• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

108 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV merupakan proses empiris dari rancangan metode penelitian yang telah diuraikan pada Bab III. Bab IV menguraikan secara terperinci mengenai tahapan-tahapan yang dilalui untuk mencapai tujuan penelitian melalui proses empiris (pengambilan data di lapangan) dan pengujian hipotesis melalui analisis data hingga kajian hasil temuan empiris yang dikaitkan dengan logika berpikir, hasil penelitian terdahulu dan teori utama yang digunakan sebagai pijakan pembenaran keterpengaruhan antar peubah penelitian.

(2)

109 Gambar 4.1

Alur Penjelasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Analisis Kancah Penelitian

Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan pendekatan judgement sampling sehingga diperoleh responden sejumlah 260 orang. Proses pengumpulan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

4.2 Uji Non Response Bias

4.3 Uji Kesahihan

4.4 Uji Keandalan

4.5 Analisis Deskriptif Peubah Penelitian

4.6 Pengujian Model Penelitian

4.7 Pembahasan

(3)

110

yang telah dilakukan dalam studi ini diperoleh responden sejumlah 163 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

Rincian Jumlah

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 260 Responden tidak berada di tempat saat survai

lapangan

(31)

Kuesioner tidak kembali (63)

Kuesioner tidak lengkap (3)

Jumlah kuesioner yang dapat diolah 163 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Merujuk pada tabel 4.1 di atas maka sumber data primer mengenai peubah-peubah yang diteliti dalam studi ini diperoleh dari 163 responden penelitian. Jumlah 163 tersebut sudah layak untuk digunakan sebagai data dasar penelitian mengingat persyaratan jumlah minimal sampel untuk penelitian ini dengan jumlah indikator 31 adalah 155 dan jumlah sampel untuk teknik analisis SEM dengan pendekatan Maximum Likelihood adalah 100-200 sampel.

4.2 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden

(4)

111 Tabel 4.2

Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian (n=163)

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Gender

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

(5)

112

adalah laki-laki dengan jumlah 110 orang (67,50%) dan perempuan terdapat sejumlah 53 orang (32,50%).

Kupasan pada karakteristik masa kerja insan intelektual menunjukkan bahwa sebagian besar telah menjadi insan intelektual selama 25-29 tahun dengan jumlah 46 orang responden (28,22%) sedangkan insan intelektual dengan masa kerja 45-49 tahun berjumlah 1 orang (0,60%).

Kajian karakteristik umur responden diperoleh informasi bahwa sebagian besar telah memiliki umur 53-57 tahun dengan jumlah 48 orang (29,45%) dan responden insan intelektual dengan umur 68-72 tahun dan 73-77 tahun masing-masing berjumlah 2 orang (1,23%).

Studi ini juga mendapatkan informasi mengenai komposisi dosen berdasarkan Jabatan Fungsional. Hasilnya menunjukkan bahwa 83,44% responden memiliki Jabatan Fungsional Lektor Kepala sedangkan sisanya memiliki Jabatan Fungsional sebagai Profesor.

4.3 Uji Non Response Bias

(6)

113

mengenai perbedaan antara jawaban responden yang menjawab pada periode penelitian yang telah ditetapkan dengan jawaban responden yang menjawab diluar periode penelitian yang telah ditetapkan. Perbedaan periode responden dalam menjawab kuesioner diharapkan tidak memiliki perbedaan yang nyata sehingga seluruh kuesioner dapat dianalisis untuk kepentingan studi ini.

Uji non response bias dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jawaban responden yang menjawab/menyerahkan kuesioner selama periode penelitian dengan yang diluar periode penelitian. Analisis non response bias ini dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t Test.

Tahapan pertama dalam Independent Sample t Test adalah melakukan test of homogeneity variance untuk mengetahui bahwa setiap grup (kategori) peubah memiliki variance yang sama. Test of homogeneity variance dilakukan dengan menggunakan Levene’s test dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi Levene’s test > 0,05 maka variance antar kategori homogen sehingga uji perbedaan dilakukan dengan menggunakan hasil dari

equal variance assumed.

b. Jika nilai signifikansi Levene’s test , 0,05 maka variance antar kategori tidak homogen sehingga uji perbedaan dilakukan dengan menggunakan hasil dari

(7)

114 Tabel 4.3

Testof Homogeneity Variance (n=163)

Peubah F hitung Signifikansi Keterangan

Pemerekan Diri 0,317 0,574 Homogenitas variance terpenuhi

Pengayaan Kognitif Bersama 9,696 0,002 Homogenitas variance tidak terpenuhi

Organisasi-Cerdas 0,012 0,911 Homogenitas variance terpenuhi

Kebergairahan Pembelajar 5,419 0,021 Homogenitas variance tidak terpenuhi

Kerekatan Sosial-Emosional 0,067 0,795 Homogenitas variance terpenuhi

Iklim Pembelajar 2,328 0,129 Homogenitas variance terpenuhi

Kesediaan Berbagi-Pengetahuan 2,121 0,147 Homogenitas variance terpenuhi

Perilaku Berbagi-Pengetahuan 6,395 0,012 Homogenitas variance tidak terpenuhi

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Hasil dari Test of Homogeneity Variance menjadi rujukan dalam menentukan penggunaan nilai signifikansi Independent Sample t test. Adapun kriteria pengujian Independent Sample t test adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi uji t ≥ 0,05 artinya jawaban responden pada periode penelitian tidak berbeda dengan jawaban responden diluar periode penelitian.

(8)

115 Tabel 4.4

Uji Non Response Bias (n=163)

Peubah t hitung Signifikansi

Pemerekan Diri 0,308 0,758

Pengayaan Kognitif Bersama -0,309 0,758

Organisasi-Cerdas -1,261 0,209

Kebergairahan Pembelajar 1,307 0,194

Kerekatan Sosial-Emosional 0,980 0,329

Iklim Pembelajar 1,846 0,067

Kesediaan Berbagi-Pengetahuan -1,191 0,236 Perilaku Berbagi-Pengetahuan -0,561 0,576 Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

Mengacu pada hasil pengujian independent sample t test di atas terlihat bahwa masing-masing peubah penelitian menghasilkan nilai signifikansi

independent sample t test > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden pada periode penelitian adalah tidak berbeda dengan jawaban responden di luar periode penelitian.

4.4 Uji Kesahihan

Uji kesahihan dalam teknik analisis SEM dilakukan dengan pendekatan

(9)

116 4.4.1 Analisis Standardized Regression Weight

1. Analisis Faktor Konfirmatori Peubah Bebas

(10)

117 Gambar 4.2

Analisis Konfirmatori Peubah Bebas

(Kebergairahan Pembelajar, Kerekatan Sosial-Emosional dan Iklim Pembelajar) (n=163)

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(11)

118 Tabel 4.5

Pengujian Kelayakan Peubah Bebas

(Kebergairahan Pembelajar, Kerekatan Sosial-Emosional, dan Iklim Pembalajar) (n=163)

Goodness of Fit Index Cut off Value Hasil Evaluasi Model

Chi-Square (df = 51) Kecil (< 68,669) 65,189 Baik

Probability  0,05 0,087 Baik

CMIN/DF  2,00 1,278 Baik

GFI  0,90 0,941 Baik

AGFI  0,90 0,909 Baik

TLI  0,95 0,970 Baik

CFI  0,95 0,977 Baik

RMSEA  0,08 0,041 Baik

Signifikansi = 5%

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

(12)

119 Tabel 4.6

Nilai Regression Weight pada Analisis Faktor Konfirmatori Peubah Bebas (Kebergairahan Pembelajar, Kerekatan Sosial-Emosional, dan Iklim

Pembalajar) (n=163)

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

(13)

120

2. Analisis Faktor Konfirmatori Peubah Pemediasi

(14)

121 Gambar 4.3

Analisis Konfirmatori Peubah Pemediasi

(Kesediaan Berbagi-Pengetahuan dan Perilaku Berbagi-Pengetahuan) (n=163)

Signifikansi = 5%

(15)

