DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI
PERPUSTAKAAN
(STUDI KASUS : SMA BHINNEKA KARAWANG)
Ahmad Fauzi, S.Kom., M.Kom, Ade Andri Hendriadi, S.Si., M.Kom, Siti Fatimah
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jl. HS. Ronggowaluyo, Telukjambe, Karawang, Indonesia
Abstract
Library SMA Bhinneka Karawang is one of the processing of his school is still using the books include the registration of members, lending, and return the book to slow down time and require a relatively longer process.
Methods used in this study are engineering methods to the type of high school case study SMA Bhineka Karawang, where data collection techniques include observation, interview and literature study. Techniques for data analysis using the waterfall, while the structured analysis method that is in the Entity Relationship Diagram and Data Flow Diagram describes the data model to describe the functional. Builder software MySQL database system, data is processed in this members and books.
With the results of the analysis and testing has been done it can be concluded that information systems have made very helpful in processing datawith the results of the analysis and testing has been done it can be concluded that information systems have made very helpful in processing data and make it easier for the librarian, and speed up transactions for library members. System that has been created can be used as an information systems development knowledge and library.
Keywords : Books, Members
I. PENDAHULUAN
Penerapan teknologi komputer ini telah menyebar hampir di semua bidang pengetahuan tidak terkecuali perpustakaan, perpustakaan tidak hanya berkaitan dengan gedung dan buku saja, tetapi juga dengan sistem penyimpanan, pemeliharaan, dan penggunaan. Sirkulasi buku berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian buku pada perpustakaan sekolah yang memiliki bobot transaksi sangat tinggi. Peminjaman dilakukan oleh siswa, guru dan tenaga kependidikan untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan. Berkaitan dengan hal tersebut perpustakaan SMA Bhinneka Karawang adalah salah satu sekolah swasta yang menyediakan bahan-bahan perpustakaan. Berdasarkan data perpustakaan SMA Bhinneka Karawang pada tahun 2012 jumlah buku pelajaran yang tersedia di SMA Bhinneka Karawang sebanyak ±800 diantaranya
buku IPA, buku IPS, sejarah. Untuk buku fiksi dan ilmiah ±350, majalah dan buku cerita ±150.Dengan jumlah siswa mencapai 180 siswa, proses transaksi perhari mencapai 10 transaksi, dengan pengelola perpustakaan 1 orang. Data ketersediaan buku yang didapat dari bantuan BOS provinsi, BOS pusat, dan uang komite. Sebagai sumber instansi yang menyediakan bahan-bahan pustaka memerlukan sistem komputerisasi untuk mengolah data layanan perpustakaan. Hal tersebut dituntut untuk adanya suatu kecepatan dan kemudahan dalam mengatasi masalah-masalah di penyimpanan data. Pengoperasian data perpustakaan di SMA Bhinneka Karawang saat ini menggunakan Microsoft Excel 2003 penyimpanan ini hanya menyimpan file pengadaan buku saja. Masalah-masalah yang ada di perpustakaan SMA Bhinneka Karawang belum memanfaatkan sistem komputer secara efektif untuk melakukan kegiatan kerjanya, dalam proses kegiatan tersebut terlalu banyak berkas-berkas yang disimpan sehingga data tidak aman. Buku yang tersedia pada rak belum tersusun rapi dan teratur sesuai kelompok dengan jenis buku. Catatan layanan perpustakaan data dokumetasinya tidak terstruktur, sering terjadinya penduplikasian data pada saat siswa mendaftar, sulitnya pendataan koleksi buku, dan sulitnya membuat laporan perpustakaan setiap bulannya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diusulkan adanya pembaharuan sistem lama kedalam sistem baru, agar pengolahan data akan lebih mudah dan cepat. Untuk itu peneliti mengajukan sebuah judul : Desain dan Implementasi Aplikasi Perpustakaan Studi kasus SMA Bhinneka Karawang.
II. TINJAUANPUSTAKA
A.
Rekayasa perangkat lunakperangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak dan sebagainya. Pada tahun 1968 dan 1969, komite sains NATO mensponsori dua
konferensi tentang rekayasa perangkat lunak yang memberikan dampak kuat terhadap perkembangan rekayasa perangkat lunak, banyak yang menganggap bahwa dua konferensi inilah yang menandai awal resmi profesi rekayasa perangkat lunak. (Janner Simarmata, 10:2010).
