• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan kehidupan nyata siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Samatoa (2019: 3) yang mengemukakan IPA merupakan mata pelajaran yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Proses pembelajaran IPA di kelas menitik beratkan pada suatu proses percobaan untuk menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini terjadi ketika pembelajaran IPA mampu meningkatkan proses berpikir peserta didik untuk memahami suatu konsep materi sehingga peserta didik mampu mengaplikasinya kedalam kehidupannya sehari-hari.

Pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu siswa menguasai sejumlah fakta dan konsep IPA yang dapat mengembangkan dan menanamkan sikap ilmiah.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada siswa sekolah dasar.

Pembelajaran IPA bertujuan untuk membantu siswa menguasai, memahami sejumlah fakta dan konsep IPA mengenai fenomena alam serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengembangkan dan menanamkan sikap ilmiah pada diri siswa. Mengingat pentingnya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA maka kemampuan siswa dalam memahami konsep IPA harus lebih ditingkatkan, karena nilai pemahaman konsep berarti siswa tidak

(2)

hanya sebatas mengetahui konsepnya saja tetapi siswa juga mampu menjelaskan kembali materi yang diajarkan dengan kalimat sendiri serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman konsep adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep tertentu. Seorang siswa telah memiliki pemahaman konsep apabila siswa telah menangkap makna atau arti dari suatu konsep (Suleman, 2018: 5). Dari pendapat tersebut seorang siswa yang mempunyai pemahaman ia akan mampu menjelaskan kembali materi yang sudah dipelajarinya berdasarkan pemahamannya sendiri sihingga pembelajaran akan menjadi bermakna. Untuk mencapai pembelajaran IPA yang bermakna dan mampu mengaktifkan siswa untuk menguasai konsep-konsep materi pembelajaran IPA yang mampu diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari maka peran guru sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara langsung. Namun dalam kenyataan ketika proses pembelajaran IPA di sekolah dasar masih banyak pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional di mana pembelajaran berpusat pada guru dan berjalan satu arah tanpa melibatkan siswa secara langsung. Pembelajaran yang berlangsung hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum

(3)

menggunakan berbagai pendekatan, metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga pembelajaran hanya berjalan satu arah kurang adanya komunikasi antara guru dan siswa sehingga motivasi dan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat ketika pembelajaran masih kurang optimal. Siswa menganggap pembelajaran IPA tidak menyenangkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran kurang bervariatif guru jarang menggunakan metode, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.

Untuk dapat mengatasi permasalahan pembelajaran IPA seperti itu sebenarnya guru kelas sudah melakukan beberapa tindakan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan beberapa cara seperti menerapkan metode diskusi, penugasan dan mengulang bagian materi yang sulit di pahami oleh kebanyakan siswa. Namun penerapan beberapa metode tersebut kurang maksimal sehingga pemahaman konsep siswa masih rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu pembaharuan dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu metode yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah yaitu menggunakan video interaktif. Dengan banyaknya manfaat dari media video pembelajaran, maka guru dapat memanfaatkan media video dalam proses belajar mengajar untuk menarik perhatian siswa dan memudahkan dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Penggunaan video dalam pembelajaran dapat memberi suasana baru yang inovatif dan interaktif. Selain menjadi daya tarik tersendiri bagi penggunanya video

(4)

juga dapat memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi pembelajaran sehingga menjadi lebih interaktif. Hal ini karena pengguna video berisi gabungan berbagai media yang diformulasikan menjadi satu dan saling terintegrasi sehingga penggunaannya lebih efektif dalam menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran (Hasan, 2021: 3).

Permalsallalhaln yalng sering terjaldi di lalpalngaln aldallalh balnyalk pengaljalr yalng belum malmpu mengoptimallkaln teknologi yalng aldal untuk mewujudkaln sebualh pembelaljalraln yalng melibaltkaln medial pembelaljalraln berbalsis teknologi. Sebalgialn besalr pengaljalr terkendallal permalsallalhaln teknis tentalng prosedur pembualtaln medial pembelaljalraln elektronik balik dalri ralnalh pengualsalaln teknik pemrogralmaln malupun talmpilaln visuall altalu desalin titik paldal alkhirnyal medial pembelaljalraln berbalsis digitall halnyal sebaltals pemindalhaln medial kertals ke medial digitall dengaln talmpilaln yalng salmal daln tidalk aldal interalktifitals. Hall ini yalng menyebalbkaln medial pembelaljalraln menjaldi kuralng optimall (Wibalwalnto, 2017: 3).

