• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PEMASARAN PERMEN SUSU DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS AKHIR PEMASARAN PERMEN SUSU DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMASARAN PERMEN SUSU

DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DI KELOMPOK WANITA TANI MARGI RAHAYU

DESA GUNUNGSARI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

HANIFAH MAULIDIA ALVIANI PUTRI 04.03.18.171

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2022

(2)

2

PEMASARAN PERMEN SUSU

DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DI KELOMPOK WANITA TANI MARGI RAHAYU

DESA GUNUNGSARI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

Diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh Gelar Sarjana Terapan Peternakan (S.Tr.Pt)

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

HANIFAH MAULIDIA ALVIANI PUTRI 04.03.18.171

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)

i

Alhamdulillah alaa Kulli Haal, Terima kasih Ya Allah atas segala nikmat, kesempatan, kesehatan yang diberikan sehingga Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik, Sungguh ini murni campur tangan-Mu, bukan kehebatanku….

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada Hanifah Maulidia Alviani Putri (diri saya sendiri) Terima kasih sudah bertahan sampai pada titik ini bersama sama,

Kedua orang tua saya (Ayah Susilo Agung Prabowo dan Ibuk Ambar Wiani),

Adek saya (M. Rakha Dzaki Budiantana), Terima kasih atas semuannya terutama do’a ayah ibuk yang selalu, terus dan pasti dipanjatkan untuk mbak dalam setiap helaan nafas.

Keluarga besar saya, Sahabat, Teman dan semua yang sudah terlibat dalam menyemangati saya, membantu saya dan utamanya mendoakan saya untuk kelancaran Tugas Akhir ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua…

Tak lupa kepada Dosen Pembimbing Tercinta Bapak Dr. Ir Sunarto, MP dan

Ibu Kartika Budi Utami, SST, MP yang telah dengan sabar membimbing saya hingga selesainya Tugas akhir ini.

Semoga Bapak dan ibu sekeluarga selalu berada dalam lindungan-Nya

(4)

ii

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah TA saya ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain sebagai Tugas Akhir atau untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah TA ini dapat dibuktikan terdapat unsur PLAGIASI, saya bersedia TA ini digugurkan dan gelar vokasi yang telah saya peroleh (S.Tr.Pt) dibatalkan, serta diproses sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Malang, Agustus 2022 Mahasiswa,

Hanifah Maulidia Alviani Putri 04.03.18.171

(5)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

PEMASARAN PERMEN SUSU

DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DI KELOMPOK WANITA TANI MARGI RAHAYU

DESA GUNUNGSARI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

HANIFAH MAULIDIA ALVIANI PUTRI 04.03.18.171

Malang, 18 Agustus 2022 Mengetahui, Pembimbing I,

Dr. Ir. Sunarto, MP NIP. 19600905 198203 1 003

Pembimbing II,

Kartika Budi Utami, SST, MP NIP. 19850523 200604 2 002

(6)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TUGAS AKHIR

PEMASARAN PERMEN SUSU

DENGAN PENDEKATAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) DI KELOMPOK WANITA TANI MARGI RAHAYU

DESA GUNUNGSARI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

HANIFAH MAULIDIA ALVIANI PUTRI 04.03.18.171

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 22 Juli 2022 Dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui, Penguji I,

Dr. Ir. Sunarto, MP NIP. 19600905 198203 1 003

Penguji II,

Kartika Budi Utami, SST, MP NIP. 19850523 200604 2 002

Penguji III

Dr. Ir. Siswoyo, MP NIP. 19610717 1991103 1 001

(7)

v RINGKASAN

Hanifah Maulidia Alviani Putri, NIRM 04.03.18.171. Pemasaran Permen Susu Dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Di KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Dosen Pembimbing:

Dr.Ir. Sunarto, MP dan Kartika Budi Utami, SST, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui Penerapan Marketing Mix yang meliputi 9P (Product, Promotions, Price, Place, People, Process, Physical Evidence, Payment, dan Packaging) dalam pemasaran permen susu di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu, 2) Mengetahui Rancangan Penyuluhan tentang pemasaran produk permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran/ Marketing Mix pada Anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu, 3) Mengetahui Hasil Evaluasi Peningkatan Pengetahuan dari Kegiatan Penyuluhan tentang pemasaran produk permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran/ Marketing Mix di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

Berdasarkan Hasil Kajian dan Pembahasan mengenai Pemasaran Permen Susu dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu dapat ditarik Kesimpulan sebagai berikut: 1).

Penerapan bauran pemasaran (Marketing Mix) 9P dalam penjualan permen susu di KWT Margi Rahayu dapat disimpulkan bahwa aspek Product (Produk, Price (Harga), People (SDM yang terlibat), Physical Efidence (Tampilan Fisik), dan Packing (Pengemasan) secara keseluruhan dapat disimpulkan sudah diterapkan dengan “Baik”. Beberapa aspek yang belum optimal diantaranya yaitu Place (Tempat), Promotion (Promosi), Process (Proses) dan Payment (Pembayaran) yang secara keseluruhan dapat disimpulkan belum diterapkan dengan baik/ perlu peningkatan, 2). Rancangan Penyuluhan yang dilakukan yaitu sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, dengan sasaran sebanyak 20 orang. Materi penyuluhan yang disampaikan yaitu berdasarkan kajian mengenai Pemasaran Permen Susu dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Metode Penyuluhan dan Media Penyuluhan yang digunakan sesuai dengan pertimbangan pemilihan dan matriks penetapan metode dan media yaitu menggunakan media Folder dan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, 3). Evaluasi pada aspek pengetahuan, didapatkan prosentase peningkatan dari hasil pre-test dan post-test sebanyak 51,2%.

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan saya hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun Tugas Akhir dengan judul “Pemasaran Permen Susu Dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) di KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu” ini dengan baik. Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, dan saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Sunarto, MP., selaku dosen pembimbing I

2. Ibu Kartika Budi Utami, S.ST, M.Si., selaku dosen pembimbing II 3. Bapak Dr. Ir. Siswoyo, MP selaku dosen penguji

4. Ibu Dr. Wahyu Windari, S.Pt, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

5. Ibu Dr. Sad Likah, S.Pt, MP., selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan

6. Bapak Dr. Setya Budi Udrayana, S.Pt, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

7. Bapak Agus Sutrisno selaku Petugas Penyuluh Lapang Wilayah Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

8. Seluruh Anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

9. Orang tua serta teman-teman yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun materil

Batu, Agustus 2022

Penulis

(9)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...iv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 5

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Pemasaran ... 7

2.2.2 Permen Susu ... 8

2.2.3 Bauran Pemasaran ... 8

2.2.4 Pengertian Penyuluhan ... 14

2.2.5 Tujuan Penyuluhan ... 15

2.2.6 Sasaran Penyuluhan ... 15

2.2.7 Materi Penyuluhan ... 16

2.2.8 Metode Penyuluhan ... 16

2.2.9 Media Penyuluhan ... 17

2.2.10 Evaluasi Penyuluhan ... 17

2.3 Alur Pikir Penelitian ... 18

III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu ... 19

3.2 Metode Kajian ... 19

3.2.1 Populasi dan Sampel ... 19

3.2.2 Jenis Data ... 20

3.2.3 Teknik Pengambilan Data ... 20

3.2.4 Analisis Data ... 20

3.2.5 Pengujian Validitas Instrumen ... 21

3.3 Metode Perancangan Penyuluhan ... 21

3.3.1 Penetapan Tujuan ... 21

3.3.2 Penetapan Sasaran... 22

3.3.3 Penetapan Materi ... 22

3.3.4 Penetapan Metode ... 22

3.3.5 Penetapan Media ... 22

3.4 Metode Implementasi ... 22

3.4.1 Persiapan ... 22

3.4.2 Pelaksanaan ... 23

3.4.3 Evaluasi ... 23

3.5 Definisi Operasioanl Variabel ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah ... 26

4.2 Hasil Kajian ... 27

(10)

iii

V. PERANCANGAN DAN UJI COBA RANCANGAN PENYULUHAN

5.1 Profil KWT Margi Rahayu ... 37

5.2 Karakteristik Responden ... 37

5.3 Perancangan Penyuluhan ... 39

5.4 Implementasi/ Uji Coba Rancangan Penyuluhan ... 41

5.5 Evaluasi Penyuluhan ... 42

VI. PEMBAHASAN 6.1 Hasil Implementasi Penyuluhan ... 43

6.3 Rencana Tindak Lanjut ... 45

VII. PENUTUP 9.1 Kesimpulan ... 46

9.2 Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kriteria Penialaian Aspek Pengetahuan ... 24

