• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802009018 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802009018 Full text"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Pada dasarnya kemajuan teknologi transportasi yang semakin canggih telah membawa kehidupan manusia ke arah yang lebih kompleks.Sementara itu, kebutuhan transportasipun semakin meningkat.Oleh sebab itu, perlu disediakan berbagai jasa transportasi dengan segala kemudahannya baik udara, laut dan darat.Para pengguna jasa khususnya transportasi darat, dihadapkan pada pilihan-pilihan sesuai dengan kebutuhan setiap orang.Ada yang memilih mobil, ada juga yang memilih sepeda motor, dokar ataupun becak. Di antara transportasi darat tersebut dalam kenyataannya perkembangan pengguna sepeda motor berkembang begitu cepat. Pernyataan tersebut sejalan dengan Lulie & Hatmoko (2005) yang mengatakan perkembangan sepeda motor diperkirakan meningkat lebih cepat dan sepeda motor memegang peran yang dominan. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan (sepeda motor), maka meningkat pula tingkat stres pengemudi karena semakin padatnya jalan raya. Berikut data perkembangan jumlah kendaraan bermotor tahun 2007 – 2011 yang dapat dilihat dalam tabel 1:

Tabel 1

Perkembangan Sepeda Motor 2007 - 2011

Tahun Jumlah Sepeda Motor

2007 41.955.128

2008 47.683.681

2009 52.767.093

2010 61.078.188

2011 68.839.341

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia 2012

(2)

berkendaraan di jalan raya. Kecelakaan tersebut dimungkinkan karena kurang hati-hati, dan tergesa-gesa yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.Ada beberapa kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh lingkungan (seperti: cuaca, kondisi jalan raya), faktor kendaraan (seperti: tipe, kondisi), dan pengemudi. Dari seluruh faktor-faktor tersebut, menurut Treat., dkk (dalam ditlantasjateng, 31/01/2013) perilaku pengemudi diyakini menyebabkan 80-90% dari seluruh penyebab kecelakaan. Mengemudi dalam kondisi tidak aman, liar, dan tindakan mengundang risiko merupakan contoh dari perilaku yang dapat memicu terjadinya kecelakaan.Setiap hari setidaknya 3.000 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di dunia.Dari jumlah itu setidaknya 85% terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan sedang.Kecelakaan lalu lintas juga telah menjadi penyebab 90% cacat seumur hidup (“Kecelakaan Lalu Lintas dan Masalah Perkotaan”, 2004).Berikut data kecelakaan pada tahun 2007 – 2011 dapat dilihat dalam tabel 2:

Tabel 2

Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi yang Diderita Tahun 2007-2011 di Indonesia

Tahun Jumlah

Kecelakaan

Korban

Mati Luka Berat

Luka Ringan

Kerugian Materi (Juta

Rp)

2007 49553 16955 20181 46827 103289

2008 59164 20188 23440 55731 131207

2009 62960 19979 23469 62936 136285

2010 66488 19873 26196 63809 158259

2011 108696 31195 35285 108945 217435

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia 2012

(3)

mengurangi jumlah kecelakaan di Indonesia terutama di Jawa Tengah. Salah satu peraturan yang ditetapkan adalah penggunaan kendaraan dengan kecepatan maksimum 80km/jam (PP No. 43 Tahun 1993, pasal 80). Sementara itu Dwilaksana (2013) juga menegaskan bahwa angka kecelakaan memiliki kecenderungan yang selalu meningkat dengan usia korban terbanyak di usia 17-20 tahun dengan pendidikan rata-rata SMA.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan siswa SMA N 1 Tengaran pada tanggal 5 April 2013 dan 12 Juni 2013 terdapat lebih dari 50 sepeda motor yang tidak sesuai dengan peraturan kelengkapan berkendara. Ketidak lengkapan berkendara tersebut di antaranya tidak adanya spion, dan beberapa sepeda motor masih menggunakan ban kecil, selain itu masih terlihat pula siswa yang tidak menggunakan helm saat berkendara. Hal ini mengakibatkan angka kecelakaan yang menimpa siswa SMA 1 Tengaran meningkat. Pada tahun 2012 lalu yang menjadi korban kecelakaan sepeda motor hingga meninggal hanya satu siswa perempuan, namun pada tahun 2013 meningkat menjadi tiga korban kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal yaitu pada tanggal 9 Februari, 9 Maret dan 30 Mei yang ketiganya adalah siswa laki-laki. Fakta lain yang didapat adalah ternyata selama ini sebagian siswa cenderung menghindari jalur-jalur yang dijaga polisi daripada memilih untuk berkendara yang tepat dan aman. Mereka lebih takut jika bertemu polisi daripada melanggar peraturan itu sendiri yang dapat mengakibatkan ancaman bahaya bagi diri mereka sendiri maupun orang lain.

