MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA
“HUKUM DALAM KONSEP ISLAM”
Disusun oleh :
Rendi Setiawan 2023310061 Rama Aranda Putra 2023310064 Muhammad Erayansah 2023310062 Jepriansyah 2023310065 Aidil Andhika Arabiah 2023310063 Miko Umbaran 2023310066
Dosen Pengampu : Dr. Lutfi, S.Ag, M.M
KONSEP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM
Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak
menyebutkan kata hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada
di dalam Al-Quran adalah kata syarî’ah, fiqh, hukum Allah, dan
yang seakar dengannya. Istilah hukum Islam merupakan terjemahan
dari islamic law dalam literatur Barat. Istilah ini kemudian menjadi
populer. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna hukum
Islam maka perlu diketahui lebih dulu arti masing-masing kata. Kata
hukum secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu
ممكح-ممكحممي hakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdarnya
menjadi اممكح hukman. Lafadz ممكحلمما al-hukmu merupakan bentuk kata
tunggal dari bentuk jamak مماكحلممأا al-ahkam.
MENUMBUHKAN KESADARAN UNTUK TAAT HUKUM ALLAH SWT Menumbuhkan kesadaran untuk taat hukum Allah SWT dapat kita lakukan dengan cara:
•Menyadari bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk mengabdi kepada-Nya dengan mentaati semua perintah/hukum yang telah ditetapkan Allah SWT.
•Alam semesta beserta isinya merupakan milik Allah SWT. Jadi sudah seharusnya kita sebagai tamu Allah SWT di bumi ini taat dan tunduk kepada Sang Khaliq.
•Allah SWT telah melimpahkan begitu banyak nikmat danramat kepada kita seperti nikmat kesehatan yang tidak ternilai harganya. Maka sebagai bentuk bersyukur kepada Yang Maha Kuasa hendaknya kita harus menjalankan semua hukum yang telah ditetapkan Allah SWT kepada kita.
•Ingat bahwa Allah SWT akan selalu mengawasi apapun yang kita lakukan karena Dialah Zat yang tidak pernah tidur, sehingga kita harusnya malu kalau tidak patuh kepada-Nya.
•Ingatlah akhirat, karena semua kita akan dicatat oleh malaikat yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.
•Orang yang mulia di sisi Alllah SWT adalah orang yang bertaqwa kepada-Nya yana patuh kepada perintah- Nya, hendaknya kita terpacu untuk menjadi golongan tersebut.
•Bahwa Hukum yang ditetapkan Allah SWT tidak hanya merupakan hubungan vertikal dengan Sang Khaliq, tetapi juga termasuk di dalamnya pengaturan tentang hubungan sesama manusia. Sehingga dengan mentaati hukum Allah SWT maka secara tidak langsung kita telah menjaga silaturrahmia yang baik dengan sesama manusia sehingga dalam menjalani hidup di dunia ini kita akan merasakan ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.
•Menyadari bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendiri, sehingga dengan adanya Hukum yang ditetapkan Allah SWT tentang hubungan manusia.
•Secara horizontal maka kita akan merasakan kemudahan dan kelapangan dalam pergaulan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk yang bernafsu sehingga dibutuhkan pengaturan berupa Hukum Alllah SWT yang menjadi pegangan untuk mencapai ketaqwaan.
•Hukum yang diciptakan Allah SWT pada dasarnya adalah untuk kebaikan hamba-Nya sendiri agar terhindar dari malapetaka dan perbuatan tercela.
Profetik agama berfungsi menjadi agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat peraturan-peraturan yang mengkondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral)
Para ulama banyak menjelaskan tentang urgensi sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum di samping Islam. Ada lima point, yaitu :kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya (khusus
Pertama, Iman. Salah satu konsekuensi beriman nya Nabi Muhammad SAW). Dalam Al-Quran Surat Al- Araaf (7) ayat 58:
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
FUNGSI PROFETIK AGAMA (KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW)