• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Psikologi Agama docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Psikologi Agama docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PSIKOLOGI AGAMA

Tentang

“ SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA”

O

leh Kelompok X

VALERIA PRAMITA : 512 . 107

IF PERMAISARI : 512 . 077

YAZID KHAIRAN : 512. 033

Dosen Pembimbing : Dra. HASNELI, M.Ag

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

IMAM BONJOL PADANG

(2)

PETA KONSEP

SEJARAH

PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI AGAMA

PRILAKU MANUSIA

BERKEYAKINAN DALAM

BERBAGAI KITAB SUCI

Terdapat dalam kitab :

1.Al - Quran.

2.Al Kitab Perjanjian Lama

3.Injil

4.Kitab Suci Agama Hindu

5.Kitab suci agama Khonghucu

PENGAKUAN TERHADAP

KEBERADAAN

PSIKOLOGI AGAMA

1.Pengakuan Dari Barat.

2.Pengakuan terhadap

agama Muslim

3.Pengakuan Psikologi

(3)

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dalam setiap agama terdapat kitab suci yang isinya berkaitan dengan jiwa atau proses keadaan jiwa seseorang karena pengaruh agama. Kitab suci Al-Qur’an misalnya banyak yang memuat ayat berkenaan dengan jiwan orang yang beriman, orang munafiq, dan orang kafir. Sikap dan tingkah laku mereka, suasana hati yang mereka alami dan mereka rasakan, dan do’a – do’a yang mereka panjatkan. Juga disebut proses pendewasaan kepercayaan seorang tokoh agama misalnya Ibrahim yang diakui semua agama sebagai Rasul yang dari keturunannya muncul Rasul – Rasul yang banyak. Pendeknya banyak sekali ayat yang berkaitan dengan keadaan jiwa manusia.

Ada beberapa ayat yang terdapat dalam kitab suci untuk memperlihatkan proses mental atau hal – hal yang berkaitan dengan mental. Ini membuktikan bahwa kitab suci semua agama sangat berkepentingan dengan proses kejiwaan atau mental individu umatnya masing – masing.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prilaku manusia berkeyakinan dalam berbagai kitab suci ?

(4)

PEMBAHASAN

A. Prilaku Manusia Berkeyakinan Dalam Berbagai Kitab Suci

Ada beberapa ayat yang menjelaskan proses mental atau prilaku manusia1 dalam kitab

suci, diantaranya :

► Al-Qur’an :

1.QS Al – Anfal (8) ; 2 :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.

2.QS Al – Baqarah (2) ; 8 – 10

Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

►Di dalam Alkitab Perjanjian Lama banyak pula ayat yang berkaitan dengan jiwa antara lain dalam Pengkhotbah ayat :

“Aku berkata dalam hati : “Mari, aku hendak menguji kegirangan ! Nikmatilah kesenangan ! Tetapi lihat, juga itupun sia – sia,” Tentang tertawa aku berkata: “itu bodoh”, dan mengenai kegirangan : “apa gunanya?”, aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat, dan dengan memperoleh kekebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik

(5)

bagi anak – anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.”

► Dalam Injil (Perjanjian Lama)

Surah Barnaba:1-8 tercantum sebagai berikut2:

Yesus pergi ke Yerussalem pada waktu dekat Madhal,yaitu salah satu hari raya kami.Setelah para khatib dan orang-orang Farisimengetahuinya,mereka bermufakaat untuk menjatuhkan kata-kata Yesus.Untuk itu maka datanglah kepadanya seorang yang cerdik,”guru!Apa yang harus saya lakukan supaya saya berhasil mendapat kehidupan yang abadi,”Yesus kembali bertanya:”bagaimana yang tertulis dalam syari’at?.”Orang itu menjawab:”Cintailah Tuhanmu diatas segala sesuatu dengan sepenuh hati dan akalmu.Dan karib kerabatmu itu seperti dirimu juga.”Yesus menjawab:”Saudaraa telah memberikan jawaban yang baik. Dan saya berkata kepada saudara:”Pergilah dan berbuatlah demikian,tentu saudara berhasil mencapai kehidupan abadi.”

