• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lama Waktu dan Interval Istirah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Lama Waktu dan Interval Istirah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Lama Waktu dan Interval Istirahat Terhadap Produktivitas Pekerja

Mahrus Khoirul Umami

Mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Industri

Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada J1. Grafika No.2, Yogyakarta 55281

E-mail: mahrusku@yahoo.co.id

Subagyo

Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada J1. Grafika No.2, Yogyakarta 55281

E-mail: subagyo@ugm.ac.id

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama dan interval istirahat terhadap produktivitas pekerja. Percobaan dilakukan terhadap pekerjaan dengan komputer (yaitu pengolahan kata) dan pekerjaan rakit-bongkar Tamiya. Jadwal lama-interval istirahat yang diujicobakan adalah: 5 menit istirahat – 60 menit kerja, 5 menit istirahat - 120 menit kerja, 15 menit istirahat – 60 menit kerja, 15 menit istirahat – 120 menit kerja, dan 240 menit kerja terus-menerus tanpa istirahat. Hasil penelitian menunjukkan pada kisaran waktu yang dievaluasi tidak ada pengaruh yang signifikan dari lama istirahat, interval istirahat, dan interaksi keduanya terhadap produktivitas pekerjaan pengolahan kata dengan komputer dan pekerjaan rakit-bongkar Tamiya.

Kata kunci: istirahat, komputer, rakit-bongkar

Pendahuluan

Produktivitas merupakan salah satu faktor paling penting yang memengaruhi kemampuan bersaing perusahaan. Salah satu konsep produktivitas yang banyak digunakan adalah produktivitas pekerja yang didasarkan pada gross output. Produktivitas pekerja dapat dikatakan meningkat apabila terjadi peningkatan jumlah barang yang dihasilkan dengan waktu kerja yang sama atau jumlah barang yang dihasilkan sama dengan waktu kerja yang lebih singkat (Dragomir dan Tanasie, 2010). Salah satu faktor yang memengaruhi waktu kerja adalah adanya jeda istirahat yang diambil oleh pekerja. Oleh karena itu, waktu istirahat merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penjadwalan waktu kerja. Penjadwalan waktu istirahat dapat dilakukan berdasarkan waktu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pemulihan (recovery) dari kelelahan fisik maupun mental (Wickenset al., 2004).

Penelitian tentang penjadwalan waktu istirahat telah menjadi fokus dari para peneliti pada bidang ergonomi industri. Penelitian dengan pemberian waktu istirahat tambahan dilakukan oleh Galinskyet al. (2000) dan Faucett et al. (2007). Galinsky et al. (2000) dalam Barredo dan Mahon (2007) membandingkan pengaruh jadwal kerja-istirahat konvensional dan suplemental terhadap ketidaknyamanan muskuloskeletal, regangan mata dan performansi pada pekerjaan komputer. Jadwal kerja-istirahat konvensional terdiri dari 15 menit istirahat pada separuh shift pagi dan sore dengan 30 menit istirahat siang, sedangkan jadwal suplemental adalah 5 menit istirahat setiap jam tidak termasuk istirahat pada jadwal konvensional. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan jadwal kerja-istirahat suplemental mengurangi keluhan muskuloskeletal dan tidak ada perbedaan produktivitas pada kedua jadwal.

(2)

terjadinya keluhan muskuloskeletal yang lebih sedikit pada pekerja yang mendapatkan istirahat 5 menit setiap jam, sedangkan dari segi produktivitas pekerja diperoleh hasil yang bervariasi.

Penelitian serupa dilakukan oleh Boucsein dan Thum (1997) pada pekerjaan dengan visual

display terminal(VDT) dengan dua jadwal kerja-istirahat, yaitu 15 menit istirahat setelah 10 menit kerja

dan 7,5 menit istirahat setelah 50 menit kerja. Hasil penelitian keduanya menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari jadwal kerja-istirahat terhadap kinerja dan tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan subyek. Dari penelitian tersebut, Boucsein dan Thum (1997) memberikan rekomendasi istirahat 7,5 menit setelah 50 menit bekerja.