(4)

kanak-kanak dan masa dewasa yang umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, selain itu juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat.Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).

(5)

Di usia remaja juga kerap terlibat dalam perilaku agresi. Dari data di Poltabes Yogyakarta tahun 2008 menunjukkan adanya 78 kasus perilaku agresi remaja dan telah diproses secara hukum pada tahun 2003 hingga 2006, dengan pelanggaran berupa penggunaan senjata tajam, penganiayaan, pengeroyokan, pencabulan, pemerkosaan, termasuk pencurian dan penggelapan. Perilaku agresi muncul sebagai akibat dari kegagalan, kebimbangan dan kebingungan, hilangnya kesabaran dan emosi yang memuncak.Kegagalan remaja dalam menghadapi permasalahan, dapat menyebabkan remaja mengalami frustrasi dan menjadi sulit mengontrol emosinya (Mulyati, 2008).

(6)

fatal bagi diri mereka sendiri dan orang lain, sehingga perlu adanya studi tentang sikap perilaku agresi para siswa SMA N 1 Tengaran.

Perilaku agresi yang dilakukan pengendara sepeda motor bisa mengakibatkan kerugian terhadap orang lain, baik itu secara fisik maupun moril. Menurut James & Nahl (2000) agresif berkendara adalah mengemudi yang berada di bawah pengaruh emosi negatif, sehingga menghasilkan tingkah laku yang memaksakan suatu tingkat risiko pada pengemudi lain. Dikatakan agresif karena mengasumsikan bahwa orang lain mampu menangani tingkat risiko yang sama dan mengasumsikan bahwa seseorang mempunyai hak untuk meningkatkan risiko terkena bahaya untuk orang lain.Faktor penyebab timbulnya menifestasi perilaku agresi menurut Tasca (2000) adalah usia dan jenis kelamin, anomitas, faktor sosial, kepribadian, gaya hidup, tingkah laku mengemudi dan faktor lingkungan. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang memengaruhi remaja dalam berperilaku agresi.

(7)

2008).Meechanchung (2001) melihat bahwa agresi adalah variabel penting dari perilaku pada laki-laki dan perempuan.

Dari hasil penelitian Januar (2009) mengatakan ada perbedaan yang signifikan tingkat perilaku agresi berdasarkan jenis kelamin, remaja laki-laki lebih agresif dibandingkan remaja perempuan.Hasil ini didukung oleh Sumbaga yang mengatakan bahwa agresivitas anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan pada masa kanak-kanak akhir.Selain itu Harris (1995) juga mengemukakan bahwa laki-laki lebih agresif secara fisik dibandingkan perempuan, namun perempuan juga lebih agresif secara verbal dibandingkan dengan laki-laki.

(8)

Melihat penelitian-penelitian terdahulu dan mengacu dari wawancara dan observasi pendahuluan maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang perbedaan perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor pada siswa laki-laki dan perempuan di SMA N 1 Tengaran.Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor pada siswa SMA N 1 Tengaran ditinjau dari jenis kelamin.

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Agresi Ketika Mengendarai Sepeda Motor

(9)

mengasumsikan bahwa seseorang mempunyai hak untuk meningkatkan risiko terkena bahaya untuk orang lain.

Perilaku agresi ketika berkendara dibagi menjadi 3 kategori menurut James dan Nahl (2000), yaitu: Impatience and inattentiveness, Power Struggle, Recklessness and Road Rage.

