• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN KERJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN KERJ"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN KERJA PEGAWAI DENGAN

Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi

perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran,

perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen

yang dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak seperti mesin, uang dan material, yang

sifatnya pasif dan dapat dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan

organisasi.

Sumber daya manusia baik yang menduduki posisi pimpinan maupun anggota merupakan

faktor terpenting dalam setiap organisasi atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Hal ini

karena berhasil tidaknya suatu organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi oleh faktor

manusia selaku pelaksana pekerjaan.

Sebagaimana kita ketahui, untuk mewujudkan suatu pemerintahan negara yang adil dan

makmur serta mampu menjamin masyarakatnya hidup dalam suasana yang harmonis, damai,

tenteram, dan sejahtera, maka penyelenggaraan pemerintahannya haruslah dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh, tegas, jujur, dan konsekuen. Oleh karena itu para pelaksana penyelenggaraan

pemerintahan tersebut harus terdiri dari sumber daya manusia yang mampu secara profesional

melaksanakan seluruh tugas-tugas pemerintahan yang dipercayakan kepadanya.

Untuk mewujudkan pegawai negeri yang memenuhi kualitas sebagaimana dimaksud,

pembinaan pegawai negeri harus direalisasikan melalui mekanisme yang benar-benar tepat dan

(2)

landasan hukum yang kuat, yang mampu memberi motivasi pada tiap-tiap pegawai yang dibina.

Dalam Pasal 12 ayat 2 UU. No. 43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa “Pembinaan pegawai negeri

dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititik beratkan pada

sistem prestasi kerja”. Pembinaan pegawai negeri tercakup dalam ketentuan kebijaksanaan

manajemen pegawai negeri dan dituntut untuk ikut bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan

nasional.

Fakultas Psikologi UIN Jakarta salah satu instansi pemerintah yang bergerak dalam

bidang pendidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas dan

mengkoordinasi unsur pendidikan. Di lembaga inilah semestinya para pegawai Kantor bekerja

secara optimal demi kemajuan kualitas pendidikan di tingkat nasional. Namun berdasarkan

observasi lapangan, ternyata masih cukup banyak terjadi kenyataan yang kurang sesuai dengan

harapan, yaitu masih rendahnya disiplin kerja pegawai. Hal tersebut dibuktikan dengan

banyaknya pegawai yang tidak tepat waktu pada saat masuk kantor, menunda pelaksanaan tugas

kantor, keluar kantor pada saat jam kantor dan kekurangefisienan dalam pemanfaatan sarana

kantor sehingga mempengaruhi tingkat prestasi kerja pada masing-masing individu. Karena

prestasi kerja sendiri dipengaruhi oleh karakteristik individu dan faktor lingkungan perusahaan,

baik suasana kerja, lingkungan fisik maupun leadership dari pimpinan. Sedangkan para atasan

sebagai motivator bagi para karyawannya berusaha agar prestasi kerja karyawannya terus

meningkat, perusahaan juga memberikan reward yang sesuai dengan prestasi kerja yang

diberikan karyawan kepada perusahaan.

Dilihat dari uraian diatas, tampak masih rendahnya disiplin kerja dan prestasi kerja

pegawai. Hal ini terlihat dari rendahnya semangat pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini akan berakibat pada rendahnya kinerja yang

dimiliki pegawai yang terlihat dari sering terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian

pekerjaan.

Faktor disiplin kerja sangat berperan penting dalam pelaksanaan kerja pegawai. Seorang

pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak

ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan

mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada

(3)

mempunyai kinerja yang baik karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Pegawai wajib mendisiplinkan diri masing-masing mulai dari lingkungan yang paling

kecil yaitu keluarga sampai lingkungan kerja agar tercipta produktivitas kerja yang baik dalam

menjalani tugasnya sebagai pegawai. Jika disiplin kerja tidak ditanamkan dan ditegakkan maka

manusia akan kembali kepada nalurinya semula sebelum ia dilatih dan memperoleh pendidikan

disiplin yaitu kecenderungan bertindak mencari jalan paling enak buat dirinya untuk menghirup

kebebasan secara maksimal jika tidak ada pengawasan eksternal dan akhirnya membuat dirinya

tidak tertib.

