• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM “JARINGAN KOMPUTER”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM “JARINGAN KOMPUTER”"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

“JARINGAN KOMPUTER”

LABORATORIUM KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

(2)

2 Universitas Sriwijaya

Fakultas Ilmu Komputer

Laboratorium

LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

SISTEM MANAJEMEN MUTU

ISO 9001:2008

No. Dokumen ……. Tanggal 4 JUNI 2011

Revisi 0 Halaman 2 DARI 101

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah Praktikum

: Praktikum Jaringan Komputer

Kode Mata Kuliah Praktikum

: FSK37111

SKS

: 1

Program Studi

: Sistem Komputer

Semester

: 5 (Ganjil)

DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH

TIM LABORAN LABORATORIUM FASILKOM UNSRI

TIM DOSEN SISTEM KOMPUTER FASILKOM

UNSRI

(3)

3

Daftar Isi

Cover ... 1

Lembar Pengesahan ... 2

Daftar Isi ... 3

Simulasi dan Analisis Jaringan Komputer ... 4

Teknik Pengkabelan Jaringan... 8

Pengalamatan IP ... 16

Routing ... 22

Sharing Internet ... 35

DHCP Server ... 43

DNS Server ... 49

Web Server ... 61

Mail Server ... 66

Proxy Server ... 84

Bridging ... 91

(4)

4

1

A. TUJUAN

Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Menggunakn software simulasi untuk membangun jaringan komputer.

2. Menganalisis paket – paket data yang berjalan pada jaringan komputer.

B. PERALATAN

1. Personal Komputer

2. Software simulasi, packet tracer

C. TEORI

Dalam mempelajari jaringan komputer, dapat digunakan tool simulasi jaringan

agar pratikan dapat melakukan beberapa percobaan tanpa harus memiliki device yang

sebenarnya. Sehingga dari sisi ekonomis dapat menghemat biaya dan lebih fleksibel

dalam penggunaan alat –alat jaringan yang beragam tanpa perlu khawatir dapat merusak

peralatan.

Penggunaan tool simulasi jaringan banyak beredar dikalangan akademis salah

satunya adalah Packet tracer oleh Cisco System.yang dapat mensimulasikan device-

device jaringan mulai dari layer 1 hingga layer 7, keistimewaan lainnya adalah pengguna

dapat melakukan analisis paket, protokol dan data yang digunakan pada simulasi

jaringan.

SIMULASI dan ANALISIS

(5)

5

D. PRAKTIKUM

1. jalankan packet tracer sehingga memunculkan form kerja pada simulator tersebut.

2. Membuat jaringan peer to peer mengunakan packet tracer. Ambil 2 buah PC dari

select device box pada bagian end devices ke logical workspace seperti terlihat

pada gambar ini.

3. Hubungkan 2 PC tadi dengan kabel yang sesuai (kabel cross) pada masing –

(6)

6 4. Jaringan peer to peer selesai dibuat, untuk melihat mengecek apakah kedua PC

sudah benar – benar tersambung, kita dapat melakukan perintah ping atau

memberikan paket ICMP dari PC0 ke PC1 atau sebaliknya seperti yang terlihat

pada gambar di bawah ini.

a. Set alamat IP tiap – tiap PC yang berada dalam 1 network (dalam hal ini

(7)

7 b. Ping dapat melalui virtual command line tiap PC atau mengirimkan paket

ICMP yang dapat kita klik langsung dari objek PC0 ke PC1.

c. Selain mode realtime kita juga dapat memilih mode simulation, dimana

pada saat kita melakukan perintah, kita dapat mengetahui protokol yang

digunakan dan apa sebenarnya terjadi pada setiap layer. Contohnya pada

saat perintah ping pada gambar di bawah ini.

E. TUGAS

1. Buatlah jaringan topologi star dengan 5 komputer, semua komputer dapat

(8)

8

2

A. TUJUAN

Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

3. Menjelaskan teknik pemasangan kabel jaringan baik secara straight atau

crossover.

4. Mengimplementasikan teknik pengkabelan secara individu atau kelompok dan

melakukan pengujian pada jaringan LAN.

5. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat

implementasi pengkabelan.

B. PERALATAN

3. Kabel UTP Category 5 4. Crimp tool

5. Konektor RJ-45

6. Cable Tester

C. TEORI

Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel yang menghubungkan satu sisi

dengan sisi yang lain. Namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan kurva

terbuka (dengan terminator diujungnya).

Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami

perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan gelombang radio

hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan perkembangan jaringan

komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan komputer bisa menggunakan teknologi

TEKNIK PENGKABELAN

(9)

9 kelas rendah (seperti 10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan

teknologi tinggi (seperti laser dan serat optik).

Bentuk dan fungsi dari jaringan computer menentukan pemilihan jenis kabel, demikian

juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi pertimbangan utama

untuk2membangun sebuah jaringan (baik home network, SOHO network ataupun jaringan kelas raksasa seperti MAN –metropolitan area network). Berikut adalah tabel

Jenis Jaringan, Jenis Kabel dan Jenis Protokol yang biasa dipergunakan.

1. Tipe dan Jenis Kabel

Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena

itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu

twisted pair (UTP - unshielded twisted pair dan STP - shielded twisted pair) dan coaxial

(10)

10 Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk masingmasing

kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk menentukan besaran frekuensi yang

bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).

Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced mempunyai

standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator untuk

mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa digunakan untuk menghubungkan jaringan hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter cukup besar) dan

thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).

Thick Coaxial Cable (Kabel Koaksial Gemuk)

Kabel koaksial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5,

dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna

kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan hanya disebut sebagai yellow cable. Kabel koaksial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan

sebagai berikut:

• Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan

menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah

resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang

lumayan lebar).

• Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.

• Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver). • Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini

repeaters.

(11)

11

• Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter). • Setiap segment harus diberi ground.

• Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat

(device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).

• Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).

Thin Coaxial Cable (Kabel Koaksial Kurus)

Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk

transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai

perangkat jaringan, kabel jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,

dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap

lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.

Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan

dengan T- Connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:

• Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.

• Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.

• Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices) • Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu

tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.

• Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment). • Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.

• Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).

(12)

12

Kabel UTP (Khususnya CAT5 / CAT5e)

Konektor yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45. Untuk penggunaan

koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight

cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable

digunakan untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.

STRAIGHT CABLE

Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artian ujung

nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari

(13)

13 Karakteristik Straight Cable :

• Menghubungkan PC-Hub/switch • Half duplex

• Panjang maksimal kabel 100 m • Ethernet 10/100/1000Base-T

CROSSOVER CABLE

Karakteristik Crossover Cable :

1. PC-Switch, Switch-Switch, PC-PC

2. Full duplex

3. Panjang maksimal kabel 100 m

(14)

14

D. PRAKTIKUM

1. Buatlah 2 buah jalinan kabel UTP Kategori 5 dengan urutan kabel sebagai berikut.

2. Koneksikan 2 buah komputer dengan kabel yang telah anda buat tersebut secara

(15)

15 3. Cek konektivitas antara 2 host tersebut dengan perintah ping!

[prompt]> ping [IP_tetangga]

Tulis dan jelaskan output perintah di atas!

4. Koneksikan komputer-komputer dengan kabel yang telah anda buat tersebut melalui

hub/switch.

