• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku kurikulum 2013 tentang dasar engine

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Buku kurikulum 2013 tentang dasar engine"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Engine

I .4. Siklus Engine Diesel Empat Langkah 7

I .5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembakaran 9 I .6. I stilah Pada Tenaga Keluaran Engine 11

(3)

I I I . Engine System 28

III.1. Air I nduction System (Sistem Pemasukan Udara

dan Pembuangan Gas Bekas) 28

I I I .4.1. Komponen Sistem Pelumasan 55

III.5. Starting System 62

I V.2. Sistem Test Lubrication 71

I V.3. Types of Air System Tests 78

(4)

OBJECTIVE

OBJECTIVE

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(5)

Engine

OBJECTI VE:

Setelah menyelesaikan t raining diatas siswa diharapkan mampu: 1. Menj elaskan cara kerja engine diesel.

2. Menjelaskan dan mengindentifikasi komponen, termauk istilah khususnya dan pemakaiannya.

3. Menjelaskan terminology dari engine saat engine running.

4. Menelusuri aliran kerja dari tiap-tiap langkah kerja pada engine

5. Menentukan penggunaan fuel, oli pelumas dan cairan pendingin yang tepat

sesuai dengan spesifikasi dari Caterpillar.

6. Mengambil oli sample S.O.S. dan menjelaskan fungsi dari S.O.S

7. Mengindentifikasi family dan model dari tiap engine dalam product Caterpillar.

8. Melepas dan memasang cylinder head sesuai dengan prosedur dari service manual Caterpillar.

9. Melakukan assembly dan disassembly piston, con rod dan ring group.

10. Menentukan baik tidaknya komponen-komponen crankshaft, camshaft dan

turbo charger

(6)

ENGINE TERMINOLOGY

ENGINE TERMINOLOGY

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(7)

Engine

I I . Dasar- dasar Engine Diesel

I .1. Definisi

Definisi: Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan

untuk merubah energi panas yang dimiliki oleh ba han bakar

menjadi energi gerak.

Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillar biasa

digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.

Gambar 1.1

(8)

I .2. Klasifikasi Engine

Saat ini untuk mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan yang berbeda sudah banyak sekali jenis engine yang dirancang oleh manusia. Secara umum penggolongan berbagai jenis engine yang saat ini biasa dipakai dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar1.2

Bagan Klasifikasi Engine

Engine

Turbine

(Turbin Pesawat Terbang)

Piston

Steam Turbine

(Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

(9)

Dari bagan tersebut maka penggolongan yang pertama dilakukan

adalah membagi engine berdasarkan tempat terjadinya proses pembakaran dan tempat perubahan energi panas menjadi energi gerak. Apabila kedua

peristiwa tadi terjadi dalam ruang yang sama maka engine tersebut dikategorikan sebagai engine dengan jenis internal combustion. Sedangkan

apabila ruang tersebut terpisah maka engine tersebut dikategorikan sebagai

engine eksternal combustion.

Eksternal combustion engine selanjutnya dapat dibagi menjadi dua

golongan, yaitu: turbine dan piston. Pada engine jenis internal combustion penggolongan engine selanjutnya terdiri dari: engine piston, turbine dan

wenkel atau rotar. Berdasarkan perlu tidaknya percikan bunga api untuk

proses pembakaran maka engine piston dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

engine diesel dan engine spark ignited. Merujuk pada banyaknya langkah

yang diperlukan untuk mendapat satu langkah power maka diesel engine dibagi menjadi engine diesel dua langkah (two stroke) dan empat langkah (four stroke). Selanjutnya engine diesel empat langkah digolongkan lagi

berdasarkan cara pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar menjadi dua tipe yaitu: engine dengan system pre -combustion chamber dan direct injection. Pada spark ignited engine penggolongan pertama didasarkan pada

jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu: engine berbahan bakar gas dan bensin.

Caterpillar hanya memproduksi jenis engine diesel empat langkah dan

gas engine saja. Tetapi pada pembahasan kali ini topik yang akan dibatasi

hanya pada diesel engine saja.

I .3. I stilah-istilah Pada Engine

Sebelum membahas mengenai siklus engine diesel empat langkah

maka sebaiknya disepakati terlebih dahulu beberapa terminology/ istilah yang akan banyak digunakan.

(10)

Bottom dead center/ titik mati bawah: Posisi paling bawah dari gerakan piston.

Gambar 1. 2

Gambar TDC dan BDC

Bore: Diameter combustion chamber (ruang bakar).

Gambar 1. 3

Gambar Bore

Stroke: menunjukkan jarak yan g ditempuh oleh piston untuk

(11)

Gambar 1. 4

Gambar Stroke

Displacement: Bore Area X Stroke.

Gambar 1. 5

Gambar Displacement

(12)

Gambar 1. 6

Gambar Compression Ratio

Friction/ gesekan: Friction adalah tahanan yang timbul dari gesekan antara dua permukaan yang saling bergerak relatif satu sama lain. Contoh: Friction yang terjadi antara piston dan dinding liner pada saat piston bergerak ke atas dan ke bawah. Friction menimbulkan

panas yang merupakan salah satu penyebab utama keausan dan kerusakan pada komponen.

I nertia/ kelembaman: I nertia adalah kecenderungan dari suatu

benda yang bila diam akan tetap diam atau benda yang bergerak akan tetap bergerak. Engine harus menggunakan tenaga untuk

melawan inertia tersebut.

Force/ gaya: Force adalah dorongan atau tarikan yang

menggerakkan, menghentikan atau merubah gerakan suatu benda.

Daya yang ditimbulkan oleh pembakaran pada saat langkah kerja. Semakin besar gaya yang ditimbulkan semakin besar pula tenaga

yang dihasilkan.

Pressure/ tekanan: Tekanan adalah ukuran gaya yang terjadi setiap satuan luas. Sewaktu siklus empat langkah berjalan maka tekanan

(13)

Selain istilah-istilah di atas harus diketahui juga nama-nama komponen dasar engine yang membentuk combustion chamber ( ruang bakar), yaitu:

Gambar 1. 7

Komponen Engine Pembentuk Ruang Bakar

No 1: Cylinder Liner No 2: Piston

No 3: I ntake valve No 4: Exhaust valve

No 5: Cylinder Head

I .4. Siklus Engine Diesel Empat Langkah

Adapun proses kerja siklus motor bakar empat langkah dapat diuraikan

sebagai berikut:

§ Langkah Hisap (suction/ intake stroke) .

Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik

mati bawah. Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang

terjadi dari ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar

(14)

dikarenakan adanya dorongan dari sisi tekan compressor wheel

pada turbocharger.

• Langkah Kompresi (compression stroke) .

Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah

ini tidak ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya

volume ruang bakar maka udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi terkompresi. Dengan kompresi rasio yang berkisar antara

19 : 1 sampai 23 : 1 maka pengkompresian udara pada ruang bakar akan menghasilkan panas kompresi (heat compression) yang tinggi (kurang lebih berkisar 1000 oF).

Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan bakar solar di- injeksikan melalui nozle ke dalam ruang bakar,

penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang t inggi sehingga solar yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah menjadi butiran -butiran cairan solar yang sangat halus seperti

kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran antara solar dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena

panas yang dihasilkan oleh heat compression.

§ Langkah Tenaga (power stroke)

Proses pembakaran campuran solar dan udara terus berlangsung

sampai piston mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali menuju titik mati bawah. Beberapa derajat (+ 10o) setelah melewati titik mati atas maka pembakaran yang

terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan ledakan yang tekanan ekspansinya memaksa piston untuk terus bergerak menuju titik

mati bawah.

§ Langkah Pembuangan (exhaust stroke)

Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah berubah

(15)

membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong keluar oleh piston

melalui katup buang. Selanjutnya melalui mufler gas tersebut akan dilepas ke atmosfir. Kecuali untuk motor bakar diesel yang

diperlengkapi dengan turbocharger maka sebelum masuk ke dalam mufler gas tersebut masih dimanfaatkan untuk memutarkan

sudu-sudu turbin pada turbin wheel.

Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar

diesel. I lustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Urutan gambar dari kiri ke kanan memperlihatkan kondisi: akhir langkah hisap, akhir langkah kompresi, awal langkah pow er dan

awal langkah buang.

Gambar 1. 8

Siklus Diesel Empat Langkah

I .5. Faktor -faktor Yang Mempengaruhi Pembakaran

Ada tiga faktor yang diperlukan dalam proses pembakaran, yaitu:

Panas

+

Udara

+

Bahan Bakar

Pembakaran

Udara dan bahan bakar yang dipanaskan akan menghasilkan

(16)

memutarkan engine. Udara yang mengandung bahan Oksigen diperlukan

untuk membakar bahan bakar. Sementara bahan bakar menghasilkan gaya. Ketika bahan bakar dikabutkan di ruang bakar maka bahan bakar akan sangat

mudah untuk dinyalakan dan akan terbakar dengan effisien. Pembakaran dapat terjadi ketika campuran bahan bakar dan udara dikompresikan sampai

dihasilkan panas yang cukup (+ 1000oF) sehingga dapat menyala tanpa

bantuan percikan bunga api.

Selanjutnya dari ketiga faktor yang sudah disebutkan di atas maka

terdapat tiga faktor lagi yang mengontrol hasil pembakaran:

1. Volume udara yang dikompresikan. Makin banyak udara yang dikompresikan maka makin tinggi temperatur yang dihasilkan.

Apabila jumlah udara yang dikompresikan mencukupi maka akan dihasilkan panas yang temperaturnya di atas temperatur

penyalaan bahan bakar.

2. Jenis bahan bakar yang dipergunakan jenis bahan bakar mempengaruhi karena bahan bakar yang jenisnya berbeda akan

terbakar pada temperatur yang berbeda pula. Selain itu effesiensi pembakarannyapun juga berlainan.

3. Jum lah bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang bakar. Jumlah

bahan bakar yang diinjeksikan juga dapat mengontrol hasil pembakaran. Makin banyak bahan bakar diinjeksikan akan

makin besar gaya yang dihasilkan.

Makin Banyak Bahan Bakar

Makin Besar Gaya

Engine power ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: torque dan Rpm

Rumus untuk horsepower:

5252

Rpm

Torque

(17)

I .6. I stilah Pada Tenaga Keluaran Engine

Gambar 1. 9

Pemanfaatan Tenaga Engine Untuk Mendorong Tanah

Torque: Torque (mom en puntir atau torsi) adalah gaya puntir.

Crankshaft membuat torque menjadi gaya di flywhell, torque

converter atau bagian mekanis lainnya untuk berputar.

Torque menentukan kemampuan mengalami pembebebanan:

Torque juga merupakan ukuran kapasitas pembebanan dari engine.

Rumusan dari torque adalah:

)

Torque rise: Torque rise adalah penambahan torque yang terjadi

pada saat engine lugged yaitu dimana rpm engine turun dari rpm

operasi. Dalam hal ini kenaikan t orque akan terjadi sampai pada penurunan RPM tertentu tercapai, setelah itu t orque akan turun dengan cepat. Pada saat torque mencapai harga tertinggi itulah

(18)

Gambar 1. 10

Kurva Karakteristik Torsi dan HP vs RPM

Keterangan:

Horsepower: Horsepower adalah satuan tenaga yang dihasilkan

oleh engine per satuan waktu atau kemampuan melakukan kerja.

Brake horsepower: Adalah tenaga siap pakai di flywheel yang dapat digunakan untuk melakukan kerja. Brake horse power itu lebih kecil

dari horse power yang terjadi sebenarnya, karena sebagian tenaganya dipakai untuk memutar komponen engine itu sendiri

Heat/ panas: Panas adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar. Energi panas diubah menjadi tenaga

mekanis oleh piston dan komponen engine lainnya untuk menghasilkan tenaga yang dapat digunakan untuk bekerja.

Temperature/ suhu: Temperature adalah ukuran rela tive dari panas atau dinginnya suatu benda. Biasanya diukur dalam satuan

Fahrenheit atau Celsius.

(19)

bahan bakar atau jumlah panas yang dipindahkan dari suatu benda

ke benda lainnya. Satu BTU adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan panas satu pound air sebesar satu derajat

Fahrenheit.

I .7. Perbandingan Diesel dan Gasoline Engines

Gambar 1. 11

Perbandingan Engine Diesel dan Bensin

Diesel engine tidak membutuhkan penyalaan dengan percikan

bunga api: Perbedaan yang nyata antara diesel dan motor bensin

ialah bahwa diesel engine tidak membutuhkan penyalaan untuk pembakaran. Pada diesel, pembakaran dilakukan oleh udara yang dimampatkan sehingga udara yang sudah cukup panas dalam

ruang bakar bisa digunakan untuk membakar bahan bakar.

(20)

• Bentuk ruang bakar motor bensin: Pada motor bensin ruang bakar ada di cylinder head. Ruangan di antara piston dan cylinder head lebih besar dari pada diesel, sehingga rasio kompresinya lebih kecil.

Diesel engine mampu melakukan kerja yang lebih berat: Perbedaan

utama yang lain yaitu dapat bekerja pada pada putaran rendah.

Secara umum biasanya diesel beroperasi antara 800 sampai 2000

rpm dan mempunyai lebih banyak torsi dan tenaga untuk bekerja.

• Siklus empat langkah: Kedua jenis engine, mengubah tenaga panas menjadi gerakan dengan menggunakan siklus empat langkah.

Diesel engine lebih hemat bahan bakar: Pada waktu beroperasi,

diesel engine umumnya lebih hemat dalam pemakaian bahan bakar

dibanding motor bensin. Dimana dengan sedikit bahan bakar, diesel

engine dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan

motor bensin. Hal tersebut terjadi karena solar memiliki kandungan

panas yang lebih tinggi dibandingkan panas yang dikandung oleh bensin.

Gambar 1. 12

Panas yang dikandung dalam bensin dan solar

(21)

pembuat diesel engine harus tahan terhadap tekanan dan

temperatur tinggi dari pembakaran.

Compression ratio: Diesel engine umumnya mempunyai

compression ratio yang lebih tinggi untuk memanaskan udara

sampai titik bakarnya. Pada umumnya diesel engine mempunyai

compression ratio 13:1 sampai 20:1 sedang motor bensin

mempunyai compression ratio 8:1 sampai 11:1.

I .8. Spark I gnited Engines

Gambar 1. 13

Ruang Bakar pada Spark I gnited Engine

Spark ignited engine beroperasi dengan bahan bakar gas seperti

propane, methane dan et hanol.

I .9. Caterpillar Gas Engine

Pada beberapa engine pistonnya telah mengalami perubahan design dengan menambah cekungan yang cukup dalam untuk fasilitas pembakaran.

Atau bisa juga dengan permukaan piston yang rata. Sensor electronic dan

timing device ditambahkan untuk menambah kemampuan kerja engine dan

(22)

Sampai saat ini Gas engine Caterpillar tersedia dengan tipe 3300,

3400, 3500 dan 3600. Dengan aplikasi pemakaian untuk penerangan dan penyaluran gas di lapangan natural gas, pengairan, pemompaan dan power

(23)

ENGINE BASIC COMPONENT

ENGINE BASIC COMPONENT

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(24)

Engine

I I . Komponen Dasar Engine

I I .1. Block Assembly

Pada bagian ini akan dijelaskan nama dan fungsi komponen-komponen

yang terdapat pada cylinderblock.

I I .1.1. Engine Block

Engine block adalah bagian utama yang mendukung semua komponen

engine.

Gb 2.14 Engine Block dan Cylinder Head

I I . 1.2. Cylinder

Cylinder ialah lubang-lubang di block engine. Cylinder mempunyai

beberapa fungsi dan tugas yaitu:

• Rumah untuk piston.

• Ruang untuk pembakaran.

(25)

Gb. 2.15 Cylinder

I I .1.3. Cylinder Liner

Gb. 2.3 Cylinder Liner

Cylinder liner membentuk selubung air yang membatasi air pendingin

dengan piston.

