• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul : Reaksi Kimia Beberapa Hidrokarbon

TujuanPercobaan : 1. Mempelajari reaksi beberapa hidrokarbon

2. Memperkirakan banyaknya ikatan rangkap dalam minyak tanah dan premium

Pendahuluan

Persenyawaan organik yang mengandung atom karbon dan hidrogen dinamakan Hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan untuk minyak dan sumber bahan mentah yang murah. Hidrokarbon didapat dari alam sebagai gas alam dan minyak mentah. Minyak tanah, solar, dan premium merupakan hasil dari pemurnian minyak mentah yaitu suatu percampuran persenyawaan kompleks yang kebanyakan dari hidrokarbon (Fessenden, 1998).

Hanya ada satu hidrokarbon yang mempunyai satu atom karbon yaitu metana (CH4).

Hidrokarbon lain mengandung dua atau lebih atom karbon yang saling diikat oleh satu, dua atau tiga ikatan. Hidrokarbon yang mempunyai hanya satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam rantai lurus atau bercabang disebut alkana. Alkena merupakan hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap dua, dan alkuna merupakan hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap tiga (Fessenden, 1998).

Reaksi yang sangat spesifik pada alkena adalah reaksi addisi dimana reagen ditambahkan ke ikatan rangkap untuk menghasilkan senyawa jenuh. Reaksi addisi merehibridisasi karbon ikatan rangkap dari sp2 ke sp3. Brom (Br

2) bukan suatu asam, tetapi zat ini dapat diaddisi

kedalam ikatan rangkap karena molekul brom dapat dipolarisasi. Ikatan pi yang bergabung dengan molekul brom dapat menyebabkan molekul brom berpolarisasi, sehingga ujung molekul brom sebagian bersifat positif dan ujung lainnya bersifat negatif. Ujung positif molekul brom yang terpolarisasi dapat berfungsi sebagai elektrofil (Fessenden, 1998).

(2)

C C These carbocations are major

contributing structures

Senyawa asam seperti H2SO4 dapat mengaddisi ikatan rangkap alkena. Mula-mula alkena

dimasuki proton membentuk karbokation yang lebih stabil. Hasil karbokation ini kemudian dimasuki hidrogen sulfat (HSO4-). Campuran ini menyebabkan alkena dihidrasi. Asam sulfat

memberi proton untuk membentuk karbokation. Selanjutnya air sebagai pengganti ion hidrogen sulfat bereaksi dengan karbokation. Reaksi ini menghasilkan alkohol (Fessenden, 1998).

Prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah hidrokarbon direaksikan dengan beberapa reagen khusus seperti air brom dan asam sulfat pekat untu diamati reaksi yang terjadi untuk menentukan jumlah ikatan rangkapnya..

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, erlenmeyer 50 mL, gelas beker 100 mL, gelas ukur 10 mL.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah larutan H2SO4 pekat, minyak tanah,

bensin, solar, Br2, toluena, akuades.

Prosedur Kerja a. Reaksi dengan brom

Masukkan kedalam 5 tabung reaksi yang bersih dan kering masing-masing 3 mL air brom, tandai setiap tabung dengan nomer 1 sampai 5. Tambahkan kedalam tabung tetes demi tetes hidrokarbon sambil dikocok dan hitunglah jumlah tetes hidrokarbon sampai tidak terjadi perubahan warna.

(3)

Masukkan 1 mL hidrokarbon kedalam tabung reaksi bersih dan kering. Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat dan kocoklah dengan hati-hati. Amati terjadinya perubahan dan timbulnya panas, kemudian tuangkan campuran kedalam beker gelas 100 mL yang diisi aquades serta amati ada tidaknya lapisan minyak yang mengapung diatas air.

c. Komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah dan premium

Masukkan 5 mL hidrokarbon kedalam erlenmeyer 100 mL yang bersih dan kering. Tambahkan 5 mL H2SO4 pekat, kocoklah campuran itu dan biarkan beberapa saat.