►Di dalam kitab suci agama Hindu,Bhagawad Gita antara lain Bab VII ayat 16 tercantum:

“Orang-orang bajik yang memuja-Ku ada empat jenis,yaitu mereka yang sengsara,yang mencari pengetahuan,yang mencari kekayaan,dan orang bijaksana,wahai Bharatarsabha (Arjuna).”

►Dalam kitab suci agama Khonghucu,Su Si antara lain Bab V tercantum:

“Nabi bersabda,”adapun yang menyebabk an Raja Sun itu besar bijaksananya ialah:ia suka bertanya dan meneliti kata-kata yang sederhana sekalipun.Yang buruk disembunyikan dan yang baik diluaskan.Dengan mengambil kedua ujung tiap perkara dan menetapkan tengahnya,ia mengatur rakyat.Demikianlah sebabnya ia terkenal sebagai Raja Sun.” (S.S. IX-8)

►Dalam salah satu kitab suci agama Budha,Tao Tee Cing,Bab 19 tentang hidup sewajarnya tercantum:

(6)

1.Hapuskanlah dan buanglah istilah kesucian dan kebijaksanaan,supaya rakyat memperoleh faedah berlipat ganda.

2.Hapuskanlah dan buanglah istilah cinta kasih dan kebajikan,supaya rakyat dengan sewajarnya kembali pada perilaku bakti dan saling mencinta.

3.Hapuskanlah dan bunglah segala akal muslihat dan nafsu keserakahan,dengan sendirinya pencuri dan perampok akan lenyap.

4.Tiga ungkapan diatas, memberi bukti bahwa rakyat tidak cukup hanya diberi pelajaran lahir terus, tidak cukup diberi pelajaran ilmu pengetahuan, akan tetapmi mereka harus diberi pelajaran tentang Etika, Budi Pekerti, dan Kebathinan serta dipimpin untuk kembali pada sifat sewajarnya ; berlaku hemat dan sederhana, menghilangkan sifat egoisme dan nafsu keinginan.

Sekalipun kitab suci berbagai agama telah mencantumkan hal – hal yang terkait dengan jiwa keberagamaan dan proses mental manusia, namun Psikologi Agama sebagai suatu disiplin ilmu, yang diteliti dengan metode ilmiah merupakan ilmu yang masih sangat muda.

B. Pengakuan Terhadap Keberadaan Psikologi Agama

(7)

mempelajari perasaan agama dan konversi pada remaja dengan menggunakan teknik kuesioner dan mengolahnya dengan statistikal.Hasil kajiannya ang menjadi tulisan adalah Adolescense,volm II dan Jesus the Christ yang diterbitkan pada tahun 19173.

Munculnya Theori Medical Materialism,yaitu teori yang difungsikan untuk melihat keadaan jiwa/fikiran sebagai ungkapan dari fungsi-fungsi organik.Dengan pandangan ini,mereka melihat bahwa keistimewaan orang-orang suci dan tenggelamnya mereka dalam kehidupan rohani,dianggap mereka sebagai akibat dari penyakit-penyakit fisik.Menurut teori inibahwa oarng-orang suci mempunyai kekuatan jiwa karena tidak sehatnya jiwa mereka.Ex:Isa seorang Schizophrenic. Teori ini mendapatkan kritik dari Flournoy dengan pandangan bahwa semua proses yang terjadi,khususnya pada pusat syaraf manusia sampai saat terakhir ini belum jelas,dan para ahli hanya mengira-ngira,serta tidak mungkin dapat ditentukan dengan pasti apa yang terjadi dalam otak seorang yang suci,ketika ia tenggelam dalam buaian Tuhan.

Pada tahun 1901,Fluornoy berusaha mengumpulkan semua penelitian psikologis yang berhubungan dengan agama.Kajiannya ia namakan dcengan Psikologi Agama.Menurutnya,Psikologi Agama dapat masuk dibawah Psikologi Umum. Diantara hasil peenelitian yang sangat berharag di kajian ini adalah William James dengan bukunya “The Varities of Religious Experience” yang ditulisnya pada tahun 1902.Isinya adalah perkembangan agama individu dari orang-orang suci. Berkat tulisan-tuliasan James tersebut,mulailah banyak muncul karya-karya lain tentang Psikologi Agama,diantaranya;”The Journal of Religious Psychology” (1904),”The American Journal of Religious Psychology and Education” (1915),dan buku karya E.S Ames pada tahun 1910 yang berjudul

“The Psychology of Religious Experience”.

