• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geopolitik Negara Kesatuan Republik Indo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Geopolitik Negara Kesatuan Republik Indo"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

(2)

sejarah terjadinya, juga dibahas teori geopolitik dan implementasinya di negara Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan geopolitik?

2. Apa pengaruh geopolitik terhadap perkembangan politik di suatu negara?

1.3. Tujuan dan Manfaat

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum membahas masalah geopolitik suatu negara, perlu diketahui ciri khusus negara berdasarkan bentuk ciri fisik dan nonfisiknya. Perkembangan geopolitik dipengaruhi orientasi manusia pada konstelasi wilayah setelah abad XIX. Sebelum abad XIX, arti dari negara identik dengan tanah, sehingga negara-negara seperti England, Poland, Holland, Rusland, dan Thailand menamakan negaranya sebagai unsur tanah.

Berdasarkan bentuk geografinya, negara dapat dibedakan menjadi dua, yakni dikelilingi daratan dan berbatasan dengan laut, yaitu negara pulau, negara pantai, dan negara kepulauan.

2.1. PENGERTIAN GEOPOLITIK

Geopolitik diartikan sebagai suatu ilmu penyelenggaraan negara yang kebijaksanaannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi dan dipengaruhi oleh falsafah yang dianut, sosial budaya yang berkembang dan sejarah yang dialami oleh suatu bangsa untuk bisa mempertahankan negara.

Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu negara dalam hubungannya dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah). Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu : hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya.Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang, universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden dan idealistik. Sedangkan bidang sosial politis bersifat imanen dan realitis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan. Di Indonesia yang termasuk dalam bidang sosial politik adalah produk politik yang berupa UUD 1945 dan aturan perundangan lainnya yang mengatur proses pembangunan nasional.

(4)

geografi yang strategis dan kaya sumberdaya alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri negara ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui Sumpah Pemuda tahun 1928 dan berlanjut pada proklamsi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Dalam pelaksaannya Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan, regional maupun internasional. Dalam hal ini Indonesia harus memiliki pedoman. Salah satu pedoman Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara, sehingga disebut Wawasan Nusantara. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia.

2.2. WAWASAN NASIONAL

(5)

“wawas” (bahasa Jawa) yang artinya melihat atau memandang. Dengan penambahan akhiran “an”, kata ini secara harfiah memiliki arti yaitu cara melihat atau cara meninjau atau cara pandang. Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaannya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, satu bangsa perlu memperhatikan tiga faktor utama, yaitu:

1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup

2. Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau rakyatnya 3. Lingkungan sekitarnya

Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah bernegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, serta global (dari berbagai sumber).

Wawasan nasional bangsa Indonesia dinamakan wawasan nusantara yang merupakan implementasi perjuangan pengakuan sebagai negara kepulauan yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Pada masa lalu negara kepulauan yang meliputi kumpulan pulau-pulau berdasarkan contour yang dipisahkan oleh laut. Paham nusantara menunjukkan dua arah pengaruh, antara lain:

1. Ke dalam, yaitu berlaku asas kepulauan yang menuntut terpenuhnya unsur tanah dan air yang selaras dan serasi untuk merealisasikan wujud tanah air

2. Ke luar, yaitu berlakunya asas posisi antara yang menuntut posisi kuat bagi Indonesia untuk dapat berdiri tegak dari tarikan segala penjuru.

2.3. WAWASAN NUSANTARA

(6)

Geopolitik Indonesia dinamakan wawasan nusantara, yang secara umum didefinisikan sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, serta lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Adapun tujuannya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, dan turut serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia. Semua itu dalam rangka mencapai Tujuan Nasional. Oleh sebab itu, hakikat tujuan Wawasan Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan, yang mengandung arti sebagai berikut:

1. Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi, posisi, dan potensi geografi, serta kebhinekaan budaya

2. Pedoman dan pola tindak serta pola pikir kebijaksanaan nasional 3. Hakikat Wawasan Nusantara dasar persatuan dan kesatuan dalam

kebhinekaan

2.3.1. Kedudukan Wawasan Nusantara

Di dalam sistem kehidupan nasional Indonesia sebagai paradigma kehidupan nasional Indonesia, yaitu:

1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar Negara 2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara

3. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia

4. Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia

5. Politik dan strategi nesional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional

(7)

kegiatan, serta dalam usaha mencapai tujuan. Doktrin dasar adalah doktrin yang timbul dari pemikiran yang bersifat falsafah.

