• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kode Nama Rumpun Ilmu 742 Pendidikan Bah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kode Nama Rumpun Ilmu 742 Pendidikan Bah"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Kode/Nama Rumpun Ilmu* :742/Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Inggris

USULAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH GOAL ORIENTATION DAN FOREIGN LANGUAGE

ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN SISWA SMP BERBICARA

BAHASA INGGRIS DI KOTA PEKANBARU

TIM PENGUSUL

Candra Kirana, M.Pd.i (Ketua) NIDN:1007089002 Evis Ritawani Hasibuan, SST,M.Kes (Anggota) NIDN:1025068901

(2)
(3)

1

DAFTARISI... 1

RINGKASAN... 2

BAB I PENDAHULUAN... 2

1. LatarBelakang... 2

2. Hipotesis... 4

3. Luaran Penelitian... 4

4. Rumusan Masalah... 4

5. Manfaat penelitian... 5

BAB II TINJAUANPUSTAKA... 5

1. Konsep Dasar goal 5 2. Konsep dasar Foreign Language Anxiety... 7

3. Hubungan antara Goal Orientation dan Foreign Language 9 BAB III METODE PENELITIAN... 11

1. Metodologi Penelitian... 11

2. Populasi dan Sampel... 11

3. MetodePengumpulan Data... 12

4. AnalisaData... 12

BAB IV BIAYA DANJADWAL PENELITIAN... 13

DAFTARPUSTAKA... 14

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 15

Ringkasan

Semua Orang memiliki Orentasi tujuan (Goal Orientation) dalam hidupnya. Setiap

orentasi tersebut tentunya setiap orang ingin mencapai kesuksesan begitu juga siswa dalam

berlajar .tidak terkecuali dalam menguasai bahasa Inggris.. Namun sering kali, Orentasi

tidak sejalan dengan kenyataanbahwa komunikasi dalam bahasa asing kelas dapat sebuah

pengalaman traumatik menyebabkan rasa takut,khawatir, cemas, dan sebagainya.Sehingga

kecemasansiswa yang tinggi memblok mental siswa yang mana mengarahkan siswa

kurang dalam bergairah dan beprestasi dalam belajar. Tujuan utama dalam penelitian ini

(4)

2

Kecemasan Bahasa Asing siswa terhadap kemampuan berbicara siswa di Sekolah

Menengah Pertama Kota Pekanbaru. Penelitian ini adalah penelitian corrational design yang terdiri dari tiga variabel, dua independen variable yakni Orentasi Tujuan (Goal

Orientation) Siswa dan Kecemasan Bahasa Asing (Foreign Language Anxiety) dan satu

independen variable yakni kemampuan berbicara. Peserta dalam penelitian ini siswa

Sekolah Menengah Pertama Kota Pekanbaru.Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan data primer dan sekunder.Analisis data menggunakan analisis multivariat

dengan uji regresi linier berganda.

Kata Kunci: Orentasi tujuan (Goal Orientation), Kecemasan Bahasa Asing (Foreign Language Anxiety), Kemampuan Berbicara.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Analisis situasi

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Goal Orientation

siswa dan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Goal

Orientation siswa dan Foreign Language Anxiety pada kemampuan berbicara Siswa SMP

di Kota Pekanbaru. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengaruh faktor afektif.

Faktor afektif ini menyajikan konsep baru dari Goal Orientation. Sebagaimana dicatat oleh

Gully et al (1997) bahwa Goal Orientation adalah keyakinan kuat individu bahwa ia

menghabiskan waktu dan energi untuk kegiatan yang bermanfaat dengan menetapkan

tujuan dalam menyampaikan rencana terbaik dan strategi dalam keberhasilan. Selain itu,

Daedroff (1987) menyatakan bahwa Goal Orientation dikaitkan dengan antisipasi tentang

kemungkinan kekuatan dan kelemahan. Kemudian, Philip (1986) menyatakan bahwa Goal

Orientation memiliki ciri khas dari pembelajaran pengaruh bahasa. Berbeda, Ames (1990)

menyatakan bahwa Goal Orientation memberikan kontribusi dalam memahami

kompetensi bahasa Inggris siswa. Jadi, Goal Orientation adalah berperan sebagai

keyakinan yang kuat dari individu untuk menghabiskan waktu dan aktivitas untuk hal yang

berguna, dan juga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan

menetapkan rencana dan strategi terbaik dalam tujuan memcapai keberhasilan

pembelajaran bahasa.

