• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI VARIETAS CIHERANG DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI VARIETAS CIHERANG DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI VARIETAS CIHERANG

DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

SKRIPSI

Disusun Oleh : ENDANG SUYATI

H0406029

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

i

TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI VARIETAS CIHERANG

DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/ Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian

Disusun Oleh : Endang Suyati

H0406029

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

ii

TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI VARIETAS CIHERANG

DI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

yang dipersiapkan dan disusun oleh Endang Suyati

H0406029

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji Ketua

Tanda tangan

Ir. Marcelinus Molo, MS, Ph.D NIP. 19490320 197610 1 001

Anggota I Tanda tangan

Emi Widiyanti, SP, MSi NIP.19780325 200112 2 001

Anggota II Tanda tangan

Dr. Ir. Eny Lestari, MSi NIP. 19601226 19860 2 001

Surakarta, Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Tanda tangan

(4)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus

yang telah memberikan berkat-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Efektivitas

Komunikasi Dalam Kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Varietas Ciherang Di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang”. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Ir Kusnandar, MSi selaku Ketua Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dwiningtyas

Padmaningrum, SP, MSi selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Program Studi

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Ir. Marcelinus Molo, MS, Ph.D selaku pembimbing utama penulisan skripsi

dan Emi Widiyanti, SP, MSi selaku pembimbing akademik dan pembimbing

pendamping penulisan skripsi serta Dr. Ir. Eny Lestari, MSi selaku dosen

penguji tamu.

4. Seluruh karyawan Fakultas dan Jurusan/Program Studi Penyuluhan &

Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas kemudahan dalam menyelesaikan administrasi penulisan skripsi.

5. Kepala Bappeda Kabupaten Rembang, Kesbangpolinmas Kabupaten

Rembang, Kepala Kecamatan Rembang yang telah mempermudah perijinan

pengumpulan data dan segenap Penyuluh Pertanian Lapang di Kecamatan

Rembang, serta anggota Kelompok Sido Subur, Tani Rejo II, Teko mulyo,

Ngudi Luhur, Sidodadi, Usaha Makmur, dan Sri Budi karya II di Kecamatan

Rembang.

6. Kedua orang tua penulis, Bapak Sumadi dan Ibu Maspuah atas segala doa, dan

(5)

commit to user

iv

tercinta : Mbak Neni, Mas Udin, Dian N, Herning P, Utari R atas bantuannya

selama penulis menyelesaikan perkuliahan di Universitas Sebelas Maret.

7. Teman-teman jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian semua angkatan

sebagai keluarga besarku.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan secara keseluruhan, yang telah

membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini menambah wawasan

dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Surakarta, 2011

(6)

commit to user

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

RINGKASAN ... x

SUMMARY ... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Kerangka Berfikir ... 30

C. Hipotesis... 30

D. Definisi Operasional ... 31

E. Pembatasan Masalah ... 33

F. Pengukuran Variabel (terlampir) ... 33

III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 34

B. Metode Penentuan Lokasi ... 34

C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ... 35

D. Jenis dan Sumber Data ... 36

E. Metode Pengumpulan Data ... 37

F. Metode Analisis Data ... 38

(7)

commit to user

vi

B. Keadaan Penduduk ... 41

C. Keadaan Pertanian ... 45

D. Keadaan Perekonomian ... 46

E. Gambaran Umum Kelompok Tani Pelaksana PTT ... 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden ... 50

B. Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Dan Tingkat Efektivitas Komunikasi ... 52

C. Hubungan Antara Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Dengan Tingkat Efektivitas Komunikasi Dalam Kegiatan PTT Padi Varietas Ciherang ... 68

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 82

(8)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Lokasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Non Hibrida di

Kabupaten Rembang... 35

Tabel 2 Petani Sampel di Kecamatan Kabupaten Rembang... 36

Tabel 3 Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan... 37

Tabel 4 Luas Kecamatan Rembang Menurut Penggunaan Lahan... 41

Tabel 5 Keadaan Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Rembang... 42

Tabel 6 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Rembang... 43

Tabel 7 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Rembang... 44

Tabel 8 Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Rembang... 45

Tabel 9 Keadaan Produksi Tanaman Pangan di Kecamatan Rembang... 46

Tabel 10 Sarana Ekonomi di Kecamatan Rembang tahun 2008... 47

Tabel 11 Calon Pelaksana/ Calon Lokasi Kegiatan PTT tahun 2009 di Kecamatan Rembang... 48

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Identitas Responden Tahun 2008... 50

Tabel 13 Tingkat Efektivitas Komunikasi Dalam Kegiatan PTT Padi Varietas Ciherang Berdasarkan Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi... 53

(9)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka berpikir hubungan antar variabel-variabel

(10)

LEVEL OF EFFECTIVENESS OF COMMUNICATION IN INTEGRATED CROP MANAGEMENT RICE VARIETIES

CIHERANG IN SUBDISTRICT REMBANG REGENCY REMBANG

Endang Suyati1

Ir. Marcelinus Molo, MS., PhD2

Emi Widiyanti, SP, MSi3

ABSTRACT

Commodity food crops have a fundamental role as a fulfillment of basic needs, food and domestic industries of each year tend to increase along with population and development food and feed industries. new technological innovation become the mainstay in improving productivity. Technological innovation is implemented with the approach of Integrated Crop Management (ICM), which proved able to improve farm productivity and efficiency. In Subdistrict Rembang implement PTT as innovations increased productivity of rice crop.

This study aims to examine the factors that influence the effectiveness of communication, and levels of communication effectiveness and analyze the relationship between factors that influence the effectiveness of communication with the level of communication effectiveness preformance PTT activity rice varieties Ciherang adopted by farmers in Subdistrict Rembang Regency Rembang. The basic method used in this research is descriptive method. Location of the study determined intentionally (purpossive). Sampling method by simple random sampling with sample size of 42 respondents. Methods of data analysis used compre means Test. To determine the relationship the relationship between factors that influence the effectiveness of communication with the level of communication effectiveness preformance PTT activity rice varieties Ciherang used Spearman rank correlation test (rs) using the computer program SPSS 16.0 for windows.

The research shows that most Confidence level the farmers as a communicant associated significantly with the level of effectiveness of communication with correlation coefficient value (0.455). Significant element of the message associated with the level of effectiveness of communication with correlation coefficient value (0.450). The element of messages not related significantly to the level of effectiveness of communication with correlation coefficient (-0.003). Party PPL as a source not associated significantly with the level of effectiveness of communication with correlation coefficient value (0.129).