1. Impatience (ketidaksabaran) dan inattentiveness (ketidakhati-hatian), perilaku ini sering dihubungkan dengan jadwal yang sangat sibuk atau mereka sedang terburu-buru karena kehabisan waktu. Ciri-ciri dari kategori ini adalah:

a. Menerobos lampu merah

b. Menambah kecepatan ketika melihat lampu kuning

c. Tidak memberikan tanda ketika dibutuhkan seperti belok atau berhenti d. Berpindah-pindah jalur. Contoh: keluar masuk marka maupun bahu jalan e. Melawan arah dan memblok jalan. Contoh: berjalan di kanan marka dan

tidak memberi jalan pengemudi dari arah berlawanan.

f. Mengemudi dengan kecepatan 5-10km/jam diatas batas kecepatan aman maksimum yaitu 80km/jam (PP No. 43 Tahun 1993, pasal 80)

g. Berpindah-pindah jalur tanpa menggunakan sinyal

(10)

Jarak Miinimum Antar Kendaraan Tabel 3

Kecepatan Jarak minimum

25 km/jam 3 meter

50 km/jam 12 meter

100 km/jam 50 meter

150 km/jam 110 meter

200 km/jam 200 meter

i. Mempercepat kendaraan atau mengerem secara mendadak

2. Power Struggle (adu kekuatan) perilaku ini berasal dari mentalitas yang tidak sehat merupakan suatu langkah awal perebutan kekuasaan di jalan dan berasumsi bahwa pengendara lain yang melakukan kesalahan atau tidak sesuai dengan kehendaknya harus mendapat hukuman. Ciri-ciri dari kategori ini adalah:

a. Menghalangi pengemudi lain yang akan berpindah jalur, menolak untuk memberi jalan atau berpindah

b. Mengemudi dengan kecepatan 11-25km/jam diatas batas kecepatan aman maksimum yaitu 80km/jam (PP No. 43 Tahun 1993, pasal 80)

c. Mengancam atau memancing kemarahan pengemudi lain dengan berteriak, menunjuk dan membunyikan klakson berkali-kali

d. Membuntuti kendaraan lain untuk memberikan hukuman atau mengancam kendaraan tersebut

e. Memotong atau mengerem kendaraan untuk menyerang atau membalas pengemudi lain

3.Recklessness (ugal-ugalan) dan Road Rage (kemarahan di jalan). Recklessness

(11)

denda, penjara dan penyitaan SIM atau pencabutan. Pengemudi yang

Recklessness dapat menimbulkan Road Rage yang merupakan suatu perilaku agresi yang ditimbulkan dari perilaku ugal-ugalan pengemudi lain. Ciri-ciri dari kategori ini adalah:

a. Mengejar dan menantang pembalap lain untuk berduel b. Mengemudi dalam keadaan mabuk

c. Mengarahkan senjata atau menembak pengemudi lain

d. Menyerang pengemudi dengan mobilnya sendiri atau memukul suatu objek

e. Mengemudi dengan kecepatan 26km/jam atau lebih diatas batas kecepatan aman maksimum yaitu 80km/jam (PP No. 43 Tahun 1993, pasal 80)

Menurut Tasca (2000) faktor-faktor penyebab agresi ketika mengendarai sepeda motor adalah sebagai berikut:

1. Usia dan Jenis Kelamin

(12)

2. Anonimitas

Anonimitas menunjuk pada menyembunyikan atau merahasiakan identitas (Brockopp, 1999).Pada malam hari anomitas dan kesempatan melarikan diri pada pengendara yang agresif lebih besar (Novaco, 1998, dalam Tasca 2000). 3. Faktor Sosial

Dari banyaknya kasus agresif ketika berkendara menyebabkan prilaku agresi tersebut dianggap normal dan dapat di terima (Novaco, 1998, dalam Tasca 2000).

4. Kepribadian

Dalam Tasca (2000) individu mempunyai ciri yang dilakukan secara terus-menerus dalam berbagai situasi sehingga menjadi sifat, yang akhirnya sifat tersebut dikatakan sebagai suatu kepribadian mereka.Menurut Grey, dkk (dalam Tasca, 2000) faktor pribadi seperti agresi tingkat tinggi, daya saing, kurang kepedulian terhadap orang lain, sikap mengemudi yang tidak baik, mengemudi untuk pelepasan emosional dan keberanian mengambil risiko telah diidentifikasi memiliki hubungan dengan kecelakaan kendaraan.

5. Gaya Hidup

(13)

sampai larut malam meningkatkan risiko saat berkendara (Beirness, 1996, dalam Tasca 2000).