122

Hasil pengujian kesesuaian model pada analisis faktor konfirmatori peubah pemediasi disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Pengujian Kelayakan Peubah Pemediasi

(Kesediaan Berbagi-Pengetahuan dan Perilaku Berbagi-Pengetahuan) (n=163)

Goodness of Fit Index Cut off Value Hasil Evaluasi Model

Chi-Square (df = 13) Kecil (< 22,362) 8,944 Baik

Probability  0,05 0,777 Baik

CMIN/DF  2,00 0,688 Baik

GFI  0,90 0,984 Baik

AGFI  0,90 0,967 Baik

TLI  0,95 1,023 Baik

CFI  0,95 1,000 Baik

RMSEA  0,08 0,000 Baik

Signifikansi = 5%

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

(16)

123 Tabel 4.8

Nilai Regression Weight pada Analisis Faktor Konfirmatori Peubah Pemediasi

(Kesediaan Berbagi-Pengetahuan dan Perilaku Berbagi-Pengetahuan) (n=163)

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Dari hasil analisis faktor konfirmatori pada peubah kesediaan berbagi-pengetahuan dan perilaku berbagi-berbagi-pengetahuan diperoleh bahwa nilai pengujian pada masing-masing faktor pembentuk suatu konstruk menunjukkan bahwa seluruh indikator telah memiliki nilai standardized regression weight > 0,5 dan dengan signifikansi < 0,05. Dengan demikian pengukuran pada peubah kesediaan berbagi-pengetahuan dan perilaku berbagi-pengetahuan akan dilakukan dengan menggunakan sejumlah indikator yang telah ditetapkan.

3. Analisis Faktor Konfirmatori Peubah Gayut

(17)

124

membentuk peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas. Hasil berikut merupakan pengujian kemaknaan masing-masing indikator dalam membentuk peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas.

Gambar 4.4

Analisis Konfirmatori Peubah Gayut

(Pemerekan Diri, Pengayaan Kognitif Bersama dan Organisasi-Cerdas) (n=163)

Signifikansi = 5%

(18)

125

Hasil pengujian kesesuaian model pada analisis faktor konfirmatori peubah ekosgen disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Pengujian Kelayakan Peubah Gayut

(Pemerekan Diri, Pengayaan Kognitif Bersama dan Organisasi-Cerdas) (n=163)

Goodness of Fit Index Cut off Value Hasil Evaluasi Model

Chi-Square (df = 51) Kecil (< 68,669) 58,892 Baik

Probability  0,05 0,209 Baik

CMIN/DF  2,00 1,155 Baik

GFI  0,90 0,943 Baik

AGFI  0,90 0,913 Baik

TLI  0,95 0,984 Baik

CFI  0,95 0,987 Baik

RMSEA  0,08 0,031 Baik

Signifikansi = 5%

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

(19)

126 Tabel 4.10

Nilai Regression Weight pada Analisis Faktor Konfirmatori Peubah Gayut (Pemerekan Diri, Pengayaan Kognitif Bersama dan Organisasi-Cerdas)

(n=163)

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Dari hasil analisis faktor konfirmatori pada peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama, dan organisasi-cerdas diperoleh bahwa nilai pengujian pada masing-masing faktor pembentuk suatu konstruk menunjukkan bahwa seluruh indikator telah memiliki nilai standardized regression weight > 0,5 dan dengan signifikansi < 0,05. Dengan demikian pengukuran pada peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama, dan organisasi-cerdas akan dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan.

4.4.2 Uji Kesahihan Diskriminan Peubah Bebas

Pada pengujian model bebas untuk model peubah bebas menghasilkan nilai

(20)

127

Pada uji kesahihan diskriminan ini model peubah bebas diuji dengan dibatasi. Hasil analisis pengujian model peubah bebas terbatas menghasilkan nilai Chi Square sebesar 68,239 dengan probabilitas sebesar 0,092 dan df sebesar 54.

Berdasarkan hasil pengujian peubah bebas pada model bebas dan model terbatas diatas maka dapat dilakukan uji beda Chi Square pada kedua model tersebut seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.11

Uji Perbedaan Chi Square Untuk Peubah Bebas (n=163)

Model Bebas Model Terbatas Beda

Chi

Square Chi

Square df Probabilitas

Chi

Square df Probabilitas

65,189 51 0,087 68,239 54 0,092 3,050

Signifikansi = 5%

Sumber : Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan data dalam Tabel 4.11 nilai beda yang dihasilkan antara model bebas dan model terbatas adalah 3,050 yang lebih kecil dari cut off value-nya sebesar 7,8147 pada tingkat kesalahan 5% maka berdasarkan uji beda Chi Square

ini model terbatas tidak dapat ditolak. Meskipun demikian, nilai Chi Square yang dihasilkan pada model bebas lebih rendah dari nilai Chi Square pada model terbatas sehingga memungkinkan untuk dapat menyimpulkan bahwa model terbatas ditolak dan bahwa ketiga konstruk tidak berkorelasi secara sempurna karena itu kesahihan diskriminan dapat dicapai antar peubah bebas.

4.4.3 Uji Kesahihan Diskriminan Peubah Pemediasi

(21)

128

analisis pengujian model peubah gayut terbatas menghasilkan nilai Chi Square

sebesar 9,710 dengan probabilitas sebesar 0,783 dan df sebesar 14.

Berdasarkan hasil pengujian peubah gayut pada model bebas dan model terbatas diatas maka dapat dilakukan uji beda Chi Square pada kedua model tersebut seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.12

Uji Perbedaan Chi Square Untuk Peubah Pemediasi (n=163)

Model Bebas Model Terbatas Beda

Chi

Square Chi

Square df Probabilitas

Chi

Square df Probabilitas

8,944 13 0,777 9,710 14 0,783 0,766

Signifikansi = 5%

Sumber : Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan data dalam Tabel 4.12 nilai beda yang dihasilkan antara model bebas dan model terbatas adalah 0,766 yang lebih kecil dari cut off value-nya sebesar 3,841 pada tingkat kesalahan 5% maka berdasarkan uji beda Chi Square

ini model terbatas tidak dapat ditolak. Meskipun demikian, nilai Chi Square yang dihasilkan pada model bebas lebih rendah dari nilai Chi Square pada model terbatas sehingga memungkinkan untuk dapat menyimpulkan bahwa model terbatas ditolak dan bahwa kedua konstruk tidak berkorelasi secara sempurna karena itu validitas diskriminan dapat dicapai antar peubah pemediasi.

4.4.4 Uji Kesahihan Diskriminan Peubah Gayut

(22)

129

analisis pengujian model peubah gayut terbatas menghasilkan nilai Chi Square

sebesar 85,225 dengan probabilitas sebesar 0,004 dan df sebesar 54.

Berdasarkan hasil pengujian peubah gayut pada model bebas dan model terbatas diatas maka dapat dilakukan uji beda Chi Square pada kedua model tersebut seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.13

Uji Perbedaan Chi Square Untuk Peubah Gayut (n=163)

Model Bebas Model Terbatas Beda

Chi

Sumber : Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan data dalam Tabel 4.13 nilai beda yang dihasilkan antara model bebas dan model terbatas adalah 26,333 yang lebih besar dari cut off value-nya sebesar 7,814 pada tingkat kesalahan 5% maka berdasarkan uji beda Chi Square

ini model terbatas dapat ditolak yang artinya bahwa ketiga konstruk tidak berkorelasi secara sempurna karena itu kesahihan diskriminan dapat dicapai antar peubah gayut.