McLean et al. (2001) mengamati pengaruh istirahat singkat (microbreaks) terhadap ketidaknyamanan muskuloskeletal, aktivitas EMG, dan produktivitas operator komputer. Jadwal istirahat singkat yang dijalankan adalah 30 detik istirahat setelah 20 menit kerja, 30 detik istirahat setelah 40 menit kerja, dan lama dan interval yang diserahkan kepada pekerja sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya istirahat singkat setiap 20 menit kerja memberikan penurunan ketidaknyamanan paling besar daripada kedua jadwal lainnya. Selain itu, produktivitas tidak dipengaruhi secara signifikan oleh adanya istirahat singkat.

Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Balci dan Aghazadeh (2004) yang membandingkan jadwal 15 menit kerja/mikro (30 detik) istirahat dengan 60 menit kerja/10 menit istirahat dan 30 menit kerja/5 menit istirahat. Hasil penelitian keduanya menunjukkan bahwa jadwal istirahat yang jarang memberikan ketidaknyamanan yang berlebihan, kelelahan mata, dan penurunan kecepatan, ketepatan, dan kinerja subyek.

Penelitian pola jadwal kerja/istirahat untuk pekerjaan dengan VDT lainnya juga banyak dilakukan dan memberikan rekomendasi yang berbeda-beda. Kopardekar dan Mital (1994) dan Horie (1987) dalam Konz (1998) menyimpulkan bahwa jadwal terbaik untuk pekerjaan dengan VDT adalah 10 menit istirahat dalam 60 menit kerja. Sedangkan Yoshimura dan Tomoda (1995) dalam Konz (1998) merekomendasikan 15 menit istirahat setelah 50 menit kerja.

Savage dan Pipkins (2006) dalam penelitiannya mengamati pengaruh periode istirahat terhadap kelelahan pada tangan dan produktivitas pekerja. Pekerjaan yang ditugaskan adalah memasang sekrup pada papan yang sudah disediakan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian waktu istirahat dapat mengurangi tingkat kelelahan dan penurunan produktivitas yang lebih rendah.

Tiwari dan Gite (2006) telah melakukan evaluasi jadwal kerja-istirahat untuk operator rotary

power tiller. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tinjauan fisiologis dan psikofisik durasi

waktu kerja hendaknya tidak lebih dari 75 menit, terutama pada pagi hari (sebelum makan siang). Sedangkan lama waktu istirahat setidak-tidaknya 15 menit untuk menghindari ketidaknyamanan postural yang berlebihan, kecuali istirahat untuk makan siang.

Pada penelitian ini akan dilakukan penilaian produktivitas pekerja sebagai akibat dari pemberlakuan jadwal kerja-istirahat dengan lama dan interval istirahat yang sudah ditentukan. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh lama dan interval istirahat terhadap produktivitas pekerja, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi perusahaan dana tenaga kerja dalam melakukan penjadwalan waktu-kerja istirahat untuk mendapatkan produktivitas terbaik.

Metode

Percobaan dilakukan terhadap pekerjaan dengan komputer, yaitu pengolahan kata, dan pekerjaan rakit-bongkar dengan obyek Tamiya. Pekerjaan komputer dilakukan dengan menggunakan Microsoft

Office Word 2007pada sistem operasiWindows XP Professional. Produktivitas pada pekerjaan komputer

ditentukan berdasarkan banyak kata yang diketik dengan benar per menit, sedangkan pada pekerjaan rakit-bongkar didasarkan pada banyaknya siklus rakit-bongkar yang diselesaikan oleh subyek.

(3)

istirahat – 60 menit kerja, 15 menit istirahat – 120 menit kerja, dan 240 menit kerja terus-menerus tanpa istirahat.