6. Tingkah Laku Pengemudi

Dalam sebuah penelitian Tasca (2000) ditemukan bahwa orang yang memiliki ketrampilan yang tinggi dalam menangani kendaraan lebih memungkinkan mengalami kemarahan dalam situasi lalu lintas yang menghambat laju jalan kendaraannya.

7. Faktor Lingkungan

Lajunen dalam Tasca (2000) mengatakan bahwa pengemudi yang terbiasa dengan kemacetan lebih jarang merasakan emosi marah saat mengemudi.Namun pengemudi tersebut dapat mengeluarkan emosi marah dan berperilaku agresi ketika kemacetan tersebut tidak diperkirakan oleh pengemudi sebelumnya.

Dari penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresi, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku agresi tidak hanya bersumber dari faktor luar seperti lingkungan dan faktor sosial, namun banyak juga di pengaruhi oleh faktor dalam diri salah satunya adalah faktor usia dan jenis kelamin.

Jenis Kelamin

(14)

perkembangan fisiknya terdapat perbedaan yang jelas antara kaki-laki dan perempuan dalam tinggi badan, organ genitalia eksternal, payudara, kumis, dan pola-pola pertumbuhan rambut (Goodwin, 2006).

Secara fisik laki-laki terlihat lebih kuat daripada perempuan, namun perempuan memiliki daya tahan tubuh yang lebih tangguh dibandingkan laki-laki.Anak laki-laki lebih rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan cacat dibandingkan dengan anak perempuan.Perbedaan fisik yang nampak adalah pertumbuhan tubuh dari fungsi alat-alat reproduksi dan tanda-tanda seksual sekunder.Sarwono (2003) mengatakan perbedaan fisik perempuan adanya pertumbuhan payudara, dan haid.Sedangkan pada laki-laki terlihat pada perubahan suara, tumbuh rambut halus di wajah, tumbuh bulu di dada, adanya testis (buah pelir), dan dapat berejakulasi.

(15)

asertif dan memiliki kecenderungan menyelesaikan masalah sedangkan wanita lebih memiliki kemampuan berempati.

Jadi laki-laki dan perempuan dapat dibedakan melalui ciri fisiknya, sedangkan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan adalah perilaku yang diharapkan dari masyarakat.

METODE

Desain Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul perbedaan perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor pada siswa SMA N 1 Tengaran ditinjau dari jenis kelamin, menggunakan penelitian kuantitatif komparasi yang menunjukkan adanya perbedaan berupa angka pada hasil penelitian. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran perihal fakta yang sudah berlangsung atau terjadi pada subjek.

Untuk mengetahui perbedaan perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor di tinjau dari jenis kelamin, pada penelitian ini digunakan uji non parametik

2 independent sample dari mann whitney u test p value. Namun sebelum uji data dilakukan, terlebih dahulu melakukan seleksi item dilanjutkan dengan uji asumsi. Partisipan

(16)

dengan melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individual (Azwar, 2011). Sampel dipilih secara acak berdasarkan kelasnya, terpilih 3 kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas X Bahasa, X IPS 4, dan XI IPS 3. Ketiga kelas tersebut terdiri dari 93 siswa, kemudian dipilih sesuai karakteristik subjek.Maka didapat sampel 88 siswa, 46 siswa laki-laki dan 42 siswa perempuan. Pengukuran

Penelitian ini menggunakan satu skala yaitu skala perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor disusun berdasarkan tiga kategori perilaku agresi ketika berkendara dari James dan Nahl (2000). Tiga kategori tersebut adalah

Impatience and inattentiveness, Power Struggle, Recklessness and Road

Rage.Skala ini tersusun dari 44 item yang telah dibuat oleh penulis berdasarkan teori yang disesuaikan dengan keperluan penelitian.

Dari perhitungan SPSS 16 diperoleh nilai skala bergerak dari kisaran -0,199 sampai 0.528.selanjutnya dari hasil tersebut akan dieliminir item-item yang memiliki nilai dibawah 0,30 (Azwar, 2000). Maka dengan batasan tersebut diperoleh sejumlah 12 item yang dinyatakan gugur, yaitu item 3 (0,57), 5 (0,228), 8 (255), 10 (217), 17 (-0,076), 19 (0,137), 25 (-0,193), 33 (-0,161), 38 (0,233), 40 (0,137), 41 (0,247), dan item 44 (0,184).