4.5 Uji Keandalan

(23)

130

peubah laten yang dapat diterima adalah sebesar 0,70 sedangkan pengukuran

Variance Extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang diekstraksi oleh peubah laten yang dikembangkan. Nilai Variance Extract yang dapat diterima adalah minimal 0,50. Hasil perhitungan Construct Reliability dan

Variance Extracted dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14

ConstructReliability dan Variance Extracted (n=163)

Peubah Construct

Reliability

Variance

Extracted

Pemerekan diri 0,949 0,862

Pengayaan kognitif bersama 0,968 0,859

Organisasi-cerdas 0,945 0,813

Kebergairahan pembelajar 0,963 0,815

Kerekatan sosial-emosional 0,961 0,891

Iklim pembelajar 0,917 0,786

Kesediaan berbagi-pengetahuan 0,936 0,787 Perilaku berbagi-pengetahuan 0,930 0,818

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(24)

131 4.6 Analisis Deskriptif Peubah Penelitian

Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk memperoleh kecenderungan jawaban responden atas peubah-peubah yang diteliti dalam penelitian ini.

4.6.1 Peubah Pemerekan Diri

Peubah pemerekan diri diukur dengan menggunakan tiga indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah pemerekan diri disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.15

Deskripsi Peubah Pemerekan Diri (n=163)

Indikator Minimum Maksimum Rerata Std. Deviation

X1: Kepakaran 1 7 3,91 1,807

X2: Profesionalisme 1 7 3,87 1,705

X3: Pengakuan 1 7 4,06 1,724

Pemerekan Diri 3,95

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(25)

132 Tabel 4.16

Temuan pada Peubah Pemerekan Diri

Temuan Pertanyaan Terbuka pada Peubah Pemerekan Diri

1. Fokus kajian yang diteliti berbeda-beda

2. Bidang penelitian tiap semester tidak selalu sama

3. Tema yang diteliti tergantung hasil kolaborasi dengan rekan sejawat

4. Kepakaran dan profesionalisme dirasa sulit dilakukan karena beban mengajar sangat tinggi

5. Diseminasi hasil penelitian, presentasi ilmiah hasil penelitian tidak dilakukan rutin 6. Pendanaan institusi sangat terbatas untuk dapat mencapai profesionalisme di bidang

kajian tertentu

Sumber: Data Primer Diolah, 2017 4.6.2 Peubah Pengayaan Kognitif Bersama

Peubah pengayaan kognitif bersama diukur dengan menggunakan lima indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah pengayaan kognitif bersama disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.17

Deskripsi Peubah Pengayaan Kognitif Bersama (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X4: Peningkatan pengetahuan baru 1 7 2,22 1,445

X5: Kreatifitas baru/inovasi 1 6 2,21 1,241

X6: Ketajaman berpikir 1 5 2,17 1,124

X7: Kebijaksanaan 1 6 2,58 1,185

X8: Kedalaman pemahaman 1 7 2,67 1,490

Pengayaan Kognitif Bersama 2,37

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(26)

133

bersama dapat diketahui bahwa indikator X6 dengan rerata sebesar 2,17 tentang ketajaman berpikir merupakan indikator paling rendah dari peubah pengayaan kognitif bersama.

Tabel 4.18

Temuan pada Peubah Pengayaan Kognitif Bersama

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Pengayaan Kognitif Bersama

1. Masing-masing memiliki acuan referensi sendiri

2. Tiap-tiap pengajar dari lulusan institusi yang berbeda memiliki idealisme, gaya meneliti yang berbeda-beda

3. Pengetahuan yang dimiliki sangat sulit berbaur masing-masing merasa yang paling benar 4. Budaya yang dibawa selama masa studi sangat mempengaruhi gaya berpikir, analisis, dll

dosen

5. Pengetahuan yang dimiliki menjadi kekayaan intelektual individu 6. Pengetahuan antar masing-masing dosen sulit untuk berbaur

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017 4.6.3 Peubah Organisasi-Cerdas

Peubah organisasi-cerdas diukur dengan menggunakan empat indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah organisasi-cerdas disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.19

Deskripsi Peubah Organisasi-Cerdas (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X9: Produktif 1 6 2,88 1,363

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(27)

134

tidak setuju terhadap peubah organisasi-cerdas. Dari keempat indikator yang digunakan untuk mengukur peubah responsif dapat diketahui bahwa indikator X12 dengan rerata sebesar 2,49 tentang kelenturan organisasi merupakan indikator paling rendah dari peubah organisasi-cerdas.

Tabel 4.20

Temuan pada Peubah Organisasi-Cerdas

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Organisasi-Cerdas

1. Budaya yang sudah ada sulit berubah

2. Lingkungan belajar yang berkembang cenderung turun temurun

3. Budaya diseminasi hasil penelitian, orasi ilmiah dilakukan sebatas rutinitas

4. Pendanaan yang disediakan institusi untuk pengembangan dan penciptaan pengetahuan terbatas dan hampir tetap tiap tahunnya padahal jumlah dosen mengalami peningkatan 5. Orientasi institusi pada pengembangan dan penciptaan pengetahuan masih rendah

6. Institusi masih berorientasi pada mahasiswa, orientasi pada kualitas dosen dan kualitas instutusi itu sendiri masih kurang dipahami dan dilaksanakan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017 4.6.4 Peubah Kebergairahan Pembelajar

Peubah kebergairahan pembelajar diukur dengan menggunakan enam indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah kebergairahan pembelajar disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.21

Deskripsi Peubah Kebergairahan Pembelajar (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X13: Komitmen intelektual 1 7 4,06 1,713

X14: Integritas 1 7 4,14 1,594

X15: Keikhlasan 1 7 4,29 1,862

X16: Keberanian 1 7 3,75 1,810

X17: Pencurahan pengetahuan seutuhnya 1 7 3,85 1,841

X18: Pelibatan diri sepenuhnya 1 7 3,99 1,807

Kebergairahan Pembelajar 4,01

Signifikansi = 5%

(28)

135

Skor rerata untuk peubah kebergairahan pembelajar adalah sebesar 4,01 yang berada pada rentang > 3,571 – 4,429, yang berarti bahwa responden memberikan respon netral terhadap peubah kebergairahan pembelajar. Dari keenam indikator yang digunakan untuk mengukur peubah kebergairahan pembelajar bersama dapat diketahui bahwa indikator X16 dengan rerata sebesar 3,75 tentang keberanian merupakan indikator paling rendah dari peubah kebergairahan pembelajar.

Tabel 4.22

Temuan pada Peubah Kebergairahan Pembelajar

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Kebergairahan Pembelajar

1. Menjadi dosen lebih karena ketersediaan peluang kerja 2. Moralitas dan totalitas menjadi pendidik masih rendah

3. Kegiatan Tri Dharma masih menjadi rutinitas dan tuntutan profesi belum menjadi kegiatan yang dilakukan dengan keikhlasan, kesadaran dan tanggung jawab

4. Temuan-temuan hal baru masih terbatas

5. Penelitian yang dilakukan dengan tema-tema yang monoton menunjukkan bahwa penelitian dilakukan dengan setengah hati hanya sebagai pemenuhan tanggung jawab

6. Dosen masih menggunakan penelitian-penelitian mahasiswa untuk memenuhi kewajiban penelitiannya

7. Dosen lebih suka pada jam mengajar yang tinggi, penciptaan dan pengembangan pengetahuan melalui penelitian belum dilakukan dengan penuh kesadaran

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017 4.6.5 Peubah Kerekatan Sosial Emosional

(29)

136 Tabel 4.23

Deskripsi Peubah Kerekatan Sosial-Emosional (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X19: Penyediaan loloh balik positif 1 7 4,25 1,976

X20: Konstruktif 1 7 3,74 1,845

X21: Supportif 1 7 3,71 2,142

Kerekatan Sosial-Emosional 3,90

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

Skor rerata untuk peubah kerekatan sosial-emosional adalah sebesar 3,90 yang berada pada rentang > 3,571 – 4,429, yang berarti bahwa responden memberikan respon netral terhadap peubah kerekatan sosial-emosional. Dari ketiga indikator yang digunakan untuk mengukur peubah kerekatan sosial-emosional dapat diketahui bahwa indikator X21 dengan rerata sebesar 3,71 tentang supportif merupakan indikator paling rendah dari peubah kerekatan sosial-emosional.