Key words: Effectiveness, Integrated Crop Management,

1. Student of Study Program Agricultural Communication and Extention UNS Surakarta with NIM H 0406029

2. Major Guidance with NIP 19490320 197611 001

(11)

TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI VARIETAS CIHERANG DI KECAMATAN REMBANG

KABUPATEN REMBANG

Endang Suyatii1

Ir. Marcelinus Molo, MS., PhD2

Emi Widiyanti, SP, MSi3

ABSTRAK

Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pokok, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. inovasi teknologi baru dijadikan andalan dalam meningkatkan produktivitas. Inovasi teknologi tersebut diimplementasikan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani. Di Kecamatan Rembang menerapkan PTT sebagai inovasi peningkatan produktifitas tanaman padi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi, dan tingkat efektivitas komunikasi dan mengkaji hubungan antara faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dengan tingkat efektivitas komunikasi dalm kegiatan PTT padi varietas Ciherang yang diterapkan oleh petani di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive). Metode pengambilan sampel secara simple random sampling dengan sampel sebanyak 42 responden. Metode analisis data yang digunakan Uji Compare Means. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hubungan antara faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dengan tingkat efektivitas komunikasi dalm kegiatan PTT padi varietas Ciherang digunakan uji korelasi Rank Spearman (rs) pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan program komputer SPSS 16,0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pihak petani sebagai komunikan berhubungan signifikan dengan tingkat efektivitas komunikasi dengan nilai koefisien korelasi (0,455). unsur pesan berhubungan signifikan dengan tingkat efektivitas komunikasi dengan nilai koefisien korelasi (0,450). Unsur pesan tidak berhubungan signifikan dengan tingkat efektivitas komunikasi dengan nilai koefisien korelasi (-0,003). Pihak PPL sebagai sumber tidak berhubungan signifikan dengan tingkat efektivitas komunikasi dengan nilai koefisien korelasi (0,129).

Kata kunci: efektivitas, Pengelolaan Tanaman Terpadu.

1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 0406029

2. Pembimbing Utama dengan NIP 19490320 197611 001

(12)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal

dari bahasa latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio

atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah

pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal

usul kata komunikasi, yang merupakan akar kata-kata Latin lainnya yang

mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau

pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005).

Book dalam Cangara (2009) menyatakan bahwa, komunikasi

adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang

mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesame

manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan siakap

dan tingkah laku orang lain, serta (4) berusaha mengubah sikap dan

tingkah laku itu.

Cooley dalam Effendy (1986), mendifinisikan komunikasi sebagai

mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antara manusia dan

mengembangkan semua lambing, pikiran bersam-sama dengan sasaran

untuk menyiarkan dalam ruang dan merekam dalam waktu. Sedangkan

Harold D. Laswell menyatakan bahwa cara yang tepat untuk menerapkan

komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan : siapa (who), melalui

saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan efek yang

bagaimana (with what effect).

Schramm (1977) bahwa proses komunikasi mempunyai arti proses

penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling

berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesa sampai ada saling

pemahaman atau pesan yang disampaikan oleh semua pihak. Hovland

dalam Effendy (2003), komunikasi sebagai proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya

(13)

commit to user

lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikan). Sastropoetra dalam Pratikto (1987), mendifinisikan

komunikasi merupakan suatu pernyataan antar manusia yang bersifat

umum yang menggunakan lambing-lambang (bahasa, isyarat, tanda-tanda,

dan gambar). Sedangkan Turner (2008), menyatakan komunikasi adalah

proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol

untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan

mereka.

Scheidel dalam Mulyana (2005), menyatakan bahwa komunikasi

untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun

kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang

lain agar merasa, berpikir, atau berprilaku sesuai dengan yang kita

inginkan. Menurut Effendy (2002), komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung

maupun tidak langsung melalui media. Dalam definisi tersebut tujuannya

untuk memberitahu atau merubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau

perilau (behaviour).

Dari berbagai teori yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa,

komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari pengirim kepada

sasarannya dengan menggunakan media tertentu sehingga pesan yang

disampaiakan dapat diterima sesuai dengan harapan pengirim (umpan

balik).

2. Unsur-Unsur Komunikasi

Berlo dalam Cangara (2009), membuat formula komunikasi yang

lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama “SMCR”, yaitu: Source

(pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media), dan Receiver

(penerima).

a. Receiver (penerima)

Sasaran atau penerima merupakan pihak yang menjadi sasaran

(14)

commit to user

lebih dalam bentuk kelompok. Menurut Berlo dalam Mardikanto

(1987), penerima dalam menyerap pesan harus dilihat sebagai suatu

proses kegiatan yang aktif dengan memanfaatkan saluran-saluran

organic dan mekanik yang ada. Derajat pesan yang dapat diserap oleh

penerima dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain ketrampilan

berkomunikasi, tingkat pengetahuan, sikap, dan posisi dalam sistem

sosial budaya. Rogers dalam Sutarto (1991) menyatakan bahwa Source

(sumber) adalah Pembuat sandi, pengirim warta, sumber komunikasi,

atau komunikator, yaitu pihak yang memiliki warta yang ingin

disampaikan kepada pihak lain. Menurut Soekartawi (1988),

komunikator adalah orang atau petugas yang tugasnya menyampaikan

pesan kepada komunikan agar pesan tersebut dapat diterima dan

dilaksanakan oleh komunikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Message (pesan)

Pesan merupakan suatau yang disampaikan pengirim kepada

penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau

melalui media komunikasi. Sastropoetra dalam Pratikto (1987),

mendefinisikan pesan berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang

sudah dituangkan dalam bentuk, dan melalui lambang komunikasi yang

diteruskan kepada orang lain atau komunikan. Menurut Soekartawi

(1988), pesan dalam komunikasi pertanian adalah semua informasi

yang terkait dengan bidang pertanian. Rogers dalam Sutarto (1991)

menyatakan bahwa Suatu peristiwa yang akan disampaikan oleh

pengirim warta kepada penerima warta.

c. Channel (saluran-media)

Menurut Cangara (2004), media adalah alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.

Sedangkan menurut Effendy (2003), media merupakan saluran

komunikasi tempat berlangsungnya pesan dari komunikator kepada

komunikan. Pihak yang memperoleh warta dari pengirim warta.

(15)

commit to user

Komunikan adalah orang yang menerima pesan (Soekartawi, 1988).

Menurut Mardikanto (1982), saluran adalah suatu media atau alat

pembawa pesan, sebagai sarana penghubung antara komunikator selaku

sumber informasi dengan penerima informasi sebagai sasaran

komunikasi.

d. Source (pengirim)

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi. Menurut Effendy (2003), ditinjau

dari komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif terdapat dua

faktor penting pada diri komunikator yaitu, pada daya tarik

komunikator dan kepercayaan komunikator. Rogers dalam Sutarto

(1991) menyatakan bahwa Alat untuk menyampaikan warta dari

sumber warta kepada penerima warta. Menurut Soekartawi (1988),

komunikator adalah orang atau petugas yang tugasnya menyampaikan

pesan kepada komunikan agar pesan tersebut dapat diterima dan

dilaksanakan oleh komunikan dalam kehidupan sehari-hari.sedangkan

menurut Rogers dalam Sutarto (1991) menyatakan bahwa, Source

(sumber) adalah Pembuat sandi, pengirim warta, sumber komunikasi,

atau komunikator, yaitu pihak yang memiliki warta yang ingin

disampaikan kepada pihak lain. Menurut Mardikanto (1982), saluran

adalah suatu media atau alat pembawa pesan, sebagai sarana

penghubung antara komunikator selaku sumber informasi dengan

penerima informasi sebagai sasaran komunikasi.