5. Cek konektivitas antara host tersebut dengan perintah ping!

[prompt]> ping [IP_tetangga]

Tulis dan jelaskan output perintah di atas!

(16)

16

3

A. TUJUAN

Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Mengetahui jenis-jenis (klasifikasi) alamat IP.

2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi alamat IP.

3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi TCP/IP.

B. PERALATAN

PC dengan sistem operasi Windows XP yang terhubung ke intranet dan internet.

C. TEORI

1. Pengalamatan IP (IP Addressing)

Internet (International Network) merupakan sebuah “jaringan raksasa” yang terdiri atas komputer-komputer yang saling terhubung satu sama lain. Untuk dapat saling

berkomunikasi, masing-masing komputer harus mempunyai kartu jaringan. Kartu

jaringan tersebut mempunyai nomor identitas yang unik. Sebagai contoh, nomor ID kartu

jaringan adalah 00:50:FC:FE:B1:E9. ID tersebut sulit untuk diingat. Bayangkan bila

untuk berkomunikasi sesama komputer dalam jaringan harus menghapalkan ID kartu

jaringan masing-masing. Untuk memudahkan hal itu, maka digunakan protokol TCP/IP

pada setiap komputer. Setiap komputer yang menggunakan protokol ini harus memiliki

nomor yang disebut sebagai alamat IP, sehingga untuk melakukan koneksi kita tinggal

menggunakan nomor IP komputer yang tentunya hal ini lebih mudah daripada

menggunakan nomor ID kartu jaringan.

Penomoran IP hanya digunakan untuk memudahkan saja karena untuk berkomunikasi

antara komputer yang satu dengan yang lainnya tetap menggunakan no ID kartu jaringan

(17)

17 yang sudah diakomodasi oleh protokol TCP/IP. Untuk IPv4 nomor IP terdiri atas 32 bit

dan dibagi menjadi 2 buah field, yaitu:

• net id yang menunjukan jaringan kemana host dihubungkan.

• host id yang memberikan suatu pengenal unik pada setiap host pada suatu

jaringan.

Untuk memudahkan identifikasi, alamat IP yang terdiri dari 32 bit tadi dituliskan menjadi

4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit. Misalnya saja nomor IP 192.168.19.1

sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana 11000000

merupakan bilangan binary 8 bit dari 192, 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit

dari 168, 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19 dan 00000001 yang

merupakan bilangan binary 8 bit dari 1. Alamat IP yang dapat dipakai dari alamat 0.0.0.0

sampai dengan alamat 255.255.255.255 sehingga jumlah maksimal alamat IP yang bisa

dipakai adalah 28 x28 x 28 x28 = 4,294,967,296. Untuk memudahkan pengelolaan alamat

IP dari jumlah IP address sebanyak itu dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh badan

yang mengatur pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia dengan

IDNICnya menjadi sebagai berikut ini :

1. Alamat IP kelas A dimulai dari bit awal 0. Oktet pertama dari berupa net id dan sisanya adalah host id.

2. Alamat IP kelas B dimulai dari bit awal 10. Dua oktet pertama digunakan untuk net id dan sisanya digunakan untuk host id.

3. Alamat IP kelas C dimulai dari bit awal 110. Tiga oktet pertama digunakan untuk

net id dan sisanya digunakan untuk host id.

4. Alamat IP kelas D dimulai dari bit awal 1110. Alamat IP kelas D digunakan untuk mendukung multicast.

5. Alamat IP kelas E dimula dari bit awal 11110. Alamat IP kelas ini digunakan untuk

tujuan eksperimen.

(18)

18 Selain pengelompokan alamat diatas, alamat IP juga dibagi atas Private IP dan Public IP. Private IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan LAN (Local Area Network) dan tidak dikenal oleh internet, sedangkan Public IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan internet. Sehingga apabila Private IP mengadakan

komunikasi dengan Public IP atau internet diperlukan suatu mekanisme yang disebut

dengan NAT (Network Address Translation). Adapun range dari Private IP pada setiap kelas adalah seperti pada tabel di bawah ini:

Dalam setiap komputer yang mempunyai sistem operasi juga terdapat sebuah IPDefault

yang akan digunakan sebagai loopback, yaitu alamat IP yang menunjuk kepada dirinya sendiri. Alamat IP ini adalah 127.0.0.1 yang biasanya mempunyai hostname localhost.

Alamat IP ini biasanya hanya dipakai sebagai loopback saja sehingga alamat ini tidak

(19)

19

2. Konfigurasi Jaringan

Windows memberikan 2 metode untuk mengkonfigurasi TCP/IP, yaitu:

1. Konfigurasi Otomatis

2. Konfigurasi Manual

1. Konfigurasi Otomatis

Konfigurasi ini adalah cara termudah sebab Windows sudah memberikan Private

IPbAddress secara otomatis bila Lan Card sudah terinstall. Cara mengkonfigurasi TCP/IP

secara otomatis pada server, yaitu :

1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties.

2. Klik kanan pada Local Area Connection pilih Properties pada tab General pilih

(20)

20 3. Kemudian centang Obtain an IP Address automatically.

4. Kemudian klik OK maka konfigurasi Otomatis selesai.

2. Konfigurasi Manual

Konfigurasi manual adalah cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual atau subnet

mask, default gateway, DNS server, dan WINS server secara manual. IP address pada

metode ini bersifat permanen. Adapun cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual

adalah:

1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties

2. Klik ganda pada Internet Protocol (TCP/IP)

3. Klik Use the following IP address

4. Masukan no IP yang diinginkan

(21)

21

D. PRAKTIKUM

1. Hitung nilai dalam format desimal IP Address berikut.

• 10100111. 11001101. 11001111. 10101100 • 10100100. 00001101. 11001111. 10101100

2. Dalam sebuah jaringan komputer yang terhubung dengan internet, digunakan metode

DHCP untuk penentuan IP address komputernya. Berikan penjelasan tentang

identitas/IP yang tertera di masing-masing komputer ketika telah terhubung dengan

jaringan yang menggunakan metode DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)! 3. Sharing-lah sebuah folder di salah satu komputer pada jaringan. Cobalah untuk

mengakses folder tersebut (salin dan hapus file) dari komputer lain!

(22)

22

4

A. TUJUAN

Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Mengetahui Hardware dari Router.

2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi Router.

3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi Routing (statik

routing, defaul routing dan dinamyc routing).

B. PERALATAN

• 3 buah router seri 2800 • 6 buah PC

• 3 buah switch • Kabel UTP

C. TEORI

Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis berdasarkan

keadaan topologi jaringannya. Misalnya berapa ukuran darijaringan, bandwidth yang

tersedia, proses power dalam router, merek dan model dari router, dan protokol yang

digunakan dalam jaringan.

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang

dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket.

Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.Agar keputusan

routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapaitujuan. Ketika

(23)

23 Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi

informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.

Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan

secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika

terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing

statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untukmelakukan update

table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala

kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan

membutuhkan kemampuan lebih dari administrator

1. ROUTER STATIS

Router Statis adalah Router yang me-rutekan jalur spesifik yang ditentukan oleh

user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh

administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".

Rute Statis - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator

membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update"

rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan

(internetwork). Mengkonfigurasi router statis adalah dengan memasukkan tabel routing

secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.

2. ROUTER DIMANIS

Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara

otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika adaperubahan

topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.

3. TABEL ROUTING

Supaya router bisa melayani permintaan untukmeneruskan pengiriman data, maka

router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus dikirim ke

jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebutsebagai tabel routing yang

(24)

24 Berdasarkan gambar di atas berikut ini proses pengiriman data dari computer

192.168.2.2 ke computer 192.168.10.254, dengan prosesnya sebagai berikut :

• Komputer 192.168.2.2 ingin mengirim data ke 192.168.10.254, menyadari bahwa

alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar

“default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.2.1. Paket data kemudian

dikirim ke Gateway tersebut.

• Pada komputer 192.168.2.1 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan

pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.10.0

lewat IP 192.168.10.1.

• Via IP 192.168.10.1 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu

192.168.10.254

MENGKONFIGURASI STATIC ROUTING

Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal

masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing

router yang akan dikonfigurasikan :

Ip route <destination><mask><next_hop_address>

Berikut ini adalah detail untuk masing-masing opsi :

Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri

(25)

25

Mask : subnet mask yang digunakan dalam network

Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan

menerima paket dan mem-forward-nya lagike network

remote. Tidak lain berupa interface router dari router dari

network yang terkoneksi secara langsung.

Contoh :

1 Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.10.1

Artinya :

Ip network tujuan : 192.168.2.0

Mask : 255.255.255.0

IP Next hop : 192.168.10.1

D. PRAKTIKUM

1. Pasang interface serial pada slot yang kosong pada router. Cara instalasinya sama

(26)

26

2. Siapkan kabael Rollover. Hubungkan sisi konektor RJ-45 ke Console di router

dan sisi konektor DB 9 ke bagian port serial COM 1

3. Pastikan device sudah terpasang dengan baik dan benar (pastika kondisi router

masih dalam kondisi OFF), pada PC sekarang anda aktifkan Hyperterminal

kemudian di bagian com1 propertise anda setting

(27)

27

• Stop bit : 1

• flow control : none

4. Selanjutnya kita aktifkan power router tunggu beberapa menit router akan booting

5. Setelah selesai router loading sekarang kita lanjut konfigurasi router

Configurasi Untuk Router I

--- System Configuration Dialog ---

Continue with configuration dialog? [yes/no]: n

Press RETURN to get started!

Tekan tombol enter untuk memulai

1 Router>enable (untuk meng-enable router)

(28)

28

Memberi nama Router

1 Router#configure terminal

2 Router(config)Hostname ROUTER_I

Membuat Banner

1 ROUTER_I (config)#banner motd #Selamat Datang di Router I#

Membuat Password

1 ROUTER_I (config)#line console 0

2 ROUTER_I (config-line)#password cisco 3 ROUTER_I (config-line)#login

4 ROUTER_I (config-line)#exit

5 ROUTER_I (config)#enable password cisco 6 ROUTER_I (config)#enable secret cisco

Mensetting U/ Telnet

1 ROUTER_I (config)#line vty 0 4

2 ROUTER_I (config-line)#password cisco 3 ROUTER_I (config-line)#login

4 ROUTER_I (config-line)#exit

Setting IP di Interface 0/0

1 ROUTER_I #configure terminal

2 ROUTER_I (config)#interface fastEthernet 0/0

3 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 4 ROUTER_I (config-if)#no shutdown

5 ROUTER_I (config-if)#exit

Setting IP Serial 0/0/0

1 ROUTER_I (config)#interface serial 0/0/0

2 ROUTER_I (config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.252 3 ROUTER_I (config-if)#clock rate 64000

(29)

29

Setting IP di Interface 0/1

1 ROUTER_I#interface serial 0/0/0

2 ROUTER_I (config)#interface fastEthernet 0/1

3 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 4 ROUTER_I (config-if)#no shutdown

5 ROUTER_I (config-if)#exit

Simpan configure ke NVRAM

1 Router_I(config)#ctrl+z

2 Router_I#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x

Configurasi Untuk Router II

--- System Configuration Dialog ---

Continue with configuration dialog? [yes/no]: n

Press RETURN to get started!

Tekan tombol enter untuk memulai

1 Router>enable (untuk meng-enable router)

Memberi nama Router

1 Router#configure terminal

2 Router(config)Hostname ROUTER_II

Membuat Banner

1 ROUTER_I (config)#banner motd #Selamat Datang di Router II#

Membuat Password / Create Password

1 ROUTER_II (config)#line console 0

2 ROUTER_II (config-line)#password cisco 3 ROUTER_II (config-line)#login

4 ROUTER_II (config-line)#exit

5 ROUTER_II (config)#enable password cisco 6 ROUTER_II (config)#enable secret cisco

Mensetting U/ Telnet / U/ Setup

1 ROUTER_II (config)#line vty 0 4

2 ROUTER_II (config-line)#password cisco 3 ROUTER_II (config-line)#login

(30)

30

Setting IP Serial 0/0/0

1 ROUTER_II (config)#interface serial 0/0/0

2 ROUTER_II (config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.255.252 3 ROUTER_II (config-if)#clock rate 64000

4 ROUTER_II (config-if)#no shutdown 5 ROUTER_II (config-if)#exit

Setting IP di Interface 0/0

1 ROUTER_II#configure terminal

2 ROUTER_II (config)#interface fastEthernet 0/1

3 ROUTER_II (config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 4 ROUTER_II (config-if)#no shutdown

5 ROUTER_II (config-if)#exit

Setting IP di Interface 0/1

1 ROUTER_II#configure terminal

2 ROUTER_II (config)#interface fastEthernet 0/1

3 ROUTER_II (config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.255.252 4 ROUTER_II (config-if)#no shutdown

5 ROUTER_II (config-if)#exit

Simpan configure ke NVRAM

1 Router_II(config)#ctrl+z

2 Router_II#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x

Configurasi Untuk Router III

--- System Configuration Dialog ---

Continue with configuration dialog? [yes/no]: n

Press RETURN to get started!

Tekan tombol enter untuk memulai

1 Router>enable (untuk meng-enable router)

Memberi nama Router

1 Router#configure terminal

(31)

31

Membuat Banner

1 ROUTER_III (config)#banner motd #Selamat Datang di Router III#

Membuat Password

1 ROUTER_III (config)#line console 0

2 ROUTER_III (config-line)#password cisco 3 ROUTER_III (config-line)#login

4 ROUTER_III (config-line)#exit

5 ROUTER_III (config)#enable password cisco 6 ROUTER_III (config)#enable secret cisco

Mensetting U/ Telnet

1 ROUTER_III (config)#line vty 0 4

2 ROUTER_III (config-line)#password cisco 3 ROUTER_III (config-line)#login

4 ROUTER_III (config-line)#exit

Setting IP di Interface 0/0

1 ROUTER_III #configure terminal

2 ROUTER_III (config)#interface fastEthernet 0/0

3 ROUTER_III (config-if)#ip address 10.0.0.1 255.255.255.0 4 ROUTER_III (config-if)#no shutdown

5 ROUTER_III (config-if)#exit

Setting IP di Interface 0/1

1 ROUTER_III #configure terminal

2 ROUTER_III (config)#interface fastEthernet 0/1

3 ROUTER_III (config-if)#ip address 172.16.0.2 255.255.255.252 4 ROUTER_III (config-if)#no shutdown

5 ROUTER_III (config-if)#exit

Simpan configure ke NVRAM

1 Router_III(config)#ctrl+z

2 Router_III#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x

Untuk mengecek seluruh konfigurasi pada masing-masing router, ketik perintah :

1 Router#shiw running-startup

Hubungkan masing-masing router dengan switch pasangannya menggunakan

straight through cable dan masing-masing switch ke PC-PC yang terhubung dengannya

juga dengan straight through cable. Set IP address PC sesuai dengan konfigurasi pada

(32)

32 Pada LAN Status klik tombol Properties. Ketik nomor IP, subnetmask dan default

gateway

Menciptakan Routing Static

Setelah seluruh device dikonfigurasi, perlu ditambahkan Tabel Routing di

masing-masing Router. Tabel Routing ini menunjuk ke jaringan (network) yang tidak

terhubung langsung dengan router tersebut.. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,

Tabel Routing Static dibuat oleh Administrator secara manual. Tabel ini perlu di-update

jika ada perubahan konfigurasi jaringan.

