• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SDN Krandon Lor 01 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang akan diuraikan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Krandon Lor 01 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun ajaran 2016/2017 dengan subyek penelitian kelas 5 sebanyak 16 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

SDN Krandon Lor 01 Suruh beralamat di Desa Krandon Lor, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Telp. 50776. Untuk menuju SD Krandon Lor 01 Suruh hanya dapat di tempuh menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada kendaraan umum yang lewat depan sekolahan. Sarana dan prasana dalam menunjang proses pembelajaran di SDN Krandon Lor 01 Suruh cukup memadai. Terdapat kantor guru, 6 ruang kelas, 2 WC guru, 2 WC siswa laki-laki, 2 WC siswa perempuan, perpustakaan, buku-buku, media pembelajaran dan alat peraga.

Pengajar di SDN Krandon Lor 01 Suruh berjumlah 10 pengajar, yaitu 1 kepala sekolah, 6 guru sebagai guru kelas 1-6, 1 guru olahraga, 1 guru agama islam, dan 1 guru bahasa inggris. Proses kegiatan belajar mengajar di mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB untuk hari senin-kamis, pada hari jumat dan sabtu di mulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 10.45 WIB.

(2)

hanya mengandalkan metode ceramah dan buku paket, kurangnya pemahaman guru tentang variasi model pembelajaran. Pada penilaian terakhir yaitu pada saat ujian akhir semester I nilai rata-rata siswa adalah 64 padahal nilai ketuntasan minimal pada SDN Krandon Lor 01 Suruh untuk mata pelajaran IPA adalah 70.

Analisis data pada kondisi awal berdasarkan hasil belajar sebelum diterapkannya model Problem Based Learning (PBL) berdasarkan hasil observasi dengan guru kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh menunjukkan data hasil ulangan IPA sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Kondisi Awal No Rentang

Nilai

Jumlah

Siswa Presentase

Keterangan

1 40 - 49 2 12 % Belum Tuntas

2 50 - 59 4 25% Belum Tuntas

3 60 - 69 3 19 % Belum Tuntas

4 70 - 79 4 25% Tuntas

5 80 - 89 3 19 % Tuntas

Jumlah 16 100%

Nilai Rata-rata 64

Nilai Tertinggi 82

Nilai Terendah 46

(3)

Diagram 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar kondisi awal siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh diketahui bahwa siswa yang nilainya telah mencapai KKM atau tuntas ada 7 siswa dengan presentase 44% dan ada 9 siswa yang nilainya dibawah KKM atau tidak tuntas dengan presentase 56%.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 4.1.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan tindakan sebelum dilaksanakan siklus, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Peneliti memberikan RPP kepada guru untuk diteliti bersama agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan benar.

b. Peneliti menyiapkan alat peraga, LKS, evaluasi evaluasi, dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas.

c. Bersama dengan guru menentukan kesepakatan fokus dari observasi yang akan dilaksanakan.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dengan tiga kali pertemuan sesuai RPP yang telah dibuat. Proses belajar mengajar IPA dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu pada hari senin, 03 April 2017 pada

44% 56%

Ketuntasan Hasil Belajar

Kondisi Awal

Tuntas

(4)

pertemuan pertama, hari selasa, 04 April 2017 pada pertemuan kedua, dan pada hari kamis, 06 April 2017 pada pertemuan ketiga. Guru (peneliti) mengajar mata pelajaran IPA tentang cahaya dan sifat-sifatnya dengan standar kompetensi yaitu menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

1) Pertemuan 1

Pada pertemuan pertama proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari senin, 03 April 2017. Sesuai dengan SK dan KD, pada pertemuan pertama memiliki 3 indikator yaitu menyebutkan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa cahaya dapat merambat lurus, dan menunjukkan bahwa cahaya dapat menembus benda bening.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal yaitu siswa dipersiapkan oleh guru untuk mulai mengikuti proses pembelajaran, siswa memimpin doa, guru melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan menyanyikan lagu tentang yang diciptakan oleh guru sendiri agar siswa mengetahui gambaran apa yang akan mereka pelajari hari ini. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran hari yang disampaikan oleh guru.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, siswa diorentasikan kedalam masalah oleh guru dalam proses pembelajaran. Terlebih dahulu guru bertanya kepada siswa untuk menggali sampai sejauh mana pengetahuan siswa dengan bertanya sebagai berikut “Apa saja sumber-sumber cahaya di lingkungan sekitar yang kalian ketahui? Apa yang terjadi jika ada cahaya? Jika begitu apa yang dimaksud dengan cahaya?”. Guru dan siswa pun telibat dalam tanya jawab.