Menurut Osterweil (1997:38) mendefinisikan perangkat lunak, suatu proses perubahan bentuk yang alami melalui aktifitas yang diperlukan untuk perubahan bentuk melaui aktifitas untuk membangun sebuah aplikasi dari sekumpulan kebutuhan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Paulk, dkk (1993:39), suatu proses perangkat lunak dapat digambarkan sebagai sekumpulan aktifitas, metode, praktik, dan perubahan bentuk yang digunakan untuk dikembangkan dan untuk memelihara perangkat lunak dengan produk yang berhubungan, misalnya dalam merencanakan proyek, dokumen perancangan, kode, kasus pengujian, dan panduan pengguna.
endalam terhadap sistem.
B. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Menurut Rosa A.S, M. Shalahudin, (24: 2011) System Development Life Cycle (SDLC) dimulai dari tahun 1960, adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practive atau cara-cara yang sudah teruji baik ).
Humphrey dan Kellner, (1989:38) mendefinisikan teknik dan kerangka kerja manajemen yang dibentuk untuk menerapkan metode, dan orang-orang untuk tugas perangkat lunak. Pengembangan perangkat lunak mengubah bentuk gagasan, kebutuhan, dan persyaratan ke dalam aplikasi, yaitu suatu model proses yang dapat digambarkan dengan siklus hidup pengembangan perangkat lunak Software Development life cycle (SDLC) mengacu pada model dan proses yang digunakan. Menurut Paulk, dkk (1993:39), konsistensi dan keandalan suatu definisi proses perangkat lunak organisasi tergantung pada suatu kematangan organisasi. SDLC memiliki beberapa model yaitu dengan model pengembangan air terjun (waterfall), model pendekatan prototipe, model spiral, model proses iteratif, model pengembangan OOP, model cleanroom, dll
Untuk lebih memperjelas model pengembangan sistem meliputi beberapa model yaitu:
1. Model Pengembangan Air Terjun (Waterfall)
Pengembangan (waterfall) salah satunya model air terjun yang penulis gunakan yaitu yang disebut model sekuensial linier
atau alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Seperti yang terlihat pada gambar 2.2. (Rosa. A.S, M. Shalahudidin, 25 : 2011).
Kemunculan model air terjun adalah untuk membantu mengatasi kerumitan yang terjadi akibat proyek-proyek pengembangan perangkat lunak, sebuah model air terjun untuk memperinci apa yang seharusnya perangkat lunak lakukan (mengumpulkan dan menentukan kebutuhan sistem) sebelum sistem dikembangkan. Kemudian model ini memungkinkan pemecahan misi pengembangan yang rumit menjadi beberapa langkah logis yang pada akhirnya akan menjadi produk akhir yang siap pakai. (Janner Simarmata, 54:2010).
Gambar 2.2 diagram model waterfall
Sumber :Buku Modul Pembelajaran Rekayasa perangkat lunak
a. Analisis
Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti yang dibutuhkan oleh user.
b. Desain
Proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, refresentasi antarmuka, dan prosedure pengodean.
c. Pembuatan kode program
Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
Desain
Kode Program
Pengujian
d. Pengujian
Pengujian ini fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji.
e. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan ini tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user, perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdetek di dengan lingkungan baru.
C. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan adalah perpustakaan yang melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu tertentu. Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah. Perpustakaan tidak hanya berkaitan dengan gedung dan buku saja, tetapi juga dengan sistem penyimpanan, pemeliharaan, dan pengguna. Perpustakaan suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian pengembangan koleksi. (Tri Septiyantono, 2003:6).
1. Fungsi perpustakaan sekolah adalah :
a. Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, yaitu membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi.
b.Membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas pengetahuanya pada setiap bidang studi.
c.Mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri.
d. Membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemaranya.
e. Membiasakan siswa untuk mencari informasi diperpustakaan. f. Merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat
melalui buku- buku bacaan yang sesuai dengan umur dan tingkat kecerdasan siswa.
g. Memperluas kesempatan untuk belajar bagi para siswa.
2. Fungsi komputerisasi di perputakaan adalah :
a. Mempercepat penyelesaian semua proses pekerjaan. b. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
c. Meningkatkan mutu hasil pekerjaan.
d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan.
e. Mempertinggi ketepatan hasil yang dicapai.
f. Menghasilkan beragam keluaran dari sekali masukan data.