Buanglah lapisan bawah secara hati-hati menggunakan pipet. Ulangi penambahan 5 mL H2SO4 pekat untuk yang dua, dan buang asam sulfatnya. Dan yang ketiga cuci hidrokarbon

dengan 5 mL air seperti penambahan asam sulfat dan buang airnya. Perkirakan apakah kelima jenis hidrokarbon yang tersisa jumlahnya sama. Tambahkan tetes demi tetes air brom kedalam hidrokarbon yang didapat sampai warna brom tetap. Bandingkan hasilnya dengan yang diperoleh pada langkah 1.

Waktu yang dibutuhkan No

. Prosedur Waktu Alokasi Waktu Ket.

1. Reaksi dengan Br2 07.00-07.30 1 jam

@sampel 5 menit 2. Reaksi dengan H2SO4

pekat 08.00-09.00 1 jam

@sampel 10 menit 3. Komposisi Hidrokarbon 09.00-10.30 1 jam @sampel 20

menit

Data

a. Reaksi dengan brom

Hidrokarbon Jumlah Tetes Perubahan

Toluena 10 Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna oranye senja, lapisan bawah berwarna kuning keruh Minyak tanah 20 Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna

kuning senja, lapisan bawah berwarna oranye senja

Solar 20

Terpisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna oranye keruh, lapisan bawah berwarna kuning senja

cerah

(4)

lapisan bawah berwarna kuning senja cerah. (setelah ditambah Br2, lapisan bawah menjadi tidak berwarna,

tanda Br2 bereaksi seluruhnya)

b. Reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat

Hidrokarbon + H2SO4 + aquadest

Toluena

Terdapat 2 fase, lapisan atas tidak berwarna, lapisan bawah berwarna

Terdapat 2 fase, lapisan atas tidak berwarna, lapisan bawah berwarna

c. Komposisi Hidrokarbon dalam minyak tanah, solar dan premium Hidrokarbon Jumlah Tetes Air Brom Perubahan

Toluena 45

Larutan memisah menjadi dua fase. Lapisan atas berwarna oranye cerah, dan lapisan

bawah berwarna putih keruh.

Minyak tanah 10

Larutan memisah menjadi dua fase. Lapisan atas berwarna putih sedikit oranye, dan

lapisan bawah berwarna putih keruh.

Solar 20

Larutan memisah menjadi dua fase. Lapisan atas berwarna putih keoranyean, dan lapisan

bawah berwarna putih keruh.

Bensin 10 Larutan memisah menjadi dua fase. Lapisan atas berwarna sedikit oranye, dan lapisan

(5)

keduanya larut menjadi satu berwarna putih dengan sedikit keruh.

Hasil

a. Reaksi dengan Br2

Hidrokarbon Keterangan

Toluena Bereaksi

Minyak Tanah Bereaksi

Solar Bereaksi

Bensin Bereaksi

b. Reaksi dengan Asam sulfat pekat

Hidrokarbon Keterangan

Toluena Bereaksi terbentuk minyak

Minyak Tanah Bereaksi terbentuk minyak

Solar Bereaksi terbentuk minyak

Bensin Bereaksi terbentuk minyak

c. Komposisi Hidrokarbon dalam minyak tanah, solar dan premium

Hidrokarbon Jumlah paling banyak C

Toluena 

Minyak Tanah 

Solar 

Bensin 

Pembahasan Hasil

Percobaan dilakukan dengan 3 bahasan. Sampel yang tersedia adalah toluena, minyak tanah, bensin, dan solar. Percobaan pertama yaitu reaksi hidrokarbon dengan Br2. Percobaan

dilakukan dalam lemari asam karena Br2 mudah menguap. Keempat sampel menunjukkan

reaksi berbeda saat Br2 ditetesi hidrokarbon. Keempat sampel terpisah menjadi dua fase. Hal

ini dikarenakan kedua senyawa ini memiliki perbedaan massa jenis. Lapisan bawah adalah lapisan Br2 karena senyawa Br2 memiliki massa jenis lebih tinggi daripada keempat sampel.

