Suku Lembak
Penulis : Santi Ratnasari
Cp : 089522481081
Indonesia merupakan negara yang penuh dengan kekayaan adat dan budaya, serta banyaknya suku yang tak terhitung lagi jumlahnya. Kota Bengkulu salah satu provinsi dipulau Sumatra memiliki beberapa suku, diantaranya :
1. Suku Lembak, 2. Suku Serawai, 3. Suku Rejang, 4. Dan suku Melayu.
Suku lembak adalah salah satu suku yang berasal dari provinsi Bengkulu. Suku lembak sendiri terbagi menjadi tiga yaitu,
1. Suku Lembak 8, 2. Suku Lembak Bulang, 3. Dan suku Lembak Beliti.
Suku lembak 8
Narasumber : Datuk Murni Kader, ketua adat desa Tanjung Terdana.
Suku lembak 8 merupakan sebuah suku yang terdiri dari 8 buah dusun. Namun pada tahun 1983 nama dusun itu diubah menjadi Desa sesuai uu no.5 tahun 1979 tentang pemerataan desa. Ke delapan desa tersebut adalah
Masyarakat dari desa Talang Kering menyebar ke Tanjung Agung, Semarang, Surabaya, dan Pasar Bengkulu.
2. Taba Jambu
Masyarakat dari desa Taba Jambu ini menyebar ke Semarang, Surabaya, dan Bentiring. 3. Tanjung / Datar Tanah
Desa ini sekarang lebih dikenal dengan nama Tanjung Terdana, karena letak antara desa yang saling berdekatan. Mayarakat dari desa Tanjung terdana ini menyebar ke Tanjung Agung dan Semarang.
4. Gardin
Desa ini sekarang berubah nama menjadi Talang 4. Dulu di desa Gardin ini terdapat 4 buah pondok. Dari 4 buah pondok tersebutlah masyarakat lebih mengenal desa ini sehingga lambat laun masyarakat menyebutnya desa Talang 4. Masyarakat dari desa Gardin ini menyebar ke Pondok Kubang, Tanjung Dalam, Karang Tinggi, Ujung Karang dan sekitar Talang 4.
5. Sebenjol
Masyarakat dari desa Sebenjol ini menyebar ke Batu Raje, Plajau, Tanjung Dalam, Talang Tengah, dan Paku Haji.
6. Paku Haji
Masyarakat desa ini tetap menetap didesa ini dan mengembangkan adat istiadatnya sendiri dan berkembang dengan warga pendatang yang memasuki desanya.
7. Marulan
Masyarakat desa Marulan ini menyebar ke Linggar Galing, Bajak / Talang Boseng, Talang Pao, dan Sungai Itam.
8. Tanjung Telang
Dulunya di desa ini ada sebuah pohon besar yang bernama pohon Matiring. Masyarakat dari desa Tanjung Telang ini menyebar ke Tanjung Agung, Taba Jambu, dan Tanjung Terdana.
Masyarakat suku lembak bulang berasal dari desa Tabalagan yang menyebar kedaerah wilayah Samesar { yang lebih dengan Panorama }. Masyarakat suku bulang ini tinggal di daerah Panorama dan sekitarnya. Tidak sulit untuk membedakan suku lembak bulang dengan suku lembak delapan. Karena bahasa yang mereka gunakan tidak jauh berbeda. Jika masyarakat suku lembak 8 menggunakan kata COL untuk menggantikan kata Tidak lain halnya suku lembak bulang, Mereka menggunakan kata DIE untuk menggantikan kata Tidak.
Suku Lembak Beliti
Suku lembak beliti bisa dikatakan suku paling bungsu. Suku ini adalah adik dari suku lembak 8. Dulu ada dua orang kakak beradik yang laki-laki melahirkan suku lembak 8 dan yang adik perempuan melahirkan suku lembak beliti. Suku lembak beliti sulit untuk kita jumpai di kota Bengkulu ini. Kita dapat bertemu dengan masyarakat suku lembak beliti di daerah perbatasan Bengkulu dengan Linggau kota Palempang. Bahasa yang mereka gunakan juga sangat berbeda dari suku lembak 8 dan suku lembak bulang. Bahasa yang mereka gunakan pada dasarnya sama dengan bahasa lembak 8 dan lembak beliti hanya agak meleok-leok.
Desa yang termasuk dari lembak beliti adalah: 1. Desa Beliti,
11. Desa Tanjung Eran, 12. dan Desa Balai Buntar.
Untuk membedakan ketiga suku tersebut dapat kita kenali dari bahasa yang mereka gunakan. Contoh:
1. Suku lembak 8 : ” ndak kemane nga..?” Suku lembak bulang : “ ndak kemane nga..?”
Suku lembak beliti : “ nak hane nga..?” Indonesia : “ kamu mau kemana..?” 2. Suku lembak 8 : “ ape lan nga..”
Suku lembak bulang : “ ape lan nga..?” Suku lembak beliti : “ name lan nga..?” Indonesia : “ kamu sedang ap..?”
3. suku lembak 8 : “ mela kite minom ayo kupi dai..” Suku lembak bulang : “ mela kite neron dai..”
Suku lembak beliti : “ la te nom ayik opi dai..”
Indonesia : “ ayo kita minum air kopi dulu..” 4. suku lembak 8 : “ nga ndak milu ku col..?”
Suku lembak bulang : “ nga ndak nurut ku die..?” Suku lembak beliti : “ nak ilu ye..?”
Dalam sistem kekeluargaan disini suku lembak memiliki sapaan atau aturan sendiri dalam memanggil saudaranya seperti:
1. Moneng : orang tua dari puyang.
3. Nenek : orang tua perepuan dari ibu atau ayah. 4. Datuk : orang tua laki-laki dari ibu atau ayah.
5. Bak : orang tua laki-laki atau panggilan dari seorang menantu. 6. Mak : orang tua perempuan atau panggilan dari seorang menantu. 7. Dang : panggilan kakak tertua laki-laki atau perempuan.
8. Do : panggilan kakak laki-laki sodara kandung/ sepupu. 9. Do cik : panggilan kakak laki-laki adik dari do.
10. Wo : panggilan kakak perempuan adik dari dang.
11. Pakwo : panggilan kakak laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 12. Makwo : panggilan kakak perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 13. Bak dang : panggilan kakak laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 14. Mak dang : panggilan kakak perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 15. Pak ucu : panggilan adik laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 16. Ucu : panggilan adik perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 17. Ibung :panggilan adik yang terkecil dari bak/ mak yang kandung atau sepupu.
18. Wan : panggilan adik laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 19. Cik : panggilan adik perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu. 20. Muan : panggilan adik laki-laki atau sepantaran bak/mak dan sepupu. 21. Cikwo : panggilan istri dari kakak kandung/ sepupu.
Bedikir / Berzanji
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh kaum laki-laki yang berjumlahkan 33 orang dalam puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad lewat nyanyian dan tabuhan rebana. Nyanyian tersebut di alunkan lewat bahasa arab yang diambil langsung dari buku berzanji cipt. Abu Zafar Alzanji. Rebana adalah sebuah alat musik yang dibuat sendiri dari kulit kambing. Berzanzi merupakan asli dari adat budaya suku lembak. Berzanji biasanya dilakukan saat kegiatan maulid nabi yang biasa dirayakan oleh masyarakat di masjid mereka. Selain itu dalam acara pernikahan kegiatan ini juga akan dilakukan. selain kegiatan berzanji untuk meramaikan acara pernikahan biasa juga ditampilkan tarian-tarian asli suku lembak seperti :
1. Tari Setangan, 2. Tari Sepiring, 3. Tari Mabuk , 4. Tari Kecik, 5. Tari Renai, 6. dan Tari Kain.
Cincin penyembah.
Usai melakukan akad nikah dan juga resepsi. Adat suku lembak mewajibkan bagi pengantin laki-laki untuk menyerahkan cincin penyembah kepada ibu mertua . Cincin ini diberikan oleh pengantin laki-laki kepada ibu mertua untuk menyatakan sebuah kesucian setelah bercampur dengan istrinya. Cincin penyembah adalah cincin Suaso, namun karena sulitnya untuk menemukan cincin Suaso dizaman sekarang dapat digantikan oleh cincin emas.
Nasi kuning / Nasi kunyit