• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena1 , Fahrini Yulidasari2 , Fauzie Rahman3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena1 , Fahrini Yulidasari2 , Fauzie Rahman3"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

(Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017)

Elsa Mahdalena1, Fahrini Yulidasari2, Fauzie Rahman3

1

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

2

Departemen Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

3

Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

Email: elsamahdalena@gmail.com

Abstrak

BerdasarkanvvRiskesdas (2013) menunjukkan cakupanvvimunisasivvdasarvlengkap 52,9%. Pencapaian cakupan imunisasi dasar di Kabupaten Banjar pada tahun 2016 sebesar 81,5%. Di Puskesmas Martapura Timur capaian imunisasi 64,7% dengan pencapaian UCI dibawah standar yaitu 55%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorvrisiko dengan perilaku kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur. Penelitian ini menggunakan observasionalvanalitik dengan rancangan CasevControl. Populasi yang digunakan adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang telah mencapai umur 12 bulan di Martapura Timur sebanyak 480 orang. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling, didapat 168 sampel dan menggunakan uji chi square dan fisher exact dengan derajat kepercayaan 95%. Instrumen menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor risiko tingkat pendidikanvibu (p-value=0,0001), dukungan petugasvkesehatan (p-value=0,0001), dan dukunganvkeluarga (p-value=0,0001) serta tidak ada hubungan antara faktor risiko umur ibu, status pekerjaan dan keterjangkauan ketempat pelayanan kesehatan dengan kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasivdasarvlengkap (p-value= 0,088; 0,213; 0,258). Kesimpulan penelitian ini adalah adanya faktor risiko tingkat pendidikan ibu, dukungan petugasvkesehatan, dan dukunganvkeluarga dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap.

Kata kunci : Imunisasi, TingkatvPendidikan, DukunganvPetugasvKesehatan, DukunganvKeluarga.

Abstract

Based on Riskesdas (2013) shows the complete basic immunization coverage 52.9%. Achievements below in Banjar Regency in 2016 amounted to 81.5%. The coverage of complete basic immunization in Public Health Center Martapura Timur District of Banjar, South Borneo are only 64,7% with with UCI substandard achievements 82%. This study aimed to analyze the relationship risk factors maternal compliance in the provision of basic immunization of Public Health Center Martapura Timur work area. This study uses observational analytic with Case Control design. The population is all of the mother who has infant in the age of 12 months in work area of Public Health Center Martapura Timur as many as 480 people. Samples were chosen using purposive sampling technique, obtained 168 The result by the chi-square test with 95% confidence level. The instrument of this research is questioner. The result of the research shows the correlation between the mother's education level risk factor value = 0.0001), health support value = 0.0001), and family support (p-value = 0.0001) and no relation between factor the risk of maternal age, work status of mother and affordability to health services with maternal compliance in the sense of complete basic immunization (p-value = 0.088, 0.213, 0.258). Conclusions from the study were a education level risk factor, health support, and family support with compliance in the provision of basic immunization.

(2)

PENDAHULUAN

Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen. Programvimunisasi bertujuan untuk menurunkanangkavkesakitan dan angka

kematian dari Penyakit yang DapatvDicegahvDenganvImunisasi (PD3I) untuk meningkatkan kualitas

hidup (1). Menurut WorldvHealthvOrganization (WHO) menyebutkan 1,5 juta pada anak meninggal

karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan hampir 17% kematian pada anak atau diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun berhasil dicegah dari beberapa penyakit diantaranya difteri, hepatitis B, campak, gondok, pertusis (batuk rejan), pneumonia, polio, diare rotavirus, rubella dan tetanus melalui imunisasi. Menurut data WHO prevalensi imunisasi pada anak secara global pada tahun 2015, terdapat 116 juta bayi di imunisasi, dengan persentase DPT (86%), Polio (86%), Campak (85%), Hepatitis B (84%), dan BCG (88%) (2). Badan Pusat Statistik (2012) menyatakan bahwa penularan PD3I telah menyebabkan AngkavKematianvBayi (AKB) secara nasional

sebesar 32 bayi per 1000 kelahiran hidup. Provinsi Kalimantan Selatan AKB di Indonesia sebesar 57/1000 kelahiran hidup yang mana 13% nya disebabkan oleh campak dan TBC (3).

Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa data cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia hanya 52,9% yang mendapat imunisasi tapi tidak lengkap 32,1% dan 6,7% tidak pernah mendapat imunisasi sama sekali, sedangkan di Kalimantan Selatan cakupan imunisasi lengkapnya hanya 52,0% (4). Pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Banjar pada tahun 2016 sebesar 81,5% dan berdasarkan desa UCI termasuk 3 terendah yaitu 85,5% dan terdapat Kasus PD3I berbasis KLB pada bayi dan balita yaitu terdapat 11 kasus Pertusis, 9 kasus Campak, dan 2 kasus AFP. Di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur cakupan imunisasi dengan presentase sebesar 64,7% dan UCI sebesar 55% di seluruh desa/kelurahan. Hal ini menunjukkan bahwa target yang ingin dicapai pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi berdasarkan desa UCI (UniversalvChildvImmunization) masih belum terlaksana dengan baik dan merata(5,6)

Pencapaian target imunisasi dasar lengkap pada bayi sangat ditentukan oleh kepatuhan ibu. Menurut teorivLawrence Green (1980), perilaku seseorang atau masyarakat tentangvkesehatan

dipengaruhi tiga faktor yang meliputi faktorvpemudah (predisposingvfactor), faktorvpendukung

(enablingvfactor), dan faktorvpendorong (reinforcingvfactor) (7). faktor predisposisi meliputi faktor

demografi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. faktorvpemungkin

adalah sarana dan prasarana fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan serta keterjangkauan ketempat pelayanan kesehatan. Faktorvpendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain, dukunganvkeluarga, tokohvmasyarakat yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat. Jika anak tidak diberikan imunisasivdasar lengkap secara rutin,

salah satu bisa mengakibatkan gangguan pada otak anak sehingga pertumbuhannya jadi terganggu. Sampai saat ini terdapat 7 penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan kemudian menjadi kebal (8).

Penyebab masih rendahnya cakupanvimunisasi berdasarkan keadaan di Martapura Timur

secara umum dikarenakan adanya faktor dari orang tua dalam hal ini adalah ibu yang rata-rata tidak bekerja yaitu sekitar 54,3%. Selain itu, kebanyakan ibu pergi sendiri untuk melakukan imunisasi sehingga kurang mendapatkan dukungan keluarga, dan menyebabkan perhatian terhadap kesehatan anakpun berkurang. Berdasarkan data di Puskesmas Martapura Timur pada tahun 2016 terdapat angka kesakitan pada bayi dan balita yang disebabkan oleh penyakit yaitu 18 kasus diare, 1 kasus TB Paru, dan 1 kasus TBC (9).

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tentang faktor risiko dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasivdasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Martapura Timur Kabupaten Banjar.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah Obseravasional dengan menggunakan desain casevcontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang telah

mencapai umur 12 bulan dan bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar sebanyak 480 orang. Sampel dipilih dengan cara PurposivevSampling, didapat 168

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi faktor risiko dengan kepatuhan ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi

UmurvIbu Frekuensi (orang) Persentase (%)

Berisiko 73 43,5

Tidak berisiko 95 56,5

TingkatvPendidikan Ibu Frekuensi (orang) Persentase (%)

Rendah 101 60,1

Tinggi 67 39,9

StatusvPekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak Bekerja 140 93,3

Bekerja 28 16,7

Keterjangkauan ketempatvpelayanan

kesehatan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak Terjangkau 3 1,8

Terjangkau 165 98,2

Dukungan Petugasvkesehatan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak Mendukung 25 14,9

Mendukung 143 85,1

DukunganvKeluarga Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak Mendukung 51 30,4

Mendukung 117 69,6

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa bahwa umur ibu dengan kategori muda sebanyak 43,5% dan umur ibu dengan kategori tua sebanyak 56,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas umur ibu dengan kategori tua. Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir ibu adalah dengan tingkat pendidikanvrendah berjumlah sebanyak (60,1%) dan ibu dengan pendidikan tinggi berjumlah

sebanyak (39,9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpendidikan rendah.

Pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (93,3%) dan ibu yang bekerja (16,7%). Sedangkan keterjangkauan ke tempat pelayanan kesehatan diketahui yang tidak terjangkau (1,8%), dan tempat pelayanan kesehatan yang terjangkau berjumlah (98,2%), dan Pada petugas kesehatan yang tidak mendukung sebanyak (14,9%) dan petugas kesehatan yang mendukung (85,1%). Serta untuk dukungan keluarga diketahui bahwa keluarga tidak mendukung terhadap kelengkapanvimunisasi

dasar sebanyak 30,4% dan keluarga yang mendukung sebanyak 69,6%.

B. Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan masing-masing variabel bebas dilakukan analisis bivariat. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Hubungan Antara faktor risiko Umur Ibu dengan Perilaku KepatuhanvIbu dalam Pemberian

ImunisasivDasar Lengkap

Umur Ibu

Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap

p-value Kasus (Tidak Patuh) Kontrol (Patuh)

N % n %

Tua 30 53,6 43 38,4

0,088

Muda 26 46,4 69 61,6

Total 56 100 112 100

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 2. Hasil uji chi-square dengan tingkatvkepercayaan 95%, menunjukkan

bahwa tidak adavhubungan antara faktor risiko tingkat pendidikan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu

(4)

tidak adanya hubungan dikarenakan peningkatan umur ibu tidak meningkatkan kepatuhan dalam pemberian imunisasi Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Pratiwi (2015) menyatakan bahwa umur ibu tidak berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaan imunisasi dasar (10).

Tabel 3. Hubungan Antara Faktor Risiko Pendidikan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 3. Hasil ujivchi-square dengan tingkatvkepercayaan 95%, menunjukkan

bahwa adavhubungan antara faktor risiko tingkat pendidikan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu dalam

pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value- 0,0001).Hasil OR: 12,64 yang artinya ibu pada tingkat pendidikanrendah berpeluang 12,64 kali berisiko untuk tidak patuh dalam memberikan imunisasi dasar kepada bayinya dibandingkan dengan ibu pada tingkat pendidikan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan responden yang memiliki pendidikan tinggi lebih mengetahui informasi mengenai kesehatan (66,67%), dan lebih mudah untuk mengerti dan menerapkan informasi yang telah diterimanya (36,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mulyanti (2013) yang menyatakan bahwa adavhubungan antara pendidikan dengan

kelengkapan pemberian imunisasivdasar (11).

Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Risiko Status Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko statusvpekerjaaan dengan perilaku kepatuhanvibu

dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value- 0,213). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan terdapat kesamaan antara responden yang memiliki bayi dengan status imunisasi lengkap maupun tidak lengkap yang sebagian besar tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Triana (2015) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap (12).

Tabel 5. Hubungan Antara Faktor Risiko Keterjangkauan Ketempat Pelayanan Kesehatan dengan Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Keterjangkauan

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5. Hasil uji fisher exact dengan tingkat kepercayaan 95%, bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko keterjangkauan ke tempat pelayananvkesehatan dengan perilaku

(5)

lokasi tempat pelayanan kesehatan untuk pemberian imunisasi dasar mudah dijangkau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Istriyati (2011) yang menyatakan bahwa keterjangkauan ketempat pelayanan imunisasi tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (13)

Tabel 6. Hubungan Antara Faktor Risiko Dukungan PetugasvKesehatan dengan perilaku Kepatuhan

Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 6. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko dukungan petugasvkesehatan dengan perilaku kepatuhanvibu

dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,0001). Hasil OR: 9,07 yang artinya ibu yang tidak mendapat dukungan petugasvkesehatan berpeluang 9,07 kali berisiko untuk tidak patuh dalam

memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan petugasvkesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian adanya hubungan dikarenakan petugasvkesehatan berperan

penting dalam memberikan dukungan kepada responden dalam membantu untuk patuh memberikan imunisasi dasar lengkap kepada bayinya

.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fundhora (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap (14).

Tabel 7. Hubungan Antara Faktor Risiko DukunganvKeluarga dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam

Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017

Berdasarkan tabel 7. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko dukunganvkeluarga dengan perilaku kepatuhanvibu

dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,0001). Hasil OR: 43 yang artinya ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga berpeluang 43 kali berisiko untuk tidak patuh dalam memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan responden dapat merasakan diperhatikan, dihargai, dan dipedulikan dalam mendapatkan bantuan terdekat yaitu keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian Senewe (2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan dukunganvkeluarga dengan kepatuhanvibu dalam pemberian

imunisasivdasar (15).

SIMPULAN

1.

Tidak ada risiko antara umurvibu dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi

dasar lengkap.

2.

Ada risiko antara tingkatvpendidikan ibu dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian

imunisasivdasarvlengkap.

(6)

4.

Tidak ada risiko antara keterjangkauan ke tempat pelayananvkesehatan dengan perilaku

kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasivdasarvlengkap.