Router_I

1 ROUTER_I (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.2

2 ROUTER_I (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.0 172.16.1.2 3 ROUTER_I (config)#ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2

Router_II

1 ROUTER_II (config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1

(33)

33

Router_III

1 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1 2 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 172.16.1.1 3 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.0.1

Default Route

"Default route" adalah tipe rute statik khusus. Sebuah "default route" adalah rute

yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak

terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.

1 Router_III (config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 fasthethernet 0/0

Atau

1 Router_III (config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.1

1 Router_I (config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/0

Atau

1 Router_I (config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.1.1

Perintah Keterangan

ip route Menyatakan rute statik

0.0.0.0 Rute ke "nonexistent subnet". (dengan special mask,

Ini menunjukkan "default network")

0.0.0.0 Special mask mengindikasikan "default route"

(34)

34

Menciptakan Routing Dinamic Rip V 1

R1

1 RI(config)#router rip

2 RI(config)#network 192.168.1.0 3 RI(config)#network 192.168.1.64 R2

1 R2(config)#router rip

2 R2(config)#network 192.168.1.64 3 R2(config)#network 192.168.1.128

R3

1 R2(config)#router rip

(35)

35

5

A. TUJUAN

1.Mahasiswa memahami prinsip NAT.

2.Mahasiswa memahami kegunaan/manfaat NAT

3.Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi/setting NAT

B.

PERALATAN

• OS Linux dan Mikrotik • PC Router

• Switch / HUB • Kabel UTP

C. TEORI

PC router digunakan sebagai perantara antara modem ADSL (Asymmetric Digital

Subscriber Line) dengan jaringan LAN. Karena sebagian besar fungsi PC router dapat

digantikan oleh modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line), bagi mereka yang

tidak mau pusing dan cukup dengan feature yang sederhana disarankan untuk

menggunakan router modem ADSL. PC router Linux terutama ditujukan bagi mereka

yang nantinya ingin mengembangkan diri menguasai system yang lebih kompleks,

terutama menggunakan server internet yang berbasis di linux.

Spesifikasi PC router bisanya tidak terlalu besar. PC Pentium I dengan

menggunakan memory 128 Mbyte harddsik 5 Gbyte cukup baik untuk digunakan sebagai

router. Sebentulnya dapat menggunakan memory RAM 64 Mbyte, tapi cukup berat

instalasi-nya, terutama jika menggunakan disro linux besar seperti redhat atau fedora.

Ada beberapa fungsi PC router linux yang sering digunakan, minimalnya adalah :

SHARING

(36)

36

• Firewall sederhana, untuk mengatur trafik yang diizinkan maupun tidak

diizinkan ke / dari internet. Pada system operasi linux, apalikasi firewall

yang digunakan biasanya sudah ada di system operasi dan dapat diakses

menggunakan perintah iptables.

• Network Address Translation (NAT) yang sebetulnya menjadi bagian dari

fungsi/kemampuan firewall yang memungkinkan banyak computer di LAN

membagi (sharing) sambungan akses ke internet yang hanya satu buah /

beberapa buah.

• Fungsi routing, biasanya memang built in pada system operasi linux. Fungsi

routing dibutuhkan jika kita mempunyai beberapa jaringan LAN yang ingin

tergabung ke internet secara bersama. Jika hanya ada satu buah jaringan

LAN yang ingin tergabung ke internet, fungsi routing yang kompleks tidak

dibutuhkan. Pada system operasi lunix apalikasi routing yang digunakan

biasanya sudah ada pada system operasi dapat diakses menggunakan router.

• DHCP server digunakan untuk membarikan IP address (alamat IP) pada

work-station di LAN agar memperoleh IP address secara automatis.

D.

PERCOBAAN

Setting NAT dengan Mikrotik

1. Installasi Sebuah PC dengan OS Mikrotik

2. Pasang NIC di server Mikrotik

3. Melihat Kondisis Interface di Mikrotik [admin@Mikrotik] > interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R ether1 ether 0 0 1500

1 R ether2 ether 0 0 1500

Catatan : Jika di interface anda tanda X (Disable) dan kalau R (running)

4. Mengganti nama Intreface

Dalam hal ini kita akan memberi nama PUBLIK pada ether 1 dan LOCAL pada ether2

(37)

37

[admin@Mikrotik] > interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R PUBLIK ether 0 0 1500 1 R LOKAL ether 0 0 1500

5. Mengganti Nama Mikrotik

[admin@Mikrotik] > system identity set name=router_fasilkom [admin@ router_fasilkom]>

6. Setting IP Address

Pada modul ini interface PUBLIK digunakan untuk koneksi ke internet sedang interface LOKAL

[admin@ router_fasilkom]>ip address add address=10.100.112.50/24 interface=PUBLIK comment="IP ke Internet"

[admin@ router_fasilkom]>ip address add address=172.16.0.1/24 interface=LOKAL comment="IP ke LAN"

[admin@ router_fasilkom]>ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 ;;; IP Address ke Internet

10.100.112.50/24 10.100.112.0 10.100.112.255 PUBLIK 1 ;;; IP Address ke LAN

172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 LOKAL

7. Setting Gateway

Pada kasus ini kita menggunakan default gateway, dimana pada percobaan ini gateway nya adalah

10.100.112.1

[admin@ router_fasilkom]>ip router add gateway=10.100.112.1 [admin@ router_fasilkom]>ip route print

Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,

8. Setting Name Server

Pada percobaan ini IP DNS yang kita dapat adalah IP Address Primary= 10.100.112.1 dan IP Address

Secondary= 222.124.194.18

[admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=10.100.112.1 [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=222.124.194.18 allow-remoterequests=yes

9. Tes ping ke Gateway ini bertujuan memastikan konfigurasi kita sudah benar

(38)

38

Untuk menghentikan proses ping tekan tombol CTRL + C

10.Tes Ping ke sebuah Web Site (untuk memastikan DNS kita sudah benar ata salah)

[admin@ router_fasilkom]> ping www.google.com 216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=248 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=289 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=258 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=321 ms

4 packets transmitted, 4 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 248/279.0/321 ms

11.NAT (Network Address Transalation)

Jika router akan kita jadi sebagai gateway server maka agar client pada network dapat terkoneksi ke internet maka perlu kita masquerade

[admin@ router_fasilkom]> ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=PUBLIK (interface yang terhubung ke internet)

action=masquerade

12.Setting Komputer Client

Setting ip client satu kelas dengan router IP Address : 172.16.0.2

Subnet Mask : 255.255.255.0 Default Gateway : 172.16.0.1 Preferred DNS Servers 172.16.0.1 Klik OK

Selanjut dari sisi client kita coba untuk browsing ke sebuah web site

Setting NAT dengan Linux

1. Sebelum Setting mintalah IP publik ke ISP lengkap dengan netmask, broadcast dan

dns-nya.