2.3.2. Peranan Wawasan Nusantara

Dalam kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dijelaskan peranannya, yaitu:

1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan, yang serasi dan selaras pada segenap aspek kehidupan nasional 2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan

lingkungannya

3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional 4. Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut

menegakkan perdamaian

2.3.3. Wajah Wawasan Nusantara

Wajah adalah roman muka. Wajah manusia memang satu, tetapi memiliki roman muka, dan setiap roman muka berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Dalam hubungan tersebut, dapat dikatakan bahwa geopolitik Indonesia hanya satu, yaitu Wawasan Nusantara (Wasantara), namun meliputi 4 wajah, yaitu:

1. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Nasional yang melandasi Konsepsi Ketahanan Nasional

(8)

Indonesia. Dengan demikian, wawasan nusantara selanjutnya menjadi landasan penentuan kebijaksanaan politik negara. Dalam perjuangannya mencapai tujuan nasional, akan banyak menghadapi tantangan, hambatan serta gangguan yang dating dari luar negeri maupun dalam negeri. Untuk itu dibutuhkan kekuatan, baik fisik maupun mental. Kekuatan inilah yang disebut ketahanan nasional, dan berdasarkan pemikiran tersebut maka ketahanan nasional diartikan sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan dalam mencapai persatuan dan kesatuan nasional dalam rangka memenuhi kesejahteraan dan keamanan nasional.

2. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional

Menurut UUD 1945 MPR wajib membuat GBHN. GBHN pada masa Orde Baru menegaskan bahwa wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945. Dengan mengutamakan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bbermasyarakat, berbangsa dan bernegara, hal ini mencakup:

1. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik

2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi

3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya

4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan pertahanan dan keamanan

(9)

3. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan

Mengingat bentuk dan letak geografis Indonesia yang merupakan suatu wilayah lautan dan terdapat pulau-pulau di dalamnya serta mempunyai letak ekuator dengan segala sifat dan corak khasnya, maka implementasi nyata dari Wawasan Nusantara yang menjadi kepentingan pertahanan keamanan negara harus ditegakkan. Realisasi pengkhayatan dan pengisian Wawasan Nusantara di satu pihak menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan alam beserta dengan penyelarasannya, sedangkan di lain pihak dapat menujukkan kedaulatan Negara Republik Indonesia.

Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut di dalam perkembangan dunia, maka seluruh potensi pertahana keamanan negara haruslah sedini mungkin ditata dan diatur menjasi satu kekuatan yang utuh dan menyeluruh. Kesatuan pertahanan dan keamanan negara berarti bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah manapun hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

4. Wajah Wasantara sebagai Wawasan Kewilayahan

(10)

1. Pada pembukaan UUD 1945, alinea IV disebutkan “… seluruh tumpah darah Indonesia…”

2. Pada pasal 18 UUD 1945 yaitu “Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil…”

2.4. GEOPOLITIK DAN HUKUM KEWILAYAHAN

Kemajuan teknologi berdampak pada meningkatnya kemampuan manusia memanfaatkan wilayah laut dan dirgantara. Bertambahnya jumlah penduduk, harus diimbangi dengan kenaikan produksi, khususnya dari sumber kekayaan laut dan kini manusia berupaya memanfaatkan wilayah dirgantara. Bagi bangsa Indonesia wilayah laut dan dirgantara untuk menjamin keutuhan wilayah merupakan sarana perhubungan dan transportasi serta salah satu sumber penghidupan. Sudah barang tentu bagi pertahanan untuk pengamanan militer dalam arti military security.