(5)

Percobaan pertama, setiap kelompok menyelidiki sifat cahaya dengan menggunakan bahan lilin, 3 lembar karton, dan paku. Mereka mencoba untuk meletakkan karton yang diberi lubang pada satu garis lurus, mereka mengamati bagaimana yang terjadi jika lubang karton pada satu garis lurus dan jika mereka geres-geser. Kemudian mereka menemukan bahwa sifat cahaya dapat merambat lurus.

Percobaan kedua, setiap kelompok menyelidiki sifat cahaya dengan menggunakan bahan senter, dan bahan-bahan yang berwarna bening, serta bahan-bahan yang berwarna gelap. Setiap kelompok melakukan percobaan dengan cara menyenter benda-benda itu, dapat tembus atau menjadi bentuk benda. Melalui percobaan siswa menemukan bahwa sifat cahaya dapat menembus benda bening.

Siswa mengumpulkan hasil praktikum bersama kelompok, perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikum mereka. Siswa dan guru saling menanggapi presentasi dari kelompok lain. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya guru memberikan penguatan terhadap materi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka ketahui. Guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru bersama dengan siswa memberikan kesimpulan pada materi hari ini.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk membawa alat peraga untuk materi selanjutnya dan membaca materi selanjutnya. Guru memberikan pesan moral agar selalu bersyukur karena adanya cahaya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan 2

(6)

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan siswa masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, terlebih dahulu guru membagi siswa dalam sebuah kelompok yang terbagi dalam 4 kelompok dan satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru mengorientasikan siswa kedalam suatu masalah yaitu dengan siswa mengeluarkan alat dan bahan yang sudah diberitahu untuk membawa pada pertemuan sebelumnya yaitu cermin datar, cermin cembung (spion), dan cermin cekung (sendok).

Siswa bersama kelompok memecahkan masalah yang ada pada LKS dengan cara bercermin dengan cermin-cermin yang mereka bawa. Dengan melakukan penyelidikan bersama kelompok siswa diarahkan oleh guru untuk mengetahui sifat-sifat bayangan pada masing-masing cermin pada peristiwa pemantulan cahaya.

Siswa mengumpulkan hasil praktikum bersama kelompok, perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikum mereka. Siswa dan guru saling menanggapi presentasi dari kelompok lain. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya guru memberikan penguatan terhadap materi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka ketahui. Guru melakukan refleksi pembelajaran. Guru bersama dengan siswa memberikan kesimpulan pada materi hari ini.

Kegiatan Akhir

(7)

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis, 06 April 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang masih sama pada pertemuan 2 kali sebelumnya.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan siswa masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 1). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu, semua siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh dengan pemberian waktu 35 menit untuk 25 evaluasi tes formatif.

Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing siswa secara langsung.

Kegiatan Akhir

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya di kelas. Guru memotivasi siswa untuk selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberitahu bahwa nilai hari itu sudah cukup memuaskan tetapi siswa dapat lebih meningkatkan lagi kemampuan mereka dengan lebih maksimal. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

(8)

Hasil Observasi diperoleh dari lembar observasi pada kegiatan guru dan kegiatan siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh wali kelas 5 untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai. Lembar kegiatan siswa dilakukan oleh siswa dengan pendampingan guru kelas untuk mengetahui sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai.

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 indikator dan lembar aktivitas siswa terdiri dari 25 indikator. Setiap indikator memiliki skor 1-4 yang dapat dinilai seperti berikut 1 artinya kurang bagus, 2 penilian untuk cukup bagus, 3 berarti bagus, dan 4 sangat bagus. Jika semua telah dinilai kemudian skor di jumlahkan serta dikategorikan seperti berikut, jika mendapatkan skor 21-40 artinya kurang bagus/tidak berhasil, 41-60 untuk cukup bagus/ tidak berhasil, 61-80 berarti bagus/ berhasil, dan 81-100 yang artinya sangat bagus/ berhasil. Pada hasil observasi akan disertakan data hasil lembar observasi guru dan lembar observasi siswa Siklus I.