Tabel 2. Potensi Sektor Peternakan Sapi Perah ... 27

Tabel 3. Struktur Organisasi KWT Margi Rahayu ... 27

Tabel 4. Kondisi Responden Berdasarkan Umur ... 28

Tabel 5. Kondisi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 28

Tabel 6. Kondisi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 29

Tabel 7. Bahan baku ... 31

Tabel 8. Tabulasi Data Pre-test ... 43

Tabel 9. Tabulasi Data Post-test ... 44

(12)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Kecamatan Bumiaji

Lampiran 2. Matriks Pelaksanaan Tugas Akhir

Lampiran 3. Pertimbangan Pemilihan Metode Penyuluhan Lampiran 4. Matriks Analisis Penetapan Metode Penyuluhan Lampiran 5. Pertimbangan Pemilihan Media Penyuluhan Lampiran 6. Matriks Analisis Penetapan Media Penyuluhan Lampiran 7. Kisi-kisi Kuesioner Evaluasi Penyuluhan Lampiran 8. Kuesioner Evaluasi Penyuluhan

Lampiran 9. Checklist Kajian

Lampiran 10. Lembar Penilaian Validitas Expert Judgment Lampiran 11. Media Penyuluhan

Lampiran 12. Lembar Persiapan Menyuluh Lampiran 13. Sinopsis

Lampiran 14. Berita Acara Penyuluhan Lampiran 15. Daftar Responden/ Sasaran Lampiran 16. Daftar Hadir Penyuluhan Lampiran 17. Rekap Hasil Kajian Lampiran 18. Rekap Hasil Pre-test Lampiran 19. Rekap hasil Post-test

Lampiran 20. Hasil Analisa Perhitungan Rerata Jawaban Pre-test Lampiran 21. Hasil Analisa Perhitungan Rerata Jawaban Post-test Lampiran 22. Dokumentasi Kegiatan Tugas Akhir

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi perah merupakan salah satu komoditas peternakan yang mengasilkan protein hewani berupa susu. Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung gizi yang tinggi untuk kebutuhan manusia.

Selain itu, usaha sapi perah juga sangat berperan strategis dalam peningkatan pendapatan serta peningkatan perekonomian daerah.

Produktivitas susu sapi perah di Jawa Timur mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2018 hingga tahun 2020. Produktivitas tahun 2018 sebesar 512.846,75 liter, dengan prosentase peningkatan 1,6% pada tahun 2019, dan peningkatan produksi sebanyak 2,5% di tahun 2020. Provinsi Jawa timur merupakan penyumbang susu sapi perah terbanyak di Jawa Timur dengan produksi sebanyak 534.151,52 liter di tahun 2020 dimana Kota Batu menjadi salah satu penyumbang produksi susu di Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2020).

Produktivitas susu sapi perah di Kota Batu mencapai 24.558,44 liter/ tahun, salah satu daerah komoditas sapi perah adalah Kecamatan Bumiaji dengan populasi sebanyak 3.422 ekor, dimana 60% diantaranya berada di Desa Gunungsari yaitu ±1321 ekor (Badan Pusat Statistik,2020). Data tersebut menunjukkan bahwa produktivitas susu sapi perah sangat signifikan karena Kota Batu sudah dikenal sebagai sentra penghasil susu terbesar di Jawa Timur sejak tahun 90an.

Kondisi peternak sapi perah di Kota Batu masih sangat bergantung pada industri pengolahan susu dalam hal penjualan susu. Hal ini menyebabkan susu dibeli dengan harga yang rendah, salah satu solusi yang dapat diterapkan yaitu dengan meningkatkan harga jual susu, karena jika hal ini terus berlanjut dapat

(14)

mengakibatkan peternak mengalami kerugian dan lambat laun usaha peternakan sapi perah dapat ditinggalkan, dan tidak dapat dipungkiri bahwa masalah ini terjadi di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

Upaya yang dapat dilakukan dalam menyikapi kondisi tersebut adalah dengan mengembangkan susu segar menjadi produk olahan susu yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk olahan susu yang dibuat yaitu permen susu, produk ini sudah mulai dibuat pada awal tahun 2020 oleh KWT Margi Rahayu. KWT Margi Rahayu merupakan salah satu kelompok yang ada di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu yang berkomoditas usaha peternakan sapi perah dan usaha pertanian. KWT Margi Rahayu beranggotakan 20 Orang dengan mayoritas anggotanya memiliki ± 3-10 ekor ternak sapi perah. Produk permen susu yang dibuat oleh KWT Margi Rahayu bertujuan untuk meningkatan nilai ekonomis susu segar, akan tetapi dalam pemasaran produk permen susu belum berjalan maksimal karena keterbatasan SDM, legalitas produk, dan strategi marketing mix yang kurang dipahami dan diterapkan.

Dalam mengatasi masalah tersebut, maka akan dilaksanakan kajian di Kelompok Wanita Tani Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu mengenai Pemasaran Permen Susu dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) untuk selanjutnya dilakukan penyuluhan mengenai pemasaran permen susu dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) di KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran (Marketing Mix) yang meliputi 9P (Product, Promotions, Price, Place, People, Process, Physical

(15)

Evidence, Payment, dan Packaging) dalam pemasaran permen susu di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

2. Bagaimana Rancangan Penyuluhan tentang pemasaran produk permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran/ Marketing Mix pada Anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

3. Bagaimanakah Evaluasi Peningkatan Pengetahuan dari Kegiatan Penyuluhan tentang pemasaran produk permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran/ Marketing Mix di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Penerapan Marketing Mix yang meliputi 9P (Product, Promotions, Price, Place, People, Process, Physical Evidence, Payment, dan Packaging) dalam pemasaran permen susu di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

2. Merancang Penyuluhan tentang pemasaran produk permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran/ Marketing Mix pada Anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

3. Mengevaluasi Peningkatan Pengetahuan dari Kegiatan Penyuluhan tentang pemasaran produk permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran/ Marketing Mix di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

1.4 Manfaat

1. Bagi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang, sebagai perantara untuk mengenalkan institusi kepada masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini 2. Bagi Mahasiswa

a) Sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Terapan Peternakan di Polbangtan Malang

(16)

b) Sebagai pembelajaran mengenai Konsepsi Bauran Pemasaran/

Marketing Mix yang meliputi 9P (Product, Promotions, Price, Place, People, Process, Physical Evidence, Payment, dan Packaging) dalam pemasaran permen susu di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

c) Agar mampu merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi penyuluhan di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

3. Manfaat Bagi Peternak

a) Dapat dijadikan sebagai media pembelajaran mengenai strategi Marketing Mix dalam pemasaran produk permen susu

b) Dapat melakukan evaluasi untuk pengembangan usaha pengolahan berupa permen susu kedepannya

c) Dapat memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan produksi permen susu.