2.4.1. Hukum Laut dan Perkembangannya

Perkembangan sejarah huukum laut tidak lepas dari kemajuan teknologi maritime perkapalan dan kepelabuhanan Belanda dan Inggris, serta orientasi komoditi perdagangan dunia. Setelah Perang Salib sampai dengan bagian akhir zaman pencerahan, laut praktis hanya menjadi milik Spanyol dan Portugal sehingga ada semacam pembagian wilayah yuridiksi dari kedua negara tersebut. Hukum laut banyak ditentukan oleh polemik bangsa Belanda dan Inggris karena pada bagian akhir zaman pencerahan, teknologi maritime Belanda dan Inggris melampaui Spanyol dan Portugal.

Sebelum membahas polemik yang menghasilkan rezim hukum laut, terlebih dahulu hakikat laut adalah:

1. Bebas, merdeka dan bergerak, serta relatif tetap dan tidak mudah dirusak

2. Datar dan terbuka, serta tidak dapat dipakai sembunyi

(11)

4. Media untuk bermacam-macam alat angkut, terutama yang bervolume besar

Dari hakikat tersebut, timbulah falsafah hukum laut yang berbuntut pada perebutan wilayah laut, yaitu:

1. Res Nullius, yaitu laut tidak ada yang memiliki, karena itu dapat diambil dan dimiliki setiap negara

2. Res Communis, yaitu laut milik masyarakat dunia, karena itu tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara

Para ahli hukum dari Belanda dan Inggris saling berpolemik mengeluarkan argumentasi tentang hak atas laut karena mereka merasa bahwa mereka tidak harus tunduk padan yang lebih primitif. Hugo Grotius, seorang ahli hukum internasional Belanda memberikan teori “Mare Liberium” (laut bebas). Laut tidak dapat dikuasai suatu negara dengan jalan “okupasi” (menduduk), karena itu laut menjadi bebas. Sedangkan John Selden, seorang ahli hukum Inggris yang pada tahun 1635 menulis tentang hukum laut dengan judul “Mare Clausum” (hak kuasa laut), sebagai jawaban atas teori Grotius. Menurutnya, setiap negara dapat menguasai laut. Koreksi atas tulisan tersebut, Grotius memuat argument bahwa laut wilayah dapat dimiliki sepanjang dapat dikuasai dari darat. Ini berarti laut hanya milik Negara pantai. Selanjutnya, Selden menginginkan adanya hak lintas damai bagi kapal-kapal dengan alasan untuk membeli suplai segar dari negara pantai. Pemerintah NKRI melalui Deklarasi tanggal 13 Desember 1957 mengajukan NKRI perlu laut wilayah selebar 12 mil laut dari garis pangkal/ garis dasar atas dasar “point to point theory”. Dengan demikian, laut antar pulau menjadi perairan pedalaman. Selanjutnya, laut wilayah dan laut pedalaman dikenalkan sebagai laut nusantara. Akibat konvensi hukum laut, timbul bermacam tipe perairan, hal ini tidak terlepas karena perhatian orang yang besar pada laut. Untuk itu, ada beberapa masalah yang menyangkut hukum laut, antara lain:

(12)

adalah garis yang menghubungkan titik-titik terluar pulau terluar.

2. Perairan pedalaman, wilayah laut sebelah dalam dari daratan/ sebelah dalam dari Garis Pantai. Negara pantai mempunyai kedaulatan penuh.

3. Zona Tambahan, wilayah laut yang lebarnya tidak boleh melebihi 12 mil dari laut territorial, merupakan wilayah negara pantai untuk melakukan pengawasan pabean, fiskal, imigrasi, serta sanitasi dalam wilayah laut teritorial.