Hasil observasi pada siklus I dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada tiga pertemuan untuk mengamati guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL). Berikut adalah tabel observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa siklus I:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

Pertemuan

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Skor Presentase Skor Presentase

1 26 72% 28 70%

2 28 78% 27 75%

3 25 89% 20 83%

Jumlah Skor 79 75

(9)

Pada tabel 4.3 tentang hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus I dapat diketahui bahwa, pada aktivitas guru pertemuan 1 memperoleh skor 26 dengan presentase 72%, pertemuan 2 memperoleh skor 28 dengan presentase 78%, dan pertemuan 3 dengan memperoleh skor 25 dengan presentase 89%. Aktivitas guru tergolong pada kriteria bagus/berhasil. Pada aktivitas siswa pertemuan 1 skor 28 dengan presentase 70%, pertemuan 2 skor 27 dengan presentase 75%, dan pertemuan 3 skor 20 dengan presentase 83%. Aktivitas siswa dikatakan bagus/berhasil. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa termasuk dalam kriteria bagus/berhasil dalam melaksanakan pembelajaran. Dari diagram diatas dapat diuraikan diagram seperti berikut ini:

Diagram 4.2

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

Pada diagram 4.2 tentang aktivitas guru dan siswa siklus I mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 yaitu 72% presentase yang diperoleh pada aktivitas guru dan 70% aktivitas siswa, pertemuan 2 yaitu 78% aktivitas guru dan 75% aktivitas siswa, serta 89% aktivitas guru dan 83% aktivitas siswa. Dari presentase yang diperoleh aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat digolongkan pada kriteria bagus/berhasil.

b) Hasil Belajar IPA

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemun 3

72% 78%

89%

70% 75%

83%

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

Aktivitas Guru

(10)

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Hasil belajar kognitif diambil dari hasil evaluasi yang diselenggarakan pada akhir siklus I. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil evaluasi siklus I lebih meningkat dari kondisi awal. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus I:

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I No Rentang

Nilai

Jumlah

Siswa Presentase

Keterangan

1 51 - 60 2 12 % Belum Tuntas

2 61 - 70 2 12 % Belum Tuntas

3 71 - 80 3 19 % Tuntas

4 81 - 90 6 38 % Tuntas

5 91 -100 3 19 % Tuntas

Jumlah 16 100%

Nilai Rata-rata 78

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 52

(11)

Diagram 4.3

Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Berdasarkan diagram 4.3 tentang hasil belajar kognitif siklus I dapat dilihat bahwa rentang nilai 51-60 sebanyak 2 siswa, nilai 61-70 sebanyak 2 siswa, nilai 71-80 sebanyak 3 siswa, nilai 81-90 sebanyak 6 siswa, dan 91-100 sebanyak 3 siswa. dari KKM SDN Krandon Lor 01 Suruh untuk matapelajaran IPA adalah 70, maka ketuntasan hasil belajar siklus I sebagai berikut:

Diagram 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Berdasarkan diagram 4.4 presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siklus I, menunjukkan bahwa siswa SDN Krandon Lor 01 Suruh mengalami peningkatan

2 2

3

6

3

0 1 2 3 4 5 6 7

51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Hasil Belajar Kognitif Siklus I

frekuensi

76% 24%

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif

Siklus I

Tuntas

(12)

dari kondisi awa. Presentase siswa yang tuntas adalah 76% dan 24% yang belum tuntas.

2) Hasil Belajar Afektif Siklus I

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menekankan pada aspek sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif menggunakan skor 1-4 terdapat 4 kategori dalam penilaian. Pada siklus I penilaian hasil belajar afektif diterangkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siklus I

No Sikap Siklus 1 Siklus 2 Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa sikap yang dinilai yaitu menghormati dengan nilai rata-ratanya adalah 88, partisipasi nilai rata-ratanya 77, kerjasama dengan nilai rata-rata 78, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata 83. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

(13)

Tabel 4.5

Hasil Belajar Psikomotor Siklus I

No Aspek Siklus I Siklus II

2 Mengoprasikan alat dan bahan dalam

Berdasarkan tabel 4.5 hasil belajar psikomotor siklus I siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa aspek yang dinilai yaitu membawa alat dan bahan untuk percobaan dengan nilai rata-ratanya adalah 72, mengoprasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar nilai rata-ratanya 81, ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan dengan nilai rata 81, dan mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata-rata 83. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50.