Prosedur Proses Pengambilan Data

(17)

terkumpul, peneliti menyebar angket pada tiga kelas yang terpilih menjadi partisipan.Dalam pelaksanaan, tidak terdapat lembar skala yang rusak atau tidak terpakai. Untuk selanjutnya, skala yang telah terkumpul dianalisa dengan menggunakan program SPSS 16.

HASIL

Uji Asumsi

Dari hasil pengujian homogenitas menggunakan SPSS 16.Di peroleh nilai koefisien Levene’s test hitung 0,005 dengan nilai signifikansi 0,945. Nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 (0,945 > 0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang diperoleh secara signifikan berasal dari populasi yang memiliki varians sama atau homogen.

(18)

Tabel 4

Test of Homogeneity of Variance Levene

Statistic df1 df2 Sig.

skor_total Based on Mean .005 1 86 .945

Based on Median .130 1 86 .719

Based on Median and

with adjusted df .130 1 75.652 .719

Based on trimmed mean .006 1 86 .936

Tabel 5

Tests of Normality

JK

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Agresi Perempuan .191 42 .001 .832 42 .000

laki-laki .067 46 .200* .977 46 .488 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Analisis Deskriptif

(19)

laki-laki memiliki skor perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor sebesar 64,70 yang juga termasuk dalam kategori rendah.

Tabel 6

Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel

Descriptive Statistics N Range Min Max Mean

Std.

Deviation Variance skor_total 88 74 34 108 59.38 15.569 242.398 Perilaku agresi 88

Untuk mengukur tinggi rendahnya perilaku agresi subjek yang diteliti, maka digunakan interval sebagai berikut :

i :

Skala perilaku agresi yang digunakan sebanyak 32 item yang terdiri dari 26 item favorable dan 6 item unfavorable dengan penilaian setiap item dilakukan secara berjenjang dari nilai 1 hingga 4 menurut jenis favorable dan unfavorable

sehingga skor tertinggi dan terendah dapat dihitung sebagai berikut: Skor tertinggi 4 x 32 = 128

Skor terendah 1 x 32 = 32

Berdasarkan rumus interval di atas dapat diperoleh nilai interval sebesar 24 sehingga dibuat kategori sebagai berikut :

128 ≥ x ≥ 104 : sangat tinggi 104 ≥ x ≥ 80 : tinggi

(20)

Tabel 7

Kategori Perilaku Agresi ketika Mengendarai Sepeda Motor

Skor Kategori N Persentase

128 ≥ x ≥ 104 sangat tinggi 11 12,5

104 ≥ x ≥ 80 Tinggi 36 40,91

80 ≥ x ≥ 56 Rendah 40 45,45

56 ≥ x ≥ 32 sangat rendah 1 1,14

Total 88 100

Tabel 8

Kategori Perilaku Agresi ketika Mengendarai Sepeda Motor pada Siswa Laki-laki

Skor Kategori N Persentase

128 ≥ x ≥ 104 sangat tinggi 7 15,22

104 ≥ x ≥ 80 Tinggi 26 56,52

80 ≥ x ≥ 56 Rendah 13 28,26

56 ≥ x ≥ 32 sangat rendah 0 0

Total 46 100

Tabel 9

Kategori Perilaku Agresi ketika Mengendarai Sepeda Motor pada Siswa Perempuan

Skor Kategori N Persentase

128 ≥ x ≥ 104 sangat tinggi 4 9,52

104 ≥ x ≥ 80 Tinggi 10 23,81

80 ≥ x ≥ 56 Rendah 27 64,29

56 ≥ x ≥ 32 sangat rendah 1 2,38

(21)

Uji Beda

Data diperoleh dengan pengujian non parametik Mann Whitney U Test P Value karena hasil uji normalitas mendapat hasil tidak normal ( Singgih, 2008).Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, nilai U sebesar 487 dan nilai W sebesar 1390. Apabila dikonversikan ke nilai Z mendapatkan hasil -4,004 dengan signifikansi 0,000 atau p < 0,05 yang artinya ada perbedaan tingkat perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor pada siswa SMA N 1 Tengaran yang signifikan ditinjau dari jenis kelamin.Jadi dapat disimpulkan menurut rata-ratarank siswa laki-laki lebih agresi ketika mengendarai sepeda motor (54,91) dibandingkan siswa perempuan (33,10).