Dari berbagai teori yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa,

unsur-unsur komunikasi terdiri dari, source (pengirim), channel

(16)

commit to user 3. Tujuan Komunikasi

Komunikasi dapat mengubah prilaku yang dilakukan oleh orang

lain dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu:

a. Secara persuasive atau dukungan, prilaku yang dilakukan dengan cara

menggugah perasaan sasaran secara bertahap sehingga dia mau

mengikuti apa yang dikendaki komunikator.

b. Secara pervasion atau pengulangan, penyampaian yang sama secara

berulang-ulang sampai sasaran mau mengikuti kehendak komunikator.

c. Secara compulsion, teknik pemaksaan tidak langsung dengan cara

menciptakan kondiai yang membuat sasaran harus melakukan atau

menuruti kehendak komunikator

d. Secara coercion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung dengan

memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang

menurut atau melanggar anjuran yang diberikan (Mardikanto, 1993).

Menurut Widjaja (1988), pada umumnya komunikasi mempunyai

beberapa tujuan, antara lain :

a. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai komunikator

kita harus menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan

tuntas sehingga mereka dapat mengerti apa yang kita maksud.

b. Memahami orang lain, sebagai komunikator harus mengerti benar

aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

Menurut Liliweri (2007), proses komunikasi yang berlangsung

mempunyai beberapa tujuan penting, yaitu :

a. Informative atau menyampikan pesan (informasi), atau

menyebarluaskan informasi kepada orang lain.

b. Persuasive atau menyebarkan informasi yang dapat mempengaruhi

sikap penerima agar dia menentukan sikap dan prilaku yang sesuai

dengan kehendak pengirim.

c. Entertaiment atau mengirimkan pesan-pesan yang mengandung hiburan

(17)

commit to user

d. Pendidikan, yaitu menyampikan pesan (informasi), atau

menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang lain.

e. Instruksi, yaitu memberikan instruksi (mewajibkan atau melarang)

penerima melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diperintahkan.

Stuatr dalam Cangara (2009), menyatakan bahwa semua peristiwa

komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yaitu

mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek adalah

perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah penerima pesan. Pengaruh bisa terjadi

dalm bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan

perilaku (behavior). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam

bentuk perubahan persepsi dan pendapat. Perubahan sikap ialah adanya

perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk

prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu obyek

baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Sedangkan perubahan

prilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan

komunikasi, yaitu: informative (menyebarluaskan informasi), persuasive

(membujuk atau mempengaruhi), entertainment (menghibur), dan

education (mendidik).

4. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas menurut Ruslan (1998), adalah berhasil untuk mencapai

tujuan seraya memuaskan pihak terkait. Efektivitas menunjukan keberhasilan

dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas

mempunyai arti yang berbeda-beda, tergantung pada kerangka acuan yang

dipakainya. Pada hakekatnya, efektivitas dipandang sebagai kemampuan

mengorganisasi dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk

mencapai dan memelihara suatu tingkat operasi yang efektif. Kata kunci

pengertian ini adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan

kepemimpinan dan organisasi atau kelompok diukur dengan konsep

(18)

commit to user

Komunikasi yang efektif adalah keterampilan kunci untuk semua

manajer dan mungkin melibatkan ketrampilan yang luas dari kegiatan

berkomunikasi (Woods, 1996). Sedangkan menurut Sastropoetra dalam

Pratikto (1987), syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif, adalah

sebagai berikut:

a. Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di

pihak komunikan

d. Pesan dapat menggugah kepentingan di komunikan yang dapat

menguntungkan

e. Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di pihak

komunikan.

Menurut Devito dalam Sri Rejeki (1999), menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi adalah :

a. Keterbukaan (Openness), yaitu keterbukaan menunjukkan adanya sikap

untuk saling terbuka di antara pelaku komunikasi dalam melangsungkan

komunikasi.

b. Empati (Emphaty), yaitu kemampuaan seseorang untuk

memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain.

c. Kepositifan (positiveness), yaitu sikap yang positif terhadap diri sendiri

maupun orang lain.

d. Dukungan (Supportiveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yang

mendukung terjadinya komunikasi tersebut.

e. Kesamaan (Equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh

pihak-pihak yang berkomunikasi.

Untuk mengefektivkan komunikasi dalam penyuluhan, maka harus

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (“overlaping of

interest”) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan

(19)

commit to user

b. Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan

masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya.

c. Komunikator meyakini keunggulan pesan yang disampaikan, dan ia

memiliki keyakinan bahwa masyarakat sasaran sangat mengharapkan

bantuan.

d. Pesan yang disampaikan harus mengacu kepada kepuasan dan

perbaikan mutu hidup kedua belah pihak terutama bagi sasarannya.

(Cooley,1971).

Komunikasi yang gagal atau kegagalan komunikasi, menurut

Margo Slamet dalam Mardikanto (1988), pada dasarnya disebabkan oleh

dua hal yatu, tidak efesiennya komunikasi dan terjadi salah pengertian

selama proses komunikasi dan terjadi salah pengertian selama proses

berlangsung.

a. Komunikasi yang tidak efisien.

Komunikasi yang tidak efesien adalah, komunikasi yang tidak

mempunyai tujuan yang jelas dan komunikasi yang terlalu banyak

disertai atau diikuti oleh kebiasaan-kebiasaan yang sebenarnya tidak

perlu terjadi atau ada relevensinya dengan tujuan komunikasinya.

b. Salah pengertian.

Salah pengertian dapat menyebabkan kegagalan komunikasi

karena pesan yang diterima komunikan tidak sesuai dengan yang

dimaksud oleh komunikatornya, dan respon yang diterima komunikator

juga menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan

Menurut Ruben dalam Cangara (2009), faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan informasi, antara lain:

a. Penerima

1) Ketrampilan berkomunikasi

Ketrampilan berkomunikasi (communication skill) yaitu

kemampuan sumber dalam menyusun tujuan komunikasi dan

kemampuan sumber dalam menertejemahkan pesan ke dalam

(20)

commit to user

2) Kebutuhan

Menurut Mc Clellad dalam Mardikanto (1993), terdapat

tiga macam kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang yang

mendorong untuk melakukan kegiatan yaitu:

a) Kebutuhan berafiliasi atau bergabung dengan pihak lain

b) Kebutuhan akan kekuasaan atau menguasai pihak lain

c) Kebutuhan berprestasi

3) Tujuan yang diinginkan

4) Sikap, nilai, kepercayaan, dan kebiasaan-kebiasaan

5) Kemampuan untuk menerima

6) Kegunaan pesan

b. Pesan

1) Tipe dan model pesan

2) Karakteristik dan fungsi pesan

3) Struktur pengelolaan pesan

4) Kebaharuan (aktualitas) pesan

c. Sumber

1) Kredibilitas dan kompetensi dalam bidang yang disampaikan.