Satu hal yang cukup jelas memberikan informasi adanya perbedaan prestasi kerja antar

individu adalah perbedaan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu.

Kemampuan dan keterampilan individu juga sangat tergantung pada kemampuan intelektual,

bakat dan pengalaman yang berbeda-beda. Untuk mengatasi kekurangan pada faktor ini maka

banyak instansi pemerintah yang mengadakan sistem seleksi, training dan sosialisasi informasi

yang sesuai.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah unsur motivasi atau dorongan yang ada pada

diri individu untuk berperilaku termasuk bagaimana meningkatkan prestasi kerjanya. Motivasi

yang ada pada seseorang ini akan mempengaruhi apakah dia akan mengerjakan setiap tugasnya

dengan baik atau sebaliknya. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi diharapkan mampu

memperlihatkan prestasi kerja yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang

memiliki motivasi berprestasi rendah. Paling tidak individu tersebut dapat melihat apakah

masalah tertentu dianggap sebagai penghambat atau tantangan untuk menghadapinya.

Mangkunegara, (2006:10) berkaitan dengan itu, prestasi kerja seorang karyawan itu

sendiri akan mengalami perubahan. Dalam kurun waktu tertentu karyawan bisa menunjukkan

prestasi kerja yang baik atau sebaliknya. Atau ada juga karyawan yang bisa menunjukkan

prestasi kerja yang lebih baik dari karyawan lainnya. Hal tersebut bisa terjadi pada setiap

karakteristik pekerjaan baik pada tingkat operasional maupun manajerial.

Dari uraian di atas, disiplin kerja pegawai tidak akan terbentuk dengan sendirinya

(4)

mawas diri, intropeksi diri, moral, dan mental) dan faktor eksternal (lingkungan, kerja dan

masyarakat, keteraturan dan keteladanan).

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan maka penulis melakukan penelitian dengan

judul ” Hubungan antara Disiplin Kerja dengan Prestasi Kerja Pegawai Fakultas Psikologi

UIN Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mengidentifikasikan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Rendahnya disiplin kerja pegawai Fakultas Psikolgi UIN Jakarta.

2. Pegawai tidak tepat waktu pada saat masuk kerja.

3. Pegawai sering menunda-nunda pekerjaan.

4. Pegawai keluar kantor pada saat jam kerja.

5. Pemanfaatan sarana kantor yang tidak memperhatikan kehematan.

6. Faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai.

7. Rendahnya prestasi kerja pegawai Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

8. Pengaruh lingkungan kerja pada disiplin kerja.

C. Pembatasan Masalah

Hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja pegawai Fakultas Psikologi UIN

Jakarta.

(5)

1. Disiplin Kerja yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu dorongan yang akan

mengarahkan individu untuk bertingkah laku tertentu dengan tujuan agar dapat mencapai tujuan

organisasi perusahaan.

2. Prestasi kerja yang di maksud di sini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

D. Perumusan Masalah

Dalam masalah ini topik yang akan diteliti diberi judul Hubungan antara Disiplin Kerja

dengan Prestasi Kerja Pegawai Fakultas Psikologi UIN Jakarta”. Berdasarkan topik yang

dimaksud dan pembatasan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah

dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat disiplin kerja pegawai Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

2. Bagaimana tingkat prestasi kerja pegawai Fakultas Psikologi UIN Jakarta?

3. Bagaimana hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja pegawai?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengumpulkan data yang diperlukan,

kemudian memproses dan menganalisisnya berdasarkan teori-teori yang didapat untuk

mendapatkan kesimpulan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui tingkat disiplin kerja pegawai Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

(6)

3) Untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja pegawai Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

1). Manfaat Teoritis

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca dalam

menghubungkan masalah yang diteliti yaitu disiplin kerja dan prestasi kerja.

b) Untuk menambah pengetahuan mahasiswa lain serta sebagai acuan untuk penelitian

berikutnya.

2). Manfaat Praktis

Dari segi praktis penelitian ini adalah untuk bahan masukan bagi pemerintah khususnya

Fakultas Psikologi UIN Jakarta dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan disiplin kerja

dan prestasi kerja pegawainya ditinjau dari peningkatan sumber daya manusia.

F. Kerangka Berpikir.

Untuk mengetagui kerangka berfikir penelitian ini, dapat penulis kemukakan indikator

dari masing-masing variable.

Variable bebas (Disiplin Kerja)

Husein (2000:39) berpendapat bahwa seorang pegawai yang dianggap melaksanakan

prinsip-prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja.

(7)

3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan.

4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih.

5. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien.

6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat jam kerja.

7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja.

8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak tepat, dan hampir

tidak pernah absen karena sakit.

Variable terkait (Prestasi kerja)

Meliputi :

Ranupandojo (2000 :143), ada empat aspek yang biasa dipakai untuk menilai prestasi kerja

yaitu:

1. Kualitas kerja, indikatornya ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan.

2. Kuantitas kerja, indikatornya output, perlu diperhatikan juga bukan hanya output rutin, tetapi

juga seberapa cepat bisa menyelesaikan kerja “ekstra”.

3. Dapat tidaknya diandalkan, indikatornya mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan.

4. Sikap, indikatornya sikap terhadap perusahaan karyawan lain dan pekerjaan serta kerja sama.

Berdasarkan pemaparan diatas, secara sistematis dapat penulis kemukakan sebagai

berikut:

Gambar 1.1

Hubungan antara Disiplin Kerja dengan Prestasi Kerja

(8)

1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja.

2. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan organisasi.

3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan.

4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih.

5. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien.

6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat jam kerja.

7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja.

8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit.

Husein (2000)

Prestasi Kerja

Indikator 1. Kualitas Kerja

2. Kuantitas Kerja

3. Dapat tidaknya diandalkan

4. Sikap

Ranupandojo (2000)

G. Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi hasil pemikiran (pemahaman logis) (Apollo Daito, 2007:56).

Dari teori diatas, maka penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis nol (Ho)

Tidak terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja pegawai Fakultas Psikologi

UIN Jakarta.

(9)

Ada hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja pegawai Fakultas Psikologi UIN

Jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Sistimatika penulisan skripsi ini disajikan dalam lima bab yang mana setiap babnya akan

dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistimatika penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut: :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka berpikir,

hipotesis dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini, penulis mengemukakan seputar teori yang telah ada yang dijadikan landasan

dalam penulisan skripsi ini yang meliputi tentang Pengertian manajemen sumber daya manusia,

Teori-teori yang berhubungan dengan disiplin kerja, dan prestasi kerja.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang Tempat dan waktu penelitian, Metode penelitian,

Metode pengumpulan data serta Metode analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang tinjauan umum perusahaan, sejarah singkat

Fakultas Psikologi UIN Jakarta, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan fungsi perusahaan,

karakteristik responden, analisa tingkat disiplin kerja, analisa tingkat prestasi kerja, dan

pembahsan analisa hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

pada hakikat tertinggi dan dalam konteks ini manusia membutuhkan perantara dengan kualitas akal yang melebihi akal manusia biasa dan perantara itu adalah nabi. Nabi diutus oleh

Dengan adanya perhitungan stok minimum barang, dapat menjadi rekomendasi pemilik minimarket dalam hal membeli stok barang, artinya jumlah yang harus dibeli tidak

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan analisis data. Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian

Penggunaan energi listrik sebagai penerangan jalan yang memanfaatkan tanah didasari oleh sumber energi yang berdekatan dengan jalan, perlunya alternatif sumber

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kritik sosial dan pesan moral lewat pementasan wayang kulit lakon Bima Suci oleh dalang Ni Paksi Rukmawati di Desa Kedung Wangan

Kyai yang membolehkan jual beli cengkeh ijon sama dengan jual beli borongan atau tebasan karena kedua belah pihak telah sepakat dan tidak adanya paksaan.. Sedangkan para kyai yang

Pada tahap terakhir arsitektur teknologi, hal yang dilakukan adalah identifikasi platform teknologi melalui laporan dan proyeksi teknologi, menentukan kriteria dan proses

[r]