Tabel 10

Hasil analisa data Mann Whitney U Test P Value Ranks

jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks skor_total Laki-laki 46 54.91 2526.00

Perempuan 42 33.10 1390.00

Total 88

Test Statisticsa

skor_total Mann-Whitney U 487.000

Wilcoxon W 1390.000

(22)

Asymp. Sig.

(2-tailed) .000

a. Grouping Variable: jenis_kelamin

Analisa Mann Whitney U Test P Value tiap Kategori

Tabel 11

Kategori Ketidaksabaran Ranks

jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks ketidaksabaran_

dan_ketidakhati hatian

laki-laki 46 54.78 2520.00 perempuan 42 33.24 1396.00

Total 88

Test Statisticsa

ketidaksabaran_dan _ketidakhatihatian Mann-Whitney U 493.000

Wilcoxon W 1396.000

Z -3.959

Asymp. Sig.

(2-tailed) .000

(23)

Tabel 12

Kategori Adu Kekuatan Ranks

jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks adu_kekuatan Laki-laki 46 54.23 2494.50

Perempuan 42 33.85 1421.50

Total 88

Test Statisticsa

adu_kekuatan Mann-Whitney U 518.500 Wilcoxon W 1421.500

Z -3.745

Asymp. Sig.

(2-tailed) .000

(24)

Tabel 13

Kategori Ugal-ugalan dan Kemarahan di Jalan Ranks

jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks ugal_ugalan_

dan_kemarah an_di_jalan

laki-laki 46 50.00 2300.00

Perempuan 42 38.48 1616.00

Total 88

Test Statisticsa

ugal_ugalan_dan_kemarahan_di_jalan

Mann-Whitney U 713.000

Wilcoxon W 1616.000

Z -2.129

Asymp. Sig.

(2-tailed) .033

a. Grouping Variable: jenis_kelamin

(25)

Kedua, rata-rata rank adu kekuatan di jalan oleh perempuan sebesar 33,85 sedangkan subjek laki-laki memiliki rata-rata rank adu kekuatan dijalan sebesar 54,23 dengan nilai signifikansi 0,000. Oleh karena nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan adu kekuatan di jalan yang signifikan antara subjek perempuan dan laki-laki. Subjek perempuan memiliki adu kekuatan di jalan lebih rendah (33,85) dibandingkan subjek laki-laki (54,23).

Ketiga, rata-rata rank ugal-ugalan dan kemarahan di jalan oleh perempuan sebesar 38,48 sedangkan subjek laki-laki memiliki rata-rata rank adu kekuatan dijalan sebesar 50,00 dengan nilai signifikansi 0,033. Oleh karena nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ugal-ugalan dan kemarahan di jalan yang signifikan antara subjek perempuan (38,48) dan laki-laki (50,00).

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai perbedaan tingkat perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor siswa SMA N 1 Tengaran ditinjau dari jenis kelamin, dapat disimpulkan H1 diterima bahwa ada perbedaan perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor pada siswa SMA N 1 Tengaran yang signifikan ditinjau dari jenis kelamin. Tingkat perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan.

(26)

dimana laki-laki menganggap bahwa jalanan sebagai tempat mereka untuk memperlihatkan kekuatan dan kekuasaan, serta gangguan emosi spontan yang diakibatkan dari pengendara lain yang dianggap menyalahi aturan. Hal ini sesuai dengan James & Nahl (2000) yang mengatakan agresif berkendara adalah mengemudi yang berada di bawah pengaruh gangguan emosi, sehingga menghasilkan tingkah laku yang memaksakan suatu tingkat risiko pada pengemudi lain.

Kedua, peran di masyarakat menganggap bahwa wanita sebaiknya cenderung menunjukkan sifat yang feminin, seperti perasaan bergantung, dan pasivitas.Sedangkan pria dipandang mampu menunjukkan sikap maskulin seperti mandiri, bertindak secara aktif dan kecenderungan agresif. Maka dalam kehidupan sehari-hari ketika laki-laki menunjukkan perilaku agresi akan di sikapi dengan tanggapan sedikit wajar oleh lingkungan daripada seorang wanita yang menunjukkan perilaku agresi (Nashori, 2003).