(17)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Santoso, dkk. (2017) yang berjudul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Permen Susu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Marketing Mix terhadap loyalitas konsumen permen susu pada UMKM permen susu di Kecamatan Moyo Hilir. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini merupakan masyarakat Kecamatan Sumbawa, Yang dalam penentuannya menggunakan Teknik random sampling dengan mengambil sampel 100 orang responden.

Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda yang terdiri dari uji validitas, reliabilitas, uji tuji f, uji determinasi dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Marketing Mix berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen dengan tingkat kepercayaan 62,2% sedangkan sisanya 37,8% yang dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti, dan mengintensifkan promosi serta efektivitas penjualan yang menggunakan media sosial.

Penelitian oleh Sartika, dkk. (2020) dengan judul “Penerapan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) sebagai Strategi Pemasaran Produk Gulo Puan Desa Bangsal”. Gulo puan terdiri dari gulo yang merupakan gula, dan puan berarti susu kerbau. Gulo Puan juga dapat diolah kembali sebagai caramel/

permen Gulo Puan yang disebut Puan Candy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai jual Gulo Puan, selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan, jenis produk serta jumlah omset dalam penjualan gulo puan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelatihan pengemasan produk, workshop pembuatan produk baru dan workshop penggunaan e- commerce. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan

(18)

bahwa produk, promosi, harga dan tempat/ lokasi mempengaruhi loyalitas konsumen dalam membeli produk olahan puan. Hal ini diperlihatkan bahwa terdapat pengaruh pada pelaksanaan PKMS terhadap mitra

Penelitian oleh Rohmat, dkk. (2020) yang berjudul “Pengaruh Segmenting dan Targeting Terhadap Strategi Pemasaran Permen Jahe Cantik pada PD. Tasacika”. Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui pengaruh segmentasi dan targeting terhadap strategi pemasaran permen jahe cantic PD. Tasacika Kabupaten Sukabumi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode eksplanatory. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode wawancara, observasi dan penyebaran kueioner sebagai instrumen penelitian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara segmenting dan targeting secara simultan terhadap strategi pemasaran pada permen jahe cantic di PD. Tascika hal ini mempunyai arti bahwa segmentasi dan targeting memiliki peran penting untuk menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien pada perusahaan.

Penelitian oleh Widanti, dkk. (2020) dengan judul “Pendampingan Pengembangan Produk Permen Susu di Desa Balerante Jawa Tengah”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk olahan susu sapi berupa aneka jeniss permen, hal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai ekonomi susu dan memperpanjang umur simpannya.

Metode pelaksanaan pengabdian berupa pelatihan pembuatan permen susu dan pendampingan uji coba produksi, pemasaran dan perizinan PIRT. Hasil setelah dilakukannya pelatihan dan pendampingan yaitu kelompok ternak mengalami peningkatan keterampilan mengolah susu menjadi berbagai jenis permen susu. Hasil perhitungan analisis ekonomi sederhana yang telah

(19)

dilakukan menunjukkan bahwa usaha tersebut cukup menguntungkan dan kedepannya dapat lebih dikembangkan lagi.

Penelitian oleh Suryaningsih, dkk. (2021) yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Soft Candy sebagai Produk Olahan Susu untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak Sapi Perah Desa Kemuning Lor”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknologi pembuatan permen susu dan menghuting analisa kelayakan usaha produksi soft candy guna meningkatkan pendapatan peternak sapi perah di Desa Kemuning Lor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, sosialisasi dan pelatihan meliputi demonstrasi teknologi pembuatan permen susu dan melakukan analisis kelayakan usaha produksi permen susu (soft candy). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak susu sapi perah dapat membuat permen susu (soft candy) dengan maksimal daya simpan 3 bulan serta dalam kondisi kemasan yang baik. Permen susu tersebut dimitra dan layak di produksi dengan maksimal produksi 6L setiap 2 hari, nilai BEP yang dihasilkan yaitu 51 kemasan dengan laju keuntungan 61,88% dan dengan memproduksi permen susu (soft candy) ini pendapatan peternak Desa Kemuning Lor meningkat sebesar Rp. 1.284.375/ bulan.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pemasaran

Menurut Sunyoto (2012), Pemasaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran dengan pihak-pihak yang berkepentingan di perusahaan.

Selain itu pemasaran juga bertujuan untuk mensejahterakan pekerja yang berperan dalam kegiatan produksi dan masyarakat sekitar.

Kotler dan Amstrong (2012) juga mengemukakan pendapat terkait definisi pemasaran yaitu proses sosial dan manajerial pada perorangan

(20)

atau organisasi dengan memperoleh apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka inginkan melalui proses penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain.

Melakukan pemasaran produk membutuhkan strategi yang matang dan tepat untuk dapat meningkatkan penjualan dengan memperhatikan segmentasi pasar, target strategi posisi pasar dan memperhatikan bauran pemasaran (Wibowo, 2015). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sinulingga, 2015) penempatan strategi pemasaran yang benar adalah langkah awal untuk meningkatkan penjualan.

2.2.2 Permen Susu

Permen susu adalah produk olahan berbahan dasar susu yang berwarna coklat dengan bahan tambahan yang diizinkan atau tanpa penambahan makanan lain yang berbentuk padat. Permen susu biasanya dibuat dari campuran gula, essense, agar-agar dan susu murni. Gula, essense, dan agar-agar serta protein hewani susu akan mempengaruhi pengkristalan dan perubahan warna menjadi coklat. Sedangkan, penambahan gula dapat meningkatkan kekerasan permen susu yang dikenal dengan istilah grainy. Reaksi pencoklatan yang terjadi pada proses ini akan menghasilkan flavor, aroma, rasa dan warna coklat. (Suhartini, 2019)

2.2.3 Bauran Pemasaran/ Marketing Mix

Bauran pemasaran merupakan kombinasi antara variabel atau dapat dikatakan sebagai aktivitas inti dari sebuah kegiatan pemasaraan, sedangkan variabel yang dimaksud adalah respon pembeli atau konsumen yang dapat mempengaruhi dan dikendalikan oleh organisasi/ perusahaan (Assauri, 2014). Menurut Adrianah, 2017 bauran pemasaraan sangat penting untuk menghubungkan antara kepuasan pelanggan dengan

(21)

berapa jumlah pelanggan yang diharapkan. Dalam menentukan sebuah konsistensi pada strategi pemasaran bergantung pada beberapa faktor yaitu harga, distribusi, produk, promosi, personel, proses serta bukti fisik.

Kotler (2005) berpendapat bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran teknis yang dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan respon yang diinginkan pada pasar sasaran. Kotler dan Armstrong juga mengemukakan bahwa konsep bauran pemasaran ada 4 diantaranya yaitu product, place, prize dan promotion.

Lalu, pada saat yang sama Boom dan Bitner menambahkan bahwa dalam bisinis jasa terdapat konsep pemasaran selain 3P. Yazid (2016) mengusulkan bahwa bauran pemasaran juga mencakup 3P lainnya, yaitu people, physical evidence dan process. Lalu dalam hal ini terdapat penambahan 2P lainnya yang tergolong pada konsep bauran pemasaran produk yaitu payment dan packaging.