5.

Ada risiko antara dukungan petugas kesehatan dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian

imunisasivdasarvlengkap.

6.

Ada risiko antara dukungan keluarga dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberianvimunisasi

dasarvlengkap.

Saran

1. Bagi ibu dengan tingkat pendidikanvrendah diharapkan agar petugasvkesehatan dapat langsung

mendatangi ke rumah-rumah ibu untuk langsung memberikan suntikan imunisasi dasar lengkap kepada bayinya, bagi ibu dengan tingkat pendidikan menengah diharapkan agar melakukan promosivkesehatan melalui penyuluhan secara langsung maupun dari berbagai mediavmassa,

dan bagi ibu dengan tingkat pendidikanvtinggi di harapkan dapat meningkatkan keyakinan dan

kepercayaan ibu melalui peningkatan kualitas keamanan vaksinvimunisasi yang terbaik,

berkualitas tinggi, dan halal menurut MUI (MajelisvUlamavIndonesia).

2. Bagi petugasvkesehatan yang tidak memberikan dukungan agar dapat meningkatkan kualitas

pelayananvkesehatan dengan melakukan optimalisasi kinerja petugasvkesehatan, serta

peningkatan peran petugas kesehatan melalui kegiatan KomunikasivInformasivEdukasi (KIE)

untuk meningkatkan pengetahuan ibu serta diharapkan agar dapat menjalin komunikasi yang baik tidak hanya kepada ibu yang memiliki bayi, namun juga kepada anggota keluarga yang lain. 3. Bagi keluarga yang tidak memberikan dukungan diharapkan agar dapat meningkatkan peran serta terutama suami untuk ikut penyuluhan untuk menambah informasi terkait imunisasi agar nantinya dapat meyakinkan ibu untuk mengimunisasi bayinya dengan lengkap sesuai jadwal di pelayanan kesehatan, sedangkan untuk keluarga yang sudah memberikan dukungan diharapkan agar dapat meningkatkan kepedulian dalam memotivasi ibu untuk membantu, mendampingi, dan meyakinkan ibu dalam pemberian imunisasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ranuh IGN, dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2005.

2. World Health Organization (WHO). Global Health Observatory (GHO) data - Immunization. Global report on Immunization coverage. Reviewed September 2016.

3. Badan Pusat Statistik Indonesia. Angka kematian bayi di Indonesia. (online), (www.bps.com, diakses tanggal 13 desember 2014).

4. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013 5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2016.

6. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Banjar. Martapura: Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, 2015.

7. Green L. Health Education Planning a Diagnostik Approach. John Hopkins: Myfields Publishing Co, 1980.

8. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

Gambar

Tabel 2. Hubungan Antara faktor risiko Umur Ibu dengan Perilaku KepatuhanvIbu dalam Pemberian ImunisasivDasar Lengkap
Tabel 3.  Hubungan Antara Faktor Risiko Pendidikan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Tabel 6.  Hubungan Antara Faktor Risiko Dukungan PetugasvKesehatan dengan perilaku Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Referensi

Dokumen terkait

Hartika, Ruri Zain., Sumaryati., 2016, Perancangan Sistem Buka Tutup Pintu Air Otomatis Dimuara /Waduk Menggunakan Sensor Infra Red Dan Photo.. Dioda Dengan Tampilan Lcd

Oleh karena itu dalam rangka mencapai “sharing” yang diinginkan dalam setiap kegiatan komunikasi (termasuk proses pembelajaran), guru harus selalu menyadari terhadap sifat

Dari nilai ANC tersebut serta hasil pemeriksaan laboratorium lainnya, maka dapat diketahui bahwa pasien tidak mengalami neutropenia dan tidak terdapat indikasi terjadinya

sampai 2015. Untuk menentukannya model pengaruh tersebut digunakan metode analisis jalur dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Data diambil dari laoran

muncul sebagai tanda akan terjadinya kredit bermasalah adalah : 19 1) Penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit,. 2) Penurunan kondisi

Pada tahun 1992, Sungai Keceng tidak aktif sehingga semua material masuk ke Muara Sungai Bodri, yang membuat alirannya berbelok-belok (meander), dan membentuk delta

Kehidupan adalah anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihan serta kekurangannya. Ada sebagian manusia yang

Bahan yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Anjasmoro didapat dari Balitkabi yang dikecambahkan, gula pasir, dan maltodekstrin. Untuk analisis kadar proksimat meliputi..