Selain itu, kesuksesan dalam belajar bahasa perlu menguasai keterampilan

(5)

3

unsur yang terpenting dalam berkomunikasi. Konsep lainnya berasal dari Yule (1983), dia

menyatakan kemampuan berbicara adalah fungsi transaksional, yang bersangkutan transfer

informasi dan berbagi ide dalam komunikasi sosial. Kemudian, Balley (2005) menyatakan

kemampuan berbicara adalah salah satu kompetensi bahasa Inggris yang terdiri dari

memproduksi ucapan verbal secara sistematik untuk menyampaikan makna dalam

komunikasi oral dengan beberapa intonasi fonologi dan aspek gramatikal bahasa. Dengan

kata lain, menurut Arthur Huges dan Brown (1989), ada lima komponen kemampuan yang

harus dikuasai oleh siswa berbicara, mereka; pengucapan, tata bahasa, kosa kata,

kelancaran, dan pemahaman. Jadi, kemampuan berbicara adalah kompetensi komunikasi

lisan individu dengan lafal yang baik dan kefasihan, kosakata yang tepat dan tata bahasa,

dan pemahaman untuk berbagi informasi dan ide.

Berikutnya, banyak peneliti telah menemukan bahwa seseorang dari domain afektif

memiliki faktor korelasi negatif yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswa. Seperti

yang ditemukan oleh Howirz (1986) bahwa ada korelasi negatif antara Foreign Language

Anxiety dan kemampuan berbicara. Mereka didefinisikan Foreign Language Anxiety

adalah perasaan khawatir dan gugup yang dialami oleh non-penutur asli, ketika belajar

atau menggunakan kedua atau bahasa asing. Selain itu, mereka menyatakan ituumumnya

diyakini menjadi faktor afektif dengan potensi terbesar untuk negatif mempengaruhi

proses belajar. Young (1999) mencatat bahwa Foreign Language Anxiety adalah reaksi

multidimensi termasuk komponen emosional (khawatir), komponen kognitif (pikiran

kegagalan), dan komponen psikologis (misalnya meningkat detak jantung). Jadi, Foreign

Language Anxietyadalah reaksi multidimensi negatif terintegrasi dengan komponen

emosional, komponen kognitif, dan komponen psikologis ketika belajar atau menggunakan

kedua atau bahasa asing.

Berkenaan dengan pernyataan di atas, Goal Orientation dalam kemampuan

berbicara Bahasa Inggris dipengaruhi oleh Foreign Language Anxiety. Fakta ini adalah

sebuah domain afektif yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses belajar terutama

dalam berbicara bahasa Inggris teori-teori dan fakta memiliki fenomena

bertentangan yang terjadi seperti bagaimana mereka ingin dapat berbahasa Inggris, tetapi

mereka takut ketika berbicara Bahasa Inggris. Dengan kata lain, Goal Orientation berdasar

kebutuhan, Kebutuhan mencapai kesuksesan tetapi Foreign Language Anxiety memblokir

untuk berfikir negative dan beanggapan buruk terhadap penguasaan bahasa asing.

Berdasarkan permasalahan kontradiktif diatas, Goal Orientation dan Foreign

Language Anxiety terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris. Maka dari itu,

(6)

4

Foreign Language Anxiety terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa di SMP

Kota Pekanbaru .

2. HipotesisPenelitian

Tujuan utama dari riset ini adalah untuk mengkaji hubungan di Goal Orientation dan

Foreign Language Anxiety terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris di Akbid

Helvetia Pekanbaru. Tujuannya adalah menyatakan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara Goal Orientation dan kemampuan berbahasa

Inggris Siswa.

2. Untuk mengetahui hubungan antara siswa Foreign Language Anxiety dan

kemampuan berbahasa Inggris Siswa.

3. Untuk mengetahui pengaruh Goal Orientation dan Foreign Language Anxiety

terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris.

3. LuaranPenelitian

1. Prosiding pada seminar ilmiah baik yang berskala lokal, regional maupun

nasional

2. Pengayaan bahan ajar

4. RumusanMasalah

Rumusanmasalahpenelitianiniberfokus pada ranah affective pada dimensi orientasi

individu yang menjadi harapan keberhasilan siswa dalam prestasi akademik.

