• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2338 - 4794 Vol. 3. No. 3September 2015

PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO

TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS

Akhmad Sodikin *)

Program Studi Magister Manajemen UNKRIS Alamat: Kampus UNKRIS Jatiwaringin Jakarta Timur

Email: ihin_2007@yahoo.co.id

Abstract : The aim of the research is to know influence of yuan exchange and euro to US dollar simultanously or partially. This research used quantitative analyses. Data was formed from January 2015 to November 2015. Data which was analyzed using regression. To examine influence of independen variables using F and t to examine partially.Based on data confirmed output that yuan and euro exchange influenced to US dollar simultanously. This fact based on value of F is 1.341,74, significance level 0,00 lower than 0,05. Yuan exchange influence to US dollar partially. Value of t is 36,261 and significance is 0,00. Euro exchange influence to US dollar partially. Value of t is 23,854 and significance 0,00. That variable influence to US dollar exchange 73,9 % other influenced by other variables.

Kata kunci: Nilai tukar Yuan, nilai tukar euro, nilai tukar kurs

.

PENDAHULUAN

Pasar uang global dalam pada awal tahun 2015 sampai akhir tahun 2015, dipenuhi dengan gejolak oleh penguatan mata uang dolar Amerika Serikat, dan devaluasi mata uang China, yuan. Rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed), yang diperkirakan terjadi pada September ini, membuat mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang asing lainnya. Dolar yang bersifat hard currency membuat mata uang utama dunia melemah. Mata uang Jepang, yen, mata uang Eropa, euro, dan mata uang negara-negara Asia dibuat melemah di hadapan dolar AS. Mata uang yen dan rupiah pun jatuh ke level terendah dalam 17 tahun terakhir, atau sejak krisis ekonomi 1998.Di saat mata uang dolar AS berdiri kokoh terhadap mata uang dunia lainnya, China membuat kebijakan mengejutkan, yakni mendevaluasi (melemahkan) mata

uangnya terhadap dolar AS pada 11 Agustus 2015, sebesar 1,9 persen.

Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing ekspor dan mendorong laju pertumbuhan ekonominya yang menyusut, dengan ekspor China yang menurun lebih dari delapan persen pada Juli lalu.Walaupun dalam rilis resmi pertamanya, Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyatakan bahwa devaluasi ini adalah "one off devaluation", atau hanya sekali dilakukan. Namun, kenyataannya, Rabu 12 Agustus 2015, PBoC kembali melanjutkan devaluasi sebesar 1,6 persen. Beredar spekulasi bahwa PBoC akan mendevaluasi yuan sampai 10 persen.

(2)

ekuitas, yang memicu penjualan saham dan pelemahan mata uang secara global, dimulai dari kawasan Asia, diikuti Eropa, dan AS. Kawasan Asia terkena pukulan paling keras. Mata uang negara-negara berkembang di Asia hingga Afrika, terdepresiasi sangat dalam terhadap dolar AS, karena investor menarik dananya keluar. terakhir diperbaharui pada 29 Oktober 2015 dari Dana Moneter Internasional. Nilai tukar untuk dengan Rupiah Indonesia terakhir diperbaharui pada 29 Oktober 2015 dari Dana Moneter Internasional. Dengan melakukan pelemahan nilai tukar yuan, pemerintah Cina berharap hal itu akan mendongrak kinerja ekspor dan membuat produk-produk negara itu lebih murah dan kompetitif di pasar dunia.

Data ekonomi terbaru menunjukkan ekspor Cina merosot, sehingga menambah kekhawatiran berlanjutnya pelambatan ekonomi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Di dalam negeri Cina, dampak penurunan nilai tukar yuan tidak terlalu dirasakan oleh sebagian besar warga, tetapi Xu Liping mengatakan lemahnya nilai tukar yuan terhadap dolar berimbas langsung terhadap warga yang menyekolahkan anaknya ke luar negeri dan mereka yang membutuhkan dolar. Kebijakan penurunan mata uang yuan diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut para analis, devaluasi yuan akan mendongkrak ekspor Cina yang mengalami penurunan tajam selama bulan Juli

Federal Reserve pada Rabu, 28 Oktober 2015 waktu New York, mengumumkan masih menunda rencana menaikkan suku bunganya yang

mendekati nol selama lebih dari sembilan tahun. Keputusan tetap menunda kenaikan suku bunga The Fed muncul karena melemahnya beberapa data perekonomian, khususnya di sektor lapangan pekerjaan dan inflasi. jika The Fed tetap akan menaikan suku bunganya dalam waktu dekat, maka dolar AS diperkirakan akan kian menguat terhadap mata uang lain. Hal ini justru berdampak buruk pada bisnis perusahaan-perusahaan asal AS.

