• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Berenergi - Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Berenergi - Perbandingan Pengaruh Minuman Berenergi dan Olahraga terhadap Performa Kognitif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minuman Berenergi

Minuman berenergi adalah minuman berkafein yang dipercaya dapat meningkatkan sistem imun dan meningkatkan peforma fisik dan mental (Blankson, 2013).

2.1.1 Kompsisi Minuman Berenergi

Minuman energi secara umum mengandung bahan-bahan berikut seperti : kafein, taurin, glucuronolactone, inositol, dan berbagai vitamin B, termasuk tiamin, niasin, vitamin B6, vitamin B12, asam pantotenat dan riboflavin (Rotstein,2013).

1. Kafein

Kafein yang dikonsumsi sebagai konstituen alami dari kopi, teh, cokelat , dan sumber-sumber alam lainnya . Kafein juga digunakan sebagai zat aditif makanan dan hadir dalam minuman ringan berkarbonasi tertentu . Kafein juga hadir dalam beberapa produk obat-obatan , seperti obat flu dan obat alergi . Di Kanada , diperkirakan bahwa laki-laki dan wanita dewasa memiliki asupan rata-rata masing-masing 281 dan 230 mg kafein per hari ( Canadian Community Survei Kesehatan , 2004) . Jumlah ini sekitar tiga kali 80 mg kafein hadir dalam satu 250 ml porsi minuman energi yang khas (Rotstein, 2013). Absorbsi kafein di saluran pencernaan sangat cepat dan mencapai 99% pada manusia sekitar 45 menit setelah dicerna. Penyerapannya tidak sempurna apabila diambil sebagai kopi dengan 90% kafein dalam secangkir kopi akan diabsorbsi dalam waktu 20 menit setelah diminum, dengan efeknya dimulai dalam satu jam dan bertahan selama 3 hingga 4 jam. Konsentrasi plasma memuncak setelah 40 hingga 60 menit dengan waktu paruh kira-kira 6 jam ( 3 sampai 7 jam) pada dewasa sehat (Fredholm et al ,1999). 2. Guarana

(2)

theophylline dan tannin yang berkonsentrasi tinggi. Efek dari guarana serupa dengan efek kafein. Selain guarana, herbal yang mengandung kafein yang ditemukan dalam minuman berenergi sepeti kola nut, teh, yerba mate dan kokoa (Babu, 2008).

3. Taurin

Taurin adalah bentuk asam amino bebas yang terkandung dalam makanan dan diproduksi dalam tubuh dari asam amino sistein. Taurin mungkin bisa membantu dengan tingkat stres juga. Karena taurin digunakan oleh tubuh selama latihan dan pada saat stres, itu menjadi bahan populer dalam minuman energi. Tapi taurin memiliki efek merangsang pada sistem saraf pusat yang sangat tidak wajar. Penelitian telah terlibat taurin sintetis dalam penyakit mulai dari tekanan darah tinggi stroke dan serangan penyakit jantung (Reissig, 2009). Untuk alasan ini itu telah dilarang di beberapa negara Skandinavia, setelah dikaitkan dengan kematian tiga konsumen. Taurin bekerja jauh di dalam otak di daerah peraturan dari thalamus berinteraksi dengan neurotransmitter Thalamus terlibat dalam jalur siklus tidur / bangun di otak (Malinauskas, 2007).

4. D‐Glucurono‐γ‐lactone

D-Glucurono-γ-lakton (glucuronolactone) adalah γ- lakton dari asam glukuronat. Ini adalah metabolit yang terbentuk dari asam glukosa dan glukuronat. Dapat ditemukan secara alami hanya dalam sejumlah kecil makanan seperti anggur dan tanaman gusi misalnya : guar gum, permen karet Arabic ( Rotstein,2013).

5. Inositol

Myoinositol (inositol) merupakan konstituen dari phosphatidylinositol, sebuah fosfolipid, yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan, regulasi metabolisme dan sinyal transduksi. Inositol adalah komponen normal dari jaringan manusia dan dapat disintesis dalam beberapa jaringan. Inositol berasal dari tanaman dalam bentuk fitat dan dari hewan dalam bentuk bebas dan terfosforilasi inositol dan sebagai inositol fosfolipid (Rotstein, 2013).

(3)

Ginseng, atau Panax ginseng, merupakan herbal yang berasal dari Asia Timur yang telah digunakan selama beberapa abad untuk meningkatkan memori dan stamina (Babu, 2008).

7. Vitamin B

Vitamin B adalah co-faktor dari banyak enzim yang terlibat dalam pembangkitan energi. (Ferreira, et al., 2006).

2.1.2. Efek Minuman Berenergi

Mekanisme kerja utama kafein adalah menghambat reseptor adenosine yang secara normalnya berikatan dengan adenosine, juga merupakan sejenis alkaloid heterosiklik. Adenosin merupakan neurotransmitter yang efeknya mengurangkan aktivitas sel terutama sel saraf. Oleh sebab itu, apabila reseptor adenosine berikatan dengan kafein, efek yang berlawanan dihasilkan, lantas menjelaskan efek stimulans kafein (Allsbrook, 2008). Walaupun mekanisme utama kafein adalah antagonisme reseptor adenosine, hal ini akan menjurus ke efek sekunder dari berbagai jenis neurotransmitter seperti norepinefrin, dopamine, asetilkolin, glutamate dan GABA sehingga akan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh yang berbeda. Efek fisiologis kafein termasuklah peningkatan denyut jantung, dilatasi pembuluh darah, peningkatan sistem renin, tremor, kejang dan urticaria.

Selain itu, dapat menyebabkan dilatasi arteri koroner, nyeri kepala, gangguan tidur dan peningkatan suhu tubuh (McIlvain, 2008). Kafein juga dapat meningkatkan proses lipolisis, mengurangkan glikogenolisis dan meningkatkan glukosa darah serta konsumsi oksigen. Hal yang menjadi fokus utama di sini adalah dampak kafein terhadap sistem saraf pusat sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan fungsi kognitif.

2.1.3. Minuman Berenergi dan Efek terhadap Performa Kognitif

(4)

bahwa kafein bertanggung jawab untuk peningkatan stimulasi NE dalam sistem saraf pusat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Peeling & Dawson (2007) didapati bahwa dosis rendah kafein (100mg) yang dikonsumsi 60 menit sebelum dimulainya kuliah Universitas dengan durasi 75 menit, dapat meningkatkan persepsi fungsi perilaku dan mood pada mahasiswa yang penting untuk proses belajar. Secara khusus, hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasa lebih terjaga, berpikiran jernih, energik, waspada, cemas dan terkonsentrasi akibat suplemen kafein.

Pada minuman berenergi juga terdapat komposisi seperti ginseng. Komponen aktif dari ginseng adalah ginsenosides, yang memiliki lebih dari 30 struktur molekul. Ginsenosides yang paling umum adalah : Rb1, Rb2, Rc, Rd, Re, Rf, Rg1, Rg3, dan RH1. Ginsenosides memiliki efek bervariasi pada system saraf pusat. Beberapa memiliki efek stimulator sementara yang lain memiliki efek analgesic. Ginseng telah terbukti untuk meningkatkan aliran darah di otak, melindungi sel sel saraf dari kerusakan, dan meningkatkan pembentukan saraf, sehingga meningkatkan memori dan belajar. Ginsenosides yang spesifik seperti Rb1 dan Rg1 diperkirakan untuk meningkatkan pertumbuhan saraf dan mekindungi sel-sel saraf dari kerusakan. Ginsenosides lain bertindak sebagai analgesik dan memiliki efek penenang (Roy,2007).

2.2. Olahraga

2.2.1. Definisi Olahraga

Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani, karena dalam olahraga tidak hanya melibatkan sistem musculoskeletal namun juga melibatkan sistem lain seperti sistem kardiovaskular dan sistem respirasi, dan sistem saraf (Sukmaningtyas, 2002).

2.2.2. Jenis-jenis Olahraga

(5)

1. Latihan aerobik

Latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan energi yang berasal dari pembakaran dengan oksigen. Contoh latihan aerobik ialah lari, jalan, bersepeda, berenang, dan lain-lain.

2. Latihan anaerobik

Latihan anaerobik adalah latihan yang menggunakan energi dari pembakaran tanpa oksigen. Contoh latihan anaerobik idalah lari cepat jarak pendek, latihan interval, renang sprint, serta bersepeda cepat.

2.2.3. Efek Olahraga

Sistem-sistem yang dipengaruhi oleh olahraga 1. Sistem respirasi

Selama latihan, ventilasi mungkin akan meningkat dari beristirahat nilai sekitar 5-6L/min sampai >100L/min. Peningkatan ventilasi sejajar dengan peningkatan latihan pada intensitas submaksimal. Konsumsi oksigen juga meningkat secara sejajar dengan peningkatan latihan pada intensitas submaksimal. Peningkatan ventilasi disebabkan oleh kombinasi dari kenaikan volume tidal dan laju pernafasan (Burton, 2004).

2. Sistem kardiovaskukar

(6)

darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang. Frekuensi latihannya 3 - 5 kali seminggu, dengan lama latihan 20 - 60 menit sekali latihan. Penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran danrelaksasi. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanandarah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akanmenurunkan tekanan air. Dalam hal ini, olahragadapat mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah jugadapatterjadi akibat aktivitas memompa jantungberkurang. Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat, maka otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama. Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung, maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik.

2.2.4. Efek terhadap performa kognitif

(7)

korteks serebral dan jarak difusi pembuluh darah yang lebih pendek dibandingkan dengan tikus non-olahraga (Gligoroska, 2012).

Olahraga telah terbukti untuk meningkatkan tingkat neurotrophins hippocampal. Neurotrophins adalah faktor pertumbuhan penting dalam pengembangan dan kesehatan neuron. Secara khusus , peningkatkan neurotrophin disebut sebagai brain derived neurothrophic factor ( BDNF ) telah dikaitkan dengan neurogenesis ( pembentukan neuron baru ) dan peningkatan plastisitas sinaptik , menghasilkan perbaikan substansial dalam memori . Pada olahraga telah terbukti up - regulasi kadar BDNF hippocampal dan banyak dampak yang menguntungkan pada memori tampaknya berasal dari proses ini (Laux, 2014).

(8)

Gambar 2.2. Efek olahraga terhadap otak (Laux,2014) 2.3. Kognitif

Konsep kognitif (dari bahasa Latin cognosere, “ untuk mengetahui” atau “untuk mengenali”) merujuk kepada kemampuan untuk memproses informasi, menerapkan ilmu, dan mengubah kecenderungan (Nehlig, 2010). Kognisi juga mengacu pada suatu lingkup fungsi otak tingkat tinggi, termasuk kemampuan belajar dan mengingat;mengatur merencana dan memecahkan masalah; fokus, memelihara dan mengalihkan perhatian seperlunya; memahami dan menggunakan bahasa; akurat dalam memahami lingkungan, dan melakukan perhitungan (National Multiple Sclerosis Society, n.d.). Menurut Kamus Kedokteran Stedman (2002), kognitif adalah fakultas mental yang berhubungan dengan pengetahuan, mencakup persepsi, menalar, mengenali, memahami, menilai, dan membayangkan.

(9)

penciuman). Fungsi eksekutif melibatkan penalaran, perencanaan, evaluasi, strategi berpikir, dan lain-lain. Pada sisi lain, aspek kognitif bahasa adalah mengenai ekspresi verbal, perbendaharaan kata, kefasihan dan pemahaman bahasa. Fungsi psikomotor adalah berhubungan dengan pemrograman dan eksekusi motorik. Tambahan pula, semua fungsi kognitif di atas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suasana hati (sedih atau gembira), tingkat kewaspadaan dan tenaga, kesejahteraan fisik dan juga motivasi (Nehlig, 2010). 2.4. Minuman Berenergi dan Olaharaga terhadap Performa Kognitif