IP : 10.100.112.50/24

Gateway : 10.100.112.1

Netmast : 255.255.255.0

IP Broadcast : 10.100.112.255

DNS1 : 10.100.112.1

DNS2 : 222.124.194.18

# vi /etc/sysconfig/network, lalu isi dengan :

NETWORKING=yes

HOSTNAME= ilkom.unsri.ac.id

GATEWAY=10.100.112.1

Kemudian simpan dengan dengan menekan Esc – x – Enter

(39)

39

2. Berikutnya adalah konfigurasi DNS yang digunakan.

# cd /etc/resolv.conf

# vi resolv.conf

lalu isi dengan DNS yang diperoleh dari ISP tadi:

nameserver 10.100.112.1

nameserver 172.16.0.1

Lalu simpan konfigurasi tersebut

3. Setting IP_forwarding

#cd /etc/

# vi sysctl.conf

rubah net.ipv4.ip_forward = 0

menjadi net.ipv4.ip_forward = 1

atau kalau tidak ada

net.ipv4.ip_forward = 0 tambahkan net.ipv4.ip_forward = 1

Lalu simpan hasil konfigurasi tersebut.

4. Jalankan service network:

# service network start atau restart

5. Agar service network ini berjalan otomatis waktu server di boot ketikkan perintah

berikut:

# service named start atau restart

Lakukan test koneksi ke DNS server 10.100.112.1 atau

222.124.194.18

# ping 222.124.194.18

Lakukan test koneksi dengan ping ke google.com

# ping google.com

(40)

40

64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=1

ttl=50 time=778 ms

64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=2

ttl=49 time=769 ms6

Berarti router sudah bekerja selayaknya. Tetapi kalau muncul pesan seperti

berikut : ping: unknown host google.com

berarti masih ada konfigurasi yang belum benar di PC Router bias jadi di DNS

yang kita isikan di /etc/resolv.conf masih salah.

Sampai disini konfigurasi IP untuk Main Gatewaynya sudah beres, agar supaya

MGW ini bisa sekaligus di gunakan sebagai NS server oleh klien maka harus di

install daemon bind atau daemon nameserver yang lain atau kalau sudah ada

tinggal servicenya dijalankan saja adanya.

#service named restart

Stopping named: [ OK ]

Starting named: [ OK ]

6. Agar service bind ini berjalan otomatis pada saat router di boot ketikkan

command berikut:

#chkconfig --level 2345 named on

7. Berikutnya adalah melakukan konfigurasi IP lokal dalam hal ini device yang

digunakan adalah eth1 Adapun IP kita sediakan untuk klien adalah: 10.10.10.0/24,

dimana:

IP Lokal untuk router adalah : 172.16.0.2

Netmask : 255.255.255.0

Broadcast : 172.16.0.255

Range IP Klien : 172.16.0.1– 172.16.0..254

8. Konfigurasi IP untuk eth1 adalah 172.16.0.1

# cd /etc/sysconfig/network-scripts/

#vi ifcfg-eth1, lalu isi dengan :

DEVICE=eth1

BOOTPROTO=static

IPADDR=172.16.0.1

NETMASK=255.255.255.0

(41)

41

PEERDNS=yes

Lalu simpan hasil konfigurasi tersebut dan restart service network-nya:

#service network restart

Shutting down interface eth0: [ OK ]

Shutting down interface eth1: [ OK ]

Shutting down loopback interface: [ OK ]

Disabling IPv4 packet forwarding: [ OK ]

Setting network parameters: [ OK ]

Bringing up loopback interface: [ OK ]

Bringing up interface eth0: [ OK ]

Bringing up interface eth1: [ OK ]

9. Berikutnya adalah konfigurasikan IP untuk masing-masing klien, yaitu 172.16.0.2

s.d 172.16.0.254. Sedangkan untuk gateway, netmask dan name servernya adalah

sebagai berikut.

Gateway : 172.16.0.1

Netmask : 255.255.255.0

DNS 1 : 172.16.0.1

DNS 2 : 222.124.194.18

10. Sampai disini klien belum dapat koneksi ke internet, ini karena NAT (Network

Address Trasnlation) belum di konfigurasikan adanya. Agar klien bisa internet

maka lakukan konfigurasi iptables sebagai berikut:

Langkah pertama adalah stop dulu atau matikan service iptables.

#service iptables stop

Flushing all chains: [ OK ]

Removing user defined chains: [ OK ]

Resetting built-in chains to the default ACCEPT policy: [ OK ]

Tambahkan satu aturan iptable sesuai dengan IP di eth0

# cd /etc/

# vi rc.local

iptables -t nat -A POSTROUTING –s 172.16.0.1/24 –j MASQUERADE

Simpan file diatas dengan shift : wq enter

Lalu ketikan

#iptables-save

#service iptables restart

(42)

42 11. Selesai sudah konfigurasi PC-Router, konfigurasi yang sederhana, kita masih

perlu menambah rule untuk iptables sebagai firewall dan juga mungkin squid

yang dapat digunakan sebagai proxy

12. Di klien coba anda lakukan ping ke www.google.com, apabila muncul :

PING google.com (66.94.234.13) 56(84) bytes of data.

64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=1

ttl=50 time=778 ms

64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=2

ttl=49 time=769 ms6

(43)

43

6

A. TUJUAN

• Mahasiswa dapat memahami manfaat / kegunaan dari DHCP Server. • Mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan penggunaan IP dinamis

dibandingkan dengan penggunaan IP statis.

• Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi DHCP server pada sistem operasi Linux,

serta konfigurasi DHCP client pada Linux dan Windows.

B. PERALATAN

• OS Linux dan Mikrotik • PC Router

• Switch / HUB • Kabel UTP

C. TEORI

DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis

memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan

nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP

disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus

memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan

memberikan referensi kepada DHCP Server.

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke

DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan

nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP,

DHCP

(44)

44 maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret

nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan

default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak

dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan

tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan

selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut

dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut

kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam,

bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.

Cara Kerja DHCP :

DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP. (Jika

Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih dari 1 maka proses DHCP

dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-sendiri) :

• IP Least Request Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP

server).

• IP Least Offer DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada 2 atau

lebih DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client

tersebut.

