• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Pembuatan Keputusan merupakan bagian kunci

kegiatan:

Eksekutif

Manajer

Karyawan

(4)

Tipe-tipe keputusan

Keputusan terprogram (struktur)

Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis

maupun tidak

Bersifat rutin, berulang-ulang

Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)

Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa

Kebijakan yang ada belum menjawab

(5)

Teknik Keputusan

Terprogram

Tradisional

Kebiasaan

Mengikuti prosedur baku

Saluran informasi disusun

dengan baik

Modern

Menggunakan teknik

“operation research”:

 Formula matematika  Simulasi komputer

Berdasarkan pengolahan

(6)

Teknik Keputusan Tak

Terprogram

Tradisional

Kebijakan intuisi

berdasarkan kreativitas

Coba-coba

Seleksi dan latihan para

pelaksana

Modern

Teknik pemecahan

masalah yang diterapkan

pada :

 Latihan pembuatan

keputusan

 Penyusunan program

(7)

Proses pembuatan

keputusan

( 1 )

1

. Pemahaman dan perumusan masalah

Identifikasi gejala yang muncul

Cari penyebabnya/masalah utama

Cari bagian-bagian yang perlu dipecahkan

Pergunakan analisis sebab-akibat

2

. Pengumpulan dan analisis data yang relevan

Menentukan data yang relevan

Mengumpulkan data

Mencari pola dari data yang terkumpul

3

. Pengembangan alternatif-alternatif

Berdasarkan data, disusun beberapa alternatif

Untuk setiap alternatif susun pro & kontra, konsekuensi, resiko

(8)

Proses pembuatan

keputusan

(2)

4

. Evaluasi Alternatif-alternatif

Nilai efektivitas dari setiap alternatif, tolok ukur

Realistik bila dihubungkan dengan tujuan & sumber daya organisasi

Seberapa jauh memecahkan masalah

5

. Pemilihan alternatif terbaik

Berdasarkan alternatif, alternatif terbaik dipilih atau pilih kompromi

dari beberapa alternatif

6

. Implementasi keputusan

Susun rencana untuk menerapkan keputusan

Disiapkan mekanisme laporan periodik

Bila perlu bangun sistem peringatan dini

(9)

Pembuatan keputusan secara

kelompok

Keunggulan:

Adanya pengetahuan yang lebih luas

Pencarian alternatif keputusan lebih luas

Adanya kerangka pandangan yang lebar

Resiko keputusan ditanggung kelompok

Karena keputusan kelompok, setiap individu

termotivasi untuk melaksanakan

Dapat terwujudnya kreativitas yang lebih luas, karena

(10)

Pembuatan keputusan secara

kelompok

Kelemahan:

Lempar tanggung jawab mudah terjadi

Memakan waktu dan biaya lebih

Efisiensi pengambilan keputusan menurun

Keputusan kelompok dapat merupakan kompromi atau

bukan sepenuhnya keputusan kelompok

Bila ada anggota yang dominan, keputusan bukan

(11)

Alat bantu Pengambilan

keputusan

Decision Tree

Metode operation research

Linear programming, queuing theory

Network analysis (ie. CPM)

Bantuan komputer

(12)

Decision Tree

A

B

$100M

$10M

$200M

(13)

Linear

Programming

X = jumlah motor yg diproduksi

Y = jumlah mobil yg diproduksi

Profit = 800X + 1500Y

Batasan Biaya produksi:

1000X + 2000Y <= 200.000

Batasan jumlah motor : X >= 50

(14)
(15)

System Definition

Element (E1) E2

E3

E5 E4

Sub Goal Goal

System Phylosophy

- Goal Oriented (Cybernetic) C S

- Holistic Not Partial H

- Effectiveness Not Efficiency E

(16)

Fungsi Manajemen • Perencanaan • “Staffing” • Pengorganisasian • Pelaksanaan • Monitoring • Evaluasi

Hirarki Sifat

Top Level Up Medium Low Lower • Directif • Strategis • Taktis • Operasional

 Cara

1. Dengan Intuisi

2. Dengan Analisa Keputusan

(17)

Jangka Lingkungan Sifat Direktif Panjang Dinamis dan probalistik

intuitif Arahan-arahan strategis yang kadang bersifat intuitif

Strategis Panjang Dinamis dan mempengaruhi faktor-faktor dengan

kepastian yang sangat rendah

Tidak bisa diprogram karena preferensi

pengambil keputusan perlu masuk secara utuh

Taktis

Menengah-pendek Dinamis dan mempengaruhi faktor-faktor dengan asumsi kepastian yang tinggi

Bisa dibuat program dengan masukan preferensi pengambil keputusan

Operasional Pendek Dianggap statik dan tidak

mempengaruhi faktor-faktor Bisa dibuat program karena sifatnya berulang

(18)

Senang Sedih • Tidak Pasti

• Kompleks • Dinamis • Persaingan • Terbatas • Pilihan • Informasi • Preferensi Intuisi Logika tidak dapat diperiksa Keputusan Hasil Kecerdasan Persepsi Falsafah Bingung cemas

Berfikir Rasa tidak

Enak Bertindak CelaPuji LINGKUNGAN

REAKSI

Gambar : Pengambilan Keputusan dengan Intuisi

(19)

• Tidak Pasti • Kompleks • Dinamis • Persaingan • Terbatas • Pilihan • Informasi • Preferensi Keputs. Hasil Kecerdasan Persepsi Falsafah Bingung cemas

Berfikir Rasa tidak Enak

Bertindak Puji Cela LINGKUNGAN

REAKSI • Alternatif2

• Penetapan kemungkinan • Struktur Model • Penetapan Nilai • Preferensi Waktu • Preferensi Risiko

Logika Senang Sedih ANALISA KEPUTUSAN (Normatif) Sensitifitas nilai informasi Pandangan ke dalam

(20)

Alternatif Keputusan

Kriteria Keputusan

Bobot Kriteria

Model Penilaian

Model Penghitungan

Tipe Pengambil Keputusan

(21)

1. Menggunakan Nilai Numerik (Nyata)

 Kriteria dan atau alat ukurnya jelas (obyektif)

•Sebagai misal Suhu Ruang (termometer) •Tinggi Badan

•Berat Badan

•Hasil perhitungan dengan rumus yang jelas: •BCR

•IRR •NPV

(22)

MODEL PENILAIAN

2. Menggunakan Skala Ordinal

 Kriteria kompleks melibatkan presepsi (subyektif)

 Jumlah skala 3; 5; 7 (disarankan ganjil)

• Sebagai misal Rasa TEH (5 Skala)

• 1. Sangat tidak enak 4. Enak

• 2. Tidak Enak 5. Sangat enak

• 3. Cukup Enak

• Stabilitas politik (3 Skala)

. 1. Kurang Stabil 3. Sangat Stabil

(23)

23

MODEL PENILAIAN

3. Menggunakan Nilai Perbandingan Berpasangan

Misal pada AHP : <misal A dibandingkan dengan B>

1 : A dan B sama penting 7 : A sangat nyata lebih penting dari B

3 : A sedikit lebih penting dari B 9 : A pasti lebih penting dari B

5 : A jelas lebih penting dari B

Pembacaan Lain:

3: A tiga kali lebih penting dari B

(24)

Model Penilaian Fuzzy (trapezoidal) usia penduduk

(25)

Model Penilaiann Fuzzy Tingkat Kemiskinan Penduduk

(26)

Latihan Model Penilaian

Berikan contoh kasus penerapan metode

penilaian dengan:

Terukur Jelas

Skala Ordinal

(27)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS

INDEKS KINERJA

A. METODE BAYES

B. METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE)

(28)

MATRIK KEPUTUSAN :