4. Zona Ekonomi Eksklusif, wilayah laut yang tidak melebihi 200 mil dari GP. Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk kepentingan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan hayati perairan. 5. Landas Kontinen, wilayah laut Negara pantai meliputi dasar

laut dan tanah di bawahnya, terletak di luar laut teritorial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah. Jarak 200 mil GP atau maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil dari kedalaman 2.500 m.

6. Laut Lepas, dikenal pula sebagai laut bebas/ laut internasional, wilayah laut > 200 mil dari Garis Pangkal.

Dengan adanya ketentuan tersebut, maka negara lain menuntut beberapa hak yang sebenarnya adalah jaminan dari negara kepulauan, yaitu:

1. Lintas berlayar/ bernavigasi melalui laut teritorial, termasuk masuk dan keluar perairan padalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan

2. Lintas damai, bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara sepanjang tidak merugikan kedamaian, ketertiban, atau keamanan negara yang bersangkutan

3. Lintas transit, bernavigasi melintasi pada selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara laut lepas/ ZEE yang lain 4. Alur Laut Kepulauan:

(13)

 Alur yang ditentukan dengan merangkai garis sumbuh pada peta, kapal dan pesawat terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/ kanan dan garis sumbu

5. Laut Lepas:

 Semua bagian laut yang tidak termasuk laut teritorial, baik perairan pedalaman maupun ZEE.

 Laut terbuka untuk semua negara, baik berpantai maupun tidak berpantai.

 Untuk laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang riset ilmiah dan menangkap ikan.

Beberapa perhatian manusia terhadap laut, diantaranya: 6. Perubahan peta bumi terjadi setelah perang dunia ke II karena

telah lahir banyak negara nasional baru yang memiliki laut. Dengan demikian, perlu diperhatikan:

 Laut untuk kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan rakyat

 Perlu pengaturan bersama pemanfaatan laut dan lingkungan untuk bangsa-bangsa

7. Kemajuan teknologi berdampak pada meningkatnya kemampuan manusia dalam memanfaatkan laut

8. Bertambahnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan kenaikan produksi, khususnya dari sumber kekayaan laut

9. Bagi bangsa Indonesia, laut untuk menjamin integrasi, sarana perhubungan dan transportasi, serta menjadi salah satu penghidupan, selain itu ditinjau dari segi militer merupakan wahana pertahanan

2.4.2. Hukum Dirgantara dan Perkembangan

(14)

Beberapa teori yang menjadi polemik para hukum, yaitu: 1. Teori Udara Bebas, bahwa Ruang Udara Bebas dapat digunakan

siapa saja, karena itu timbul perbedaan persepsi, pembebasan udara tanpa batas atau kebebasan udara terbatas

2. Teori Negara berdaulat di udara, bahwa negara kolong berdaulat penuh tanpa batas ke atas. Hal ini juga menimbulkan perbedaan persepsi, bahwa kedaulatan negara kolong berdaulat penuh tetapi dibatasi oleh hak lintas damai

3. Masalah Ketinggian. Sampai kini masih belum ada kesepakatan (tahun 1910 pernah ditentukan batas ketinggian kurang lebih 500 km). teori penguasaan Cooper menyatakan bahwa batas ketinggian ditentukan kemampuan teknologi setiap negara. Sementara itu, menurut Teori Udara Schacter, bahwa batas ketinggian s/d 30 km atau s/d balon dan pesawat terbang dapat mengapung dan diterbangkan

4. Batas Wilayah Udara. Cara menentukan wilayah udara ada perbedaan, yaitu apabila ditarik garis tegak lurus dari permukaan bumi ke atas, luas daratan dan lautan sama dengan luas udara, tetapi ada daerah yang lowong dan dapat menimbulkan masalah. Kemudian, disepakati ditarik garis dari “pusat bumi” sampai batas ruang angkasa/ antariksa yang membentuk kerucut terbalik. Oleh karena itu, luas daerah udara lebih luas dari pada luas daratan dan lautan

5. Perjanjian Ruang Antariksa

6. Penggunaan damai bagi antariksa. Antariksa dan badan-badannya dianggap menjadi wilayah internasional. Namun dalam perjanjian ini juga berlaku pemanfaatan ruang antariksa berdasarkan “first come, first serve” yang merugikan negara sedang berkembang. Indonesia memiliki ruang dirgantara yang luas, apalagi di bawah khatulistiwa yang memiliki jalur GSO. Sementara itu, batas ruang udara dan ruang antariksa ditetapkan 100/ 110 km

(15)

Dirgantara. Paling sedikit tujuan yang ingin dicapai Indonesia ialh Ruang Udara Indonesia sebagai wilayah udara nasional dan ruang antariksa Indonesia sebagai wilayah kepentingan ZEE atau landas kontinen, yang meliputi manfaatan wilayah GSO (Geostationary Satellite Orbit), MEO (Medium Earth Orbit), LEO (Low Earth Orbit).

2.5. GEOPOLITIK DAN OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat dalam NKRI.

Wilayah Negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil, untuk itu diperlukan asa dalam mengelola daerah, yaitu:

1. Desentralisasi pelayanan rakyat, desentralisasi merupakan otonomi formal dan otonomi material

2. Dekonsentrasi, terdiri atas fungsional dan integrasi

Pada kenyataannya, otonomi daerah di Indonesia secara luas belum pernah terlaksana. Sejak masa penjajahan Belanda, Jepang, dan setelah kemerdekaan, otonomi masih dalam bentuk dekonsentrasi.

2.5.1. Pembagian Daerah

(16)

Sehubungan dengan ini, ada hal yang patut diwaspadai bahwa semangat otonomi seharusnya tidak menjurus pada semangat pembentukan daerah berdasarkan etnik atau subkultur. Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Indonesia terbagi berdasarkan subkultur dengan dibentuknya daerah keresidenan. Selanjutnya, wilayah-wilayah tersebut terbagi habis menjadi provinsi, keresidenan, kabupaten/ kota, kewedaan, dan kecamatan.

Globalisasi yang menyebabkan adanya Global Parados jangan sampai menyemangati pemekaran wilayah atas dasar pendekatan kebudayaan sehingga menimbulkan benturan budaya yang berakibat pecahnya negara nasional. Oleh sebab itu, perlu adanya perhatian khusus pada wilayah yang dilalui Alur Laut Kepulauan-Riau, Riau Kepulauan, Kalimantan Barat, Bangka-Belitung, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Pulau Lombok, serta Maluku dan Maluku Utara yang beberapa saat lalu hingga kini tetap bergejolak, baik yang berupa konflik fisik maupun nonfisik, seperti keinginan ingin memisahkan diri dan membentuk provinsi baru.

2.5.2. Pembagian Kewenangan

(UU No. 34/ 2004 tentang Pemerintahan Daerah) 1. Kewenangan Pemerintahan (Pasal 10 ayat 3)

 Politik luar negeri

 Pertahanan

 Keamanan

 Yustisi

 Moneter dan fiskal nasional

 Agama

2. Kewenangan Wajib Pemerintahan Daerah Provinsi (Pasal 13)

 Perencanaan dan pengendalian pembangunan

 Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

 Penyediaan sarana dan prasarana umum

(17)

 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/ kota

 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/ kota

 Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah, termasuk lintas kabupaten/kota

 Pengendalian lingkungan hidup

 Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/ kota

 Pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil

 Pelayanan administrasi umum pemerintahan

 Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/ kota

 Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota

 Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

3. Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (ada dasarnya sama, tetapi dalam skala kabupaten/kota, Pasal 14)

 Perencanaan dan pengendalian pembangunan

 Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

 Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

(18)

 Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengeloaan laut

 Pengaturan administrasi

 Pengaturan tata ruang

 Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah

 Ikut serta pemeliharaan keamanan

 Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan Negara

Adapun batas wilayahnya adalah paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan 1/3nya menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.

2.5.3. Sumber Penerimaan Pelaksanaan Desentralisasi

Untuk mendukung jalannya, pemerintahan daerah, diperlukan dana yang tidak sedikit. Akan tetapi, tidak semua daerah mampu mendanai sendiri jalannya roda pemerintahan. Oleh sebab itu, pemerintah harus mampu membagi adil dan merata hasil potensi masyarakat. Agar adil dan merata, diperlukan aturan yang baku. Dari ketentuan tersebut, dikeluarkan beberapa istilah tentang dana untuk keperluan pembinaan wilayah, yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah

 Pajak daerah

 Retribusi daerah

 Hasil pengelolaan kekayaan daerah

 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 2. Dana Perimbangan Daerah

 Dana bagi hasil dari pajak dan sumber daya alam

 Dana alokasi umum

3. Pinjaman Daerah, dapat meminjam dari dalam maupun dari luar negeri melalui Pemerintah Pusat dengan persetujuan DPR

(19)

2.5.4. Daerah Frontier

Daerah frontier adalah daerah milik wilayah geografi NKRI yang letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga dan terjadi karena:

1. Dorongan Ekonomi, berupa kemudahan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup

2. Dorongan Sosial Budaya, berupa kesamaan subkultur dan kemudahan mendapatkan fasilitas perlindungan masa depan, seperti sekolah, kesehatan, dll

3. Dorongan Politik, yaitu adanya kepastian hukum dan tidak menutup kemungkinan adanya tuntutan referendum

2.5.5. Rencana Tata Ruang Wilayah

Masyarakat dan pemerintah sering mengabaikan salah satu sector. Kewajiban memiliki analisis dampak lingkungan sering terabaikan karena kurang disadari oleh para pejabat di daerah. Padahal, semua komponen masyarakat hendaknya mengacu pada filsafat yang mendasarinya, yaitu:

1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, dan berkelanjutan

2. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum Dengan menyadari akan filosofi ini, maka akan didapat hal-hal seperti:

1. Tercapainya kelestarian, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan alam

2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap untuk melindungi dan membina lingkungan hidup

3. Terjaminnya generasi masa kini dan masa depan 4. Tercapainya kelestarian lingkungan hidup

5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana 6. Terlindungnya NKRI dari dampak kegiatan di luar wilayah

(20)

lingkungan hidup. Oleh karena itu, penyusunan RTRW perlu benar-benar terpadu

2.5.6. Pendaftaran Wilayah Maritim (Marine Cadastre)

Tanah air Indonesia memiliki sebanyak 17.504 pulau dan yang bernama hanya 5.703 pulau dan sisanya sebanyak 11.802 belum bernama. Akibatnya, dokumentasi nasional tentang konfigurasi kepulauan Indonesia tidak jelas. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya perhatian pengambil kebijakan negarawan, politisi, serta para pemimpin nonformal di negeri ini. Akhirnya, banyak pulau-pulau yang hilang dituntut kepemilikannya oleh negara jiran ataupun menjadi rusak karena alam dan manusia Indonesia yang tidak diketahui.

Untuk itu, perlu berdirinya jawatan pencatatan pulau yang dikenal sebagai Marine Cadastre. Dengan adanya Marine Cadastre, dengan upaya proaktif, diharapkan Indonesia mampu menginventarisasi jumlah pulau, lengkap dengan tata letak dan konfigurasinya luas, letak, serta ciri flora dan fauna sehingga akan mudah bagi Indonesia untuk mendaftarkan diri ke PBB di New York. Adapun keuntungan yang didapat dari Marine Cadastre, yaitu:

1. Dapat menuntut hak atas pulau tersebut di wilayah Indonesia apabila diduduki secara diam-diam oleh Negara tetangga

2. Jangan sampai Indonesia kehilangan pulau, tetapi tidak tabu apa atau pulau mana yang hilang

3. Memberikan batas wewenang pada daerah otonom tentang batas laut berdasarkan koordinat tidak berdasarkan perkiraan, seperti sekarang ini yang berakibat pada konflik dikalangan masyarakat