Pemerintah bekerja sama dengan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan terus melakukan upaya untuk menguatkan rupiah dengan berbagai cara, seperti menjaga defisit anggaran saat ini, agar tidak semakin besar, memaksimalkan penyerapan anggaran, dan membuka investasi masuk ke dalam negeri.Pada 12 Agustus 2015 itu, secara year to date (ytd) rupiah melemah 10,16 persen ke level Rp13.799 per dolar AS, terendah sejak krisis ekonomi 1998. Mata uang won (Korea) melemah 8,35 persen, bath (Thailand) 6,62 persen, dan yen (Jepang) 3,96 persen.

Devaluasi yuan juga dikhawatirkan akan memicu negara-negara di kawasan itu untuk mendevaluasi mata uangnya juga. Jika hal itu terjadi, bisa mengarah pada devaluasi kompetitif, atau yang dikenal sebagai perang kurs mata uang.Namun, China mengklaim, langkah yang ditempuhnya itu merupakan respons terhadap pasar. "Reformasi mekanisme kurs yuan ditujukan, agar bisa mendorong lebih maju dengan orientasi pasar. Pasar memainkan peran lebih besar dalam menentukan nilai tukar untuk memfasilitasi keseimbangan pembayaran internasional," kata PBoC dalam sebuah pernyataan.

(3)

Gambar 1. Perkembangan kurs Yuan terhadap rupiah

Data tersebut menunjukkan perkembangan kurs mata uang Yuan erhadap rupiah. Periode 1 pada sumbu X menunjukkan tanggal pada akhir tahun. Sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai kurs yuan terhadap rupiah. Pada periode akhir tahun 2015 kurs yuan terhadap rupiah cenderung meningkat.

Mata uang lain yang terkena dampak akibat krisis yang terjadi di dunia yaitu euro. Mata uang tersebut terkena dampak disamping dari krisi global yang terjadi juga karena krisis salah satu anggotanya yaitu Yunani. Yunani mengalami krisis yang cukup berat karena tidak mampu membayar sejumlah hutang yang harus dibayar kepada IMF. Perbankan di Yunani juga menutup bank mereka karena khawatir masyarakat akan beramai-ramai mengambil uang yang berdampak pada situasu likuiditas yang semakin sulit dikendalilan. Perkembangan kur euro terhadap dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Perkembangan kurs mata uang euro terhadap rupiah

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kurs mata uang euro terhadap rupiah juga berfluktuatif. Angka 1 pada sumbu X menunjukkan periode akhir. Pada awal periode 2015 angka kurs euro terhadap rupiah berada pada level Rp 15.000 per euro. Nilai kurs tersebut nak turun namun masih pada level tersebut.

Perkembangan kur mata uang dolar terhadap rupiah dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Perkembangan kurs dolar terhadap rupiah

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa perkembangan kurs mata uang dollar AS terhadap rupiah juga berfluktuatif. Angka 1 pada sumbu X menunjukkan periode akhir. Pada awal periode 2015 angka kurs dollar AS terhadap rupiah berada pada level di bawah Rp 13.000 per dollar AS. Nilai kurs tersebut nak turun dan meningkat pada akhir periode dengan menyentuh di atas Rp 14.000 perdollar AS.

.

115 134 153 172 191

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif. Data disusun dari awal Januari 2015 sampai dengan akhir tahun 2015. Data yang dikumpulkan tersebut meliputi data harian selama 204 perkembangan kurs dari awal bulan Januari 2015 sampai menjelang tahun 2015. Data tersebut kemudan dianalisis dengan regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh secara simultan. Persamaan regresi linear berganda dapat dibentuk dengan menggunakan model sebagai berikut Y=a+bX1+bX2+e. Dalam hal ini Y=nilai kurs dolar AS terhadap Rupiah, X1= nilai kurs yuan terhadap rupiah dan X2=nilai kurs euro terhadap rupiah sedangkan Y=nilai kurs dolar AS terhadap rupiah. Persamaan regresi tersebut akan menganalisis apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap nilai kurs dolar terhadap rupiah. Uji ini akan menggunakan ui nilai F.

Pada analisis secara parsial maka akan dibentuk sebagai berikut Y=a+bX1+e dalam hal ini Y=nilai kurs dolar terhadap rupiah dan X adalah nilai kurs yuan dan euro secara terpisah terhadap rupiah. Uji analisis apakah terdapat pengaruh secara parsial maka menggunakan uji t.

Model yang dibentuk tersebut perlu dilakukan uji asumsi klasik apakah asumsi klasik bagi persamaan regresi berganda yaitu meliputi uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson, uji multikolinieritas dengan menggunakan VIF, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan penyebaran pola regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum pembahasan perumusan masalah di atas maka perlu dilakukan deskripsi terhadap data yagn dianalisis sebagai berikut:

Tabel 1. Statistik Data Yang Dianalisis

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

YOUN 204 2018,52 2301,92 2139,4120 62,59758

EURO 204 13633,48 16485,75 14788,3652 694,48151

USD 203 12382,00 14654,00 13255,2562 548,33509

Valid N (listwise) 203

Sumber : data dianalisis

Berdasarkan pada data di atas dapat diketahui bahwa kurs mata uang yuan terhadap rupiah tertinggi adalah Rp 2.301 sedangkan terendah adalah Rp 2.018. pada kurs mata uang euro tertinggi adalah Rp 16.485 sedangkan terendah adalah Rp 13.633. Kurs mata uang dolar AS terhadap rupiah tertinggi adalah Rp 14.654 dan terendah adalah Rp 12.382. Nilai mata uang ini diamati harian dari tanggal 2 Januari 2015 sampai dengan 30 Oktober 2015 atau selama 204 hari.

Pengujian Asumsi Klasik

Persamaan regresi yang dihasilkan dari perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 21 harus diuji kualitasnya dengan menggunakan asumsi klasik sehingga memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimated (BLUE). Beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah uji normalitas, autokorelasi, multikolinieritas dan Heteroskedastisitas. Uji Normalitas

(5)

apakah data yang diteliti terdisitribusi secara normal sehingga jika digambarkan akan membentuk kurva normal. Uji

normalitas data menggunakan

Kolmogorov Smirnov dengan hasil dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Hasil Perhitungan Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

YOUN EURO USD

N 204 204 203

Normal Parametersa,b Mean 2139,4120 14788,3652 13255,2562

Std. Deviation 62,59758 694,48151 548,33509

Most Extreme Differences Absolute ,066 ,114 ,132

Positive ,066 ,114 ,132

Negative -,032 -,063 -,057

Test Statistic ,066 ,114 ,132

Asymp. Sig. (2-tailed) ,131c ,130c ,100c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: data dianalisis

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa data memenuhi asumsi normalitas jika nilai signifikansi memiliki angka yang lebih besar dari 0,05. Data pada tabel di atas menggambarkan bahwa data memiliki angka signifikansi di atas 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data pada hasil kuisioner memiliki distribusi normal.

Penggambaran kurva normalitas juga dapat dilihat berdasarkan pada gambar di bawah ini. Gambar tersebut diperoleh dari ilustrasi pada SPSS dimana X yang dimasukkan adalah S resid dan Y adalah Z pred.

Gambar 4. Kurva normalitas data

Berdasarkan pada gambar di atas diketahui bahwa data terdistribusi secara normal. Analisis ini mendukung analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan yang dibentuk jika digambarkan juga membentuk kurva yang linear. Kurva ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5. Kurva linear

Uji Autokorelasi Data

(6)

menggunakan nilai Durbin Watson sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Perhitungan Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,965a ,931 ,930 145,13186 ,086

a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN

b. Dependent Variable: USD

Sumber: data dianalisis

Berdasarkan pada tabel di atas nilai Durbin Watson berada pada penerimaan tidak terjadi autokorelasi data.

Uji Multikolinieritas Data

Uji multikolinieritas data merupakan pengujian untuk melihat apakah terjadi korelasi yang tinggi antar variabel independen. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas. Hasil perhitungan VIF dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Hasil Perhitungan VIF

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 YOUN ,449 2,225

EURO ,449 2,225

a. Dependent Variable: USD

Sumber: data dianalisis

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil dari 5 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak saling berkorelasi.