Pada tahun 1909 para ahli Psikologi mengadakan konferensi di Jenewa yang menghasilkan memperkenankan tinjauan psikologis terhadap fakta-fakta keberagamaan manusia.Disepakati juga garis-garis umum bagi Psikologi Agama. Pada tahun 1911 terbit buku “Psychology of Religion oleh Life” yang ditulis

(8)

oleh George M.Stratton. Dalam buku tersebut ia mengemukakan bahwa sumber jiwa agama adalah konflik dalam diri manusia4.

Seorang sosiolog Perancis yang bernama Emile Durkheim juga menulis buku dengan judul “The Elementary Form of The Religious Life”. Pada tahun 1920,James B.Pratt menerbitkan buku dengan judul “The Religious Consciousness”.Ia mengisahkan pengalammannya sembahyang sebagai seorang Kristen. Pada tahun 1923,di Jerman terbit pula buku Das Heilege yang ditulis oleh Rudolf Otto.Buku ini lebih banyak membahas tentang sembahyang dalam tinjauan psikologis. Pada tahun 1918,Pierre menerbitkan buku “Le Sentiment Religieux et la Psychologie de L’Enfant.Kajiannya mengupas tentang pengaruh pendidikan agama yang diterima seorang manusia sejak kecil.

Pada tahun 1923,terbit buku dengan judul An Introduction to the Psychology of Religion yang ditulis oleh R.H.Thouless,Ia menegaskan bahwa agama dapat dipelajari dari sisi psikologis dan penelitian ilmiah. Sante de Sanctis,melakukan penelitian tentang konversi agama yang terjadi pada orang yang memiliki hubungan dengannya.Hasilnya dia bukukan pada tahun 1927 dengan judul “Religious Conversion”. Riek dan Rank,mengadakan penelitian Antropologi dengan pendekatan Psiko-Analisa.Hasil penelitiannya dibukukan dengan judul ”:Probleme der Religious Psychologie” yang terbit di Leipzig tahun 1919.

Sigmund Freud lebih mengarahkan pandangannya terhadap aspek sosial dari agama.Misalnya,ia menganalisis upacara keagamaan yang dilakukan oleh pemeluk kepercayaan primitif dengan istilah totem dan taboo.Totem adalah suatu fenomena sosial yang menjadi dasar sistem masyarakat dengan kepercayaan sederhana.Sedangkan taboo merupakan larangan keras/pantangan. Di periode inilah,Psikologi Agama makin diminati banyak pakar dan berkembang dan munculnya banyak karya ilmiah yang membahasnya.Antara lain:Karl R.Stolz dengan bukunya “The Psychology of Religion Lifing” yang terbit tahun 1937.Paul E.Johnson dengan bukunya “Psychology of Religion” yang terbit pada tahun

(9)

1945,dan Elizabeth B.Hurlock dengan bukunya “Child Development” yang menyinggung pertumbuhan jiwa agama pada anak yang terbita pada tahun 1942.

Ada beberapa buku yang menyinggung masalah ini yang terlahir dari penulis-penulis Muslim sendiri,beberapa diantaranya adalah:

 Pada tahun 1955,terbit buku “Tathawwur Syu’ur ad-Diin ‘Indath Thfl wa

al-Muraahiq”, karya Abdul ‘Aziz ‘Abdul Mun’im al-Malighiy

 Pada tahun 1979,terbit buku “Nahwa ‘Ilmi Nafsi Islamiy”,karya Hasan

Muhammad Asy-Syarqawiy.

 Pada tahun 1990,terbit buku “Youth and Moral”,karya Mutjaba Musawa

Lari.

 Pada tahun 1999,terbit buku “Islam’s Treament for Anxiety and

Worry”,karya Muhammad Salih al-Munajjid.

Di Indonesia,Psikologi Agama pada awalnya lebih banyak dikenal oleh kalangan gereja untuk kepentingan pelayanan terhadap jemaat mereka.Di kalangan umat Islam boleh dikatakan yang memperkenalkan Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu adalah Prof.Dr.Zakiah Darajat dengan bukunya Ilmu Jiwa Agama yang terbit pertyama kali tahun 1970.

(10)

Sejarah Perkembangan Psikologi Agama ditandai dengan adanya Prilaku Manusia Berkeyakinan Dalam Berbagai Kitab Suci, diantaranya terdapat dalam kitab :

1.Al - Quran.

