• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Tauhid Tentang Konsep Takdir dalam Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah Tauhid Tentang Konsep Takdir dalam Agama Islam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP TAKDIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tauhid

Dosen Pengampu : Siti Maimunah

Disusun oleh :

Maulana Arif Hidayat

(11140002)

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT dan rasa syukur tiada tara atas terselesaikannya penyusunan makalah “Konsep Takdir”. Dengan harapan tugas ini dapat memenuhi apa yang telah dikriteriakan.

Terimakasih saya sampaikan kepada Ibu Siti Maimunah selaku Dosen Mata Kuliah Tauhid. Tugas ini dapat tersusun atas sumber yang saya peroleh, karena keterbatasan sumber yang ada serta kurangnya pengalaman, sewajarnya apabila tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Saya sangat mengharapkan masukan, saran, dan perbaikan dari siapapun yang sifatnya membangun.

Akhirnya, semoga Allah swt. memberikan kelancaran pada tugas makalah ini dalam menambah ilmu dan wawasan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta,02 Oktober 2011

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Belakangan ini telah banyak manusia yang menyalahi takdir Ilahi. Perlu adanya kekuatan dan kecakapan dalam memahami konsep takdir. Di makalah ini akan ada penjelasan tentang takdir Allah swt. beserta beberapa contoh takdir yang telah diatur oleh-Nya dalam Quran dan Hadist. Pembahasan dalam makalah ini adalah :

 Pengertian takdir secara garis besar  Jenis takdir

 Contoh masalah dalam masyarakat

 Dalil mengenai takdir

 Hikmah beriman kepada takdir

B.Manfaat

Dengan adanya konsep takdir, diharapkan agar setiap insan manusia dapat memahami secara jelas mengenai takdir Allah SWT. Pemahaman konsep takdir berguna untuk kelangsungan hidup manusia di dunia dalam menjalankan amal ibadah dan dapat menambah rasa keimanan kita kepada takdir Ilahi.

C.Tujuan

(4)

lebih paham tentang agama khususnya mengenai takdir Allah swt. terhadap alam dunia dan sekitarnya.

BAB II

ISI

A. PENGERTIAN TAKDIR SECARA GARIS BESAR

Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi tentu ada takdirnya. Takdir merupakan bukti bahwa Allah Maha Esa. Iman kepada Takdir adalah rukun iman yang keenam, oleh karena itu orang yang mengingkarinya termasuk ke dalam golongan orang kafir.1

B. JENIS TAKDIR

Berdasarkan waktu terjadinya  Takdir Azali

Meliputi segala sesuatu sebelum Allah menciptakan bumi dan langit, yaitu takdir Allah setelah menciptakan Qolam dan memerintahkannya menulis segala apa yang ada sampai hari kiamat.

 Takdir ‘Umri

Yaitu takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal penciptaannya, ketika pembentukan sperma (blatokist) sampai pada masa sesudah itu, dan bersifat umum yaitu mencakup rizki, perbuatan, kebahagiaan, dan kesengsaraan.

 Takdir Hauli atau Sanawi

Terkait dengan malam lailatul Qadar, yaitu takdir Allah yang ditetapkan setiap tahun pada malam lailatul Qadar.2

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Takdir

(5)

 Takdir Yaumi

Yaitu dikhususkan untuk semua peristiwa yang telah ditakdirkan dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan dan lain sebagainya.

Berdasarkan urutan ketepatannya

 Takdir Ilmu

Yaitu takdir yang terkait dengan ilmu Allah Yang Maha Mengetahui apa yang terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu secara global dan terperinci yang terjadi sejak zaman azali (yang tidak berpermulaan) sampai abadi (yang tidak berkesudahan).

 Takdir Kitabah

Yaitu takdir Allah terhadap segala sesuatu yang tertulis di Lauhil Mahfudz. Takdir yang ditulis di Lauhul Mahfuzh ini tidak pernah berubah. Berdasarkan ilmu-Nya, Allah telah menuliskan siapa saja yang termasuk penghuni surga dan siapa yang termasuk penghuni neraka. Namun tidak ada satu orangpun yang mengetahui apa yang ditulis di Lauhul Mahfuzh kecuali setelah hal itu terjadi.

 Takdir Masyi’ah

Yaitu takdir Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi di langit dan bumi, yang semuanya terjadi atas kehendaknya. Tidak ada satu perbuatan makhluk pun yang keluar dari kehendak-Nya. Segala sesuatu yang terjadi semuanya di bawah kehendak (masyi’ah) Allah, entah itu disukai atau tidak disukai oleh syari’at.

 Takdir Khalq

(6)

makhluk ciptaan Allah baik itu berupa dzat maupun sifat, demikian juga seluruh gerak-gerik yang terjadi di dalamnya.

Berdasarkan para ulama

diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.