Uji Heteroskedastisitas Data

Uji heteroskedastisitas data merupakan pengujian untuk menilai apakah nilai prediksi data berkorelasi dengan nilai variabel independennya. Jika terjadi maka persamaan yang dihasilkan juga tidak bersifat sebagai estimator yang baik. Pengujian ini dapat menggunakan model kurva yang dihasilkan dari persamaan antara X Pred pada variabel Y dan D Resid pada variabel X pada program SPSS. Gambar yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Model pengujian heteroskedastisitas

(7)

Pengaruh Kurs Yuan Dan Euro Terhadap Dolar AS Secara Simultan

Analisis ini untuk menjawab apakah hipotesis pertama dapat diterima. Analisis ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Pehitungan

koefisien regresi untuk membentuk model regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 21. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil Analisis Data Persamaan Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -3421,314 357,056 -9,582 ,000

YOUN 5,751 ,245 ,653 23,509 ,000

EURO ,295 ,022 ,375 13,504 ,000

a. Dependent Variable: USD

Sumber: data dianalisis

Untuk membentuk persamaan regresi berganda maka perlu diketahui besarnya kofisien masing-masing variabel dan nilai dari konstanta a. Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa persamaan regresi berganda dapat dibuat sebagai berikut:

Y=-3.421+5,751X1+0,295X2 dalam hal ini :

Y=kurs dolar AS; a=-3.421; b1=5,751; b2=0,295; X1=kurs yuan; X2=kurs euro; Y=kurs dolar AS.

Nilai koefisien b1 dan b2bernilai positif artinya semakin tinggikurs yuan dan kurs euro maka kurs dolar AS juga akan semakin besar. Apakah kedua variabel tersebut secara simultan berpengaruh terhadap kurs dolar AS perlu dilakukan pengujian terhadap F hitung dengan hasil sebagai berikut:

.

Tabel 6. Hasil Perhitungan F Pada Persamaan Simultan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 56522965,481 2 28261482,740 1341,743 ,000b

Residual 4212651,199 200 21063,256

Total 60735616,680 202

a. Dependent Variable: USD

b. Predictors: (Constant), EURO, YOUN

Sumber: data dianalisis

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai F hitung sebesar 1341,743 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00

(8)

Besarnya pengaruh variabel kurs yuan dan kurs euro terhadap kurs dolar AS dapat dilakukan perhitungan dengan

menggunakan r kuadrat dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Perhitungan r Kuadrat Persamaan Simultan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,965a ,931 ,930 145,13186

a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN

Sumber: data dianalisis

Berdasarkan pada data di atas diketahui bahwa nilai r kuadrat sebesar 0,931. Hal ini berarti variabel kurs yuan dan kurs euoro berpengaruh terhadap kurs dolar AS sebesar 93,1 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model persamaan.

Analisis Pengaruh Kurs Yuan Terhadap Kurs Dolar AS Secara Parsial

Model untuk menggambarkan pengaruh kurs yuan terhadap kurs dolar AS secara parsial dapat digambarkan dari hasil perhitungan persamaan dari SPSS seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Hasil Perhitungan Koefisien Model Parsial 1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4297,126 484,266 -8,873 ,000

YOUN 8,202 ,226 ,931 36,261 ,000

a. Dependent Variable: USD

Sumber: data dianalisis

Persamaan parsial dapat dibuat sebagai berikut Y= -4.297+8,202X1

dalam hal ini :

Y=kurs dolar AS; X1=Kurs yuan; a=-4.297,126

Nilai koefisien X1 bertanda positif dan hal ini berarti semakin besar kurs yuanmaka kurs dolar AS juga akan semakin besar.

Apakah variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS maka dilakukan pengujian dengan menggunakan t sebagai berikut. Berdasarkan pada tabel di atas diketahui

bahwa signifikansi t hitung 36,261 dan signifikansi kurang dari 5 % dan hal ini menunjukkan bahwa variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial.

(9)

Tabel 9. Hasil R Kuadrat Persamaan Parsial Pertama

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,931a ,867 ,867 200,16873

a. Predictors: (Constant), YOUN

Sumber: data dianalisi

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa nilai kuadrat sebesar 0,867 artinya variabel kurs yuan berpengaruh terhadap variabel kurs dolar AS sebesar 86,7 % sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.