Analisis statistik diawali dengan uji kesamaan varian dan uji kenormalan data. Kedua uji ini dilakukan untuk memenuhi asumsi data memiliki kesamaan varian antar subgrup dan berdistribusi normal. Untuk kesamaan varian digunakan Uji Levene, sedangkan untuk uji kenormalan digunakan Uji Kenormalan Kolmogorov-Smirnov. Setelah data memenuhi asumsi memiliki varian yang sama dan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan analisis varian dua arah dan analisis varian satu arah. Analisis varian dua arah digunakan untuk menguji pengaruh lama istirahat, interval istirahat, dan interaksi keduanya terhadap produktivitas kerja. Analisis varian satu arah digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan produktivitas pekerja dari penerapan kelima jadwal yang diujicobakan.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pengukuran untuk kelima jadwal kerja-istirahat diperoleh rata-rata produktivitas subyek tertinggi untuk pekerjaan komputer terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 15 menit dan interval istirahat 120 menit, yaitu sebesar 13,88 (SD. 3,61) kata/ menit, sedangkan yang terendah terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 15 menit dan interval istirahat 60 menit, yaitu sebesar 11,59 (SD. 2,81) kata/ menit. Untuk pekerjaan rakit-bongkar didapatkan bahwa rata-rata banyak siklus rakit-bongkar tertinggi terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 5 menit dan interval istirahat 120 menit, yaitu sebesar 12,64 (SD. 1,45) siklus, sedangkan yang terendah terjadi pada jadwal dengan lama istirahat 15 menit dan interval istirahat 60 menit, yaitu sebesar 11,59 (SD. 1,67) siklus. Gambar 1 menunjukkan produktivitas rata-rata pada kedua pekerjaan.

(a) (b)

Gambar 1. Produktivitas rata-rata (a) pada pekerjaan komputer dan (b) pada pekerjaan rakit-bongkar

Hasil uji kesamaan varian dengan Uji Levene dan uji kenormalan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data memiliki varian yang sama dan berdistribusi normal, sehingga data memenuhi asumsi yang dipersyaratkan untuk analisis varian. Tabel I menunjukkan hasil analisis varian dua arah untuk pekerjaan komputer di mana diperoleh hasil nilai F observasi, (Fobs) untuk faktor lama

istirahat, interval istirahat, dan interaksi keduanya lebih kecil daripada nilaiFtabel, (F0,05;1;52) = 5,32. Begitu

(4)

Tabel I. Hasil Analisis Varian Dua Arah Produktivitas pada Pekerjaan Komputer

Sumber df SS MS Fobs Ftabel

Lama 1 0,058 0,058 0,01 5,32

Interval 1 5,466 5,466 0,50 5,32

Lama*Interval 1 0,269 0,269 0,02 5,32

Error 52 563,072 10,828

Total 55 568,865

Tabel II. Hasil Analisis Varian Dua Arah Produktivitas pada Pekerjaan Rakit-Bongkar

Sumber df SS MS Fobs Ftabel

Lama 1 2,16 2,16 0,05 5,32

Interval 1 19,45 19,45 0,42 5,32

Lama*Interval 1 11,16 11,16 0,24 5,32

Error 52 2426,07 46,66

Total 55 2458,84

Tabel III. Hasil Analisis Varian Satu Arah Produktivitas pada Pekerjaan Komputer

Sumber df SS MS Fobs Ftabel

Perlakuan 4 37,20 9,30 0,94 2,51

Error 65 643,42 9,90

Total 69 680,61

Tabel IV. Hasil Analisis Varian Satu Arah Produktivitas pada Pekerjaan Rakit-Bongkar