Terdapat dua jenis Cylinder Liner: Wet type cylinder liner (tipe basah) dan dry type (tipe kering). Liner basah mempunyai o-ring yang menyekat

selubung air dan mencegah bocornya pendingin.

Dry liner atau biasa juga disebut sleeve dipakai untuk memperbaiki

parent bore yang mengalami kerusakan. Liner semacam ini disebut “dry“

(26)

I I .1.4. Piston

Gb. 2.16 Piston

Piston terpasang sempurna di dalam tiap cylinder liner dimana bisa

bergerak ke atas dan ke bawah selama proses pembakaran. Bagian atas piston merupakan dasar dari ruang bakar.

Berdasarkan cara pembuatannya piston dapat dibagi menjadi:

1. Cast aluminium crown dengan forged aluminium skirt, dimana

kedua bagian tersebut disambung dengan pengelasan electron beam.

2. Composite, steel crown dan alumnium skirt yang dibaut menjadi

satu.

3. Articulated, forged steel crown dengan pin bore dan bushing,

dimana cast aluminium skirt terpisah. Dua bagian ini disatukan dengan wrist pin.

4. Tipe yang umum ialah piston tunggal cast alum inium dengan piston

ring belt (sabuk baja) sebagai tempat ring piston.

(27)

2. Direct injection piston tidak mempunyai heat plug.

Adapun jenis piston ring yang terpasang pada piston adalah sebagai

berikut:

1. Compression ring (ring kompresi)

Berfungsi untuk menyekat ruang bakar bagian bawah guna

mencegah kebocoran kompresi dan gas hasil pembakaran melalui piston.

2. Oil contro l ring (ring oli)

Biasanya hanya terdapat satu oil control ring di bawah dua

compression ring, oil control ring melumasi dinding cylinder liner

pada saat piston bergerak ke atas dan ke bawah. Lapisan oli mengurangi keausan cylinder liner dan piston.

I I .1.5 . Connecting Rod

Gb. 2.17 Connecting Rod

Connecting rod menghubungkan piston ke crankshaft. Bagian-bagian

dari connecting rod adalah sebagaqi berikut:

1. Rod eye.

2. Piston pin bushing. 3. Shank.

4. Cap.

(28)

I I .1.6. Crankshaft

Gb. 2.6 Crankshaft

1. Rod bearing journal. 2. Counter weight. 3. Main bearing journal. 4. Web.

Crankshaft merubah gerak turun naik piston menjadi gerakan berputar

(29)

Gb. 2.7 Oil Passage Di dalam Crangshaft

Untuk mengurangi gerak maju atau mundur pada crankshaft (gerakan maju-mundur crankshaft tersebut biasa disebut End Play) maka dipasanglah thrust main bearing. Ada dua macam thrust main bearing, yaitu:

1. I nsert bearing 2 (dua) buah

2. Flanged thrust bearing 1(satu) buah

I I .1.7. Flyw heel

Flywheel (roda gila) dibautkan pada bagian belakang crankshaft di dalam rumah flyw heel. Crankshaft memutar flyw heel pada langkah tenaga,

dan gaya momentum flywheel menjaga crankshaft tetap berputar mulus pada

langkah hisap, kompresi dan langkah buang.

Fungsi flywheel ada tiga, yaitu:

1. Menyimpan energi untuk momentum di antara langkah tenaga. 2. Membuat putaran crankshaft supaya halus

3. Memindahkan tenaga ke mesin, torque converter atau beban lain

Pada bagian luar terdapat komponen ring gear melingkari flyw heel. Ring

gear dipergunakan sebagai roda gigi yang spline dengan pinion starting motor untuk start engine.

(30)

Camshaft digerakkan oleh roda gigi crankshaft. Bila camshaft berputar

maka cam lobe berputar. Komponen valve (klep) yang terhubung ke camshaft akan ikut bergerak naik dan turun. Bila permukaan lobe berada di atas, valve

akan terbuka. Putaran camshaft adalah setengah putaran crankshaft sehingga

valve membuka dan menutup pada waktu yang tepat selama proses empat

langkah.

Bagian camshaft yang mendorong valve adalah camshat lobe. Masing -masing lobe mengoperasikan (1) I ntake dan (2) Exhaust valve untuk setiap

cylinder. Beberapa cam memiliki lobe untuk menyemprotkan bahan bakar.

Lobe ini akan menekan unit injector. Lobe tersebut akan mengatur kapan bahan bakar disemprotkan ke combustion chamber.

Gb. 2.18 Cam Lobe

Setiap lobe terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

1. Base Circle

2. Ramps

3. Nose

Jarak dari base circle ke puncak nose disebut lift. Cam Lift menentukan

seberapa jauh valve dibuka. Selain itu bentuk kelandaian ramp juga menentukan kecepatan membuka dan menutup valve, sedangkan bentuk

(31)

Misal : 1. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dari valve

tertutup menjadi terbuka penuh.

2. Lamanya atau duration valve dalam keadaan terbuka.

3. Kecepatan atau waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dari valve terbuka penuh menjadi tertutup.

I I .1.9. Push rod/ batang penekan

Push rod adalah pipa baja dengan dudukan di kedua ujungnya.

Camshaft menggerakkan push rod sehingga mengangkat rocker arm.

(32)

Gb. 2.19 Valve Lifter

Valve lifter atau cam follower

bertumpu pada setiap lobe camshaft.

•Bila Camshaft berputar, valve lifter akan menyusuri permukaan lobe.

Valve lifter merubah gerak camshaft ke Push rod.

Push Rod memindahkan gerakannya

ke rocker arm, untuk membuka dan

menutup valve.

Ada 2 tipe valve lifter, yaitu:

1. Slipper follower

2. Roller follower

Roller Followe r

Roller follower memiliki roda baja

keras yang berputar di atas camshaft lobe.

I I .1.11. Vibration Damper ( Peredam Getaran)

Pada bagian depan crankshaft terdapat vibration damper. Alat yang

(33)

Gb. 2.20 Vibration Damper

Ada dua jenis peredam getar, yakni:

1. Peredam karet (rubber damper), yaitu peredam yang menggunakan

karet padat untuk menyerap getaran.

2. Peredam cairan kental (viscous damper), yaitu peredam yang di

dalamnya menggunakan cairan kental (oli berat) untuk menyerap

getaran.

I I .2. Cylinder Head Group

Cylinder head dan componen-komponennya dirancang agar valve

dapat membuka dan menutup dengan timing yang tepat, dan agar bahan

bakar disuntikkan pada waktu yang tepat sehingga didapatkan kemampuan puncak dari engine.

Yang termasuk perangkat valve train antara lain:

1. Cylinder head

2. Valve cover (tutup klep)

3. Bridge

4. Valve spring assemblies

5. Valve guide

6. Valve seat insert

7. Valve

(34)

Gb. 2.8 Komponen Valve Train

I I .3 Gear Train Assembly

Gb. 2.9 Gear Train Assemblies

Gear Train Assemblies dihubungkan untuk memindahkan tenaga dari

crankshaft ke komponen-komponen la in dari engine. Gear Train Assemblies

bisa berlokasi di bagian depan dan belakang engine. Pada gambar di atas

gear Train Assemblies terdapat di bagian depan engine di antara plate

belakang dan rumah timing gear.

Gear Train Assemblies menyelaraskan kerja komponen-komponen

(35)

I I .3.1. Komponen Seperangkat Roda Gigi

Komponen gear train antara lain:

1. Roda gigi crankshaft (crankshaft gear) 2. Roda gigi idler (idler gear)

3. Roda gigi camchaft (camshaft gear)

4. Roda gigi f uel injection pump (fuel injection pump gear) 5. Roda gigi pompa oli (oil pump gear)

6. Roda gigi pompa air (water pump gear)

7. Roda gigi kompresor udara (air compressor gear)

Gb. 2.10 Komponen Gear Train

Timing mark digunakan untuk mencocokkan roda-roda gigi dan untuk

(36)

AIR INDUCTION SYSTEM

AIR INDUCTION SYSTEM

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(37)

Engine

I I I . Engine System

I I I .1. Air I nduction System ( Sistem Pemasukan Udara dan

Pembuangan Gas Bekas)

Engine Diesel memerlukan jumlah udara yang banyak untuk membakar

bahan bakar. Sistem udara masuk harus menyediakan udara yang cukup

bersih untuk pembakaran. Sistem pembuangan gas bekas harus membuang panas dan gas pembakaran. Tiap hambatan terhadap aliran udara atau gas pembakaran yang melalui sistem akan mengurangi kinerja engine.