Berlo dalam Mardikanto (1993) menjelaskan bahwa

kulaifikasi seorang penyuluh setidaknya harus mencakup

kemampuan berkomunikasi, kualifikasi pengetahuan sikap dan

keadaan latar belakang sosial budaya masyarakat sasaran.

a) Kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi disini tidak hanya

menyangkut ketrampilan untuk memilih pesan,

menerjemahkan pesan, dan ketrampilan memilih saluran

komunikasi akan tetapi yang lebih penting untuk diperhatikan

adalah bagaimana seorang penyuluh mampu berinteraksi

dengan masyarakat sasarannya. Berinteraksi pada dasarnya

memerlukan saling ketergantungan antara pihak yang

(21)

commit to user

Oleh karenanya pihak-pihak yang terkait harus mampu untuk

saling berempati.

b) Sikap penyuluh

Sikap penyuluh yang harus diperhatikan didalam

melaksanakan tugasnya meliputi sikap terhadap dirinya

sendiri, sikap terhadap pesan yang disampaikan, dan sikap

terhadap sasaran. Sehubungan dengan hal tersebut penyuluh

juga harus dapat mencerminkan bahwa mereka menghayati

terhadap profesinya, menyakini bahwa pesan yang

disampaikan teruji kemanfaatanya, serta mencintai masyarakat

sasarannya.

c) Pengetahuan penyuluh

Isi atau makna dari pesan yang disampaikan. Serta

adanya fungsi yang terkandung dan dampaknya yang melekat

pada pesan yang disampaikan kepada masyarakat sasaran.

d) Keadaan sosial budaya penyuluh

Keberhasilan penyuluh juga dipengarui oleh nilai-nilai

sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh. Artinya penyuluh

yang memiliki latar belakang sosial budaya yang sama dengan

masyarakat sasaran akan lebih berhasil melaksanakan tugasnya

dalam membantu masyarakat untuk mau mengambil keputusan

dalam menerapkan sebuah inovasi yang diberikan, jika

dibanding dengan penyuluh yang memiliki latar belakang yang

berbeda dengan masyarakat sasaran.

2) Kedekatan dengan penerima

3) Motivasi dan perhatian

4) Kesamaan dengan penerima (homophily)

5) Cara penyampaiannya

(22)

commit to user

d. Media

1) Tersedianya media

2) Kehandalan (daya liput) media

3) Kebiasaan menggunakan media

4) Tempat dan situasi

Menurut Efendy (2002), komunikasi adalah bagaimana caranya

agara suatu pesan yang disampaikan kounikator itu menimbulkan dampak

atau efek tertentu kepada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat

diklasifikasikan menurut kadarnya yaitu :

a. Dampak kognitif adalah timbul pada komunikan yang menyebabkan

meningkatkan pengetahuan atau meningkatkan intelektualitas. Tujuan

komunikator hanya untuk mengubah pikiran komunikan.

b. Dampak afektif (sikap), tujuan komunikator bukan hanya sekedar

supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan

tertentu, merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gemira, marah dan

sebagainya.

c. Dampak behaviour, dampak yang ditimbulkan pada komunikan dalam

bentuk perilaku, dan tindakan atau kegiatan.

Dari berbagai teori yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa,

komunikasi yang efektif akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap,

dan ketrampilan komunikan dalam menerima pesan yang disampaikan.

5. Difusi inovasi

Difusi dapat diartikan sebagai proses di mana suatu ide-ide baru

disebarkan pada individu atau kelompok dalam suatu system sosial

tertentu (Soekartawi, 1988). Menurut Hanafi (1987), difusi merupakan

proses dimana inovasi tersebut tersebar kepada anggota suatu system

soasial. Difusi adalah sebagai proses perubagan prilaku baik yang berupa:

pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan

(psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang

(23)

commit to user

Inovasi adalah suatu ide yang dipandang baru oleh seseorang

(Soekartawi, 1988). Mardikanto dalam Mardikanto (1993), inovasi dapat

diartikan sesuatu ide, prilaku, produk, informasi, dan praktek-praktek baru

yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan

atau dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu

lokalitas tertentu yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya

perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi

terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga

masyarakat yang bersangkutan. Rogers dan Shoemaker (1971)

mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau

obyek-obyek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh

individu atau masyarakat sasaran penyuluh. Menurut Hanafi (1987),

inovasi merupakan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang.

Singh (1965) dalam Ray (1998), proses adopsi terdiri atas tujuh

tahap sebagai berikut :

a. need, dalam tahap ini individu berharap situasi dapat berubah,

menyatakan ketidakpuasan dan mengembangkan kompromi.

b. awareness, individu mengetahui sesuatu yang terkait dengan

kebutuhannya

c. interest, dalam tahap ini individu mencoba untuk mengetahui lebih

banyak mengenai inovasi tersebut, bertanya kepada agen penyuluhan

atau teman, dan mencari informasi dan melihat inovasi.

d. deliberation, individu menguji kemungkinan dari penerapan inovasi

tersebut di bawah kondisinya

e. trial, individu mempraktekan dalam skala kecil untuk mengamati

pencapaian di bawah kondisinya

f. evaluation, individu mengamati pencapaian inovasi dari berbagai

dimensi. Mengumpulkan data dari pencapaian inovasi dengan situasi

yang lain. Membandingkan pencapaian yang baru dengan yang lama

(24)

commit to user

g. adoption, pada tahap ini individu menggunakan inovasi.

Menurut Ban (2004) menjelaskan lima tahap dalam proses adopsi

adalah sebagai berikut :

a. awareness, kesadaran terhadap keberadaan inovasi baru

b. interest, mengumpulkan informasi lebih jauh mengenai informasi

tersebut.

c. evaluation, menilai inovasi tersebut menguntungkan atau tidak

menguntungkan

d. trial, mencoba inovasi atau merubah perilaku pada skala kecil

e. adoption/ acceptance, menerapkan inovasi/ merubah perilaku.

Adapun tahapan dalam proses adopsi inovasi adalah sebagai

berikut :

a. Tahapan kesadaran (Awareness), yaitu individu mulai menyadari bahwa

ada suatu ide baru namun kurang mengetahui segala sesuatu mengenai

ide baru tersebut.

b. Tahapan minat (Interest), yaitu individu mengembangkan minat

terhadap inovasi dan berusaha mencari informasi lebih lanjut tentang

inovasi tersebut.

c. Tahapan penilaian (Evaluation), yaitu individu menilai inovasi secara

mental.

d. Tahapan percobaan (Trial), yaitu individu mencoba inovasi dalam skala

kecil.

e. Tahapan adopsi (Adoption), yaitu individu menggunkan inovasi

terus-menerus dan dalam skala besar (Sri Rejeki, 1999).

6. Pengelolaan Tanaman Terpadu

Pengelolaan Tanaman Terpadu atau lebih dikenal PTT merupakan

suatu pendekatan inovasi dalam upaya meningkatkan produktivitas dan

efesiensi usahatani melalui perbaikan system atau pendekatan dalam

perakitan paket teknologi yang sinergis antara komponen teknologi yang

dilakukan secra partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokal. PTT

(25)

commit to user

pernah dikembangkan di Indonesia (Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rembang, 2009). Pengelolaan Tanaman Terpadu adalah cara budidaya

padi yang baik, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi

dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi secara terpadu (Balai

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010).