Adapun konsep-konsep dalam bauran pemasaran antara lain:

2.2.3.1 Product (Produk)

Kotler dan Amstrong (2008) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen dengan tujuan menarik perhatian konsumen serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Nana (2015) Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar utnutk mendapatkan perhatian, dibeli, dimanfaatkan dan digunakan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Danang (2012) Produk akan selalu mengalami daur hidup, yang terdiri dari:

a. Pengenalan produk

(22)

Pada tahap pengenalan ini, produsen mulai mengenalkan produknya melalui promosi. Promosi bertujuan untuk menarik perhatian konsumen agar tau informasi produk dan mau membeli produk.

b. Pertumbuhan produk

Dengan dilakukannya promosi, produk mulai dikenal dengan masyarakat dan pada saat ini, produk mengalami peningkatan penjualan, hal ini merupakan proses dimana produk mengalami pertumbuhsn penjualan

c. Kejenuhan produk

Pada tahap kejenuhan ini, konsumen mulai bosan dengan produk, pada tahap ini produsen diuji dengan tantangan yang besar dalam hal pemasaran yang disebabkan oleh persaingan usaha.

d. Penurunan produk

Pada tahap ini, produk mengalami penurunan dalam hal penjualan.

Untuk dapat meningkatkan penjualan kembali, produsen harus memiliki inovasi terhadap produk untuk menarik perhatian konsumen.

2.2.3.2 Price (Harga)

Kotler dan Amstrong (2008) harga yaitu sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk atau juga dapat didefnisikan sebagai jumlah dan nilai yang ditukarkan para pelanggan/ konsumen untuk memperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk. Menurut Kolter dan Amstrong (2008), ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu (1) faktor internal perusahaan, meliputi: tujuan pemasaran, perusahaan, strategi bauran pemasaran dan biaya produksi, (2) faktor eksternal perusahaan, meliputi: sifat pasar dan permintaan, adanya persaingan, kebijaksanaan serta peraturan pemerintah.

(23)

Adrianah (2017) juga menyatakan hal yang sama mengenai definisi Harga. Harga dapat diartikan sebagai jumlah uang yang digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh produk berupa barang/jasa, harga juga diartikan sebagai penentu nilai produk di benak konsumen.

2.2.3.3 Place (Harga)

Menurut Hurriyati (2019) Dalam produk industry manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two level channels dan multilevel channels) Tempat merupakan saluran distribusi yang termasuk salah satu elemen bauran pemasaran dan bertanggung jawab menyediakan produk baik berupa barang/ jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen (Hariyati,2017). Produk yang dihasilkan baik barang/jasa dapat dicari dan ditemukan pada saat konsumen membutuhkan produk tersebut di lokasi/ tempat (Nursyrwan et.al., 2020).

Indikator dari variabel place merupakan indikator lokasi yang meliputi: letak, moda transportasi yang bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam menjangkau lokasi, kenyamanan serta keamanan lokasi (Philip,2002). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agusrinal (2014) lokasinya lebih unggul, jalnnya mudah dijangkau baik dengan kendaraan atau tidak.

2.2.3.4 Promotion (Promosi)

Hurriyati (2019) mengartikan promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Ratih juga menjelaskan bahwa sebagus apa kualitas produknya jika konsumen belum pernah mendengar, dan belum mengetahui berguna atau tidak bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. Pada hakikat menurut Buchari Alma (2004), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang merupakan sebagian dari aktivitas pemasaran yaitu dengan menyebarkan

(24)

informasi terkait produk, mempengaruhi/ membujuk konsumen dengan penawaran yang menarik, agar konsumen bersedia membeli/ menerima serta loyal terhadap produk yang ditawarkan.

Menurut Suryana (2013), usaha-usaha yang dilakukan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat dikenal, ketahui dan merasa dibutuhkan konsumen yaitu dengan melakukan (1) menginformasikan barang/jasa yang di produksi kepada konsumen, (2) membujuk konsumen agar mau membeli barang/jasa yang diproduksi, (3) mempengaruhi konsumen sebisa mungkin agar tertarik terhadap barang/jasa yang dihasilkan.

Suryana menyatakan bahwa sebenarnya kegiatan promosi hanya seputar periklanan dan promosi agar produk yang dihasilkan baik barang/jasa dapat dikenal konsumen.

Bauran promosi/ komunikasi pemasaran itu terdiri dari (1) periklanan/

advertising, (2) promosi penjualan/ sales promotion, (3) hubungan masyarakat/ public relation, (4) penjualan personal/ personal selling, (5) pemasaran langsung/ direct marketing (Nana,2015).

2.2.3.5 People (SDM yang terlibat)

Bauran pemasaran people berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia, job description, recruitment, pelatihan/

pengembangan SDM dan motivasi kerja. Menurut Faustinus (dalam Adhaghassani, 2016) ’Perencanaan SDM merupakan fungsi pertama yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi. Perencanaan SDM adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh management guna menjamin bahwa organisasi/perusahaan tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Faustinus juga mengatakan bahwa dalam management sumber daya manusia, perlu adanya pelatihan dan pengembangan kerja

(25)

untuk mencapai kinerja yang sesuai dengan klasifikasi kerja, dalam pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar.

Akan tetapi dalam SDM tidak hanya menyangkut seperti apa job description, recruitment dan apapun yang menyangkut tenaga kerja.

Menjadi seorang produsen/ penjual yang baik juga termasuk dalam aspek People, Menurut Anonimous (2013) menjadi produsen yang professional dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memahami produk 2. Memahami konsumen

3. Menjadi seorang rekan kerja yang baik 4. Jujur

5. Siap membantu 6. Tampil beda 7. Cekatan 2.2.3.6 Process (Proses)

Hurriyati (2019) menjelaskan bahwa proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan produk baik barang/ jasa. Proses memiliki arti suatu upaya yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Nirwana dalam Murtini, dkk (2019) ‘proses merupakan variabel yang penting dalam perusahaan baik produk barang ataupun jasa yang berkaitan dengan aktivitas yang dapat melibatkan prosedur, tugas, rencana kerja, mekanisme dan juga aktivitas’

2.2.3.7 Physical Evidence (Tampilan Fisik)

Physical Evidence adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga termasuk suasana. Karakteristik lingkungan merupakan segi paling

(26)

Nampak dalam kaitannya dengan situasi (Adhaghassani, 2016).

Sedangkan menurut Zeithaml, Bitner dan Gremler (2006) physical evidence merupakan lingkungan dimana perusahaan memberikan layanannya dan lokasi dimana perusahaan dapat berinteraksi dengan konsumen, serta berbagi komponen yang tampak (tangible) dalam menunjang kinerja dan kelancaran pelayanannya.

2.2.3.8 Packaging (Pengemasan)

Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan bahwa beberapa keputusan yang berhubungan dengan pengembangan dan pemasaran produk individual itu salah satunya mengenai packaging (pengemasan).

Kemasan merupakan wadah atau alat yang berguna untuk melindungi produk agar tetap dalam keadaan baik hingga ke tangan konsumen.

Kemasan itu terdiri dari:

a. Kemasan dasar (primary package)

b. Kemasan tambahan (secondary package) c. Kemasan pengiriman (shipping package) 2.2.3.9 Payment (Pemasaran)

Payment atau yang juga dimaksud dengan pembayaran adalah system pembayaran dalam sebuah transaksi yang dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (Yovita, 2020)

2.2.4 Pengertian Penyuluhan

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

(27)

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup 2.2.5 Tujuan Penyuluhan

Mulyadi (2013) menyatakan tujuan penyuluhan pertanian mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu menumbuhkan perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap, dan motivasi petani terhadap kegiatan usaha tani yang dilakukan.