(6)

oranya. Pencampuran ini menghasilkan reaksi brominasi (halogenasi) yaitu substitusi atom H oleh atom halogen. Pada sampel bensin, awalnya terbentuk 2 fase, namun setelah dikocok kuat larutan menjadi tidak berwarna dan menjadi satu fase. Hal ini membuktikan bahwa bensin bereaksi dengan Br2. Pada sampel solar, terbentuk 2 fase larutan. Lapisan berwarna

coklat keruh dan lapisan bawah berwarna kuning pudar. Lapisan atas merupakan sampel yaitu solar karena memiliki massa jenis lebih rendah dibanding Br2. Solar larut sebagian didalam

Br2 terbukti dari adanya perubahan warna pada solar yang semakin pekat. Pada sampel

minyak tanah juga terjadi hal yang sama. Larutan terpisah menjadi dua fase. Lapisan atas berwarna kuning pudar (minyak tanah) dan lapisan bawah adalah Br2 yang berwarna oranye.

Sedangkan didalam toluena, larutan terbentuk 2 fase, lapisan atas berwarna oranye, dan lapisan bawah berwarna kuning pudar. Hal ini berbanding terbalik dengan sampel minyak tanah karena toluena banyak larut dalam Br2. Selain itu benzena dan turunannya lebih mudah

untuk melakukan reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Reaksi addisi dapat terjadi pada benzena namun pada suhu tinggi dan dengan bantuan katalis.

Percobaan selanjutnya yaitu reaksi hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Pada pencampuran ini terjadi reaksi sulfonasi yaitu reaksi adisi yang biasanya terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Molekul senyawa yang memiliki ikatan rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Reaksi dengan H2SO4

menghasilkan asam alkana sulfonat. Senyawa aromatik seperti toluena dapat direaksikan dengan H2SO4 karena ikatan rangkapnya beresonansi. Dua dari sampel yang tersedia yaitu

bensin dann minyak tanah menimbulkan panas saat direaksikan dengan H2SO4 karena H2SO4

melepas panas. Pada sampel toluena, saat ditambah H2SO4 terbentuk 2 fase, lapisan atas

berwarna putih dan lapisan bawah tidak berwarna. Setelah ditambah air, terbentuk minyak Gambar percobaan 1. Dari kiri ke kanan :

(7)

dan larutan menjadi berwarna putih.

Pada sampel minyak tanah, penambahan H2SO4 membentuk lapisan 2 fase. Lapisan bawah

berwarna merah bata, dan lapisan atas tidak berwarna. Setelah ditambah air, terjadi proses cracking dilapisan atas, dibawahnya larutan tidak berwarna dan lapisan paling bawah adalah lapisan lilin berwarna putih. Pada sampel solar, penambahan H2SO4 membentuk 2 fase,

lapisan bawah berwarna hitam, dan lapisan atas berwarna coklat. Setelah ditambah air, muncul minyak, dibawahnya larutan tidak berwarna dan lapisan paling bawah yaitu putih lilin. Pada sampel bensin, penambahan H2SO4 membentuk 2 fase yaitu lapisan berwarna

coklat dibawah dan lapisan tidak berwarna diatas. Setelah ditambah air, terbentuk minyak, kemudian larutan putih menyebar dan lapisan bawah adalah larutan putih lilin.