2.Al Kitab Perjanjian Lama 3.Injil

4.Kitab Suci Agama Hindu 5.Kitab suci agama Khonghucu

Sedangkan Pengakuan Terhadap Keberadaan Psikologi Agama diperoleh dari hasil penelitian berupa :

1.Pengakuan Dari Barat.

2.Pengakuan terhadap agama Muslim 3.Pengakuan Psikologi Agama di Indonesia

(11)

Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.

Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007.

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2004.

Thouless Robert H, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta : Rajawali Pers, 1992.

(12)

PENDAHULUAN

SEJARAH

PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI AGAMA

PERKEMBANGAN

KAJIAN PSIKOLOGI

AGAMA DI DUNIA

ISLAM

Adanya karya berupa karangan

buku dari penulis timur

misalnya Al - Ghazali

PSIKOLOGI AGAMA

PADA MASA

KONTEMPORER

Psikologi Agama

berkembang pesat pada

masa kontemporer yang

berfungsi untuk

menyelesaikan

problematika di zaman

(13)

C. LATAR BELAKANG

Psikologi agama merupakan cabang dari ilmu jiwa atau psikologi yang membahas jiwa tetapi digabungkan atau diberi nilai-nilai keagamaan, baik dari agama Islam ataupun non Islam. Sebelum menjadi ilmu yang mandiri psikologi agama telah mengalami perkembangan dan memiliki latar belakang layaknya ilmu pengetahuan yang lain.

Memang agak sulit dalam menetapkan kapan ilmu ini mulai berkembang, tetapi pada asalnya semua ilmu tersebut berasal dari filsafat, yang merupakan akar dari segala ilmu. Sebelum kita mulai membahas tentang sejarah perkembangan psikologi, hendaklah kita menoleh ke belakang, untuk melihat dahulu apa yang dimaksud dengan psikologi agama.

Psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari tentang yang berlandaskan agama, untuk menyelidiki teori-teorinya dipadukan dengan pengetahuan agama. Psikologi ini bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan.

Diterangkan bahwa sebelum menjadi ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki latar belakang sejarah yang cukup lama. Karena itu, psikologi agama dinilai sebagai cabang ilmu psikologi yang masih muda, akan tetapi sudah mengalami perkembangan yang signifikan.

D. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prilaku manusia berkeyakinan dalam berbagai kitab suci ?

(14)

PEMBAHASAN

C. Perkembangan Kajian Psikologi Agama di Dunia Islam (Timur) sebelum abad ke – 19

Pengertian psikologi agama sebelum abad ke-19 telah ada dalam karya – karya ilmuwan muslim. Dapat disebut sebagai contoh adalah tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar, pada abad ke-7 M, yang berjudul al-Sujar wa al-Maghazi, memuat berbagai fragmen dari biografi Nabi Muhammad Saw, atau risalah Hayy ibn Yaqzan fi Asrar al-Hikmah al-Misyriqiyyat yang ditulis oleh Ibn Thufail (1106-1185 M) yang membahas tentang proses keagamaan seseorang. Karya agung yang dapat ditampilkan adalah Ihya ‘Ulum al-Din dan al-Munqid min al-Dhalal yang ditulis oleh Abu Hamid Muhammad Al – Ghazali (1059-1111 M) yang memuat permasalahan – permasalahan yang berkaitan dengan materi kajian psikologi agama. Meski demikian, penelitian secara modern baru dilakukan pada abad ke-195.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai sejarah perkembangan psikologi agama, kita mulai dahulu dengan sejarah psikologi. Pada mulanya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu. Perkembangan psikologi dimulai dari masa Yunani kuno, yang pada masa itu masih dipegang atau menjadi kajian filsafat pada masa itu. Kemudian dilanjutkan psikologi masuk ke wilayah filsafat islam yang tokohnya antara lain: Ibn Sina, al Ghazali, dan lain-lain. Pada fase yang berikutnya psikologi masuk ke dunia barat, yaitu Eropa, yang tokohnya seperti: Paul Broca, dan lain-lain. Setelah masa Wilhem Wundt, psikologi lahir menjadi ilmu yang berdiri sendiri.

Dalam hal ini kita hasil kajian psikologi agama yang berasal dari kitab suci. Baik dari agama islam maupun non-islam, dalam pengaruhnya terhadap psikologi agama tidak ada perbedaan.

Perjalanan hidup Sidharta Gautama dari seorang putra raja Kapilawastu yang bersedia mengorbankan kemegahan dan kemewahan hidup untuk menjadi seorang

(15)

pertapa menunjukkan bagaimana kehidupan batin yang dialaminya dalam kaitan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Proses perubahan arah keyakinan agama ini mengungkapkan pengalaman keagamaan yang mempengaruhi diri tokoh agama budha. Dan proses itu kemudian dalam psikologi agama disebut dengan konversi agama. Proses yang hamper serupa dilukiskan pula dalam Al-Qur’an tentang cara Nabi Ibrahim,as memimpin umatnya untuk bertauhid kepada Allah.

Pada waktu itu Nabi Ibrahim kebingungan mencari Tuhannya yang patut untuk ia sembah. Ia bertafakkur untuk memikirkan siapa sebenarnya Tuhannya. Setelah lama sekali bertafakkur ia kemudian mendapat wahyu yaitu Tuhan yang berhak ia sembah ialah Allah. Hal itu walaupun dilukiskan dalam kitab suci merupakan konversi agama.

Informasi mengenai proses dan peristiwa keagamaan juga dapat dijumpai dalam pendewaan bangsa Jepang terhadap kaisar mereka. Mitos agama Shinto yang menempatkan kaisar Jepang sebagai keturunan Dewa Matahari (Amiterasu Omi Kami) telah pula mempengaruhi sikap keberagamaan yang khas pada bangsa Jepang6.

Berdasarkan sumber Barat, para ahli psikologi agama menilai bahwa kajian mengenai psikologi agama mulai populer sekitar abad ke-19. Sekitar masa itu psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagai alat untuk kajian agama. Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah laku, berpikir dan mengemukakan perasaan keagamaan.

Sumber-sumber Barat pada umumnya menunjuk awal kelahiran psikologi agama adalah karya dari Edwin Diller Starbuck dan William James. Buku the Psychology of Religion an Empirical Study of Growth of Religion Consiousnes karya E.D Starbuck diterbitkan tahun 1899, dinilai sebagai buku yang memang khusus membahas masalah yang menyangkut psikologi agama. Setahun kemudian (1900), William James menerbitkan buku The Varieties of Religion Experiencies. Buku yang berisi pengalaman keagamaan berbagai tokoh ini kemudian dianggap sebagai buku yang menjadi perintis awal dari kelahiran psikologi agama menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Psikologi agama diakui sebagai disiplin ilmu, cabang dari psikologi

(16)

seperti ilmu-ilmu cabang psikologi yang lainnya.Sebaliknya di dunia Timur, khususnya di wilayah-wilayah kekuasaan Islam, tulisan-tulisan yang memuat kajian tentang hal serupa belum sempat dimasukkan. Seperti ihya’ ulumuddin karya al Ghhazali dan masih banyak lagi yang lainnya. Diperkirakan masih banyak tulisan-tulisan ilmuwan muslim lainnya yang berisi mengenai kajian permasalahan serupa, namun sayangnya karya tersebut belum sempat dikembangkan menjadi disiplin ilmu tersendiri seperti yang dilakukan ilmuwan Barat.

Ada beberapa alasan yang barangkali dapat dijadikan penyebab. Pertama sejak masa kemunduran Negara-negara Islam, perhatian para ilmuwan terhadap kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan mulai menurun. Kedua, sejak penyerangan bangsa Mongol ke pusat peradaban Islam (Baghdad) dan kekalahan Islam di Andalusia, terjadi pemusnahan karya para ilmuwan muslim. Ketiga, sikap kurang terpuji dari para ilmuwan Barat sendiri (terutama setelah zaman kemunduran Islam) yang umumnya kurang menghargai karya-karya ilmuwan muslim. Keempat, karya-karya ilmuwan muslim di zaman klasik umumnya ditulis oleh para ilmuwan yang di zamannya dikenal dengan sebutan yang berkonotasi keagamaan, seperti

mufassirin (ahli tafsir), muhaddisin (ahli hadist), fuqaha (ahli fiqih) atau ahl al hikmat (filosof). Dengan demikian karya-karya mereka diidentikkan dengan ilmu-ilmu murni agama Islam atau filsafat7.