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

(14)

Proses pembelajaran pada siklus I mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:

a) Pembelajaran disajikan dengan cara memberikan masalah sendiri bersama dengan teman sebaya sehingga yang tidak sungkan jika ingin bertanya apabila teman tidak mengerti tentang materi.

b) Pembelajaran menggunakan pernyelidikan masalah dan menemukan sendiri jawaban yang mereka butuhkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami.

c) Para siswa lebih aktif pada saat proses pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning meskipun dapat dikatakan sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, akan tetapi tetap memiliki kelemahan seperti berikut ini:

a) Proses pembelajaran masih sulit untuk dikendalikan karena masih banyak siswa yang ramai sendiri.

b) Masih ada beberapa siswa yang tidak mengerti langkah-langkah untuk pemecahan masalah melalui percobaan.

c) Saat ada kelompok lain yang presentasi kedepan kelas, masih sedikit yang memberikan komentar atau masukan untuk temannya.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I dalam proses pembelajaran, peneliti mengadakan perbaikan untuk pembelajaran pada siklus II yaitu sebagai berikut:

a) Guru lebih memperhatikan siswa dan mengelilingi kelas, bergantian antar kelompok agar siswa tidak ramai sendiri.

b) Guru menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran terlebih dahulu sebelum siswa melakukan percobaan.

(15)

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Tahap pada siklus II sama dengan siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi. Siklus II adalah tindak lanjut dari dari refleksi pada siklus I. Pada siklus II akan memperbaiki kekurangan yang ada pada pembelajaran siklus I dan lebih mengembangkan kelebihan yang ada pada pembelajaran siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan Siklus II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II berdasarkan pada refleksi yang ada pada siklus I. Kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Kelebihan yang ada pada siklus I akan dikembangkan lagi pada siklus II. Peneliti menyusun dan memperbaiki RPP yang ada pada siklus II bersama dengan guru kelas (observer).

Pada siklus II mempunyai menggunakan standar kompetensi yaitu menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan kompetensi dasar membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Pada siklus II mempunyai 3 indikator yaitu menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari, melalui percobaan siswa dapat menunjukkan bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan tepat, melalui percobaan siswa dapat membuat karya sederhana dengan benar.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti dibantu dengan observer

memperbaiki skenario pembelajaran 1) Pertemuan I

(16)

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, Siswa menyanyikan yel-yel yang sudah mereka buat untuk membangkitkan semangat di pagi hari. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini. Kegiatan Inti

Guru menciptakan suasana agar siswa berani berpendapat dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa: “Apa yang dimaksud pembiasan cahaya? Apasaja akibat dari pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari?”.

Siswa diorentasikan kedalam masalah oleh guru dalam proses pembelajaran. Menyelesaikan masalah siswa melakukan percobaan bersama kelompok. Siswa di berikan bahan pensil, gelas bening dan air putih dan setiap siswa melakukan penyelidikan dengan cara memasukkan pensil kedalm gelas. Bersama kelompok dan guru sebagai fasilitator siswa diarahkan dapat menemukan pembiasan cahaya.

Percobaan kedua, guru memberikan kardus, cat warna, pensil, penggaris, busur derajar, tali, pelubang. Siswa diorientasikan pada masalah dengan memberikan LKS yang terdapat langkah-langkah mereka harus dapat menemukan sesuatu melalui percobaan dengan bahan-bahan tersebut. Siswa diharapkan dapat menemukan bahwa cahaya putih teerdiri dari berbagai warna. Perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Agar lebih menarik saat presentasi guru dan siswa menyanyikan lagu dan memutarkan tongkat kepada siswa saat guru berkata “STOP” kelompok yang memegang tongkat yang maju lebih dahulu.

Guru dan siswa mendengarkan dan memberi tanggapan terhadap kelompok yang sedang presentasi. Diakhir presentasi guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir

(17)

membawa alat peraga untuk materi selanjutnya dan membaca materi selanjutnya. Guru memberikan pesan moral agar selalu bersyukur karena adanya cahaya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan 2

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 April 2017 dengan kompetensi dasar membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Mempunyai 1 indikator yaitu membuat karya melalui percobaan sederhana.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Guru menyanyikan yel-yel kelas untuk membangkitkan semangat siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini.