ALTERNA-TIF KRITERIA NILAI ALT. KEP. RANGKING ALT. KEP. K1 K2 ….. Kn

ALT1 V11 V12 ….. V1n Nk1

ALT2 V21 V22 ….. V2n Nk2

ALT3 :

: :

ALTm Vm1 Vm2 ….. Vmn Nkm BOBOT B1 B2 ….. Bn

MODEL PENGHITUNGAN

1. BAYES : Nki =

Σ

n

j = 1 Vij *Bj ,

n

Σ

j = 1 Bj = 1.0

2. Per. Eksponensial : Nki =

Σ

n

j = 1 (Vij )

Bj , B

j = Bulat >0

(29)

Contoh Kasus =

• Fokus = Pemilihan media iklan yang sesuai • Alternatif = 1. Radio

2. Televisi

3. Surat Kabar • Kreteria = 1. Jangkauan

2. Efektifitas Pesan 3. Biaya

• Metode Penilaian = ordinal 1. Sangat Kurang

2. Kurang 3. Biasa

4. Bagus

(30)

• Matrik Keputusan

Alternatif Kriteria Nilai Keputusan

Jangkauan Eff. Biaya Bayes MPE

1. Radio 4 4 3

2. Televisi 4 5 2

3. Surat Kabar 4 3 4

Bobot Bayes 0,3 0,4 0,3

(31)

A. METODE BAYES

• Merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif

• Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif disederhanakan menjadi :

m

Total Nilai i = Nilai ij (Kritj) j = 1

dimana:

Total Nilai i= total nilai akhir dari alternatif ke-i

Nilai ij = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j Krit j = tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j i = 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif

(32)

Contoh Kasus =

• Fokus = Pemilihan media iklan yang sesuai • Alternatif = 1. Radio

2. Televisi

3. Surat Kabar • Kreteria = 1. Jangkauan

2. Efektifitas Pesan 3. Biaya

• Metode Penilaian = ordinal 1. Sangat Kurang

2. Kurang 3. Biasa

4. Bagus

(33)

• Matrik Keputusan

Alternatif Kriteria Nilai Keputusan

Jangkauan Eff. Biaya Bayes MPE

1. Radio 4 4 3 3,7 (2)

2. Televisi 4 5 2 3,8 (1)

3. Surat Kabar 4 3 4 3,6 (3)

Bobot Bayes 0,3 0,4 0,3

(34)

Tabel: Matrik keputusan penilaian media iklan yang sesuai dengan Teknik Bayes

Alternatif Kriteria Nilai

Alternatif

Peringkat Jangkauan Efektvitas Biaya

1. Radio 4 4 3 3,7 2

2. Televisi 4 5 2 3,8 1

3. Surat Kabar 4 3 4 3,6 3

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3

• Nilai (Radio) = 4 (0,3) + 4 (0,4) + 3 (0,3) = 3,7

• Dengan menggunakan perumusan Bayes, diperoleh nilai alternatif 1,2, dan 3 masing-masing 3,7; 3,8; dan 3,6 sehingga didapat

(35)

B. METODE PERBANDINGAN

EKSPONENSIAL (MPE)

Merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas

alternatif keputusan dengan kriteria jamak

Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan

keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses

Prosedur MPE

• Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metoda perbandingan eksponensial adalah:

m

(36)

dengan :

TNi = Total nilai alternatif ke -i

RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i

TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat

n = jumlah pilihan keputusan

m = jumlah kriteria keputusan

Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara

wawancara dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat.

Penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan

(37)

Keuntungan Metode MPE

Mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisa

(38)

• Matrik Keputusan

Alternatif Kriteria Nilai Keputusan

Jangkauan Eff. Biaya Bayes MPE

1. Radio 4 4 3 3,7 (2)

2. Televisi 4 5 2 3,8 (1)

3. Surat Kabar 4 3 4 3,6 (3)

Bobot Bayes 0,3 0,4 0,3

MPE 3 4 3

(39)
(40)

Latihan Penerapan Metode Bayes dan MPE

• Fokus =

• Alternatif = 1. 2. 3. • Kreteria = 1.