Karya lain yang lebih khusus mengenai psikologi agama adalah Ruh al Din al Islamy (jiwa agama islam) karangan Alif Abd Al Fatah, tahun 1956. Demikian pula pada tahun 1963 terbit buku Al Shihab al Nafsiyah karangan Mustofa Fahmy. Dan banyak lagi karya-karya ilmuwan muslim tentang psikologi agama. Tetapi berdasarkan konteks kejiwaan barangkali buku Tatawur al Syu’ur al Dinny ‘inda Tif; wa al Murabiq karya Abd al Mun’im Abd al Aziz Al Maghary, dapat dianggap sebagai awal dari munculnya kajian psikologi agama di kalangan ilmuwan muslim modern8.

(17)

Ada beberapa buku yang menyinggung masalah ini yang terlahir dari penulis-penulis Muslim sendiri,beberapa diantaranya adalah:

 Pada tahun 1955,terbit buku “Tathawwur Syu’ur ad-Diin ‘Indath Thfl wa

al-Muraahiq”, karya Abdul ‘Aziz ‘Abdul Mun’im al-Malighiy

 Pada tahun 1979,terbit buku “Nahwa ‘Ilmi Nafsi Islamiy”,karya Hasan

Muhammad Asy-Syarqawiy.

 Pada tahun 1990,terbit buku “Youth and Moral”,karya Mutjaba Musawa

Lari.

 Pada tahun 1999,terbit buku “Islam’s Treament for Anxiety and

Worry”,karya Muhammad Salih al-Munajjid.

D. Psikologi Agama pada masa kontemporer

Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi Agama dinilai cukup pesat, dibanding usianya yang masih tergolong muda. Hal ini antara lain disebabkan selain bidang kajian psikologi Agama menyangkut kehidupan manusia secara pribadi, maupun kelompok, bidang kajiannya juga mencakup permasalahan yang menyangkut perkembangan usia manusia. Selain itu sesuai dengan bidang cakupanya, ternyata psikologi Agama termasuk ilmu terapan yang banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

(18)

Di Indonesia,Psikologi Agama pada awalnya lebih banyak dikenal oleh kalangan gereja untuk kepentingan pelayanan terhadap jemaat mereka.Di kalangan umat Islam boleh dikatakan yang memperkenalkan Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu adalah Prof.Dr.Zakiah Darajat dengan bukunya Ilmu Jiwa Agama yang terbit pertyama kali tahun 1970.

(19)

KESIMPULAN

Psikologi agama dalam sejarahnya memang sulit untuk diketahui kapan munculnya secara pasti. Psikologi agama muncul karena kurang tepatnya teori analisa terhadap jiwa. Berdasarkan sumber dari barat kajian psikologi agama mulai muncul sejak abad 19. sedangkan di daerah timur psikologi agama pada awalnya menyatu dengan ilmu yang dikembangkan para filosof muslim. Sedangkan di tanah air psikologi agama mulai dirintis dan dikembangkan pada sekitar tahun 1970-an. Metode yang digunakan dalam penelitian psikologi agama antara lain: metode dokumen pribadi serta metode kuesioner dan wawancara.

Psikologi agama dalam Islam merupakan penggabungan antara teori jiwa dengan informasi dari wahyu, yang hal itu akan menyebabkan munculnya teori baru yang lebih akurat. Psikologi agama dalam Islam sebenarnya sudah berkembang sejak awal perkembangan Islam, namun yang sudah dikaji secara spesifik ialah setelah abad 20.

(20)

Daradjat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005.

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2005.

Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.

Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007.

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Pendidikan Agama Katolik di sekolah adalah proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh sekolah, bekerjasama dengan keluarga, Gereja dan kelompok jemaat

Data jumlah umat Katolik di Paroki ini akan terus bertambah dari tahun - ketahun dengan adanya anggota Gereja baru yang bergabung melalui penerimaan sakramen babtis

Menurut Zakiyah Daradjat (dalam buku Jalaluddin) ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai: a) Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar

Dalam konteks persoalan Raperda berbasis Injil di Manokwari, hal ini sangat diperlukan untuk melahirkan pemaknaan yang baru terhadap ideologi umat pilihan yang berkembang