MAKALAH EKONOMI MONETER II
BAB 21
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL DALAM MODEL ISLM
Dosen Pengampu :
1. DR. Ir. Yoke Moelgini, M.Sc.
2. Imam Awaluddin, S.E., M.E.
3. Thomas Andrian P.A, S.E., M.Si.
Disusun oleh :
Syailendra Kurniawan
1411021104
Sofie Maghfira
1411021101
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas akhir mata kuliah Ekonomi Moneter II tentang Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Model ISLM.
Adapun makalah Ekonomi Moneter II tentang Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Model ISLM ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki makalah Ekonomi Moneter II ini serta makalah-makalah lainnya yang akan kami susun di masa mendatang.
Penyusun berharap dari makalah Ekonomi Moneter II tentang Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Model ISLM. para pembaca mendapatkan wawasan-wawasan baru yang akan bermanfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca di kemudian hari.
Bandar Lampung, 14 Juni 2016
DAFTAR ISI
ABSTRAK . . . i
KATA PENGANTAR . . . .ii
DAFTAR ISI . . . iii
BAB I PENDAHULUAN . . . 1
A. LATAR BELAKANG . . . .1
B. RUMUSAN MASALAH . . . 1
C. TUJUAN PENELITIAN . . . 2
BAB II PEMBAHASAN . . . 3
A. KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL DALAM MODEL ISLM . . . B. PERUBAHAN TINGKAT HARGA KESEIMBANGAN SUKU BUNGA DAN OUTPUT AGREGAT . . . . C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL . . . D. APLIKASI: TARGET UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA . . . . E. MODEL ISLM DALAM JANGKA PANJANG . . . F. MODEL ISLM DAN KURVA PERMINTAAN AGREGAT . . . BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . . . 36
A. KESIMPULAN . . . .36
B. SARAN . . . .37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak Perang Dunia II, pembuat kebijakan pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan lapangan kerja tanpa menyebabkan inflasi. Jika perekonomian mengalami resesi seperti yang terjadi pada Maret 2001, pembuat kebijakan mempunyai dua perangkat kebijakan pokok yang dapat digunakan untuk memengaruhi aktivitas ekonomi agregat: kebijakan moneter, kontrol terhadap suku bunga atau uang beredar, dan kebijakan fiskal, kontrol terhadap pengeluaran pemerintah dan pajak.
Model ISLM dapat membantu pembuat kebijakan memperkirakan apa yang akan terjadi pada output agregat dan suku bunga jika mereka memutuskan untuk meningkatkan jumlah uang beredar atau menaikkan pengeluaran pemerintah. Dengan cara ini, analisis ISLM membantu kita menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kegunaan dan keefektifan kebijakan moneter dan fiskal dalam memengaruhi aktivitas ekonomi.
Dalam makaalh ini, kita menggunakan model ISLM untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mempelajari bagaimana model tersebut menghasilkan kurva permintaan agregat yang digambarkan dengan baik sekali dalam kerangka permintaan dan penawaran agregat, yang tidak hanya digunakan untuk memahami perubahan output agregat tetapi juga tingkat harga. Analisis kita akan menunjukkan mengapa ekonom memfokuskan begitu banyak perhatian pada topik-topik seperti stabilitas fungsi permintaan aatas uang dan apakah permintaan atas uang sangat dipengaruhi oleh suku bunga.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud Kebijakan Moneter (Kurva LM) dan Kebijakan Fiskal (Kurva IS)?
1.2.2 Apakah instrumen-instrumen yang digunakan dalam Kebijakan Moneter dan Fiskal? 1.2.3 Apakah yang dimaksud Model ISLM dan bagaimanakah mekanismenya?
1.2.5 Kapan kebijakan fiskal lebih efektif daripada kebijakan moneter dalam mengontrol tingkat output agregat?
1.2.6 Apakah kebijakan fiskal menjadi lebih efektif jika dilakukan dengan mengubah pengeluaran pemerintah daripada mengubah pajak?
1.2.7 Haruskah otoritas moneter melakukan kebijakan moneter dengan memanipulasi uang beredar atau suku bunga?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yag dapat diperoleh dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut: 1.3.1 Mengetahui lebih jelas mengenai kebijakan moenetr dan fiskal serta
instrumen-instrumennya.
1.3.2 Mengetahui lebih jelas mengenai model ISLM dan mekanismenya.
BAB II
PEMBAHASAN
II. I Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Model ISLM
Kebijakan fiskal (fiscal policy) adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran pemerintah dan pendapatan (berupa pajak). Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran pemerintah dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi variabel-variabel di dalamnya, seperti permintaan agregat.
Kebijakan moneter (monetary policy) adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengantetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai temapt terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Model ISLM dapat membantu pembuat kebijakan memperkirakan apa yang akan terjadi pada output agregat dan suku bunga jika mereka memutuskan untuk meningkatkan jumlah uang beredar atau menaikkan pengeluaran pemerintah. Dengan cara ini, analisis ISLM membantu kita menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kegunaan dan keefektifan kebijakan moneter dan fiscal dalam memengaruhi aktivitas ekonomi.
II. I. I Faktor-faktor yang Menyebabkan Pergeseran Kurva IS
1. Perubahan Pengeluaran Konsumen Otonom
agregat bergeser ke bawah, tingkat keseimbangan output agregat turun, dan kruva IS
bergeser ke kiri.
2. Perubahan Pengeluaran Investasi yang Tidak Terkait dengan Suku Bunga
Perubahan pada pengeluaran investasi hanya akan menyebabkan pergerakan sepanjang kruva IS dan bukan pergeseran. Peningkatan pengeluaran investasi yang direncanakan tidak terkait dengan suku bunga, katakanlah karena perusahaan-perusahaan menjadi lebih yakin mengenai keuntungan investasi setelah penemuan sumber minyak, lalu menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Untuk setiap suku bunga tertentu, tingkat keseimbangan output agregat meningkat, dan kurva IS akan bergeser ke kanan.
3. Perubahan pengeluaran Pemerintah
Peningkatan pengeluaran pemerintah juga akan menyebabkan fungsi permintaan agregat pada setiap suku bunga tertentu bergeser ke atas. Tingkat keseimbangan output agregat meningkat pada setiap suku bunga tertentu, dan kurva IS bergeser ke kanan. Sebaliknya, penurunan pengeluaran pemerintah menggeser fungsi permintaan agregat ke bawah, dan tingkat output keseimbangan turun, sehingga menggeser kurva IS ke kiri.
4. Perubahan Pajak
Penurunan pajak menggeser fungsi permintaan agregat dengan meningkatkan pengeluaran konsumen dan menggeser fungsi permintaan agregat ke atas pada setiap suku bunga tertentu. Penurunan pajak menaikkan tingkat keseimbangan output agregat pada setiap suku bunga tertentu dan menggeser kurva IS ke kanan. Namun demikian juga, bahwa perubahan pajak mempunyai pengaruh yang lebih kecil terhadap permintaan agregat daripada perubahan yang setara dalam pengeluaran pemerintah. Sehingga untuk setiap suku bunga tertentu, kurva IS akan bergeser lebih sedikit daripada untuk perubahan yang sama dalam pengeluaran pemerintah.
5. Perubahan Ekspor Bersih yang Tidak Terkait dengan Suku Bunga
(Pergeseran Kurva IS)
Kurva IS akan bergeser dari IS1 ke IS2 sebagai akibat dari (1) peningkatan pengeluaran
konsumen otonom, (2) peningkatan pengeluaran investasi yang direncanakan seiring dengan optimisme usaha-usaha, (3) peningkatan pengeluaran pemerintah, (4) penurunan pajak, (5) peningkatan ekspor bersih yang tidak terkait dengan sukubunga. Panel (b) menunjukkan bagaimana perubahan pada faktor-faktor tersebut mendorong pergeseran kurva IS kekanan dengan menggunakan diagram silang Keynes. Untuk setiap suku bunga tertentu (disini iA),
perubahan-perubahan ini menggeser fungsi permintaan agregat ke atas dan meningkatkan output keseimbangan dari YA ke YÁ.
II.I. II Faktor-Faktor yang menyebabkan pergeseran Kurva LM
1. Perubahan Uang Beredar
Peningkatan uang beredar menggeser kurva LM ke kanan. Anggaplah bahwa kurva LM
awalanya pada LM1, dalam panel (a) dan Federal Reserve melakukan pembelian pasar
terbuka yang meningkatkan uang beredar. Jika kita perhatikan titik A, yang ada di kurva
LM1, kita dapat mempelajari apa yang terjadi pada tingkat keseimbangan suku bunga,
dengan asumsi output konstan pada YA. Dengan membalik logina ini, penurunan uang
beredar menggeser kurva LM ke kiri. Penurunan uang beredar menghasilkan penurunan jumlah uang pda titik di kurva LM awal. Kondisi kelebihan permintaan uang ini dapat dihilangkan dengan menaikkan suku bunga, yang menurunkan jumlah uang yang diminta sampai permintaan uang sama dengan jumlah yang ditawarkan.
(PergeseranKurva LM Disebabkan Uang beredar Meningkat)
Kurva LM bergeser ke kanan dari LM1 ke LM2 ketika uang beredar meningkat karena,seperti yang
terlihat dalam panel (b), pada setiap tingkat output agregat tertentu (katakanlah,YA),
keseimbangan suku bunga turun (titik A ke A ).
2. Perubahan Permintaan Uang Otonom
Teori permintaan aset menunjukkan bahwa bisa jadi terdapat peningkatan permintaan uang otonom, yaitu perubahan yang tidak disebabkan oleh perubahan tingkat harga, output agregat, atau suku bunga. Sebagai contoh, kenaikan volatilitas pengembalian obligasi (bond returns) akan membuat risiko obligasi meningkat relatif terhadap uang dan akan meningkatkan jumlah uang yang diminta pada tingkat suku bunga tertentu, tingkat harga, atau besarnya output agregat. Hasil dari peningkatan otonom pada permintaan atas uang akan menggeser kurva LM ke kiri. Anggaplah terjadi kepanikan keuangan yang besar, mengakibatkan banyak perusahaan menuju kebangkrutan. Karena obligasi telah menjadi aset yang lebih berisiko, masyarakat ingin mengubah dari memegang obligasi menjadi memegang uang, mereka akan memegang uang lebih pada tingkat suku bunga dan output berapa pun. Sebaliknya, penurunan permintaan uang otonom akan mendorong
pergeseran kurva LM ke kanan. Turunnya permintaan uang akan menciptakan kelebihan penawaran uang, yang dihapuskan dengan kenaikan jumlah permintaan uang sebagai hasil dari penurunan suku bunga.
(Pergeseran Kurva LM ketika Permintaan Uang Meningkat)
II. II Perubahan Tingkat Keseimbangan Suku Bunga dan Output Agregat
Respons terhadap Perubahan Kebijakan Moneter
Peningkatan uang beredar menggeser kurva LM ke kanan dari LM1 menuju LM2; perekonomian
bergerak menuju titik 2, di mana output meningkat menuju Y2 dan suku bunga turun menuju i2.
Respons terhadap Perubahan Kebijakan Fiskal
Berikut ini merupakan respons output agregat dan suku bunga terhadap kebijakan fiskal ekspansif. Peningkatan uang beredar menggeser kurva LM ke kanan dari LM1
SukuBunga , i
i1
Y1
Output Agregat, Y i2
Y2
LM1
LM2
IS1
1
ke LM2; perekonomian bergerak menuju titik 2, di mana output meningkat menuju Y2
dan suku bunga turun menuju i2.
II. III Efektivitas Kebijakan Moneter dan Fiskal
(Efektivitas Kebijakan Moneter dan Fiskal ketika
Ketika permintaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga, kurva LM adalah vertikal. Pada panel (a), kebijakan fiskal ekspansif (peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak) menggeserkurva IS dari IS1 menuju IS2 dan output agregat tetap tidak berubah pada Y1.
Pada panel (b), peningkatan uang beredar menggeser kurva LM dari LM1 ke LM2 dan menaikkan
output agregat dari Y1 ke Y2. Dengan demikian, kebijakan moneter adalah efektif, sedangkan
fiskal tidak.
II. IV APLIKASI: Target Uang Beredar dan Suku Bunga
Penargetan moneter (monetary targeting) yaitu mereka menggunakan instrumen kebijakannya untuk membuat uang beredar sama dengan nilai yang ditargetkan. Model ISLM
mempunyai implikasi penting untuk suatu variabel yang dipakai sebagai target oleh bank sentral dan kita dapat menerapkannya untuk menjelaskan mengapa bank sentral menghapuskan penargetan moneter dan menggantikannya dengan penargetan suku bunga.
Target Uang Beredar dan Suku Bunga Ketika Kurva IS Tidak Stabil dan Kurva LM Stabil
Kurva IS yang tidak stabil bergerak antara IS’ dan IS”. Target uang beredar menghasilkan fluktuasi output yang lebih kecil (Y’m ke Y”m) daripada target suku
bunga (Y’I ke Y”I). Sehingga, target uang beredar lebih disukai.
Target Uang Beredar dan Suku Bunga Ketika Kurva LM Tidak Stabil dan Kurva IS Stabil
Kurva LM yang tidak stabil berfluktuasi antara LM’ dan LM”. Target uang beredar menghasilkan fluktuasi yang lebih besar dalam output (Y’m ke Y”m) daripada target
12
SukuBunga , i
i*
Y’I Y’m Y* Y”m Y”I Output Agregat, Y
IS*
IS’
IS”
Target SukuBunga Target SukuBeredar,
suku bunga (yang menetapkan output tetap di Y*). Akibatnya target suku bunga lebih
dipilih.
II. V MODEL ISLM JANGKA PANJANG
Pada panel (a), peningkatan uang beredar menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan menuju
LM2, dan titik keseimbangan bergerak ke titik 2, di mana suku bunga turun menuju i2, dan output
naik menjadi Y2. Oleh karena output pada Y2 di atas tingkat alamiah Yn, tingkat harga meningkat,
kurva IS ke kanan menuju IS2, dan perekonomian bergerak ketitik 2, di mana suku bunga naik ke
i2, dan output naik ke Y2. Oleh karena output pada Y2 di atas tingkat alamiah Yn, tingkat harga
mulai naik, saldo uang riil M/P mulai turun, dan kurva LM bergeser ke kiri menuju LM2.
Keseimbangan jangka panjang ada di titik 2 dengan suku bunga yang lebih tinggi lagi di i2, dan
output kembali ke Yn.
II.VI MODEL ISLM DAN KURVA PERMINTAAN AGREGAT
Ketika kita melakukan analisis ISLM dengan perubahan tingkat harga, kita menemukan bahwa ketika tingkat harga turun, tingkat output agregat turun. Jadi kita mendapatkan suatu hubungan antara tingkat harga dan jumlah output agregat di mana pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan, yang disebut kurva permintaan agregat (aggregate demand curve).
Menurunkan Kurva Permintaan Agregat
Diagram ISLM pada panel (a) menunjukkan bahwa dengan adanya uang beredar nominal tertentu ketika tingkat harga naik dari P1 ke P2 ke P3, kurva LM bergeser ke
kiri, dan output keseimbangan turun. Kombinasi tingkat harga dan output keseimbangan dari panel (a) kemudian digambarkan pada panel (b), dan garis yang menghubungkan titik-titik tersebut adalah kurva permintaan agregat AD.
Pergeseran Kurva Permintaan Agregat yang Disebabkan oleh Pergeseran Kurva IS
Kebijakan fiskal ekspansif, peningkatan ekspor bersih atau optimistis konsumen dan perusahaan menggeser kurva IS ke kanan pada panel (b), dan pada tingkat harga PA, output keseimbangan
meningkat dari YA ke YA’. Perubahan output keseimbangan ini ditunjukkan oleh pergerakkan dari
titik A ke titik A’ pada panel (a); sehingga kurva permintaan agregat bergeser ke kanan dari AD1
ke AD2.
Pergeseran Permintaan Agregat yang disebabkan oleh Pergeseran Kurva LM
Peningkatan uang beredar atau penurunan permintaan uang menggeser kurva LM ke kanan dalam panel (b), dan pada tingka tharga PA, output keseimbangan meningkat dari YA ke YA’.
Perubahan output keseimbangan ini ditunjukkan oleh pergerakkan dari titik A ke titik A’ dalam panel (a); sehingga kurva permintaan agregat bergeser ke kanan dari AD1 ke AD2.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN III.I Kesimpulan
mana pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan. Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat yaitu pergeseran kurva IS dan pergeseran kurva LM. Pergeseran kurva IS akan menujukkan bahwa setiap faktor yang menggeser kurva IS menggeser kurva permintaan agregat dengan arah yang sama. Sedangkan, pergeseran kurva LM akan menunjukkan bahwa dengan tingkat harfa konstan, setiap faktor yang menggeser kurva LM mengggeser kurva permintaan agregat dalam arah yang sama.
Daftar pustaka