Tujuan penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produktivitas,

produksi, pendapatan petani, kesejahteraan petani padi, dan meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola usahataninya untuk

meningkatkankan produksi nasioanl (Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rembang, 2009).

Keuntungan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu

antara lain :

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani

b. Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi yang tepat

untuk masing-masing lokasi

c. Kesehatan lingkungan tumbuh tanaman secara keseluruhan akan

terjaga.

(Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009).

Komponen teknologi unggulan Pengelolaan Tanaman Padi yaitu:

a. Penanaman varietas padi unggul yang sesuai dengan lingkungan

setempat.

b. Penggunaan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas (berlabel).

c. Pengolahan tanah sempurna, olah tanah minimal, olah tanah konservasi,

tanpa olah tanah sesuai dengan tipologi lahan dan kondisi tanahnya.

d. Peningkatan populasi tanaman dengan sistem legowo.

e. Penanaman bibit muda (<21 hari), serta penanaman bibit 1-3 batang

perlubang.

f. Pengaturan tata tanaman yang tepat.

g. Pemberian pupuk organik pada tanaman.

h. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.

(26)

commit to user j. Pengendalian gulma secara tepat.

k. Penanganan proses panen dan pasca panen dengan baik.

(Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, 2009).

Prinsip-prinsip Pengelolaan Tanaman Terpadu, antara lain:

a. Terpadu, yaitu PTT merupakan sumber daya tanaman, tanah, dan air

dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu.

b. Sinergis, yaitu PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik dengan

memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung antar komponen

teknologi.

c. Spesifik lokasi, yaitu PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan

lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi petani setempat.

d. Partisipatif, yaitu petani turut berperan serta dalam memilih dan

mengaji teknolgi yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan

petani melalui proses pembelajaran dalm bentuk laboratorium lapang

(Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010).

Menurut Zulkifli, Diah, Mahyuddin, 2004, Tingkat penerapan

komponen teknologi PTT disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan

masalah setempat dan ternyata beragam antar petani dan antar daerah.

Teknologi budidaya model PTT antara lain:

a. Penanaman varietas padi unggul.

Penanaman varietas unggul mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan jenis tanah

setempat.

2) Citra rasanya disenangi dam memiliki harga yang tinggi di pasaran

lokal.

3) Daya hasil tinggi.

4) Tahan terhadap hama dan penyakit.

(27)

commit to user

Jenis-jenis varietas padi yang dibudidayakan, yaitu:

1) Varietas lokal, misalnya: Pandanwangi, Rojolele, dan Siam Unus.

2) Varietas unggul baru, misalnya: IR64, Way Apo Baru, Memberamo,

Widas, Tukad Unda, dan Ciherang.

3) Varietas unggul aromatik, misalnya: Celebes, Sintanur, Batang

Gadis, dan Gilingan.

4) Padi tipe baru, misalnya: Fatmawati.

5) Padi hibrida, misalnya: Maro, Rokan, dan Intani.

b. Penggunaan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas (berlabel).

Cara memilih benih yang baik, yaitu:

1) Seleksi benih dilakukan dengan perendaman benih didalam air yang

telah dicampur larutan ZA ataupun larutan air garam 3% dengan

perbandingan 1 kg ZA dilarutkan dengan 3 liter air. Benih yang

mengapung dibuang.

2) Untuk daerah yang sering terserang hama penggerek batang,

perlakuakan benih dengan pestisida fipronil (Regent) 50 ST yang

dapat membantu mengendalikan keong mas.

c. Persemaian.

Cara membuat persemaian yang baik, yaitu:

1) Pilih lokasi yang terbaik agar persemaian mudah diairi dan mudah

pula air dibuang, tidak ternaungi, dan jauh dari lampu

2) Luas persemaian kira-kira 4% atau 1/25 dari luas pertanaman.

3) Bajak hingga tanah melumpur dengan baik.

4) Lebar persemaian 1-1,2 m dan panjangnya sesuai petakan, antara

10-10 meter.

5) Tambahkan sekam padi atau bahan organic atau campuran keduanya

2 kg/m2 persemaian untuk menggemburkan tanah, memudahkan

pencabutan benih, dan mengurangi kerusakan bibit dan akar.

6) Taburkan benih yang telah direndam dan dikering anginkan secara

(28)

commit to user

7) Untuk memperoleh bibit yang kuat, berikan 20-40 gram urea

permeter persegi persemaian pada tabur benih.

d. Peningkatan populasi tanaman dengan sistem legowo.

Cara tanam pindah dengan sistem jajar legowo, yaitu dengan

cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong (40 x 20 x 10

cm). jarak antarbaris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit.

Untuk legowo 2:1, populasi (jumlah) tanaman 2-3 bibit/rumpun

berumur 15-20 hari.

Keuntungan sistem jajar legowo yaitu:

1) Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang

biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir).

2) Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah.

3) Penyedian ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan

keong mas, atau untuk minatani.

4) Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

e. Pengairan berselang

Cara pengairan berselang, yaitu:

1) Tanam bibit dalam kondisi sawah macak-macak.

2) Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10

hari.

3) Biarkan sawah mongering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari).

4) Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi

setinggi 5 cm.

5) Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi

setinggi 5 cm.

6) Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan.

7) Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus

diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan.

f. Penanaman bibit muda (<21 hari), serta penanaman bibit 1-3 batang

(29)

commit to user

g. Penggunaan pupuk secara hemat.

Penggunaan pupuk secara hemat adalah:

1) Menentukan takaran, waktu, dan cara pemupukan yang tepat

menurut lokasi dan musim tanaman.

2) Meningkatkan daya guna dan hasil guna pupuk.

3) Murah dan m,udah digunakan.

4) Dapat dikerjakan sendiri oleh petani.

Pemupukan secara hemat dapat dilakukan dengan cara:

1) Bagan warna daun (BWD) untuk menetapkan kebutuhan nitrogen.

2) Peta status hara dan atau petak kajian (disebut petak Omisi) untuk

menetapkan kebutuhan P dan K.

Tujuan penggunaan pupuk organik, anatara lain:

1) Meningkatkan kesuburan tanah dan kandungan karbon organik.

2) Memberikan tambahan hara.

3) Meningkatkan aktivitas jasad renik (mikroba tanah).

4) Memperbaiki sifat fisik tanah.

5) Mempertahankan perputaran unsur hara dealam tanah dan tanaman.

h. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu.

Strategi Pengendalian Hama Terpadu, yaitu:

1) Gunakan varietas tahan

2) Tanam tanaman yang sehat

3) Pengamatan berkala di lapang

4) Pemanfaatan musuh alami, seperti: pemangsa (predator), misalnya

laba-laba

5) Pengendalian secara mekanik, seperti: menggunakan alat atau

mengambil dengan tangan, menggunakan pagar, dan menggunakan

perangkap

6) Pengendalian secara fisik, seperti: menggunakan lampu perangkap

7) Penggunaan pestisida hanya bila diperlukan seperti : insektisida,

(30)

commit to user i. Pengendalian gulma secara tepat.