Tujuan penyuluhan jangka panjang yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan pemerintah terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan rakyat desa, serta mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

Berdasarkan Permentan nomor 47 tahun 2016, tujuan peyuluhan dirumuskan melalui 2 prinsip yaitu ABCD dan SMART. Yang diantaranya terdiri dari (ABCD) Audience (sasaran), Behavior (perubahan perilaku yang dikehendaki/ diharapkan), Condition (kondisi yang akan dicapai), dan Degree (derajat kondisi yang diinginkan/ dicapai) serta (SMART) yang terdiri dari Spesific, Measurable, Actionary, Realistic dan Timely yang artinya upaya yang dilakukan harus focus/ khusus yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat diukur, tujuan yang ditetapkan dapat dicapai oleh sasaran, masuk akal dan memiliki Batasan waktu untuk mencapai tujuan tersebut.

2.2.6 Sasaran Penyuluhan

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), ada dua

(28)

golongan yang berhak dijadikan sasaran dalam kegiatan penyuluhan yang meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama yang dimaksud adalah pelaku utama dan pelaku usaha, sedangkan sasaran antara adalah pemangku kepentingan lainnya. Dalam hal ini pemangku kepentingan lainnya dapat berasal dari lembaga pemerhati penyuluhan maupun generasi muda dan tokoh masyarakat. Karakteristik sasaran dalam melakukan penyuluhan dapat dilihat berdasarkan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran serta keadaan sosial dan budaya dari sasaran

2.2.7 Materi Penyuluhan

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K) materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam bahasa teknis penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut sebagai informasi pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan masyarakat tani).

2.2.8 Metode Penyuluhan

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K) metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, maudan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru)

(29)

2.2.9 Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut (Anonim, 2017). Media penyuluhan pertanian dapat diartikan segala bentuk benda yang berisi pesan atau informasi yang dapat membantu kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian berguna untuk mengefektifkan komunikasi antara sumber informasi dan penerima informasi. Dalam kegiatan penyuluhan, penyampaian informasi dengan kata-kata tidak selalu dapat dimengerti, untuk itu diperlukan media untuk membantunya. Media penyuluhan pertanian disebut juga sebagai alat bantu penyuluhan pertanian yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa dan dicium dengan maksud untuk memperlancar komunikasi (Yudi dan Andi, 2019).

2.2.10 Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil, dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu kegiatan (Utami, 2018).

(30)

2.3 Alur Pikir Penelitian

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

1. Produksi susu di Kota Batu mencapai 23.984.354 liter/ Tahun (Data Potensi Wilayah, 2020) 2. Populasi Populasi sapi perah di Kecamatan Bumiaji yaitu 3.422 ekor (BPS,2020)

3. Terdapat KWT Margi Rahayu di Desa Gunung Sari sebagai salah satu kelompok yang memiliki komoditas peternakan sapi perah.

Kesenjangan 1. Kurang maksimalnya pemasaran produk permen susu

2. Minimnya pengetahuan peternak mengenai pemasaran produk permen susu

Kondisi yang diharapkan

1. Pemasaran permen susu dapat dilaksanakan dengan maksimal

2. Meningkatnya kegiatan produksi permen susu

3. Meningkatnya pendapatan peternak melalui penjualan permen susu

Keadaan sekarang

1. Rendahnya harga susu yaitu Rp. 5.000- 5.500/liter 2. KWT Margi Rahayu meningkatkan nilai jual susu dengan membuat produk olahan susu yaitu permen susu

3. Pemasaran produk permen susu belum maksimal 4. Produksi permen susu menurun karena pandemi

Rancangan Penyuluhan Sasaran

Anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan Bumiaji Kota Batu

Materi

Pemasaran permen susu degan pendekatan bauran pemasaran (marketing mix)

Media Folder Metode Diskusi dan Ceramah

Evaluasi

Kajian

Pemasaran Permen Susu dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) di KWT Margi Rahayu Desa Gunung Sari Kecamatan

Bumiaji Kota Batu

Implementasi

Evaluasi Penyuluhan

Rencana Tindak Lanjut

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Lokasi pelaksanaan kajian di KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Pelaksanaan kajian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2022

Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan dilaksanakan pada bulan Maret- April 2022 yaitu setelah selesainya pelaksanaan kajian. Kegiatan penyuluhan juga dilaksanakan di KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

3.2 Metode Kajian

3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam kajian ini adalah seluruh Produsen produk permen susu yang merupakan Anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu sejumlah 20 orang dan Konsumen produk permen susu KWT Margi Rahayu dengan kriteria khusus.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu menggunakan dua metode yaitu sampel jenuh untuk produsen permen susu, Menurut Sugiono (2016) sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel dengan melibatkan seluruh anggota populasi sebagai sampel, Teknik pengambilan sampel ini biasa dilakukan ketika jumlah populasi relative kecil, yaitu kurang dari 30 orang. Dan metode insidental sampling untuk konsumen produk permen susu sebanyak 8 orang, sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ incidental bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel (Sugiono, 2016).

(32)

3.2.2 Jenis Data a. Data primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti, melalui hasil wawancara dengan responden penelitian meliputi informasi tentang unsur-unsur Marketing Mix yang meliputi 9P (Product, Promotions, Price, Place, People, Process, Physical Evidence, Payment, dan Packaging)

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari lembaga/instansi yang meliputi BPP, Desa/ Kelurahan melalui programa penyuluhan pertanian dan identifikasi potensi wilayah lokasi penelitian yaitu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

3.2.3 Teknik Pengambilan Data a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur ini nantinya akan digunakan dalam pengumpulan data dengan menyiapkan kuesioner yang telah disediakan dan berisi tentang pertanyaan yang sudah terlampir pada Lampiran 9.

b. Survei

Survei biasanya dilakukan pada penelitian yang berjumlah populasi besar maupun kecil. Survei juga dapat menentukan keakuratan hasil pengamatan dengan kuesioner yang sudah dibagikan dan diisi.

3.2.4 Analisis Data

Analisis yang digunakan dala penelitian ini yaitu Deskriptif Kuantitatif.

Menurut Bungin (2015) Penelitian Deskriptif Kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan berbagai kondisi

(33)

atau situasi yang sebagaimana dapat diwawancara, diobservasi serta dapat diungkapkan melalui bahan dokumenter. Metode analisis deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu ataupun lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono 2012)

3.2.5 Pengujian Validitas Instrumen a. Expert Judgment

Expert Judgment merupakan validitas yang membutuhkan pendapat ahli bidangnya, dalam hal ini adalah bidang pemasaran.

Instrument yang sudah dibuat selanjutnya dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan diukur yang berlandaskan teori spesifik pemasaran untuk selanjutnya dapat dikonsultasikan dengan yang berkompeten baik dosen pembimbing atau pakar ahli pemasaran lainnya. Dan hasil dari konsultasi tersebut dijadikan masukan untuk penyempurnaan instrument sehingga layak digunakan dalam pengambilan data penelitian.

3.3 Metode Perancangan Penyuluhan 3.3.1 Penetapan Tujuan Penyuluhan

Perumusan tujuan penyuluhan yang digunakan yaitu, rumus SMART yang terdiri dari Spesific (Khusus), Measurable (Terukur), Actionary (Dapat dikerjakan), Realistic (Sesuai kemampuan) dan Timely (dengan batas waktu). Dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan Anggota KWT Margi Rahayu dalam hal Pemasaran Permen susu dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix).

3.3.2 Penetapan Sasaran Penyuluhan

(34)

Sasaran dalam penyuluhan merupakan pihak yang berhak dalam menerima manfaat penyuluhan. Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu anggota KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Batu Kota Batu.