Tabel 4.24

Temuan pada Peubah Kerekatan Sosial-Emosional

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Kerekatan Sosial-Emosional

1. Masukan atau saran pada kegiatan orasi ilmiah, diseminasi pengetahuan lebih bersifat kritik dan menjatuhkan

2. Masukan yang diberikan pada penelitian lebih bersifat destruktif, hal ini dilihat dari kritik yang dilontarkan dan minim saran

3. Rekan sejawat sulit untuk diajak berdialog atau berdiskusi, rata-rata sibuk dengan urusan masing-masing

(30)

137 4.6.6 Peubah Iklim Pembelajar

Peubah iklim pembelajar diukur dengan menggunakan tiga indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah iklim pembelajar disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.25

Deskripsi Peubah Iklim Pembelajar (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X22: Komitmen pada pengetahuan 1 7 3,66 1,853

X23: Perbaikan berkelanjutan 1 7 3,78 1,956

X24: Keterbukaan pada lingkungan 1 7 3,88 1,952

Iklim Pembelajar 3,77

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

Skor rerata untuk peubah iklim pembelajar adalah sebesar 3,90 yang berada pada rentang > 3,571 – 4,429, yang berarti bahwa responden memberikan respon netral terhadap peubah iklim pembelajar. Dari ketiga indikator yang digunakan untuk mengukur peubah iklim pembelajar dapat diketahui bahwa indikator X22 dengan rerata sebesar 3,66 tentang komitmen pada pengetahuan merupakan indikator paling rendah dari peubah iklim pembelajar.

Tabel 4.26

Temuan pada Peubah Iklim Pembelajar

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Iklim Pembelajar

1. Komitmen institusi pada pengembangan pengetahuan masih rendah, ditunjukkan dari minimnya anggaran. Bahkan masih terdapat institusi yang belum memiliki anggaran untuk kegiatan orasi ilmiah dosen

2. Kegiatan diseminasi pengetahuan di dalam institusi tidak dibudayakan

3. Pengembangan kualitas dosen untuk penciptaan pengetahuan baru belum menjadi orientasi kebijakan

(31)

138

4.6.7 Peubah Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

Peubah kesediaan berbagi-pengetahuan diukur dengan menggunakan empat indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah kesediaan berbagi-pengetahuan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.27

Deskripsi Peubah Kesediaan Berbagi-Pengetahuan (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X25: Keterbukaan 1 7 4,02 1,923

X26: Berpikir positif 1 7 3,75 1,874

X27: Peluangan waktu 1 7 3,82 1,746

X28: Pemberian perhatian 1 7 4,33 1,842

Kesediaan Berbagi Pengetahuan 3,98

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(32)

139 Tabel 4.28

Temuan pada Peubah Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

1. Kolaborasi penelitian masih dilakukan sebatas teman dekat belum berorientasi pada kolaborasi keilmuan

2. Sulitnya meluangkan waktu untuk kegiatan penelitian

3. Antusiasme pada kegiatan orasi ilmiah masih rendah ditunjukkan dari perpanjangan waktu pendaftaran

4. Penelitian dilakukan individu, kolaborasi penelitian sulit dan jarang dilakukan jika dilakukan atas dasar kedekatan dan bukan profesionalisme pengetahuan

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017 4.6.8 Peubah Perilaku Berbagi-Pengetahuan

Peubah perilaku berbagi-pengetahuan diukur dengan menggunakan tiga indikator. Hasil analisis deskriptif untuk peubah perilaku berbagi-pengetahuan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.29

Deskripsi Peubah Perilaku Berbagi-Pengetahuan (n=163)

Indikator Minimum Maximum Rerata Std. Deviation

X29: Pendiseminasian hasil penelitian 1 7 4,57 1,764 X30: Penukaran pengetahuan antar

individu

1 7 4,69 2,010

X31: Pengomunikasian dalam kelompok 1 7 4,43 1,774

Perilaku Berbagi Pengetahuan 4,56

Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

(33)

140

sebesar 4,43 tentang pengkomunikasian dalam kelompok merupakan indikator paling rendah dari peubah perilaku berbagi-pengetahuan.

Tabel 4.30

Temuan pada Peubah Perilaku Berbagi-Pengetahuan

Temuan Pertanyaan Terbuka Peubah Perilaku Berbagi-Pengetahuan

1. Diseminasi pengetahuan di internal institusi tidak dilakukan secara rutin dan bahkan ada institusi yang tidak memiliki kegiatan diseminasi

2. Orasi-orasi ilmiah di dalam institusi jarang dilakukan (tidak rutin)

3. Masih banyak institusi yang belum melakukan kegiatan diskusi ilmiah di dalam institusi dengan baik

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

4.7 Pengujian Model Penelitian Tahap Pertama

Model penelitian yang dikembangkan dan diuji dalam studi ini merupakan model penelitian yang menggunakan peubah pemoderasi. Pada pengujian SEM dengan peubah pemoderasi terdapat dua tahapan yang harus dilakukan, yaitu tahap pertama adalah menguj model dimana peubah pemoderasi digunakan sebagai peubah bebas. Tujuannya adalah untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh peubah pemoderasi dalam menjelaskan peubah gayut. Bila pada tahap pertama pengaruh peubah pemoderasi terhadap peubah gayut tidak dapat dibuktikan maka pengujian tidak perlu dilanjutkan pada tahap kedua. Berikut ini adalah pengujian tahap pertama yang dilakukan terhadap model penelitian. 4.7.1 Pengujian Asumsi SEM pada Model Tahap Pertama

1. Evaluasi Normalitas Data Pengujian Model Tahap Pertama

(34)

141

Analisis normalitas dilakukan dengan mengamati nilai CR multivariat dengan rentang  2,58 pada tingkat signifikansi 1% (Ghozali, 2004).

Tabel 4.31

Hasil Pengujian Normalitas Data Model Tahap Pertama (n=163)

(35)

142

Variabel min max skew c.r. kurtosis c.r. X15 1,000 7,000 -,056 -,293 -1,088 -2,836 X18 1,000 7,000 ,028 ,146 -,923 -2,406 X17 1,000 7,000 -,024 -,123 -1,129 -2,944 X16 1,000 7,000 ,115 ,599 -,990 -2,579

Multivariate 18,255 2,576

Signifikansi = 5%

Sumber : Data prime yang diolah, 2017

Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa nilai CR untuk multivariat adalah 2,576 yang berada di bawah 2,58, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada peubah teramati berdistribusi normal.

2. Evaluasi Outliers Model Tahap Pertama

Outliers adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda dengan data lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk peubah tunggal mau pun kombinasi (Hair, et al., 1995). Pengujian multivariate outliers dilakukan dengan membandingkan nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) teoritis dan hitung dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika nilai Mahalanobis Distance hitung < nilai Mahalanobis Distance

teoritis yang dihitung berdasarkan nilai Chi-Square pada derajat bebas 31 (jumlah indikator) pada tingkat p < 0,001 adalah 2 (31 ; 0,001) =

61,098 (berdasarkan tabel distribusi 2) maka tidak terjadi masalah

multivariateoutliers.

b. Jika nilai Mahalanobis Distance hitung > nilai Mahalanobis Distance

teoritis yang dihitung berdasarkan nilai Chi-Square pada derajat bebas

(36)

143

61,098 (berdasarkan tabel distribusi 2) maka terjadi masalah

multivariateoutliers.

Nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) hitung untuk penelitian ini diperoleh dari hasil pengolahan data, yaitu nilai observations farthest from the centroid (Mahalanobis Distance) maksimal sebesar 59,734. Nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) hitung (59,734) < Nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) teoritis (61,098), artinya tidak terjadi masalah multivariateoutliers pada studi ini.

3. Evaluasi Multicollinearity dan Singularity

Pengujian data selanjutnya adalah untuk melihat apakah terdapat

multicollinearity dan singularity dalam sebuah kombinasi peubah bebas. Indikasi adanya multicollinearity dan singularity dapat diketahui melalui nilai determinant of sample covariance matrix yang benar-benar kecil atau mendekati nol. Dari hasil pengolahan data, nilai determinant of sample covariance matrix adalah 76264521,571.

