DEFINISI
BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT
BEBERAPA AHLI
A.
DEFINISI BIMBINGAN
1 ) Menurut Donal G. Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976)
bahwa bimbingan adalah suatu upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu
2 ) Menurut Djumhur dan Moh. Surya, (1975),
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat.
3 ) Shertzer dan Stone (1971)
mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungan
4 ) Sunaryo Kartadinata (1998)
bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal
5 ) Rochman Natawidjaja (1978)
berpendapat bahwa bimbingan adalah Suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.
6 ) Wisnu Pamuja Utama (2011)
yaitu suatu proses bantuan yang terus menerus kepada individu agar mencapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat, yang pada akhirnya individu akan mencapai perkembangan yang optimal.
7 ) Miller (I. Djumhur dan Moh. Surya, 1975)
mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat
8 ) United States Office of Education (Arifin, 2003),
9 )Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
10) Menurut Abu Ahmadi (1991: 1)
bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik
11) Prayitno dan Erman Amti (2004: 99)
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku
12) Bimo Walgito (2004: 4-5)
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya
13) Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94)
bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri
14) Frank Parson (1951)
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku jabatan, dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.
B. DEFINISI KONSELING
1) Menurut Cavanagh
konseling merupakan “a relationship between a trained helper and a person seeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that he or she creates help people learn to relate with themselves and others in more growth-producing ways.” [Hubungan antara orang yang memberi bantuan yang telah terlatih dengan orang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar membangun relasi dengan dirinya dan orang lain dengan cara yang produktif (growth-producing ways)]
2 ) Menurut Pepinsky 7 Pepinsky ,
dalam Shertzer & Stone,1974, konseling merupakan interaksi yang(a)terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut konselor dan klien ;(b)terjadi dalam suasana yang profesional (c)dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien
3 ) Menurut Smith,
dalam Shertzer & Stone,1974 , konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konselor membuat interprestasi - interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan dengn pilihan,rencana,atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat.
konseling merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.
5 ) Menurut Berdnard & Fullmer ,1969,
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut.
6) Menurut Prayitno, dkk. (2003)
mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
7 ) Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
8 ) Jones (Insano, 2004 : 11)
konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
9 ) Winkel (2005:34)
mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
10) Saefudin & Abdul Bari (2002)
Konseling merupakan proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematikdengan panduan komunikasi antar pribadi(komunikasi interpersonal), teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
11) James F. Adam
Pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (conselee) supaya ia dapat memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya waktu itu dan waktu yang akan datang.
12) Burks dan Stefflre (1979)
Konseling merupakan hubungan professional antara konselor terlatih dengan konseli
13) Rogers (1971)
14) The American Psychological Association, Division of Counseling Psychology, Committee on Definition (1956)
Mendefinisikan konseling sebagai “ sebuah proses membantu individu untuk mengatasi masalah-masalahnya dalam perkembangan dan membantu mencapai perkembangan yang optimal dengan menggunakan sumber-sumber dirinya”
15) the National Conference of State Legislatures and the American Counseling Association
Konseling adalah suatu proses dimana konselor professional yang telah dilatih membentuk hubungan yang penuh dengan kepercayaan dengan orang yang membutuhkan bantuan.
c. DEFINISI bimbingan dan konseling secara umum
· Bimbingan Konseling adalah layanan/bantuan yang diberikan kepada peserta didik baik
perorangan atau kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang Pribadi, Sosial, Belajar, Karir, Keluarga dan Keagamaan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. ..
· Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
TUJUAN, FUNGSI, PRINSIP DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
Menurut Prayitno (1999:16) tujuan umum bimbingan dan konseling dilakukan dalam rangka pengembangan keempat dimensi kemanusiaan individu, antara lain :
a. Dimensi keindividualan (individualitas)
Mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek-aspek kehidupan yang positif.
b. Dimensi kesosialan (sosialitas)
Manusia sebagai makhluk sosial harus mampu berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan hidup bersama dengan orang lain.
c. Dimensi kesusilaan (moralitas)
Memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku mengatur bagaimana kebersamaan antar individu seharusnya dilaksanakan.
d. Dimensi keberagamaan (religiusitas)
Menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi pemahaman
a. Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik sendiri, orang
tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing. b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik
c. Pemahaman lingkungan yang lebih luas
2. Fungsi pencegahan
3. Fungsi penuntasan
Teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
C. Prinsip Bimbingan dan Konseling
1. Prinsip – prinsip umum
a. Berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu yang unik dan ruwet.
b. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
c. Masalah yang tidak dapat dipecahkan di sekolah harus diserahkan pada individu atau
lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
d. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh
individu yang dibimbing.
e. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah
f. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan.
g. Terhadap program bimbingan harus ada penilaian yang teratur.
2. Prinsip-Prinsip Khusus
Prinsip-prinsip khusus dari bimbingan dan konseling merupakan prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan, dan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan.
D. Asas Bimbingan dan Konseling
1. Asas Kerahasiaan
Dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien), yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
2. Asas Kesukarelaan
Adanya kesukarelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.
3. Asas Keterbukaan
Peserta didik (klien) bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien).
4. Asas Kegiatan
Peserta didik (klien) dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.
Peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri.
6. Asas Kekinian
Obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Isi layanan terhadap peserta didik/klien hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan.
8. Asas Keterpaduan
Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
9. Asas Kenormatifan
Segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku.
10. Asas Keahlian
Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
11.Asas Alih Tangan Kasus
Jika pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli.
12.Asas Tut Wuri Handayani