Kemudian, Foreign Language Anxiety berfokus pada reaksi emosional negatif

timbul sambil belajar atau dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan kata lain

untuk menganalisis bagaimanakah pengaruh Goal Orientation dan Foreign

Language Anxiety terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris di Di SMP

kota Pekanbarudi mana penelitian ini.

5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian iniadalah :

1) Sebagai bahan informasi dan masukan bagi instansi tidak hanya

memperhatikan factor kognitif tetapi juga harus memperhatikan factor

(7)

5

2) Sebagaibahan informasi dan masukan bagi instansi terkait dalam rangka

mengalisis dimensi faktor-faktor afektif untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa Inggris yang mengarahkan siswa pada Goal Orientation dan

mengurangi faktor-faktor yang memblokir mentalitas kemampuan siswa

pada Foreign Language Anxiety.

3) Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai Sebagai informasi dalam

merencanakan penelitian selanjutnya khususnya dalam ranah affective Goal

Orientation dan Foreign Language Anxiety.

BAB II

TINJAUANPUSTAKA

1. Konsep dasarGoal Orientation

Goal Orientation adalah teori motivasi dalam konsep psikologi. Sejak 1980-an,

daerah penelitian telah mengembangkan konsep Goal Orientationdalam teori pendidikan.

Pertama, JA Eison (1970) menyatakan bahwa Goal Orientationadalah tujuan berdasarkan

kebutuhan untuk mencapai prestasi. Kedua, menurut Legget dan Nichol (1986), Goal

Orientation adalah menetapkan keyakinan dengan gairah, komitmen yang kuat dengan

fokus; bekerja keras untuk tidak pernah menyerah yang menentukan peran dalam

keberhasilan akademis. Konsep terkait juga dicatat oleh Shunk dan Pictrick (1990) bahwa

Goal Orientationadalah kerangka kerja untuk mempelajari peran motivasi dalam konteks

akademik.

Sedangkan pendapat lainya menurut Elliot dan Song (1997), Goal Orientation

adalah mimpi manusia untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan. Mereka menjadikan

Goal Orientationtidak hanya sebagai mimpi untuk meraih sukses, tetapi juga keyakinan

individu sebagai cerminan dari pola pikir dan perasaan menjadi fokus. Selain itu, mereka

menyatakan bahwa Goal Orientation adalah pemaknaan untuk membangun kepercayaan

dalam kepribadian

Selain itu, VanYperen dan Jassen (2002) merumuskan bidang kompleks Goal

Orientation menjadi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Mereka menyatakan

Goal Orientation yang lumrah bagi manusia bermimpi untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman. . Selain itu, pengetahuan adalah sumber daya informasi

untuk manusia bagaimana mengetahui benar dan salah. Sehingga, bisa membantu

(8)

6

Adopsi dari Markus dan Wurf, dikutip Anna, (2007)

dan Elliot (1996), dalam kerangka Goal Orientation dalam pendidikan adalah sebagai

tujuan utama dalam mencapai keberhasilan akademik, dapat berperan bagi siswa untuk

menentukan bagaimana langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan

dan kompetensi. Konsep lain dari Orientasi Goal disajikan oleh Markus dan Wurf (2002)

bahwa Goal Orientationadalah pengaturan beberapa tujuan yang tertata 1. Konsep ini

mengambil keputusan untuk tujuan belajar, 2. Rencana dan pengaturan 3. Strategi untuk

memperoleh prestasi.

Goal Orientation mengacu pada konsep mengambil keputusan untuk tujuan belajar;

itu berarti bahwa siswa perlu mengatur tujuan untuk menentukan target pembelajaran. Hal

ini juga mengacu pada aktivitas untuk menghabiskan waktu dan energy kepada hal yang

berguna, bermanfaat dan bernilai positif. Kedua, Goal Orientationmengacu pada konsep

pengaturan rencana. Hal ini menjadi subjek penting tentang bagaimana kemungkinan

mengatur kekuatan dan kelemahan. Hal ini dapat mendukung target pembelajaran.