Cara pengendalian gulma dengan cara menyiangi tanaman

secara berkala. Adapun cara menyiangi tanaman padi, yaitu:

1) Dilakukan saat tanaman berumur 10–15 hst.

2) Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai.

3) pada saat tanaman berumur 10-15 hst.

4) Diulangi secara berkala 10-25 hari

5) Dilakukan pada saat kondisi tanah macak-macak, dengan ketinggian

air 2-3 cm.

6) Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan.

7) Dilakukan dua arah yaitu di antara dan di dalam barisan tanaman.

j. Penanganan proses panen dan pasca panen dengan baik.

Syarat tanaman dapat dipanen, yaitu:

1) Perhatikan umur tanaman antara varietas yang satu dengan lainnya

kemungkinan berbeda

2) Hitung sejak padi mulai berbunga, biasanya panen jatuh pada 30 –

35 hari setelah padi berbunga.

3) Jika 95 % malai menguning, segera panen

Panen dan perontokan

Cara Penanganan panen dan pasca panen

1) Panen

a) Gunakan alat sabit bergerigi atau mesin pemanen

b) Potong pada bagian tengah atau atas rumpun bila dirontok dengan

power thresher

c) Potong bagian bawah rumpun, jika perontokan dilakukan dengan

pedal thresher

d) Gunakan tirai penutup dan alas agar gabah tidak hilang atau

berserakan

2) Pengeringan

a) Jemur gabah di atas lantai jemur.

(31)

commit to user

c) Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali.

d) Pada musim hujan, gunakan pengering buatan

e) Pertahankan suhu pengering 420C untuk mengeringka benih

f) Pertahankan suhu pengering 500C untuk gabah konsumsi

3) Penggilingan dan penyimpanan

a) Untuk memperoleh beras dengan kualitas tinggi, perhatikan

waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-14%).

b) Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam

lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang

baik

c) Simpan gabah pada kadar air kurang dari 14% untuk konsumsi

dan kurang dari 13% untuk benih

d) Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan

digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air mencapai

12-14%

e) Sebelum digiling, gabah yang baru dikeringkan diangin-anginkan

terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah.

Peran komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi dalm

budidaya tanaman padi non hibrida, yaitu:

a. Penggunaan benih varietas unggul bermutu

Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan menghasilkan

daya perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang sehat

dengan perakaran yang baik, tanaman akan tumbuh lebih cepat, tahan

terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu hasil

yang lebih baik.

b. Penanaman yang tepat waktu.

Penanaman yang tepat waktu, serentak, dan jumlah populasi

yang optimal dapat menghindarkan serangan hama dan penyakit,

menekan pertumbuhan gulma, memberikan pertumbuhan tanaman yang

(32)

commit to user

c. Pemberian pupuk.

Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan

tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis,

cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan memberikan

pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman

mencapai hasil tinggi.

d. Pemberian air

Pada tanaman secara efektif dan efisien pemberian air

disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah meruapakan

factor penting bagi pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman yaitu air

sebagai pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian

tanaman. Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berdeda-beda,

pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan

terjadinya stress pada tanaman yang diakibatkan kekurangan dan

kelebihan air.

e. Perlindungan tanaman

Perlindungan tanaman dilakukan untuk mengantisipasi dan

mengendalikan OPT tanaman dengan meminimalkan kerusakan atau

penurunan produksi akibat serangan OPT. pengendalian dilakukan

berdasarkan prinsip dan strategi pengendalian hama terpadu (PHT).

Khususnya pengendalian dengan pestisida merupakan pilihan terakhir

bila serangan OPT berada di atas ambang ekonomi. Penggunaan

pestisida harus memperhatikan jenis, jumlah, dan cara penggunaannya

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak

menimbulakan resurjensi atau resisten OPT atau dampak lain yang

dapat merugikan lingkungan.

f. Penanganan panen dan pasca panen

Penanganan panen dan pasca panen akan memberiakan hasil

yang optimal jika panen dilakukan pada umur dan cara yang tepat yaitu

tanaman dimana pada masak fisiologi berdasrkan umur tanaman, kadar

(33)

commit to user

Pemanenan dilakukan dengan system kelompok yang dilengkapi

dengan peralatan, dan mesin yang cocok sehingga menekan kehilangan

hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan disimpan ditempat

penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga

mutu tetap terjaga dan tidak tercecer (Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rembang, 2009).

Dengan pendekatan pengelolaan usahatani padi secara terpadu,

mulai pengelolaan budidaya (persiapan lahan, pesemaian, penanaman,

pemupukan, pengaturan air, pengendalian gulma), pengelolaan hama

penyakit dan penanganan saat panen diharapkan mampu meningkatkan

produktivitas dan efisiensi usahatani padi yang selanjutnya memberi

dampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

7. Padi Varietas Ciherang

Padi dibudidayakan merupakan varietas Ciherang. Adapun ciri-ciri

padi varietas Ciherang yaitu, tahun dilepas 2000, pemulia tarjat Tjubarjat,

Z. A. Simanulang, E. Sumadi, Aan A. Daradjat, nomor pedigri

S3383-1D-Pn-41-3-1, asal dari persilangan IR18349-53-1-3-1-3/2*

IR19661-131-3-1-3//4*IR64, golongan Cere, umur 116-125 hari, bentuk tanaman tanaman

tegak, tinggi tanaman 107-115 cm, anakan produktif 14-17 batang, warna

kaki hijau, warna batang hijau, warna telinga daun putih, warna lidah

putih, warna daun hijau, muka daun kasar pada sebelah bawah daun, posisi

daun tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah panjang ramping, warna

gabah kuning bersih, kerontokan sedang, kerebahan sedang, tekstur nasi

pulen, bobot 1.000 butir adalah 27-28 gram, kadar amilosa 23%, hasil 5-7

ton/ha, ketahanan terhadap hama tahan terhadap wereng coklat biotipe 2

dan 3, ketahanan terhadap penyakit tahan terhadap bakteri hawar daun

(hdb) strain iii dan iv, dan anjuran tanam cocok ditanam pada musim hujan

dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dpl (Hermanto dan

(34)

commit to user B. Kerangka Berpikir

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan-pesan,

gagasan-gagasan, harapan-harapan, dan perasaan-perasaan orang tertentu kepada

orang-orang lain yang berkepentingan. Dalam proses komunikasi

membutuhkan empat unsur utama, yaitu pengirim pesan, pesan itu sendiri,

saluran komunikasi, dan penerima pesan. keempat unsur tersebut saling

berkaitan, jika salah satu unsur tidak ada amaka komunikasi akan gagal atau

tidak efektif sehingga unsur-unsur tersebut mempunyai peranaan penting

dalam proses komunikasi terutama dalam penyampaian informasi atau

inovasi baru dari komunikator kepada komunikan.

Komunikasi dikatakan efektif bila hasilnya sesuai dengan harapan

yang diinginkan. Terutama apabila komunikan paham akan pesan yang

disampaikan dan menerimanya untuk mengadopsi pesan tersebut. Proses

penyebarluasan informasi berkaitan dengan inovasi baru yang disampaikan

kepada komunikan dan pada akhirnya komunikan mengadopsinya.