2. 3.

• Metode Penilaian : ordinal (generik) 1. Sangat Kurang

2. Kurang 3. Biasa

4. Bagus

(41)

• Matrik Keputusan

Alternatif Kriteria Nilai Keputusan

Bayes MPE

1.

2.

3.

Bobot Bayes

(42)

C. COMPOSIT PERFORMANCE INDEX (CPI)

Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat

digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).

Formula yang digunakan dalam teknik CPI :

Aij = Xij (min) x 100 / Xij (min)

A(i + 1.j) = (X(I + 1.j) )/ Xij (min) x 100

Iij = Aij x Pj

n

Ii = (Iij)

(43)

Keterangan:

Aij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke – j

Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j

A(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke – j

X(i + 1.j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke – j

Pj = bobot kepentingan kriteria ke – j

Iij = indeks alternatif ke-i

Ii = indeks gabungan kriteria pada alternatif ke –i

i = 1, 2, 3,…, n

(44)

• Sebagai ilustrasi, terdapat 3 alternatif yang dinilai yaitu Software House, Internet Provider, Production House dengan kriteria kelayakan IRR

(Internal Rate of Return), B/C (Benefit/Cost Ratio) dan Pay Back Period

(waktu pengembalian modal)

Tabel: Matrik awal penilaian alternatif pemilihan usaha yang paling layak

Alternatif Kriteria

IRR (%) B/C PBP (Thn)

1. Software House 30 1,1 5

2. Internet Provider 20 1,15 6

3. Production House 25 1,2 4

(45)

Prosedur Penyelesaian CPI

Identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin

baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik)

Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria

ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya

ditranspormasi secara proporsional lebih tinggi.

Untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria

ditranspormasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya

ditranspormasi secara proporsional lebih rendah.

(46)

Tabel: Matrik hasil transformasi melalui teknik perbandingan indeks kinerja

Alternatif Kriteria Nilai Alternatif

Peringkat IRR B/C PBP (Thn)

1. Software House 150 100 80 109 2 2. Internet Provider 100 104,5 66.7 91,8 3

3. Producton House 125 109,1 100 111,1 1

Bobot Kriteria 0,3 0,4 0,3

(47)

Pemiliha Metode

• Penilaian Tidak Seragam

CPI

• Penilaian seragam -

Bayes atau MPE

• Apabila skala penilaian ordinal -

MPE

(48)

48

PROSES HIRARKI ANALITIK

PROSES HIRARKI ANALITIK

(ANALYTIC HIERARCHY PROCESS)

(49)

49

Konsep Dasar Analytic Hierarchy

Konsep Dasar Analytic Hierarchy

Process

Process

Dalam suatu proses pengambilan keputusan, para pengambil keputusan

seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang bersumber dari

beragamnya kriteria.Terkait dengal hal tersebut, Analytic Hierarchy

Process (AHP) dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

AHP dikembangkan di Wharton School of Business oleh Thomas Saaty

(50)

50

AHP kemudian menjadi alat yang sering digunakan dalam

pengambilan keputusan karena AHP berdasarkan pada teori

yang merefleksikan cara orang berpikir. Dalam

perkembangannya, AHP dapat digunakan sebagai model

alternatif dalam menyelesaikan berbagai macam masalah,

seperti memilih portofolio dan peramalan.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi

(51)

51

AHP dapat memfasilitasi evaluasi pro dan kontra tersebut

secara rasional. Dengan demikian, AHP dapat memberikan

solusi yang optimal dengan cara yang transparan melalui:

analisis keputusan secara kuantitatif dan kualitatif

evaluasi dan representasi solusi secara sederhana melalui model

hirarki

argumen yang logis

pengujian kualitas keputusan

(52)

52

Pada prinsipnya, metode AHP ini memecah-mecah

suatu situasi yang kompleks, tidak terstruktur, ke

dalam bagian-bagian secara lebih terstruktur, mulai

dari goals ke objectives, kemudian ke

sub-objectives lalu menjadi alternatif tindakan.