Berikutnya, untuk meminimalkan kelemahan, hal ini berguna untuk menentukan

kemungkinan kendala, masalah dan kesalahan.Goal Orientation terakhir mengacu pada

konsep dalam memperoleh strategi , cara dan metode yang tepat untuk mencapai sasaran

secara efektif dan efesien.Untuk penjelasan yang jelas, lihat grafik di bawah ini:

Skema Goal Orientation di Belajar Siswa

Berdasarkan penjelasan di atas, teori Goal Orientation merupakan upaya untuk

melibatkan kompetensi siswa dalam strategi kognitif, respon afektif, dan perilaku yang

Goal Orientation

- Belajar dengan kebutuhan - Kegiatan yang bermanfaat - Efek positif dan manfaat - Prestasi yang baik

(9)

7

mengarah siswa untuk sukses dalam akademik. Di sisi lain, Goal Orientation meneliti

keyakinan siswa tentang keberhasilan mereka; juga menjadi alasan mengapa mereka

belajar dengan giat dan tekun. Dan mengangap pemecahan masalah sebagai tantangan.

Hal ini menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik mereka untuk meningkatkan kemampuan,

niat, usaha sadar, dan bagaimana siswa berhasilan dalam pembelajaran akademis.

2.2 Konsep dasar Foreign Language Anxiety

(Fiske, 2004). Salah satu seperti fenomena alami yang sisyang dialami siswa adalah

kecemasan (Anxiety). Menurut Yolanda dan Williams (2008), kecemasan (Anxiety)

adalah reaksi normal ketika seseorang memiliki perasaan intens kegelisahan,

kekhawatiran, dan ketakutan. Hal ini umum untuk merasa cemas ketika menghadapi

ancaman atau situasi bahaya dan situasi yang menantang.

Kecemasan hubungan banyak dengan psikologi pendidikan, telah dilaporkan oleh

Philips, (1999); MacIntyre, (1999); Arnold & Brown, (2002); Dornyei, (2005); dan

Woodrow, 2006) mereka menemukan bahwa kecemasan memiliki dampak negatif pada

pada pengajaran bahasa Asing. kecemasan dalam belajar bahasa dikenal dengan sebutan

Foreign Langauge Anxiety. Yolanda dan Williams (2008), Mereka menyatakan

Kecemasan menjadi masalah dalam belajar bahasa kedua atau asing, kecemasan dapat

menghalangi mental siswa dalam mempelajari bahasa. Mereka menambahkan, di

Indonesia, Foreign Langauge Anxiety menyebabkan siswa memiliki pikiran atau perasaan

negatif untuk belajar bahasa asing yang mana bahasa asing tersebut adalah bahasa inggris.

Selain itu, siswa berpikir bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit. Kemudian,

kebanyakan dari mereka menghindari belajar bahasa Inggris karena mereka menganggap

tidak begitu penting bagi kami. Akhirnya, kita dapat melihat ketika Foreign Langauge

Anxiety terjadi kepada siswa, mereka menjadi pesimis tentang tujuan hidupnya, mereka

menjadi malas, hanya diam, sering bosan, suasana hati yang buruk, perasaan tidak

(10)

8

Diadopsi dari Pearson Education.inc (2008)

Skema Kecemasan dalam pembelajaran Bahasa

Berdasarkan penjelasan di atas, Gardner dan Lambert (1972) juga dianggap bahwa

Foreign Langauge Anxietymempengaruhi variabel factor afektif dan emosional dan

faktor-faktor ini memfasilitasi atau menghambat dalam belajar bahasa.Selain itu, Liebert dan

Morris (1967) mengemukakan bahwa Foreign Langauge Anxiety terdiri dari rasa khawatir

dan emosionalitas. Mereka telah secara konseptual mengidentifikasi kinerja sendiri,

sementara emosionalitas disebut reaksi otonomatis yang menyebabkan terjadi di bawah

tekanan stres. Hal ini didukung oleh Young (1991) bahwa Foreign Language Anxiety

terkonsep sebagai manifestasi dalam mentransfer kecemasan didalam pembelajaran bahasa

Inggris. Sebagai fakta, reaksi emosional ini menyebabkan ketegangan, ketakutan,

kegelisahan dan kekhawatiran terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris.

Depresi

Pemblokiran Mental Bahasa Asing

Nerveous

Sering diam / tidak aktif untuk berbicara

Pikirkan Inggris tidak utama untuk belajar

Kurangnya kosakata / tata bahasa

Sulit untuk mengekspresikan ide-ide Kurang motivasi, self bunga percaya

diri untuk berbicara

Hesistate dalam berbicara / mengulangi mengingat / imitasi

Kehilangan concetration / lupa / kehilangan titik sesuatu.