Pengaruh Kurs Euro Terhadap Kurs Dolar ASSecara Parsial

Model persamaan regresi sederhana kedua dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 10. Model Regresi Kedua

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3241,614 420,247 7,714 ,000

EURO ,677 ,028 ,860 23,854 ,000

a. Dependent Variable: USD

sumber: data dianalisis

Model regresi kedua dapat ditulis sebagai berikut

Y=321,614+0,677X2 dalam hal ini :

Y=kurs dolar AS; X2=kurs euro; a=konstanta; b2=koefisien variabel X2

Berdasarkan pada tabel di atas koefisien variabel kurs euro bertanda positif hal ini berarti semakin tinggi kurs euro maka kurs dolar AS semakin tinggi juga.

Apakah variabel kurs euro berpengaruh terhadap kurs dolar

ASsecara parsial maka dilakukan analisis terhadap t dengan hasil sebagai berikut. Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai hitung 23,854 dengan signifikansi sebesar 0,00 atau kurang dari 5 %. Hal ini berarti bahwa variabel kurs euro berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial.

Besarnya pengaruh kurs euro terhadap kurs dolar AS dapat dilihat dengan menggunakan nilai r kuadrat dengan hasil sebagai berikut :

(10)

Tabel 11. Nilai r Kuadrat Dari Model Persamaan Parsial Kedua

a. Predictors: (Constant), EURO

Sumber: data dianalisis tidak dimasukan pada model.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Variabel kurs yuan dan euro berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Hal ini dapat dilhat dri nilai F hitung sebesar 1.341,74 dengan signifikansi sebesar 0,00. Variabel kus yuan dan euro mempengaruhi kurs dolar AS sebear 93,1 %.

Variabel kurs yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Nila t hitung sebesar 36,261 dan signifikansi 0,00. Variabel tersebut dapat menjelaskan variabel kurs sebesar 86,7 %.

Variabel kurs euro berpengaruh terhadap kurs dolar AS secara parsial. Nilai t hitung sebesar 23,854 dan siginifikansi sebesar 0,00. Variabel tersebut mempengaruhi kurs dolar sebesar 73,9 % sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan pada model.

Saran

Untuk menjaga kestabilan kurs dolar terhadap rupiah maka pemerintah melalui otoritas keuangan perlu mengantisipasi devaluasi mata uang yuan dan fluktuasi nilai kurs euro. Kedua mata

uang ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kenaikan mata uang dolar AS. Jika nilai kurs dolar AS terus meningkat maka akan berdampak pada kenaikan biaya produksi akibatnya laba perusahaan akan menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Ferdinand, Augusty, 2006, “Metode

Penelitian Manajemen”, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan. Penerbit Universitas Diponegoro.

Nizar, A. 2013. Pengaruh jumlah turis dan devisa pariwisata terhadap nilai tukar rupiah. Sumber:

management science and

economics, vol. 1, issue 2.

Ramasamy, R dan Abar, K. 2015.

Influence of macro economic varibales on exchange rates. Journal of enomoics, business and management, Vol. 3, No. 2

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. 2005. CV. Alfabeta : Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian

Administrasi , Edisi - 2, Alfabeta, Bandung

(11)

Gambar

Gambar 1. Perkembangan kurs Yuan
Gambar  4. Kurva normalitas data
Tabel  4. Hasil Perhitungan VIF
Tabel  5. Hasil Analisis Data Persamaan Regresi Berganda
+4

Referensi

Dokumen terkait

2015 Eropa Secara fundamental perekonomian Eropa menunjukkan tanda perbaikan, namun tertekan oleh permasalahan utang Yunani Tiongkok Ekonomi mencatat pertumbuhan

Adapun analis aliran kas untuk evaluasi rencana produksi tembaga-emas dan perak pada perusahaan akan dilakukan dengan metode analisis dollar tereskalasi dimana faktor

Sumbangan sektor pertanian dalam arti sempit (subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan) terhadap PDB cenderung menurun dari 12,24% pada tahun 2000 menjadi 10,59%

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik dan berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Kami melihat prospek perusahaan yang cukup bagus ke depan dimana JSMR diperkirakan akan mampu mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing 7,6%

mengelola pembelajaran yang diamati oleh dua, secara keseluruhan nilai rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah 4,1 termasuk katagori baik. Rata-rata

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi 5 persen, yang diolah menggunakan program Statistical

Teknik dan landasan metode Pemecahan masalah (problem solving) atau pencarian solusi yang dipilih penulis disertai dengan menguraikan landasan teoritis yang