Kegiatan Inti

Guru membagi siswa dalam kelompok. Siswa membuat alat dari bahan-bahan yang mereka bawa yaitu karton, pensil, penggaris, solatip, gunting, dua cermin. Siswa bersama kelompok menyusunnya bersama-sama dengan memansang cermin apa yang dipasang pada alat tersebut. Siswa menemukan bahwa alat yang mereka buat adalah periskop.

Perwakilan kelompok maju untuk mencoba periskop yang mereka buat, sesuai atau tidak dengan yang diinginkan. Masing-masing dari kelompok mempresentasikan tentang periskop yang mereka buat. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan guru memberi penguatan tentang materi hari ini.

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi hari ini, guru memastikan apakah ada yang belum dimengerti atau sudah dipastikan semua siswa telah mengerti.

(18)

Guru memberikan penghargaan kepada semua siswa atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti pembelajaran hari ini. Guru memberikan tugas untuk mempelajari kembali materi hari ini dan materi sebelumnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis, 13 April 2017 dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang masih sama pada pertemuan 2 kali sebelumnya.

Kegiatan Awal

Siswa dipersiapkan oleh guru untuk duduk ditempat masing-masing secara rapi dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk memastikan siswa berangkat semua atau tidak. Kemudian, guru menggali pengetahuan siswa tentang materi sebelumnya yang diajarkan oleh guru untuk memastikan siswa masing ingat atau tidak tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan pembelajaran hari ini adalah mengerjakan tes formatif (siklus 2). Guru menyampaikan cara mengerjakan tes.

Kegiatan Inti

Semua siswa dibagikan evaluasi tes formatif oleh guru untuk dikerjakan secara individu, semua siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh dengan pemberian waktu 35 menit untuk 25 evaluasi tes formatif.

Tes diberikan oleh guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa mencocokkan tes formatif yang mereka kerjakan untuk mengetahui nilai masing-masing siswa secara langsung.

Kegiatan Akhir

(19)

4.1.3.3 Hasil Tindakan a) Hasil Observasi

Hasil Observasi diperoleh dari lembar observasi pada kegiatan guru dan kegiatan siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh wali kelas 5 untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai. Lembar kegiatan siswa dilakukan oleh siswa dengan pendampingan guru kelas untuk mengetahui sejauh mana pengaruh upaya tindakan terhadap tujuan yang akan dicapai.

Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 indikator dan lembar aktivitas siswa terdiri dari 25 indikator. Setiap indikator memiliki skor 1-4 yang dapat dinilai seperti berikut 1 artinya kurang bagus, 2 penilian untuk cukup bagus, 3 berarti bagus, dan 4 sangat bagus. Jika semua telah dinilai kemudian skor di jumlahkan serta dikategorikan seperti berikut, jika mendapatkan skor 21-40 artinya kurang bagus/tidak berhasil, 41-60 untuk cukup bagus/ tidak berhasil, 61-80 berarti bagus/ berhasil, dan 81-100 yang artinya sangat bagus/ berhasil. Pada hasil observasi akan disertakan data hasil lembar observasi guru dan lembar observasi siswa Siklus II.

Hasil observasi pada siklus II dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada tiga pertemuan untuk mengamati guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning (PBL). Berikut adalah tabel observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa siklus II:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

Pertemuan

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Skor Presentase Skor Presentase

1 27 75% 32 80%

(20)

3 28 100% 24 100%

Jumlah Skor 86 88

Kriteria Sangat Bagus/Berhasil Sangat Bagus/Berhasil

Pada tabel 4.6 tentang hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus II dapat diketahui bahwa, pada aktivitas guru pertemuan 1 memperoleh skor 27 dengan presentase 75%, pertemuan 2 memperoleh skor 31 dengan presentase 86%, dan pertemuan 3 dengan memperoleh skor 28 dengan presentase 100%. Aktivitas guru tergolong pada kriteria sangat bagus/berhasil. Pada aktivitas siswa pertemuan 1 skor 32 dengan presentase 80%, pertemuan 2 skor 32 dengan presentase 89%, dan pertemuan 3 skor 24 dengan presentase 100%. Aktivitas siswa dikatakan sangat bagus/berhasil. Pada siklus II aktivitas guru dan siswa tergolong dalam kategori sangat bagus/berhasil. Dari diagram diatas dapat diuraikan diagram seperti berikut ini:

