(51)
[image:51.595.143.515.113.202.2]

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.927 17

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015) 3.10 Metode Analisis

3.10.1Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Erlina (2011 : 92) adalah “statistik

yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data”. Pada metode analisis deskriptif ini data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

3.10.2MetodeLinier Berganda

Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Data diolah dengan menggunakan program SPSS.

Adapun model yang digunakan adalah sebagai berikut: Y1= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

(52)

b1-b3 = Koefisien Regresi X1 = Harga

X2 = Produk X3 = Citra Merek e = Standart Error

3.10.2.1 Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2011 : 100).

Beberapa cara untuk melihat normalitas data menurut Lubis dkk (2007 : 26-27), yaitu:

a. Nilai Skewness

(53)

dilihat dari nilai kurtosis.Nilai kurtosis tidak berpengaruh terhadap penilaian distribusi normal.

b. Histogram Display Normal Curve

Normalitas data bila dilihat dengan Histogram Display Normal Curve dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva.Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna.Semakin mendekati 0 nilai skewness, gambar kurva cenderung memiliki kemiringan yang seimbang.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas (Umar, 2008 : 179).

Cara memprediksinya menurut Lubis dkk (2007 : 34) adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

(54)

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008 : 177).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut (Lubis dkk, 2007 : 32) yaitu:

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.10.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Koefisien Determinan (R2)

(55)

produk dan citra merek) terhadap variabel terikat (loyalitas konsumen), dimana 0 < R2< 1.Bila nilai R2 semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji Signifikan Simultan (Uji F) dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu harga (X1), produk (X2) dan citra merek (X3) terhadap variabel dependen yaitu loyalitas konsumen (Y).

H1 : b1≠ b2≠ b3≠ 0

Artinya secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu harga (X1), produk (X2) dan citra merek (X3), terhadap variabel dependen yaitu loyalitas konsumen (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima apabila Fhitung< Ftabel pada α = 5%

H1 diterima apabila Fhitung> Ftabel pada α = 5% 3. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

(56)

dependen (Lubis dkk, 2007 : 51). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu harga (X1), produk (X2) dan citra merek (X3) terhadap variabel dependen yaitu loyalitas konsumen (Y).

H1: bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel indepen yaitu harga (X1), produk (X2) dan citra merek (X3) terhadap variabel dependen yaitu loyalitas konsumen (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima apabila thitung< ttabel pada α = 5%.

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT. Pangajaya Intikusuma, kemudian pada tahun 1994 berganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.Perusahaan ini berkantor pusat di Plaza Sudirman, Indofood Tower, Jalan Jenderal Sudirman Kav.76-78, Jakarta.

Kegiatan operasional indofood mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

Sebagai perusahaan terkemuka dalam bahan industri makanan olahan di indonesia, Indofood didukung oleh sistem distribusi yang ekstensif sehingga produk-produknya dikenal di seluruh penjuru nusantara. Perseroan mengoperasikan 4 Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi antara lain:

- Produk Konsumen Bermerek (CBD), memproduksi berbagai macam produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam divisi Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan serta Nutrisi, dan Makanan Khusus.

(58)

- Agribisnis, memiliki penelitian dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan termasuk juga penyulingan, branding, serta pemasaran minyak goreng, margarin, dan shortening.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1. VISI:

Menjadi Perusahaan Total Food Solutions.

2. MISI:

1. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi kami.

2. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.

3. Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional.

4. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.

5. Meningkatkan stakeholders’valuesecara berkesinambungan.

4.1.3 Produk Perusahaan

(59)

makanan ringan (Chitato, Qtela, JetZ, Chiki Ball, dan Trenz), makanan khusus dan nutrisi (Promina dan SUN), bogasari (Lencana Merah, Cakra Kembar, Kunci Biru, Segitiga Biru, Trenz, dan La Fonte), minyak goreng dan margarin (Bimoli dan Simas Palmia). Banyak diantara merek-merek tersebut yang melekat di hati masyarakat indonesia selama bertahun-tahun, karena produknya yang terkenal berkualitas tinggi dan di terima baik oleh berbagai segmen pasar.

[image:59.595.117.512.313.462.2]

Sumber: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Gambar 4.1Produk Indofood 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

(60)

1. Analisis Deskriptif Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Komplek Tamora Indah, Tanjung Morawa yang berusia diatas 17 tahundan mengkonsumsi produk mi instan merek Indomi sebanyak 2 kali atau lebih dalam seminggu.

[image:60.595.153.517.312.436.2]

Berikut jumlah dan persentase gambaran umum responden : 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (Orang) Persentase

17-26 Tahun 27-36 Tahun 37-46 Tahun >46 18 26 29 12 21,2% 30,6% 34,1% 14,1%

Total 85 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden berusia 17-26 tahun 21,2%, berusia 27-36 tahun 30,6%, berusia 37-46 tahun 34,1%, berusia diatas 46 tahun 14,1%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase

Laki-Laki Perempuan 32 53 37,6% 62,4%

Total 85 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

[image:60.595.149.509.575.656.2]
(61)
[image:61.595.152.519.155.235.2]

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Indomie Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Indomie

Frekuensi Jumlah (Orang) Persentase

2 Kali Lebih dari 2 Kali

52 33

61,2% 38,8%

Total 85 100%

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juni 2015)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 52 responden atau 61,2% mengkonsumsi 2 kali mi instan merek Indomie, sedangkan sebanyak 33 responden atau 38,8% mengkonsumsi lebih dari 2 kali mie instan merek Indomie dalam seminggu.

2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Terdapat 17 butir pernyataan; 4 butir pernyataan untuk variabel harga (X1), 6 butir pernyataan untuk variabel produk (X2), 3 butir pernyataan untuk variabel citra merek (X3), dan 4 butir pernyataan untuk variabel loyalitas konsumen (Y). Kuesioner disebar ke 85 orang sampel.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala Likertuntuk menanyakan pengaruh harga, produk dan citra merek terhadap loyalitas konsumen mi instan merek indomie.

(62)

1. Harga sebagai X1

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Harga(X1)

No Item

STS TS KS S SS

F % F % F % F % F %

1

Gambar

Tabel 1.1 Top Brand Award Kategori Mi Instan
Tabel 1.2 Volume Penjualan Indomie di Tanjung Morawa Tahun 2013-2014
Gambar 2.1Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Panitia Pengadaan Langsung

dibidang administrasi pembangunan, pengendalian dan Eavaluasi Pembangunan yang dilaksanakan serta pembinaan usaha jasa pembangunan dalam wilayah Provinsi

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

Hubungan sebab-akibat menurut Kurniasih dan Sani (2014:39) adalah hal-hal yang mengemukakan sebab terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Pola

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan