• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 1 Hutang Jangka Pendek Provisi dan Kontigensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelompok 1 Hutang Jangka Pendek Provisi dan Kontigensi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HUTANG LANCAR, KONTINJENSI DAN PROVISI

Disusun Oleh

Kelompok 1

Fandi Baskoro (1603501033)

Septiana Dwi Kartika (1603501040)

Tiara aulia Bakti (1603501003)

Wilian Arya Yoga (1603501043)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “HUTANG LANCAR, KONTINJENSI DAN PROVISI”

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu MARIA SURYANINGSIH SE, M.Ak yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang juga sudah memberi arahan, baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang hutang lancar, kontijensi, dan provisiuntukmemperlancar proses pembelajaran.

Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, mohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Jakarta, 25 Januari 2018

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

Latar Belakang...4

Rumusan Masalah...4

Tujuan Makalah...4

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

LIBIALITAS JANGKA PENDEK...5

Pengertian Hutang dan Hutang Lancar...5

Jenis – jenis Hutang Lancar...6

KONTINJENSI...11

Keuntungan Kontinjensi...11

Kerugian Kontinjensi...11

PROVISI...12

Warranty (Garansi)...12

Perkara Hukum (Law Suit)...13

Onerous Contract (Kontrak Memberatkan)...13

Restrukturisasi...14

BAB III...15

PENUTUP...15

KESIMPULAN...15

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam akuntansi, kita mengenal tiga hal yang sangat sering dibahas dan menjadi dasar. Yaitu aset, modal, dan kewajiban atau hutang. Hutang dipahami sebagai hal-hal yang menjadi beban atau kewajiban perusahaan. Namun, hutang ternyata bukan hanya dalam artian seperti itu. Dalam pembahasan kali ini, kita akan memahami salah satu jenis hutang yaitu hutang lancar.

Menurut FASB, hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat ransaksi masa lalu. Menurut IAI, kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi ( Ghozali dan Chairiri , 2007). Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan olehperusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akanpenggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul darihutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangandan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa.

A. Rumusan Masalah

1. Definisi hutang dan hutang lancar 2. Keuntungan kontinjensi

3. Kerugian kontinjensi 4. Penyajian dan analisis

B. Tujuan Makalah

1. Menjelaskan tentang definisi hutang dan hutang lancar, 2. Menjelaskan bagaimana,

(5)
(6)

BAB II

PEMBAHASAN

1. LIBIALITAS JANGKA PENDEK

Pengertian Hutang dan Hutang Lancar

Sebelum membahas mengenai hutang lancar, maka terlebih dahulu kita perlu memahami lebih dalam mengenai hutang itu sendiri. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, yang umumnya berupa pembayaran uang dan penyerahan produk pada waktu yang telah disepakati bersama. Namun hutang tidak selalu berarti hal yang negatif. Tidak berarti perusahaan yang memiliki hutang berarti sedang berada dalam keadaan yang tidak baik dan akan mengalami kerugian. Justru ada beberapa saat dimana perusahaan diharuskan mengambil pinjaman atau memiliki hutang, misalnya untuk kepentingan permodalan usaha perusahaan.

Hutang dalam akuntansi dianggap sebagai pengorbanan ekonomis yang bertujuan untuk kepentingan masa depan, dengan berbentuk penyerahan aset (terutama dana atau uang) atau produk yang dibuat perusahaan. Penyerahan aset ini merupakan bagian dari transaksi yang dibuat di masa lalu, antara satu perusahaan dengan pihak lain, yang menyebabkan adannya tanggungan kewajiban berupa hutang. Pihak lain yang terkait bisa berupa klien perusahaan, bank, dan pihak-pihak lain.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa karakteristik dari hutang:

a. Merupakan kewajiban yang berasal dari transaksi masa lalu.

b. Dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan mata uang yang diterima umum. c. Memiliki nominal yang pasti dan dapat ditaksir jumlahnya.

d. Menyertakan aktiva atau aset yang dapat diterima di masa mendatang. e. Diketahui dengan jelas pihak yang meminjam dan memberi pinjaman. f. Diketahui dengan jelas tanggal jatuh tempo.

g. Tidak dapat membatalkan atau melepaskan diri dari kewajiban.

Setelah memahami karakteristik hutang, tentunya kita lebih mengerti apa itu hutang perusahaan. Hutang memiliki dua macam dalam akuntansi, hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

(7)

Hutang Lancar (Current Liabilities) : Hutang lancar adalah hutang yang harus dibayar dalam periode atau jangka waktu satu tahun. Hutang lancar akan dibahas lebih mendalam dalam tulisan ini.

Hutang Jangka Pendek adalah Utang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun dengan menggunakan sumber-sumber yang merupakan aktiva lancar atau yang menimbulkan utang lancar itu sendiri.Utang itu sendiri adalah pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau tansaksi pada masa sebelumnya.

Karena pembayaran atau pelunasan hutang lancar biasanya mengggunakan aktiva lancar, dalam akuntansi terdapat istilah rasio lancar (current ratio). Rasio lancar adalah perbandingan ukuran antara hutang lancar dengan aktiva lancar, yang digunakan para kreditur atau pemberi pinjaman untuk menilai apakah pihak yang akan diberi pinjaman memiliki kemampuan untuk melunasi hutang lancar mereka atau tidak. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)

Begitu diketahui rasio lancar dari perusahaan yang hendak diberi pinjaman dan dirasa tidak ada masalah, maka pemberi pinjaman pun memberikan pinjaman sejumlah dana dengan kesepakatan atau perjanjian yang disetujui kedua belah pihak. Perjanjian tersebut biasanya berisi nominal hutang, pihak pemberi dan penerima hutang, dan jatuh tempo hutang. Perjanjian perlu dibuat secara tertulis dan disimpan oleh kedua belah pihak, guna menghindari terjadi masalah atau sengketa di lain hari.

Jenis – jenis Hutang Lancar

Setelah memahami apa itu hutang lancar, selanjutnya kita perlu memahami apa saja yang termasuk ke dalam hutang lancar. Hutang lancar dikelompokkan pada dua kelompok, yaitu hutang dapat ditentukan jumlahnya dan hutang yang dapat ditaksir jumlahnya. Masing-masing hutang ini memiliki berbagai macam hutang di dalamnya.

1. Hutang yang Dapat Ditentukan Jumlahnya

Yang dimaksud dengan hutang ini adalah segala hutang atau kewajiban yang jumlah nominal hutang dan waktu jatuh tempo sudah diketahuhi dengan pasti oleh kedua belah pihak. Berikut beberapa macam hutang yang termasuk pada kelompok pertama ini:

a. Hutang Dagang

Hutang dagang merupakan hutang yang muncul dari kegiatan operasional dan ekonomi perusahaan, yaitu kegiatan usaha pokok perusahaan, yang terjadi secara berulang. Hutang dagang muncul karena adanya perbedaan waktu dalam melakukan penyerahan produk (barang atau jasa) dengan pembayaran produk tersebut (jangka waktu kredit). Jangka waktu kredit biasanya dinyatakan sebagai syarat pembayaran, misalnya 3/10, n/30.

Contoh :

Pada tanggal 2 Januari 2001, Rahmat membeli barang niaga secara kredit seharga Rp 320.000.

(8)

2 Jan Pembelian 320.000 memiliki kewajiban atau hutang yang harus dibayarkan pada para pemegang saham. Hutang deviden dibayar tunai dalam jangka satu tahun setelah pengumuman deviden.

c. Wesel Bayar

Wesel bayar adalah hutang yang disertakan atau didukung dengan surat pernyataan hutang, atau surat peryataan sanggup membayar. Yang termasuk wesel bayar adalah wesel yang dibuat dalam kegiatan operasional perusahaan, pinjaman yang disertai wesel, dan hutang wesel jangka panjang yang akan segera jatuh tempo.

 Wesel berbunga

Merupakan utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya sebesar nilai nominal wesel ditambah dengan bunga.

Misalkan Bank duta Pertiwi menyetujui untuk member pinjaman sebesar

Rp10.000.000 pada tanggal 1 oktober 1992. Untuk itu Bank minta kepada CV Progo untuk menandatangani perjanjian dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4 bulan. Apabila wesel berbunga, maka jumlang uang yang diterima CV Progo setelah wesel ditandatangani adalah sebesar nilai nimonal wesel tersebut. Jurnal yang dibuat oleh CV Progo pada tanggal 1 Oktober 1992 adalah sebagai berikut:

Okt. 1 Kas 10.000.000

Utang wesel 10.000.000 (untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12%,4 bulan)

Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat hutang bunga sebesar Rp300.000 (Rp10.000.000 x 12% x 3/12) yaitu untuk periode bulan oktober sampai dengan Desember 1992. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:

(9)

Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominaldan bunga wesel pada tanggal 1 febuari 1993 (tanggal jatuh tempo wesel) adalah sebagai berikut:

Feb. 1 Utang wesel 10.000.000 Utang bunga 300.000 Biaya bunga 100.000

Kas 10.400.00 (untuk mencatat biaya bunga 1 bulan dan pelunasan wesel)

Pada tanggal jatuh tempo, CV Progo harus membayar terdiri dari nilai nominal wesel Rp10.000.000 ditambah biaya bunga Rp 400.000 (Rp10.000.000x12%x4/12). Pada saat pelunasan biaya bunga diperhitungkan hanya satu bulan, sebab biaya bunga untuk periode oktober sampai desember 1992 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode tahun lalu.

 Wesel tak berbunga

Wesel tak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.

Contoh: CV progo menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp. 10.400.000 jangka waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk bank Duta pertiwi. nilai tunai wesel adalah Rp. 10.000.000 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Kas 10.000.000 Diskonto utang wesel 400.000

Utang wesel 10.400.000

(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel 4 bulan tanpa bunga)

d. Hutang Biaya

Hutang biaya mencakup hutang atas biaya-biaya yang masih harus dibayar. Dengan kata lain, manfaat dari biaya tersebut sudah digunakan dalam satu periode, namun biayanya belum dibayar. Pencatatan hutang biaya dimasukkankedalam rekening biaya yang masih harus dibayar.

e. Uang Muka dan Jaminan yang Dapat Diminta Kembali

Uang muka disebut juga down payment, yang merupakan pembayaran di muka atau di awal sebelum barang atau jasa diberikan. Selama brang atau jasa yang diinginkan konsumen belum diberikan, maka uang muka tersebut termasuk hutang lancar. Begitu juga dengan jaminan sementara atau yang dapat ditarik kembali, karena jaminan tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu.

f. Hutang Gaji dan Upah

(10)

gaji pegawai yang belum dibayarkan tuntas, yang masih harus diberikan pada pegawai yang bersangkutan.

g. Hutang Bonus

Hutang bonus adalah bonus yang belum dibayarkan kepada pegawai. Bonus juga diberikan berdasarkan gaji pokok pegawai, atau berdasarkan laba yang didapat perusahaan. Perhitungan bonus dapat dilakukan dengan cara menghitung laba sebelum pajak dan bonus, laba sesudah bonus tapi sebelum pajak, serta laba bersih setelah bonus dan pajak.

2. Hutang yang Dapat Ditaksir Jumlahnya

Hutang ini merupakan hutang yang tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun dapat ditaksir jumlah atau nominalnya. Hutang dalam kelompok ini hanya dapat ditaksir jumlahnya meskipun transaksi atau peristiwa yang terkait sudah terjadi. Berikut beberapa macam hutang yang termasuk dalam kelompok ini:

a. Hutang Pajak Penghasilan

Merupakan jumlah pajak yang terhutang kepada pemerintah atas besarnya gaji karyawan yang terkena pajak penghasilan.

Contoh: Pada tanggal 25 maret 1992, PT Kelud menjual barang seharga 10.000. atas penjualan tersebut PT Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPH) sebesar 10% sehingga jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi 11.000.

Jurnal yang dibuat dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Maret 25 Kas 11.000

Penjualan 10.000 Utang PPN 1000

b. Hutang pajak penjualan

Merupakan hutang atas pajak yang dipungut dari pembeli ketika penjualan terjadi. Pajak penjualan dibebankan kepada pembeli sebesar persentase penjualan terjadi. Contoh: Pada tanggal 11 Maret 1961, Boy melakukan penjualan computer sebesar $200.000 dengan PPN sebesar 10% dari harga perolehan.

Jurnal

11 Mar Kas 220.000 Penjualan 200.000 Untang Pajak Penghasilan 20.000

(11)

Unit pemerintahan lokal biasanya bergantung pada pajak properti sebagai sumber utama pendapatannya. Pajak seperti itu didasarkan pada nilai ditetapkan atas properti pada nialai yang ditetapkan atas properti pribadi dan nyata serta menjadi jaminan atau hak gadai terhadap properti pada tanggal yang ditentukan oleh hukum. Hak gadai atau jaminan ini merupakan kewajiban bagi pemilik properti dan merupakan biaya jasa dari properti semacam itu.

Profesi akuntansi dalam mempertimbangkan berbagai periode pembebanan pajak properti dan bagaimana kewajiban itu harus dilaporkan, berpendapat bahwa pada umumnya dasar yang paling dapat diterima untuk pajak properti adalah akrual bulanan pada pembukuan wajib pajak slama periode fiskal dari otoritas pajak yang

menggunakan pajak itu.

d. Hutang Hadiah

Yang dimaksud dengan hutang hadiah adalah hadiah yang diberikan perusahaan dalam jumlahterbatas melalui penyerahan kupon oleh konsumen. Hutang ini belum terjadi, namun akan menjadi biaya ketika terjadi penjualan produk dan konsumen mendapat kupon hadiah. Kupon hadiah yang beredar ini merupakan hutang yang ditanggung perusahaan, yang jumlahnya ditaksir oleh perusahaan.

e. Hutang Garansi

(12)

KONTINJENSI

Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

Keuntungan Kontinjensi

Jeniskeuntungankontinjensi yang khasadalah:

a) Penerimaan yang mungkinatasuangdarihadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya,

a) Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan ; seperti :

 Periode waktu penyebab dasar tindakan.

 Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.

 Estimasi layak mengenai jumlah kerugian.

b) Biaya Garansi dan Jaminan; jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai teknik promosi penjualan. Metode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya jaminan adalah metode dasar kas dan metode akrual. c) Premi dan kupon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga

kecil, mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang ditebus untuk potongan tunai atas barang yang dibeli.

Untuk mengilustrasikan kewajiban garansi, asumsi bahwa perusahaan sepanjang bulan agustus 2008 telah melakukan penjualan produk senilai 120.000.000. dalam hal ini, perusahaan memberikan jaminan atau garansi selama satu tahun penuh kepada pembeli atas kemungkinan terjadinya kerusakan produk yang bukan diakibatkan oleh kesalahan pembeli. Berdasarkan pengalaman masa lampau, diketahui bahwa besarnya rata – rata biaya yang dikelurkan untuk memperbaiki kerusakan produk selama masa garansi adalah 6% dar nilai jual.

(13)

31 Agustus 2008

Beban garansi produk 7.200.000

Utang garansi produk 7.200.000 (6% x 120 juta )

PROVISI

Provisiadalahliabilitas yang belumpastijumlahmaupunwaktunya. Yang

membedakanprovisidenganliabilitasjangkapendeklainnyaadalahmengenaiwaktudanjumlahnya yang belumpasti.

Beberapacontohprovisiadalahsebagaiberikut :

1. Warranty (Garansi)

Warranty expense/liabilities timbuldariperistiwa masa laluyaitupenjualanproduk, megakibatkantimbulnyakewajibankini yang

membutuhkanaliransumberdayauntukmelunasinya,

namunjumlahklaimdankapanklaimdilakukanmasihbelumpasti.

Makaentitaswajibmencatatprovisidengandasarpengalaman masa laluterkaitpenjualanproduk yang sama.

Contohkasus :

PT ABC menjualprodukberupa CD player. Berdasarkanpengalaman masa laludiperolehfaktabahwauntuk rata-rata 1000 produk yang dijualdalamsetahun :

– BiayauntukklaimgaransikerusakanberatadalahsebesarRp. 10.000.000 denganprobabilitas 10%

– BiayauntukklaimgaransikerusakanberatadalahsebesarRp. 20.000.000 denganprobabilitas 30%

– Probabilitaspelanggantidakmelakukanklaimadalah 60%.

Dari fakta di atasdapatdihitungestimasibiayagaransisebesar 10% (10.000.000) + 30% (20.000.000) + 60% (0) = Rp. 7.000.000. danentitasdapatmenjurnal :

Warranty Expense (BiayaGaransi) 7.000.000

Warranty Payable (DibayarGaransi/Provisi) 7.000.000

(14)

PT XYZ

sedangmengalamiperkarapengadilankarenamasalahhakciptadanposisiperkaramemberatka nperusahaan. Berdasarkanpendapathukumpengacaraperusahaandidapat 3

kemungkinanhasildariperkaratersebutsebagaiberikut :

– PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 1,000,000 dalamjangkawaktu 2 tahun (probabilitas : 60%, peluangterjadinya paling mungkin).

– PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 2,000,000 dalamjangkawaktu 3 tahun (probabilitas 10%, worst scenario).

– PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 500,000 dalamjangkawaktu 1 tahun (probabilitas 30%, best scenario).

Dengantingkatbungadiskonto 5%, makabesarnyaprovisi yang dapatdiakuientitasdapatdiukursebagaiberikut :

Dibulatkanmenjadi $ 860,000, makajurnal yang dicatatadalah :

Legal Expense 860,000 Legal obligation (Provisi) 860,000

3. Onerous Contract (KontrakMemberatkan)

Adalahkontrakdimanabiaya yang

takdapatterhindarkanuntukmelaksanakankontraktersebutmelebihimanfaat yang diperoleh. Contoh : PT DEF menyewatanahdanbangunandari PT RST selama 4

tahundenganbentuksewaoperasidanmenjalankanproduksinya di tempatitu. Padatahunke 2, PT DEF karenapertimbangantertentumemindahkanpabriknyaketempatlain,

(15)

4. Restrukturisasi

Restrukturisasimenimbulkankewajibankonstruktifberupapembayaranpesangonuntukka ryawan yang di-PHK ataudipindahtugaskan.

Entitasdapatmencatatprovisiataskewajibankonstruktif yang

timbuljikaentitastelahmemilikirencana formal yang detail terkaitrestrukturisasi yang meliputi :

– Bisnisataubagianusaha yang akanditutup – Lokasiutama yang dipengaruhi

– Lokasi, fungsi, danperkiraanjumlahtenagakerja yang diberikankompensasiataspemutusanhubungankerja – Pengeluaran yang akanterjadi

– Saatpenerapanrencanatersebut

(16)

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Libialitas Jangka Pendek

Liabilitas jangka pendek sama dengan hutang jangka pendek dan sama juga dengan hutang lancar.

Jenis-jenis hutang lancar:

a) Hutang yang dapat ditentukan jumlahnya

 Hutang dagang  Hutang deviden  Wesel bayar  Hutang biaya

 Hutang gaji dan upah, dll.

b) Hutang yang dapat ditaksir jumlahnya

 Hutang pajak penghasilan  Hutang pajak penjualan  Hutang pajak property

 Hutang hadiah

 Hutang garansi, dll.

2. Kontinjensi

Kontinjensisuatu keadaan yang tidak pasti mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih Adalah peristiwa dimasa yang akan datang.

Keuntungan kontijensi

a) Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dll b) Kemungkinan pengembalian dari pemerintah atas kelebihan pajak c) Penundaan kasus pengendalian yang mungkin hasilnya menguntungkan d) Kerugian pajak yang dikompensasi kedepan

Kerugian Kontinjensi

(17)

c) Premi

3. Provisi

Provisi adalah liabilitas yang belum pasti jumlah maupun waktunya. Yang membedakan provisi dengan liabilitas jangka pendek adalah mengenai waktu dan jumlahnya yang belum pasti.

Contoh Provisi

a) Warranty (Garansi)

b) Perkara Hukum ( Law suit )

c) Onerous Contract ( Kontrak memberatkan ) d) Restrukturisasi

(18)

https://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/12/liabilitas-jangka-pendek-provisi-dan-kontinjensi/

https://dosenakuntansi.com/pengertian-hutang-lancar

https://www.scribd.com/doc/45204361/HUTANG-JANGKA-PENDEK

http://riringadisbanjar.blogspot.co.id/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html

Referensi

Dokumen terkait

Parameter yang digunakan unruk penentuan kawasan konservasi laut meliputi jenis substrat dasar perairan, jumlah jenis ikan karang, kelimpahan ikan karang, kedalaman, jarak dari

d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Kabupaten Wonosobo 2013-2017 VIII-9 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya ini pada. dasarnya dapat

Tabel I Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7...13 Tabel II Algoritma penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC 7 ...18 Tabel III Pemberian Antihipertensi pada Pasien dengan

Butir soal nomor 5 dan 6 sudah sesuai dengan indikator yang ada dalam buku teks. Indikator yang ingin dicapai adalah bisa maca wacan aksara Jawa.. Indikator

Layanan reservasi melalui GDS tetap dapat dilakukan selama migrasi sistem, kecuali pembukuan yang dibuat pada saat migrasi sistem akan berada dalam status

Dalam menyusun model Z Altman mengambil sampel 33 perusahaan manufaktur yang bangkrut pada periode 1960 sampai 1965 dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut dengan

Setelah memperagakan sebagian gerakan didepan kelas dengan bimbingan dari Guru, akhirnya guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingat kembali pembelajaran yang akan