Sumber df SS MS Fobs Ftabel

Lama 4 9,03 2,26 0,96 2,51

Error 65 152,51 2,35

Total 69 161,54

Tabel III menunjukkan hasil analisis varian satu arah untuk pekerjaan komputer diperoleh hasil nilaiFobservasi, (Fobs) = 1,01, lebih kecil daripada nilaiFtabel, (F0,05;4;65) = 2,51, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa H0 gagal ditolak. Begitu pula hasil analisis varian satu arah untuk pekerjaan

rakit-bongkar pada Tabel IV di mana nilaiFobservasi, (Fobs) = 1,11, lebih kecil daripada nilaiFtabel, (F0,05;4;65)

= 2,51. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada produktivitas sebagai akibat dari perlakuan (kelima jadwal) pada kedua pekerjaan.

(5)

profesional, baik untuk pekerjaan komputer maupun pekerjaan rakit-bongkar. Pada penelitian Balci dan Aghazadeh, subyek yang dilibatkan telah berpengalaman dalam mengoperasikan komputer sekurang-kurangnya 3 tahun, sedangkan pada penelitian ini pengalaman subyek tidak diperhatikan.

Untuk pekerjaan rakit-bongkar, penelitian yang serupa dilakukan oleh Savage dan Pipkins (2006) yang meneliti pengaruh periode istirahat terhadap kelelahan tangan dan produktivitas. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang sekarang dijalankan ini. Dari penelitian keduanya didapatkan adanya pengaruh pemberian waktu istirahat terhadap produktivitas subyek. Perbedaan ini terjadi karena tugas yang diberikan berbeda dengan jadwal kerja-istirahat yang berbeda pula. Pada penelitian Savage dan Pipkins (2006) subyek ditugasi untuk memasang sekrup pada papan yang sudah disediakan. Jadwal kerja-istirahat yang digunakan adalah 10 menit kerja – 2 menit istirahat dengan 2 kali siklus dan 20 menit kerja terus-menerus tanpa istirahat. Pada penelitian Savage dan Pipkins (2006) ini, waktu yang disediakan untuk istirahat tidak termasuk ke dalam jam kerja. Hal ini berbeda dengan penelitian yang sekarang dilakukan di mana waktu istirahat dimasukkan ke dalam jam kerja dan lama keseluruhan waktu kerja-istirahat sangat berbeda.

Tabel V. Rata-Rata Denyut Jantung Subyek untuk Pekerjaan Komputer dan Pekerjaan Rakit-Bongkar (dalam denyut per menit)

komputer Awal 82,88 (7,46) 78,43 (13,35) 81,13 (10,35) 82,54 (6,33) 82,93 (8,93) Akhir 88,84 ( 9,10) 85,68 (14,01) 88,45 (11,69) 91,75 (6,10) 88,50 (10,31)

Pekerjaan rakit-bongkar

Awal 82,36 (5,92) 82,29 (6,29) 86,88 (4,00) 85,39 (7,55) 83,00 (7,23)

Akhir 86,30 ( 8,17) 84,36 (7,76) 89,54 (5,45) 88,82 (6,31) 87,43 (6,85)

Ket. : rata-rata (standar deviasi)

Dari klasifikasi beban kerja, berdasarkan rata-rata denyut jantung (lihat Tabel V) dan klasifikasi beban kerja yang diajukan oleh Tayyari dan Smith (1997), pekerjaan komputer dan pekerjaan rakit-bongkar dengan waktu kerja-istirahat keseluruhan 4 jam sebagaimana pada penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam pekerjaan dengan beban ringan sampai dengan sedang. Hal ini juga mungkin menjadi penyebab tidak adanya perbedaan signifikan pada produktivitas akibat penerapan kelima jadwal yang diujicobakan karena menurut Tayyari dan Smith (1997), untuk pekerjaan dengan beban ringan sampai dengan sedang ada kemungkinan pekerja tidak akan mencapai endurance time limit-nya selama menjalani shift kerja. Untuk pekerjaan dengan beban ringan dan sedang, penjadwalan kerja-istirahat menjadi tidak begitu mendesak. Akan tetapi, jika pekerja telah mencapaiendurance time limit-nya selama menjalani shift kerja, maka penjadwalan kerja-istirahat selaiknya diterapkan.