3. Terdapat beberapa keuntungan dari adanya otomasi perpustakaan adalah:
a. Waktu pemrosesan menjadi lebih singkat.
b. Data mengenai bahan pustaka dapat diakses dengan cepat dan akurat.
c. Kebutuhan akan dokumen, formulir dan kegiatan tulis menulis dapat dikurangi.
d. Dapat memperkecil terjadinya kesalahan dalam rangka otomasi perpustakaan, pengadaan perangkat lunak sebagai suatu penunjang dengan demikian perangka lunak merupakan faktor utama yang harus diperhitungkan oleh perencanaan perpustakaan yang pada akhirnya perangkat lunak itulah yang akan melaksanakan proses-proses yang sebelumnya dilakukan secara manual.
4. Kegiatan Layanan Perpustakaan SMA Bhinneka Karawang
Kegiatan layanan perpustakaan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Pendaftaran Anggota
Menerima pendaftaran anggota perpustakaan, adalah menjadi tanggung jawab bagian petugas perpustakaan, dan melayani siswa yang ingin mendaftar menjadi anggota dan menyimpan data atau formulir anggota dengan baik.
b. Peminjaman
Peminjaman adalah suatu proses pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas perpustakaan, proses peminjaman ini dilakukan dengan ketentuan waktu meminjam buku maksimal 3 hari, jika melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka anggota membayar denda.
c. Pengembalian
Proses pengembalian buku ini jika terkena denda maka anggota harus membayar buku yang telah di tentukan dengan harga 1000 rupiah perhari, berapapun buku yang akan dikembalikan tetap terhitung denda 1000 rupiah perharinya.
d. Pemberian sanksi atau denda
5. Bahan koleksi
Beberapa jenis buku yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah SMA Bhinneka Karawang adalah sebagai berikut :
a. Buku pelajaran b. Buku Fiksi dan ilmiah b. Majalah dan surat kabar d. Phamplet dan brosur
III.HASILDANPEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat penulis melakukan observasi dan wawancara langsung dengan pihaksekolah yaitu dengan Bapak. Tri Tunggal dan Bapak Supardi selaku Kepala perpustakaan, hasil dari wawancara tersebut mendapatkan data-data terkait tentang pengolahan data layanan yaitu pendaftaran anggota, peminjaman buku, dan pengembalian yang akan diidentifikasi sehingga mengarahkan kepada suatu solusi untuk perbaikan atau pengembangan kearah yang lebih baik. Dalam rancangan sistem perpustakaaan ini peneliti menggunakan metode rekayasa perangkat lunak.
B. Pendefinisian Masalah
Pengolahan data perpustakaan yang ada di SMA Bhinneka Karawang belum efektif karena belum adanya database untuk penyimpan data-data perpustakaan sehingga data anggota, buku, peminjaman dan pengembalian disimpan dalam buku besar dan tidak terkoordinir, yang menyebabkan berbagai kendala seperti : 1. Pendaftaran
a. Terlalu banyaknya berkas-berkas formulir dalam proses pendaftaran sehingga data sering hilang dan rusak sehingga menimbulkan banyaknya pemakaian kertas. b. Sering terjadinya penduplikasian datakarena adanya anggota
yang kehilangan kartu anggota sehingga proses dilakukan dengan pencarian data dalam buku arsip sehingga memakan waktu lama dan proses pendataan dilakukan dua kali.
c. Penyimpanan data anggota disimpan dalam buku besar sehingga membutuhkan tempat penyimpananrak yang besar untuk diarsipkan.
d. Pembuatan kartu anggota selalu ditunda-tunda sehingga data-data menjadi tidak teratur.
2. Peminjaman
a. Anggota yang ingin meminjam buku tidak sesuai dengan data karena kemungkinan data anggota/formulir hilang, sehingga proses dilakukan dengan mendaftar ulang.
b. User (anggota) atau admin (petugas perpustakaan) kesulitan dalam mengetahui secara cepat dan tepat mengenai buku-buku apa saja yang buku-buku apa saja
yang sedang dalam proses peminjaman sehingga proses tersebut memakan banyak waktu.
c. Tidak teraturnya batas pinjaman buku sehingga mengakibatkan buku hilang dan rusak.
d. Tidak terstrukturnya data buku sehingga sulitnya proses pencarian buku sehingga proses membutuhkan waktu lama.
e. Penyimpanan data pinjaman disimpan dibuku besar sehingga terlalu banyaknya arsip.
3. Pengembalian
a. Tidak teraturnya batas pengembalian buku sehingga denda menjadi terabaikan.
b. Admin kesulitan dalam mencari data pengembalian buku karena pnyimpanan data buku tidak aman dan mengakibatkan data hilang.
c. Pencarian pengembalian buku relatif membutuhkan waktu lama, sehingga proses layanan tidak efisien.
d. Penyimpanan data pengembalian disimpan dalam buku besar sehingga proses keluar masuk buku membutuhkan tempat penyimpanan yang besar.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut dapat disimpulkan kelemahan dari sistem layanan perpustakaan yang dilakukan dengan pengarsipan data, sehingga sulitnya petugas perputakaan dalam mencari data buku/anggota.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis merancang dan mengimplementasikan aplikasi perpustakaan ini dengan berbasis dektop aplication yang menghasilkan fitur yang menarik dan bermanfaat baik bagi sekolah dan managemen perpustakaan di SMA Bhinneka Karawang.
E. Implementasi
Proses perancangan dilakukan dengan implementasi terhadap sistem baru yang akan diimplemetasikan ke bahasa pemrograman
visual basic dengan penyimpanan database menggunakan DBMS MySQL, adapun kode program yang telibat dalam pengolahan data perpustakaan yaitu dengan Anggota, buku, peminjaman,
pengembalian.
F. Diagram Konteks Pengolahan Perpustakaan
0
pengolahan perpustakaan
Kepala Perpustakaan Admin
Kartu Pelajar
KT A Data buku
KTA & Buku
Laporan Anggota
Slip Peminjaman
Laporan Peminjaman
Laporan Pengembalian Katalog
KTA & Buku Project Name:
Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By:
pengol ahan perpustakaan c:\sifa\
dfd00000.dfd Yourdon - Context Diagram Jun-13-2012 syifa Jul-02-2012 syifa
G. DFD Level 1 Pengolahan Perpustakaan
1
Pendaftaran
2 Lihat Katalog
3
Peminjaman
4
Pengembalian
Anggota
Buku
Peminjaman
Pengembalian
Admin KepalaPerpustakaan
Kartu Pelajar
KTA
Katalog
KTA & Buku KTA & Buku
Slip Peminjaman
Data buku
Laporan Peminjaman Laporan Anggota
Data anggota
Data peminjaman
Data pengembalian Data Buku
Data Anggota Data Buku
Info Peminjaman
Data Anggota
Laporan Pengembalian Info Pengembalian
Info data anggota
H. Proses perancanganERDinipenulis menentukan entity –entity
I. Pengujian (Testing)
Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis yang mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkoden. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dari aplikasi yang telah di buat, sehingga akhirnya memberikan kualitas yang baik untuk pengguna.
1. Black box testing
Dengan adanya aplikasi yang telah dibuat ini proses pengujian black-box berfokus pada kinerja sistemnya, baik dari database, interfaceuntuk itu penulis melakukan rencana pengujian berdasarkan modul yaitu modul anggota, modul peminjaman, modul pengembaliandan modul laporan.
2. White box Testing
Pengujian white box ini dilakukan dengan pengujian dari segi desain dan kode program yaitu menguji menghasilkan fungsi-fungsi, masukan dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, pengujian ini dilakukan dengan memeriksa lojik dari kode program, misalkan menguji alur (dengan menelusuri) pengulangan (looping), mengamati struktur kode baik function dan proseduralnya. Untuk lebih jelasnya lihat di bawah ini pengujian white box testing pada aplikasi perpustakaan.
LVS.ListItems.Item(I).SubItems(3)= 3 rsPelanggan!pengarang
Kesimpulan : Hasil dari perhitungan kompleksitas cyclomatic bahwa uji coba ini meghasilkan jumlah yang sama dari keduanya meskipun jumlah edge nya lebih banyak.
J. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada SMA Bhinneka Karawang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Basic dibuat untuk mempermudah petugas dalam mengolah data perpustakaan yang bersifat rumit dan mempermudah dalam proses input data.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Kadir. 2003. Konsep dan tuntutan praktis basis data. Yogyakarta: Andi.
2. Daryanto Drs. 2003. Belajar komputer visual basic. Bandung : CV Yrama Widya.
3. Edhy Sutanta. 2011, Basis data dalam tinjauan konseptual. Yogyakarta: Andi.
4. Imansyah muhammad .2003. php dan mysql untuk orang awam. Palembang : CV. Maxikom
5. Janner Simarmata. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak . Yogyakarta : andi
6. Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi
Bisnis. Edisi III. Yogyakarta : Andi.
7. Rahayuningsih F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta : Graha ilmu.