Gb. 3.1a Skema Jenis Sistem Udara Masuk

Terdapat beberapa jenis dari sistem udara masuk.

1. Naturally Aspirated (NA). 2. Turbocharged (T).

3. Turbocharged Aftercooled (TA).

I I I .1.1. Komponen Dasar Air I nduction System

Sistem pemasukan udara dan pembuangan gas buang yang umum termasuk precleaner (1), air filter (2), turbocharger (3), intake manifold (4),

aftercooler (5), exhaust manifold (6), exhaust stack (7), muffler dan

(38)

Gb. 3.1b Komponen Dasar Air I nduction System

Untuk melakukan pekerjaan dan perbaikan pada sistem udara pada

engine, maka penting untuk memahami aliran udara melalui sistem dan

fungsi tiap komponen. Juga penting untuk memahami bentuk komponen tersebut dan bagaimana cara bekerjanya.

Precleaner/ saringan awal udara: Precleaner selalu digunakan pada sistem udara engine diesel. Precleaner menyaring kotoran-kotoran yang kasar yang terdapat di dalam udara. Udara bers ih merupakan masalah kritis bagi unjuk

kerja engine. Kotoran dapat mempercepat keausan dan merusak komponen engine. Jenis precleaner umum yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu:

§Cyclone Tube

§Full View

Kotoran yang tersaring oleh precleaner selanjutnya akan dibuang ke atmosfer melalui komponen dust ejector.

Turbocharger: Dari saringan udara lalu udara mengalir ke dalam

turbocharger.

Fungsi dari Turbocharger:

(39)

2. Menambah tenaga engine (horsepower) .

Turbocharger menyediakan lebih banyak udara ke dalam engine sehingga

memungkinkan lebih banyak bahan bakar yang dapat dibakar.

Sistem Operasi Turbocharger.

Gas buang memutar turbin. Karena compressor dan turbin berada pada satu

poros, maka compressor turut berputar. Bertambah cepat compressor berputar, maka bertambah banyak udara yang dimasukkan ke dalam sistem

udara yang memperbesar tekanan dan density. Peningkatan tekanan udara disebut boost.

Gb. 3.2 Turbocharger

Waste gate: Waste gate adalah bagian dari beberapa turbocharger. Apabila

boost lebih besar dari yang dianjurkan, maka waste gate terbuka untuk

membuang gas buang dari sekeliling turbin ke atmosfer.

Dengan mengurangi aliran gas buang, maka akan memperlambat putaran

turbin dan kompresor untuk mengontrol tekanan boost. Turbocharger

memberikan banyak udara untuk memperbaiki pembakaran. Karena udara

dimampatkan, maka udara tersebut akan panas dan mengembang, menjadi berkurang massa jenisnya. I ni berarti akan terjadi t idak cukup udara untuk menghasilkan pembakaran yang baik, pada fuel setting yang lebih besar.

(40)

Aftercooler: Turbocharger menaikkan suhu udara masuk sekitar 300 derajat F. Udara masuk yang panas, kurang padat. Aft ercooler mengambil panas

dari udara masuk.

I ntake manifold: Dari aftercooler, udara mengalir masuk ke dalam intake manifold dan ke lubang valve intake pada tiap cylinder. I ntake manifold berada pada cylinder head.

Exhaust Manifold: Udara masuk ke dalam ruang bakar dimana terjadi

pembakaran. Gas hasil pembakaran keluar melalui lubang keluar dan masuk

ke dalam exhaust manifold. Exhaust manifold terpasang pada cylinder head dan tepat pada lubang keluar untuk gas buang.

Gb.3.3 Exhaust Manifold

Muffler: Dari turbocharger, gas bekas pembakaran disalurkan melalui

muffler dan exhaust stack.Muffler meredam suara ribut dari gas buang

sehingga membuat suara engine menjadi lebih halus.

Exhaust Stack: Setelah gas buang melalui muffler, maka gas buang tadi

melewati exhaust stack (pipa keluar). Stack (pipa) ini mengeluarkan gas buang agar menjauh dari operator. Gas buang masuk ke atmosfer melalui

(41)

COOLING SYSTEM

COOLING SYSTEM

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(42)

memahami mengenai engine marine dan industrial yang mungkin memakai

(1) wat er cooled exhaust manifold dan (2) watercooled turbocharger.

Gb. 3.4 Exhaust Stack

I I I .2. Sist em Pendingin

Sistem pendingin engine bertanggung jawab untuk menjaga suhu engine agar selalu berada pada suhu operasi. Hal itu diperlukan karena

engine akan beroperasi optimum pada suhu operasinya. Sistem pendingin

mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh engine untuk membuang panas

yang timbul akibat pembakaran dan gesekan. I a menggunakan dasar pemindahan panas.

Panas selalu pindah dari sumber panas yang satu (1) ke sumber panas

yang lebih dingin (2). Sumber panas dan sasaran panas dapat berupa logam, cairan atau udara. Apabila perbedaan suhu tersebut semakin jauh maka

(43)

I I I .2.1. Bagian- Bagian Sistem Pendingin

Gb. 3.5 Skema Sistem Pendingin Engine

Komponen-komponen dasar sistem pendingin adalah (1) water pump, (2) oil cooler, (3) lubang-lubang pada engine block dan cylinder head, ( 4)

temperature regulator dan rumahnya, (5) radiator, (6) radiator cap, dan (7)

hose serta pipa-pipa penghubung. Tambahan kipas, umumnya digerakkan

oleh tali kipas terletak dekat radiator berguna untuk menambah aliran udara

sehingga pemindahan panas lebih baik.

Water pump: Water pump terdiri dari sebuah impeller dengan kipas -kipas berbentuk kurva di dalam rumah water pump tersebut. Bila impeller berputar, baling-baling kurva mengalirka n air keluar rumah water pum p.

(44)

Oil cooler (pendingin oli): Dari saluran keluar water pump, cairan pendingin mengalir ke oil cooler. Oil cooler terdiri dari satu set tabung dalam rumahnya. Pada contoh ini cairan pendingin mengalir melalui tabung-tabung

membuang panas oli yang ada di sekeliling tabung. Oil cooler membuang panas dari oli pelumas sehingga sifat-sifat dan konsentrasi oli tetap

terpelihara.

Gb.3.7 Oil Cooler

After Cooler: Dari oil cooler, cairan pendingin mengalir ke engineblock atau ke after cooler untuk engine yang dilengkapi turbocharger. Beberapa engine yang menggunakan turbocharger juga menggunakan jacket wat er pump aftercooler sehingga cairan pendingin mengalir ke sana.

After cooler membuang panas dari udara yang masuk. Pada j acket water

after cooler sistem pendingin membuang panas dari udara. Konstruksi

aftercooler seperti radiator dengan tabung-tabung dan sirip -sirip. Udara

(45)

Gb. 3.8 After Cooler

Water Jacket: Dari aft ercooler, air pendingin mengalir ke engine block dan di sekitar cylinder liner. Membuang panas yang tidak berguna dari piston, ring dan liner. Rongga-rongga tempat air tersebut disebut water jacket.

Gb.3.9 Water Jacket

Cylinder head: Air pendingin bergerak dari lubang-ubang pada engine block menuju cylinder head, mengambil panas dari valve seat dan valve guide.

Regulator housing/rumah regulator: Apabila air pendingin meninggalkan

cylinder head, air pendingin masuk ke thermostat atau regulator housing.

Pengatur suhu (temperature regulator) dipasang di dalam rumah regulator.