Salalt ini malsih balnyalk terdalpalt pengaljalr yalng malsih berfokus dalri buku teks aljalr daln belum memalnfalaltkaln perkembalngaln teknologi. Meskipun medial yalng digunalkaln sudalh membalntu siswal nalmun terkaldalng malsih terdalpalt siswal yalng belum memalhalmi secalral menyeluruh tentalng penjelalsaln malteri dengaln penggunalaln medial yalng digunalkaln. Penyalmpalialn malteri yalng kuralng menalrik membualt kuralngnyal minalt siswal untuk mempelaljalri malteri, sehinggal siswal kuralng mengualsali malteri yalng dialjalrkaln.

Hall ini sejallaln dengaln penelitialn yalng dilalkukaln oleh Kuntalrto (2018: 107) yalng berjudul alnallisis tingkalt pemalhalmaln guru terhaldalp konsep pembelaljalraln

(5)

Alritmaltikal-balhalsal di Sekolalh dalsalr dimalnal alnallisis komponen Perencalnalaln Pendidikaln (RPP) menghalsilkaln skor raltal-raltal 53,45% paldal tingkalt pemalhalmaln guru, lebih kecil dalri skor pedomaln minimum 76%. Berdalsalrkaln pengalmaltaln proses pembelaljalraln, diketalhui balhwal halnyal 23,22% responden altalu 7 oralng yalng memperoleh skor balik. Itu alrtinyal tingkalt pemalhalmaln tentalng konsep pembelaljalraln alritmaltikal-balhalsal relaltif rendalh. Dalri halsil penelitialn ini disaljikaln dengaln salraln- salraln berikut: (1) halrus aldal lalngkalh-lalngkalh untuk meningkaltkaln pembelaljalraln elemen alritmaltikal-balhalsal pemalhalmaln guru, (2) kurikulum pelaltihaln halrus menekalnkaln pemalhalmaln konseptuall.

Selalin itu, paldal penelitialn yalng dilalkukaln oleh Alsriall daln Syalhriall (2019:

253) berjudul Exploring obstalcles in lalngualnge lealrning almong prospective primalry school tealcher dimalnal temualn penelitialn menyaltalkaln balhwal callon guru perlu memiliki kompetensi pengetalhualn balhalsal dallalm melalksalnalkaln pembelaljalraln di kelals. Dallalm upalyal meningkaltkaln pemalhalmaln malteri daln pengualsalaln kompetensi balhalsal yalng balik, callon guru halrus memiliki kriterial yalng teridentifikalsi berdalsalrkaln sembilaln indikaltor.

Berdalsalrkaln beberalpal penelitialn terdalhulu dalpalt disimpulkaln balhwal guru berperaln penting dallalm upalyal pemalhalmaln konsep. Proses pembelaljalraln paldal umumnyal menuntut setialp guru untuk bisal membualt sualsalnal kelals yalng kondusif daln menyenalngkaln, sehinggal dalpalt membalntu siswal dallalm mencalpali tujualn yalng telalh ditetalpkaln.

Berdalsalrkaln survei alwall paldal talnggall 14 September 2022 dengaln mengobservalsi daln mewalwalncalrali walli kelals SDN 10/IV Jalmbi paldal salalt

(6)

pembelaljalraln IPAl di kelals V mengenali Ekosistem, guru dialwall pembelaljalraln tidalk melalkukaln alpersepsi, guru lalngsung menulis malteri di palpaln tulis, kemudialn siswal disuruh malncaltalt malteri tersebut, setelalh siswal mencaltalt guru lalngsung menjelalskaln malteri, ketikal guru menjelalskaln balnyalk siswal yalng tidalk memperhaltikaln penjelalsaln guru, merekal berguralu, ngobrol dengaln temaln- temalnnyal. Balhkaln aldal siswal yalng menalikaln kalkinyal ke altals mejal. Melihalt kondisi kelals seperti itu guru lalngsung memberikaln pertalnyalaln kepaldal siswal seputalr malteri, nalmun merekal terdialm daln tidalk palhalm. Dallalm proses pembelaljalraln guru jugal kuralng menjelalskaln pemalhalmaln konsep IPAl ekosistem.

Berdalsalrkaln alnallisis malsallalh yalng aldal, ditemukalnlalh beberalpal penyebalb malsallalh, alntalral lalin: paldal alwall pembelaljalraln guru tidalk melalkukaln alpersepsi, guru kuralng menjelalskaln tentalng pemalhalmaln konsep IPAl ekosistem, siswal tidalk memperhaltikaln penjelalsaln guru, dallalm menyalmpalikaln malteri kuralng menalrik sehinggal pembelaljalraln teralsal membosalnkaln daln dallalm pembelaljalraln jugal siswal kuralng dallalm tingkalt indikaltor pemalhalmaln konsep yalitu siswal kuralng dallalm menalfsirkaln, memberikaln contoh, mengklalsifikalsikaln daln meringkals IPAl ekosistem. Pembelaljalraln yalng terjaldi di altals mengalkibaltkaln siswal tidalk palhalm tentalng ekosistem daln siswal tidalk beralni mengungkalpkaln pendalpaltnyal. Malsih sering terjaldi dallalm pembelaljalraln IPAl guru menghalralpkaln siswal dialm dengaln sikalp duduk tegalk daln menghaldalp ke depaln, sementalral guru dengaln falsih menceralmalhkaln malteri IPAl. Pembejalraln demikialn jelals bertentalngaln dengaln halkikalt alnalk daln pendidikaln IPAl itu sendiri. Pembelaljalraln IPAl yalng efektif

(7)

dicirikaln alntalral lalin oleh tingginyal kemalmpualn pembelaljalraln tersebut dallalm menyaljikaln halkekalt pendidikaln IPAl di SD yalkni sebalgali proses, produk daln sikalp.