Penyebarkan informasi tentang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT),

maka komunikasi antara komunikator dengan komunikan memegang peranan

penting karena melalui komunikasi ini akan terjalin interaksi. Kegiatan PTT

meliputi upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya

peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan

keluarga atau masyarakat terutama petani yang diupayakan.

Komunikasi merupakan unsur utama dalam penyampaian informasi.

Informasi tentang PTT didapat dari Penyuluh Pertanian Lapangan.. Peran

penyuluh pertanian dalam kegiatan PTT yaitu sebagai komunikator yang

memberikan informasi tentang Pengelolaan Tanaman Terpadu. Penyampain

materi penyuluhan disesuaikan dengan kebutuhan petani sehingga terjalin

hubungan yang baik antara penyuluh dengan petani akan berdampak pada

pencapain tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini.

Pengelolaan Tanaman Terpadu bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap serta ketrampilan petani dalam berusahatani.

(35)

commit to user

komunikan, unsur pesan, unsur media, dan pihak PPL sebagai sumber

informan. Komunikasi yang efektif menyebabkan komunikan mau

mengadopsi inovasi tentang pengelolaan usahatani dengan PTT sehingga

tujuan peningkatan produksi padi dapat tercapai

Petani akan menyerap informasi tentang PTT padi non hibrida dengan

mudah jika petani mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi. Sedangkan

materi yang diberikan berdasarkan kebutuhan yang dihadapi serta tujuan akan

dicapai oleh kegiatan PTT. Jika pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan

harapan petani maka akan terjadi perubahan prilaku petani (pengetahuan,

sikap dan ketrampilan) dalam menyikapi PTT itu sendiri. Pesan yang

disampaikan kepada petani harus mempunyai manfaat yang berarti dalam

peningkatan produksi padi, adanya struktur pengelolaan pesan yang mudah

dipahami serta kekinian informasi yang disuluhkan oleh PPL, sehingga pesan

itu akan mudah diakses oleh petani. Media atau saluran yang digunakan

disesuaikan dengan kebutuhan petani. Penggunaan media juga disesuaikan

dengan tersedianya media itu lapangan atau media yang sering dimanfaatkan

petani dalam mengakses informasi. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

dalam penyampaian pesan atau informasi PTT mempunyai cara-cara

tersendiri sehingga petani mau mengakses atau menggunkan PTT untuk

budidaya tanaman padi varietas Ciherang. Selain itu, kedekatan dan tingkat

kredibilitas penyuluh dengan sasarannya juga mempengaruhi dalam

penyerapan dan penerpan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam

(36)

commit to user

Dari uraian di atas, maka secara sistematis kerangka berpikir dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir Tingkat Efektivitas Komunikasi Dalam Kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Varietas Ciherang Di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

Keterangan :

: Tidak diteliti _______ : Diteliti

C. Hipotesis

1. Hipotesis Mayor

Ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas komunikasi dengan tingkat efektivitas

komunikasi dalam kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas

Ciherang di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

2. Hipotesis Minor

a. Ada hubungan yang signifikan antara pihak komunikan (petani) dalam

kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang di

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas komunikasi:

1. Pihak petani sebagai komunikan

a. Kertampilan berkomunikasi

b. Kebutuhan responden terhadap

pesan

c. Tujuan yang diinginkan d. Sikap terhadap diri sendiri 2. Unsur pesan

a. Manfaat pesan

b. Struktur pengelolaan pesan c. Kekinian pesan

3. Unsur media

a. Tersedianya media

b. Kesesuaian media

4. Pihak PPL sebagai sumber a. Kredibilitas sumber b. Kedekatan dengan sasaran

c. Cara menyampaikan pesan

(37)

commit to user

b. Ada hubungan yang signifikan antara unsur-unsur pesan dalam kegiatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang di Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang.

c. Ada hubungan yang signifikan antara unsur-unsur media dalam

kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang di

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

d. Ada hubungan yang signifikan antara pihak Penyuluh Pertanian (PPL)

dalam kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang

di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

D. Definisi Operasional

Faktor-faktor yang menghambat efektivitas komunikasi yang

berhubungan dengan tingkat efektivitas komunikasi dalam kegiatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang, antara lain :

1. Komunikan dalam kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas

Ciherang adalah petani sebagai pihak yang menerima informasi yang

tergabung dalam kelompok tani yang mengikuti kegiatan PTT padi

varietas Ciherang di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Aspek-aspek dari unsur sasaran yang mendukung dan menghambat efektivitas

komunikasi antara lain :

a. Ketrampilan berkomunikasi merupakan kemampuan komunikan dalm

berkomunikasi dalam mengikuti kegiatan PTT padi varietas Ciherang

dalam menerima informasi tentang PTT dan diukur dengan skala

ordinal.

b. Kebutuhan komunikan terhadap pesan adalah kebutuhan akan pesan

yang disampaikan terkait dengan kegiatan PTT padi varietas Ciherang

diukur dengan skala ordinal.

c. Tujuan yang diinginkan adalah tujuan komunikan dalam mengikuti

kegiatan PTT padi varietas Ciherang dan diukur dengan skala ordinal.

d. Sikap terhadap diri sendiri adalah keyakinan dan kepercayaan diri

komunikan untuk menerima atau menolak inovasi tentang PTT padi

(38)

commit to user

2. Unsur pesan dalam kegiatan PTT adalah materi yang sampaikan

komunikan terkait dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Aspek-aspek

unsur pesan yang yang mendukung dan menghambat efektivitas

komunikasi antara lain:

a. Manfaat pesan adalah kegunaan pesan untuk melaksanakan kegiatan

PTT padi varietas Ciherang.

b. Struktur pengelolaan pesan adalah langkah-langkah pengelolaan pesan

sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan.

c. Kekinian pesan adalah materi atau pesan yang disampaikan merupakan

informasi yang terkini terutaman terkait dengan informasi baru.

3. Unsur media dalam kegiatan PTT adalah alat atau sarana untuk menunjang

kegiatan PTT padi varietas Ciherang dalam menyampaikan pesan.

Aspek-aspek unsur media yang yang mendukung dan menghambat efektivitas

komunikasi antara lain :

a. Tersedianya media adalah alat atau media yang dapat digunakan dalam

menyampaikan pesan kepada komunikan terkait dengan kegiatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang.

b. Kesesuaian media adalah alat atau media yang digunakan sesuai dengan

informasi yang akan disampaikan kepada komunikan dalam

pelaksanaan PTT padi padi varietas Ciherang.

4. Pihak PPL sebagai sumber adalah orang yang menyampaikan materi

tentang kegiatan PTT. Aspek-aspek yang yang mendukung dan

menghambat efektivitas komunikasi antara lain :

a. Kredibilitas sumber adalah kemampuan yang dimiliki PPL sebagai

sumber sehingga dapat diterima oleh komunikan.

b. Kedekatan dengan sasaran adalah perasaan yang ada antara sumber

dengan komunikan terutama kedekatannya dalam berinteraksi terkait

dengan kegiatan PTT.

c. Cara menyampaikan pesan adalah langkah-langkah yang dapat

(39)

commit to user

5. Tingkat efektivitas komunikasi dalam kegiatan PTT padi varietas Ciherang

adalah keberhasilan komunikasi dalam mempengaruhi perubahan perilaku

komunikan terutama ketrampilan komunikan dalam kegiatan Pengelolaan

Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang.

