• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA “HUKUM DALAM KONSEP ISLAM”

N/A
N/A
Awok Wok

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA “HUKUM DALAM KONSEP ISLAM”"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

“HUKUM DALAM KONSEP ISLAM”

Disusun oleh :

Rendi Setiawan 2023310061 Rama Aranda Putra 2023310064 Muhammad Erayansah 2023310062 Jepriansyah 2023310065 Aidil Andhika Arabiah 2023310063 Miko Umbaran 2023310066

Dosen Pengampu : Dr. Lutfi, S.Ag, M.M

(2)

KONSEP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM

Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak

menyebutkan kata hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada

di dalam Al-Quran adalah kata syarî’ah, fiqh, hukum Allah, dan

yang seakar dengannya. Istilah hukum Islam merupakan terjemahan

dari islamic law dalam literatur Barat. Istilah ini kemudian menjadi

populer. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna hukum

Islam maka perlu diketahui lebih dulu arti masing-masing kata. Kata

hukum secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu

ممكح-ممكحممي hakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdarnya

menjadi اممكح hukman. Lafadz ممكحلمما al-hukmu merupakan bentuk kata

tunggal dari bentuk jamak مماكحلممأا al-ahkam.

(3)

MENUMBUHKAN KESADARAN UNTUK TAAT HUKUM ALLAH SWT Menumbuhkan kesadaran untuk taat hukum Allah SWT dapat kita lakukan dengan cara:

•Menyadari bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk mengabdi kepada-Nya dengan mentaati semua perintah/hukum yang telah ditetapkan Allah SWT.

•Alam semesta beserta isinya merupakan milik Allah SWT. Jadi sudah seharusnya kita sebagai tamu Allah SWT di bumi ini taat dan tunduk kepada Sang Khaliq.

•Allah SWT telah melimpahkan begitu banyak nikmat danramat kepada kita seperti nikmat kesehatan yang tidak ternilai harganya. Maka sebagai bentuk bersyukur kepada Yang Maha Kuasa hendaknya kita harus menjalankan semua hukum yang telah ditetapkan Allah SWT kepada kita.

•Ingat bahwa Allah SWT akan selalu mengawasi apapun yang kita lakukan karena Dialah Zat yang tidak pernah tidur, sehingga kita harusnya malu kalau tidak patuh kepada-Nya.

•Ingatlah akhirat, karena semua kita akan dicatat oleh malaikat yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.

(4)

•Orang yang mulia di sisi Alllah SWT adalah orang yang bertaqwa kepada-Nya yana patuh kepada perintah- Nya, hendaknya kita terpacu untuk menjadi golongan tersebut.

•Bahwa Hukum yang ditetapkan Allah SWT tidak hanya merupakan hubungan vertikal dengan Sang Khaliq, tetapi juga termasuk di dalamnya pengaturan tentang hubungan sesama manusia. Sehingga dengan mentaati hukum Allah SWT maka secara tidak langsung kita telah menjaga silaturrahmia yang baik dengan sesama manusia sehingga dalam menjalani hidup di dunia ini kita akan merasakan ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.

•Menyadari bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendiri, sehingga dengan adanya Hukum yang ditetapkan Allah SWT tentang hubungan manusia.

•Secara horizontal maka kita akan merasakan kemudahan dan kelapangan dalam pergaulan sehari-hari.

Manusia adalah makhluk yang bernafsu sehingga dibutuhkan pengaturan berupa Hukum Alllah SWT yang menjadi pegangan untuk mencapai ketaqwaan.

•Hukum yang diciptakan Allah SWT pada dasarnya adalah untuk kebaikan hamba-Nya sendiri agar terhindar dari malapetaka dan perbuatan tercela.

(5)

Profetik agama berfungsi menjadi agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat peraturan-peraturan yang mengkondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral)

Para ulama banyak menjelaskan tentang urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum di samping Islam. Ada lima point, yaitu :kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya (khusus

Pertama, Iman. Salah satu konsekuensi beriman nya Nabi Muhammad SAW). Dalam Al-Quran Surat Al- Araaf (7) ayat 58:

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang

mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

FUNGSI PROFETIK AGAMA (KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW)

(6)

Kedua, Al Quran. Didalam Al Quran banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rosulullah SAW. Dalam Al-Quran Surat An-Nisaa (4) ayat 59.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Ketiga, Hadits Nabi Muhammad SAW. Diantara argument tentang posisi sunah sebagai sumber hukum dalam Islam dijelaskan sendiri oleh Nabi Muhammad dalam beberapa haditsnya, misal Hadits yang diriwayatkan oleh Malik bin Anas diaman Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama masih berpegang

kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al Quran) dan Sunah ku.”

(7)

Keempat, Konsensus (Ijama) Ulama. Umat telah sepakat tentang posisi sunnah sebagai hukum dalam Islam. Seperti yang ditegaskan dalam Al Quran Surat Al-Anfaal (8) ayat 24 :

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

Kelima, dalil aqli/logika. Al-Quran berisi petunjuk dari Allah masih bersifat global. Sehingga

membutuhkan penjelasan lebih detail dan itulah salah satu peran kunci Sunnah Nabi Muhammad

SAW.

(8)

Posisi Sunnah Nabi SAW terhadap Al Quran Secara umum ulama membagi menjadi tiga macam, yaitu :

 Pertama, menguatkan (Muakkid) hukum suatu peristiwa yang telah ditetapkan hukumnya di dalam Al-Quran. Misal tentang shalat dan zakat.

 Kedua, memberikan perincian terhadap ayat-ayat Al-Quran.

 Ketiga, menciptakan hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Quran.

(9)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi

1) Ada golongan umat manusia yang beriman terhadap Al-Qur'an dan ada yang tidak beriman kepada Al-Qur'an. 2) Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang

Katakanlah : “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) : Jika seseorang meningal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha

Katakanlah : “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu) : Jika seseorang meningal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi

"Sesungguhnya Allah telah menampakan kepadaku bumi sehingga aku bisa melihat dari penjuru timur dan baratnya, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan sampai kesemua

Suhartono dan Nurfaizah Konsep Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Menurut Syaikh Abdul Qodir al-Jailani ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Al-Qur’an Al-Quran menurut terminoligi yaitu firman Allah yang mengandung mukzizat yang diturunkan kepada rasul atau baginda rasul SAW dengan perantara