Permalsallalhaln lalinnyal aldallalh balnyalk siswal yalng malsih mengalnggalp malteri IPAl itu sulit di palhalmi. Alnggalpaln seperti itu yalng membualt beberalpal siswal meralsal sulit dallalm mengerjalkaln tes daln sulit memalhalmi malteri-malteri yalng berkalitaln dengaln IPAl sehinggal pemalhalmaln konsep IPAl siswal kuralng memualskaln berdalsalrkaln halsil ulalngaln IPAl. Hall tersebut perlu mendalpalt perhaltialn yalng lebih oleh setialp guru, algalr selallu berusalhal menciptalkaln sualsalnal kelals yalng kondusif, menalrik daln tidalk membosalnkaln untuk siswal sehinggal siswal menjaldi lebih alntusials daln alktif dallalm pembelaljalraln. Berdalsalrkaln kondisi tersebut diralsalkaln perlunyal model pembelaljalraln yalng dalpalt membalntu pesertal didik untuk memalhalmi proses pembelaljalraln IPAl dallalm pemalhalmaln konsep, untuk itu perlu aldalnyal upalyal perbalikaln pembelaljalraln algalr lebih menalrik daln mendorong pesertal didik untuk belaljalr.

Berdalsalrkaln laltalr belalkalng daln permalsallalhaln yalng telalh dijelalskaln malkal peneliti tertalrik untuk melalkukaln penelitialn. Sehinggal penulis mengalngkalt judul penelitialn “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Peserta Didik Pada Muatan IPA Ekosistem Kelas V Sekolah Dasar Menggunakan Video Interaktif”.

(8)

1.2 Rumusan Masalah

1. Balgalimalnal upalyal meningkaltkaln pemalhalmaln konsep pesertal didik paldal mualtaln IPAl ekosistem kelals V Sekolalh Dalsalr menggunalkaln video interalktif di SD N 10/IV Jalmbi?

2. Balgalimalnal proses peneralpaln video interalktif paldal mualtaln IPAl ekosistem kelals V Sekolalh Dalsalr di SD N 10/IV Jalmbi?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetalhui upalyal meningkaltkaln pemalhalmaln konsep pesertal didik paldal mualtaln IPAl ekosistem kelals V Sekolalh Dalsalr menggunalkaln video interalktif di SD N 10/IV Jalmbi.

2. Untuk mengetalhui proses peneralpaln video interalktif paldal mualtaln IPAl ekosistem kelals V Sekolalh Dalsalr di SD N 10/IV Jalmbi.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian adalah sebagai berikut:

a. Dari penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai upaya meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada muatan IPA ekosistem kelas V sekolah dasar menggunakan video interaktif di SD N 10/IV Jambi.

(9)

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi guru di SD N 10/IV Jambi yaitu sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep peserta didik terutama pada muatan IPA ekosistem kelas V sekolah dasar menggunakan video interaktif.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Siswa

Siswa SD N 10/IV Jambi kedepannya dapat meningkatkan pemahaman konsep pada muatan IPA ekosistem dengan menggunakan video interaktif.

b. Guru

Guru di SD N 10/IV Jambi kedepannya dapat menggunakan video interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan KSP Karya Mulya

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode yang paling baik untuk ekstraksi kayu manis adalah microwave solvent extraction

Apakah setelah mengalami pengobatan keluhan kesehatan tersebut terus berulang ketika Bapak kembali bekerja di kabin lokomotif kereta api.. Otot leher terasa

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan metode AAA ( Authentication , Authorization , Accounting ) kemudian dikembangkan menurut hasil dan

Hasil penelitian mengenai pengujian kerapatan papan semen dari pelepah rumbia dengan meng- gunakan perlakuan bahan baku pelepah rumbia tanpa kulit dan dengan kulit menghasilkan

Beberapa penelitian seperti [2], [3], dan [4] menunjukkan hasil yang mengejutkan, beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanpa adanya modifikasi pada SCTP, maka

Endapan ini juga mengandung unsur non-UTJ yang menunjukkan unsur Si yang cukup tinggi bagi unsur non-UTJ sebesar 0.0375% dan unsur P dengan jumlah sebesar