Pembuat keputusan kemudian membuat

perbandingan sederhana hirarki tersebut untuk

(53)
(54)

54

Tiga Prinsip Dasar AHP, (Saaty,

Tiga Prinsip Dasar AHP, (Saaty,

1994):

1994):

1. Dekomposisi (Decomposition)

Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin

mendapatkan hasil yang akurat, maka pemecahan terhadap unsur-unsurnya dilakukan hingga tidak memungkinkan dilakukan pemecahan lebih lanjut. Pemecahan tersebut akan menghasilkan beberapa tingkatan dari suatu

persoalan. Oleh karena itu, proses analisis ini dinamakan hierarki (hierachy).

2. Penilaian Komparasi (Comparative Judgment)

Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena berpengaruh terhadap prioritas

(55)

55

Tiga Prinsip Dasar AHP, (Saaty,

Tiga Prinsip Dasar AHP, (Saaty,

1994):

1994):

3. Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)

Dari setiap matriks pairwise comparison dapat ditentukan nilai

eigenvector untuk mendapatkan prioritas daerah (local priority).

Oleh karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap

tingkat, maka global priority dapat diperoleh dengan

melakukan sintesa di antara prioritas daerah.

Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut hierarki.

(56)

56

Manfaat AHP

Manfaat AHP

1. Fokus AHP adalah pencapaian tujuan yang akan menghasilkan keputusan yang rasional. Keputusan yang rasional didefinisikan sebagai keputusan terbaik dari berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat keputusan. Kunci utama

keputusan yang rasional tersebut adalah tujuan, bukan alternatif, kriteria, atau atribut.

2. Masalah yang dapat diselesaikan dengan menggunakan AHP meliputi masalah sosial, politik. AHP bermanfaat untuk menghadapi perspektif, rasional dan

irrasional, serta risiko dan ketidakpastian dalam lingkungan yang kompleks. AHP juga dapat digunakan untuk meprediksi hasil, merencanakan hasil yang

(57)

57

Manfaat AHP

Manfaat AHP

3. Secara khusus, AHP sesuai untuk digunakan dalam pengambilan keputusan yang melibatkan perbandingan elemen keputusan yang sulit untuk dinilai secara

kuantitatif.

4. AHP merupakan sebuah metode sistematis untuk membandingkan seperangkat tujuan atau alternatif. Dalam hal ini, AHP merupakan proses perumusan

kebijakan yang powerful dan fleksibel dalam menentukan prioritas,

membandingkan alternatif dan membuat keputusan yang terbaik ketika pengambil keputusan harus mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif.

5. AHP mengurangi kerumitan suatu keputusan menjadi rangkaian perbandingan satu-satu, kemudian mensistesis hasil perbandingan tersebut. Dengan demikian, AHP tidak hanya bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang terbaik tetapi juga memberikan dasar yang kuat bahwa keputusan tersebut merupakan

(58)

58

Standar Penilaian

(59)

59

Keuntungan menggunakan

Keuntungan menggunakan

AHP sebagai alat analisis

AHP sebagai alat analisis

1. AHP memberi modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur.

2. AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

3. AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen – elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier.

4. AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah – milah elemen – elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan

mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

(60)

60

6. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan – pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.

8. AHP mempertimbangkan prioritas – prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan – tujuan mereka.

9. AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil representatif dari penilaian yang berbeda – beda.

(61)

61

contoh penerapan AHP

contoh penerapan AHP

dalam proses pengambilan

dalam proses pengambilan

keputusan

keputusan

.

.

 Pemerintah bermaksud untuk meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakatnya. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah adalah

mendirikan beberapa fasilitas umum, seperti jalan; gedung olahraga; dan pasar.