(27)

adalah mengamati orang lain mendapat penghargaan karena sudah bertindak agresif.

Keempat, laki-laki remaja cenderung memiliki banyak masalah yang dihadapi karena remaja berpikir dengan dikuasai oleh emosionalitasnya, sehingga cenderung melakukan sesuatu dengan kehendak hatinya senidiri dan kurang mampu menerima pendapat orang lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Hal ini sejalan dengan ciri-ciri remaja menurut Mappiare (dalam Panggalo, 2010) yang mengatakan bahwa remaja memiliki ketidakstabilan perasaan dan emosi, banyak masalah yang dihadapi dan berada dimasa kritis.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian Haris (1995), Januar (2009), Chomeya (2010) dan Sumbaga (2012) yang mengatakan bahwa laki-laki lebih agresif daripada perempuan. Tingkat perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor pada seluruh siswa tergolong ke dalam kategori rendah. Namun dalam pembagian tiap jenis kelamin didapat bahwa siswa laki-laki memiliki agresi pada katagori tinggi sedangkan perempuan pada kategori rendah.

Pembagian perilaku agresi kedalam 3 kategori seluruhnya memiliki perbedaan rata-rata rank yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Ketiga kategori tersebut adalah impatience (ketidaksabaran dan ketidakhati-hatian) subjek laki-laki lebih tinggi (54,78) dibandingkan subjek perempuan (33,24),

(28)

lebih agresif daripada perempuan. Jika dilihat hasil rank tiap jenis kelamin, terlihat bahwa rank perempuan memiliki peningkatan nilai pada kategori

recklessness (ugal-ugalan) dan road rage (kemarahan di jalan). Hal ini dimungkinkan bahwa perempuan lebih memberanikan diri untuk marah ketika pengendara lain membuat mereka kesal daripada memilih untuk melanggar peraturan karena tidak sabar ingin sampai tujuan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan perilaku agresi ketika mengendarai sepeda motor siswa SMA Negeri 1 Tengaran ditinjau dari jenis kelamin, dengan perhitungan menggunakanMann Whitney U Test P Valuedengan nilai rata-rata rank siswa laki-laki secara signifikan lebih agresi ketika mengendarai sepeda motor dibandingkan siswa perempuan.

Saran-saran

1. Siswa

Siswa laki-laki yang memiliki dorongan agresi tinggi dan gemar melakukan sesuatu yang menantang, sebaiknya pilih hobi menantang adrenalin seperti panjat tebing, arung jeram, flying fox, balapan motor cross maupun motor

sport yang legal sebagai sarana meluapkan dorongan agresi kearah yang positif.

(29)

Orang tua sebaiknya memberikan hak pada anak untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya setelah memiliki SIM. Sering berdiskusi kepada anak dapat membantu orang tua mengetahui kebutuhan anak, sehingga orang tua mampu mengarahkan perilaku anak kearah yang positif.

3. Guru

Guru bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan seminar mengenai peraturan lalu lintas, cara berkendara yang baik, dan dampak dari perilaku berkendara tersebut. Jika siswa memiliki dorongan agresi yang tinggi, pihak sekolah bisa memberikan wadah bagi siswa untuk menyalurkan energinya dengan mengadakan ekstrakurikulum yang diminati para siswa. 4. Peneliti selanjutnya

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003).Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (1997).Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Liberty.

Bandura, A. (2006). Toward a Psychology of HumanAgency.Association for Psychological Science. 1(3), 164-180.

Beyth-Marom, R., Austin, L., Fischhoff, B., Palmgren, C., & Jacobs-Quadrel, M. (1993).Perceived consequences of risky behaviors: Adults and adolescents.Journal of Developmental Psychology, 29(3), 549-563

Brockopp, D.Y. (1999). Dasar-dasar Riset Keperawatan.Jakarta : EGC.

Chomeya, R., (2010). Aggressive Driving Behavior: Undergraduate Students Study. J. Soc. Sci.,6(3), 411-415.

Conger, J.J. (1991).Adolescence and youth (Ed). New York: Harper Collins.