Sebuah Penemuan tentang pengaruh minuman berenergi dan kafein terhadap waktu reaksi dan proses kognisi pada pelajar muda di Romania yang dilakukan oleh Aniței (2008) menyatakan bahwa konsumsi kafein meningkatkan reaktivitas motorik , perhatian jangka pendek (di bawah 30min ) dan waktu reaksi untuk memperbanyak beberapa rangsangan visual , serta dapat mengubah waktu pengambilan keputusan dan perhatian jangka panjang ( lebih dari 30 menit) seperti yang juga telah ditemukan oleh Serfling , Hetzel dan Ykema ( 2008) dalam studi tentang pengaruh minuman energi dalam Test Stroop yang menggunakan Rockstar Juice Energy Drink bahwa kelompok yang meminum minuman

berenergi dapat lebih cepat menyelesaikan Stroop test dibandingkan dengan yang tidak meminum minuman berenergi. Lichtman dan Poser (1983) melihat efek dari 45 menit joging (pada intensitas yang tidak ditentukan) dan berbagai kegiatan fisik lainnya dalam satu kelompok dan dibandingkan ke kelompok hobi yang berpartisipasi dalam salah satu lukisan atau kelas fotografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok latihan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tiga dari skor Stroop Test, yang tersirat bahwa olahraga memiliki manfaat pada proses otomatis dan kesadaran.

2.5. Stroop Test

(10)

dengan tinta hijau. Tugas penamaan warna tinta (Congruent) merupakan serangkaian nama warna ditulis dalam warna tinta yang sama dengan kata-kata. Meskipun orang-orang menganggap tugas Congruent merupakan tugas yang mudah, tetapi pada tugas Incongruent orang menganggap lebih sulit karena melibatkan respon otomatis untuk menghambat membaca kata dan membaca nama warna. Dengan demikian, pada tugas membaca kata dan penamaan warna tinta dapat mengevaluasi kecepatan pengolahan informasi, sedangkan pada tugas incongruent dapat menilai fungsi eksekutif dari perhatian selektif, pergeseran, dan penghambatan respon kebiasaan (Chang and Etnier ,2009b dalam Ratey, 2011). Waktu yang didapatkan dari pengukuran saat responden menyebutkan warna tulisan setiap kata (Incongruent) dikurangi dengan waktu responden membaca kata (Congruent) untuk mendapatkan interference score. Bila didapatkan selisih kedua waktu (interference score) ≦13, maka dikatakan konsentrasi baik. Namun bila interference score >13, maka dikatakan konsentrasi buruk.

(11)

Gambar

Gambar 2.1. Efek Olahraga terhadap memori (Laux, 2014)
Gambar 2.3. Stroop test congruent (Chudler, 2014)
Gambar 2.4. Stroop test Incongruent (Chudler, 2014)

Referensi

Dokumen terkait

PENILAIAN KELAYAKAN AKADEMIK UNTUK MENGIKUTI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS).. Lama waktu

Sebagai salah satu pelengkap arsitektur, ornamen mempunyai pengaruh arsitektural yang penting, karena dapat menjadikan suatu bangunan (dalam hal ini Rumah Adat Lampung, Nuwo

SURAT IJIN

dengan ini menyatakan bahwa proposal (isi sesuai dengan bidang PKM) saya dengan judul “Analisis Penggunaan Bahasa Anak Jalanan serta Pengaruhnya terhadap Kepribadian dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dosen tetap, yaitu

- Nama Paket Pekerjaan Yang benar dalam SPSE dan Dokumen Pengadaan adalah : Pengadaan Alat Kesehatan RSUD Bagas Waras Jalan Raya Ir Soekarno Km 2 Kelurahan Buntalan (2POA). -

PERINGKAT AKREDITASI    KESEIMBANGAN ANTARA FOKUS PENILAIAN KE-LAYAKAN DAN KINERJA SEKOLAH/MADRASAH KESEIMBANGAN ANTARA PENILAIAN INTERNAL DAN EKSTERNAL KESEIMBANGAN HASIL

PENGARUH SISTEM FONOLOGI BAHASA PERTAMA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA: STUDI KASUS PADA PENUTUR BAHASA CINA DAN JEPANG. Apriliya Dwi Prihatiningtyas