2.5.7. Upaya Menghadapi Geopolitik dan Geostrategi Negara Jiran

(21)

1. Mewaspadai “silent occupation” dengan pemantapan pembinaan kekuatan maritim

2. Dalam menghadapi Australia dengan proyek Australia maritime identification zone (amiz), Indonesia harus segera mengidentifikasikan pulau-pulau yang tersebar luas

3. Dalam menghadapi Malaysia dan Singapura yang menggunakan kekerasan, perlu diwaspadai adanya “five power defence agreement” yang masih berlaku

4. Dengan adanya kunjungan presiden dan wakil presiden ke perbatasan diharapkan akan meningkatkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia

Apabila menghadapi negara yang berkepentingan dengan perikanan, yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan nelayan dari nelayan pantai menjadi nelayan laut, karena itu nelayan harus belajar membaca peta laut dan menggunakan peralatan navigasi dengan lebih baik 2. Pembangunan desa pantai, yang diisi oleh keluarga

nelayan/pelaut, tidak seperti sekarang ini yang masih dibangun oleh petani gunung

3. Nelayan ikut memonitor para pengganggu negara yang melakukan pencurian ikan, pencemaran lingkungan, dan perusakan alat navigasi laut

Dalam menghadapi negara yang memiliki armada angkutan laut besar yang ingin tetap berperan dalam era globalisasi:

1. Penambahan ALKI sesuai dengan permintaan Internasional Maritime Organization harus tetap ditolak karena pada hakikatnya akan membuat wilayah Indonesia menjadi terbuka sehingga kontraproduktif dibandingkan dengan Deklarasi Juanda

2. ALKI perlu diinformasikan lebih intensif kepada masyarakat maritim Indonesia, dengan ditindaklanjuti secara proaktif dalam bentuk pengawasan

(22)

penambahan ALKI. Penambahan ALKI dapat menakibatkan wilayah Indonesia terbuka kembali, dengan demikian, laut nusantara menjadi “high seas”.

BAB III

PENUTUP

(23)

 Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional

 Geopolitik didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya, politik negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi negara yang bersangkutan

 Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi dan kondisi geografi.

3.2. Saran

Konsep geopolitik hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar dapat mencapai tujuan-tujuan Wawasan Nusantara yang telah ditetapkan, yaitu mewujudkan kesejahteraan, ketentraman dan keamanan bagi bangsa Indonesia, dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia di dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Elvani, Malkian. Geopolitik, yanel.wetpaint.com/page/Geopolitik. 2007

(24)

Soegiyono, Ogie. WAWASAN NUSANTARA: Wawasan Nasional, ogiezone.blogspot.com. 2009

Syadiash. Wawasan Nusantara, syadiashare.com/wawasan-nusantara.html. 2009

Referensi

Dokumen terkait

Kalau orang mengadakan penelitian, maka pada umumnya orang tersebut bertujuan untuk menunjukan bahwa, misalnya, suatu obat akan lebih baik dari pada obat yang lain, atau,

Keterampilan proses itu meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh alat indera, keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi, pengawasan melekat, dan pendidikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Informasi dan Komunikasi

pentingnya pengembangan kecerdasan kinestetik bagi individu, khususnya anak-anak. Ia mengemukakan bahwa kecerdasan kinestetik menjadikan anak memiliki kemampuan

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,

Klasifikasi 14 Subsektor Industri Kreatif kerajinan fesyen Pasar barang seni desain arsitektur Permainan interaktif IT & software Seni pertunjukan Penerbitan percetakan

Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir,

partisipan komunikasi bereaksi pada informasi yang sama dalam waktu yang sama Saling.. mempengaruhi berarti tiap partisipan dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi.. Ada tiga