Afrianti, D. (2008, Juni 14).Polisi Tangkap 4 Geng Perempuan.okezone.Diaskes 4

Februari 2013 dari

http://news.okezone.com/read/2008/06/14/1/118655/polisi-tangkap-4-anggota-geng-perempuan.

Sistem Pendataan dan Program Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas.(2013).Ditlantas. Diakses 6 Juni 2013 darihttp://www.ditlantasjateng.com/

(31)

Friedman, H.S.,& Schustack, M.W. (2008).Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern.Jakarta: Erlangga.

Goodwin R., & Friedman.H.S. (2006). Health Status and the Five Factor Personality Traits in a Nationally Representative Sample.Journal of Health Psychology.11, 643–654.

Harris, M.B. (1995). Etnicity, Gender, and Evaluations of Agression. Aggressive Behavior,21, 343-357.

Hurlock, E.B. (1990). Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill.

James, Leon dan Diane Nahl. (2000).Aggressive Driving is Emotionally Impaired Driving.http://www.aggressive.drivers.com/papers/james.nahl/james.nahl.p df

Januar.(2009). Perbedaan Tingkat Perilaku Agresif Ditinjau dari Jenis Kelamin pada Masa Remaja Awal.Skripsi. UKSW: S1 Psikologi.

Jenis Kelamin. (2002).Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses 25 januari, 2013 dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi

Kartono, K. (2000). Patologi Sosial 2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kecelakaan Lalu Lintas dan Masalah Perkotaan. (2004, April 21).Kompas Cyber

Media Sorotan.Diakses 24 Januari, 2013 dari

http://www.univpancasila.ac.id

Kepolisian Republik Indonesia, (2012).Badan Pusat Statistik.Diakses 7 Januari,

2013 dari

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17&notab=14.

Ketika Kawasan Istana Jadi Arena Balap Liar. (2013, April 28). Kompasiana.

Diakses 6 Juni, 2013 dari

(32)

Lulie, Y. dan Hatmoko, J. T. (2005).Perilaku Agresif Menyebabkan Resiko Kecelakaan Saat Mengemudi.JurnalTeknikSipilFakultas Teknik: Universitas Atma Jaya Yogyakarta,6(1), 60-73.

Meechanchung, S., (2001).Some Factors Related to Students Aggressive Behaviors in Secondary Schools Under the Departement of General Education in Buriram Province: Path Analysis. Master Thesis,

Mahasarakham University.

Mongks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S. R. (2000). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Mulyati, R. (2008). Problem Focus Coping dan Perilaku Agresif Remaja Ditinjau dari Jenis Kelamin.Naskah publikasiUniversitas Islam Indonesia1(2), 71-79. Nashori, F. (2003).Kompetisi Interpersonal Mahasiswa Ditinjau dari Jenis Kelamin/Jurnal Psikologi.Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia2(1), 26–28.

Panggalo, IS. (2010). Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua–Remaja Tentang Seksualitas dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Tengah. Skripsi.

UKSW: S1 Psikologi.

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, Ruth D. (2001).Human development (8th ed.). Boston: McGraw-Hill.

Sarwono, S.W. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Gunarsa, S.D. (2008)Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.PT. BPK Gunung Mulia:Jakarta.

Sumbaga, M.F. (2012). Agresivitas Ditinjau dari Jenis Kelamin di Kelas V SD.Skripsi. UKSW: S1 Psikologi.

(33)

Taylor, S.E., Peplau L.A., & Sears D.O. (1994). Sosial Psychology. New Jersey:Prentice Hall.

PP No. 43 Tahun 1993, pasal 80 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan

Gambar

Tabel 1 Perkembangan Sepeda Motor 2007 - 2011
Tabel 2  Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan, dan Kerugian Materi
Kecepatan Tabel 3 25 km/jam Jarak minimum 3 meter
Tabel 4 Test of Homogeneity of Variance
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tuhan pemilik semesta alam, yang telah memberikan petunjuk dan karunianya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “STUDI TENTANG PERAN

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

Dalam perbandingan antara pasien yang menderita Np dengan asma dan yang tanpa disertai asma (kelompok 3 dan 4), pasien yang mengalami berbagai gejala akibat adanya

Pengetian Brand extention yaitu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk baru yang berbeda kategorinya namun menggunakan nama merek yang

Kolkhisin merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid dimana organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom dalam sel-selnya, sedangkan sifat

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah