TUGAS RANGKUMAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA I
Dosen Pembimbing : Nur Fadli Hazhar Fachrial, ST,M.Pd
Disusun Oleh :
Nama
: Kurniawan
NPM
: 178610040
STKIP ARRAHMANIYAH
MITOS & FAKTA
Matematika merupakan salah satu pelajaran pokok disetiap tingkatan sekolah, tetapi kebanyakan dari kita mungkin tidak terlalu suka atau senang jika mulai belajar matematika.Tetapi, yang harus kita tahu bahwa matematika dapat dipelajari dengan mudah apabila matematika dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Bahkan sampai ada mitos-mitos menyesatkan tentang matematika,padahal itu tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Berikut rangkuman mitos-mitos beserta fakta-faktanya : 1. Mitos 1
Beberapa orang (anak-anak) pandai matematika namun,sebagian orang lainnya tidak pandai matematika
Fakta :
Fakta dari mitos pertama adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal jenis kelamin antara anak laki-laki lebih pandai matematika dibandingkan anak perempuan,atau sebaliknya.
Perbedaan muncul ketika usia dua tingkat setingkat kelas semakin bertambah seiring dengan kemenangan tiap-tiap individu dalam hal menyerap atau memahami materi pembelajaran matematika
2. Mitos 2
Belajar matematika akan menimbulkan kecemasan atau semacam rasa kebingungan
Fakta :
Berdasarkan studi, kecemasan muncul ketika nilai matematika seorang anak-anak rendah. Dengan kata lain semakin seorang anak-anak senang ,pandai dalam bidang matematika maka tingkat rasa kecemasan akan samkin berkurang
Contohnya kecemasan afektif rasa panik,gugup,takut dan khawatir
3. Mitos 3
Seorang guru harus menggunakan buku teks atau buku panduang pelajaran matematika yang super canggih untuk mengajar peserta didik
Fakta :
Buku teks super canggih dimaksud hanyalah berisikan kurikulum yang telah disempurnakan dan terkini
Bagi seorang guru pendamping buku teks hanya bantuan kecil yang sifatnya hanya membantu
Guru matematika yang cemerlang adalah guru yang menggunakan buku teks dengan sangat minim
4. Mitos 4
Penggunaan kalkulator tidak dapat dipergunakan oleh anak-anak dalam belajar matematika
Fakta :
Delapan penelitian menggunakan secara konsisten dalam penggunaan kalkulator bagi anak anak dalam belajar matematika secara positif terhadap peningkatan nilai percaya diri dalam pembelajaran matematika
Kalkulator berperan postifi untuk anak-anak dalam penetapan konsep penomoran desimal logaritmaa secara signifikan
Bagi anak-anak memanfaatkan kalkulator memberikan jawaban yang diharapkan setelah memahami konsep-konsep dasarnya
5. Mitos 5
Rekayasa dan manipulasi,menyelesaikan sedikit dampak terhadap anak belajar matematika
Fakta :
bervariasi sangat bermakna bagi anak-anak dalam mengekspresikan konsep-konsep dasar matematika
6. Mitos 6
Tidak cukup waktu untuk mengerjakan tugas atau latihan matematika di dalam kelas
Fakta :
Guru yang cemerlang senantiasa merasa tidak cukup waktu dalam menjelaskan,menerangkan dan memberikan pemahaman matematika.Memberikan tugas adalah perbuatan terbaik diberikan guru terhadap anak anak senantiasa mendengar dan memberikan arahan terhadap waktu anak anak
Seorang guru harus memiliki pondasi yang penting untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik,agar peserta didik merasa nyaman dalam proses belajar mengajar, dan yang terpenting kita sebagai guru memiliki pondasi paling mendasar.
Pondasi pembelajaran matematika pada anak-anak usia 3 sampai usia 8 tahun dibutuhkan dengan tujuan agar hasil akhir pembelajaran Matematika anak tersebut memiliki kompetensi,pemahaman,mampu menyelesaikan permasalahan dan berkomunikasi yang baik. Pondasi tersebut antara lain :
1. Pondasi 1
Kesuksesan adalah milik setiap anak
Maksudnya ialah baik anak laki-laki maupun perempuan haruslah memiliki kesempatan dan peran yang sama dalam hal pembelajaran Matematika.
Kenyataanya di dunia Gap (jurang pemisah) antara perempuan dan laki-laki masih sangat terlihat jelas dalam hal penguasaan bidang dengan kemampuan Matematika.
Laki-laki masih mendominasi sebesar 83% berperan dalam bidang-bidang yang membutuhkan keahlian Matematika dan Teknik tinggi.