Nilai determinant of sample covariance matrix yang dihasilkan pada studi ini (76264521,571) berada jauh dari nol sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang digunakan tidak terdapat multicollinearity dan memenuhi asumsi singularity.

4. Evaluasi Nilai Residual

(37)

144

tinggi (> 2,58) maka sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan dengan catatan ada landasan teoritisnya. Dari hasil analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini, ditemukan 12 nilai standardized residual covariances

yang lebih dari 2,58. Meskipun demikian nilai standardized residual covariances yang melebihi 2,58 jumlahnya tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh nilai standardized residual covariances yang dihasilkan dari pengujian model (480) yaitu sebanyak 24 pengataman sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat residual terpenuhi.

4.7.2 Pengujian Kelayakan Model Penelitian Tahap Pertama

(38)

145 Gambar 4.5

Pengujian Model Penelitian Tahap Pertama (n=163)

Signifikansi = 5%

(39)

146

Pengujian model penelitian dilakukan dengan analisis kelayakan model penelitian. Hasil pengujian kelayakan pada model penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini, disajikan dalam Tabel 4.32 berikut ini.

Tabel 4.32

Hasil Pengujian Kelayakan Model Penelitian Tahap Pertama (n=163)

Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model

Chi-Square (df = 422) < 470,895 468,100 Baik

Probability  0,05 0,060 Baik

CMIN/DF  2,00 1,109 Baik

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengujian kelayakan model yang disajikan dalam Tabel 4.32 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan kriteria pengujian dalam kategori baik atau memenuhi kriteria penilaian yang dipersyaratkan. Pada uji Chi-Square, sebuah model akan dianggap baik jika hasilnya menunjukkan nilai Chi-Square hitung yang lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel. Semakin Chi-Square

hitung yang lebih kecil dari nilai Chi-quare tabel menunjukkan bahwa semakin baik model tersebut berarti tidak ada perbedaan antara estimasi populasi dengan sampel yang diuji. Model penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Chi-Square

(40)

147 4.7.3 Pengujian Pengaruh antar Peubah

Setelah melakukan penilaian terhadap asumsi-asumsi yang ada pada SEM, selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab terdahulu. Pengujian model penelitian tahap pertama dilakukan dengan melibatkan peubah iklim pembelajar sebagai peubah bebas. Tahapan ini menjadi penting untuk dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh peubah iklim pembelajar dalam menjelaskan perilaku berbagi-pengetahuan. Apabila pengaruh iklim pembelajar terhadap perilaku berbagi-pengetahuan terbukti tidak nyata maka peubah iklim pembelajar tidak dapat digunakan sebagai peubah pemoderasi. Pengujian keterpengaruhan peubah penelitian dilakukan dengan menganalisis nilai Critical Ratio (CR) dan probabilitas.

Tabel 4.33

Pengujian Hipotesis Model Penelitian Tahap Pertama (n=163) Std Estimate Estimate S.E. C.R. P Label KBP <--- KP ,230 ,253 ,126 2,014 ,044 par_9 KBP <--- KSE ,484 ,394 ,105 3,764 *** par_12 PBP <--- KP ,189 ,217 ,105 2,061 ,039 par_16 PBP <--- KSE ,397 ,338 ,099 3,397 *** par_17 PBP <--- KBP ,275 ,287 ,110 2,615 ,009 par_18 PBP <--- IP ,241 ,259 ,118 2,195 ,028 par_21 PD <--- PBP ,850 ,832 ,115 7,207 *** par_26 PKB <--- PBP ,284 ,195 ,065 2,980 ,003 par_31 OC <--- PBP ,252 ,165 ,066 2,506 ,012 par_35 Signifikansi = 5%

*** Signifikan pada α = 1%

(41)

148

1. Pengujian Pengaruh Kebergairahan Pembelajar terhadap Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kebergairahan pembelajar terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 2,014 dengan probabilitas sebesar 0,044. Oleh karena nilai probabilitas (0,044) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kebergairahan pembelajar terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan. 2. Pengujian Pengaruh Kerekatan Sosial-Emosional terhadap Kesediaan

Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kerekatan sosial-emosional terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 3,764 dengan probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kerekatan sosial-emosional terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan. 3. Pengujian Pengaruh Kebergairahan Pembelajar terhadap Perilaku

Berbagi-Pengetahuan

(42)

149

4. Pengujian Pengaruh Kerekatan Sosial-Emosional terhadap Perilaku Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kerekatan sosial-emosional terhadap perilaku berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 3,397 dengan probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kerekatan sosial-emosional terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku berbagi-pengetahuan. 5. Pengujian Pengaruh Iklim Pembelajar terhadap Perilaku

Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh iklim pembelajar terhadap perilaku berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 2,195 dengan probabilitas sebesar 0,028. Oleh karena nilai probabilitas (0,028) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah iklim pembelajar terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku berbagi-pengetahuan.

6. Pengujian Pengaruh Kesediaan Berbagi-Pengetahuan terhadap Perilaku Berbagi-Pengetahuan

(43)

150

7. Pengujian Pengaruh Perilaku Berbagi-Pengetahuan terhadap Pemerekan Diri

Pengujian pengaruh perilaku berbagi-pengetahuan terhadap pemerekan diri menghasilkan nilai CR sebesar 7,207 dengan probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah perilaku berbagi-pengetahuan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pemerekan diri.

8. Pengujian Pengaruh Perilaku Berbagi-Pengetahuan terhadap Pengayaan Kognitif Bersama

Pengujian pengaruh perilaku berbagi-pengetahuan terhadap pengayaan kognitif bersama menghasilkan nilai CR sebesar 2,980 dengan probabilitas sebesar 0,003. Oleh karena nilai probabilitas (0,003) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah perilaku berbagi-pengetahuan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pengayaan kognitif bersama.

9. Pengujian Pengaruh Perilaku Berbagi-Pengetahuan terhadap Organisasi-Cerdas

(44)

151 4.8 Pengujian Model Tahap Kedua

Hasil pengujian model tahap pertama yang telah dilakukan pada peubah iklim pembelajar sebagai peubah bebas terbukti berpengaruh nyata terhadap perilaku berbagi-pengetahuan. Pengujian tahap kedua, menguji pengaruh pemoderasi yang dilakukan dengan menambahkan satu peubah dalam model penelitian, yaitu peubah interaksi dimana peubah tersebut merupakan hasil perhitungan interaksi dari peubah iklim pembelajar dan peubah kesediaan berbagi-pengetahuan.

4.8.1 Pengujian Asumsi SEM pada Model Tahap Kedua 1. Evaluasi Normalitas Data Pengujian Model Tahap kedua

Estimasi dengan Maximum Likelihood menghendaki indikator harus memenuhi asumsi normalitas multivariat (multivariate normality). Analisis normalitas dilakukan dengan mengamati nilai CR multivariat dengan rentang  2,58 pada tingkat signifikansi 1% (Ghozali, 2004).

Tabel 4.34

(45)

152

Multivariate 20,671 2,566

Signifikansi = 5%

Sumber : Data prime yang diolah, 2017

(46)

153 2. Evaluasi Outliers Model Tahap Kedua

Pengujian multivariate outliers dilakukan dengan membandingkan nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) teoritis dan hitung dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika nilai Mahalanobis Distance hitung < nilai Mahalanobis Distance

teoritis yang dihitung berdasarkan nilai Chi-Square pada derajat bebas 33 (jumlah indikator) pada tingkat p < 0,001 adalah (33 ; 0,001) =

63,870 (berdasarkan tabel distribusi 2) maka tidak terjadi masalah

multivariateoutliers.

b. Jika nilai Mahalanobis Distance hitung > nilai Mahalanobis Distance

teoritis yang dihitung berdasarkan nilai Chi-Square pada derajat bebas

33 (jumlah indikator) pada tingkat p < 0,001 adalah 2 (33 ; 0,001) =

63,870 (berdasarkan tabel distribusi 2) maka terjadi masalah

multivariateoutliers.

Nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) hitung untuk penelitian ini diperoleh dari hasil pengolahan data, yaitu nilai observations farthest from the centroid (Mahalanobis Distance) maksimal sebesar 62,895. Nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) hitung (62,895) < Nilai Jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) teoritis (63,870), artinya tidak terjadi masalah multivariateoutliers pada studi ini.

3. Evaluasi Multicollinearity dan Singularity

Pengujian data selanjutnya adalah untuk melihat apakah terdapat

(47)

154

Indikasi adanya multicollinearity dianalisis melalui nilai determinant of sample covariance matrix yang benar-benar kecil atau mendekati nol. Hasil pengolahan data diperoleh nilai determinant of sample covariance matrix

sebesar 38124020460,352.

Nilai determinant of sample covariance matrix yang diperoleh dari hasil pengolahan data (38124020460,352) berada jauh dari nol sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang digunakan tidak terdapat

multicollinearity dan memenuhi asumsi singularity. 4. Evaluasi Nilai Residual

Setelah melakukan estimasi, residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan frekuensi distribusi dari residual haruslah bersifat simetrik. Jika suatu model memiliki nilai residual covariances yang tinggi (> 2,58) maka sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan dengan catatan ada landasan teoritisnya. Dari hasil analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini, ditemukan 17 nilai standardized residual covariances yang lebih dari 2.58. Meskipun demikian nilai standardized residual covariances

yang melebihi 2,58 jumlahnya tidak melebihi 5% dari jumlah seluruh nilai

standardized residual covariances yang dihasilkan dari pengujian model (512) yaitu sebanyak 26 pengataman sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat residual terpenuhi.

4.8.2 Pengujian Kelayakan Model Penelitian Tahap Kedua

(48)

155

(49)

156 Gambar 4.6

Pengujian Model Penelitian Tahap Kedua (n=163)

Signifikansi = 5%

Sumber : Data primer yang diolah, 2017

(50)

157 Tabel 4.35

Hasil Pengujian Kelayakan Model Penelitian Tahap Kedua (n=163)

Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model

Chi-Square (df = 449) < 499,401 487,775 Baik

Probability  0,05 0,100 Baik

CMIN/DF  2,00 1,086 Baik

GFI  0,90 0,847 Marginal

AGFI  0,90 0,820 Marginal

TLI  0,95 0,975 Baik

CFI  0,95 0,978 Baik

RMSEA  0,08 0,023 Baik

Signifikansi = 5%

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengujian kelayakan model yang disajikan dalam Tabel 4.35 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan kriteria pengujian dalam kategori baik atau memenuhi kriteria penilaian yang dipersyaratkan. Pada uji Chi-Square, sebuah model akan dianggap baik jika hasilnya menunjukkan nilai Chi-Square hitung yang lebih kecil dari nilai Chi-Square tabel. Semakin Chi-Square

hitung yang lebih kecil dari nilai Chi-quare tabel menunjukkan bahwa semakin baik model tersebut berarti tidak ada perbedaan antara estimasi populasi dengan sampel yang diuji. Model penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Chi-Square

(51)

158

4.8.3 Pengujian Keterpengaruhan antar Peubah

Pengujian model tahap pertama, peubah iklim pembelajar diasumsikan sebagai peubah bebas untuk diuji pengaruhnya terhadap perilaku berbagi-pengetahuan dimana hasilnya menunjukkan pengaruh nyata. Oleh karena pengaruh kedua peubah tersebut adalah nyata maka dapat dilakukan pengujian tahap selanjutnya dengan menghitung nilai interaksi antara peubah iklim pembelajar dengan peubah kesediaan berbagi-pengetahuan yang selanjutnya disebut sebagai peubah interaksi. Peubah interaksi ini dimasukkan dalam model penelitian dan diuji pada pengujian model tahap kedua sebagai nilai pemoderasi dari peubah iklim pembelajar. Pengujian keterpengaruhan antar peubah yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis nilai Critical Ratio

(CR) dan probabilitas dari suatu hubungan kausalitas. Tabel 4.36

Pengujian Hipotesis Model Penelitian Tahap Kedua (n=163)

Std Estimate Estimate S.E. C.R. P Label

(52)

159

1. Pengujian Pengaruh Kebergairahan Pembelajar terhadap Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kebergairahan pembelajar terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 2,021 dengan probabilitas sebesar 0,043. Oleh karena nilai probabilitas (0,043) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kebergairahan pembelajar terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan. 2. Pengujian Pengaruh Kerekatan Sosial-Emosional terhadap Kesediaan

Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kerekatan sosial-emosional terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 3,766 dengan probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kerekatan sosial-emosional terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan. 3. Pengujian Pengaruh Kebergairahan Pembelajar terhadap Perilaku

Berbagi-Pengetahuan

(53)

160

4. Pengujian Pengaruh Kerekatan Sosial-Emosional terhadap Perilaku Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kerekatan sosial-emosional terhadap perilaku berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 2,298 dengan probabilitas sebesar 0,035. Oleh karena nilai probabilitas (0,035) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kerekatan sosial-emosional terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku berbagi-pengetahuan. 5. Pengujian Pengaruh Kesediaan Berbagi-Pengetahuan terhadap

Perilaku Berbagi-Pengetahuan

Pengujian pengaruh kesediaan berbagi-pengetahuan terhadap perilaku berbagi-pengetahuan menghasilkan nilai CR sebesar 2,738 dengan probabilitas sebesar 0,006. Oleh karena nilai probabilitas (0,006) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah kesediaan berbagi-pengetahuan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku berbagi-pengetahuan.

6. Pengujian Iklim Pembelajar dalam Memoderasi Pengaruh Kesediaan Berbagi-Pengetahuan terhadap Perilaku Berbagi-Pengetahuan

(54)

161

7. Pengujian Pengaruh Perilaku Berbagi-Pengetahuan terhadap Pemerekan Diri

Pengujian pengaruh perilaku berbagi-pengetahuan terhadap pemerekan diri menghasilkan nilai CR sebesar 7,160 dengan probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena nilai probabilitas (0,000) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah perilaku berbagi-pengetahuan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pemerekan diri.

8. Pengujian Pengaruh Perilaku Berbagi-Pengetahuan terhadap Pengayaan Kognitif Bersama

Pengujian pengaruh perilaku berbagi-pengetahuan terhadap pengayaan kognitif bersama menghasilkan nilai CR sebesar 2,940 dengan probabilitas sebesar 0,003. Oleh karena nilai probabilitas (0,003) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah perilaku berbagi-pengetahuan terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap pengayaan kognitif bersama.

9. Pengujian Pengaruh Perilaku Berbagi-Pengetahuan terhadap Organisasi-Cerdas

(55)

162 Tabel 4.37

Rangkuman Pengujian Hipotesis Penelitian (n=163)

Hipotesis Penelitian C.R. P Keterangan

Kebergairahan Pembelajar  Kesediaan Berbagi-Pengetahuan 2,021 ,043 Diterima Kerekatan Sosial-Emosional  Kesediaan Berbagi-Pengetahuan 3,766 *** Diterima Kebergairahan Pembelajar  Perilaku Berbagi-Pengetahuan 2,617 ,037 Diterima Kerekatan Sosial-Emosional  Perilaku Berbagi-Pengetahuan 2,298 ,035 Diterima Kesediaan Berbagi-Pengetahuan  Perilaku Berbagi-Pengetahuan 2,738 ,006 Diterima Interaksi  Perilaku Berbagi-Pengetahuan 2,701 ,038 Diterima Perilaku Berbagi-Pengetahuan  Pemerekan Diri 7,160 *** Diterima Perilaku Berbagi-Pengetahuan  Pengayaan Kognitif Bersama 2,940 ,003 Diterima Perilaku Berbagi-Pengetahuan  Organisasi-Cerdas 2,488 ,013 Diterima