• IP Lease Selection Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama diterima

dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman

tersebut kepada DHCP Server

• IP Lease Acknowledge DHCP Server yang menang memberikan jawaban atas

pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada Client dengan

sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan

mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan

(45)

45

D. PERCOBAAN

Setting DHCP dengan Mikrotik

1. Installasi Sebuah PC dengan OS Mikrotik

2. Pasang NIC di server Mikrotik

3. Melihat Kondisis Interface di Mikrotik

[admin@Mikrotik] > interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R ether1 ether 0 0 1500 1 R ether2 ether 0 0 1500

Catatan : Jika di interface anda tanda X (Disable) dan kalau R (running)

4.Mengganti nama Intreface

Dalam hal ini kita akan memberi nama PUBLIK pada ether 1 dan LOCAL pada ether2

[admin@Mikrotik] > interface set 0 name=PUBLIK [admin@Mikrotik] > interface set 1 name=LOCAL

[admin@Mikrotik] > interface print

Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R PUBLIK ether 0 0 1500 1 R LOKAL ether 0 0 1500

5. Mengganti Nama Mikrotik

[admin@Mikrotik] > system identity set name=router_fasilkom [admin@ router_fasilkom]>

6. Setting IP Address

Pada modul ini interface PUBLIK digunakan untuk koneksi ke internet sedang interface LOKAL

[admin@ router_fasilkom]>ip address add address=10.100.112.50/24 interface=PUBLIK comment="IP ke Internet"

[admin@ router_fasilkom]>ip address add address=172.16.0.1/24 interface=LOKAL comment="IP ke LAN"

[admin@ router_fasilkom]>ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 ;;; IP Address ke Internet

10.100.112.50/24 10.100.112.0 10.100.112.255 PUBLIK 1 ;;; IP Address ke LAN

172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 LOKAL

(46)

46 DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu suatu program yang memungkinkan pengaturan IP Address di dalam sebuah jaringan dilakukan terpusat di server, sehingga PC Client tidak perlu melakukan konfigurasi IP Addres. DHCP memudahkan administrator untuk melakukan pengalamatan ip address untuk client

[admin@ router_fasilkom]> ip pool add name=dhcp-pool range=172.16.0.2-172.16.0.10

Setting DHCP Network dan Gateway yang akan didistribusikan ke client

[admin@ router_fasilkom]> ip dhcp-server network add address=172.16.0.0/24 gateway=172.16.0.1 dns-server=172.16.0.1 enable=yes

Setting DHCP SERVER

[admin@ router_fasilkom]> ip dhcp-server add interface=LOKAL address-pool=dhcp-pool

Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya

[admin@ router_fasilkom]> /ip dhcp-server enable 0

8. Konfigurasi DHCP client

Setting DHCP client pada Windows :

Pilih

1. control panel,

2. Network Connection,

3. Local Area Connection,

4. Properties,

5. Internet Protocol (TCP/IP),

6. Properties

7. Pilih Obtain an IP address automatically.

8. Pilih Obtain an DNS address automatically

9. Klik OK 9. Ping Ke IP server

(47)

47

Proses instalasi DHCP Servern di LINUX

1. Login ke sistem Linux sebagai root.

2. Catatlah, berapa nomer IP address dan nama host dari PC yang anda

gunakan. Setelah itu, juga catat IP address dari komputer client (gunakan

perintah ifconfig dan hostname).

3. Pastikan bahwa komputer server yang anda gunakan sudah terhubung ke

komputer client (gunakan perintah ping).

4. Untuk menjalankan service DHCP diperlukan paket program yang bernama

dhcp*- xxx.rpm. Cek apakah program tersebut sudah terinstall atau belum.

# rpm –qa | grep dhcp

Jika ada tampilan seperti berikut ini berarti di komputer anda program

DHCP server sudah terinstall.

# rpm -qa|grep dhcp dhcp-devel-3.0pl1-23 dhcp-3.0pl1-23

5. Di REDHAT secara default file dhcpd.conf berada di dalam direktori

/usr/share/doc/dhcp-3.0.1

#cd /usr/share/doc/dhcp-3.0.1 #ls

Pada saat gunakan perintah ls maka akan tampil file dhcpd.conf.sample. File ini harus kita copy ke directori /etc

#cp dhcpd.conf.sample /etc/dhcpd.conf

6. Edit file dhcpd.conf

#cd /etc

#vi dhcpd.conf

subnet 172.16.0.0 netmask 255.255.255.0 { range 172.16.0.2 172.16.0.10;

Konfigurasi DHCP client

(48)

48

1. control panel, 2. Network Connection, 3. Local Area Connection, 4. Properties,

5. Internet Protocol (TCP/IP), 6. Properties

(49)

49

7

A.

TUJUAN

1. Mahasiswa memahami prinsip DNS.

2. Mahasiswa memahami kegunaan/manfaat DNS.

3. Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi/setting DNS.

B.

PERALATAN

7. Kabel UTP Category 5 8. PC Server

9. PC Client

10.Switch

C. TEORI

Konsep & Cara Kerja DNS

Suatu host pada jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol

(TCP/IP) harus memiliki alamat IP agar dapat diakses. Alamat IP yang digunakan

sekarang (IP versi 4) dibentuk dalam format angka long integer 32-bit yang

dikelompokkan menjadi empat kelompok (untuk setiap kelompoknya masing-masing

terdiri dari 8 bit). Bila dalam suatu jaringan TCP/IP memiliki banyak sekali host, maka

tidak mudah bagi manusia untuk mengingat alamat-alamat IP yang ada (tentu saja bagi

komputer hal ini bukan menjadi masalah). Karena itulah alamat-alamat IP tersebut perlu

dipetakan menjadi nama yang dapat diingat manusia secara mudah dengan menggunakan

DNS. Misalnya seperti IP Address 222.124.194.11 yang dipetakan menjadi www.

unsri.ac.id sehingga lebih mudah diingat.

(50)

50 berperan penting. Setiap kali kita meggunakan internet dalam kegiatan kita sehari-hari,

maka setiap kali itu pula secara tidak langsung kita menggunakan DNS (Domain Name

System). Pengunaan DNS didalam internet tersebut meliputi aplikasi email

(electronic-mail), browsing, ssh/telnet, ftp, maupun aplikasi yang lain yang ada kaitannya dengan

internet. Oleh karena itu Pengetahuan dan pengertian tentang DNS merupakan hal

penting yang harus dimiliki oleh operator maupun pengguna internet.

Domain Name System

Beberapa pengertian mengenai Domain name system adalah sebagai berikut:

• Merupakan sistem database yang terdistribusi yang digunakan untuk pencarian

nama komputer di jaringan yang menggunakan TCP/IP. DNS mempunyai

kelebihan ukuran database yang tidak terbatas dan juga mempunyai performa

yang baik.

• Merupakan aplikasi pelayanan di internet untuk menterjemahkan domain name ke

alamat IP dan juga sebaliknya.

• Komputer yang terhubung dan memiliki tanggung jawab memberikan informasi

zona nama domain anda, merubah nama domain menjadi alamat IP dan juga

memiliki tanggung jawab terhadap distribusi email di mail server yang

menyangkut dengan nama domain.

• Aplikasi yang membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address

pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail.

DNS dapat dianalogikan sebagai pemakaian buku telefon dimana orang yang ingin kita

hubungi, berdasarkan nama untuk menghubunginya dan menekan nomor telefon

berdasarkan nomor dari buku telefon tersebut. Hal ini terjadi karena komputer bekerja

berdasarkan angka, dan manusia lebih cenderung bekerja berdasarkan nama.

Misalkan domain name yahoo.com mempunyai alamat IP 202.68.0.134, tentu mengingat

nama komputer lebih mudah dibandingkan dengan mengingat alamat IP.Didalam DNS,

(51)

51 Name server ini dapat mengakses server-server lainnya untuk mengambil data-data host

di daerah lainnya. Name server akan menyediakan informasi bagi client yang

membutuhkan, yang disebut resolvers.

Fungsi utama dari sebuah sistem DNS adalah:

1. menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP address)

ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah diingat oleh pengguna

internet.

2. memberikan suatu informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan internet.

DNS memiliki keunggulan seperti:

1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP

address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).

2. Konsisten, IP address sebuah komputer boleh berubah tapi host name tidak

berubah. Contoh:

• www.unsri.ac.id mempunyai IP 222.124.194.11, kemudian terjadi perubahan

menjadi 222.124.194.25, maka disisi client seolah-olah tidak pernah ada

kejadian bahwa telah terjadi perubahan IP.

• Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di

Internet maupun di Intranet.

Konsep dan hirarki DNS

DNS adalah suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal

terhadap suatu data akan segera diteruskan ke seluruh jaringan (internet) dengan

menggunakan skema client-server. Suatu program yang dinamakan name server,

mengandung semua segmen informasi dari database dan juga merupakan resolver bagi

client-client yang berhubungan ataupun menggunakannya.

Struktur dari database DNS bisa diibaratkan dengan dengan struktur file dari sebuah

(52)

52 sebuah pohon (tree) dimana pada puncaknya disebut dengan root node. Pada setiap node

dalam tree tersebut mempunyai keterangan (label) misalnya, .org, .com, .edu, .net, .id dan

lain-lainnya, yang relatif rerhadap puncaknya (parent).Ini bisa diibaratkan dengan relative

pathname pada sistem file UNIX,seperti direktori bin, usr, var, etc dan lain sebagainya.

Pada puncak root node dalam sebuah sistem DNS dinotasikan dengan “.” atau “/” pada

sistem file UNIX.

Pada setiap node juga merupakan root dari subtree, atau pada sistem file UNIX

merupakan root direktori dari sebuah direktori. Hal ini pada sistem DNS disebut dengan

nama domain. Pada tiap domain juga memungkinkan nama subtree dan bisa berbeda

pula, hal ini disebut subdomain atau subdirektori pada sistem file UNIX. Pada bagian

subdomainjuga memungkinkan adanya subtree lagi yang bisa dikelola oleh organisasi

yang berbeda dengan domain utamanya.

Struktur Database DNS

Struktur DNS

Domain Name Space merupakan hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama.

Domain ditentukan berdasarkan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut

level yang terdiri dari :

• Root-Level Domains : merupakan level paling atas di hirarki yang di ekspresikan

berdasarkan periode dan dilambangkan oleh “.”.

• Top-Level Domains : berisi second-level domains dan hosts yaitu :

com : organisasi komersial, seperti IBM (ibm.com).

edu : institusi pendidikan, seperti U.C. Berkeley (berkeley.edu).

org : organisasi non profit, Electronic Frontier Foundation (eff.org).

net : organisasi networking, NSFNET (nsf.net).

gov : organisasi pemerintah non militer, NASA (nasa.gov).

(53)

53

xx : kode negara (id:Indonesia,au:Australia)

• Second-Level Domains : berisi domain lain yang disebut subdomain. Contoh,

unsri.ac.id. Second-Level Domains unsri.ac.id bisa mempunyai host www.unsri.ac.id

• Third-Level Domains : berisi domain lain yang merupakan subdomain dari second level

domain diatasnya. Contoh, ilkom.unsri.ac.id. Subdomain ilkom.unsri.ac.id juga

mempunyai host www.ilkom.unsri.ac.id.

• Host Name : domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully

qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer. Contohnya, jika terdapat www.

(54)

54

STRUKTUR HIRARKI DNS

DNS Zone

Terdapat dua bentuk Pemetaan DNS Zone, yaitu:

Forward Lookup Zone: Melakukan pemetaan dari nama menuju IP address

Reverse Lookup Zone: Melakukan pemetaan dari IP address menuju nama

Arpa com Edu net gov id

.

In-addr

Arpa

Arpa

ac

unsri

ilkom

ROOT

TOP LEVEL DOMAIN

SECOND LEVEL DOMAIN

(55)

55

Forward Lookup Zone

Cara kerja DNS tersebut dengan Forward Lookup Zone dapat kita lihat pada contoh

berikut :

Misal kita browsing di warnet, dan akan menghubungi www. unsri.ac.id .

1. PC kita mengontak Server DNS lokal (biasanya terletak pada jaringan ISP)untuk

menanyakan IP Address www.unsri.ac.id .

2. Server DNS lokal akan melihat ke dalam cache-nya .

3. Jika data itu terdapat di dalam cache server DNS server lokal, maka server tersebut akan memberikan alamat IP tersebut ke Browser. Jika tidak, maka server

tersebut mengontak server DNS di atasnya (biasanya disebut Root DNS server

“.”) untuk mengetahui alamat IP dari name server yang mengelola Top Level

Domain .id.

4. Pada name server yang mengelola Top Level Domain .id, maka server akan

menanyakan IP dari name server pengelola domain ac.id.

5. Kemudian server akan mengontak name server pengelola domain ac.id, disini server akan menanyakan alamat IP dari second level Domain unsri.ac.id.

6. Setelah mendapatkan IP dari name server pengelola second level Domain

unsri.ac.id, Pada name server yang mengelola unsri.ac.id, maka DNS server kita akan menanyakan alamat FQDN dari www.unsri.ac.id.

7. Setelah mendapatkan IP dari www.unsri.ac.id, maka server akan memberikan

alamat IP tersebut ke PC yang me-request tadi, dan membuat cache terhadap

alamat yang telah dicari. Sehingga jika ada permintaan lagi untuk mengakses

www.unsri.ac.id, maka DNS Server akan memberikan alamat yang telah disimpan

didalam cache tanpa harus menghubungi server diatasnya. Jadi permintaan

terhadap server diatasnya hanya jika alamat yang akan diakses belum terdapat

pada cache.

8. Setelah PC mendapatkan alamat IP dari www.unsri.ac.id barulah PC tadi bisa

(56)

56

Reverse Domain Server

Di dalam jaringan TCP/IP diperlukan juga pemetaan dari IP address ke hostname.

Pemetaan ini merupakan pemetaan balik dari pemetaan hostname ke IP address yang

disebut reverse domain. Tujuannya untuk menyimpan informasi ataupun statistik yang disimpan dalam satu log file. Selain itu juga diperlukan untuk security jaringan

(authorization check). Jika menggunakan host table (/etc/hosts) maka pemetaan hostname

ke IP address merupakan pemetaan satu ke satu. Resolver akan mencari hostname pada

host tabel secara sekuensial. Dengan menggunakan DNS proses pencarian IP address dari

suatu hostname dapat dengan mudah dilakukan. Tapi proses pencarian hostname dari

suatu host dengan IP address tertentu memerlukan proses pencarian yang cukup lama

karena harus dilacak ke seluruh domain name server. Solusi yang digunakan adalah

dengan membuat suatu domain dengan menggunakan IP address sebagai domain. Pada

jaringan TCP/IP top level domain yang menggunakan IP address sebagai domain diberi

nama in-addr. arpa. Pemberian nama sub domain dibawah top level domain ini

mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Sub domain dibentuk dengan menuliskan sub domain dalam format representasi

IP address dalam bentuk dot-octet.

2. Pembentukan sub domain di bawah top level domain dimulai dari oktet pertama

dari IP address (IP address terdiri dari 32 bit=4 oktet) dan sub domain selanjutnya

dibentuk dari oktet ketiga dan demikian seterusnya.

Contoh :

Sebuah network dengan IP address 222.124.194.XX (Network Klas C, XX = variable 0

s.d. 255) dikoordininasikan oleh DNS server ns1.unsri.ac.id. Agar DNS ini dapat

merupakan server untuk reverse domain pada IP address di atas maka reverse domain

yang harus dibuat adalah 194.124.222.in-addr.arpa

Keterangan :

- Network dengan IP address 222.124.194.XX bila direpresentasikan dalam

bentuk dot-octet adalah 222.124.194.

- Oktet pertama dari IP address network di atas adalah 222, oktet kedua 124,

dan octet ketiga 194 maka sub domain di bawah top level domain

(57)

57 kedua yaitu 124, maka dibawah sub-domain 222.in-addr.arpa terdapat lagi sub domain 124.222.in-addr.arpa. Kemudian subdomain berikutnya adalah octet ketiga yaitu 180, maka dibawah subdomain 124.222.in-addr.arpa terdapat subdomain 194.124.222.in-addr.arpa

Proses pencarian IP address dengan menggunakan proses reverse domain dapat

(58)

58

D. PERCOBAAN

INSTALASI DAN KONFIGURASI

Sebelum mulai mencoba mempraktikan DNS Server sebaiknya cek terlebih dahulu

apakah computer anda sudah terdapat program BIND. Ini merupakan paket utama untuk

menjadikan computer anda sebuah DNS Server. Pada distro Kinux Redhat, anda bisa

melakukan pengecekan apakah paket BIND sudah terinstalasi dengan mengetikan

perintah berikut :

# rpm –qa |grep bind

1. Konfigurasi /etc/hosts

# cd /etc

# vi hosts

#vi /etc/hosts

lalu ketikan sintak dibawah ini

# Do not remove the following line, or various programs # that require network functionality will fail.

192.168.0.1 ns1.unsri.ac.id ns1

127.0.0.1 localhost.localdomain localhost

::1 localhost6.localdomain6 localhost6

Simpan file tersebut dengan tekan tombol ESC lalu Shift +: ketikan wq

tekan enter

2. Konfigurasi /etc/resolv.conf atau DNS Client

#cd /etc

# vi resolv.conf

lalu ketikan file dibawah ini

; generated by /sbin/dhclient-script search unsri.ac.id

nameserver 192.168.0.1

nameserver 127.0.0.1

(59)

59

3. Konfigurasi /etc/named.conf atau Name Server # cd /etc/

# vi named.conf

lalu ketikan file dibawah ini di dalam named.conf

zone "unsri.ac.id" IN { type master;

file "/var/named/unsri.ac.id.host"; };

zone ”0.168.192.in-addr.arpa” IN {

type master;

file ”/var/named/192.168.0.rev”;

};

Simpan file tersebut dengan shift + : lalu tekan tombol wq dan enter

4. Konfigurasi /var/named/chroot/var/named # cd /var/named/chroot/var/named

# vi unsri.ac.id.host

Lalu ketikan file dibawah ini

$ttl 38400

unsri.ac.id. IN SOA ns1.unsri.ac.id. admin.unsri.ac.id. ( 1225384180

10800 3600 604800 38400 )

unsri.ac.id. IN NS ns1.unsri.ac.id.

ns1.unsri.ac.id. IN A 192.168.0.1 www.unsri.ac.id. IN A 192.168.0.1

# cd /var/named/chroot/var/named

# vi 192.168.0.rev

Lalu ketikan file dibawah ini

$ttl 38400

0.168.192.in-addr.arpa. IN SOA ns1.unsri.ac.id. root.unsri.ac.id. (

0.168.192.in-addr.arpa. IN NS ns1.unsri.ac.id.

1.0.168.192.in-addr.arpa . IN PTR ns1.unsri.ac.id.

(60)

60

5. Setting IP

o cd /etc/sysconfig/network-scripts/↵

o vi ifcfg-eth0 ↵

o Lalu edit file tersebut DEVICE= eth0

o Simpan file yang telah di edit dengan SHIFT + : wq

6. Menjalankan DNS

a. Aktifkan eth0 dengan cara sbb

# service network restart

b. Jalankan service “named” dengan cara sbb #service named restart

c. Lalu gunakan perintah “dig”, perintah ini digunakan untuk mendapatkan section dari authority, commandnya : sbb

dig www.unsri.ac.id

d. Kemudian gunakan perintah “nslookup”, digunakan untuk melihat “resolv” dan “reverse”

- nslookup

>www.ilkom.unsri.ac.id

>192.168.0.1

(Keluar dari nslookup gunakan perintah ctrl + c)

Latihan:

Buatlah zone dengan nama dibawah ini:

fasilkom.unsri.ac.id ft.unsri.ac.id

(61)

61

8

A. TUJUAN:

1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep web server di linux 2. Mahasiswa memahami cara instalasi web server di Linux

3. Mahasiswa mampu melakukan troubleshooting web server di Linux

B. PERALATAN

11.Kabel UTP Category 5 12.PC Server

13.PC Client

14.Switch

C. TEORI

Apache web Server

Web server adalah software yang memberikan layanan web. Web server menggunakan protocol yang disebut dengan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Anda mempunyai banyak pilihan di dunia open source, tergantung pada keperluan Anda. Salah satu web server yang sangat terkenal dan menjadi standar de facto setiap distribusi Linux, yaitu Apache.Apache adalah nama web server yang dibuat berbasiskan kode sumber dan

ide-ide yang ada pada web server leluhurnya, yaitu web server NCSA.

Sesuai namanya, web server NCSA dibuat oleh National Center for Supercomputing

Applications. Tidak seperti poryek leluhurnya yang dibiayai oleh pemerintah Amerika,

web server Apache dikembangkan oleh sekelompok programer yang bekerja tanpa

dibayar oleh siapapun. Mereka mengerjakan proyek ini dengan berbagai macam alasan,

akan tetapi alasan yang paling mendasar adalah mereka senang jika perangkat lunak

mereka digunakan oleh banyak orang.

WEB SERVER

Gambar

gambar 2. Klik Control Panel, pilih Network Connection, Klik2 kali pada gambar LAN.
Tabel Routing Static dibuat oleh Administrator secara manual. Tabel ini perlu di-update

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan pendekatan spatial statistic local moran, krigging, dan kepadatan kernel terhadap distribusi titik kejadian gempa 1973 – 2010 di wilayah tengah

Budaya Konsumerisme Masyarakat dalam Ibadah Haji dan Umroh di Desa. Tegalsari Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dalam

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Laporan Perancangan Proyek Akhir 06

Dari hasil rata-rata pengamatan jumlah daun pada klon-klon yang diuji menunjukan adanya perbedaan nyata dengan kisaran 23,63 helai sampai dengan 36,43 helai daun

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui tentang gambaran pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu tersebut, karena pada kenyataanya tidak semua

Pepaya termasuk golongan tumbuhan poligam (Polygamus), karena pada satutumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna.Biasanya poligam dimaksud

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian Skabies dengan

Frekuensi bernapas per menit dan laju respirasi per satu kali tarikan napas pada induk ikan blackhead seabream Acanthopagrus schlegelii dalam beberapa suhu pemeliharaan yang