Diagram 4.5

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

Pada diagram 4.5 tentang aktivitas guru dan siswa siklus II mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 yaitu 75% presentase yang diperoleh pada aktivitas guru dan 80% aktivitas siswa, pertemuan 2 yaitu 86% aktivitas guru dan 89% aktivitas siswa, serta 100% aktivitas guru dan 100% aktivitas siswa. Dari presentase yang diperoleh

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 75%

86%

100%

80%

89%

100%

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

Aktivitas Guru

(21)

aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat digolongkan pada kriteria sangat bagus/berhasil.

b) Hasil Belajar IPA

1) Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Hasil belajar kognitif diambil dari hasil evaluasi yang diselenggarakan pada akhir siklus II. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat dikatakan berhasil apabila dilihat dari hasil evaluasi siklus II lebih meningkat dari siklus I. Berikut ini merupakan hasil belajar kognitif siklus II:

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II No Rentang

Nilai

Jumlah

Siswa Presentase

Keterangan

1 65 - 74 5 31% Tuntas

2 75 - 84 5 31% Tuntas

3 ≥ 85 6 38 % Tuntas

Jumlah 16 100%

Nilai Rata-rata 82

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 70

(22)

Diagram 4.6

Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Berdasarkan diagram 4.6 tentang hasil belajar kognitif siklus II dapat dilihat bahwa nilai 65-74 sebanyak 5 siswa, nilai 75-84 sebanyak 5 siswa, nilai ≥ 85 sebanyak 6 siswa. Dari KKM SDN Krandon Lor 01 Suruh untuk matapelajaran IPA adalah 70, maka ketuntasan hasil belajar siklus II sebagai berikut:

Diagram 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Berdasarkan diagram 4.7 presentase ketuntasan hasil belajar kognitif siklus II, menunjukkan bahwa siswa SDN Krandon Lor 01 Suruh mengalami peningkatan dari kondisi awa. Presentase siswa yang tuntas adalah 100% atau semua siswa tuntas.

4,5 5 5,5 6

65-74 75-84 ≥ 85

5

5

6

Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Frekuensi

100%

Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif

Siklus II

(23)

2) Hasil Belajar Afektif Siklus II

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menekankan pada aspek sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif menggunakan skor 1-4 terdapat 4 kategori dalam penilaian afektif. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Pada siklus I penilaian hasil belajar afektif diterangkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Belajar Afektif Siklus II

No Sikap Siklus 1 Siklus 2 Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa sikap yang dinilai yaitu menghormati dengan nilai rata-ratanya adalah 97, partisipasi nilai rata-ratanya 91, kerjasama dengan nilai rata-rata 86, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata 89. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 75.

3) Hasil Belajar Psikomotorik

(24)

Tabel 4.9

Hasil Belajar Psikomotor Siklus II

No Aspek Siklus I Siklus II

2 Mengoprasikan alat dan bahan dalam

Berdasarkan tabel 4.9 hasil belajar psikomotor siklus I siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh, menunjukkan bahwa aspek yang dinilai yaitu membawa alat dan bahan untuk percobaan dengan nilai rata-ratanya adalah 89, mengoprasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar nilai rata-ratanya 89, ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan dengan nilai rata 91, dan mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata-rata 97. Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 75.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

(25)

a) Pembelajaran disajikan dengan cara memberikan masalah sendiri bersama dengan teman sebaya sehingga yang tidak sungkan jika ingin bertanya apabila teman tidak mengerti tentang materi.

b) Pembelajaran menggunakan pernyelidikan masalah dan menemukan sendiri jawaban yang mereka butuhkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami.

c) Para siswa lebih aktif pada saat proses pembelajaran.

Pada pembelajaran siklus II sudah jauh lebih baik dari dari siklus I. Guru sudah berusaha untuk lebih memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. Penelitian memiliki dampak yang baik untuk siswa di SDN Krandon Lor 01 Suruh karena dengan adanya pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Siswa kelas 5 bisa lebih giat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

4.2 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data akan diuraikan tentang hasil analisis data perbandingan aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotor siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

4.2.1 Hasil Analisis Data Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan II

Aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan cara observasi. Pada setiap siklus dilakukan 3 kali pembelajaran. Adapun perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan siswa diuraikan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II

Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Skor % Skor % Skor % Skor %

(26)