3.3.3 Penetapan Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang akan digunakan terkait dengan kajian yaitu tentang Pemasaran Permen Susu Dengan Pendekatan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) di KWT Margi Rahayu Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

3.3.4 Penetapan Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan cara atau Teknik yang harus dipahami oleh seorang penyuluh, Bersama dengan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Berkaitan dengan hal itu, pemilihan metode penyuluhan, perlu memperhatikan karakteristik sasaran penyuluhan hal ini dilakukan agar sasaran dapat dengan mudah menangkap apa yang disampaikan oleh penyuluh.

3.3.5 Penetapan Media Penyuluhan

Media penyuluhan merupakan perantara atau alat bantu dalam pelaksanaan penyuluhan yang dapat membuat sasaran dapat menerima informasi atau pesan yang disampaikan melalui penyuluhan. Berkaitan dengan hal itu, penetapan media penyuluhan diperlukan pertimbangan dengan melihat karakteristik sasaran agar dapat memahami materi penyuluhan.

3.4 Metode Implementasi 3.4.1 Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan yaitu 1) Tempat diselenggarakannya penyuluhan, 2) Materi

(35)

Penyuluhan/ Sinopsis, 3) Media Penyuluhan, 4) Metode Penyuluhan, 5) LPM/ Lembar persiapan menyuluh, 6) Daftar hadir penyuluhan, 7) Kuesioner, dan 8) Pembuatan berita acara penyuluhan untuk dijadikan bukti bahwa kegiatan penyuluhan benar-benar dilaksankan. Beberapa hal diatas perlu dipersiapkan dengan matang untuk kelancaran berlangsungnya kegiatan penyuluhan.

3.4.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan urutan acara yang meliputi: Pembukaan, Perkenalan diri, Kegiatan penyuluhan, Pengisian kuesioner dan Penutup. Selain itu, dalam pelaksanakan penyuluhan ini juga harus memperhatikan komunikasi agar dapat memaksimalkan tersampainya isi (pesan) dari penyuluhan tersebut.

3.4.3 Evaluasi Penyuluhan

Metode evaluasi yang akan digunakan dalam penyuluhan ini merupakan metode deskriptif kuantitatif. Evaluasi penyuluhan dilakukan dengan instrument yang berupa kuesioner evaluasi penyuluhan untuk mengukur peningkatan pengetahuan peternak terhadap penyuluhan yang telah dilaksanakan mengenai pemasaran permen susu dengan pendekatan bauran pemasaran (marketing mix).

Kuesioner yang digunakan untuk mengevaluasi penyuluhan yaitu menggunakan skala ordinal dengan teknik pemberian penilaian (scoring) menggunakan metode rating scale, dengan penialaian sebagai berikut:

a. Skor sangat tinggi, dengan skor 4 b. Skor tinggi, dengan skor 3

c. Skor rendah, dengan skor 2

d. Skor sangat rendah, dengan skor 1

Adapun kriteria penialaian dalam aspek pengetahuan yaitu sebagai berikut:

(36)

Tabel 1. Kriteria Penilaian Aspek Pengetahuan

Variabel Dimensi

Pengetahuan Mengetahui

Memahami Menerapkan Menganalisis Mengsintesis Mengevaluasi Sumber: Mardikanto,2007

(37)

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Variabel

Marketing Mix (X)

Product Segala sesuatu yang ditawarkan pada konsumen baik berupa barang/ jasa

Price

Satuan moneter/ nilai yang harus ditukarkan untuk memperoleh hak kepemilikan berupa produk barang/

jasa

Promotion

Kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan/ mengkomunikasikan suatu produk barang/ jasa kepada konsumen

Place

Tempat berlangsungnya kegiatan penukaran hak kepemilikan yang berupa barang/jasa

People Orang yang bertindak/ terlibat dalam pelayanan terhadap konsumen Process Prosedur dalam aktivitas penyediaan

produk baik barang/ jasa

Physical Evidence

Sarana pendukung berupa fisik penampilan yang dapat membantu konsumen dalam hal kenyamanan dalam menggunakan produk berupa barang/ jasa

Packaging

Sarana pendukung berupa

perlindungan produk, desain kemasan, dan informasi produk untuk

meningkatkan nilai dan fungsi sebuah produk

Payment

Prosedur pembayaran dalam

penukaran produk berupa barang/ jasa baik secara electronik ataupun tidak

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Wilayah 4.1.1 Letak dan Luas Wilayah

Desa Gunungsari merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Bumiaji, dan terletak di lereng Gunung Banyak yang memiliki ketinggian rata-rata 1000 mdpl. Suhu di Desa Gunungsari ini mencapai rata-rata 18-25℃ dan memiliki bentang wilayah yang berbukit.

Secara geografis, Desa Gunungsari terletak ± 5 km di sebelah utara dari pusat pemerintahan Kota Batu dengan Batasan wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Punten 2. Sebelah Timur : Desa Sumberejo 3. Sebelah Selatan : Desa Pandesari Pujon 4. Sebelah Barat : Desa Sidomulyo

Secara administratif, Desa Gunungsari memiliki luas wilayah ± 318.883 Ha (4.106 Km2) yang terdiri dari 10 Dusun diantaranya yaitu Dusun Kapru, Dusun Brau, Dusun Pager, Dusun Gunung, Dusun Jantur, Dusun Prambatan, Dusun Kandangan, Dusun Talangrejo, Dusun Ngebruk, Dusun Celaket Dan Dusun Brumbung yang terbagi menjadi 2.

Berdasarkan hasil regristrasi penduduk, Jumlah Keluarga di Desa Gunungsari sebanyak 2.736 KK dengan jumlah penduduk 7.895 orang yang terdiri dari 3.880 orang laki-laki dan 4.015 orang perempuan, yang sebanyak 3,8% memiliki pekerjaan sebagai peternak yaitu sejumlah 306 orang (Programa BPP Bumiaji, 2021).

(39)

4,2

3,65

2,15

2,7

4,6

3,55

4,25

4,8

3 4,75

4,12

2,5 2,75

4,75

3,62 3,75

4,3

3

0 1 2 3 4 5 6

Product Price Place Promotion People Process Physical Evidence

Packing Payment Hasil Kajian Aspek Penerapan Bauran Pemasaran 9P

Produsen Konsumen

4.2 Potensi Sektor Peternakan Sapi Perah Desa Gunungsari

Adapun Potensi Sektor Peternakan Sapi Perah yang berada di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2. Sektor Peternakan

No Jenis Ternak Dewasa

Jtn Btn

1. Dewasa 39 529

2. Muda 93 104

3. Anak 85 192

JUMLAH 217 825

Sumber: Programa BPP Bumiaji, 2021

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa potensi sapi perah dengan jumlah 1.042 ekor dengan produksi susu rata-rata 3.042.640 liter/tahun dengan produksi 7-12 liter/ekor/hari (Programa BPP Bumiaji, 2021).

4.3 Hasil Kajian Penerapan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 9P

Penerapan 9P oleh KWT Margi Rahayu dalam penjualan permen susu diketahui bahwa terdapat beberapa aspek yang belum dilakukan secara optimal oleh produsen, sehingga kedepannya perlu peningkatan. Beberapa aspek yang belum optimal diantaranya yaitu, Place atau tempat penjualan produk permen susu, Promotion, Process dan Payment, seperti disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Hasil Kajian Sumber: Data primer diolah, 2022

(40)

Berdasarkan hasil rata-rata predikat skor produsen dan konsumen keseluruhan yang didapatkan dari pengisian Checklist kajian lengkap mencakup 9P dapat dikategorikan masuk pada predikat nilai “Baik” dengan masing-masing skor pada produsen 32,95 dan pada konsumen 33,62.

Sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 17, Adapun penjelasan per aspek 9P yaitu, sebagai berikut:

a. Product (Produk)

Produk yang diproduksi adalah permen susu yang terbuat dari 100%

susu sapi murni, tanpa pemanis buatan, tanpa pengawet dan dijamin sebagai produk olahan susu yang aman. Produk ini diproduksi oleh KWT Margi Rahayu yaitu salah satu kelompok wanita tani yang aktif di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

Produk permen susu yang diproduksi telah memiliki merek yaitu

“Healthy” yang diharapkan dapat menyehatkan bagi konsumen yang mengkonsumsinya karena dibuat dari susu sapi murni dengan kandungan vitamin yang sangat banyak. Produk ini memiliki jargon “Sehat, lezat dan penuh manfaat”, dengan berat 100 gram, dan juga terdapat komposisi bahan yang digunakan yaitu susu segar, gula dan agar-agar. Berkaitan dengan hal tersebut dapat dipastikan bahwa produk permen susu merupakan produk yang aman, halal, tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan, memiliki rasa yang enak, dan menggunakan susu yang berkualitas baik.

Kasmir dan Jakfar (2003) menyatakan bahwa ada beberapa strategi dalam pengembangan produk yaitu penentuan logo dan motto produk, menciptakan merek, menciptakan kemasan dan label. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa unsur tersebut produk dapat lebih dikenal dan ingat oleh konsumen (Edi, 2017).

(41)

Berkaitan dengan hasil kajian mengenai penerapan bauran pemasaran (Marketing Mix) pada aspek produk ini mayoritas responden baik produsen maupun konsumen menyatakan bahwa produk sangat memenuhi kriteria penilaian tertinggi dengan melaksanakan 8-9 poin parameter sebagaimana yang telah terdapat pada Lampiran 3. Lembar Checklist kajian dengan predikat rata-rata skor produsen 4,2 dan konsumen 4,75 yang masuk dalam kategori nilai “Baik”. Adapun gambar produk permen susu sebagai berikut:

Gambar 2. Produk permen susu Sumber: Hasil Kajian, 2022 b. Price (Harga)

Harga produk permen susu awalnya ditetapkan secara tidak tertulis dan terhitung oleh produsen yaitu dengan harga Rp.10.000/ pack dengan berat 90 gr permen susu dan dalam pembuatan 1 resep dapat menghasikan 8 pack/bungkus permen susu. Namun, dalam hal ini harga produk akan ditetapkan dengan menggunakan biaya mark-up. Menurut Samryn (2012) Mark Up adalah selisih antara harga jual suatu produk dengan harga pokoknya. Selisih ini biasanya dinyatakan dalam persentase dari biaya yang dapat diperhitungkan. Dengan rumus sebagai berikut:

Harga jual= bahan baku modal + (bahan baku modal x Mark-up) Dengan bahan baku dibawah ini:

(42)

Tabel 7. Bahan Baku

Bahan baku modal Jumlah Harga

Susu murni 3L Rp. 30.000

Gula 500 gr Rp.7.500

Agar-agar 1 sdt Rp. 1.000

Kemasan+stiker Rp.4000/pack Rp. 32.000

JUMLAH Rp. 70.500

Sumber: Data Pribadi diolah, 2022 Dengan perhitungan:

Harga bahan baku = Rp. 70.500

Mark-up = 20%

Harga jual= Rp. 70.500 + (Rp. 70.500X 20%)

= Rp. 86.500/ 8 pack

= Rp. 10.575

Jika dilihat dari perhitungan diatas harga jual produk permen susu yaitu Rp. 10.575. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari harga awal penjualan yang semula Rp. 10.000 produsen dapat dikatakan rugi walaupun hanya Rp.575/packnya hal ini dapat dijadikan alasan untuk menaikkan harga produk permen susu agar lebih meningkatkan keuntungan. Selanjutnya produsen melakukan perbandingan harga dengan beberapa produk permen susu di Kota Batu yaitu seharga Rp. 15.000-Rp20.000/packnya dengan berat yang berbeda-beda. Sehubungan dengan hal tersebut produsen mencoba tes pasar serta untuk pelaksanaan kajian ini dilakukan yaitu dengan memberi harga pada produk permen susu Rp.12.000/packnya.

Pentingnya dilakukan perhitungan biaya Mark-Up yaitu untuk menghitung biaya pokok produksi yang pasti agar penentuan harga jual produk tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sehingga bisa menguntungkan dan mempu bersaing dengan kompetitornya (Oktavia, 2020).

Penetapan harga perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi, baik berpengaruh secara langsung maupun tidak. Faktor

(43)

yang berpengaruh secara langsung yaitu harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Sedangkan faktor yang tidak langsung yaitu produk yang dijual sejenis, potongan harga untuk reseller (Alma, 2006). Disebutkan dalam jurnal penelitian Hesti (Budiwati, 2012), Menurut Kotler indikator variabel harga adalah kesesuaian harga dengan daya beli, kesesuaian harga dengan kualitas produk, adanya potongan harga yang menarik dan adanya cashback jika produk mengalami kerusakan.

Hasil yang didapat dari tes pasar dan pelaksanaan kajian tersebut melalui pengisian Checklist kajian pada bagian price/ harga ini dapat dikatakan bahwa harga produk permen susu “Healthy” yang diproduksi oleh KWT margi rahayu ini terjangkau, harga sesuai dengan kualitas produk, lebih murah dari pesaing dengan predikat rata-rata skor produsen 3,65 “Cukup Baik” dan konsumen 4,12 yang termasuk dalam kategori “Baik”

c. Place (Tempat)

Tempat penjualan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan dan keberlanjutan pemasaran produk permen susu. Namun, dalam hal ini belum terdapat lokasi strategis yang dapat dijangkau oleh konsumen produk permen susu akan tetapi pada saat pelaksanaan kajian dan melakukan tes pasar dengan melakukan pemasaran via online yaitu melalui Instagram, Facebook dan Whatsapp antusias para konsumen cenderung lebih banyak melalui Whatsapp. Secara tidak langsung, jika hal ini nantinya dilakukan secara terus-menerus dapat meningkatkan penjualan produk permen susu.

Menurut Tjiptono dalam jurnal penelitian Hesti (Budiwati,2012) indikator dalam pemilihan tempat yaitu Akses yang misalnya tempatnya mudah dijangkau, Visibilitas yaitu lokasi yang strategis dan sarana serta prasarana

(44)

yang memadai. Adapun tempat pemasaran secara online salah satunya yaitu melalui media sosial, diantaranya adalah melalui penggunaan Instagram, Facebook, Youtube, Tiktok, Twitter serta Whatsapp yang dapat dilakukan secara mudah, murah dan cepat yaitu membuat postingan yang menarik (Anonim, 2021).

Hasil yang didapat dari pelaksanaan kajian melalui pengisian Checklist kajian pada bagian Place/ Tempat dapat dikatakan bahwa dalam pemasaran permen susu ini dibutuhkan lokasi/ tempat yang strategis, yang dapat dijangkau mudah oleh konsumen bak secara online maupun offline. Predikat skor yang didapat dari produsen yaitu 2,15 dan dari konsumen yaitu 2,5 yang masing-masing skor tersebut dalam kategori “Buruk”, sehingga perlunya peningkatan dalam lokasi/tempat pemasaran produk permen susu.

d. Promotion (Promosi)

Promosi dalam pemasaran merupakan yang sangat menentukan keberhasilan program pemasaran, dengan promosi konsumen secara tidak langsung dapat mengetahui informasi/ deskripsi produk baik dari segi harga, tampilan fisik produk, dan lain-lain. Promosi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui online yaitu dengan melalui sosial media seperti Whatsapp, Facebook dan Instragram sehingga promosi dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen. Selain itu promosi juga dapat dilakukan secara offline yaitu dengan mempromosikan produk dengan mulut ke mulut atau dapat melalui penyebaran brosur yang berisi tentang informasi/ deskripsi produk (Evriani, 2021).