E. Pembatasan Masalah

1. Petani yang diambil sebagai sampel adalah petani yang melaksanakan

Pengelolaan Tanaman Terpadu padi varietas Ciherang di Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang.

2. Tingkat efektivitas komunikasi dibatasi pada perubahan perilaku

komunikan terutama ketrampilan komunikan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektitivitas dibatasi pada pihak petani

sebagai komunikan, unsur pesan, unsur media dan pihak PPL sebagai

sumber.

6. Pelaksanaan kegiatan Penelolaan Tanaman terpadu padi varietas Ciherang

pada saat penelitian tahun 2009-2010.

(40)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan secara terperinci terhadap

gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam permasalahan yang diteliti

(Susanto, 2006). Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, merinci

atau membuat deskriptif terhadap suatu gejala atau obyek yang diteliti dengan

menggunakan data yang diperoleh (Mardikanto, 2006).

Penelitian ini menggunakan teknik survai, penelitian survai

merupakan penelitian yang menggunakan data dari sampel yang diambil dari

populasi sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan

hubungan variabel (Susanto, 2006). Sedangkan menurut Singarimbun dan

Effendi (2006), penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok.

B. Metode Penentuan Lokasi

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu

pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu

(Singarimbun dan Effendi, 2006). Daerah yang dipilih dalam penelitian ini

adalah Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Kecamatan Rembang

dipilih karena kecamatan ini mempunyai luasan lahan yang paling luas yang

digunakan untuk PTT padi varietas Ciherang serta telah menerapkan PTT

padi varietas Ciherang untuk meningkatkan produktivitas padi.

(41)

commit to user

Tabel 1. Lokasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Non Hibrida di Kabupaten Rembang.

No. Kecamatan Luas Area

(Ha) Jumlah Desa

Jumlah Kelompo tani

1. Sumber 225 9 9

2. Bulu 225 9 9

3. Gunem 325 12 13

4. Sale 500 13 20

5. Sarang 450 14 18

6. Sedan 350 8 14

7. Pamotan 350 11 14

8. Sulang 225 9 9

9. Kaliori 150 6 6

10. Rembang 500 16 20

11. Pancur 125 5 5

12. Kragan 150 6 6

13. Sluke 200 8 8

14. Lasem 225 7 9

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang tahun 2009.

C. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu, keadaan atau gejala yang

dijadikan obyek penelitian (Mardikanto, 2006). Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah petani-petani yang ada di Kabupaten Rembang

yang melaksanakan Pengelolaan Tanaman Terpadu padi non hibrida

(varietas Ciherang).

2. Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi untuk yang

menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian (Susanto, 2006).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa

sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel

(Singarimbun dan Effendi, 1995). Sampel yang diambil dari kelompok

tani yang melaksanakan PTT padi non hibrida (varietas Ciherang). Dalam

penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 42 petani. Sampel terdiri dari

(42)

commit to user

sebagai Laboratorium Lapang (LL) dan 5 responden lainnya menerapkan

metode campuran yaitu kombinasi antara metode PTT dan tradisional

dalam pengelolaan budidaya padi serta lahannya tidak digunakan sebagai

LL. Adapaun sampel yang diambil adalah pada Tabel 2.

Tabel 2. Petani Sampel di Kecamatan Kabupaten Rembang

No. Desa Kelompok Tani Jumlah

Anggota

Sampel

1. Punjul Harjo Sido Subur 51 6

2. Kasreman Tani Makmur I 105 6

3. Mondoteko Teko Mulyo 115 6

4. Tri Tunggal Mina Padi 80 6

5. Sridadi Sidodadi 164 6

6. Padaran Rukun Tani 78 6

7. Ngadem Sri Budi karya II 94 6

Jumlah 687 42

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang tahun 2009.

D. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder.

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung

dengan teknik wawancara dengan menggunakan kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang

ada kaitannya dengan penelitian ini.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan

(43)

commit to user Tabel 3. Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan

Data yang digunakan Sifat Data Sumber

Pr Sk Kn Kl

I Data Pokok

A. Identitas responden X X Petani

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi

efektifitas komunikasi

1.Pihak petani sebagai komunikan X X Petani

2.Unsur pesan X X Petani

3.Unsur media X X Petani

4.Pihak PPL sebagi sumber X X PPL

C. Tingkat efektivitas komunikasi X X Petani

II Data Pendukung

A. Monografi Kecamatan

B. Data Luas Lahan PTT Padi Non

Hibrida

C. Data jumlah petani

X X

X

X X

X

X

BPS Dispertanhut

Dispertanhut

Keterangan :

Pr = Primer Kn = Kuantitatif

Sk = Sekunder Kl = Kualitatif

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh dengan

metode:

1. Wawancara, adalah pengumpulan data primer dan data sekunder dengan

mengajukan pertanyaan yang sistematis dan langsung kepada pegawai

responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner sebagai panduannya.

2. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara

langsung kepada obyek yang diteliti.

3. Pencatatan, yaitu pengumpulan data dengan mengutip dan mencatat

sumber-sumber informasi dari pustaka maupun instansi-instansi yang

Gambar

Gambar 1.  Kerangka berpikir hubungan antar variabel-variabel
Gambar 1. Kerangka berpikir Tingkat Efektivitas Komunikasi Dalam
Tabel 1. Lokasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Non Hibrida di Kabupaten Rembang.
Tabel 2. Petani Sampel di Kecamatan Kabupaten Rembang
+7

Referensi

Dokumen terkait

8.5 Kakvi su to Eulerovi i Hamiltonovi grafovi? Cilj aktivnosti : Uˇcenici ´ce se upoznati s Eulerovim i Hamiltonovim grafom te uoˇciti neka njihova svojstva. Uˇcenici ´ce

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Berkah, serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul

Dari hasil ini dapat dilihat, tutupan mangrove optimal bagi pertumbuhan udang windu adalah luas tutupan mangrove sedang yaitu sekitar 30-60 % dari luas tambak,

Kulit semangka yang biasanya dipandang sebelah mata dan hanya dijadikan limbah memiliki berbagai macam kandungan yang bisa digunakan sebagai alternative obat

[r]

Dengan kata lain, solusi untuk meng- assign suatu nilai pada tiap variabel adalah dengan suatu cara dimana semua constraint dapat dipenuhi oleh nilai-nilai

Berbagai kebijakan yang didukung melalui berbagai peraturan perundangan, telah dikeluarkan oleh Pemerintah dengan sasaran akhir untuk mendorong perkembangan industri

Laporan Tahunan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) yang berakhir pada 31 Desember 2015 ini diterbitkan sesuai dengan kondisi keuangan Perusahaan tahun 2015 yang telah di-