Kesimpulan

Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk pekerjaan-pekerjan yang termasuk ke dalam klasifikasi beban kerja ringan sampai dengan sedang seperti pekerjaan pengolah kata dengan komputer dan pekerjaan rakit-bongkar Tamiya dapat dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh lama istirahat, interval istirahat, dan interaksi keduanya terhadap produktivitas pekerja.

(6)

Daftar Pustaka

Balci, R. dan Aghadazeh, F., 2004, Effects of Exercise Breaks on Performance, Muscular Load, and Perceived Discomfort in Data Entry and Cognitive Tasks, Computer & Industrial Ergonomics, Vol. 46, Hlm. 399-411.

Barredo, R.D.V. dan Mahon, K., 2007, The Effects of Exercise and Rest Breaks on Musculoskeletal Discomfort during Computer Tasks: An Evidence-Based Perspective, Journal of Physical

Therapy Science, Vol. 19, Hlm. 151-163.

Boucsein, W. dan Thum, M., 1997, Design of Work/Rest Schedules for Computer Work Based on Psychophysiologcal Recovery Measures, International Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 20, Hlm. 51-57.

Faucett, J., Meyers, J., Miles, J., Janowitz, I., dan Fathallah, F., 2007, Rest Break Interventions in Stoop Labor Tasks,Applied Ergonomics, Vol. 38, Hlm. 219-226.

Konz, S., 1998, Work/Rest: Part II – The Scientific Basis (Knowledge Base) for the Guide,International

Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 22, Hlm. 73-99.

McLean, L., Tingley, M., Scott, R.N., dan Rickards, J., 2001, Computer Terminal Work and the Benefit of Microbreaks,Applied Ergonomics, Vol. 32, Hlm. 225-237.

Savage, M. dan Pipkins, D., 2006, The Effect of Rest Periods on Hand Fatigue and Productivity, Journal

of Industrial Technology, Vol. 22, No. 3., (online, 21 Februari 2010), http://atmae.org/jit/Articles/

savage072106.pdf

Tayyari, F. dan Smith, J. L., 1997,Occupational Ergonomic: Principal and Applications, Ed. 1, Chapman and Hall, London.

Tiwari, P. S. dan Gite, L. P., 2006, Evaluation of Work-Rest Schedules During Operation of a Rotary Power Tiller,International Journal of Industrial Ergonomics, Vol. 36, Hlm. 203-210.

Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., dan Becker, S. E.G., 2004, An Introduction to Human Factors

Gambar

Gambar 1. Produktivitas rata-rata (a) pada pekerjaan komputer dan (b) pada pekerjaan rakit-bongkar
Tabel I. Hasil Analisis Varian Dua Arah Produktivitas pada Pekerjaan Komputer
Tabel V. Rata-Rata Denyut Jantung Subyek untuk Pekerjaan Komputer dan Pekerjaan Rakit-Bongkar(dalam denyut per menit)

Referensi

Dokumen terkait

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Tingkat pendapatan rumahtangga (household income) merupakan indikator yang tidak bisa diandalkan untuk mengukur tinggi atau rendahnya kesejahteraan seseorang karena

[r]

Dalam perjalanan sejarah ada kaum konservatif yang memandang masa lalu sebagai warisan yang di dalamnya terkandung solusi yang cukup memadai bagi seluruh tantangan

Rayap pohon genus Nasutitermes membuat sarang dari tanah dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.. Bentuk sarang rayap yang ditemukan di Pulau Sebesi, Lampung umumnya

Maka, pimpinan dan manager dengan mengambil peran sebagai coach adalah merupakan gaya kepemimpinan yang tepat untuk dapat mengembangkan para talent dari generasi Y, yang