Solusi :
1. Menyajikan pembelajaran yang komprehensif (menyeluruh) di bidang pembelajaran Matematika bagi setiap anak sebagai tujuan utama
2. Mengatasi permasalahan setiap anak-anak dengan kondisi secara kesempatan dan akses minim terhadap pembelajaran matematika
3. Jangan ada kesenjangan di antara anak laki-laki dan perempuan
2. Pondasi 2
Memberikan pelayanan pendamping kepada anak :
1. Peserta didik dalam pembelajaran matematika haruslah di damping secara eksklusif dikarenakan kebutuhan, kemampuan anak-anak tidak dapat terungkapkan apabila tidak memperoleh perhatian dari guru.
2. Kemampuan anak-anak bervariasi menurut latar belakang keluarga, lingkungan di sekeliling tem pat tinggalanya dan factor eksternal lainnya. 3. Anak-anak dengan bakat istimewa ataupun anak-anak berkebutuhan
Solusi :
1. Membedakan anak-anak yang memiliki bakat istimewa, anak-anak berkebutuhan khusus, anak-anak yang memiliki kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika.
2. Tidak membedakan anak-anak yang istimewa dan tidak istimewa.
3. Pelayanan dari guru berupa pendampingan bagi seluruh anak-anak yang sedang belajar matematika
4. Jangan membiarkan anak-anak yang kesulitan belajar matematika , segeralah memisahkannya tanpa memberikan perbedaan pelayanan.
Solusi :
1. Bagi anak-anak dengan bakat istimewa pengorganisasian materi dalam pembelajaran matematika adalah keharusan.
2. Kenali pola anak-anak dengan bakat istimewa. 3. Ubah variasi dalam pembelajaran matematika.
4. Rangkai struktur dan cara belajar yang lebih kompleks untuk di berikan kepada anak dengan bakat istimewa.
5. Ulangi proses berfikir dalam pembelajaran matematika.
3. Pomdasi 4
Memahami anak-anak dengan kemampuan belajar yang kurang.
1. Anak-anak dengan kemampuan belajar matematika yang kurang sangat sulit memproses atau mencerna informasi baru yang diterimanya.
2. Sangat sulit mengenali anak-anak dengan kemampuan belajar matematika kurang dikarenakan perbedaan yang tipis dengan anak-anak yang memiliki bakat istimewa.
3. Ana-anak dengan kemampuan belajar matematika yang kurang lebih cenderung disebabkan karena pembelajaran matematika yang kurang, bukan karena anaknya.
SOLUSI 4
Solusi4-1 :
1. Lebih sabar dan lebih tekun dibutuhkan dalam menghadapi anak-anak dengan kemapuan kurang.
3. Harus dipahami bahwasanya menghadapi anak-anak dengan kemampuan belajar kurang berdampak terhadap pemberian materi kurikulum yang lebih sedikit.
4. Hanya dengan guru yang perhatian dengan anak maka pembelajaran matematika dapat dinikmati dan meraih kesuksesan.
Solusi 4-2 :
1. Anak-anak dengan kemampuan belajar matematika kurang harus diberikan intruksi dan teknik pembelajaran matematika yang berbeda.
2. Anak-anak dengan kemampuan belajar matematika kurang harus diberikan konsep-konsep dasar matematika.
3. Pengulangan konsep-konsep dasar matematika sangat membantu anak-anak dengan kemampuan belajar kurang.
4. Guru harus mengutamakan mendengar peserta didik dibandingkan memberikan perintah.
5. Penjelasan terhadap anak-anak dengan kempuan belajar kurang harus dengan ucapan (Verbal) dan tidak dengan simbol-simbol atau ilustrasi yang hanya akan membuat anak-anak bingung.
Mengenali dan mengembangkan bakat anak-anak istimewa.
1. Sangat sulit membedakan anak yang memiliki bakat istimewa dengan usia 3 tahun. Namun anak-anak ini, dapat dilihat dari kemampuannya dalam memecahkan masalah matematika yang kompleks.
2. Pola anak-anak yang memliki bakat istimewa tampak terlihat ketika si anak merasa bosan mengerjakan persolana matematika yang menoyton. 3. Perhatian istimewa wajib diberikan kepada anak-anak yang memiliki bakat
istimewa dengan strategi belajar yang berbeda pula.
Solusi :
1. Menyajikan pembelajaran yang komprehensif (menyeluruh) di bidang pembelajaran matematika bagi setiap anak sebagai TUJUAN UTAMA. 2. Mengatasi permasalahan setiap anak-anak dengan kondisi secara
kesempatan dan akses minim terhadap pembelajaran matematika. 3. Jangan ada kesenjangan diantara anak-anak (SARA).
4. Perlakuan kepada anak perempuan harus sama dengan kepada anak laki-laki.