2 28 78 31 86 27 75 32 89

3 25 89 28 100 20 83 24 100

Jumlah 79 79 86 86 75 75 88 88

Kriteria Bagus Sangat Bagus Bagus Sangat Bagus

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada aktivitas guru siklus I mendapatkan skor 79 dengan presentase 79% pada siklus II mengalami peningkatan skor menjadi 86 dengan presentase 86%. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I mendapat skor 75 dengan presentase 75% mengalami peningkatan pada siklus II mendapat skor 88 dengan presentase 88%. Presentae aktivitas guru dan siswa siklus I dan siklus II disajikan seperti gambar berikut ini:

Diagram 4.8

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.8 tentang presentase aktivitas guru dan siswa siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, pada aktivitas guru siklus I memperoleh 79% dan meningkat pada siklus II menjadi 86%. Pada aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I mendapat 75% meningkat pada siklus II menjadi 88%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II terjadi pada aktivitas guru dan aktivitas siswa, hal ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan akrivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA.

65% 70% 75% 80% 85% 90%

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa 79%

75%

86% 88%

Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan

Siklus II

Siklus I

(27)

4.2.2 Hasil Analisis Data Hasil Belajar 1) Hasil Analisis Data Kognitif

Hasil analisis data hasil belajar akan membandingkan hasil belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II:

Tabel 4.11

Perbandingan Nilai Hasil Belajar Kognitif Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 7 44% 12 76% 0 0%

2 Belum Tuntas

9 56% 4 24% 16 100%

Jumlah 16 100% 16 100% 16 100%

Nilai Rata-rata 64 78 82

Nilai Tertinggi 82 92 100

Nilai Terendah 46 52 70

(28)

peningkatan lagi pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase 100% atau semua siswa dinyatakan tuntas. Perbandingan nilai ketuntasan hasil belajar siswa ditunjukkan pada diagram berikut ini:

Diagram 4.9

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.9 dapat dilihat bahwa perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada Pada kondisi awal nilai siswa yang tuntas 44% dan siswa yang belum tuntas 56%. Mengalami peningkatan pada siklus I, siswa yang tuntas 76% dan yang belum tuntas 24%. Mengalami peningkatan lagi pada siklus II, siswa yang tuntas 100%. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Krandon

Lor 01 Suruh.

2) Hasil Analisis Data Afektif

Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil pengamatan guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar afektif menekankan pada aspek sikap siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada analisis data afektif akan membandingkan hasil afektif siklus I dan siklus II.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kondisi Awal Siklus I Siklus II 44%

76%

100%

56%

24%

0%

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Kognitif Siswa

Tuntas

(29)

Tabel 4.12

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Siklus I dan Siklus II No

Sikap Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata

Ketuntasan klasikal

Nilai rata-rata

Ketuntasan klasikal

1 Menghormati 88 100 97 100

2 Partisipasi 77 81 91 100

3 Bekerjasama 78 88 86 100

4 Tanggung jawab 83 100 89 100

Nilai tertinggi 100 100

Nilai terendah 50 75

Berdasarkan tabel 4.12 analisis ketuntasan hasil belajar afektif siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada sikap menghormati dengan nilai rata-rata 88 dengan presentase 100% dan pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi 97 dengan presentase 100%, partisipasi siklus I nilai rata-ratanya 77 dengan presentase 81% pada siklus II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 91 dengan presentase 100%, bekerjasama pada siklus I nilai rata-rata 78 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 86 dengan presentase 100%, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata pada siklus I 83 dengan presentase 100% dan siklus II rata-rata 89 dengan presentase tetap yaitu 100%. Nilai terendah pada siklus I 50 meningkat menjadi 75 pada siklus II. Nilai tertinggi siklus I dan siklus II tetap sama yaitu 100. Dari hasil belajar afektif IPA mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil mengunakan model Problem Based Learning (PBL).

(30)

Hasil belajar psikomotorik dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Guru mengamati secara langsung ketrampilan yang dimiliki oleh siswa. Pada analisis data psikomotor akan membandingkan hasil psikomotor siklus I dan siklus II.