Signifikansi = 5%

*** Signifikan pada α = 1%

Sumber: Data Primer Diolah, 2017 4.8.4 Analisis Squared Multiple Correlation

Nilai squared multiple correlations dikaji untuk mengetahui keterubahan peubah gayut yang dapat dijelaskan oleh peubah bebas. Nilai squared multiple correlations berada pada rentang 0 – 1 dengan kriteria sebagai berikut:

c. Jika nilai squared multiple correlations semakin mendekati nol berarti keterubahan peubah gayut yang dapat dijelaskan oleh peubah bebas semakin kecil.

d. Jika nilai squared multiple correlations semakin mendekati satu berarti

(56)

163 Tabel 4.38

Nilai Squared Multiple Correlation pada Persamaan Struktural (n=163)

Persamaan Matematis Persamaan Empiris Squared Multiple

Correlation η1 = λ1.1 ξ1 + λ1.2 ξ2 + ζ1 Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

= 0,231 Kebergairahan Pembelajar + 0,483 Kerekatan Sosial-Emosional + ζ1

0,408 Kerekatan Sosial-Emosional + 0,284 Kesediaan Berbagi-Pengetahuan + 0,140 Interaksi + ζ2

0,448

= 0,250 Perilaku Berbagi-Pengetahuan + ζ5 0,062 Signifikansi = 5%

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

4.9 Pembahasan

4.9.1 Karakteristik Responden

(57)

164

karakteristik umur responden diketahui bahwa terdapat sejumlah 48 orang (29,45%) yang berumur 53-57 tahun.

Secara teori, keragaman sumber daya manusia yang dimiliki suatu organisasi memiliki keterkaitan dengan praktik-praktik manajemen sumber daya manusia. Karyawan pria lebih logis dibandingkan karyawan wanita. Karyawan dengan umur yang lebih dewasa akan berimbas pada pola pikir yang lebih matang. Karyawan dengan masa kerja yang lebih lama identik dengan pengalaman kerja yang lebih banyak, namun seringkali juga dikaitkan dengan menurunnya produktivitas dan kreativitas.

4.9.2 Deskripsi Jawaban Responden

Model penelitian yang dikembangkan dan diuji dalam studi ini terdiri dari delapan peubah. Peubah yang dikaji meliputi peubah bebas, yaitu kebergairahan pembelajar dan kerekatan sosial-emosional; peubah pemediasi, yaitu kesediaan berbagi-pengetahuan dan perilaku berbagi-pengetahuan; peubah pemoderasi, yaitu iklim pembelajar; serta peubah gayut, yaitu pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi cerdas. Peubah-peubah tersebut telah dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan nilai rerata. Temuan dari hasil analisis deskriptif akan diuraikan satu per satu dalam bagian ini.

(58)

165

rerata diketahui bahwa responden penelitian memberikan tanggapan netral pada peubah pemerekan diri dengan nilai rerata sebesar 3,95. Nilai rerata ini menunjukkan citra yang melekat pada diri responden belum secara optimal mengarah pada kepakaran, profesionalisme, dan pengakuan pada suatu bidang. Aspek profesionalisme menjadi indikator perlu ditekankan pada pemerekan diri karena indikator tersebut memiliki nilai rerata yang paling rendah.

Peubah gayut kedua yang diteliti adalah pengayaan kognitif bersama. Peubah pengayaan kognitif bersama diukur dengan menggunakan lima indikator yang meliputi peningkatan pengetahuan baru (X4), kreatifitas baru/inovasi (X5), ketajaman berpikir (X6), kebijaksanaan (X7) dan kedalaman pemahaman (X8). Pada analisis deskriptif ini, responden memberikan tanggapan tidak setuju ppada peubah pengayaan kognitif dengan nilai rerata sebesar 2,37. Temuan ini menunjukkan bahwa responden tidak setuju terjadi penambahan pengetahuan baru, kreatifitas, ketajaman berpikir, kebijaksanaan, dan kedalaman pemahaman. Pumpunan dari kelima indikator pengayaan kognitif bersama adalah pada indikator ketajaman berpikir artinya ketajaman berpikir menjadi hal yang paling tidak dapat dicapai pada pengayaan kognitif bersama.

(59)

166

belum memuat penolakan pada stabilitas, belum konsisten pada pertumbuhan pengetahuan, statis pada pembaruan pengetahuan dan lentur. Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa kelenturan organisasi – Perguruan Tinggi – merupakan hal yang paling dipermasalahkan pada organisasi-cerdas.

(60)

167

mendukung tumbuhnya komitmen pada pengetahuan, perbaikan berkelanjutan dan keterbukaan pada lingkungan.

Netralitas responden terhadap kebergairahan pembelajar, kerekatan sosial-emosional, dan iklim pembelajar menyebabkan ketidakcukupan dalam membangkitkan kesediaan berbagi-pengetahuan dan mewujudkannya dalam perilaku berbagi-pengetahuan terlebih untuk menghasilkan pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas sebagai luaran dari perilaku berbagi-pengetahuan.

4.9.3 Keterpengaruhan antar Peubah

1. Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Aras Individu, Interaksional, dan Keorganisasian Terpilih, yaitu Pemerekan Diri, Pengayaan Kognitif Bersama, dan Organisasi Cerdas

Eksplorasi ilmiah terhadap studi terdahulu memperoleh temuan bahwa studi-studi tersebut secara eksplisit telah menjelaskan mengenai luaran perilaku pengetahuan. Meskipun demikan, luaran perilaku berbagi-pengetahuan yang dijelaskan belum diuji secara empiris. Hasil eksplorasi ilmiah tersebut menjadi pijakan studi ini untuk memasalahkan mengenai luaran perilaku berbagi-pengetahuan pada aras individu, interaksional dan keorganisasian yang kemudian dituangkan dan divisualisasikan menjadi peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas sebagai peubah-peubah luaran perilaku berbagi-pengetahuan.

(61)

168

dilakukan dalam studi ini. Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku berbagi-pengetahuan secara nyata dapat menjelaskan pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas. Pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 4.7

Peningkatan Pemerekan Diri, Pengayaan Kognitif Bersama dan Organisasi Cerdas

Sumber: Dikembangkan untuk Penelitian ini, 2017

Individu mau belajar dan berbagi-pengetahuan mereka adalah ketika (Skyrme 2000): (a) individu memahami dan mendukung tujuan kerja atau strategi, (b) individu memahami bagaimana pekerjaan yang dilakukan memberikan nilai tambah bagi tujuan organisasi, (c) individu tahu dan peduli satu sama lain dan merasa terhubung secara pribadi kepada para pemimpin mereka, dan (d) individu merasa dihormati dan dipercaya.

Perilaku Berbagi-Penget ahuan

Pemerekan Diri

Pengayaan Kognitif Bersama

(62)

169

Merujuk pada pernyataan Skyrme (2000), jelas bahwa ketika individu tersebut berperilaku (melakukan sesuatu) maka akan ada harapan (expectation) atas apa yang dilakukannya. Individu perlu mengetahui dengan jelas, apa-apa saja yang dapat diperoleh ketika berperilaku berbagi-pengetahuan.

Di lingkungan pendidikan, salah satu jalur yang dapat ditempuh untuk berbagi-pengetahuan adalah melalui publikasi. Berbagi-pengetahuan melalui publikasi menjadi ajang pembuktian diri sebagai seorang dosen dan menjadi bukti akan eksistensi dirinya dan pengetahuannya. Perilaku berbagi-pengetahuan – salah satunya melalui publikasi bereputasi – juga akan dapat meningkatkan martabat, citra diri (image), dan pemerekan diri (branding). Perilaku berbagi-pengetahuan yang dilakukan secara terus menerus terlebih jika difokuskan pada rumpun ilmu yang sama menurut Haldin-Herrgard (2000) akan mencirikan penguasaan atas kompetensi pengetahuan atau profesi individu.

(63)

170

pengetahuannya akan bertambah. Bock et al. (2005) juga menyatakan bahwa perilaku berbagi-pengetahuan merupakan perilaku kolektif. Pengayaan kognitif tersebut secara efektif dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk memecahkan masalah serta dapat meningkatkan kualitas kerja antar anggota organisasi (Dave & Koskela 2009).