Memudahkan konsumen dan produsen baik saat melakukan promosi dan menjangkau informasi produk permen susu melalui promosi, sebaiknya promosi dilakukan secara online selain dapat menghemat biaya, promosi secara online juga dapat dilakukan dengan cepat dan mudah sehingga

(45)

informasi promosi produk permen susu dapat lebih cepat dan mudah dijangkau oleh konsumen. Sementara ini, kegiatan promosi belum dilakukan secara maksimal oleh produsen permen susu yaitu KWT Margi Rahayu dikarenakan hanya melayani pemesanan made by order yaitu jika ada konsumen yang memesan baru dibuatkan produk, tidak melalui kegiatan promosi, hal inilah yang menjadikan faktor kurang dikenalnya produk permen susu “Healthy” yang di produksi oleh KWT Margi Rahayu ini. Yang dapat dibuktikan dari hasil pengisian checklist kajian pada bagian promotion dengan predikat skor produsen 2,7 dan konsumen 2,75 yang dapat dikategorikan

“Buruk”, sehingga kedepannya sangat perlu dilakukan promosi untuk meningkatkan penjualan produk dan agar produk permen susu ini dapat lebih dikenal konsumen secara luas.

e. People (SDM yang terlibat)

SDM (Sumber Daya Manusia) yang terlibat dalam pemasaran produk permen susu ini seharusnya menyangkut tenaga kerja, yaitu mengenai Recruitment, Pelatihan dan motivasi kerja. Menurut Hurriyati (2010) menyebutkan bahwa dalam unsur people terdiri dari beberapa hal, yaitu:

pembagian kerja, rekrutmen karyawan, pelatihan, motivasi dan penghargaan.

Arifka (2021) juga mengatakan bahwa People sangat berperan penting dalam praktik pemasaran, baik sebagai produsen ataupun konsumen.

Berkaitan dengan hal tersebut, karena dalam usaha produksi permen susu ini masih tergolong sebagai UMKM (Usaha Mikro Kelas Menengah) maka SDM yang terlibat dan dimaksud adalah produsen/ KWT Margi Rahayu itu sendiri, sebanyak 20 orang. Dalam hal ini aspek-aspek yang dinilai dalam Sumber Daya Manusia adalah bagaimana pelayanan produsen terhadap konsumen permen susu “Healthy” yang dapat dilihat dari hasil pengisian Checklist bagian People/ SDM yang terlibat dengan predikat skor produsen

(46)

4 ,6 dan konsumen 4,75 yang dapat dikategorikan “Baik”.

f. Process (Proses)

Proses merupakan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam produksi permen susu dari hulu ke hilir, yang meliputi bagaimana prosedur pembuatan permen susu hingga distribusi langsung kepada konsumen. Hal ini sangat penting karena proses dilakukan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Zeithmal dan Bitner yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (Hurriyati, 2010) bahwa proses merupakan seluruh prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan produk.

Sehubungan dengan hal tersebut, hasil yang didapatkan dari pengisian Checklist kajian bagian Proses dengan predikat skor produsen 3,55 dan konsumen 3,62 yang dapat dikategorikan “Cukup”, akan tetapi kedepannya perlu peningkatan lagi untuk proses penjualan dan pemasaran yang lebih baik lagi.

g. Physical Evidence (Tampilan fisik)

Physical Evidence atau yang dapat dikatakan tampilan fisik, dalam produk permen susu yaitu mencakup bagaimana penampilan fisik produk/

komponen yang tampak dalam produk seperti terdapat tanggal expired, kemasan tidak rusak pada saat sudah berada di tangan konsumen, kemasan didesain dengan menarik, dll. Fatihudin dan Firmansyah (2019) mengemukakan pendapat bahwa Bukti Fisik (Physical Evidence) adalah lingkungan, warna, tata letak serta fasilitas tambahan yang berkaitan dengan tampilan sebuah produk/ jasa yang ditawarkan. Bentuk kemasan yang disajikan untuk menarik minat konsumen.

Sehubungan dengan hal tersebut, hasil yang didapatkan dari pengisian Checklist kajian bagian Physical Evidence/ Tampilan fisik produk permen susu

(47)

dengan predikat skor produsen 4,25 yang dapat dikategorikan “Baik” dan predikat skor konsumen “3,75” yang dapat dikategorikan “Cukup”.

h. Packing (Kemasan)

Packing atau Kemasan juga salah satu aspek yang dinilai dalam kajian ini yang merupakan faktor penting dalam penjualan sebuah produk yang meliputi kemasan dasar/ primer, kemasan tambahan dan kemasan pengiriman serta bagaimana jenis bahan pengemasan yang digunakan, dikemas dengan rapi dan bersih. Nurif dan Syukrianti (2010) menjelaskan bahwa kemasan merupakan suatu kesan singkat dalam suatu citra pada produk dari sebuah perusahaan. Kurniawan (2017) juga menjelaskan bahwa desain kemasan yang ada pada sebuah produk yang baik itu bukan hanya dibuat sebagai daya tarik saja, akan tetapi sebagai identifikasi yang memiliki kaitan erat dengan struktur, bentuk, material, warna, tipografi, citra dan elemen desain kemasan yang lain sehingga dapat memiliki fungsi untuk membedakan produk satu dengan produk lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil pengisian Checklist kajian didapatkan hasil predikat skor produsen 4,8 dan konsumen 4,3 yang dapat dikategorikan sama-sama “Baik”.

i. Payment (Pembayaran)

Payment atau Teknis Pembayaran/ Transaksi pembayaran yang dilakukan dalam pembelian produk permen susu, yang meliputi pembayaran permen susu dapat dilakukan dengan mudah, dapat dilakukan tunai maupun non-tunai. Karena jumlah transaksi dalam pembelian permen susu biasanya dilakukan dalam jumlah yang tidak begitu besar, jadi seluruh pembayaran yang dilakukan yaitu dengan cara tunai/ secara langsung. Tidak dapat dipungkiri, jika kedepan usaha permen susu ini dapat berkembang pesat dan dapat dijual melalui e-commerce pembayaran dapat direncanakan melalui

(48)

non-tunai. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengisian Checklist kajian bagian Payment/ pembayaran predikat skor produsen yaitu 3 dan konsumen 3 yang keduanya dapat dikategorikan “Cukup”.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, bongkah paduan Fe-Cr yang terbentuk melalui proses sintering pada suhu 1300 0 C akan memiliki komposisi lebih mendekati dengan komposisi awal

Dari hasil penelitian ini di sarankan kepada masyarakat di lingkungan kelurahan sawit seberang kecamatan sawit seberang untuk memberikan kontrol sosial yang baik terhadap

Permainan dimulai dengan menempatkan tiga orang pemain secara acak pada suatu daerah. Untnk menyederhanakan masalah, dipilih garis lurns sebagai daerah pencarian,

Dalam kasus yang peneliti angkat, terdapat banyak pelajar yang belum memiliki SIM tetapi sudah mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah sendiri. Apa yang

8.640.000,- (Delapan Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu rupiah).. Panitera

Flux dan Welding Speed pada Pengelasan Laser Fiber terhadap Kedalaman Penetrasi, Lebar Lasan dan Tegangan Sisa Esshete 1250 dengan Metode Elemen Hingga.. Pada

Dari beberapa definisi diatas menurut para ahli dapat disintesakan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah surat yang digunakan oleh subjek atau wajib pajak untuk