Jadi, waktu yang terbatas untuk belajar bahasa Inggris, hanya di

kelas.

(11)

9

Jadi, kecemasan dalam wilayah penelitian ini terletak pada proses belajar bahasa

Inggris, diklasifikasikan sebagai reaksi kecemasan. Howirz (1987)menayatakan konsep

teori “Foreign Language Anxietyadalah besifat kompleks untuk persepsi diri, keyakinan, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa kelas yang timbul dari

keunikan proses ketika belajar bahasa Inggris.

2.3 Hubungan antara Goal Orientation dan Foreign Language Anxiety.

Penelitian ini mengalisihubungan antara Goal Orientationdan Foreign Language

Anxiety pada kemampuan berbicara bahasa Inggris Siswa. Goal Orientationterintegrasi

dengan teori motivasi untuk mengarahkan keberhasilan siswa dalam akademis. Dengan

kata lain, teori Goal Orientation juga telah terlibat dalam upaya untuk menentukan jenis

tujuan yang paling produktif bagi siswa dan apa jenis tujuan menghasilkan strategi

kognitif, respon afektif, dan perilaku yang mengarah pada kesuksesan siswa (Pintrich dan

Meece 2008). Dan Foreign Language Anxiety terintegrasi reaksi emosional negatif ketika

pembicara nonnative menggunakan dan memproduksi bahasa Inggris.Ini adalah faktor

afektif yang merupakan hambatan serius atau mental block terhadap pembelajaran Bahasa

dan menciptakan pikiran negative tentang pembelajaran Bahasa, sehingga membuat

rendahnya prestasi siswa (Horwitz, 2001; Dornyei, 2005).

Jadi, keduanya memiliki variabel kontras untuk memberikan pembelajaran siswa.

Beberapa peneliti, Huang (2005); Hsu (2004); dan Liu (2012) telah menemukan hubungan

yang signifikan antara Goal Orientation dan Kecemasan yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Kemudian, Dweck, (1986); Shunk, Ames dan, Elliot (1999) telah

mengkonfirmasi Goal Orientation pengaruh korelasi positif bagi prestasi siswa, ketika

siswa memiliki kecenderungan Goal Orientation, mereka akan memiliki keyakinan untuk

melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Contoh, siswa mengetahui bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa internasional

yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan menunjang dalam karir. Ketika siswa

memiliki Goal Orientation, hal tersebut menjadi salah satu tujuan utama yang harus

dikuasai. Hal itu berguna untuk memberikan alasan mengapa mahasiswa terlibat dalam

perilaku meningkatkan prestasi dan fokus pada pengembangan kompetensi. Sisi lainnya,

Macintyre dan Gardner (1991) menyatakan Kecemasan adalah korelasi negatif pengaruh

prestasi siswa, ketika siswa memiliki kecemasan cenderung memiliki persepsi diri yang

lebih negatif dan cenderung meremehkan kualitas kemampuan bahasa mereka. Muda

(12)

10

diri dari kegagalan dan persepsi negatif tentang kemampuan bahasa asing. Efek signifikan

adalah persepsi diri yang negatif dapat bermain dalam perilaku peserta didik

kadang-kadang dan mengingat bahwa mengubah persepsi diri seseorang kemampuan bahasa asing

tidak mudah atau sesuatu hal yang sulit.

Bong (2009) melaporkan bahwa peningkatan Goal Orientation siswa kepercayaan

diri dan motivasi, meningkatkan kompetensi dan penurunan Kecemasan mereka siswa

keyakinan diri dan motivasi. Studi terkait ditemukan oleh Putwain & Daniels (2010), dia

meneliti bagaimana hubungan antara Goal Orientationdan kecemasan terhadap keyakinan

kompetensi siswa dalam belajar bahasa asing. Jadi, ditemukan siswa memiliki yang kuat

kompetensi kepercayaan dipengaruhi oleh Goal Orientationtinggi dan siswa memiliki

kompetensi rendah kepercayaan dipengaruhi oleh Kecemasan tinggi. Zusho, Pintrich, dan