C. CONTOH MASALAH DALAM MASYARAKAT

Jenis Kelamin

Allah swt. menciptakan manusia hanya ada dua jenis kelamin di dunia ini, seiring berjalannya waktu serta kurang pahamnya insan manusia akan takdir Illahi menyebabkan sebagian orang menyalahi takdir kodrat yang telah dianugerahkan Allah swt. kepada kita semua. Telah banyak orang yang kurang menerima takdir dilahirkan sebagai seorang lelaki ataupun sebaliknya, melalui cara operasi mereka lakukan demi terwujudnya keinginan mereka untuk merubah jenis kelamin. Entah apa yang ada di benak mereka hingga rela merubah jenis kelamin hanya karena yakin bukan takdir mereka terlahir sesuai rencana Allah. Adapula kaum yang tidak jelas identitasnya atau sering diistilahkan oleh masyarakat sebagai seorang waria, bahkan ada suatu komunitas waria di sejumlah kota besar yang ada di Indonesia. Betapa murkanya Allah terhadap suatu kaum yang tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Jenis kelamin bukanlah suatu takdir yang bisa diusahakan oleh manusia untuk dirubah sesuai kehendak manusia.

Harta dan Ilmu Dunia

(7)

dapat merubah seseorang yang awalnya miskin menjadi kaya, bodoh menjadi pandai. Allah akan merubah nasib suatu kaum jika mereka ingin berusaha dan tawakal secara maksimal.

D.DALIL MENGENAI TAKDIR

 Dalil yang menunjukkan wajibnya iman kepada takdir terdapat dalam

Alquran dan sunnah, yaitu :

“Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula

pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul

Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang

demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

(Al-Hadid:22)

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar

(ukuran).”

(Al-Qamar: 49).

E. HIKMAH BERIMAN KEPADA TAKDIR

 Seseorang akan selalu dalam kebaikan. Bersyukur ketika Allah swt

(8)

 Seseorang akan senatiasa bekerja keras dan istikamah. Karena, ia percaya dan mengimani bahwa Allah tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali dengan usahanya sendiri.

 Dengan iman kepada takdir berarti mengimani bahwa musibah dan bencana yang datang bukan hanya merupakan kodrat Ilahi, namun juga dikarenakan kesalahan manusia sendiri. Sehingga akan senantiasa mawas diri, selalu berhati-hati, tidak menyombongkan diri, dan menghentikan segala perbuatan yang dapat mendatangkan kerusakan dan adzab Allah swt.

 Senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.3

 Memberikan pelajaran kepada manusia bahawa segala sesuatu

yang ada dalam alam semesta ini hanyalah berjalan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh Zat Yang Maha Tinggi. Oleh sebab itu, jika ia tertimpa kemudaratan, ia pun tidak akan menyesal, tetapi sebaliknya jika ia dilimpahi pertolongan dan keuntungan, ia pun tidak bergembira sehingga lupa daratan. Manakala seseorang itu sudah tidak bersifat kedua hal di atas yakni tidak menyesal, lemah atau lumpuh kerana timbulnya keburukan yang tidak diharapkan, juga tidak gembira yang melampaui batas kerana mendapat pertolongan dan keuntungan, maka itulah seorang manusia yang lurus, terpuji, dapat mencapai arah keluhuran dan ketinggian yang teratas sekali.

BAB III

PENUTUP

(9)

A. KESIMPULAN

Takdir adalah hukum Allah, hukum yang ditetapkan berdasarkan pada kekuatan, daya, potensi, ukuran, dan batasan yang ada pada sesuatu yang ditetapkan hukumnya. Memahami konsep takdir berguna demi kelangsungan hidup umat manusia selama di dunia dalam menjalankan amal perbuatan dan ibadah agar menjadi seorang manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu. Mempercayai takdir dengan sepenuh hati merupakan cerminan keimanan seseorang. Semakin tinggi iman seseorang semakin yakinlah bahwa segala yang diberikan Allah kepadanya merupakan ketentuan yang telah ditentukan.

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kita semua dalam bidang agama khususnya mengenai konsep takdir Allah swt. Dapat juga menambah rasa keimanan kita kepada Allah, karena iman kepada takdir merupakan salah satu yang ada dalam rukun iman umat Islam kepada Allah.

B. FEEDBACK

Referensi

Dokumen terkait

Naluri dapat membawa manusia kepada jalan yang benar tetapi terkadang juga kepada jalan yang salah tergantung kepada individu yang memiliki naluri tersebut untuk dapat

Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam memberikan penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama bagi

Semakin berkembangnya zaman, internet yang pada mulanya digunakan untuk keperluan militer telah berkembang luas menjadi sebuah jaringan raksasa yang

Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak adalah atas kehendak atau takdir

dan Barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi

Di kalangan jumhur ulama umumnya berpendapat bahwa hadis, khabar, dan atsar tidak ada perbedaannya atau sama saja pengertiannya, yaitu segala sesuatu yang dinukilkan dari

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat

Dalam  konsepsi  Islam,  Allah  adalah  nama  diri  ( proper  name )  dari  Dzat  Yang  Maha  Kuasa