 Oleh karena itu, Pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa kriteria

untuk membangun fasilitas umum, antara lain: manfaat dari fasilitas umum, perawatan dari fasilitas umum, dan partisipasi masyarakat.

 Dalam pengambilan keputusan ini, Pemerintah perlu menentukan peringkat

dari berbagai kriteria dan alternatif yang ada agar dapat mengetahui kriteria dan alternatif terpenting.

 Sebagaimana langkah yang dijelaskan oleh Saaty (2001), metode AHP dapat

(62)

62

Langkah-Langkah Penyelesaian

Langkah-Langkah Penyelesaian

1.Menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif

keputusan :

Tujuan: Membangun fasilitas umum

Kriteria: Manfaat, perawatan, dan partisipasi

masyarakat

(63)

63

Langkah-Langkah Penyelesaian

Langkah-Langkah Penyelesaian

(64)

64

Langkah-Langkah Penyelesaian

(65)

65

Langkah-Langkah Penyelesaian

Langkah-Langkah Penyelesaian

(66)

66

Langkah-Langkah Penyelesaian

(67)

67

Langkah-Langkah Penyelesaian

Langkah-Langkah Penyelesaian

(68)

68

Langkah-Langkah Penyelesaian

(69)

69

Langkah-Langkah Penyelesaian

(70)

70

Langkah-Langkah Penyelesaian

(71)

71

(72)
(73)
(74)

74

Penggunaan AHP untuk Hasil Survai

Penggunaan AHP untuk Hasil Survai

 Apabila kita ingin melakukan metode AHP untuk jumlah sampel sampel yang

(75)

75

Konsistensi Jawaban

Konsistensi Jawaban

 Dalam penggunaan AHP, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan

(76)

76

Konsistensi Jawaban

(77)

77

Perhitungan Rasio Konsistensi

Perhitungan Rasio Konsistensi

 AHP mentoleransi adanya inkonsistensi dengan menyediakan ukuran

inkonsistensi penilaian. Ukuran ini merupakan salah satu elemen penting dalam proses penentuan prioritas berdasarkan pairwise comparison.

Semakin besar rasio konsistensi, semakin tidak konsisten Rasio

konsistensi yang acceptable adalah kurang dari atau sama dengan 10 persen, meskipun dalam kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar dari 10 persen dapat dianggap acceptable.

 Untuk mengetahui apakah hasil penilaian bersifat konsisten, maka

(78)

78

Perhitungan Rasio Konsistensi

Perhitungan Rasio Konsistensi

(79)

79

Perhitungan Rasio Konsistensi

(80)

80

Perhitungan Rasio Konsistensi

(81)

81

Perhitungan Rasio Konsistensi

(82)
(83)

Gambar

Gambar : Pengambilan Keputusan dengan Intuisi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). unit kerja di lingkungan Kantor Pemerintahan Kota Yogyakarta yang mengimplementasikan sistem manajemen arsip elektronik; 2). sistem

kujelajahi. Mereka banyak mengambil tema-tema sosial seperti kehidupan urban, keluarga kampung kota, anak-anak, dan benda-benda yang berserakan di sepanjang trotoar yang

Adapun pendapat yang menyatakan Menara Kudus merupakan situs Islam dengan dalih menara sejak semula dibangun muslim di Kudus karena (1) sejak berdirinya, yaitu tahun 1609

receiverHigh Pressure(HP)di permukaan, akan tetapi terdapat 2 sumur yang tidak bisa dialirkan karena mempunyai tekanan yang kurang untuk dapat memasuki sistem receiver HP sehingga

Sesudah jangka waktu tersebut berakhir atas kesepakatan antara pemegang Hak Guna Bangunan dengan pemegang Hak Milik, Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik dapat

SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhitung jumlahnya, segingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Boleh saya tahu nama Bapak/Ibu? ………. T39 1 Apakah tersedia surat pernyataan yang memuat dari komitmen manajemen puncak mencakup: JAWABAN BOLEH LEBIH DARI SATU.. PERTANYAAN