Cortina (2005) juga meneliti hubungan antara kerangka Goal Orientation, kecemasan dan

prestasi sampel dari mahasiswa siswa, Goal Orientationmenjadi hasil motivasi pada

tugas-tugas bahasa Inggris. Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan gugup dan ketegangan

mahasiswa mengalami sebelum, selama, dan setelah tugas bahasa Inggris. kecemasan

terkait dengan nilai prestasi yang lebih rendah, tingkat yang lebih rendah dari kompetensi

dan tingkat yang lebih tinggi dari Goal Orientationmemiliki hasil positif untuk siswa

bunga dan kompetensi persepsi. Temuan ini membuat para peneliti menyimpulkan ada

“tidak satu jalur khusus untuk keberhasilan akademis” dan untuk memperkuat keuntungan dari mengadopsi Goal Orientationuntuk motivasi dan prestasi siswa. Anak-anak yang

berorientasi kesuksesan akan mencari masalah semakin sulit, karena anak-anak secara

alami mengejar masalah mereka merasa mereka dapat memecahkan. Seorang anak akan

memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses dalam eksplorasi bebas beaktivitas dan

kegiatan ilmiah terbuka daripada ketika mencoba untuk memecahkan sebuah eksperimen

yang hanya memiliki satu jawaban. Kecemasan memiliki hasil negatif yang mempengaruhi

siswa menghindar dan lari untuk menghadapi masalah, karena mereka merasa khawatir,

menakutkan dan mereka tidak percaya pada kemampuan sendiri untuk memecahkan

(13)

11 BAB III

METODOLOGIPENELITIAN

1.Metodologi Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional. Seperti yang

dinyatakan oleh Fraenkel dan Wallen (2008), studi korelasional kadang-kadang disebut

oleh penelitian asosiasi. Ini adalah hubungan antara dua atau lebih variabel. Selain itu,

mereka menyatakan bahwa tujuan utama dari penelitian korelasional adalah untuk

memperjelas fenomena pemahaman kita dengan mengidentifikasi hubungan antara

variable.

2.Populasi dan Sampel

Populasitargetdalampenelitianiniadalahsiswa SMP dikota Pekanbaru. Karena besar

populasi maka dalam penelitian ini diambil dari 3 sekolah SMP dikota Pekanbaru sebagai

perwakilan sample. Teknikpengambilansampel menggunakan teknik sampel cluster

sampling yakni, memilih sebuah sampel dari beberapa kelompok-kelompok sebagai wakil

dari populasi.Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Solvin sebagai berikut:

Formula:

N =n

1 + ne2

Description:

N: Jumlah Populasi

n: Jumlah sample

e: Tingkatkesalahan yangmasih bisaditolerir

3. MetodePengumpulan Data

Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkaitdengan penelitian ini.Dalam

(14)

12

1)Kuesionerdisebarkanpadarespondendalampenelitanini,kemudiandilakukan

ujivaliditas dan reliabilitas

2)Penyampaian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden pengisianya

dibimbingoleh peneliti

4. Analisa Data

Setelah data diolah kemudian dianalisis. Analisis berguna untuk

menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan. Analisis data penelitian ini dilakukan

secara univariat, bivariat, dan multivariat.

1) Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui signifikansi antara dua variabel

yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan data kategorik dengan kategorik sehingga digunakan uji chi square.

3) Analisis Multivariat

Analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis adalah regresi linear

berganda. Analisis regresi linear adalah salah satu pendekatan model

matematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau beberapa variabel

independen dengan sebuah variabel dependen Fraenkel dan Wallen (2008), Model

regresi linear berganda yaitu:

Y= a+b1X1+b2X2

Keteragan:

Y = Kemampuan BerbicaraX1= Goal Orientation

a = KonstantaX2= Foreign Language Anxiety

(15)

13 BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan

1. Honorarium dan upah Rp 4.116.000

2. Peralatan danBahan Rp 7.906.000

3. Perjalanan/ Survey Rp 4.850.000

4. Lain-lain Rp 3.000.000

Total Rp 19.872.000

Jadwal Kegiatan 5. Pembuatan Draft

Laporan 6. Laporan Akhir

DAFTARPUSTAKA

Ames, C. (1992). Classrooms: Goals, structures, and student motivation. Journal of Educational Psychology, 84 (3), 261-271.

Bong & Leggett, E. L. (1988). A social-cognitive approach to motivation and personality. Psychological Review, 95 (2), 256-273

Dweck, C. S. (1986). Motivational processes affecting learning. American Psychologist, 41 (10), 1040-1048

Gully, R. P., & Gillespie, J. Z. (2005). A motivated action theory account of goal orientation Journal of Applied Psychology, 90 (6), 1096–1127

Fraenkel, J.R., & Wallen, N.E. (2006).How to design and evaluate research in education. New York: McGraw-Hill

(16)

14

Kitano, K. (2001). Anxiety in the college Japanese language classroom. The Modern Language Journal, 85(4), 549-566.