Perilaku berbagi-pengetahuan yang terjadi di dalam suatu organisasi menentukan keberhasilan organisasi pada lingkungan yang kompetitif. Menurut Grant (1996) perilaku berbagi-pengetahuan di dalam organisasi memungkinkan terjadinya pembaruan pengetahuan organisasi yang memungkinkan organisasi menjadi cerdas yang menjadi modal mempertahankan kapabilitas keunggulan kompetitif (Barney 1991, Grant 1996, Liu & Phillips 2011).

Meskipun secara inferensial dapat ditunjukkan bahwa pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas dapat dijelaskan oleh perilaku berbagi-pengetahuan namun secara deskriptif menunjukkan bahwa persepsi responden pada peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas termasuk dalam kategori netral. Temuan ini memberikan indikasi bahwa ketika perilaku berbagi-pengetahuan tersebut dilakukan, responden tidak yakin mendapatkan pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi yang menaungi menjadi organisasi yang cerdas.

(64)

171

responden tidak yakin akan meraih “predikat” profesionalisme sebagai bentuk pemerekan diri ketika responden tersebut mewujudkan perilaku berbagi-pengetahuan. Pun demikian pada aras interaksional, indikator X6 tentang ketajaman berpikir merupakan indikator dengan rerata yang paling rendah. Artinya bahwa perilaku berbagi-pengetahuan dilakukan maka responden tidak setuju bahwa ketajaman berpikirnya akan mengalami peningkatan. Pada aras keorganisasian dengan peubah organisasi cerdas, indikator X12 tentang kelenturan organisasi merupakan indikator denga rerata paling rendah. Hal ini mengandung makna bahwa ketika anggota-anggota di dalam organisasi menunjukkan perilaku berbagi-pengetahuan maka penambahan pengetahuan yang diperoleh tidak serta merta membuat organisasi sanggup menerima pengetahuan yang baru dan mengimplementasikannya, mengingat organisasi merupakan sebuah sistem yang kompleks.

(65)

172

tentang pengomunikasian dalam kelompok mendapat tanggapan paling rendah. Artinya, pengetahuan baru yang dimiliki tidak dikomunikasikan di di dalam kelompok. Alasan kedua dapat dilihat dari selisih tanggapan responden pada pernyataan peubah perilaku berbagi-pengetahuan dan luaran yang dijelaskan. Peubah perilaku berbagi-pengetahuan ditanggapi cukup setuju namun pada peubah pemerekan diri, pengayaan kognitif bersama dan organisasi-cerdas mendapat tanggapan netral dari responden. Faktor kedua ini terkait dengan perencanaan tujuan berperilaku. Ketika memutuskan untuk melakukan perilaku berbagi-pengetahuan, penetapan rencana tujuan berperilaku perlu dilakukan sehingga perilaku yang dilakukan menjadi terarah.

2. Perilaku Berbagi-Pengetahuan yang Dijelaskan oleh Kesediaan Berbagi-pengetahuan

(66)

173 Gambar 4.8

Peningkatan Perilaku Pengetahuan melalui Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

Sumber: Dikembangkan untuk Penelitian ini, 2017

Beberapa peneliti dan praktisi berpendapat bahwa keberhasilan strategi berbagi-pengetahuan dalam organisasi tergantung pada sejauh mana individu bersedia untuk berbagi-pengetahuan mereka (Connelly & Kelloway 2003, Lin & Lee 2004, Sveiby & Simon 2002; Van den Hooff & de Ridder 2004). Berbagi-pengetahuan sebagian besar bergantung pada kesediaan individu untuk berbagi dengan orang lain atas pengetahuan yang mereka peroleh, memiliki, atau ciptakan (Gibbert & Krause 2002).

Secara deskriptif, rerata perilaku berbagi-pengetahuan adalah cukup setuju. Artinya, responden sudah melakukan perilaku berbagi-pengetahuan meskipun belum secara optimal. Jika dikaitkan dengan kesediaan berbagi-pengetahuan sebagai peubah yang menjelaskan, maka menjadi beralasan karena kesediaan yang menjadi pembangun perilaku berbagi-pengetahuan hanya ditanggapi netral oleh responden. Tentu menjadi jelas bahwa perilaku berbagi-pengetahuan yang belum optimal karena disebabkan kesediaan untuk berperilaku masih rendah. Dari keempat indikator yang digunakan

Kesediaan Berbagi-Pengetahuan

(67)

174

untuk mengukur kesediaan berbagi-pengetahuan, indikator X26 tentang berpikir positif merupakan indikator dengan rerata paling rendah. Rerata pada indikator berpikir positif yang masih rendah ini menjadi indikasi masih adanya keraguan, masih ada kecurigaan, masih ada ketidakpercayaan yang menghambat kesediaan individu untuk berbagi-pengetahuan.

3. Perilaku Berbagi-Pengetahuan yang Dijelaskan oleh Kesediaan Berbagi-Pengetahuan yang Termoderasi oleh Peubah Bebas terpilih pada Aras Keorganisasian, yaitu Iklim Pembelajar

(68)

175 Gambar 4.9

Peningkatan Perilaku Pengetahuan melalui Kesediaan Berbagi-Pengetahuan dengan Iklim Pembelajar sebagai Pemoderasi

Sumber: Dikembangkan untuk Penelitian ini, 2017

Ilustrasi yang disajikan pada gambar 4.9 di atas menunjukkan bahwa keterpengaruhan perilaku berbagi-pengetahuan yang diprediksi oleh kesediaan berbagi-pengetahuan dapat diperkuat dengan adanya iklim pembelajar yang kondusif dari organisasi. Peran iklim pembelajar dalam memperkuat pengaruh perilaku berbagi-pengetahuan terhadap kesediaan berbagi-pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kesediaan Berbagi-Penget ahuan

Perilaku Berbagi-Pengetahuan Iklim

(69)

176 Tabel 4.39

Pemaknaan Peubah Iklim Pembelajar sebagai Peubah Pemoderasi

Model Standardized

Estimate Model Awal Berbagi-Pengetahuan diprediksi oleh Kesediaan

Berbagi-Pengetahuan

0,275

Model Pemoderasi

Berbagi-Pengetahuan diprediksi oleh Kesediaan Berbagi-Pengetahuan termoderasi oleh Iklim Pembelajar

0,284

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2017

Data yang disajikan dalam tabel di atas memperkuat argumentasi bahwa keberadaan iklim pembelajar yang kondusif dapat memperkuat kesediaan pengetahuan dalam memprediksi perilaku berbagi-pengetahuan. Nilai koefisien perilaku berbagi-pengetahuan yang diprediksi oleh kesediaan berbagi-pengetahuan mengalami peningkatan dengan iklim pembelajar yang memoderasi pengaruh kedua peubah tersebut.

Gambar

Gambar 4.2 Analisis Konfirmatori Peubah Bebas
Tabel  4.6
Gambar 4.3 Analisis Konfirmatori Peubah Pemediasi
Tabel 4.7 Pengujian Kelayakan Peubah Pemediasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pada aspek merumuskan hipotesis ini terjadi karena hipotesis disusun oleh peserta didik berdasarkan rumusan masalah, ketika peserta didik mampu

Tidak ada keperawatan: Sihir dan seksualitas perempuan dalam The Winter's Tale.. Penerjemah: WARTIYEM

mengkonsumsi jajanan tidak sehat ditandai dengan pasien yang tidak suka mengkonsumsi sayuran sehingga menyebabkan konstipasi NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat

Pelaksanaannya bisa dirumah (barak / pavilion), diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan. Metode resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran

Untuk bapak Basuki Rachmat selaku dosen pembimbing, terima kasih banyak karena telah dengan sabar membimbing pengerjaan skripsi saya dari awal hingga akhir juga telah

Metode Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya

Kajian yang dibuat adalah satu kajian yang berkaitan tentang penerapan teori semiotik dari aspek watak dan perwatakan dalam naskah Si Bongkok Tanjung Puteri

• Pemerintah China dikabarkan berencana untuk menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari 6,5% pada tahun 2019. Dengan