Tabel 4.13

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor Siklus I dan Siklus II

No Aspek Siklus I Siklus II

3. Ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan

81 88 91 100

4. Mendemonstrasikan hasil percobaan di

depan kelas

83 100 97 100

Nilai tertinggi 75 100

Nilai terendah 50 75

(31)

dengan presentase 100% dan siklus II rata-rata 97 dengan presentase tetap yaitu 100%. Nilai terendah pada siklus I 50 meningkat menjadi 75 pada siklus II. Nilai tertinggi siklus I dan siklus II tetap sama yaitu 100. Dari hasil belajar psikomotor IPA mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil mengunakan model Problem Based Learning (PBL).

4.3 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada usaha perbaikan untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Krandon Lor 01 suruh dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model Problem Based Learning (PBL) menuntut siswa untuk membangun pengetahuan-pengetahuan siswa sendiri dengan memecahkan masalah yang siswa hadapi. Dalam pembelajaran siswa diorientasikan kedalam masalah, secara berkelompok siswa bersama-sama untuk mencari jalan keluar dalam masalah. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk dapat memecahkan masalah yang ada. Setelah siswa mampu memecahkan masalah siswa mempresentasikan hasil penelitian kelompok didepan kelas. Kelompok lain menanggapi saat ada temannya yang sedang presentasi. Guru didalam kelas menjadi fasilitator jadi siswa yang mendominasi pembelajaran bukan pembelajaran berpusat pada guru. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat memahami tentang materi dipelajari.

(32)

Analisis ketuntasan hasil belajar afektif siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada sikap menghormati dengan nilai rata-rata 88 dengan presentase 100% dan pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi 97 dengan presentase 100%, partisipasi siklus I nilai rata-ratanya 77 dengan presentase 81% pada siklus II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 91 dengan presentase 100%, bekerjasama pada siklus I nilai rata-rata 78 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 86 dengan presentase 100%, dan tanggung jawab dengan nilai rata-rata pada siklus I pada siklus I 83 dengan presentase 100% dan siklus II rata-rata 89 dengan presentase tetap yaitu 100%.

Analisis ketuntasan hasil belajar psikomotor siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada aspek membawa alat dan bahan untuk percobaan dengan nilai rata-rata 72 dengan presentase 88% dan pada siklus II rata-ratanya meningkat menjadi 89 dengan presentase 100%, mengoprasikan alat dan bahan dalam percobaan dengan benar siklus I nilai rata-ratanya 81 dengan presentase 88% pada siklus II mengalami kenaikan rata-rata menjadi 89 dengan presentase 100%, ketelitian dalam menuliskan jawaban dari hasil percobaan pada siklus I nilai rata-rata 81 dengan presentase 88% dan mengalami kenaikan pada siklus II rata-rata yaitu 91 dengan presentase 100%, dan mendemonstrasikan hasil percobaan di depan kelas dengan nilai rata-rata pada siklus I pada siklus I 83 dengan presentase 100% dan siklus II rata-rata 97 dengan presentase tetap yaitu 100%. Dari hasil belajar psikomotor IPA mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil mengunakan model Problem Based Learning (PBL).

(33)

dengan pendapat dari Sanjaya (Wulandari 2012: 2) menyebutkan bahwa Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 1) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran, 2) PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, 3) PBL dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka milik dalam dunia nyata, 4) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar secara terus-menerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh Wulandari (2012), Ketut (2014), dan Istika (2014) menunjukkan bahwa adanya keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Penelitian kali ini juga terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 5 SDN Krandon Lor 01 Suruh.

Kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian yang lain adalah penggunaan model Problem Based Learning (PBL) menggunakan penilaian yang mencakup 3 ranah yaitu kognitif, afektik, dan psikomotor. Terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada SDN Krandon Lor 01 Suruh tidak hanya pada hasil belajar kognitif tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar pada afektif dan psikomotor. Dengan menggunakan model ini siswa akan lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa membangun pengetahuannya sendiri dari apa yang mereka pelajari, jadi daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan juga lebih baik.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan model ini diharapkan bahwa data pada sistem informasi yang ada lebih menarik dari segi tampilan dan lebih tepat/akurat dalam mengoreksi data mahasiswa

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

NaCl dalam larutannya memang merupakan elektrolit kuat, karena dalam larutan, partikel-partikel NaCl akan terionisasi seluruhnya sehingga menghasilkan banyak

1. Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat. 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besi

Asam basa merupakan salah satu sifat suatu zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut, sifat dari asam yaitu terasa masam dan basa terasa pahit dan

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

elemen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan citra merek yang melekat pada produk sepatu