MacIntyre, P. D. (1999). Language anxiety: A review of the research for language teachers. In

McLellan, R. (2006). The impact of motivational “world-view” on engagement in a cognitive acceleration programme. International Journal of Science Education, 28 (7), 781-819.

Meece, J. L., Anderman, E. M., & Anderman, L. H. (2006a). Classroom goal structure, student motivation and academic achievement. Annual Review of Psychology, 57, 487–503

Middleton, M. J. & Midgley, C. (1997). Avoiding the demonstration of lack of ability: An underexplored aspect of goal theory. Journal of Educational Psychology, 89(4), 710-718

Nicholls, J. G. (1984). Achievement motivation: Conceptions of ability, subjective experience, task choice, and performance. Psychological Review, 91, 328–346. Patrick, H., Ryan, A. M., & Pintrich, P. R. (1999). The differential impact of extrinsic and

mastery goal orientations on males’ and females’ self-regulated learning. Learning and Individual Differences, 11, 153-171.

Pintrich, P. (2000). An achievement goal theory perspective on issues in motivation terminology, theory, and research. Contemporary Educational Psychology, 25, 92-104.

Sarason, C. A., Rahm, K. B., Beigbeder, S. A., & Metts, S. (2005). The link between the pursuit of intimacy goals and satisfaction in close same-sex friendships: An examination of the underlying processes. Journal of Social and Personal Relationships,22(1), 75-98.

Van Yperen, M., Simons, J., Lens, W., Soenens, B., Matos, L., & Lacante, M. (2004). Less is sometimes more: Goal-content matters. Journal of EducationalPsychology, 96, 755-764.

Was, C. (2006). Academic achievement goal orientation: Taking another look. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 4(3), No.10, 529-550.

(17)

15

BahanHabis Pakai

No. Material Justifikasi Pemakaian

13 Material 13 Publikasi&langganan Jurnal

3 orang @ 300.000 900.000

14 Material 14 Foto Copy 2000 lbr @ 200 400.000

15 Material 15 Cetak dan Penjilitan laporan

10 paket @ 25.000 250.000

15 Material 16 Memori Card 2 buah @ 150.000 300.000

Sub Total 7.906.000

Perjalanan

No. Kegiatan Kuantitas Harga

Satuan

Total Biaya

1. BiayaSurveyatausamplingdata 35 Kali 50.000 1.750.000

2. Biayaseminar laporan penelitian di AkademiKebidananHelvetiaPekanb Sub Total 4.850.000

Lain-lain

No. Kegiatan Kuantitas Harga

Satuan

Total Biaya

1. Administrasi Locus Penelitian 4Locus 250.000 1.000.000

2. MonevInternal 4 Kali 500.000 2.000.000

Sub Total 3.000.000

Total

Total

(18)

16

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No

Kebidanan 6 Jam/Minggu Mengkoordinir seluruh kegiatan

(19)

14 Lampiran 3.Biodata Ketuadan Anggota

A. Identitas Diri Ketua

1 NamaLengkap Candra Kirana, M.Pd.i

2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Jabatan Fungsional -

4 NIP/NIK/IdentitasLainnya 1401110708900009

5 NIDN 1007089002

6 Tempat/ TanggalLahir Beringin Lestari, 07 Agustus1990

7 E-Mail Ckirana17@gmail.com

8 Telp./HP 085274670848

9 Alamat Kantor Jln.Soekarno HattaNo.88 C1

10. Telp./Fax 082169560008

11. Lulusanyangdihasilkan 226

12. MataKuliahyangdiampuh Pendidikan Bahasa Inggris

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2

Nama Perguruan Tinggi

Universitas Islam Riau UIN Suska Riau

Bidang Ilmu FKIP Bahasa Inggris S2 Pendidikan Bahasa Inggris

Tahun Masuk-Lulus 2008-2013 2013-2016

JudulSkripsi/ Tesis The Effect of GRAPS Method

at Vocational High School Kandis in Siak

Sub-District

Nama Pembimbing 1.Dra. Betty Sailun, M.Ed.

2.Yulianto, S.Pd., M.Pd.