Percobaan selanjutnya yaitu komposisi hidrokarbon dalam minyak tanah, solar dan bensin. Sampel dicampur dengan H2SO4 untuk memutuskan ikatan rangkapnya. Namun apabila

setelah ditambah H2SO4 warnanya masih sangat keruh maka menandakan bahwa ikatan

rangkapnya masih sangat banyak. Seharusnya setelah dicuci dengan H2SO4 dua kali dapat

mengurangi banyaknya ikatan rangkapnya. Pada sampel bensin, penambahan H2SO4

membuat larutan melepas panas. Pada penambahan H2SO4 pertama larutan berwarna oranye

kehitaman pekat. Setelah dipisahkan, dilakukan penambahan H2SO4 kedua yang juga melepas

panas. Larutan menjadi berwarna kuning senja pekat. Kemudian larutan dicuci dengan akuades sebanyak dua kali untuk mengikat H2SO4 yang tersisa didalam sampel. Setelah itu

ditetesi Br2 untuk menguji ikatan rangkapnya. Apabila terbentuk warna oranye maka ikatan

rangkapnya telah berkurang. Bensin membutuhkan 10 tetes Br2 untuk menguji ikatan

rangkapnya. Larutan memisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna sedikit oranye dan lapisan bawah tidak berwarna. Setelah dikocok keduanya tercampur merata. Pada sampel minyak tanah, penambahan H2SO4 pertama menimbulkan panas, dan larutan berwarna oranye

kehitaman pekat. Penambahan H2SO4 kedua menimbulkan panas dengan warna larutan

Dari kiri ke kanan: Toluena + H2SO4

(8)

kuning senja pekat. Penambahn air pada sampel juga menimbulkan panas. Penambahn Br2

pada sampel membutuhkan 10 tetes dan larutan memisah menjadi dua fase. Lapisan diatas berwarna putih sedikit oranye. Dan lapisan bawah berwarna putih keruh. Pada sampel solar penambahan H2SO4 maupun air tidak menimbulkan panas. Penambahan H2SO4 pertama

membentuk larutan coklat kehitaman. Penambahan H2SO4 kedua membentuk larutan coklat

kehitaman pula. Setelah ditambah air larutan menjadi berwarna putih keruh. Penambahan Br2

membutuhkan 20 tetes, dan larutan terpisah menjadi 2 fase yaitu lapisan atas berwarna putih keoranyean, dan lapisan bawah berwarna putih keruh. Pada sampel toluena, butuh 45 tetes Br2 dan larutan memisah menjadi 2 fase. Lapisan atas berwarna oranye dan lapisan bawah

berwarna putih keruh. Berdasarkan hasil praktikum, sampel yang memiliki ikatan rangkap paling banyak adalah bensin, miyak tanah dan solar.

Dalam reaksi dengan H2SO4, juga terjadi proses pirolisis atau cracking yaitu proses

pemecahan senyawa sehingga dihasilkan hidrokarbon dengan rantai C lebih pendek. Selain itu ada pula peristiwa pembentukan lilin yaitu pembentukan senyawa yang kecil-kecil menjadi senyawa yang lebih besar.

Kesimpulan

Hidrokarbon seperti toluena, minyak tanah, solar, dan bensin membentuk reaksi positif dengan Br2. Reaksi hidrokarbon dengan H2SO4 pekat menghasilkan minyak yang bersifat

sementara. Dari keempat sampel hidrokarbon, bensin memiliki ikatan rangkap paling banyak, Dari kiri ke kanan:

(9)

disusul minyak tanah, solar dan terakhir toluena. Referensi

Fessenden, J. Ralph. 1998. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara. Saran

Untuk praktikum selanjutnya agar bahan diperlengkap sehingga lebih memudahkan kita dalam mengamati reaksi yang terjadi terhadap sampel. Untuk pipet tetes agar masing-masing menggunakan pipet tetes besar bukan yang kecil.

Nama Praktikan

Gambar

Gambar percobaan 1. Dari kiri ke kanan :

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan C-organik lapisan atas yang lebih tinggi di lahan hutan dibandingkan dengan lahan di perkebunan kelapa sawit mempengaruhi distribusi fraksi P tanah di lapisan atas kedua