(46)

melalui radiator, kadang-kadang ke pipa bypass untuk kembali ke pompa air

(water pump). Bila engine dingin, regulator menutup. Air pendingin mengalir kembali ke wat er pump, tidak melalui radiator, tetapi melalui pipa

bypass. I ni akan membantu mempercepat memanaskan engine. Bila engine mulai panas, suhu air pendingin mulai naik sampai mencapai suhu

pembukaan radiator. Bila regulator membuka lebih lebar dan lebih banyak

lagi air yang menuju radiator.

Gb.3.10 Pengatur Suhu

Radiator: Bila regulator membuka, air pendingin mengalir melalui pipa-pipa atau slang-slang ke bagian atas radiator yang telah mengambil panas engine. Di dalam radiator situasinya dibalik. Air pendingin melepaskan panas

ke atmosfir. Di dalam radiator air pendingin mengalir dari atas ke bawah. Tabung dan sirip-sirip bekerja sama membuang panas. Radiator umumnya

dipasang dimana udara paling banyak dan pembuangan panas paling baik.

Tutup radiator air di dalam radiator bertekanan. Tutup radiator akan menentukan berapa besar tekanan sistem pendingin selama engine bekerja.

Sistem pendingin yang bertekanan membantu mencegah air radiator mendidih pada tempat operasi yang lebih tinggi.

Bila anda berada pada permukaan yang lebih tinggi, titik didih akan turun.

(47)

Gb. 3.11 Radiator

Fan (Kipas)

Gb. 3.12 Fan

Pemindahan panas melalui radiator adalah dengan bantuan kipas-kipas menambah aliran udara melewati tabung dan sirip radiator. Ada 2 tipe kipas,

hisap (suction) dan tiup (blower), kipas hisap (1) menarik udara melalui radiator dan kipas tiup (2) menekan udara melalui radiator. Beberapa engine

menggunakan tali kipas untuk mengerakkan kipas, pompa air atau komponen lainnya. Bila tali kipas terlalu kendor, kecepatan putar kipas turun, I ni akan mengurangi aliran udara melewati radiator dan akan menurunkan

(48)

I I I .2.2. Variasi Pada Sistem Pendingin

Sistem pendingin selalu dimodifikasi agar cocok dengan pemakaian engine. Di sini anda akan mempelajari perbedaan-perbedaan sistem pendingin.

•Gas buang yang didinginkan oleh air/water cooled exhaust

Saluran gas buang yang didinginkan oleh air kadang -kadang ditambahkan

pada sistem pendingin untuk mendinginkan gas buang yang keluar.

Pada engine kapal gas buang yang didinginkan tidak memanaskan ruang

mesin.

Pada saluran gas buang yang didinginkan, air pendingin mengalir di sekitar lubang-lubang saluran gas buang.

•Elemen kondisioner air pendingin/coolant conditioner element

Pilihan lain pada sistem pendingin adalah menggunakan elemen kondisioner

air pendingin bila perlu.

Elemen kondisioner air pendingin mengalir bersama air pendingin. Anti karat

terdapat di dalamnya. Karat tersebut larut di dalam sistem pendingin selama engine bekerja.

•Truck jalan raya/on highway truck

Pada on highway truck perubahan engine speed selalu terjadi. Karena

pompa air digerakkan oleh roda gigi, berarti aliran air pendingin juga berubah. Sistem pendingin dimodifikasi untuk menyesuaikan keadaan ini. Disamping pompa air, oil cooler, lubang-lubang air pendingin, regulator

suhu, radiator dan tutupnya, kipas, pipa-pipa dan slang pada truck ada tambahan pipa yang dipasang pararel (shunt line) yang menghubungkan bagian atas radiator dengan pompa air. Pipa yang dipasang pararel ini

(49)

Gb.3.13 Sistem Pendinginan pada Truk Jalan Raya

Shunt line/ pipa pararel

Bila kecepatan truck berubah, kecepatan pompa air juga berubah, namun demikian aliran air pendingin tidak terlalu cepat berubah sehingga terdapat perbedaan tekanan dipompa air. Shunt line menyediakan air yang cukup ke

saluran masuk pompa air untuk menjaga tekanan dan mencegah air mendidih. Air pendingin pada saluran masuk pompa dapat mendidih karena

turunnya tekanan. Pada saluran keluar pompa tekanan tersimpan. Tekanan ini akan menimbulkan gelembung udara. Pecahnya gelembung udara akan menyebabkan erosi pada pompa air.

•Sistem pendingin engine kapal

Ada beberapa keunikan pada komponen -komponen sistem pendingin pada

engine kapal sebab panas engine dialirkan ke air ketimbang ke udara.

Engine kapal menggunakan heat exchanger atau keel cooler. Dasar aliran

air pendinginnya sama dengan engine lainnya. Heat exchanger atau keel cooler berfungsi menggantikan radiator.

•Sistem keel cooler

Komponen-komponen keelcooler ini sama dengan yang konvensional. Ada

(50)

dipasang pengatur suhu (temperature regulator). Air pendingin mengalir

melalui keel cooler.

Keel cooler adalah tabung-tabung yang dililitkan atau dilas ke lambung

kapal. Air mengalir dari expansion t ank (1) ke pompa air (wat er pump) ( 2) terus mengalir ke engine dan keelcooler (3) dimana air laut mendinginkan

air pendingin.

Gb.3.14 Keel Cooler

Heat exchanger

Sistem pendingin ini terdiri dari pompa air (wat er pum p), lubang-lubang

aliran air, saluran gas buang yang didinginkan oleh air (wat er cooled

exhaust manifold) , expansion t ank tempat dimana dipasang pengatur suhu

(temperature regulator). Air laut yang mendinginkan air pendingin juga mempunyai pompa, pipa-pipa dan slang-slang tersendiri. Pada dasarnya

heat exchanger berbentuk kotak di dalamnya diisi tabung-tabung air

pendingin mengalir di dalam tabung yang dikelilingi air laut. Air laut

(51)

FUEL SYSTEM

FUEL SYSTEM

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(52)

Gb. 3.15 Heat exchanger

Zinc Rod (batang seng)

Zinc rod dipasang pada engine kapal untuk mengurangi karat. Seng lebih rentan pada karat dari pada logam lain di sistem pendingin. Bila seng dilalui

air laut, seng tersebut lebih cepat berkarat. Proses berkarat karena air laut ini disebut korosi galvanic. Batang seng disebut “Anoda yang berkorban”

sebab dia dirancang untuk berkarat dari pada benda lain. Batang seng harus selalu diperiksa dan diganti bila perlu.

Gb. 3.16 Zinc Rod

I I I .3. Sistem Bahan Bakar

(53)

umum, bertambah banyak bahan bakar yang diterima engine, maka

bertambah torque yang tersedia pada flyw heel.

Sistem bahan bakar mem berikan bahan bakar yang bersih pada saat

yang tepat dan pada jumlah yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan horsepower yang diperlukan.

Komponen sistem bahan bakar menyesuaikan jumlah bahan bakar yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan horsepower dengan

merubah/ mengatur jumlah bahan bakar dan waktu yang tepat untuk diinjeksikan.

Gb. 3.17 Sistem Bahan Bakar

Pompa dan penyalur bahan bakar terdiri dari:

1. Fuelt ank (tanki bahan bakar) 2. Fuel filter (saringan bahan bakar)

3. Transfer pump (pompa bahan bakar)

4. I njectionpump (pompa injeksi) 5. Governor

6. Timing advance mechanism

7. Fuelratio control

8. High pressure fuel lines

(54)

§ Tangki bahan bakar

Tanki bahan bakar adalah tempat menyimpan bahan bakar. Tangki bahan bakar tersedia dalam bermacam -macam ukuran.

Anda dapat menjumpai tangki bahan bakar yang terletak pada beberapa posisi tergantung pada pemakaiannya.

•Aliran bahan bakar

Bahan bakar mulai mengalir ketika start untuk menghidupkan engine.

Ketika kunci diputar, maka solenoid digerakkan yang memungkinkan bahan bakar mengalir dari transfer pump ke injection pump

Primary fuel filter

Fuel Transfer Pump menghisap bahan bakar dari tangki, melalui primary

fuel filter.

Primary fuel filter juga menjaring kotoran kasar yang terdapat di dalam

bahan bakar.

Gb. 3.18 Primary Fuel Filter

Water separator/ pemisah air

Beberapa sistem bahan bakar juga mempunyai wat er separator.

Water separator memungkinkan tiap pengembunan atau air yang terkurang

dikeluarkan. Air di dalam bahan bakar dapat menyebabkan terjadi

(55)

Gb. 3.19 Waterseparator

Fuel Transfer Pump

Dari primary fuel filter, bahan bakar mengalir masuk ke t ransfer pump.

Transfer pump menyedot bahan bakar melalui bagian hisap yang

bertekanan rendah dari sistem bahan bakar.

Kegunaan yang utama dari f u el transfer pump adalah untuk menjaga pasokan yang cukup bahan bakar yang bersih di dalam injection pump.

Final fuel filt er/ filter terakhir

Bahan bakar yang berada di dalam transfer pump dipompakan masuk ke

dalam filter kedua atau terakhir. Saringan bahan bakar menjaring partikel (kotoran) yang sangat halus yang terdapat di dalam bahan bakar yang

dapat merusak nozzle atau menyumbat injector.

Filter terakhir terletak atau terpasang di antara transfer pump dan rumah

injection pump. tidak seperti filter oli, maka filter bahan bakar tidak

mempunyai bypass valve. Apabila filter menjadi buntu, maka aliran bahan bakar berhenti dan engine akan mati. Hal ini untuk melindungi engine dari

bahan bakar yang kotor.

Priming pump

Secara umum filter bahan bakar terakhir terpasang bersamaan dengan

(56)

untuk memperlancar pengisian f u el apabila anda telah selesai melepas

rumah pompa karena sesuatu perbaikan.

Pompa ini juga digunakan untuk memperlancar pengisian bahan bakar pada

sistem setelah dilakukan penggantian fuel filter.

Gb. 3.20 Pr iming Pump

Fuel I njection Pump Housing

Bahan bakar keluar dari f uel filter terakhir lalu mengalir masuk ke dalam saluran di dalam rumah injection pump. Pompa yang berada di dalam

rumahnya menakar dan memberi tekanan terhadap bahan bakar. Rumah pompa biasanya terletak dekat bagian depan engine, karena pompa digerakkan oleh roda gigi dari camshaft. Timing advance unit, mechanical

governor, dan f u el ratio control dipasang pada rumah pompa.

(57)

Pada sistem yang memakai pompa dan pipa saluran bahan bakar, maka

pipa baja saluran bahan bakar yang bertekanan tinggi menghubungkan injection pump ke nozzle. Bagian yang bertekanan tinggi dari sistem bahan

bakar terdiri dari pipa saluran bakar yang bertekanan tinggi dan nozzle.

Gb. 3.22 High Pressure Fuel Lines

Nozzle

Bahan bakar mengalir melalui pipa bahan bakar yang bertekanan tinggi terus ke nozzle. Nozzle terpasang di dalam kepala silinder (cylinder head) .

Nozzle mempunyai valve yang akan terbuka apabila tekanan bahan bakar

menjadi cukup tinggi.

Apabila valve terbuka, maka bahan bakar akan mengabut dan disemprotkan

ke dalam ruang pembakaran.

Pada akhir penyemprotan, terjadi penurunan tekanan yang sangat cepat

(58)

Gb. 3.23 Nozzle

Fuel Return Lines

Lebih banyak bahan bakar yang tersedia di dalam rumah injection pump dari pada yang dipakai engine.

Gb. 3.24 Fuel Return Lines

Pipa saluran kembali:

1. Mengembalikan bahan bakar yang berlebih kembali ke tangki bahan

bakar.

2. Membuang udara dari bahan bakar.

3. Mendinginkan bahan bakar dengan membuat bahan bakar tetap

bergerak.

(59)

Fuel Shutoff (pemutus bahan bakar)

Setiap sistem bahan bakar menggunakan metode electronic atau m anual untuk memutus pasokan bahan bakar.

(60)

I I I .3.1. Rancangan Ruang Pembakaran

Gb. 3.26 Dua Tipe Ruang Bakar

Rancangan ruang pembakaran mempengaruhi efisiensi dan kinerja dari

engine. Rancangan piston dan metode yang digunakan untuk menginjeksikan

bahan bakar ke dalam silinder menentukan seberapa cepat dan sempurnanya

bahan bakar terbakar.

Pada sistem yang memakai pompa dan pipa saluran bahan bakar

terdapat dua jenis rancangan ruang pembakaran:

1. Precombustion Chamber atau PC dan

2. Direct I njection atau DI.

Pada sistem EUI , hanya ada satu jenis dasar dari ruang pembakaran yaitu DI .

Direct injection: Pada rancangan ruang pembakaran yang direct

injection, bahan bakar diinjeksikan secara langsung ke dalam cylinder

melalui nozzle.

Precombustion: Pada sistem PC, maka nozzle meng -injeksikan

bahan bakar ke dalam precombustion chamber di mana bahan bakar akan terbakar.

Pembakaran ini memaksa bahan bakar yang tersisa masuk ke dalam ruang

(61)

Pada beberapa engine, dipakai glow plug untuk memanaskan udara ketika

menghidupkan engine. Untuk mencegah timbul lubang karena terbakar pada puncak piston, maka piston PC mempunyai heat plug baja yang

terpasang dekat bagian tengah puncak piston.

I I I .3.2. Sistem ElectronicUnit I njection

Gb. 3.27 EUI System

Sistem Electronic Unit I njection (EUI ) memakai beberapa komponen yang sama seperti pada yang memakai sistem dengan pompa dan pipa penyalur bahan bakar.

Sistem EUI memakai (1) f uel t ank, (2) primary f u el filter, (3) f u el transfer pump, (4) final fuel filter, (5) return line.

Fuel I njection Pum p merupakan bagian dimana sistem EUI berbeda dengan

yang memakai pump dan lines system (sistem yang memakai pompa dan pipa saluran bahan bakar).

Fuel Manifold: Bahan bakar keluar filter akhir lalu masuk ke dalam f uel manifold (saluran bahan bakar). Manifold bahan bakar biasanya bagian dari

block engine. Manifold ini berisi bahan bakar.

(62)

Bahan bakar yang berada di dalam manifold masuk ke dalam injector, yang

menakar, menekan, dan menginjeksikan bahan bakar.

Electronic unit injector dapat dikenal dari solenoid yang terpasang pada dekat bagian atasnya.

Gb. 3.28 ElectronicUnit Injector

Electronic control module: Pada sistem EUI , mechanical governor, timing advance, dan f u el ratio control diganti dengan electronic.

Sistem EUI menggunakan Electronic Control Module (ECM) menyim pan

beberapa informasi electronic dan program.

(63)

I I I .3.3 Governor & Rack

Durasi injeksi bahan bakar (f u el injection duration) ini dikontrol oleh

governor dan rack, terus ke segment pada plunger untuk mengatur posisi scroll melalui perputaran plunger di dalam barrel.

Jika engine membutuhkan bahan bakar (fuel) lebih banyak, hanya dapat

dilakukan dengan menaikkan durasi injeksi bahan bakar (fuel injection duration).

Gb. 3.30 Governor & Rack

Fuel Control Rack: Rack adalah suatu batang dengan sejumlah jajaran gigi

(straight gear), yang selalu berhubungan (meshes) dengan gigi-gigi

segment (gear segment) di setiap plunger. Hubungan ini akan membuat

setiap pergerakkan rack menyebabkan plunger berputar.

(64)

Scroll Position: Perputaran plunger di lubang barre l dengan posisi scroll tetap mempertahankan port dalam keadaan tertutup (menambah bahan bakar), disebut fuel on position (1). Pergerakan rack yang menyebabkan

posisi scroll membuat port terbuka sehingga bahan bakar (fuel) dapat mengalir dari inlet port ke outlet port dan terus ke tangki (return line),

disebut fuel off position.

Gb. 3.32 Scroll Position

•Bagaimana cara kerja mechanical governor

Mechanical governor menggunakan sistem flyweight dan spring untuk

menggerakkan control rack. Spring selalu berusaha untuk menggerakkan

rack ke arah fuel on, sedangkan flyweight ke arah fuel off.

Jika gaya-gaya yang bekerja pada flyweight dan spring seimbang (flyweight force = spring force), kondisi ini disebut balance position dan

engine beroperasi pada putaran konstan (stable rpm). Jumlah bahan bakar

yang dibutuhkan (f u eldelivery), secara langsung berkaitan dengan engine rpm dan horsepower yang dihasilkan (output HP). Penambahan f u el delivery

berarti meningkatkan engine output (rpm atau HP). Governor mengatur jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengontrol putaran engine

(rpm), antara kebutuhan putaran rendah (low idle rpm setting) dan putaran

(65)

Setiap perubahan beban (engine load) dan putaran (engine rpm),

bahan bakar (f uel) yang harus diinjeksiksn juga terjadi dalam derajat waktu yang berbeda untuk tiap-tiap perubahan. Hal ini bertujuan untuk

mempertahankan atau memperoleh saat yang tepat, bagi bahan bakar untuk terbakar.

Jika putaran engine naik, maka bahan bakar yang akan diinjeksikan

atau disemprotkan ke dalam silinder harus lebih cepat. Peristiwa ini dinamakan dengan istilah “timing advance”. Demikian pula sebaliknya,

dengan peristiwa yang berlawanan disebut “timing retard” .

Timing advance unit dengan penempatan posisi satu poros bersama

FI P camshaft, akan memajukan (advance) atau memundurkan (retard)

waktu penyemprotan bahan bakar (f uel injection timing), yang bergantung pada cepat atau lambatnya putaran engine.

Waktu penyemprotan bahan bakar (f uel injection timing) dapat dimajukan atau dimundurkan.

Advance timing: Bahan bakar diinjeksikan/ disemprotkan lebih cepat

Retard timing: Bahanbakar diinjeksikan/ disemprotkan lebih lambat.

Fuel Ratio Control (FRC)

Fuel sistem tidak bisa beroperasi sebagaimana mestinya jika tidak ditunjang oleh sistem pemasukan udara (air induction & exhaust system) yang baik. Dimana sistem pemasukan udara adalah hal yang vital, karena

bahan bakar tidak akan terbakar sempurna tanpa udara yang cukup.

Fuel ratio control (FRC) adalah suatu alat untuk mengatur

perbandingan yang tepat, antara bahan bakar yang akan akan diinjeksikan terhadap jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. FRC bekerja setelah

mendapat tanda dari tekanan udara masuk (boost pressure) di intake

manifold, kemudian diteruskan ke governor untuk mencegah injeksi bahan

bakar yang berlebihan.

Karena itu penerapan f u el ratio control yang dipasang pada governor

(66)

I I I .3.4. Sistem Electronic Unit I njection ( EUI )

Gb. 21.33 ECM

Pada sistem electronic unit injection (EUI ), mechanical governor,

timing advance dan f u el ratio control, diganti dengan electronic control

module (ECM) dan sejumlah solenoid atau sensor.

Timing wheel & sensor: Sebagai pengganti timing advance mechanism, timing w heel dan sensor memonitor engine rpm secara electronik.

EUI electronics: Semua fungsi yang dikerjakan oleh unit mechanical

(mechanical unit) dikendalikan secara elektronik, sehingga lebih akurat dan tepat.

ECM merasakan putaran engine (rpm) dan beban (load), serta mengatur

waktu penyemprotan (timing) dan duration secara otomatis.

Advantaces of unit injection Keunggulan unit injeksi:

1. Tekanan injeksi lebih tinggi

2. Bentuk pengabutan yang seimbang 3. Atomisasi bahan bakar lebih baik

4. Pembakaran lebih sempurna

5. Efisiensi bahan bakar lebih tinggi 6. Gas buang lebih bersih

(67)

LUBRICATION SYSTEM

LUBRICATION SYSTEM

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(68)

I I I .4. Sistem Pelumasan

Tujuan utama dari sistem pelumasan adalah untuk mensirkulasikan oli ke

seluruh bagian engine.

Oli membersihkan, mendinginkan dan melindungi gerakan bagian engine dari

keausan.

I I I .4.1. Komponen Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan terdiri dari: (1) oil pan, (2) suction bell (3) oil pump, (4) pressure relief valve, (5) oil filter with bypass valve, (6) engine oil cooler with bypass valve, (7) main oil gallery, (8) piston cooling jet, (9) crankcase

breather connecting lines dan pipes dan oli sendiri.

Gb. 3.34 Komponen Sistem Pelumasan

Oil pan: Oil pan atau sump berfungsi sebagai tempat atau penampung oli. Oil pan juga membuang panas dari oli ke atmosfer. Oil pan terpasang pada

(69)

Gb.3.35 Oil Pan

Suction bell dan inlet screen: Dari oil pan, oli masuk melewati saringan masuk dan terus ke suction bell. Saringan masuk mencegah masuknya

kotoran kasar ke dalam sistem oli pelumasan. Suction bell mengirim oli ke oil pump (pompa oli).

Gb.3.36 Suction Bell

Oil Pump dan Relief Valve

Oil pum p membuat terjadinya aliran oli yang mengalir (bersirkulasi) ke

seluruh bagian engine. Oil pum p terletak dekat oil pan. Oil pum p digerakkan oleh crankshaft melalui gigi pada oil pump. Pressure relief valve biasanya

(70)

Dari oil pum p, oli mengalir melalui oil cooler. Oil cooler berfungsi

menyerap panas dari oli. Oli mengisi rumah oil cooler. Di dalam rumah oil cooler terdapat beberapa pipa yang dialiri oleh air pendingin engine. Panas

berpindah dari oli ke air pendingin engine. Oil cooler juga mempunyai bypass valve.

Gb. 3.37 Oil Pump dan Relief Valve

Oil filter dan bypass valve

Oli mengalir dari oil cooler ke oil filter. Sistem pelumasan ada yang

menggunakan satu atau lebih oil filter, tergantung bagaimana

rancangannya. Filter menyaring kotoran dan partikel logam dari oli. Filter memakai bypass valve sebagaimana keperluannya.

Gb. 3.38 Oil Filter dan Bypass Valve

(71)

Pada sistem saringan dengan aliran penuh, maka 100% oli melewati

saringan.

Pada sistem ini harus mempunyai bypass valve.

•Sistem dengan filter bypass

Sistem dengan filter bypass memakai 2-buah filter. 90% dari oli mengalir

melalui filter biasa dan 10 % lagi mengalir melalui filter bypass.

Biasanya filter bypass mempunyai penyaring yang rapat untuk menyaring

kotoran yang sangat halus.

Sistem filter bypass juga mempunyai bypass valve.

1. Filter utama

2. Bypass filter 3. Oil pum p

4. Engine atau komponen

Oil gallery: Pada beberapa engine yang memakai turbocharger, maka oli mengalir melalui filter ke turbocharger melalui saluran masuk.

Saluran keluar mengembalikan oli ke oil pan.

Pada engine yang lain, oli yang bersih setelah disaring lalu masuk ke saluran

oli utama.

Saluran oli utama terdapat di dalam block.

Saluran oli ini merupakan saluran oli yang utama yang melalui block.

Oil flow: Dari saluran oli, oli mengalir ke semua bagian yang bergerak dari engine, termasuk main bearing (metal duduk) dan crankshaft.

1. Outlet (jalan keluar)

2. Inlet (jalan masuk)

Bearing: Oli mengalir dari saluran oli ke crankshaft, yang kemudian

melumasi main bearing (metal duduk), dan connecting rod bearing (metal jalan).

(72)

2. Oil manifold

•Saluran oli pada crankshaft: Crankshaft Caterpillar mempunyai saluran oli yang menyalurkan oli ke connecting rod bearing dan main bearing.

•Pelumasan dinding cylinder: Oli mencapai dinding cylinder ketika oli keluar dari connecting rod bearing dan menyemprot bagian bawah piston.

•Bagaimana terjadinya tekanan oli

Oli mengalir melalui salurannya untuk melumasi semua bagian yang

bergerak termasuk peralatan penggerak valve, rumah pompa injeksi, timing

advanceunit dan komponen lainnya.

Oli kembali ke oil pan melalui saluran.

Pipa-pipa, saluran oli dan bearing merupakan penghambat terhadap aliran oli yang akan menimbulkan tekanan.

Sebagian besar tekanan oli dari sistem ditimbulkan oleh main bearing.

Pembacaan tekanan oli pada alat ukur tekanan adalah hasil dari hambatan normal ini.

Piston cooling jet

Jet pendingin piston, menyemprotkan oli kebagian bawah dari tiap piston

dan akan membantu pelumasan dinding silinder.

(73)

Crankcase Breather: Crankcase breather mengeluarkan gas hasil pembakaran bahan bakar yang bocor melalui ring piston. Hal ini akan menjaga agar di dalam crankcase selalu bertekanan tetap. Breather ini

biasanya selalu terletak pada bagian atas engine. Breather ini menyeimbangkan tekanan di dalam crankcase engine dengan tekanan di

luar engine sehingga memungkinkan oli dengan mudah kembali ke oil pan.

Gb. 3.40 Crankcase Breather

Oil filter: Pada sisitim pelumasan, saringan oli memerlukan perawatan yang sangat penting. Saringan ini akan menjadi kotor apabila tidak dirawat secara

benar dan dapat menyebabkan masalah pada sistem pelumasan.

Bypass Valve dan Relief Valve

(74)

Sistem pelumasan memakai beberapa bypass valve dan relief valve

untuk mengamankan engine. Oil pump (1), memakai pressure relief valve (2), sementara oil cooler (3), dan oil filter (4), memakai bypass valve (5).

Nama dari valve menjelaskan bagaimana cara kerja valve tersebut.

oPressure relief valve mengurangi tekanan sistem dan bypass valve yang

memungkinkan oli mengalir (di bypass) ke sekeliling komponen tanpa melalui nama dari valve tersebut (misalnya oil cooler bypass valve berarti

tanpa melalui oil cooler) .

Pressure relief valve: Pressure relief valve biasanya terpasang dekat oil pump.

Relief valve ini umumnya merupakan valve yang digerakkan (ditahan)

spring.

Relief valve akan membuka apabila tekanan sistem melebihi gaya tekan

spring pada valve.

Selama tekanan oli masih tinggi, maka valve akan tetap dalam keadaan

terbuka.

Apabila relief valve membuka, maka sebagian oli kembali ke oil pan.

Apabila tekanan oli turun sampai di bawah gaya tekan spring untuk membuka, maka valve akan menutup.

Oil cooler bypass valve: adalah valve pengara h, yang akan membuka

apabila perbedaan tekanan antara oli yang akan masuk ke oil cooler lebih besar dari gaya tekan spring untuk membuka valve.

Apabila valve terbuka, maka oli dialirkan di luar dari oil cooler.

Hal ini untuk meyakinkan bahwa sebagian oli akan mencapai bagian engine

yang penting apabila terjadi masalah pada oil cooler.

(75)

STARTING SYSTEM

STARTING SYSTEM

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

(76)

Oil filter bypass valve: Oil filter bypass valve adalah valve pengarah aliran oli yang akan membuka apabila perbedaan tekanan antara oli yang akan masuk ke filter lebih besar dari gaya tekan spring pada valve untuk

membuka. Apabila oli masih dalam keadaan kental karena masih dingin seperti ketika engine baru dihidupkan atau pada waktu filter dalam keadaan

buntu, maka filter bypass valve membuka. Oli dialihkan dari oil filter agar

sebagian oli selalu dapat mencapai bearing dan komponen engine lainnya.

Hal ini untuk mengamankan engine dari kerusakan karena kekurangan oli.

I I I .5. Starting System

I I I .5.1. Electrical Starting System

Starting sistem bekerja dengan memutar engine hingga tercapainya

tekanan dan temperature kompresi tertentu di dalam ruang bakar yang diperlukan untuk membakar bahan bakar. Pada semua starting sistem motor

engkol memutar ring gear pada flyw heel, kemudian flyw heel memutar

crankshaft dan melalui connecting rod menggerakkan piston untuk

mengkompresi udara di dalam silinder.

Untuk menghidupkan engine, kecepatan engkol adalah lebih penting dari lamanya mengengkol. Karena putaran kecepatan engkol ini, mempengaruhi jumlah panas yang dihasilkan di dalam silinder pada waktu

langkah kompresi.

Motor engkol (cranking motor/starting motor) digerakkan atau dioperasikan

oleh sistem electric atau sistem udara.

I I I .5.1.2. Komponen- komponen Utama

Komponen-komponen utama electrical starting system adalah: 1. Battery (accu)

(77)

4. Wire & kabel (kabel besar & kecil)

Gb. 3.42 Electrical Starting System

Cranking/Starting Motor: Suatu alat untuk memutar dan menghidupkan

engine, dengan mengubah tenaga dari aliran udara bertekanan menjadi

energi mekanik.

Pinion: Roda gigi penghubung yang dipasang (spline) di ujung poros (shaft) dari starting motor, untuk selanjutnya berhubungan dengan ring gear pada

flywheel dan berputar sewaktu menghidupkan engine.

•Sistem operasi electrical starting system

Ketika switch kunci start di posisi on, battery memberikan arus listrik ke komponen-komponen starting sistem, kemudian starting motor mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik untuk memutar engine.

Untuk beberapa mesin yang memakai master switch dan disconnects switch

(78)

I I I .5.2. AirSt art ingSystem

Gb. 3.42 Skematik Air Starting System

I I I .4.1.3.1. Komponen- Komponen Utama

Komponen-konponen utama Air Starting System: 1. Air Tank reservoir (tangki udara)

2. Push button valve

3. Relay valve

4. Starting motor (cranking motor)

5. Pinion

§Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan udara

bertekanan untuk memutar starting motor, dengan putaran motor (cranking speed) lebih cepat dari electric starting system.

Air starting sistem lazim diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya

adalah sistem ini hanya mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk menghidupkan engine, jika dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup maka udaranya akan habis dan starting motor tidak dapat berfungsi.

oTangki penampung udara: Air tank/reservoir berfungsi sebagai tempat

(79)
(80)

TEST PROCEDURE

TEST PROCEDURE

SPECIALIZATION TECHNICIAN

SPECIALIZATION TECHNICIAN

DEVELOPMENT PROGRAM

DEVELOPMENT PROGRAM

Gambar

Gambar 1.1 Engine
Gambar 1. 2
Gambar Displacement
Gambar 1. 6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah fungsi f dikatakan mempunyai limit di titik c jika dan hanya jika nilai fungsi untuk x dari kiri dan kanan menuju ke bilangan yang sama. Tidak semua fungsi mempunyai

3D Studio Max biasa juga disebut 3ds Max atau hanya MAX adalah sebuah perangkat lunak grafik vektor 3D dan animasi, ditulis oleh Autodesk Media &

Nilai-nilai karakter yang tertuang dalam materi ini antara lain: religius, jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, cinta ilmu, sadar akan hak dan

(dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Kepemimpinan terbagi dalam konteks struktural dan

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing

Jika kakek mewarisi bersama saudara, maka kakek mempunyai dua keadaan, dan masing-masing mempunyai hukum sendiri-sendiri. Keadaan pertama, kakek mewarisi hanya bersama dengan

Suatu mineral yang mempunyai sifat trikroik, dalam satu sayatan tipis maka tidak akan memperlihatkan tiga kali perubahan warna, tetapi hanya dua hali perlubahan

Jika panjang garis singgung persekutuan dalam dua buah lingkaran adalah 15 cm, jarak kedua pusat lingkaran tersebut 17 cm, dan jari-jari salah satu lingkaran tersebut 2 cm, maka