Dr. Abdullah Hasan, M.Sc Dr. Abdul Hadi,MA.,Ph.D

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun JudulPenelitian Pendanaan

(20)

15

D. Pengalaman PengabdianKepadaMasyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. JudulPengabdianKepadaMasyarakat Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta/Rp) 1.

E. Publikasi ArtikelIlmiahDalam Jurnaldalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul

ArtikelIlmiah

Nama Jurnal Volume/ Nomor/ Tahun

1.

F. Pemakalah SeminarIlmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan Ilmiah/

G. KaryaBuku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1

H. Perolehan HKIdalam 5-10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/HKI Tahun Jenis NomorP/ID

1.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ RekayasaSosialLainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis RekayasaSosial

Tahun Tempat Respon

J. Penghargaandalam 10 Tahun terakhir(dari pemerintah, asosiasi, atau institusilainnya)

SemuaDatayangsayaisikandantercantumdalamBiodatainiadalah benar dan

dapatdi pertanggungjawabkan secarahukum.Apabiladikemudian hari ternyata

(21)
(22)

17

A. Identitas Diri Anggota

1. NamaLengkap Evis Ritawani Hasibuan , SST, M.Kes

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4. NIP/NIK/IdentitasLainnya 1405036506890003

5. NIDN 1025068901

6. Tempat/ TanggalLahir Sorek Satu /25Juni 19891987

7. E-Mail Evisritawani@gmail.com

8. Telp./HP 081266897171

9. Alamat Kantor Jln.Soekarno HattaNo.88 C1

10. Telp./Fax -

11. Lulusanyangdihasilkan 226

12. MataKuliahyangdiampu - Konsep Kebidanan

- Askep Komunitas

Bidang Ilmu D4 Bidan Pendidik S2 Kesehan

Masyarakat

Tahun Masuk-Lulus 2010-2011 2012-2015

JudulSkripsi/ Tesis Hubungan Minat Belajar dengan Hasil

Nama Pembimbing 1.Warno Saskoro, M.Pd 2.Darwin Syamsul,

S.Si, M.Si

1.Prof. Dr. Dra.Ida Yustina, M.Si 2.dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun JudulPenelitian Pendanaan

(23)

18

D. Pengalaman PengabdianKepadaMasyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. JudulPengabdianKepadaMasyarakat Pendanaan

Sumber Jumlah (Juta/Rp) 1.

E. Publikasi ArtikelIlmiahDalamJurnaldalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul

ArtikelIlmiah

Nama Jurnal Volume/ Nomor/ Tahun

1.

F. Pemakalah SeminarIlmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan Ilmiah/

G. KaryaBuku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1.

H. Perolehan HKIdalam 5-10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/HKI Tahun Jenis NomorP/ID

1.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ RekayasaSosialLainnya dalam 5 TahunTerakhir

No. Judul/Tema/Jenis RekayasaSosial

Tahun Tempat Respon

J. Penghargaandalam 10 Tahun terakhir(dari pemerintah, asosiasi, atau institusilainnya)

SemuaDatayangsaya isikandantercantumdalambiodatainiadalah benar dan

(24)
(25)
(26)

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan pengenalan dasar-dasar teknik sistem komputer: Sistem bilangan, rangkaian logika dasar, mikrokomputer, mikroprosesor/mikrokontroler, memori (RAM/ROM), bahasa

Effect of Storage Temperatures on Color of Tomato Fruit ( Solanum lycopersicum Mill.) Cultivated under Moderate Water Stress Treatment.. Agriculture and Agricultural Science

Perancangan sistem informasi akuntansi laporan keuangan arus kas berbasis client server dengan menggunakan database SQL Server 2000 dan bahasa pemrograman Microsoft

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha pengasih dan Maha penyayang, karena dengan segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesikan penyusunan skripsi dengan

PENGARUH LATIHAN KOLASE BERBAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PAD A ANAK CEREBRAL PALSY D I SLB RISANTYA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hal ini memberikan makna bahwa gaya kepemimpinan, yang terdiri dari gaya kepemimpinan otoriter, paternalistik, laissez faire , demokratik, dan karismatik secara

Kuesioner hubungan dengan diri sendiri 1 Saya mampu menerima seluruh situasi hidup saya. 2 Saya dapat menerima perubahan-perubahan

Makalah ini hanya menguraikan mengenai mineral kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang termasuk dalam unsur makro mineral, yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar